OLEH :
ANGGARA PUTRA PM
01.17.0068
1. Definisi
ICU adalah ruang rawat rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditunjukan
untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa.
ICU adalah ruang rumah sakit yang di lengkapi staf dan peralatan khusus untuk merawat
dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh kegagalan/ disfusi satu organ atau ganda yang
masih reversible.
2. Peran ICU
Erat hubungan nya dengan peran rumah sakit didaerah itu agar pelayanam lebih rasional
Pada rumah sakit yang didaerah yang kecil, disini ICU lebih disebut sebagai unit
Mampu melakukan ventilasi jangka lama,punya dokter residen yang selalu unit
ditempat dan mempunyai hubungan dengan fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi.
Bentuk fasilitas lengkap untuk menunjang kehidupan (misal dialysis), monitor invasive
(monitor tekanan intracranial) dan pemeriksaan canggih (CT scan) tidak perlu rutin ada,
Biasanya dirumah sakit tipe A, memiliki semua aspek yang dibutuhkan ICU agar
(MRI dan CT Scan) tersedia dengan dukungan speasalis semua disiplin. Putra dkk,
(2014 : 187-188)
3. Tipe, Ukuran, Lokasi ICU
(jantung koroner), unit dialysis dan neonatal ICU. Alasan utama untuk hal ini adalah segi
Jumlah bed ICU dirumah sakit berkisar antara 1-4% dari kapasitas bed rumah
sakit.Jumlah ini tergantung pada peran dan tipe ICU. Lokasi ICU sebaiknya diwilayah
penanggulangan gawat darurat (centrical cara area) dirumah sakit, jadi harus berdekatan
dengan unit gawat darurat,kamar bedah,CCU dan akses ke laboratorium klinik dan radiology.
a. Transportasi diantara tempat ini harus baik dan lancar,baik untuk alat maupun tempat
tidur.
b. Ruang di ICU sebaiknya banyak berjendela lebar dari pusat pesawat siaga harus dapat
meliputi semua pasien dan untuk ruang isolasi dapat dipasang monitor televise.
d. Tempat cuci tangan harus cukup agar memudahkan petugas (dokter dan perawat)
untuk mencapainya setiap sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien (bila
Tenaga dokter, perawat, paramedic lain dan non-medik tergantung pada level ICU
5. Kebijakan Operasional
a. ICU terbuka : mempunyai akses tak terbatas oleh dokter yang dapat dengan bebas
b. ICU tertutup : mempunyai kebijakan pasien yang masuk,keluar dan rujukan oleh control
ICU.
c. Kebijakan dapat bersifat universal (misal kebijakan antibiotika) dan dapat bersifat local
(misal memakai baju khusus waktu masuk ICU).Yanti dkk, (2014 : 189)
Pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi
dengan dokter ICU. Konsultasi sifatnya tertulis,tetapi dapat juga didahului secara lisan (misal
per telepon) terutama dalam keadaan mendesak, tetapi tetap diikuti dengan konsultasi tertulis.
Keadaan yang mengancam jiwa dari pasien akan ditangani oleh dokter ICU beserta staf,tetapi
pasien yang perlu bantuan khusus dapat dibantu pihak ICU.Selama pengobatan di ICU maka
dimungkinkan untuk konsultasi dengan berbagai spesialis diluar dokter pengirim dan dokter
ICU bertindak sebagai koordinatornya. Terdapat pasien dan atau keluarga diberikan
penjelasan tentang perlunya masuk ICU dengan segala konsekuensinya (termasuk biaya)
Seperti dikemukakan dalam definisi ICU maka pasien yang masuk ICU adalah pasien yang
dalam keadaan teracam jiwanya sewaktu-waktu karena kegagalan atau disfungsi satu/ multiple
organ atau system dan masih ada kemungkinan dapat disembuhkan kembali melalui
Dari disfungsi atau kegagalan organ atau system ini dapat di uraikan berbagai jenis
Selain indikasi medic yang jelas ini,maka masih dikenal indikasi sosial yang masuknya
pasien ke ICU diluar indikasi medic yaitu: pasien tidak ada kegawatan mengancam jiwa atau
pasien yang sudah jelas ireeversibel penyakitnya (misal mati batang otak,penyakit kanker yang
sudah metastase jauh). Tetapi karena ada pertimbangan sosial tertentu dapat masuk ICU. Putra
menular seperti gas gangraen. Sedangkan kontra indikasi social diatas.Yanti dkk, (2014 :
190)
a. Meninggal dunia.
b. Tidak kegawatan yang mengancam jiwa sehingga dapat dirawat diruang biasa atau dapat
pulang.
c. Atas permintaan keluarga tetapi harus ada informed consent yang khusus dari keluarga
Pasien di ICU agak berbeda dengan pasien dirawat inap biasa,karena pasien ICU
dapat dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokternya. Di
ICU pasien dapat sakit kritis atau kehilangan kesadaran atau mengalami
kelumpuhan,sehingga segala sesuatu yang terjadi pada diri pasien hanya dapat diketahui
melalui monitoring dan recording yang baik dan teratur. Perubahan yang terjadi harus
dianalisis secara cermat untuk mendapatkan tindakan atau pengobatan yang tepat.
1. Definisi
Akut miokard infark atau yang sekarang dikenal dengan sindrom koroner akut (SKA) adalah
salah satu istilah atau terminilogi yang digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau
kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil/APTS (unstable
angina/UA),infark miokrd gelombang non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST(Non-
2015 :23)
Akut miokard infark adalah kematian jaringan miokard yang diakibatan oleh kerusakan aliran
darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan korner diakibatkan oleh aterosklerosis atau
penurunan aliran darah akibat syok atau pendarahan ).Yuli (2017 :128)
Infark miokard adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian.Berkurangnya aliran darah dari koroner
disebabkan karena adanya sumbatan pada arteri koroner.Sumbatan terjadi karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbatan aliran darah kejaringan otot
jantung.Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi
lemak disebut Plak ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri sehingga
mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian distal. Nugroho dkk,
(2016 : 33)
Dari beberapa pengertian diatas,dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan akut
miokard infark adalah suatu keadaan ketika secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan
aliran darah kejantung,yang menyebabkan kematian jaringan pada otot jantung karena
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Gambar 2.1
Gambar 2.1
b. Fisiologi
Jantung adalah sebuah pompa yang terdiri dari jantung bagian kanan yang
terbentuk dari dua ruangan,atrium dekstra dan ventrikel dekstra,serta bagian kiri yang
terbentuk juga oleh dua ruangan,atrium dekstra dan ventrikel dekstra,serta bagian kiri
yang terbentuk juga oleh dua ruangan,atrium sinistra dan ventrikel sinistra.
1. Kedua vena kava superior dan inferior,yang membawa darah dari berbagai bagian
tubuh.
melalui kedua arteria pulmonalis dekstra dan sinistra ke pulmo ; yaitu tempat
Terletak diantara atrium dan ventrikel terdiri dari katup trikuspidal disisi
kanan antara atrium dan ventrikel dekstra yang mempunyai tiga lembar katup,dan
katup bikuspidal atau mitral disisi kiri antara atrium dan ventrikel sinistra yang
2. Katup semilunaris
Terletak diantara ventrikel sinistra dengan aorta dan antara ventrikel dekstra
manusia.Pasokan darah jantung berasal dari dua buah cabang pertama aorta
3. Etiologi
Faktor penyebab:
2. Emosi
4. Hypertiroidisme
1. Kerusakan miocard
2. Hypertropimiocard
3. Hydpertensi diastolic
Faktor predisposis :
2. Jenis kelamin : Insiden pada pria tinggi,sedangkan wanita meningkat setelah menopause
3. Hereditas
1. Mayor : Hiperlipidemia,hipertensi,merokok,diabetes,obesitas,
Menurut Hariyanto, dkk (2015 :12) patofisiologi AMI sebagai berikut : Kebutuhan akan
oksigen yang melebihi batas kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh yang terserang penyakit
perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan serta menekan fungsi miokardium mengubah
Metabolisme anaerob melalui lintas glikolitik jauh lebih tidak efisien apabila dibandingkan
dengan metabolisme aerobik melalui fasforilisasi oksidatif dan siklus krebs.Pembentukan fosfat
berenergi tinggi menurun cukup besar.Hasil akhir metabolisme anaerob,yaitu asam laktat yang
tertimbun sehingga menurunkan pH sel.Akibatnya efek hipoksia dan asidosis terhadap daya
tekanan darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri.Iskemia miokardium secara khas disertai
oleh dua perubahan elektrofisiologi seluler,yaitu gelombang T terbalik dan depresi segmen ST
yang dihubungkan dengan angina. Angina pektoris atau nyeri dada biasanya menyertai iskemia
miokardium.
5. Manifestasi Klinis
b. Sifat nyeri : rasa sakit,seperti ditekan,rasa terbakar,rasa tertindih berat badan, terasa ditusuk,
c. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri,leher kiri dan lengan atas kiri
f. Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual,muntah,susah bernafas, cemas, dan lemas.
g. Dispnea
6. Komplikasi
a. Mati mendadak
b. Aritmia
c. Nyeri menetap
d. Angina
e. Gagal jantung
f. Ketidakmampuan mitral
g. Perikarditis
h. Ruptur jantung
i. Trombosis mural
j. Aneurisma ventrikel
k. Emboli pulmo
7. Pemeriksaan Penunjang
Terjadi perubahan gelombang T tinggi atau T terbalik dan segmen ST depresi atau ST
elevasi.
8. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nurarif, dkk ( 2015 : 26) penatalaksaan yang bisa dilakukan pada penderita
a. Terapi Trombolitik
Obat intervena trombolitik mempunyai keuntungan karena dapat diberikan melalui vena
dimanapun.Direkomendasikan penderita infark miokard akut <12 jam yang mempunyai elevasi
segmen ST atau left bundle branch block (LBBB) diberikan IV fibrinolitik jika tanpa kontra
pendarahan aktif tidak diberikan terapi fibrinolitik.Dosis streptokinase diberikan 1,5 juta IU
b. Terapi antiplatelet
1. Aspirin
menghambat agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit160 mg dan dilanjutkan
2. Tiklopidin
3. Clopidogrel
Clopidogrel mempunyai efek menghambat agregasi platelet melalui hambatan
lebih sedikit dibanding tiklopidin dan tidak pernah dilaporkan menyebabkan neutropenia.
4. Terapi antithrombin
a. Unfractioned heparin
c. Direct antithrombin
a. Nitrogliserin
sebelum melakukan aktivitas atau menghadapi situasi lain yang dapat menginduksi
oral,obat ini mengalami metabolisme lintas pertama yang sangat tinggi sehingga
cepat sekali karena menghindari efek lintas pertama.Efek sesudah 2 menit dan
bertahan selama 30 menit.Dosis sublingual yaitu 0,5-0,6 mg dan dosis oral 6,5-13
mg.
6. Isosorbid dinitrat
sublingual mulai kerjanya dalam 3 menit dan bertahan sampai 2 jam.Resorpsinya juga
Obat ini terutama digunakan oral sebagai profilaksis untuk mengurangi frekuensi
obat-obat yang biasa digunakan.Mulai kerja setelah 15 menit dan bertahan kurang lebih 8
jam,waktu paruhnya 4-5 jam.Dosis yang dapat digunakan yaitu 20-30 mg.
1. Pengkajian
a. Identitas
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor register,
pendidikan, tanggal MRS, serta perkerjaan yang berhubungan dengan stres atau sebab dari
antara pasien yang satu dengan yang lain dan untuk menentukan resiko penyakit jantung
koroner yaitu laki-laki diatas 35 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun ( Shoemarker,2011 :
143)
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh dadanya terasa sakit (bagian sternum setelah tindakan operasi
CABG).
Biasanya pasien akut miokard infark mengalami keluhan cepat lelah dan dada terasa
sakit seperti ditindih beban berat.Tidak terdapat keluhan sesak nafas saat istirahat dan
3. Pengkajian Primer
a. Airways
2. Whezezing
b. Breathing
3. Ronchi,krekles
c. Circulation
2. Takikardi
3. TD meningkat/menurun
4. Edema
5. Gelisah
6. Akral dingin
7. Kulit pucat,sianosis
4. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas
1. Gejala :
a. Kelemahan
b. Kelelahan
2. Tanda
a. Takikardi
b. Sirkulasi
darah,diabetes melitus.Tanda :
1. Tekanan darah
Dapat norma / naik / turun
2. Nadi
Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
3. Bunyi jantung
4. Murmur
5. Friksi
Dicurigai perikarditis
7. Edema
8. Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa atau bibir
c. Integritas ego
Gejala :
Menyengkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja,
keluarga.
Tanda :
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan
f. Hygiene
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
Gejala :
1. Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat atau tidak berhubungan dengan
2. Lokasi
rahang, wajah, tidak tentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, addomen,
punggung, leher
3. Kualitas
4. Intensitas
Biasanya 10 (pada skala 1-10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang
pernah dialami
5. Catatan
Nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi,diabetes melitus, hipertensi,
lansia
i. Pernafasan
Gejala :
2. Dispnea noctural
Tanda :
3. Pucat, sianosis
j.Interaksi sosial
Gejala :
1. Stress
Tanda :
3. Menarik diri
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif,dkk 2015 ( 28 ) diagnosa yang muncul pada pasien Akut Miokard
1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan pertukaran gas ke alveoli atau kegagalan utama
3. Intervensi / Perencanaan
Menurut aplikasi asuhan keperawatan NANDA NIC-NOC intervensi yang dilakukan pada
c. Fisiologis :
1. Wajah tegang, tremor tangan
2. Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
3. Gemetar, tremor
4. Suara bergetar
d. Simpatik
1. Anoreksia
2. Eksitasi kardiovaskuler
3. Diare, mulut kering
4. Wajah merah
5. Jantung berdebar-debar
6. Peningkatan tekanan darah
7. Peningkatan nadi
8. Peningkatan reflek
9. Peningkatan frekwensi pernapasan,
pupil melebar
10. Kesulitan bernapas
11. Vasokontriksi superfisial
12. Lemah, kedutan pada otot
e. Parasimpatik
1. Nyeri abdomen
2. Penurunan tekanan darah
3. Penurunan denyut nadi
4. Diare,mual,vertigo
5. Letih, gangguan tidur
6. Kesemutan pada extremitas
7. Sering berkemih
8. Anyang-anyangan
9. Dorongan segera berkemih
f. Kognitif
1. Menyadari gejala fisiologis
2. Bloking fikiran, konfusi
3. Penurunan lapang persepsi
4. Kesulitan berkonsentrasi
5. Penurunan kemampuan untuk
memecahkan masalah
6. Ketakutan terhadap konsekwensi
yang tidak spesifik
7. Lupa, gangguan perhatian
8. Khawatir, melamun
9. Cenderung, menyalahkan orang lain
Faktor yang berhubungan
a. Perubahan dalam (status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran)
b. Pemajanan toksin
c. Terkait keluarga
d. Herediter
e. Infeksi/kontaminan interpersonal
f. Penularan penyakit interpersonal
g. Krisis maturasi, krisis situasional
h. Stres, ancaman kematian
i. Penyalagunaan zat
j. Ancaman pada (status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan,pola
interaksi,fungsi peran, status
peran,konsep diri)
k. Konflik tidak disadari mengenai
tujuan penting hidup
l. Konflik tidak disadari mengenai nilai
yang esensial/penting
m. Kebutuhan yang tidak dipenuhi
4. Pelaksanaan/Implementasi
Jauhar, (2013:153)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap penilai atau evaluasi dari perbandingan yang sitematis dan
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan.
(Bararah,Jauhar,2013 : 153)
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KRITIS (ICU/ICCU/HCU)
Identitas Klien
Nama : Tn.”F” Umur :52 tahun
No MR : 252xxxx Jenis Kelamin : laki-laki
Status : menikah Agama : islam
Pendidikan : SMA
Alamat :Tungkal
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.”A”
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Hubungan dg klien : istri
Alamat :Tungkal
B. Alasan di rawat
Pasien mengatakan pusing sejak sejak 3 hari yang lalu, nyeri dada sejak 3 hari yang lalu nyeri
dirasakan saat istirahat, dada terasa berat.
Pasien mengatakan pusing sejak sejak 3 hari yang lalu, nyeri dada sejak 3 hari yang lalu nyeri dirasakan
saat istirahat, dada terasa berat. Nafas terasa sesak,
Setelah melakukan pengkajian di dapatkan data pasien mengatakan nyeri dada, nyeri menyebab
istirahat nya terganggu. Nyeri yang di rasakan seperti tertimpa beban berat dengan skala nyeri 6 dan nyeri
datang terus- menerus. Pasien juga merasakan sesak nafas sehingga membuat pasien tidak nyaman dan
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
: Pasien
C. Pengkajian Fisik
Irama nafas : teratur
Suara Nafas : ronkhi
RR : 22x/m
Gerakan dada : Simetris
Sesak : Ya
Otot bantu nafas : Ya
Pernafasan Batuk : Tidak
Sputum : Tidak
Jalan nafas : Paten
Mayo/Gudel : Tidak
Data lain : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan pola nafas
GCS ; E :4 V :5 M :6 Total : 15
Kesadaran : composmentis
Refleks Fisiologis : ( ) Patella ( ) Triceps ( ) Biceps
Refleks Patologis : tidak ada
Data lain : tidak ada
Neurologis dan
Masalah Keperawatan : tidak ada
sensori
Kebersihan : Bersih
Urine : 500cc/hari
Warna : kuning
Bau : khas
Kandung kencing
Membesar : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
Perkemihan Gangguan : tidak
Alat bantu :kateter
Data lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
Orang yang paling dekat : Pasien mengatakan orang yang paling dekat
dengannya adalah istrinya sendiri, hubungan dengan teman dan
lingkungan sekitar baik, Pasien juga mengetahui tentang
penyakitnya. Selama di Rumah Sakit pasien hanya berzikir dan
Hasil Laboratorium/Hematologi
Jenis Periksa Hasil Pemeriksaan Normal
PH 7,4 7,38-7,42
PCO2 23,0 38-42 mmHg
PO2 238 75-100 mmHg
HCO3 13,3 22-28 mEq/L
SO2 99% 94-100 mmHg
Hb 12,2 14-18 gr%
Leukosit 13.750 u/L 5.000-10000 u/L
Trombosit 313.000 u/L 140.000-450.000u/L
BSS 205 mg/dL 60-200 mg/dL
Khusus pemeriksaan Radiologi/CT-Scan/dll :
Tanggal :
Jenis Pemeriksaan :
Hasil :
Kesan :
E. Therapi
Dimulai dari Tanggal berapa sampai tanggal berapa :
20
0
150
100
HEMODINAMIK
50
Tipe Ventilasi
Respirasi
RR
SaO2/SPO2
Kesadaran
Ukuran Pupil
Kaki
Tangan
NEURO
GCS
EVM
Line 1
(nama)
(jumlah/
mL)
Line 2
Line 3
CAIRAN MASUK
Line 4
Enteral (nama)
(jumlah/
mL)
Total
K NGT
E Urine
BAB
Drain
Total
G. ANALISA DATA
Penurunan kontraktititas
miokard
Kelemahan miokard
Ketidakefiktifan pola
nafas
Penurunan kontralitas
5 5 miokard
5 5
Skala aktivitas : 3
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
H. Daftar Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Intoleransi aktivitas
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan pasien
memegang dada.
2. Ketidakefektifan pola nafas brerhubungan dengan gangguan pertukaran gas di tandai dengan pasien
terlihat sesak.
3. Intoleransi aktivitas adanya iskemia jaringan miokard ditandai dengan semua aktivitas pasien dibantu
berkurang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 1. Buka jalan nafas, gunakan tekhnik chin
jam diharapkan tidak ada sesak nafas dengan kriteria
lifs atau jaw thrust bila perlu.
hasil :
1. Mendemontrasikan batuk efektif dan suara 2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan alat jalan nafas bantuan.
dyspneu ( mamapu mengeluarkan sputum,
3. Posisikan pasien untuk memaksimal kan
mampu bernafas dengan mudah tidak ada
pursedlips ) ventilasi.
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten ( pasien 4. Auskultasi suara nafas tambahan.
tidak merasa tercekik, irama nafas frekuensi
5. Monitor RR
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal ) 6. Pertahan kan posisi pasien
3. Tanda – tanda vital dalam rentang normal
7. Berkolaborasi dalam pemberian O2
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam 1. Kaji aktivitas yang masih dapat
20. Tanda – tanda vital dalam rentang normal 5. Berikan motivasi pasien kepada pasien.
bantu
ventilasi adekuat
CATATAN PERKEMBANGAN
Respon : O:
2. Melakukan pengkajian nyeri secara tetimpa beban berat dengan skala nyeri 6 dan
nonfarmokologi yang diajarkan dengan Telah diberikan obat dobutamin, lasix, heparin,
Respon : A:
terganggu P:
RR : 22x/ menit
TD : 106/59 mmHg
Respon :
Respon : terganggu.
RR : 22x/ mmHg
Tidak ada suara nafas tambahan Gerakan dada : Simetris
4. Mempertahan kan posisi pasien Pasien dalam dalam posisi semi fowler
Pasien masih dalam posisi semi fowler Telah diberikan O2 sebanyak 10 Liter/ menit.
A:
5. Berkolabarasi dalam pemberian O2
Masalah belum teratasi
Respon :
P:
Telah diberikan O2 sebanyak 10 liter/
Intervensi dilanjutkan ( 2, 3, 4, 5 )
menit
keluarganya. P:
total
Respon :
pasien
Respon :