Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Darmawan

Ardiansyah/1112113000007/HI D

The Melian Dialogue


The Melian Dialogue adalah sebuah percakapan yang dibuat oleh
Thucydides. Percakapan ini berisi perihal mengenai negosiasi yang
dilakukan oleh perwakilan orang-orang Athena dan penduduk Melian.
Dialog Melian mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan Hubungan Internasional. Karena isi dari
dialog ini mengandung hal yang berkaitan dengan negosiasi, politik,
kekuatan, dan konsep-konsep yang tercakup dalam Teori Hubungan
Internasional.
Thucydides mengisahkan bahwa dialog ini berawal dari keinginan
Athena untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Setelah melakukan
beberapa penaklukan, sampailah mereka di pulau Melos. Dalam
ekspedisinya, orang-orang Athena membawa 38 kapal dimana dari 38
kapal tersebut 6 diantaranya berasal dari Chios, dan 2 diantaranya
berasal dari Lesbos. Mereka juga membawa 1200 hoplites, 300 pemanah,
dan 20 pemanah berkuda, semua pasukan ini dibawa dari Athena. 1500
hoplites juga didatangkan dari para sekutunya untuk membantu dalam
ekspedisi penaklukan yang dilakukannya.
Kedatangan mereka ke pulau Melos dengan bala tentara yang sangat
besar digunakan untuk menunjukkan bahwa orang-orang Athena benarbenar serius untuk menaklukan wilayah tersebut. Akan tetapi, walaupun
mereka datang dengan bala tentara yang sangat besar, mereka tidak
serta-merta langsung menyerang pulau tersebut. Sebelum penaklukan,
mereka melakukan perundingan dengan penduduknya terlebih dahulu.
Perundingan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi penduduk
Melos untuk memilih, apakah menyerah serta menjadi daerah taklukan
dan membayar upeti kepada Athena tanpa peperangan atau memilih jalan
kekerasan, yaitu peperangan.
Apabila kita telaah lebih lanjut perundingan ini lebih didominasi oleh
Athena daripada Melos. Mengapa demikian? Karena Athena mempunyai
kekuatan/power yang lebih besar daripada Melos. Dalam perundingan ini
Melos yang merupakan sekutu dari Sparta lebih memilih untuk netral,
tidak memihak Athena ataupun Sparta. Kenetralan mereka bagi Athena
hanyalah isapan jempol belaka. Tidak ada bukti yang konkrit untuk
meyakinkan Athena bahwa mereka benar-benar netral. Ketidak percayaan
Athena didasarkan pada bukti bahwa Melos adalah sekutu dari Sparta.
Negosiasi berjalan alot, dua kubu tetap dalam pendirian masingmasing, tidak ada yang mau mengalah, kedua-duanya benar-benar keras
kepala. Setelah melalui negosiasi yang sangat panjang, Athena
memutuskan untuk menyerang Melos. Keteguhan Melos untuk tidak
menjadi taklukan Athena adalah karena mereka tidak ingin menyerahkan
kemerdekaan mereka begitu saja. Kepercayaan mereka terhadap bantuan
Sparta dan dewa bagi Athena tidak ada gunanya. Karena bala tentara

Athena sudah siap menunggu perintah untuk membumi hanguskan pulau


Melos dalam sekejap.
Relevansi antara dialog ini dengan praktik HI pada masa kini
mencakup beberapa aspek fundamental dalam strategi negosiasi yang
dilakukan oleh berbagai negara pada masa kini. Contohnya pada kasus
yang terjadi pada Suriah, dimana Amerika Serikat berencana melakukan
aksi militer atas Suriah yang telah melakukan kejahatan perang. Amerika
Serikat meminta pendapat mengenai rencananya ini kepada Rusia. Dalam
negosiasi ini kemungkinan besar dua negara super power ini akan
melakukan tawar-menawar agar pendapatnya dapat diterima masingmasing pihak. Dan tidak luput juga kemungkinan bahwa dalam tawarmenawar itu masing-masing pihak akan berpegang teguh pada
prinsipnya.

Anda mungkin juga menyukai