Anda di halaman 1dari 22

MODUL 4

Jenis dan Metode Instalasi


Pada Tiang

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

DAFTAR ISI
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Pengantar..................................................................................................1
1.1.

Umum..............................................................................................1

1.2.

Tujuan Instruksional Umum.............................................................1

1.3.

Tujuan Instruksional Khusus...........................................................1

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang............................................................2


2.1.

Fungsi Pondasi Tiang......................................................................2

2.2.

Jenis Pondasi Tiang........................................................................3


2.2.1.

Tiang baja...................................................................................3

2.2.2.

Tiang beton................................................................................6

2.2.3.

Tiang kayu................................................................................10

2.2.4.

Tiang komposit.........................................................................12

2.2.5.

Perbandingan antara jenis-jenis tiang......................................12

Panjang Tiang dan Metode Instalasi....................................................14


3.1.

3.2.

Perkiraan Panjang Tiang...............................................................14


3.1.1.

Point bearing piles....................................................................14

3.1.2.

Friction piles.............................................................................15

3.1.3.

Tiang kompaksi........................................................................15

Metode Instalasi Tiang...................................................................16

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

Bab 1

Pengantar

1.1. Umum
Modul ini akan menguraikan jenis, fungsi, dan metode instalasi pondasi tiang. Pondasi
tiang merupakan pondasi yang sangat banyak digunakan terutama untuk bangunan
gedung. Pondasi tiang tergolong ke dalam pondasi dalam, yang berarti bahwa biaya
konstruksinya menjadi jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan pondasi dangkal.
Namun ada kalanya pilihan pada penggunaan pondasi tiang merupakan keharusan.
Modul ini dititik beratkan pada pengenalan pondasi tiang, baik secara fisik maupun
sejumlah peralatan yang dibutuhkan dalam instalasinya (pemasukannya) ke dalam tanah.
Terdapat banyak metode instalasi hingga ke akhir-akhir ini. Metode instalasi kuno
berkaitan dengan penggunaan palu, yang sangat dikenal dengan istilah tiang pancang.
Namun perlu difahami bahwa akhir-akhir ini metode pemancangan bukanlah metode yang
terlalu populer, terutama di daerah perkotaan. Penggunaan tiang bor malah boleh
dikatakan terus meningkat terutama di daerah yang padat penduduknya.

1.2.

Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa memiliki pengertian tentang


jenis-jenis pondasi tiang dan metode instalasinya.

1.3.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat memenuhi hal-hal berikut.
1.

Mahasiswa memahami jenis-jenis pondasi tiang dan mampu memberi penjelasan


tentang keuntungan maupun kerugian suatu jenis pondasi tiang.

2.

Mahasiswa mampu memahami metode instalasi tiang yang dilaksanakan hingga


akhir-akhir ini, dan mengerti keuntungan maupun kerugian suatu metode tertentu
berkaitan dengan situasi di lapangan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Bab 2

Modul 4

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

2.1. Fungsi Pondasi Tiang


Tiang adalah bagian dari suatu struktur yang terbuat dari baja, beton, dan/atau kayu.
Tiang-tiang ini digunakan untuk membuat pondasi tiang, yang biasanya dalam dan lebih
mahal dari pondasi dangkal. Meskipun lebih mahal, penggunaan tiang ini kadang
merupakan keharusan demi tercapainya suatu struktur yang aman. Berikut ini adalah
beberapa fungsi yang berkaitan dengan kondisi yang memerlukan pondasi tiang.
(1)

Apabila lapisan tanah bagian atas adalah sangat mudah termampatkan (highly
compressible) dan terlalu lunak untuk memikul beban dari struktur bagian atas,
sehingga tiang diperlukan untuk menyalurkan beban itu ke tanah keras atau batuan.
Hal ini diperlihatkan pada Gambar 1(a). Apabila batuan atau tanah keras tidak
berada pada kedalaman yang memadai, tiang dimanfaatkan untuk menyalurkan
beban secara berangsur ke tanah. Tahanan yang diberikan tanah secara pokok
akan berasal dari tahanan gesek yang dikerahkan oleh kulit tiang yang merupakan
muka-antara tanah-tiang (soil-pile interface), seperti ditunjukkan pada Gambar 1(b).

(2)

Ketika menerima gaya-gaya horizontal [lihat Gambar 1(c)], pondasi tiang dapat
melawan tekuk sementara menerima gaya-gaya vertikal yang datang dari struktur di
atasnya. Situasi dalam jenis ini umumnya ditemukan dalam perencanaan dan
pembangunan struktur-struktur penahan tanah dan pondasi dari gedung-gedung
tinggi yang mungkin menderita beban angin kencang dan/atau gaya-gaya gempa.

(3)

Di dalam banyak kasus, tanah-tanah ekspansive dan mudah runtuh bisa jadi
ditemukan pada tempat-tempat dimana struktur akan didirikan. Tanah seperti ini
mungkin saja mencapai kedalaman yang jauh di bawah permukaan tanah. Tanah
ekspansive akan mengembang dan menyusut bergantung pada naik atau turunnya
kadar air. Tekanan pengembangan dari tanah semacam ini biasanya adalah tinggi.
Jika pondasi dangkal digunakan dalam kondisi tanah seperti ini, struktur bisa
mengalami kerusakan yang serius. Tetapi kalau digunakan pondasi tiang, maka
tiang dapat diperpanjang sedemikian hingga melampaui zona yang aktif
mengembang maupun menyusut [Gambar 1(d)].

(4)

Pondasi untuk struktur-struktur seperti menara transmisi, konstruksi lepas pantai,


dan basement yang berada di bawah muka air tanah akan mengalami gaya-gaya
angkat. Tiang dapat digunakan sebagai pondasi untuk jenis struktur seperti ini untuk
menahan gaya angkat [Gambar 1(e)].

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

(5)

Modul 4

Abutmen dan pier jembatan sering dibangun di atas pondasi tiang untuk
menghindari kemungkinan kehilangan daya dukung dari sebuah pondasi dangkal
yang bisa jadi disebabkan oleh erosi pada permukaan tanah [Gambar 1(f)].

Gambar 1 Pemakaian pondasi tiang

2.2. Jenis Pondasi Tiang


Jenis tiang yang akan digunakan dalam suatu konstruksi bergantung pada jenis beban
yang akan dipikul, kondisi tanah, dan letak muka air tanah. Biasanya tiang dapat dibagi
kedalam kategori: (a) tiang baja, (b) tiang beton, (c) tiang kayu, dan (d) tiang komposit.

2.2.1. Tiang baja


Tiang baja umumnya digunakan baik sebagai tiang pipa maupun sebagai tiang baja
berpenampang H. Tiang pipa dapat disorongkan ke dalam tanah dengan ujung terbuka
atau tertutup. Balok baja berpenampang flens-lebar (wide-flange) dan I dapat juga
digunakan sebagai tiang. Namun tiang berpenampang H biasanya lebih disukai karena
badan (web) flensnya memiliki ketebalan yang sama. Pada balok berpenampang flenslebar dan I, ketebalan badannya lebih tipis dari flensnya. Tabel 1 memberikan ukuran
tiang baja penampang H standar yang digunakan di Amerika Serikat. Tabel 2
memperlihatkan daftar sejumlah penampang pipa yang sering digunakan untuk
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

pemipaan. Dalam banyak kasus, tiang pipa diisi dengan beton setelah dimasukkan ke
dalam tanah.
Tabel 1 Tiang berpenampang-H yang biasa digunakan di USA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

Tabel 2 Beberapa penampang tiang pipa

Beban rencana yang diijinkan untuk tiang baja dapat dihitung dengan rumus,

Berdasar pada pertimbangan geoteknik, beban rencana untuk sebuah tiang dapat
ditentukan. Beban rencana (Qrencana) ini kemudian dikontrol oleh beban ijin tiang seperti
dalam Pers. (1). Tentunya beban rencana seharusnya lebih kecil dari beban ijin tiang.
Tiang baja, apabila diperlukan dapat disambung dengan las atau paku keling. Gambar
2(a) memperlihatkan kondisi tipikal penyambungan dengan las sebuah tiang-H. Kasus
tipikal penyambungan dengan las tiang pipa terlihat pada Gambar 2(b). Gambar 2(c)
menunjukkan diagram penyambungan tiang-H dengan paku keling dan baut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

Kadang-kadang kondisi pemancangan agak sulit karena harus dipancang melalui kerikil
padat, lapisan keras, dan batuan lunak. Untuk ini ujung tiang dapat dilengkapi dengan titik
pancang atau sepatu. Gambar 2(d) dan (e) menunjukkan dua jenis sepatu yang sering
dipakai pada tiang pipa.
Tiang baja bisa juga mengalami korosi. Sebagai contoh, tanah-tanah rawa, gambut dan
tanah organik lainnya bisa menyebabkan korosi. Tanah-tanah yang mempunyai pH lebih
besar dari 7 tidak terlalu korosif. Untuk mempertimbangkan akibat korosi, suatu tambahan
ketebalan baja (lebih dari luas penampang rencana) umumnya direkomendasikan. Dalam
keadaan tertentu penggunaan lapisan epoxy yang biasanya dipakai di pabrik bisa juga
mencegah korosi. Lapisan ini tidak begitu mudah rusak akibat pemancangan tiang.
Pelapisan dengan beton pada tiang baja juga dapat mencegah korosi.

Gambar 2 Tiang baja: (a) sambungan tiang-H dengan las; (b) sambungan tiang pipa dengan
las; (c) sambungan tiang-H dengan paku keling dan baut; (d) sarung datar pemancangan
tiang pipa; (e) sarung konikal pemancangan tiang pipa

2.2.2. Tiang beton


Tiang beton dapat dibagi ke dalam dua kategori dasar: (a) tiang pracetak (precast piles)
dan (b) tiang dicor di tempat (cast-in-situ piles). Tiang pracetak dapat dibuat dengan
menggunakan beton bertulang biasa, yang penampangnya bisa jadi bujursangkar atau
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

segidelapan (octagonal), seperti ditunjukkan pada Gambar 3). Penulangan diperlukan


untuk memungkinkan tiang mampu melawan momen lentur ketika pengangkatan, beban
vertikal, dan momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral. Tiang dicetak dengan
panjang yang diinginkan dan dirawat hingga sebelum diangkut ke tempat pemancangan.
Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja berkekuatan tinggi (beton
prategang). Kekuatan batas kabel baja ini berkisar 1800 MN/m 2 (261 ksi). Ketika
mencetak tiang, kabel ditarik terlebih dahulu hingga sekitar 900-1300 MN/m 2 ( 130-188
ksi), dan kemudian beton ditabur disekelilingnya. Setelah proses curing, kabel dipotong
sehingga menghasilkan gaya kompresi pada lintang tiang. Tabel 3 memberi informasi
tambahan tentang tiang beton prategang dengan penampang bujursangkar dan
oktagonal.

Gambar 3 Tiang pracetak dengan penulangan biasa

Cor di tempat dibuat dengan terlebih dahulu menggali lubang di tanah dan kemudian
mengisinya dengan beton. Berbagai jenis tiang beton cor di tempat digunakan dalam
konstruksi pada waktu akhir-akhir ini, dan kebanyakan diantaranya telah dipatenkan oleh
pabrik pembuatnya. Tiang-tiang semacam ini dapat dibagi ke dalam dua kategori besar:
(a) dengan casing dan (b) tanpa casing. Kedua jenis ini bisa memiliki pedestal pada ujung
bawahnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

Tabel 3 Tiang beton pategang tipikal

Tiang dengan casing terbuat dari sebuah casing baja yang disorongkan ke dalam tanah
dengan bantuan sebuah mandrel yang ditempatkan di dalam casing. Apabila tiang telah
mencapai kedalaman yang diinginkan, mandrel ditarik dan casing kemudian diisi dengan
beton. Gambar 4(a), (b), (c), dan (d) menunjukkan beberapa contoh tiang dengan casing
tanpa pedestal. Tabel 4 memberi informasi tentang tiang-tiang dengan casing ini. Gambar
4(e) menunjukkan tiang dengan casing dan pedestal di ujung bawahnya. Pedestal adalah
beton yang dilebihkan pada ujung bawah tiang yang menggelembung, ini bisa dibuat
dengan menjatuhkan palu pada beton yang masih segar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

Gambar 4 Tiang beton cor di tempat (lihat Tabel 4 untuk deskripsi lebih lanjut)
Tabel 4 Deskripsi tiang beton cor di tempat

Gambar 4(f) dan (g) adalah dua jenis tiang tanpa casing dengan salah satu diantaranya
menggunakan pedestal. Tiang tanpa casing dibuat dengan pertama-tama mendorongkan
casing ke dalam tanah hingga suatu kedalaman yang diinginkan dan kemudian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

10

mengisinya dengan beton segar. Casing kemudian ditarik perlahan-lahan secara


bertahap.
Beban ijin untuk tiang beton cor di tempat bergantung pada apakah casing digunakan
atau tidak. Tiang dengan casing berarti casing akan menyumbang daya dukung ijin pada
tiang. Sedangkan tiang tanpa casing berarti beban seluruhnya dipikul oleh beton. Dengan
demikian beban ijin bisa diberikan dengan menggunakan rumus berikut ini.
Tiang dengan casing

Tiang tanpa casing

2.2.3. Tiang kayu


Tiang kayu adalah batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipangkas dengan hatihati. Panjang maksimum kebanyakan tiang kayu adalah 10-20 m. Agar kualitas tiang kayu
yang dipakai bagus, maka kayunya harus lurus, keras, dan tanpa adanya kerusakan.
Manual Praktek No. 17 yang dikeluarkan oleh ASCE (The American Society of Civil
Engineers) tahun 1959, mengklasifikasikan tiang kayu ke dalam 3 kategori:
(1)

Tiang klas A: Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban yang
berat. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 356 mm.

(2)

Tiang klas B: Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban sedang.
Diameter minimum batang adalah 305-330 mm.

(3)

Tiang klas C: Tiang ini digunakan untuk kontruksi sementara. Tiang ini dapat
digunakan untuk konstruksi permanen apabila keseluruhan tiang tenggelam di
bawah muka air tanah. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 305 mm.

Dalam setiap keadaan, kepala tiang tidak boleh memiliki diameter yang kurang dari 150
mm.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

11

Tiang kayu biasanya tidak dapat menahan tegangan pada pemancangan yang keras; oleh
karena itu kapasitas tiang umumnya dibatasi hingga sekitar 220-270 kN (25-30 ton).
Sepatu baja bisa digunakan untuk mencegah kerusakan ujung bawah tiang. Kepala tiang
mungkin bisa juga rusak selama proses pemancangan. Kerusakan pada serat-serat kayu
yang disebabkan oleh tumbukan palu dinamakan dengan brooming. Untuk mencegah
kerusakan kepala tiang, topi dari logam biasanya ditambahkan pada kepala tiang.
Penyambungan tiang kayu haruslah dihindari, terutama apabila tiang akan memikul
beban tarik atau beban lateral. Namun apabila penyambungan diperlukan, maka ini bisa
dilakukan dengan menggunakan selubung pipa (pipe sleeves) seperti ditunjukkan dalam
Gambar 5(a) atau lempeng logam dengan baut (metal straps and bolt) pada Gambar 5(b).
Panjang selubung pipa sekurang-kurangnya 5 kali diameter tiang. Ujung batang kayu
harus

dipotong

bujur

sangkar

sehingga

kontak

penuh

dapat

dijaga.

Bagian

penyambungan harus benar-benar dipotong sedemikian hingga cukup ketat di dalam


selubung pipa.

Gambar 5 Penyambungan tiang kayu: (a) selubung pipa; (b) lempeng logam dengan baut

Tiang kayu dapat tetap tidak mengalami kerusakan dalam waktu tak terbatas apabila
sekeliling kayu adalah tanah yang jenuh air. Namun di lingkungan pantai, tiang kayu dapat
diserang oleh berbagai organisma yang akan menimbulkan kerusakan yang berat setelah
beberapa bulan. Bagian tiang yang berada di atas muka air bisa juga diserang oleh
serangga. Umur tiang bisa ditingkatkan dengan melumuri tiang dengan minyak ter
sebelum dipakai.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

12

Daya dukung ijin tiang kayu dapat dihitung dengan rumus berikut:

2.2.4. Tiang komposit


Yang dimaksud dengan tiang komposit adalah tiang bagian atas dan bawah memiliki
bahan yang berbeda. Sebagai contoh, tiang komposit dapat terbuat dari baja dan beton
atau kayu dan beton. Tiang baja dan beton terdiri dari bagian bawah terbuat dari baja dan
bagian atas terbuat dari beton yang dicor di tempat. Tiang seperti ini digunakan apabila
panjang tiang yang dibutuhkan melampaui daya dukung tiang beton cor di tempat yang
sederhana. Tiang kayu dan beton biasanya terdiri dari bagian bawah terbuat dari kayu
yang secara permanen berada di bawah muka air dan bagian atasnya beton. Dalam
setiap kasus, bagaimanapun tidaklah mudah membuat sambungan yang benar-benar
baik antara dua bahan yang tidak sama, sehingga tiang komposit sangat jarang
digunakan.

2.2.5. Perbandingan antara jenis-jenis tiang


Beberapa faktor akan mempengaruhi pemilihan jenis tiang untuk suatu struktur tertentu
dan lokasi tertentu. Tabel 5 memberikan sebuah perbandingan ringkas antara keuntungan
dan kerugian beberapa jenis tiang berdasarkan bahan tiang yang digunakan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

13

Tabel 5 Perbandingan beberapa tiang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang MT


MEKANIKA TANAH II

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Bab 3

Modul 4

14

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

3.1. Perkiraan Panjang Tiang


Memilih jenis tiang yang akan digunakan dan perkiraan panjang tiang yang dibutuhkan
bukanlah perkara mudah, sebab memerlukan suatu pengambilan keputusan yang baik.
Pada bagian terdahulu tiang dibagi atas bahannya, dan sebagai tambahan tiang juga
dapat dibagi ke dalam tiga kategori berdasarkan pada panjang dan mekanisme transfer
bebannya ke tanah. Ketiga kategori itu adalah: (a) point bearing piles (b) friction piles dan
(c) compaction piles.

3.1.1. Point bearing piles


Jika batuan atau mirip batuan pada lokasi berada pada kedalaman yang masuk akal,
yang dapat diketahui dari hasil pemboran, tiang dapat dibuat hingga mencapai batuan itu
(lihat Gambar 6). Dalam hal ini daya dukung batas tiang secara keseluruhannya
bergantung pada daya dukung batuan itu, sehingga tiang disebut dengan point bearing
piles yaitu daya dukung tiang merupakan daya dukung titik. Untuk kasus semacam ini
panjang tiang yang dibutuhkan dapat diketahui dengan pasti.

Gambar 6 Dukung tiang titik [(a) dan (b)]; tiang gesek [(c)]

Disamping batuan, ada kalanya lapisan tanah yang sangat keras berada pada kedalaman
yang masuk akal, untuk ini tiang dapat diteruskan beberapa meter agar mencapai tanah
keras itu [lihat Gambar 6(b)]. Tiang dengan pedestal dapat dibuat pada tanah seperti ini.
Untuk jenis tiang seperti ini, beban batas tiang dapat dinyatakan sebagai,

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

14

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

15

Dalam hal ini, panjang tiang yang dibutuhkan dapat juga diperkirakan dengan tepat
apabila catatan penyelidikan tanah tersedia.

3.1.2. Friction piles


Apabila batuan atau tanah keras tidak berada pada kedalaman yang masuk akal, dukung
tiang titik akan menjadi sangat panjang dan dengan demikian tidak ekonomis. Untuk
kondisi bawah tanah seperti ini, maka tiang dapat dimasukkan ke dalam tanah melewati
lapisan yang lunak hingga pada kedalaman tertentu [lihat Gambar 6(c)]. Beban batas
untuk tiang semacam ini dapat dinyatakan seperti Pers. (5). Namun apabila nilai Qp relatif
kecil, maka

Tiang-tiang seperti ini disebut tiang gesek (friction piles)} sebab dominan dukungan tiang
berasal dari gesekan kulit tiang. Namun istilah tiang gesek, meskipun sudah sering
digunakan, bukanlah istilah yang tepat, sebab pada tanah lempung tahanan juga
ditimbulkan oleh adanya adhesion.
Panjang tiang gesek bergantung pada kuat geser tanah, beban, dan ukuran tiang. Untuk
menentukan panjang tiang yang dibutuhkan, yang dibutuhkan adalah pengetahuan
tentang interaksi tiang-tanah, judgment yang baik, dan pengalaman.

3.1.3. Tiang kompaksi


Dalam keadaan tertentu, tiang dapat disorongkan ke dalam tanah agar tanah yang dekat
dengan permukaan memadat (compaction). Tiang seperti ini disebut dengan tiang
kompaksi. Panjang tiang kompaksi bergantung pada faktor-faktor seperti (a) kepadatan
relatif tanah sebelum kompaksi, (b) kepadatan relatif yang diinginkan setelah kompaksi,
dan (c) kedalaman kompaksi yang diperlukan. Tiang-tiang ini umumnya pendek, namun
sejumlah pengujian dibutuhkan agar memperoleh gambaran yang tepat untuk membuat
keputusan tentang kedalamannya.

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

15

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

16

3.2. Metode Instalasi Tiang


Kebanyakan tiang dipancangkan kedalam tanah dengan menggunakan palu atau
pendorongan dengan vibrator. Dalam keadaan khusus tiang dapat juga dimasukkan
dengan menggunakan pancaran (jetting) atau pemboran sebagian (partial augering). Palu
untuk pemancangan dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, seperti (a) palu dijatuhkan, (b)
palu tunggal (single-acting) dengan tenaga uap atau udara, (c) palu dobel (double-acting)
dengan tenaga uap atau udara, dan (d) palu diesel. Pada operasi pemancangan, sebuah
topi ditambahkan pada kepala tiang. Sebuah alas dapat juga ditambahkan antara topi dan
tiang. Agar topi tiang tidak rusak, sebuah alas bisa juga ditambahkan sehingga palu akan
memukul alas, bukan topi secara langsung.
Gambar 7 memberi ilustrasi tiang pancang dengan berbagai macam palu. Sebuah palu
yang dijatuhkan [Gambar 7(a)] dinaikkan dengan derak hingga ketinggian H, lalu
dijatuhkan. Palu yang dijatuhkan (penumbuk) adalah jenis pemancangan yang paling tua.
Kerugian pokok dengan menggunakan jenis penumbuk ini adalah laju pemancangan
sangat rendah. Prinsip pemancangan dengan tenaga uap atau udara untuk single-acting
ditunjukkan pada Gambar 7(b). Pada pemancangan jenis ini, bagian pemukul atau ram
dinaikkan dengan tenaga uap atau udara, lalu kemudian dijatuhkan.

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

16

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

17

Gambar 7 Peralatan pemancangan tiang: (a) palu jatuh; (b) tenaga uap atau udara singleacting; (c) tenaga uap dan air double-acting dan differential; (d) diesel; (e) vibrator

Gambar 7(c) menunjukkan operasi pemancangan dengan tenaga uap atau udara untuk
double-acting. Untuk jenis pemancangan ini, udara dan uap digunakan bersama-sama
untuk menaikkan ram dan untuk menekan ke bawah. Hal ini akan menaikkan kecepatan

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

17

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

18

impak ram. Palu diesel [Gambar 7(d)] secara pokok terdiri dari sebuah ram, sebuah blok
landasan, dan sebuah sistem injeksi-bahan bakar. Selama pengoperasian, ram pertama
sekali dinaikkan dan kemudian bahan bakar diinjeksikan ke dekat landasan. Kemudian
ram dilepas. Ketika ram jatuh, dia akan menekan campuran udara-bahan bakar. Tekanan
ini membakar campuran udara-bahan bakar. Sebagai akibatnya, tiang akan tertekan ke
bawah sedang ram kembali naik. Palu diesel bekerja dengan baik meskipun dalam
kondisi pemancangan yang berat. Pada tanah lunak, pergerakan tiang ke bawah akan
lebih besar dibandingkan dengan pergerakan ram ke atas. Hal ini bisa tidak cukup untuk
membakar sistem udara-bahan bakar, sehingga ram harus diangkat secara manual. Tabel
6 dan 7 memberikan beberapa daftar diesel yang tersedia di pasaran, palu dengan singleacting, double-acting, dan differential.

Tabel 6 Beberapa daftar palu dengan tenaga uap dan udara

Prinsip pengoperasian pemancang dengan getaran (vibrator) ditunjukkan pada Gambar


7(e). Pemancang ini pada pokoknya terdiri dari dua pemutar berat (counter-rotating).
Komponen horizontal gaya sentrifugal ditimbulkan oleh suatu hasil perputaran massa

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

18

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

19

yang saling berlawanan satu dengan lainnya. Ini akan menghasilkan gaya vertikal
sinusoidal dinamik pada tiang sehingga membantu tiang terdorong ke dalam tanah.
Pancaran (Jetting) adalah teknik yang kadang-kadang digunakan dalam pemancangan,
apabila tiang perlu dipancangkan pada suatu lapisan tanah keras tetapi tipis (seperti pasir
dan kerikil) yang menutupi sebuah lapisan tanah yang lunak. Pada teknik ini, air
disemprotkan ke ujung tiang dengan menggunakan pipa dengan diameter 50-75 mm
untuk membersihkan dan menghilangkan pasir dan kerikil.
Tiang kadang-kadang perlu dibuat membentuk sudut dengan horizontal atau disebut juga
dengan tiang miring (batter piles). Tiang miring digunakan pada grup tiang agar
mendapatkan daya dukung lateral yang lebih besar. Tiang-tiang semacam ini dapat dibuat
dengan sebagiannya adalah tiang bor. Dalam hal ini bor dapat dimanfaatkan untuk
membuat lubang bor terlebih dahulu. Sehingga tiang dapat dimasukkan ke dalam lubang
hingga kedalaman yang diharapkan.

Tabel 7 Beberapa daftar palu diesel yang tipikal

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

19

Fungsi dan Jenis Pondasi Tiang

Modul 4

20

Berdasarkan metode instalasinya, tiang dapat dibagi ke dalam dua kategori: tiang
perpindahan (displacement piles) dan tiang tunaperpindahan (nondisplacement piles).
Tiang pancang adalah tiang perpindahan, karena tiang ini menyebabkan tanah berpindah
ke arah lateral, dan oleh karena itu cenderung memadatkan tanah disekitarnya.
Kecenderungan untuk memadatkan tanah ini juga akan menghasilkan efek getaran ke
sekeliling lokasi pemancangan. Oleh karena itu pemakaian tiang pancang pada daerah
perumahan penduduk tidak terlalu disarankan. Untuk tiang-H agak kurang mengganggu
tanah secara lateral selama pemancangan, oleh karena itu tiang ini adalah tiang
perpindahan rendah. Sebaliknya, tiang bor adalah tiang tunaperpindahan. Penempatan
tiang ini hanya sedikit merubah keadaan tegangan di dalam tanah. Oleh karena itu
dewasa ini pemakaian tiang bor semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan
dimana terdapat banyak gedung-gedung yang mungkin berada di dekat instalasi tiang.

Referensi
Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design, 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York, 1988.
Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering, PWS Publishers, Boston, 1984.
Prakash, S., and Sharma, H.D.: Pile Foundations in Engineering Practice, John Wiley &
Sons, New York, 1990.
Teng, W.C.: Foundation Design, Prentice-Hall, New Jersey, 1962.
Tomlinson, M.J.: Pile Design and Construction Practice, A Viewpoint Publication, Cement
and Concrete Association, 1977.
Tschebotarioff, G.P.: Foundation, Retaining and Earth Structures, 2nd ed., Mc-Graw-Hill,
New York, 1973.

Panjang Tiang dan Metode Instalasi

20

Anda mungkin juga menyukai