Anda di halaman 1dari 6

Laporan Orientasi RS Gading Pluit

Nama

: Indah Pratiwi

NIM

: 406147034

RS Gading Pluit, 2 oktober 2014


Stase 1 : ICU ( 08.00 10.00)
-

Pagi pagi kami datang dan melapor dengan perawat di


penanggung jawab di ICU ( bruder Hendrik) lalu kami mendapat
penjelasan lebih rinici mengenai ruang CCU di RS Gading Pluit
oleh dr. David ( dr. Thong ) yang sedang bertugas pagi itu. CCU di
RS gading pluit dibagi menjadi 4 bagian :
o ICU ( Intensive Care Unit)
Untuk pasien kritis dan pasien yang membutuhkan
pengawasan sangat ketat oleh tenaga medis. Di dalam
ruang ICU juga terdapat 2 ruang isolasi berfungsi untuk
pasien yang immunocompromise atau pasien-pasien
tertentu yang membutuhkan pengawasan sangat ketat
yang
membutuhkan
ruangan
khusus
agar
tidak
mengganggu pasien ICU lainnya ( contohnya pasien HIV,
TBC, MCI, dll.). Di ruang ICU terdapat 8 bed untuk pasien, 2
bed diantaranya bisa untuk pasien Hemodialisa. Setiap
masing masing bed dilengkapi dengan monitor.
o HCU (High Care Unit)
Ditujukan untuk pasien yang sudah lebih stabil dan tidak
butuh pengawasan seketat/sesering ICU. Setelah keadaan
pasien lebih stabil/membaik, pasien dapat dimasukan ke
rawat inap. Di ruang HCU hanya terdapat pipa untuk
Oksigen, tidak terdapat pipa AIR dan Vacum ( di ICU
terdapat pipa Oksigen, air, dan vacuum) . Di ruang HCU
terdapat 6 bed dan terdapat 4 kamar VIP. Kamar VIP untuk
pasien yang membutuhkan pengawasan ketat namun

menginginkan ruangan khusus dan tenaga medis sendiri.


Keluarga pasien memilih untuk membayar lebih demi
mendapatkan ruangan sendiri.
o PICU ( Pediatric Care Unit)
Untuk pasien anak anak.
o NICU ( Neonatal Care Unit)
Untuk Neonatus.
Ruang ICU mempunyai peralatan lengkap dan obat-obatan
emergensi yang lengkap. Kasus kasus yang sering ditemukan di
ruang ICU antara lain Stroke Hemoragik, Kasus Jantung ( seperti
Decomp), Pnemonia berat, ARDS, CKD, Kanker dan kasus kasus
saluran cerna. Ruang ICU RS Gading Pluit terdapat 30 orang
perawat, 6 orang dokter, 1 orang dokter anastesei, dan 1 orang
konsultan ICU ( bekerja menurut shift masing masing). Sumber
pasien ICU dapat berasal dari IGD, Post Operasi atau praktek
dokter.
Di ICU masing masing pasien yang dirawat dibuatkan catatan /
sejenis rekam medik yang harus diisi oleh tenaga medis yang
melakukan tindakan kepada pasien tertentu. Catatan itu dimiliki
oleh masing-masing pasien dibuat setiap hari selama pasien
berada di ICU. Misalnya, dalam satu hari pasien tersebut telah
mendapatkan apa saja perjam nya, baik itu nutrisi yang
diberikan, obat-obatan perjamnya, tanda-tanda vital perjamnya
(dibuatkan grafik), dll. Jadi ketika dokter jaga ICU / dokter
penanggung jawab pasien datang untuk visit pasien, mereka
dapat dengan mudah mengevaluasinya dengan melihat pada
catatan yang diletakkan didepan ranjang pasien tersebut. Jam
visit untuk keluarga 11. 00 12.00.
Saat itu di ICU terdapat dua orang pasien. Beruntung karena saya
mendapatkan shift pagi di ICU ( jam 08.00 10.00), saya diajak
untuk melihat dr. David melakukan follow up pada salah satu
pasien.
Pasien 1
nn. Hellen, 25 tahun. Dx : SAH e.c trauma kapitis. Nona
hellen masuk ICU dikarenakan mengalami kecelakaan
motor. dr. David melakukan anamnesis kembali untuk follow

up keadaan pasien tersebut. Lalu dr. david menuliskan di


catatan medic pasien tersebut obat apa yang diberikan hari
itu, nutrisi / makanan, dan tindakan yang akan dilakukan
hari itu. Pada hari itu pada pasien itu akan dilakukan CT
scan tanpa kontras. saat pasien tersebut dirujuk untuk
melakukan CT scan dibagian radilogi , pada saat
pemindahan pasien, harus ditemani oleh dokter jaga ICU
yang bertugas hari itu dengan membawa kotak peralatan
yang mengandung obat-obat emergensi (emergency kit).
Pasien 2
Tn. Samsuri. Dx : Intoksikasi cairan kimia. Pasien tersebut
masuk ICU karena terminum cairan pembersih lantai. Pada
hari itu pasien sudah boleh dipindahkan ke ruang rawat inap
karena keadaannya sudah membaik.
STASE 2 : Ruang OK ( 10. 00 12.00)
-

Masuk ke ruang OK dan menikuti operasi laparotomi untuk


pengangkatan kista ovarium yang saat itu dilakukan oleh dr.
Miranti, Sp. OG.

STASE 3 : Radiologi ( 13.00 15.00)


-

Mendapatkan penjelasan dan pengenalan alat radiologi


konvensional dan non konvensional. Dalam bagian radiologi,
terdapat alat radiologi konvensional :
X-ray
Panoramic untuk melihat keseluruhan struktur gigi dan
rahang.
Dental Unit untuk melihat gigi juga seperti panoramic
namun dental unit hanya terbatas untuk melihat 1 3 gigi

saja, sedangkan panoramic dapat melihat keseluruhan gigi


dan rahang.
Mammography untuk pemeriksaan payudara.
-

Alat radiologi nonkonvensional :


CT-scan
Merupakan pemeriksaan dengan sinar X yang dapat
menghasilkan detil gambar dari bagian tubuh seperti
kepala, tulang belakang, dada, perut dan pembuluh darah.
Dapat mendeteksi secara dini dan menunjukkan lokasi dan
ukuran tumor. Dapat membantu evaluasi pasien yang
menjalani terapi atau operasi. Bisa beberapa slice 64 slice
(MSCT Multi Sliced CTscan). CT- scan dapat dilakukan 2
macam yaitu dengan kontras atau tanpa kontras. CT scan
merupakan pemeriksaan dengan menggunakan radiasi.
MRI
Pemeriksaan menggunakan medan magnet dan gelombang
frekuensi radio untuk mendapat gambar bagian tubuh
secara detil tanpa penggunaan sinar X atau bahan
radioaktif. MRI mengahsilkan gambar yang sangat jelas dari
jaringan lunak tubuh, pembuluh darah dan untuk analisa
metabolit kimiawi. Bagus untuk melihat jaringan-jaringan
terutama otak dan persarafan lebih jelas untuk melihat
infark
cerebral.
Kasus
yang
biasa
tumor/metastasis,
meningitis
toxo,
penyempitan pembuluh darah, infark, dll

ditemui
:
perdarahan,

PET-CT.
-

Mengamati proses pengambilan foto thorax pada seorang pasien.

STASE 4 : IGD ( 15.00 17.00)


-

Mendapatkan penjelasan tentang system triage di IGD oleh dr.


Heru, selaku kepala IGD RS Gading Pluit. Di IGD, semua pasien
yang dating akan dilakukan system triage sesuai dengan
kegawatan dari pasien tersebut. System triage di IGD terdiri dari
4 tingkatan yang disimbolkan dengan warna.
Merah

untuk

pasien

dengan

kondisi

gawat

darurat

( mengancam nyawa dan membutuhkan pertolongan


segera). Contoh kasus yang digolongkan triage merah
antara lain : pasien sesak, gagal nafas, kejang demam,
intoksikasi, trauma kapitis, dll. Dibagian triage merah
terdapat peralatan dan obat obatan untuk resusitasi.
Kuning untuk pasien dengan keadaan gawat (mengancam
nyawa). Contoh kasus yang digolongkan triage kuning
antara lain : Pasien dengan luka, patah tulang, dan
kecelakaan.
Hijau untuk pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan
darurat. Contohnya pasien dengan batuk pilek, demam, dll.
Hitam untuk pasien yang meninggal baik meninggal di IGD
atau dalam perjalanan ke IGD (DOA).
-

dr. Heru menjelaskan tentang alur IGD di RS Gading Pluit. IGD


adalah pintu gerbang masuknya pasien ke dalam RS. Semua
pasien akan melewati IGD sebelum nantinya dirujuk ke bagianbagian yang sesuai. Setelah triage, pasien akan diperiksa oleh
dokter jaga IGD. Dokter akan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang ( lab, ekg, rontgen)
lalu akan ditentukan working diagnosisnya baru ditentukan
selanjutnya pasien akan dipindahkan ke rawat inap, ICU atau
diperbolehkan pulang. . Semua tindakan seperti pengambilan

darah , pemasangan infus, dll dilakukan di IGD sebelum pasien


dikirim ke bagian yang sesuai.
-

Pada siang itu tidak ada pasien di IGD jadi saya hanya melihat
lihat peralatan di IGD dan mendengarkan penjelasan dari dr. Heru
dan perawat disana.

Anda mungkin juga menyukai