Anda di halaman 1dari 143

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 1/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

KLASIFIKASI FLUIDA RESERVOIR

1. TUJUAN
Mengenal sifat-sifat fisik fluida reservoir, sehingga dapat digunakan untuk menentukan cara yang
paling tepat untuk memproduksi reservoir yang bersangkutan.

2. METODE
Metode yang digunakan adalah table look-up berdasarkan rules of thumb yang berlaku selama ini,
yaitu berdasarkan harga GOR pada awal produksi, gravity cairan di stock-tank dan warna cairan pada
stock-tank.

3. JENIS-JENIS FLUIDA RESERVOIR


3.1. BLACK OIL
Terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-molekul yang besar, berat dan tidak
mudah menguap (nonvolatile). Diagram fasa-nya mencakup rentang temperatur yang luas.
Diagram fasa dari black oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 1. Garis pada lengkungan
fasa mewakili volume cairan yang konstan, diukur sebagai persentase dari volume total. Garisgaris ini disebut iso-vol atau garis kualitas. Harap diperhatikan bahwa iso-vol memiliki jarak
yang seragam pada lengkungan.
Garis vertikal 1-2-3 menandakan penurunan tekanan pada temperatur konstan yang terjadi di
reservoir selama produksi. Tekanan dan temperatur separator yang terletak di permukaan juga
ditandai.
Ketika tekanan reservoir berada pada garis 1-2, minyak dikatakan dalam keadaan tak jenuh
(undersaturated) karena minyak dapat melarutkan banyak gas pada kondisi ini.
Jika tekanan reservoir berada pada titik - 2, minyak berada pada titik gelembungnya dan
dikatakan dalam keadaan jenuh (saturated). Minyak mengandung sebanyak mungkin larutan gas
yang dapat dikandungnya. Penurunan tekanan akan membebaskan sebagian gas terlarut untuk
membentuk fasa gas bebas dalam reservoir.
Saat tekanan reservoir menurun mengikuti garis 2-3, gas tambahan mengembang di dalam
reservoir. Volume gas dalam persentase adalah seratus dikurangi persentase cairan.
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 2/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Sebenarnya minyak dalam keadaan jenuh di sepanjang garis 2-3. Titik gelembung (titik - 2)
merupakan kasus istimewa dari saturasi dimana muncul gelembung gas untuk pertama kali.
Gas tambahan yang mengembang dari minyak bergerak dari reservoir ke permukaan. Hal ini
menyebabkan penyusutan pada minyak. Walaupun demikian, kondisi separator yang berada pada
lengkungan fasa menunjukkan bahwa jumlah cairan yang relatif cukup besar sampai di
permukaan.

Gambar 1. Diagram Fasa dari Black Oil yang Umum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 3/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.2. VOLATILE OIL


Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-molekul berat dan lebih banyak
intermediates (yaitu etana sampai heksana) dibanding black oil.
Diagram fasa dari volatile oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 2. Rentang harga
temperatur yang tercakup lebih kecil daripada black oil. Temperatur kritik-nya jauh lebih kecil
daripada black oil, bahkan mendekati temperatur reservoir. Iso-vol-nya juga tidak seragam
jaraknya, tetapi cenderung melengkung ke atas di depan garis titik gelembung.
Garis vertikal menunjukkan jalur penurunan tekanan pada temperatur konstan selama produksi.
Harap diperhatikan bahwa penurunan yang kecil pada tekanan di bawah titik gelembung, titik 2, menyebabkan bebasnya sejumlah besar gas di reservoir.
Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada tekanan hanya beberapa ratus
psi di bawah tekanan gelembung. Iso-vol dengan persentase cairan jauh lebih kecil melintasi
kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile oil (minyak yang mudah menguap).

Gambar 2. Diagram Fasa Volatile Oil yang Umum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 4/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.3. RETROGRADE GAS


Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada untuk minyak dan titik kritik-nya berada
jauh di arah bawah dari lengkungan. Perubahan tersebut merupakan akibat dari kandungan
retrograde gas yang terdiri dari lebih sedikit hidrokarbon berat daripada minyak.
Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoir
dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir. Seperti terlihat pada Gambar 3,
awalnya retrograde gas merupakan fasa gas di reservoir, titik - 1. Bersamaan dengan
menurunnya tekanan reservoir, retrograde gas memberikan titik embun, titik - 2. Dengan
menurunnya tekanan, cairan mengembun dari gas untuk membentuk cairan bebas di reservoir.
Cairan ini sebagian tidak mengalir dan tidak dapat diproduksi.
Jalur tekanan reservoir pada diagram fasa (Gambar 3) menunjukkan bahwa pada beberapa
tekanan yang rendah cairan mulai mengembun. Hal ini terjadi di laboratorium; walaupun
demikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di reservoir karena selama produksi
keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.

Gambar 3. Diagram Fasa Retrograde Gas yang Umum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 5/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.4. WET GAS


Seluruh diagram fasa dari suatu campuran hidrokarbon dengan molekul-molekul yang lebih kecil
dan menonjol akan berada di bawah temperatur reservoir. Sebuah contoh dari diagram fasa wet
gas diberikan pada Gambar 4.
Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan tekanan
reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak
ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian, kondisi separator berada pada
lengkungan fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan (disebut kondensat).
Kata wet (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh air, tetapi
mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi permukaan.

Gambar 4. Diagram Fasa Wet Gas yang Umum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 6/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.5. DRY GAS


Dry gas terutama merupakan metana dengan sejumlah intermediates. Gambar 5
menunjukkan bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi
separator permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk
cairan di permukaan. Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.

Gambar 5. Diagram Fasa Dry Gas yang Umum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

NO : TR 02.01
Halaman
: 7/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

4. DAFTAR PUSTAKA

1. McCain, William D., Jr. : "The Properties of Petroleum Fluids Second Edition," PennWell
Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1990.
2. McCain, William, D., Jr. : "Heavy Components Control Reservoir Fluid Behavior," Technology
Today Series, SPE 28214, S.A. Holditch & Assocs. Inc., 1994.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

NO : TR 02.01
Halaman
: 8/8
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Klasifikasi Fluida Reservoir

5. TABEL YANG DIGUNAKAN

Tabel 1
Ringkasan Petunjuk Penentuan Jenis Fluida dari Data Lapangan

Black Oil

Volatile Oil

< 1,750

1,750 - 3,200

< 45

> 40

Gelap

Berwarna

Retrograde

Wet Gas

Dry Gas

> 3,200

> 15,000*

100,000

> 40

s/d 70

Tidak ada cairan

Bening

Tidak ada cairan

Gas

Rasio inisial
produksi
gas/cairan,
scf/STB
Gravity inisial
cairan stocktank, oAPI
Warna cairan
stock-tank

Sedikit
berwarna

*Untuk keperluan teknis.

Tabel 2
Hasil Yang Diinginkan Dari Analisa Laboratorium Terhadap Ke-5 Jenis Fluida

Black Oil

Volatile Oil

Perubahan fasa

Titik

Titik

di reservoir

gelembung

gelembung

C7+, %mol

> 20

< 2.0

Retrograde

Wet Gas

Dry Gas

Titik embun

Tidak terjadi

Tidak terjadi

20 12.5

< 12.5

< 4*

< 0.7*

> 2.0

Gas

Faktor volume
formasi minyak
pada titik
gelembung
*Untuk keperluan teknis.
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 1 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

PENGAMBILAN CONTOH FLUIDA RESERVOIR

1. TUJUAN
Mengetahui teknik pengambilan fluida reservoir yang akan digunakan sebagai data representatif
dalam analisa fluida reservoir. Hasil analisa fluida reservoir ini digunakan dalam kegiatan-kegiatan
berikut ini :
Perhitungan cadangan minyak dan/atau gas,
Perkiraan potensi dan produksi sumur,
Perencanaan jenis dan ukuran fasilitas permukaan,
Pemilihan metode pengangkatan buatan dan/atau EOR, dan
Simulasi reservoir.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Metode yang secara umum digunakan untuk pengambilan fluida reservoir ada 3 macam, yaitu :
a. Metode pengambilan langsung di bawah permukaan (Direct Subsurface Sampling).
b. Metode rekombinasi permukaan (Surface Recombination Sampling).
c. Metode aliran-terpisah (Split-stream Sampling).

2.2. PERSYARATAN
Syarat-syarat yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengambilan fluida reservoir adalah
sebagai berikut :
a. dilakukan se-awal mungkin sebelum tekanan reservoir kurang dari tekanan awalnya.
b. sumur harus dibersihkan (cleaned-up) sebelum pengambilan sampel.
c. para teknisi harus memilih sumur yang produktivitasnya tinggi agar dapat mempertahankan
tekanan setinggi mungkin pada formasi di sekeliling sumur tersebut.
d. sumur yang dipilih tidak boleh memproduksi air bebas, tetapi jika hanya tersedia sumur yang
memproduksi air bebas, maka penempatan ruang sampel di dasar sumur harus dilakukan
dengan sangat hati-hati.
e. sumur yang dipilih harus pernah diproduksi dengan rasio gas-minyak yang stabil.
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 2 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

f. laju alir yang digunakan serendah mungkin untuk menghindari tekanan di sekitar lubang bor di
bawah tekanan jenuh.
g. perlu dilakukan pengambilan sampel pada beberapa kedalaman untuk reservoir yang tebal dan
permeabilitas vertikalnya cukup besar, karena komposisinya yang berbeda sebagai akibat
pengaruh gravitasi.
h. pengukuran temperatur pada saat pengambilan sampel dilakukan seteliti mungkin terutama
untuk near-critical-fluids (volatile oil dan retrograde gas).

3. JENIS-JENIS METODE UNTUK PENGAMBILAN FLUIDA RESERVOIR


Pertimbangan dalam pemilihan metode pengambilan contoh fluida dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini :
Volume yang diperlukan untuk analisa,
Jenis fluida reservoir,
Tahapan pengembangan reservoir, dan
Design sumur dan proses di permukaan.

3.1. METODE

PENGAMBILAN

LANGSUNG

DI

BAWAH

PERMUKAAN

(DIRECT

SUBSURFACE SAMPLING)
3.1.1. Metode Pengambilan Dasar Sumur (Bottom-hole Sampling)
Suatu tabung khusus diturunkan dengan kabel ke dalam lubang sumur sampai kedalaman
reservoir dan sampel diambil dari aliran dasar sumur pada tekanan dasar sumur yang
berlaku (Gambar 1). Alat ini dapat dipasang juga pada wireline atau pada DST string.
Metode ini sangat efektif digunakan saat well testing atau uji produksi pada sumur
eksplorasi dan kadang digunakan saat openhole logging. Beberapa pertimbangan
menggunakan bottom-hole sampling adalah :
Tekanan alir dasar sumur saat pengambilan contoh fluida lebih besar dari tekanan
jenuh.
Peralatan yang digunakan tidak memiliki kesulitan untuk menurunkan tabung sampel
ke kedalaman yang diinginkan dan menariknya kembali ke permukaan. Pertimbangan
ini perlu dikaji terutama untuk minyak yang memiliki API gravity < 10.
Volume fluida yang diperlukan untuk analisa relatif kecil (beberapa liter).
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 3 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Akan dilakukan kajian tentang asphaltene.

3.1.2. Prosedur Pengambilan Contoh Fluida di Dasar Sumur


Pengambilan contoh fluida di dasar sumur dilakukan dengan dua cara, yaitu :
sumur ditutup,
sumur dibuka dengan laju alir yang kecil (bleed rate).
Metode yang sering digunakan adalah metode pengambilan contoh fluida dengan
mengalirkan sumur pada laju alir stabil sekecil mungkin. Sedangkan metode pengambilan
contoh fluida dengan menutup sumur sebaiknya dilakukan untuk kasus-kasus dimana
produksi dengan laju sekecil apapun menyebabkan tekanan turun di bawah tekanan jenuh.
Periode shut-in tergantung dari produktivitas sumur (antara 2-3 jam untuk sumur dengan
produktivitas tinggi dan sampai 72 jam untuk sumur dengan produktivitas rendah).

Gambar 1. Pengambilan Sampel Fluida dengan Metode Subsurface


3.1.2.1. Pengambilan Contoh Fluida dengan Menutup Sumur
Sebelum melakukan pengambilan contoh fluida, alat pressure-temperature survey
diturunkan ke dalam sumur untuk mengetahui batas antar fluida (interface).
Tabung sampel ditempatkan di zona minyak dan diusahakan sedalam mungkin,
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 4 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

sehingga tekanannya masih di atas tekanan jenuh (Gambar 2). Jika kondisinya
seperti Gambar 3 dimana tekanan pada zona minyak di bawah tekanan jenuh,
maka metode bottom-hole sampling tidak dapat dilakukan.

3.1.2.2. Pengambilan Contoh Fluida dengan Mengalirkan Sumur


Sebelum melakukan pengambilan contoh fluida, sumur dialirkan dengan laju
yang cukup rendah dan stabil selama empat jam. Cara untuk memastikan apakah
aliran stabil atau tidak dapat dilihat dari :
laju alir gas dan minyak yang stabil,
tekanan kepala sumur yang stabil,
tekanan dasar sumur yang stabil.
Menurunkan peralatan secara garis besar dilakukan dengan cara berikut :
Alat pengambil sampel (minimum 3 dan maksimum tergantung dari
kemampuan wireline-nya, biasanya 8) diturunkan menggunakan strings atau
wireline.
Alat pengambil sampel diletakkan pada kedalaman yang sedekat mungkin
dengan kedalaman perforasi.
Alat pengambil sampel yang diaktifkan dengan timer (clock operated) harus
sudah berada pada kedalaman yang dituju setengah (1/2) jam sebelum
pengambilan sampel dilakukan dan diambil setelah lima belas (15) menit
pengambilan sampel selesai.
Paling sedikit tiga (3) sampel dikirim ke lab. untuk dilakukan analisa PVT.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 5 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 2. Profil Tekanan Selama Penutupan Sumur - Sebagian Zona Oil Tekanannya lebih dari
Tekanan Jenuh

Gambar 3. Profil Tekanan Selama Penutupan Sumur - Seluruh Zona Oil Tekanannya kurang dari
Tekanan Jenuh

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 6 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Ada tiga teknik yang dilakukan untuk mengambil contoh fluida pada kondisi ini,
yaitu formation tester, DST tools, dan production tools.
DST tool dapat mengambil sampel dengan volume yang besar dan dapat
digunakan sampai tekanan 20,000 psi, temperatur mencapai 450oF dan dapat
digunakan untuk konsentrasi H2S yang tinggi. Kerugiannya adalah memerlukan
waktu yang cukup lama.
Keuntungan menggunakan production tools adalah dapat ditempatkan di depan
perforasi, ukurannya sesuai dengan completion string dan fluida sampel valid
untuk analisa PVT. Sedangkan kerugiannya adalah hanya 1 liter fluida yang dapat
diambil.

3.1.3. Pengontrolan Kualitas Dari Contoh Fluida Hasil Pengambilan Sampel Di Dasar Sumur
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memastikan validitas dari contoh fluida adalah :
Mengukur tekanan buka dari tabung sampel (sampler) pada temperatur ruang
Mengukur volume sampel pada temperatur ruang
Mengukur tekanan jenuh sampel pada temperatur ruang
Saat penentuan tekanan jenuh (dilakukan dengan mengamati perubahan kompresibilitas
fluida terhadap perubahan tekanan), sampel harus diaduk terlebih dulu karena tekanan
jenuh sulit diidentifikasi dari pengukuran ini jika tidak dilakukan pengadukan. Perbedaan
hasil penentuan tekanan jenuh tanpa dan dengan pengadukan dapat dilihat pada Gambar 4
dan Gambar 5.
Untuk sampel retrograde gas, penentuan tekanan jenuh tidak dapat dilakukan dengan cara
di atas tetapi dilakukan dengan tes PVT.

3.1.4. Evaluasi bottom-hole sample di lokasi sumur (wellsite)


Di lokasi sumur dapat dilakukan evaluasi terhadap contoh fluida yang meliputi :
penentuan tekanan jenuh (khususnya tekanan bubble) pada temperatur reservoir,
penentuan GOR, berat jenis liquid dan gas serta komposisinya,
wellsite PVT analysis, dan
liquid chromatography

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 7 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.1.5. Kekurangan
Salah satu kekurangan terbesar dalam metode ini adalah hanya sedikit jumlah sampel dari
fluida lubang sumur yang diperoleh (beberapa liter). Oleh karena itu, salah satu cara
terbaik untuk memeriksa apakah rasio gas-minyak sudah benar adalah dengan mengambil
beberapa sampel di bawah permukaan dan membandingkan tekanan saturasinya pada
temperatur batas di lokasi sumur. Hal ini dapat dilakukan menggunakan pompa injeksi
merkuri dan pengukur tekanan yang akurat yang disambungkan pada sampel. Ruang
tersebut umumnya mengandung fasa minyak dan gas bebas akibat pengurangan pada
temperatur antara lubang sumur dan permukaan. Penginjeksian merkuri meningkatkan
tekanan di dalam ruang sampel sampai pada suatu tekanan saturasi yang berhubungan
dengan batas temperatur permukaan, seluruh gas akan terlarut. Tekanan saturasi ini dapat
dideteksi dengan mudah karena adanya suatu perubahan yang mencolok pada
kompresibilitas antara fluida 2 fasa dan 1 fasa. Jika hal tersebut ditentukan secara
ekperimental di lokasi sumur, dimana sampel yang berturut-turut memiliki perbedaan
tekanan saturasi yang nyata, menandakan alat telah rusak atau sumur tidak dikondisikan
dengan baik.
Sebagai tambahan, sangatlah perlu menentukan tekanan dan temperatur statik reservoir
dengan uji sumur sebelum pengambilan sampel.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 8 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 4. Penentuan Tekanan Jenuh - Tanpa Pengadukan

Gambar 5. Penentuan Tekanan Jenuh - Dengan Pengadukan


3.2. METODE REKOMBINASI PERMUKAAN (SURFACE RECOMBINATION SAMPLING)
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 9 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Selama uji sumur (well testing) atau uji produksi (production testing) pada sumur eksplorasi
sangat dimungkinkan untuk mengambil contoh fluida dari kepala sumur (wellhead), choke
manifold atau tes separator tergantung dari sifat fluida dan kondisi alirannya. Pengambilan contoh
fluida sebelum separator mensyaratkan tekanan di kepala sumur harus lebih tinggi dari tekanan
jenuh jika menggunakan metode konvensional atau paling tidak seragam (homogeneous) jika
menggunakan metode isokinetic sampling.
Metode yang umum dilakukan adalah separator recombination sampling. Teknik ini dilakukan
dengan mengambil contoh minyak dan gas dari separator. Selain sebagai backup dari metode
downhole sampling, pengambilan contoh fluida di permukaan dilakukan jika :
Volume fluida yang dibutuhkan besar (misalnya akan digunakan untuk keperluan kajian EOR),
Tekanan alir dasar sumur kurang dari tekanan jenuh atau water-cut yang tinggi.
Tantangan yang perlu diatasi pada metode ini adalah memastikan ketelitian pengukuran laju alir
dan kondisi separator yang stabil sebelum dan sesudah sampling.

Gambar 6. Pengambilan Sampel Minyak dan Gas di Permukaan

3.2.1. Cara Kerja


Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 10 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Pada pengambilan sampel fluida di permukaan, sejumlah volume minyak dan gas diambil
secara terpisah pada kondisi separator dan direkombinasi untuk memberikan campuran
sampel fluida. Peralatan permukaan ditunjukkan secara skematis pada Gambar 6. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada pengambilan contoh fluida dengan metode ini adalah sebagai
berikut :
laju alir serendah mungkin
kondisi stabil yang ditandai oleh :
!

laju alir gas dan minyak stabil

tekanan kepala sumur stabil, dan

tekanan alir dasar sumur stabil

contoh fluida diambil dari separator dengan tekanan tertinggi jika sistem produksi
menggunakan beberapa tingkat separator
contoh liquid dan gas diambil pada waktu yang bersamaan
gas-oil-ratio juga perlu dicatat pada saat pengambilan sampel
pengukur gas dan liquid harus dikalibrasi dengan benar
injeksi chemical (glycol, methanol, atau wax inhibitor) sebelum separator harus
dihentikan, dan diberikan rentang waktu untuk memastikan chemical tersebut sudah
tidak ada dalam fluida produksi sebelum dilakukan sampling
Secara singkat pelaksanaan pengambilan contoh fluida dengan metode ini adalah seperti
berikut ini. Sumur diproduksi pada laju yang stabil untuk suatu periode beberapa jam dan
rasio gas-minyak diukur dalam scf dari gas separator per stock tank barrel minyak. Jika
rasio ini stabil selama periode pengukuran, maka dapat dipastikan bahwa dengan
merekombinasi minyak dan gas pada rasio yang sama akan menghasilkan suatu campuran
sampel fluida reservoir yang representatif. Bahkan, hanya sedikit penyesuaian yang harus
dibuat untuk menentukan rasio yang sebenarnya dimana sampel-sampel harus
direkombinasi. Hal ini karena, seperti terlihat pada Gambar 5, sampel minyak diambil
pada tekanan dan temperatur separator mengingat rasio gas-minyak diukur secara relatif
pada stock tank barrel, jadi rasio rekombinasi yang diperlukan adalah :

DIPERLUKAN
Manajemen Produksi Hulu

DIUKUR

PENYUSUTAN

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

Rsep

scf
sep.bbl

scf
R
stb

No : TR 02.02
Halaman
: 11 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

stb
sep.bbl

Secara dimensi, rasio gas-minyak yang terukur harus dikalikan dengan faktor penyusutan
dari separator ke kondisi stock tank. Faktor ini biasanya ditentukan di laboratorium sebagai
tahap pertama dari suatu analisa PVT dari sampel rekombinasi permukaan dengan
menempatkan sejumlah kecil sampel minyak dalam suatu sel pada kondisi separator yang
tepat dan membebaskannya (ekspansi flash) ke sel kedua yang dipertahankan pada kondisi
stock tank di lapangan. Selama proses ini, sejumlah gas akan dibebaskan dari sampel
separator akibat penurunan tekanan dan temperatur dan volume minyak stock tank yang
berkurang akan diukur sehingga memungkinkan perhitungan langsung dari S. Untuk dapat
melakukan percobaan tersebut, sangatlah penting bahwa para teknisi harus mengukur
secara akurat tekanan dan temperatur yang berlaku pada separator dan stock tank selama
pengambilan sampel dan menyediakan data ini untuk laboratorium.

3.2.2. Kelebihan
Salah satu keistimewaan dari metode pengambilan sampel rekombinasi di permukaan
adalah secara statistik metode ini memberikan harga yang dapat diandalkan dari rasio gasminyak yang diproduksi, yang diukur melalui suatu periode beberapa jam; lebih jauh lagi,
metode ini memungkinkan pengambilan sampel fluida dalam jumlah besar. Tentu saja,
seperti metode pengambilan sampel di bawah permukaan, metode pengambilan sampel di
permukaan hanya akan menyediakan rasio gas-minyak yang benar bila tekanan di sekitar
sumur adalah pada atau di atas tekanan gelembung. Jika tidak, rasio gas-minyak di
permukaan akan menjadi lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pada apakah saturasi
gas bebas di reservoir berada di bawah atau di atas saturasi kritik dimana gas akan mulai
mengalir. Mengingat hal tersebut, maka harus ditekankan bahwa pengambilan sampel PVT
harus dilakukan secepat mungkin di awal masa produksi lapangan untuk memfasilitasi
pengambilan sampel di mana minyak dan gas digabungkan pada rasio yang benar.

3.2.3. Pengambilan Contoh Fluida Fasa Gas di Separator


Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 12 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Ada tiga metode untuk pengambilan contoh fluida fasa gas di separator, yaitu :
menggunakan tabung silinder yang divakumkan,
menggunakan kontainer yang dibersihkan dengan mengalirkan gas dari separator
kedalamnya, dan
menggunakan kontainer yang diisi brine sebelumnya.

Teknik yang diutamakan untuk dipakai adalah dengan menggunakan tabung silinder yang
divakumkan. Skema pengambilan sampel dengan teknik ini ditunjukkan oleh Gambar 7.
Pipa yang menghubungkan separator dengan tabung sampel perlu dialirkan gas dari
separator terlebih dulu untuk membersikan kontaminasi kemudian gas dialirkan ke dalam
tabung beberapa saat sampai tekanan pada alat ukur mencapai tekanan separator.
Teknik yang kedua adalah dengan mengisi tabung sampel dengan gas dari separator
melalui valve sebelah atas dan gas dikeluarkan dari valve sebelah bawah. Proses ini adalah
bagian dari conditioning tabung sampel. Selama proses conditioning ini, tabung sampel
dipertahankan temperaturnya untuk menghindari kondensasi gas. Setelah dianggap cukup,
valve sebelah bawah ditutup dan pengambilan sampel dimulai.
Teknik yang ketiga adalah mengisi tabung sampel dengan brine terlebih dulu. Kemudian
gas dari separator dialirkan ke dalam tabung sampel melalui valve sebelah atas dan valve
sebelah bawah dibuka untuk mengeluarkan brine. Setelah seluruh brine keluar karena
pendesakan gas, kedua valve ditutup. Metode ini tidak dianjurkan karena adanya sifat
kelarutan gas inorganic (CO2 dan H2) maupun gas organic hidrokarbon.
Volume sampel yang diperlukan tergantung dari GOR dan tekanan separator dan sebagai
aturan umum adalah sebagai berikut (1 botol sampel = 20 liter) :
Jika GOR < 1,500 scf/bbl, maka diperlukan 2 botol sampel.
Jika 1,500 < GOR < 3,000 scf/bbl, maka diperlukan 3 botol sampel.
Jika GOR > 3,000 scf/bbl, maka diperlukan 4 botol sampel.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 13 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 7. Skema Metode Pengambilan dengan Gas Sampling Vacuum

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 14 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3.2.4. Pengambilan Contoh Fluida Fasa Liquid Di Separator


Skema peralatan untuk pengambilan sampel minyak di separator ditunjukkan oleh Gambar
8. Yang perlu diperhatikan adalah :
semua sambungan dan pipa yang digunakan untuk mengalirkan fluida selama
pengambilan sampel harus dilakukan conditioning dengan sebelumnya mengalirkan
minyak dari separator selama beberapa waktu untuk menghindari kontaminasi oleh
udara.
Jika sampel mengandung air maka air ini perlu dipisahkan terlebih dahulu di lab
sebelum dilakukan rekombinasi.

Gambar 8. Skema Metode Pengambilan Contoh Minyak di Permukaan

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 15 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Metode-metode yang digunakan dalam mengambil contoh minyak di separator adalah :


metode pendesakan oleh mercury (mercury displacement method)
piston bottle displacement method
separator gas displacement method
gas displacement method
water displacement method

3.3. METODE ALIRAN-TERPISAH (SPLIT-STREAM SAMPLING)


3.3.1. Persyaratan dan Prosedur
Metode pengambilan fluida dengan aliran-terpisah terutama digunakan pada sumur-sumur
gas kondensat. Kualifikasi dan prosedur yang digunakan dalam memilih dan
mempersiapkan suatu sumur untuk diambil sampel fluidanya menggunakan metode ini
sama dengan seperti pada metode rekombinasi permukaan.
Sebagai tambahan, perlu dicatat harga temperatur dan tekanan dari arus aliran pada titik
dimana sampel diambil.
Pada metode ini, suatu tabung berdiameter kecil dimasukkan ke tengah-tengah arus aliran.
Sebagian dari arus aliran ini akan dibelokkan melalui tabung tersebut ke dalam suatu
separator pendukung atau botol-botol sampel. Pada sebagian besar kasus, sampel diperoleh
dengan memasukkan tabung ke dalam tubing sampai 8 atau 10 ft di bawah sambungan
permukaan kepala sumur atau ke dalam arus aliran yang mengalir di atas separator.
Penempatan tabung tersebut agar bisa berada di tengah-tengah arus aliran utama dengan
baik harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. Kecepatan aliran fluida di dalam tabung
sampel harus dipertahankan agar sama dengan kecepatannya di dalam pipa. Jumlah fluida
yang dipindahkan oleh tabung sampel tidak boleh melebihi jumlah fluida yang mengalir
pada daerah yang sebanding di dalam arus aliran yang utama.

3.3.2. Kelebihan
1. Metode ini sangat cepat dan jika digunakan bersama separator yang berukuran kecil dan
memiliki kontrol temperatur akan memungkinkan suatu analisa dari fluida reservoir di
lapangan.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 16 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

2. Tabung sampel dapat dihubungkan langsung pada botol sampel sehingga sampel yang
diperoleh sebanding dengan sampel dasar-sumur yang diambil pada kondisi mengalir.
3. Fluida dari tabung sampel dapat dipisahkan sehingga bisa diperoleh sampel gas dan
cairan secara terpisah seperti pada metode rekombinasi.
4. Akurasi yang lebih besar dapat diperoleh dengan memisahkan aliran sampel dan
mengambil sampel gas dan cairan sendiri-sendiri.

3.3.3. Kekurangan
1. Metode ini tidak akurat pada fluida dengan kandungan cairan yang tinggi karena sulit
memastikan pasokan yang memadai dari gas dan cairan ke dalam tabung sampel untuk
rasio cairan-gas mengalir yang tinggi.
2. Sebagian besar cairan akan terkonsentrasi di sepanjang dinding pipa dan menyebabkan
gesekan.
3. Tabung sampel yang diletakkan di tengah-tengah pipa akan memperoleh proporsi gas
yang lebih besar daripada yang sesungguhnya.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

No : TR 02.02
Halaman
: 17 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Dake, L. P. : "Fundamental Reservoir Engineering," Elsevier Scientific Publishing Company,


Amsterdam-Oxford-New York, 1978.
2. Amyx, James W., Bass, Daniel M. dan Whiting, Robert L. : "Petroleum Reservoir Engineering Physical Properties", McGraw Hill Book Company, 1960.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Pengambilan Contoh Fluida Reservoir

5. DAFTAR SIMBOL

Pb = Tekanan gelembung, psia


Pi

= Tekanan awal, psia

Psep = Tekanan separator, psia


Pst = Tekanan stock-tank, psia
Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia
R

= Rasio produksi gas-minyak, scf/stb

Rsep = Rasio gas-minyak di separator, scf/sep.bbl


S

= Faktor penyusutan, stb/sep.bbl

Tsep = Temperatur separator, oF


Tst = Temperatur stock-tank, oF

Manajemen Produksi Hulu

No : TR 02.02
Halaman
: 18 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 1/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

METODE ANALISA FLUIDA DI LABORATORIUM

1. TUJUAN
Mengetahui dan memahami metode-metode analisa fluida di laboratorium.

2. JENIS METODE
2.1. EKSPANSI KOMPOSISI KONSTAN (CONSTANT COMPOSITION EXPANSION)
Metode ini disebut juga flash vaporization atau PV test. Contoh data yang didapat dari constant
composition expansion ditunjukkan oleh Tabel 1. Deskripsi metode ini adalah sebagai berikut
(Gambar 1) :
1. Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan tekanan di atas tekanan
reservoir.
2. Tekanan di dalam sel diturunkan tahap demi tahap dengan memperbesar volume ruangan sel
yang ditempati fluida. Pada setiap tahap tekanan dan volume total diukur. Volume diplot
terhadap tekanan. Proses ini dilakukan terus sampai terjadi perubahan kemiringan pada plot
antara volume dan tekanan (Gambar 2). Tekanan pada kondisi ini adalah tekanan gelembung
(bubble point).
3. Kemudian tekanan kembali diturunkan secara bertahap, dimana pada setiap tahap fluida di
dalam sel diusahakan berada pada kesetimbangan dengan menggoyang sel agar terjadi
pencampuran fluida di dalam sel. Volume dan tekanan pada kondisi setimbang ini juga
dicatat pada setiap tahap.
4. Langkah 3 diulang sampai volume sel maksimum dicapai.

2.2 PEMBEBASAN DIFERENSIAL (DIFFERENTIAL LIBERATION)


Contoh data yang didapat dari differential vaporization ditunjukkan oleh Tabel 2. Deskripsi
metode ini adalah sebagai berikut (Gambar 3) :
1. Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan tekanan di atas bubble
point.
2. Tekanan di dalam sel diturunkan tahap demi tahap dengan memperbesar volume ruangan sel
yang ditempati fluida. Pada setiap tahap tekanan dan volume total diukur. Volume diplot
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 2/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

terhadap tekanan. Proses ini dilakukan terus sampai terjadi perubahan kemiringan pada plot
antara volume dan tekanan (Gambar 2). Tekanan pada kondisi ini adalah tekanan bubble
point.
3. Kemudian tekanan kembali diturunkan secara bertahap, dimana pada setiap tahap fluida di
dalam sel diusahakan berada pada kesetimbangan dengan menggoyang sel agar terjadi
pencampuran fluida di dalam sel. Volume dan tekanan pada kondisi setimbang ini juga
dicatat pada setiap tahap.
4. Gas bebas dikeluarkan seluruhnya dari sel pada kondisi tekanan konstan. Volume gas yang
dikeluarkan dan minyak di dalam sel diukur pada kondisi tekanan dan temperatur sel.
Volume gas juga diukur pada kondisi standar.
5. Langkah 3 dan 4 diulang sampai tekanan sel mencapai tekanan atmosfir dan hanya minyak
yang tersisa di dalam sel.

Tabel 1
Contoh Data Hasil Constant Composition Expansion (Flash Vaporization)1

Manajemen Produksi Hulu

Tekanan

Volume Total Relatif

(psia)

vt = v/vb = (rb/rbb)

5,000

0.9810

4,500

0.9850

4,000 (Pi)

0.9850

3,500

0.9975

3,330 (Pb)

1.0000

3,290

1.0025

3,000

1.0270

2,700

1.0603

2,400

1.1060

2,100

1.1680

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 3/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

Tabel 2
Contoh Data Hasil Differential Liberation1

Tekanan
(psia)

Volume

Volume

Kumulatif

Relatif Gas Relatif Gas Relatif Gas


(P dan T)

(sc)

(sc)

Faktor
Expansi Gas

Faktor - Z

3,330 (Pb)

Volume Relatif Minyak


(P dan T)
1.0000

3,000

0.0460

8.5211

8.5211

185.24

0.868

0.9769

2,700

0.0417

6.9731

15.4942

167.22

0.865

0.9609

2,400

0.0466

6.9457

22.4399

149.05

0.863

0.9449

2,100

0.0535

6.9457

29.3856

129.83

0.867

0.9298

1,800

0.0597

6.5859

35.9715

110.32

0.874

0.9152

1,500

0.0687

6.2333

42.2048

90.73

0.886

0.9022

1,200

0.0923

6.5895

48.7943

71.39

0.901

0.8884

900

0.1220

6.4114

55.2057

52.55

0.918

0.8744

600

0.1818

6.2369

61.4426

34.31

0.937

0.8603

300

0.3728

6.2297

67.6723

16.71

0.962

0.8459

14.7 ( T )

74.9557

0.8296

74.9557

0.7794

14.7
(60oF)

2.3. UJI PEMISAHAN FLASH (FLASH SEPARATION TEST)


Uji ini merupakan model skala kecil dari proses pemisahan dalam separator di lapangan. Data
yang diperoleh dari uji ini adalah :
1. Faktor volume formasi minyak pada kondisi separator.
2. Gravity dari stock-tank minyak.
3. Rasio gas-minyak di separator.
4. Rasio gas-minyak di stock tank.
5. Rasio gas-minyak total.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 4/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

2.4. PENURUNAN VOLUME KONSTAN (CONSTANT VOLUME DEPLETION)


Constant volume depletion dilakukan pada gas kondensat dan volatile oil untuk mensimulasikan
perubahan komposisi dan kinerja reservoir selama deplesi. Deskripsi tentang proses constant
volume depletion adalah sebagai berikut :
1. Contoh fluida dimasukkan dalam sel dengan temperatur reservoir dan tekanan pada tekanan
saturasi (tekanan bubble point atau tekanan dew point). Volume pada kondisi ini dijadikan
sebagai volume referensi.
2. Tekanan di dalam sel diturunkan sampai harga tertentu dengan memperbesar volume ruangan
sel yang ditempati fluida. Pada proses ini akan terjadi retrograde liquid (untuk gas
kondensat) atau solution gas (untuk volatile oil) dan volume cairan diukur sebelum gas
dikeluarkan dari sel.
3. Sebagian gas dikeluarkan dengan menginjeksikan merkuri ke dalam sel dengan
mempertahankan tekanan konstan. Proses ini dihentikan jika volume sel sama dengan volume
sel pada keadaan awal (langkah 1).
4. Gas yang dikeluarkan pada langkah 1 dianalisa dengan gas chromotography untuk
menentukan komposisinya.
5. Langkah 3 dan 4 diulang beberapa kali (6-7 kali) sampai tekanan sel mencapai tekanan
tertentu yang cukup rendah. Cairan yang tersisa didistilasi dan dianalisa menggunakan gas
chromotography.

Contoh data hasil constant volume depletion diberikan pada Tabel 3.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 5/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

Tabel 3
Contoh Data Hasil Constant Volume Depletion4

Equilibrium Liquid

Equilibrium Vapor
Tekanan (psia)
Komponen 6,764.7 5,514.7 4,314.7 3,114.7 2,114.7 1,214.7
Karbon

Exp.

Calc.

714.7

714.7

714.7

2.37

2.40

2.45

2.50

2.53

2.57

2.60

0.59

0.535

Nitrogen

0.31

0.32

0.33

0.34

0.34

0.34

0.33

0.02

0.017

Metana

73.19

75.56

77.89

79.33

79.62

78.90

77.80

12.42

10.704

Etana

7.80

7.83

7.87

7.92

8.04

8.40

8.70

3.36

3.220

Propana

3.55

3.47

3.40

3.41

3.53

3.74

3.91

2.92

2.896

i-Butana

0.71

0.67

0.65

0.64

0.66

0.72

0.78

0.91

0.916

n-Butana

1.45

1.37

1.31

1.30

1.33

1.44

1.56

2.09

2.103

i-Pentana

0.64

0.59

0.55

0.53

0.54

0.59

0.64

1.40

1.417

n-Pentana

0.68

0.62

0.58

0.56

0.57

0.61

0.66

1.60

1.624

Hexana

1.09

0.97

0.88

0.83

0.82

0.85

0.90

3.68

3.755

8.21

6.20

4.09

2.64

2.02

1.84

2.12

71.01

72.815

Total

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

MC7+

184.0

160.0

142.0

127.0

119.0

115.0

114.0

213.0

207.9

C7+

0.816

0.799

0.783

0.770

0.762

0.758

0.757

0.833

0.843

1.238

1.089

0.972

0.913

0.914

0.937

0.960

np - %

0.000

9.024

21.744

38.674

55.686

72.146

81.301

SL - %

0.0

14.1

19.7

21.6

21.3

20.2

19.3

Dioksida

Heptanaplus

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 6/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

3. DAFTAR PUSTAKA

1. Dake, L. P. : "Fundamentals of Reservoir Engineering," Elsevier, Amsterdam, 1978.


2. Amyx, J. W., Bass, D. M. dan Whiting, R. L. : "Petroleum Reservoir Engineering - Physical
Properties," McGraw-Hill, Inc., USA, 1960.
3. McCain Jr, W. D. : "The Properties of Petroleum Fluids," PennWell Publishing Co., Tulsa,
Oklahoma, 1990.
4. Whitson, C. H. dan Torp, S. B. : "Evaluating Constant Volume Depletion Data," SPE 10067;
Proceeding of the 56th Annual Fall Technical Conference and Exhibition of the SPE-AIME, San
Antonio, Texas, October 5-7, 1981.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di
Laboratorium

4. DAFTAR SIMBOL

= berat molekul, lb/lb mol

np

= fraksi mol parsial

= tekanan, psia

Pb = tekanan pada titik jenuh, psia


Pi

= tekanan awal, psia

rb = volume fluida reservoir, cc


rbb = volume fluida reservoir pada titik jenuh, cc
SL

= saturasi fluida, persen

= temperatur, oF

= volume fluida reservoir, cc

vb

= volume fluida reservoir pada titik jenuh, cc

vt

= volume total relatif, tanpa satuan

= faktor deviasi gas, tanpa satuan

= specific gravity gas, tanpa satuan

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.03
Halaman
: 7/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 8/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

5.

GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. Skema Constant Composition Expansion (Flash Vaporization)

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Metode Analisa Fluida di

NO : TR 02.03
Halaman
: 9/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Laboratorium

Gambar 2. Penentuan Tekanan Bubble Point dari Data Constant Composition Expansion atau dari
Data Differential Liberation

Gambar 3. Skema Differential Liberation

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 1 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

ANALISA HASIL PVT

1. TUJUAN
Menganalisa hasil

pemeriksaan laboratorium tentang PVT fluida reservoir,

hidrokarbon

dan

mengolahnya menjadi bentuk kurva faktor volume formasi (B), viskositas (), kelarutan gas (Rs) dan
kompresibilitas (c) minyak dan gas sebagai

fungsi tekanan untuk memudahkan pemakaian di

lapangan.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Metode yang digunakan adalah pengolahan data hasil PVT hidrokarbon yang mengalami proses
pembebasan gas (gas vaporization process) flash dan differential.

2.2. PERSYARATAN
Data PVT flash dan differential tersedia kedua-duanya. Untuk analisa faktor volume formasi gas
(Bg) dibutuhkan harga faktor penyimpangan gas (Z).
3. LANGKAH KERJA
3.1. PENGOLAHAN DATA MINYAK
3.1.1. Penghalusan Data Flash
1. Atas dasar harga perbandingan volume pengamatan terhadap volume pada tekanan

V
Vsat

saturasi

Y=

hitunglah harga Y dengan menggunakan persamaan :

( Pb P )
V

1
P
Vsat

(1)

2. Buat grafik Y terhadap P pada kertas kartesian dan cari persamaan linier Y dalam P :

Y = a + bP

Manajemen Produksi Hulu

(2)

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 2 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

sebagai fungsi tekanan (P) berdasarkan


3. Hitung kembali harga volume relatif
Vsat
persamaan :

Vsat

( P P)
= 1 + b
aP + bP 2

(3)

3.1.2. Penghalusan Data Differential


1. Apabila volume relatif dalam laporan hasil PVT dinyatakan dalam perbandingan
volume pengamatan pada suatu tekanan (V) dengan volume residu (VR), maka ubahlah
volume relatif ini dalam bentuk perbandingan volume (V) dengan volume pengamatan
pada tekanan jenuh (Vsat) dengan menggunakan persamaan berikut :

V
P
V V R
=

Vsat V P
V b
R

(4)

2. Hitung harga V dan P berdasarkan persamaan :

V
V = 1
Vsat

(5)

P = Pb P

(6)

3. Buat grafik V terhadap P pada kertas grafik log-log dan tentukan persamaan garis
linier dari hubungan tersebut menurut persamaan :

log V = log B + C log P

(7)

atau :

V = B (P ) C
V
Vsat

4. Hitung kembali harga

Vsat

Manajemen Produksi Hulu

berdasarkan persamaan linier dari langkah 3 :

= 1 B(P ) C

(8)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 3 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

5. Tentukan harga berdasarkan penghalusan data pada langkah di muka :

VR

V
=
Vsat

V

P VR

Pb

(9)

3.1.3. Penentuan Harga Bo dan Rs


1. Sesuai dengan harga tekanan dan temperatur kerja separator di lapangan, tentukan
harga :
a. Gas yang larut pada tekanan jenuh (Rsfb) berdasarkan proses pembebasan gas flash.
Harga ini diperoleh dari hasil uji separator di laboratorium dengan jalan
menjumlahkan harga perbandingan gas-minyak (gas-oil ratio) yang berasal dari
separator dan tanki.
b. Faktor penyusutan minyak, shrinkage factor (bo) pada tekanan dan temperatur
standar, faktor volume formasi pada tekanan jenuh (Pb) dari proses flash adalah :

Bofb =

1
bof

(10)

2. Harga faktor volume formasi minyak berdasarkan proses differential (Bod) ditentukan
berdasarkan hubungan berikut ini :

Bod =

V
VR

(11)

atau :

V
Bod =
Vsat

(volume saturasi)

V
Bod =
Vsat

VR

(12)

3. Dari laporan hasil PVT differential dapat dibaca harga gas yang larut pada tekanan
jenuh dan tekanan yang lebih kecil masing-masing adalah Rsdb dan Rsd. Dari harga
tersebut dihitung harga gas yang telah dibebaskan sampai suatu harga tekanan tertentu,
yaitu :

( Rsdb Rsd )

Manajemen Produksi Hulu

(13)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 4 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

4. Harga faktor volume formasi minyak (Bo) dan gas yang terlarut (Rs) dihitung dengan
persamaan :

Bo = Bod

Bofb

(14)

Bodb

Rs = Rsfb ( Rsdb Rsd )

( Bofb )
( Bodb )

(15)

5. Plot Bo dan Rs terhadap tekanan (P).


Catatan :
Harga Bo untuk P > Pb sama dengan harga Bof pada tekanan yang sama.
Harga Boi sama dengan harga Bof pada tekanan reservoir awal Pi. Harga Boi ini
digunakan untuk menentukan cadangan minyak. Karena tekanan formasi berbeda pada
setiap kedalaman, maka untuk lapisan yang berbeda perlu menggunakan Boi yang
berbeda pula.

3.1.4. Penentuan Harga Viskositas dan Kompresibilitas Minyak


1. Baca harga viskositas minyak (o) dari tabulasi data hasil proses pelepasan gas flash
dan plot o terhadap P.
2. Baca harga kompresibilitas minyak (co) dari tabulasi data untuk selang tekanan di atas
tekanan jenuh (Pb). Bila tidak tercantum pada tabulasi tersebut tentukan harga
kompresibilitas minyak rata-rata ( co ) berdasarkan persamaan :

co =

( Bob Boi )
Boi ( Pi Pb )

(16)

3.1.5. Penentuan Harga Faktor Volume Formasi Gas


1. Baca harga faktor penyimpangan gas (Z) dari tabulasi data hasil PVT proses
differential.
2. Hitung harga faktor volume formasi gas (Bg) dengan persamaan :

B g = 35.35

P
ZT

(17)

Harga Bgi diperoleh dari persamaan (17) dengan menggunakan harga tekanan reservoir
awal Pi, termperatur reservoir T dan faktor penyimpangan gas pada tekanan reservoir
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 5 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

awal Zi. Harga Bgi ini digunakan untuk menentukan cadangan gas. Karena tekanan
formasi berbeda pada setiap kedalaman, maka untuk lapisan yang berbeda perlu
menggunakan Bgi yang berbeda pula.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 6 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Amyx, J. W. , Bass, D. M. , dan Whiting, R. L. : "Petroleum Reservoir Engineering Physical


Properties", McGraw Hill Book Co. , 1960.
2. Moses. P. L. : "Engineering Application of Phase Behavior of Crude Oil and Condensate
Systems", JPT Vol.38, No. 8, July 1986.
3. Standing, M.B. : "Volumetric and Phase Behavior of Oil Field Hydrocarbon Systems", SPE
AIME, Dallas, 1977.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

5. DAFTAR SIMBOL

Bg =

faktor volume formasi gas, SCF/ft3

Bo =

faktor volume formasi minyak gabungan, bbl/STB

bo

faktor penyusutan minyak-flash, STB/bbl

Bod =

faktor volume formasi minyak-differential, bbl/STB

Bof =

faktor volume formasi minyak-flash, bbl/STB

Bofb =

faktor volume formasi minyak-flash pada tekanan jenuh

co

kompresibilitas minyak, psi-1

tekanan, psig

Rs =

kelarutan gas dalam minyak gabungan, SCF/STB

Rsd =

kelarutan gas dalam minyak-differential, SCF/STB

Rsfb =

kelarutan gas dalam minyak-flash, SCF/STB

temperatur, R

volume pengamatan, ft3

VR =

volume cairan pada kondisi standard - differential, STB

Vsat =

volume cairan pada tekanan jenuh, bbl

faktor korelasi, tak berdimensi

faktor penyimpangan gas, tak berdimensi

o =

viskositas minyak, cp

Subskrip :
d
f
b
i
s

=
=
=
=
=

proses differential
proses flash
kondisi jenuh (saturated)
kondisi awal
kondisi standar

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 7 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 8 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.1.1. Proses Pembebasan Gas
Pengukuran PVT dilaksanakan sedekat mungkin mencerminkan proses pembebasan gas
dari minyak yang terjadi mulai dari reservoir, tubing, pipa alir di permukaan sampai
separator dan tanki. Pembebasan gas dari larutan yang terjadi di tubing, pipa alir,
separator dan tanki mendekati proses flash, sedangkan di dalam reservoir mungkin terjadi
dua macam pembebasan gas yang berbeda tergantung harga saturasi gas (Sg), yaitu :
1. pembebasan gas flash bila saturasi gas (Sg) < saturasi gas equilibrium (Sge)
2. pembebasan gas differential bila Sg > Sge
6.1.2. Penghalusan Data
Hasil pengamatan PVT perlu diperhalus dengan bantuan dua persamaan empirik sesuai
dengan jenis pembebasan gas, yaitu :
1. Proses flash menggunakan persamaan :

Y=

( Pb P )

V
P
1

Vsat

(1)

Plot Y terhadap P adalah linier sehingga dapat dicari konstanta a dan b dari
persamaan :

Y = a + bP
V
Vsat

Jadi harga

Vsat

(2)

dihitung kembali berdasarkan persamaan :

( P P)
= 1 + b
aP + bP 2

(3)

2. Proses differential menggunakan persamaan :

log V = log B + C log P


Manajemen Produksi Hulu

(7)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 9 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

dimana plot P terhadap P pada kertas grafik log-log adalah linier sehingga konstanta
B dan C dapat dihitung.

V
Vsat

Harga

dihitung kembali dengan menggunakan persamaan :

Vsat

= 1 B(P ) C

(8)

6.1.3. Penentuan Bof dan Bod


Penentuan harga faktor volume minyak untuk proses flash memerlukan harga tekanan
operasi separator yang akan digunakan. Pemilihan harga tekanan dan temperatur operasi
yang tepat berpatokan pada sistem yang memberikan faktor penyusutan (bo) yang paling
besar. Berdasarkan harga bo ini maka faktor volume minyak flash dihitung sebagai berikut
:

V
Bof =
Vsat

bo

(18)

Faktor volume minyak differential dihitung berdasarkan volume residu (VR) dengan
menggunakan persamaan :

V
Bod =
Vsat

VR

V
Bod =
Vsat

V R

Pb

(12)

6.1.4. Penentuan Kelarutan Gas dalam Minyak


Kelarutan gas dalam minyak untuk proses flash ditentukan oleh pilihan tekanan dan
temperatur operasi separator. Setelah dipilih kondisi operasi separator, maka kelarutan gas
dalam minyak pada tekanan jenuh diperoleh dari hubungan berikut ini :

Rsfb = ( Rs ) separator + ( Rs ) tanki

(19)

Pada umumnya harga Rsf untuk P > Pb tidak dilaporkan dalam hasil PVT, walaupun
demikian harga perkiraan Rsf dihitung berdasarkan persamaan :
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

Bofb
Rsf = Rsd
Bodb

NO : TR 02.04
Halaman
: 10 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

(20)

Harga kelarutan gas dalam minyak untuk proses pelepasan gas differential dapat dibaca
pada laporan hasil PVT mulai tekanan jenuh. Jadi Rsd dibaca langsung dari hasil PVT.
6.1.5. Penentuan Harga Bo dan Rs Gabungan
Pada umumya sejarah produksi suatu reservoir minyak dapat mencapai harga tekanan
reservoir jauh di bawah tekanan jenuh. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar masa
produksi reservoir minyak itu berlangsung pada tekanan di mana hidrokarbon di dalam
reservoir mengalami pembebasan gas differential.
Sedangkan proses pembebasan gas di separator adalah flash dan semua parameter
produksi diukur setelah fluida keluar dari separator. Hal inilah yang menimbulkan
gagasan1-2) untuk menghitung Bo dan Rs gabungan. Persamaan yang digunakan adalah :

Bo = Bod

Bofb

(14)

Bodb

Rs = Rsfb ( Rsdb Rsd )

Bofb
Bodb

Jika harga Rsfb < ( Rsdb Rsd )

( Bofb )
( Bodb )

(15)

mungkin terjadi pada tekanan yang rendah, maka

Rs negatif ini dihilangkan saja. Rs dibuat sama dengan nol untuk P = 14.7 psia dan kurva
Rs terhadap P dibuat berdasarkan Rs yang positif dan nol tadi.
6.1.6. Penentuan Harga co dan o
Kompresibilitas minyak dihitung berdasarkan persamaan :

Co =

dBo
Bod P

atau c o antara tekanan Pi dan Pb ditentukan berdasarkan :


Manajemen Produksi Hulu

(21)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

co

Bob Boi
Boi ( Pi Pb )

NO : TR 02.04
Halaman
: 11 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

(16)

Viskositas minyak diperoleh dari data flash, sehingga secara langsung dapat dibuat plot o
terhadap P.
6.1.7. Penentuan Harga Bg
Harga Z diukur dari gas yang dihasilkan dari pelepasan gas secara differential. Harga
faktor volume formasi (SCF/ft3) dihitung dari persamaan :

B g = 35.35

P
ZT

(17)

dengan menggunakan tekanan dan temperatur standar sebesar 14.7 psia dan 60 F.
6.2. PENENTUAN Bo
Harga Bo diperoleh dari hasil gabungan data PVT proses pelepasan gas flash dan differential.
Sebagai contoh : data PVT seperti tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sebelum perhitungan Bo
ini perlu dilakukan dua langkah :
1. Penentuan parameter operasi separator. Untuk contoh gunakan P = 100 psig dan T = 75 F,
seperti tercantum pada Tabel 2.
2. Penghalusan data flash dan differential dari hasil PVT.

6.2.1. Penghalusan Data Flash


Langkah - langkah perhitungan dengan menggunakan data Tabel l adalah sebagai berikut
:
1. Tentukan harga tekanan jenuh, yaitu tekanan pada harga V/Vsat = 1.0. Dengan
menggunakan batasan ini diperoleh = 3,236 psig.
2. Sesuai dengan harga V/Vsat hitung harga Y untuk P < Pb dengan menggunakan
persamaan :

Y=

Manajemen Produksi Hulu

( Pb P )

V
P
1

Vsat

(1)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 12 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Hasil perhitungan tertera pada Tabel 5.


3. Plot Y terhadap P menghasilkan titik melalui titik mana ditarik garis linier, seperti
dinyatakan oleh Gambar 1. Persamaan linier diperoleh berdasarkan koordinat dua titik
:
Y = 1.5

P = 360

Y = 1.9

P = 1,620

Konstanta persamaan garis lurus :


Y = a + bP
dihitung menggunakan koordinat kedua titik tersebut :

b=

1.9 1.5
1,620 360

= 3.1746 10-4

a = 1.5 3.1746 10 4 (360)


= 1.3860

untuk P < Pb dihitung berdasarkan persamaan :


4. Harga
V
sat

V
3,236 P
= 1+
Vsat
1.3860 P 3.1746 10 4 P 2
5. Dengan menggunakan parameter operasi separator P = 100 psig dan T = 75 F serta
Tabel 2 diperoleh faktor penyusutan minyak (bo) = 0.5949. Jadi, harga faktor volume
minyak flash (Bof) untuk P < Pb adalah :

V
Btf =
Vsat

bo

3,236 P

1
Btf = 1 +
bbl/STB
4
2
1.3806 P 3.1746 10 P 0.5949
dan :

Bofb =

1
= 1.6810 bbl/STB
0.5949

Sedangkan Bof pada P < Pb, dihitung berdasarkan persamaan :

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

V
Bof =
Vsat

NO : TR 02.04
Halaman
: 13 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Bofb

V
Bof = 1.6810
Vsat

Hasil perhitungan Bof dicantumkan pada Tabel 6 dan grafik Bof dapat dilihat pada
Gambar 2.

6.2.2. Penghalusan Data Differential


Langkah perhitungan dengan menggunakan data Tabel 1 adalah sebagai berikut :
1. Data volume relatif diberikan dalam bentuk V/VR sama dengan Bod. Yang diperlukan

Vsat

dan harga ini diperoleh dari persamaan :

V / VR
V
=
Vsat (V / VR ) b

2. Hitung harga V dan P untuk P < Pb dengan persamaan :

V
V = 1
Vsat

P = Pb P
Hasil perhitungan diberikan pada Tabel 7.
3. Plot V terhadap P pada kertas grafik log-log. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.
4. Tarik garis linier melalui hasil plot pada butir 3 dan cari persamaan linier tersebut.
Persamaan linier log V = log B + C log P ditentukan atas harga koordinat dua
titik, yaitu :
V = 0.08
V = 0.2

C=

P = 470
P = 1,550

log 0.2 log 0.08


= 0.7679
log 1,550 log 470

log B = log 0.2 0.7679 log 1,550


= - 3.1448
B
Manajemen Produksi Hulu

= 7.0986 10-4

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 14 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

= 7.0986 10-4 (P)0.7679

V/Vsat = 1 7.0986 10-4 (3,236 - P)-0.7679


5. Harga Bod ditentukan berdasarkan persamaan :

V
Bod =
Vsat

VR

V
Bod =
Vsat

Bodb

Dari Tabel 1 diperoleh :


Bodb = 2.075 bbl/STB
Hasil perhitungan dicantumkan pada Tabel 8 sedangkan grafik Bod terhadap P dapat
dilihat pada Gambar 4.

6.2.3. Penentuan Bo Gabungan


Bo gabungan dihitung dengan menggunakan persamaan :

Bo = Bod
Bo = Bod

Bofb
Bodb
1.6810
2.075

Hasil perhitungan diberikan pada Tabel 9 dan plot Bo terhadap P dapat dilihat pada
Gambar 5.
6.3. PENENTUAN Rs
Contoh perhitungan Rs gabungan menggunakan data yang tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2,
yaitu harga Rsfb, Rsdb dan Rsd. Langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan parameter operasi separator P = 100 psig dan T = 75 F diperoleh Rsfb dari
Tabel 2.
Rsfb = 950 + 68 = 1,018 SCF/STB
2. Dari Tabel l diperoleh harga :
Rsdb = 1,518 SCF/STB
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 15 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

3. Hitung gas yang terlarut (Rs) dengan menggunakan persamaan :

Rs = Rsfb ( Rsdb Rsd )

( Bofb )
( Bodb )

Hasil perhitungan seperti tercantum pada Tabel 10 menunjukkan harga negatif pada tekanan
yang rendah. Hal ini dapat dihindari dengan membuat plot Rs terhadap P dari harga Rs yang
positif berpegang pada titik akhir adalah Rs = 0 pada P = 0 psig seperti dapat dilihat pada
Gambar 6. Berdasarkan kurva itu diperoleh harga Rs yang baru.
6.4. PENENTUAN Bg
Data PVT differential mengandung harga Z sebagai fungsi dari P seperti Tabel 3. Atas dasar
harga ini Bg dihitung dengan menggunakan harga T = 258 F dan persamaan :

B g = 35.35

P
ZT

Untuk beberapa harga tekanan, plot Bg terhadap P diberikan pada Gambar 7.


P (psig)
2,938
2,607
2,301
1,903
1,505

Z
0.886
0.879
0.878
0.884
0.897

Bg (SCF/cuft)
164.1
146.8
129.8
106.8
83. 4

6.5. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS MINYAK


Kompresibilitas minyak (co) diukur untuk P > Pb seperti diberikan pada Tabel 4. Bila diperlukan
harga co rata-rata dari Pi sampai Pb, maka harga tersebut dihitung dengan menggunakan
persamaan :

Manajemen Produksi Hulu

co =

( Bob Boi )
Boi ( Pi Pb )

co =

(1.6801 1.5779)
= 23.4 10 6 psi 1
1.5799(6,000 3,236)

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

6.6. GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1. Fungsi Y

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 16 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 17 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 2. Hubungan Btf terhadap P untuk Proses Flash

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

Gambar 3. Hubungan V terhadap P

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 18 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 19 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 4. Hubungan Bod terhadap P untuk Proses Differential

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

FAKTOR VOLUME FORMASI GABUNGAN,(Bo), bbl/STB

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 20 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Gambar 5. Faktor Volume Formasi Minyak Gabungan

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

Gambar 6. Faktor Kelarutan Gas

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 21 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

Gambar 7. Faktor Volume Formasi Gas

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 22 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 23 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TABEL 1
Contoh Data Fluida Reservoir dari Uji Flash dan Differential Liberation

Catatan:

Data pada kolom (2) diperoleh dari uji flash.


Data pada kolom (3), (4), (5), dan (6) diperoleh dari uji differential
liberation.
Harga tekanan yang tertinggi adalah sama atau lebih besar dari tekanan
reservoir awal.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 24 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TABEL 1 (sambungan)
Contoh Data Fluida Reservoir dari Uji Flash Vaporization dan Differential Liberation

Catatan:

Data pada kolom (2) diperoleh dari uji flash vaporization.


Data pada kolom (3), (4), (5), dan (6) diperoleh dari uji differential
liberation.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

NO : TR 02.04
Halaman
: 25 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TABEL 2
Contoh Data Fluida Reservoir dari Uji Flash Vaporization dan Differential Liberation

TABEL 3
Data-Data Lain

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

TABEL 4
Data Volumetrik dari Fluida Reservoir

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 26 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

TABEL 5
Harga Y

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 27 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

TABEL 6
Faktor Volume Minyak Flash

TABEL 7
Harga V dan P

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 28 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

TABEL 8
Faktor Volume Formasi Minyak Differential

TABEL 9
Faktor Volume Formasi Minyak Gabungan

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 29 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Analisa Hasil PVT

TABEL 10
Faktor Gas Terlarut (Rs) Gabungan

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.04
Halaman
: 30 / 30
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

NO : TR 02.05
Halaman
: 1 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

PERSAMAAN KEADAAN

1.

TUJUAN
Mengenal dan memahami persamaan keadaan yang telah digunakan secara luas dalam industri
perminyakan untuk menghitung sifat-sifat fisik dan kesetimbangan uap-cairan dari campuran
hidrokarbon.

2.

METODE
Perhitungan sifat-sifat fisik dan kesetimbangan uap-cairan dari campuran hidrokarbon akan
dilakukan dengan persamaan Soave-Redlich-Kwong dan Peng-Robinson yang merupakan persamaan
kubik dengan dua konstanta empirik.

3.

LANGKAH KERJA
3.1. PERSAMAAN KEADAAN SOAVE-REDLICH-KWONG
1. Hitung dan tabulasikan konstanta acj, bj, mj, j

dan aTj untuk masing-masing komponen

dengan persamaan :

(RT )

a cj = 0.42747
b j = 0.08664

cj

(1)

Pcj
RTcj

(2)

Pcj

m j = 0.480 + 1.574 j 0.176 j

(3)

dimana adalah faktor aksentrik Pitzer yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

= (log Pvr + 1) pada Tr = 0.7


dimana Pvr adalah tekanan uap tereduksi yang dihitung pada Tr = 0.7. Maka, harga faktor
aksentrik untuk masing-masing substansi murni adalah suatu konstanta.

= 1 + m j 1 Trj

aTj = acj j
Manajemen Produksi Hulu

(4)
(5)

TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

Komponen

kritik, R

kritik, psia

Tcj

Pcj

Faktor

Tekanan

Temperatur

NO : TR 02.05
Halaman
: 2 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

bj

Aksentrik

acj

mj

aTj

konstanta

2. Hitung konstanta campuran, b dan aT dengan persamaan :

b = y jb j

(6)

aT = y i y j (aT i aTj ) 2 (1 ij )
1

(7)

dimana ij adalah koefisien interaksi biner, yang diasumsikan tidak tergantung pada tekanan
dan temperatur. Harga koefisien ini diperoleh dengan cara mencocokkan persamaan keadaan
dengan data kesetimbangan gas-cairan untuk masing-masing campuran biner. Harga
koefisien ini berbeda-beda untuk setiap pasangan biner dan persamaan keadaan.

3. Hitung tekanan dengan persamaan berikut :

P=

aT
RT

VM b VM (VM + b)

(8)

3.2. PERSAMAAN KEADAAN PENG-ROBINSON


1. Hitung dan tabulasikan konstanta acj, bj, mj, j

dan aTj untuk masing-masing komponen

dengan persamaan :

(RT )

a cj = 0.45724

b j = 0.07780

Manajemen Produksi Hulu

cj

Pcj

RTcj
Pcj

(9)

(10)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

m j = 0.37464 + 1.54226 j 0.26992 j

= 1 + m j 1 Trj

NO : TR 02.05
Halaman
: 3 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

(11)

(4)

aTj = acj j

Temperatur
Komponen

(5)

kritik, R

kritik, psia

Tcj

Pcj

Faktor

Tekanan
bj

acj

Aksentrik

mj

aTj

konstanta

2. Hitung konstanta campuran, b dan aT dengan persamaan seperti pada langkah 3.1-2 di atas
:

b = y jb j

(6)

aT = y i y j (aT i aTj ) 2 (1 ij )
1

(7)

3. Hitung tekanan dengan persamaan :

P=

aT
RT

(VM b) VM (VM + b) + b(VM b)

Manajemen Produksi Hulu

(12)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

4.

NO : TR 02.05
Halaman
: 4 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

DAFTAR PUSTAKA

1.

Ahmed, T. H. : "Comparative Study of Eight Equations of State for Predicting Hydrocarbon


Volumetric Phase Behavior," SPE Res. Eng. (Feb. 1988) 3, No. 1, 337-348.

2.

Redlich, O. dan Kwong, J. N. S. : "On the Thermodynamics of Solutions. V An Equation of


State. Fugacities of Gaseous Solutions," Chem. Reviews (1949) 44, 233-244.

3.

Soave, G. : "Equilibrium Constants from a Modified Redlich-Kwong Equation of State," Chem.


Eng. Sci. (1972) 27, No. 6, 1197-1203.

4.

Pitzer, K. S., Lippmann, D. Z., Curl, R. F., Jr., Huggins, C. M. dan Peterson, D. E. : "The
Volumetric and Thermodynamic Properties of Fluids. II. Compressibility Factor, Vapor
Pressure and Entropy of Vaporization," J. Am. Chem. Soc. (1955) 77, No. 13, 3433-3440.

5.

Peng, D. dan Robinson, D. B. : "A New Two-Constant Equation of State," I.&E.C. Fundamentals
(1965) 15, No. 1, 59-64.

6.

Edmister, W. C. dan Lee, B. I. : "Applied Hydrocarbon Thermodynamics Volume I," 2nd Ed.,
Gulf Publishing Co., Houston, 1984.

7.

Katz, D. L. dan Firoozabadi, A. : "Predicting Phase Behavior of Condensate/Crude-Oil Systems


Using Methane Interaction Coefficients," Trans., AIME (1978) 265, 1649-1655.

8.

McCain, William D., Jr. : "The Properties of Petroleum Fluids Second Edition," PennWell
Publishing Company, 1990.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

5.

NO : TR 02.05
Halaman
: 5 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

DAFTAR SIMBOL

= konstanta pada beberapa persamaan keadaan

ac

= konstanta pada persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong dan Peng-Robinson

aT

= koefisien ketergantungan-temperatur pada persamaan keadaan Soave Redlich-Kwong


dan Peng-Robinson

aTi

= koefisien ketergantungan-temperatur dari komponen i

aTj

= koefisien ketergantungan-temperatur dari komponen j

= konstanta pada beberapa persamaan keadaan

bj

= koefisien dari komponen j pada beberapa persamaan keadaan

= konstanta pada persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong dan Peng-Robinson

mj

= konstanta dari komponen j

= tekanan, psia

Pc

= tekanan kritik, psia

Pcj

= tekanan kritik dari komponen j, psia

Pv

= tekanan uap, psia

Pvr

= tekanan uap tereduksi, Pv/Pc

= konstanta gas universal

= temperatur, oR

Tc

= temperatur kritik, oR

Tcj

= temperatur kritik dari komponen j, oR

Tr

= temperatur tereduksi

VM

= volume molar, yaitu volume 1 mol, cuft/lbmole

yi

= fraksi mol dari komponen i

yj

= fraksi mol dari komponen j

Huruf Yunani :

= koefisien ketergantungan-temperatur pada persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong


dan Peng-Robinson

= koefisien ketergantungan-temperatur dari komponen j

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

ij

NO : TR 02.05
Halaman
: 6 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

= koefisien interaksi biner pada persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong dan PengRobinson

= faktor aksentrik

= faktor aksentrik dari komponen j

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

6.

NO : TR 02.05
Halaman
: 7 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Belakangan ini, penelitian mengenai persamaan keadaan (Equation of State = EOS) telah
kembali kepada semangat dari van der Waals, yaitu persamaan kubik dengan dua buah
konstanta.1 Dua persamaan populer yang telah diterima dalam industri perminyakan, RedlichKwong dan Peng-Robinson, adalah persamaan kubik dengan dua buah konstanta empirik.
Kedua persamaan ini telah digunakan secara luas untuk menghitung sifat-sifat fisik dan
kesetimbangan uap-cairan dari campuran hidrokarbon.

Persamaan Keadaan Redlich-Kwong


Redlich dan Kwong mengajukan suatu persamaan keadaan yang ikut memperhitungkan
ketergantungan temperatur dari istilah daya tarik molekular pada suatu kelakuan yang mirip
dengan Clausius.2

a
P + 1
(VM b) = RT
2

T VM (VM + b)

(13)

Keuntungan dari persamaan Clausius adalah konstanta empirik ketiga tidak diikutsertakan.

Soave mengusulkan agar

digantikan dengan suatu istilah ketergantungan temperatur, yaitu


2

aT.3

aT
P +
(VM b) = RT
VM (VM + b)

(14)

Kenyataan bahwa aT bervariasi pada temperatur menjadi tidak nyaman karena sebagian besar
aplikasi dari persamaan ini adalah pada temperatur yang konstan. Persamaan untuk aT adalah

aT = a c

(15)

dimana ac adalah harga dari aT pada temperatur kritik dan adalah suatu bentuk
ketergantungan-temperatur tak berdimensi yang memiliki harga 1.0 pada temperatur kritik.
Modifikasi ini seringkali disebut persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong (Soave-RedlichKwong (SRK) equation of state).

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

NO : TR 02.05
Halaman
: 8 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

Dengan membuat turunan pertama dan kedua dari persamaan (14) sama dengan nol pada titik
kritik akan menghasilkan :

b = 0.08664

R 2Tc
RTc
dan a c = 0.42747
Pc
Pc

(16)

Satuan dari b dan ac tergantung pada satuan dari harga R yang dipilih.
Harga diperoleh dari :

= 1 + m 1 Tr

(17)

dimana :

m = 0.480 + 1.574 0.176 2

(18)

dimana adalah faktor aksentrik Pitzer , yang didefinisikan sebagai :


4

= (log Pvr + 1) pada Tr = 0.7

(19)

dimana Pvr adalah tekanan uap tereduksi yang dihitung pada Tr = 0.7. Oleh sebab itu, faktor
aksentrik adalah suatu konstanta untuk setiap substansi murni. Harga-harga tersebut
ditabulasikan pada Tabel 1 di belakang.

Persamaan Keadaan Peng-Robinson


Peng dan Robinson mengajukan suatu bentuk yang sedikit berbeda dari istilah daya tarik
molekular.5

aT
P +
(VM b) = RT
VM (VM + b) + b(VM b)

(20)

Istilah aT adalah ketergantungan pada temperatur seperti pada persamaan keadaan SoaveRedlich-Kwong; walaupun demikian, harganya tidak sama persis.
Koefisien-koefisien dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

R 2Tc
RT
b = 0.07780 c dan a c = 0.45724
Pc
Pc
aT = a c
dimana :

Manajemen Produksi Hulu

(21)
(15)

= 1 + m 1 Tr

dan :

(17)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

m = 0.37464 + 1.54226 0.26992 2

NO : TR 02.05
Halaman
: 9 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

(22)

Kaidah Pencampuran
Kaidah pencampuran berikut ini direkomendasikan untuk digunakan dalam persamaan keadaan
Soave-Redlich-Kwong dan Peng-Robinson.6

b = y j b j dan aT = y i y j aTij
j

(23)

dimana :

aTij = (1 ij )(aTi aTj )

(24)

Maka :

aT = y i y j (aTi aTj ) 2 (1 ij )
1

(25)

Istilah ij adalah koefisien interaksi biner, yang diasumsikan tidak tergantung pada tekanan dan
temperatur. Harga dari koefisien ini harus diperoleh dari mencocokkan persamaan keadaan
dengan data kesetimbangan gas-cairan untuk setiap campuran biner.7 Koefisien interaksi biner
memiliki harga yang berbeda-beda untuk setiap pasangan biner dan untuk masing-masing
persamaan keadaan.

6.2. CONTOH SOAL


Suatu tabung laboratorium dengan volume 0.008829 cuft (250.0 cc) mengandung 0.007357 lb
mole (79.28 g) gas. Komposisi dari gas tersebut diberikan pada tabel di bawah ini. Temperatur
akan dinaikkan sampai dengan 709.6 oR (250 oF). Gunakan persamaan keadaan SRK untuk
menghitung tekanan yang diharapkan.

Komponen

Komposisi, fraksi mol

Metana

0.6500

Etana

0.2500

n-Butana

0.1000
1.0000

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK RESERVOIR

NO : TR 02.05
Halaman
: 10 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

Gunakan harga 0.02 untuk koefisien interaksi biner antara metana dan n-butana dan 0.0 antara
metana dan etana.

Penyelesaian
1. Hitung konstanta-konstanta acj, bj, mj, j

, aTj.

(RT )

a cj = 0.42747

b j = 0.08664

cj

(1)

Pcj

RTcj

(2)

Pcj

m j = 0.480 + 1.574 j 0.176 j

= 1 + m j 1 Tr

(3)

(17)

aTj = a cj j

Temperatur
Komponen

kritik, R
Tcj

(15)

Tekanan

Faktor

kritik,

bj

psia

acj

aksentrik

mj

aTj

Pcj

C1

342.9

666.4

0.4784

8,687

0.0104

0.4964

0.6120

5,317

C2

549.5

706.5

0.7232 21,042

0.0979

0.6324

0.8349

17,569

n-C4

765.2

550.6

1.2922 52,358

0.1995

0.7870

1.0591

55,453

2. Hitung konstanta campuran, b dan aT.

b = y jb j

(23)

b = (0.65)(0.4784) + (0.25)(0.7232) + (0.10)(1.2922) = 0.6210

aT = y i y j (aTi aTj ) 2 (1 ij )
1

Manajemen Produksi Hulu

(25)

TEKNIK RESERVOIR

JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR
SUB JUDUL : Persamaan Keadaan

NO : TR 02.05
Halaman
: 11 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

aT = (0.65)(0.65)(5,317 5,317)1 / 2 (1 0.0)


+ (0.65)(0.25)(5,317 17,569)1 / 2 (1 0.0)
+ (0.65)(0.10)(5,317 55,453)1 / 2 (1 0.02)
+ (0.25)(0.65)(17,569 5,317)1 / 2 (1 0.0)
+ (0.25)(0.25)(17,569 17,569)1 / 2 (1 0.0)
+ (0.25)(0.10)(17,569 55,453)1 / 2 (1 0.01)
+ (0.10)(0.65)(55,453 5,317)1 / 2 (1 0.02)
+ (0.10)(0.25)(55,453 17,569)1 / 2 (1 0.01)
+ (0.10)(0.10)(55,453 55,453)1 / 2 (1 0.0) = 10,773

3. Hitung tekanan.

VM =

0.008829cuft
= 1.200cuft / lbmole
0.007357lbmole

P=

aT
RT

VM b VM (VM + b)

P=

(10.732)(709.6)
10,773

(1.200 0.6210) (1.200)(1.200 + 0.6210)


P = 8,223 psia

Manajemen Produksi Hulu

(8)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 1 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
KORELASI KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR

1. TUJUAN
Memperoleh :
1.

Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs)

2.

Faktor volume formasi minyak (Bo)

3.

Kompresibilitas minyak (co)

4.

Kelarutan gas alam di dalam air (Rsw)

5.

Faktor Volume Formasi air (Bw)

6.

Kompresibilitas air (cw)

7.

Berat jenis (SG) gas bebas (gf) dan gas terlarut (gd)

8.

Kerapatan jenis (density) minyak (o)

9.

Kerapatan jenis (density) air (w)

10. Kerapatan jenis (density) gas (g)


11. Faktor deviasi gas (Z)
12. Viskositas minyak (o)
13. Viskositas air (w)
14. Viskositas emulsi (E)
15. Viskositas gas (g)
16. Tegangan permukaan gas-minyak (o)
17. Tegangan permukaan gas-air (w)
18. Tekanan titik jenuh (Pb)

2. METODE DAN PERSYARATAN


Korelasi-korelasi ini digunakan untuk memperoleh besaran yang tidak tersedia dalam hasil analisa
laboratorium atau kalau hasil analisa laboratorium itu meragukan.

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 2 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN PERBANDINGAN MINYAK DAN GAS TERLARUT, Rs (SCF/STB)
3.1.1. Korelasi Lasater (untuk oAPI > 15)
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P Pb)
Temperatur reservoir (T)
SG gas pada kondisi standar (gsc)
Derajat API minyak (oAPI)
2. Hitung harga

Pb sgc
T

3. Tentukan harga g dari Gambar 1a berdasarkan harga pada langkah 2.


4. Berdasarkan harga derajat API minyak, tentukan berat molekul efektif minyak stocktank (Mo) dari Gambar 1b.
5. Tentukan harga Rs dari persamaan :

(379.3)(350) osc g
Rs =

M
o

1 g

(1)

3.1.2. Korelasi Lasater (untuk oAPI < 15)


1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P)
Temperatur reservoir (T)
SG gas pada kondisi standar (gsc)
Derajat API minyak (oAPI)
2. Hitung harga Rs dari persamaan :
1

10 0.0125( API ) 0.83


Rs = sgc 0.00091(T )
10

Manajemen Produksi Hulu

(2)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 3 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.2. PENENTUAN FAKTOR VOLUME FORMASI MINYAK (Bo)
3.2.1. Undersaturated Faktor Volume Formasi Minyak
1. Siapkan data :
Tekanan titik jenuh (Pb)
Tekanan (P)
faktor volume formasi minyak pada titik jenuh (Bob)
Kompresibilitas minyak (co)
2. Tentukan harga Bo dari persamaan :

Bo = Bob exp[C o (Pb P )]

(3)

3.2.2. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Standing


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :

Bob = 0.9759 + 12 10 5 [C Bob ]

1.2

0.5

C Bob

g
= Rs
o

o =

141.5
131.5 + o API

+ 1.25T

3.2.3. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Vazquez-Beggs


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity, oAPI
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :
Manajemen Produksi Hulu

(4)
(5)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 4 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

o API
o API

+ c R (T 60)
Bob = 1 + c1 Rs + c 2 (T 60)

3 s

g
g

(6)

Untuk oAPI 30
c1 = 4.677 10-4 ; c2 = 1.75 10-5 ; c3 = 1.811 10-8
Untuk oAPI >30
c1 = 4.67 10-4 ; c2 = 1.1 10-5 ; c3 = 1.337 10-9
3.2.4. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Glaso
1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :

Bob = 1 + 10 X

(7)

X = 2.91329[log(Bobs )] 6.58511 0.27683[log(Bobs )]

0.526

Bobs

g
= Rs
o

o =

141.5
131.5 + o API

(8)

+ 0.968T

(9)

3.2.5. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Al-Marhoun


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :

Bob = 0.497069 + 8.62963 10 4 (T + 459.67) + 1.82594 10 3 F


+ 3.18099 10 4 (T + 459.67)
Manajemen Produksi Hulu

(10)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 5 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

F = Rs

o =

0.74239

g 0.323294 o 1.20204

(11)

141.5
131.5 + o API

3.2.6. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Dokla-Osman


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :

Bob = 4.31935 10 2 + 1.56667 10 3 (T + 459.67) + 1.39775 10 3 F

(12)

+ 3.80525 10 6 (T + 459.67)

F = Rs

o =

0.773572

g 0.40402 o 0.882605

(13)

141.5
131.5 + o API

3.2.7. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Obomanu


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dari persamaan :
Untuk oAPI 30

g (T + 459.67)
Rs

Bob = 1.0232 + 1.065 10


+
1.8

5.6145832 o
4

Manajemen Produksi Hulu

0.79

(14)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 6 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Untuk oAPI > 30

Bob = 0.3321 + 7.88374 10 4


+ 2.0855 10

g
Rs
+ 2.335 10 3
o
5.6145832

(T + 459.67)
1.8

(15)

3.2.8. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Farshad


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dengan persamaan :

Bob = 1 + 10 X

(16)

X = 2.6541 + 0.551[log( F )] + 0.331[log( F )]

F = Rs

o =

0.5956

g 0.2369 o 1.3282 + 0.0976T

(17)
(18)

141.5
131.5 + o API

3.2.9. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dengan persamaan :
Bob = 0.98496 + 0.0001F 1.5

F = Rs

o =
Manajemen Produksi Hulu

0.755

g 0.25 o 1.5 + 0.45T

141.5
131.5 + o API

(19)
(20)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 7 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.2.10. Saturated Faktor Volume Formasi Minyak Korelasi Abdul Majeed
1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity (o)
2. Tentukan harga Bob dengan persamaan :
Bob = 0.9657876 + 4.8141x10 5 F 6.8987 10 10 F 2 + 7.73 10 4 T

F = Rs g
1.2

o =

0.147

o 5.222

(21)
(22)

141.5
131.5 + o API

3.3. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS MINYAK (co)


3.3.1. Undersaturated Kompresibilitas Minyak Metode Vazquez-Beggs
1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Tekanan (P), psia
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity, oAPI
2. Tentukan co dengan persamaan :

co =

5 Rs 1433 + 17.2T 1180( g ) 12.61 o API

1 10 P
5

3.3.2. Undersaturated Kompresibilitas Minyak Metode Petrosky-Farshad


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Tekanan (P), psia
Gas gravity (g)
Manajemen Produksi Hulu

(23)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 8 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Stock tank oil gravity, oAPI
2. Tentukan co dengan persamaan :

co = 1.705 10 7 Rs

0.6957 o

API

0.3272

T 0.6729 g

0.1885

P 0.5906

(24)

3.3.3. Undersaturated Kompresibilitas Minyak Metode Kartoatmodjo-Schmidt


1. Siapkan data :
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
Temperatur (T), oF
Tekanan (P), psia
Gas gravity (g)
Stock tank oil gravity, oAPI
2. Tentukan co dengan persamaan :

co = 6.8257 10 6 Rs

0.5002 o

API

0.3613

T 0.76606 g

0.35505

P 1

(25)

3.4. PENENTUAN KELARUTAN GAS DALAM AIR FORMASI (Rsw)


1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P), psia
Temperatur reservoir (T), oF
Persen berat padatan (S), %
2. Kelarutan gas dalam air formasi dihitung menggunakan persamaan :

Rsw = A + BP + CP 2

(26)

dimana :

A = A0 + A1T + A2T 2 + A3T 3

(27)

dimana :
A0 = 8.15839; A1 = -6.12265 10-2; A2 = 1.91663 10-4; A3 = -2.1654 10-7
dimana :

B = B0 + B1T + B2T 2 + B3T 3


dimana :
B0 = 1.01021 10-2; B1 = -7.44241 10-5; B2 = 3.05553 10-7;
Manajemen Produksi Hulu

(28)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 9 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
B3 = -2.94883 10-7

C = C 0 + C1T + C 2T 2 + C3T 3 + C 4T 4 10 7

(29)

dimana :
C0 = -9.02505; C1 = 0.130237; C2 = -8.53425 10-4;
C3 = 2.34122 10-6; C4 = -2.37049 10-9
3. Pengaruh salinitas pada kelarutan gas dalam air formasi dihitung dengan persamaan :

log w Brine = 0.0840655ST 0.285854


Rsw PureWater

(30)

3.5. PENENTUAN FAKTOR VOLUME FORMASI (Bw)


3.5.1. Korelasi Gould
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P), psia
Temperatur reservoir (T), oF
2. Tentukan Bw dari persamaan :
2

Bw = 1.0 + 1.2 10 4 Tx + 1.0 10 6 Tx 3.3 10 6 P

(31)

Tx = T 60
3.5.2. Korelasi Mc.Cain
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P), psia
Temperatur reservoir (T), oF
2. Tentukan harga VWT dari Gambar 3 berdasarkan harga T.
3. Tentukan harga VWP dari Gambar 4 berdasarkan harga P dan T.
4. Tentukan harga Bw dari persamaan :

Bw = (1 + VWP )(1 + VWT )

Manajemen Produksi Hulu

(32)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 10 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.6. PENENTUAN KOMPRESIBILITAS AIR (cw)
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki (P)
Temperatur reservoir (T)
Gas terlarut
2. Tentukan harga kompresibilitas air dengan Gambar 5 berdasarkan harga P dan T.
3. Apabila terdapat gas terlarut, tentukan harga perbandingan kompresibilitas air dan gas
terlarut terhadap kompresibilitas air murni (Gambar 5).
4. Harga kompresibilitas air dengan gas terlarut di dalamnya adalah hasil kali langkah 2 dan 3.

3.7. PENENTUAN BERAT JENIS (SG) GAS TERLARUT (gd) DAN GAS BEBAS (gf)
3.7.1. SG Gas Terlarut (gd)
1. Siapkan data :
Rs
Derajat API minyak pada 50 F
2. Baca harga gd dari Gambar 6 berdasarkan harga Rs dan API.
3.7.2. SG Gas Bebas (gf)
1. Siapkan data :
SG rata-rata gas separator (gt)
Rp
Rs
2. Hitung gf dari persamaan :

gf =

R p ( gt ) Rs ( gd )
( R p Rs )

gt > gf > 0.56

Manajemen Produksi Hulu

(33)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 11 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.8. PENENTUAN HARGA KERAPATAN JENIS MINYAK (o)
3.8.1. Di bawah Titik Gelembung
1. Siapkan data :
Derajat API minyak
Rs
Bo
gd
2. Tentukan osc dengan persamaan :

osc =

141.5
(131.5 + o API )

(34)

3. Tentukan harga o dengan persamaan :

o =

osc (62.4) +

gd (0.0764) Rs
5.615
Bo

(35)

3.8.2. Untuk Kondisi Di Atas Tekanan Titik Jenuh


1. Untuk kondisi di atas tekanan titik jenuh, dipakai persamaan :

o = ob exp[co ( P Pb )]

(36)

3.9. PENENTUAN DENSITAS AIR (w)


1. Siapkan data :
Kadar padatan yang terlarut
Bw
2. Tentukan harga wsc dari Gambar 7 berdasarkan kadar padatan yang terlarut.
3. Tentukan harga w dari persamaan :

w =

WSC

Bw

Manajemen Produksi Hulu

(37)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 12 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.10. PENENTUAN HARGA KERAPATAN JENIS GAS (g)
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki, psia
Temperatur, R
gf
Faktor deviasi gas (Z); lihat butir 3.11
2. Tentukan Bg dari persamaan :

B g = 0.0283

ZT
P

(38)

3. Tentukan gsc dari persamaan :

gsc = gf (0.0764)

(39)

4. Tentukan g dari persamaan :

g =

gsc

(40)

Bg

3.11. PENENTUAN FAKTOR PENYIMPANGAN GAS (Z)


3.11.1. Metode Modifikasi Standing
Persyaratan: tidak mengandung gas asing (impurities).
1. Siapkan data :
Temperatur (T)
Tekanan yang dikehendaki (P)
Berat.jenis gas (SG)
2. Tentukan Tpc dan Ppc dengan Gambar 2 atau persamaan berikut ini :

T pc = 169 + 314SG

(41)

Ppc = 708.75 + 57.5SG

(42)

3. Tentukan Ppr dan Tpr sebagai berikut :

T pr =

Manajemen Produksi Hulu

T
T pc

(43)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 13 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Ppr =

P
Ppc

(44)

4. Tentukan harga konstanta di bawah ini :

A = 1.39(T pr 0.42) 0.5 0.36T pr 0.101

B = (0.62 0.23T pr ) Ppr


2

0.65
C=
0.037 Ppr

(T pr 0.86)
D=

0.32 Ppr
10

9 (T pr 1)

E = B+C + D

F = 0.132 0.32 log T pr


G = 10

2
( 0.3106 0.49T pr + 0.1824T pr
)

5. Hitung harga Z dengan persamaan :

Z = A + (1 A)e B + FPpr

(45)

3.11.2. Korelasi Wichert Aziz


1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki
Temperatur
2. Hitung konstanta A dan B :
A = yH2S + yCO2
B = yH2S
dimana :
yH2S = fraksi mol H2S dan yCO2 = fraksi mol CO2
3. Tentukan konstanta dari persamaan :
= 120 (A0.9 A1.6) + 15 (B0.5 B4.0)
4. TentukanPpc* dan Tpc*
T *pc

Manajemen Produksi Hulu

= Tpc

(46)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 14 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
P *pc

= (Ppc T *pc ) / (Tpc + B (1 B) )

(47)

5. Tentukan harga Ppr dan Tpr dari persamaan :

Ppr =

P
T
dan T pr = *
*
Ppc
T pc

(48)

6. Tentukan harga Z dari Gambar 8.


3.11.3. Cara Dranchuk, Purvis dan Robinson
1. Siapkan data :
Tekanan yang dikehendaki
Temperatur
2. Hitung harga Pr dan Tr.
3. Tentukan harga Z dengan persamaan :

A
A
AA
A
2
Z = 1 + ( A1 + 2 + 33 ) r + ( A4 + 5 ) r + 5 6 r
Tr Tr
Tr
Tr
+

A7 r
Tr

(1 + A8 r ) exp( A8 r )
2

dimana :

Pr
ZTr

= 0.27

A1

= 0.31506237

A2

= -1.04670990

A3

= -0.57832729

A4

= 0.53530771

A5

= -0.61232032

A6

= -0.10488813

A7

= 0.68157001

A8

= 0.68446549

Manajemen Produksi Hulu

(49)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 15 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.12. PENENTUAN VISKOSITAS MINYAK (o)
Menurut Sutton, Farashad (1986) dan Khan et al. (1987), berdasarkan tekanan, viskositas dari
minyak bumi dibagi menjadi tiga kategori antara lain :
1. Dead Oil Viscosity, yang didefinisikan sebagai viskositas minyak bumi pada tekanan atmosfer
(tidak ada gas terlarut) dan temperatur sistem.
2. Saturated Oil Viscosity, viskositas minyak bumi pada tekanan titik jenuh (Pb) dan temperatur
reservoir.
3. Undersaturated Oil Viscosity, viskositas minyak bumi pada tekanan di atas titik jenuh (> Pb)
dan temperatur reservoir.
3.12.1. Dead Oil Viscosity Korelasi Beal
1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki (T), oF
Derajat API minyak, oAPI
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

oD = 0.32 + 1.87 10

7 o

API

4.53

360

T + 200

0.43+8.33
o

API

X = 10

(50)

(51)

3.12.2. Dead Oil Viscosity Korelasi Beggs-Robinson


1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki (T), oF
Derajat API minyak, oAPI
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

oD = 10 X 1

(52)

X = 10 z T 1.163

(53)

z = 3.0324 0.02023( o API )

(54)

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 16 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.12.3. Dead Oil Viscosity Korelasi Glaso
1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki (T), oF
Derajat API minyak, oAPI
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

oD = [3.141(1010 )]T 3.444 [log( o API )]

(55)

X = 10.313[log T ] 36.447

(56)

3.12.4. Dead Oil Viscosity Korelasi Edbogah


1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki (T), oF
Derajat API minyak, oAPI
2. Tentukan harga viskostas dengan persamaan :

oD = 10 X 1
X = 10 [1.86530.025086 (

(57)
o

API 0.5644 log(T )

(58)

3.12.5. Dead Oil Viscosity Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki (T), oF
Derajat API minyak, oAPI
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

oD = 16 10 8 [log( o API ) )] T 2.8177

(59)

X = 5.7526[log T ] 26.9718

(60)

3.12.6. Saturated Oil Viscosity Korelasi Chew-Connally


1. Siapkan data :
Dead oil viscosity (oD), cp
Kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :
Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 17 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

o = A oD B

(61)

A = 0.2 + 0.8 10 0.0081Rs

(62)

B = 0.43 + 0.57 10 0.00072 Rs

(63)

3.12.7. Saturated Oil Viscosity Korelasi Beggs-Robinson


1. Siapkan data :
Dead oil viscosity (oD), cp
Kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

o = A oD B

(64)

A = 10.715( Rs + 100) 0.515

(65)

B = 5.44( Rs + 100) 0.338

(66)

3.12.8. Saturated Oil Viscosity Korelasi Khan


1. Siapkan data :
Tekanan (P), psia
Kelarutan gas dalam minyak pada titik jenuh (Rsob), scf/STB
Tekanan titik jenuh (Pb), psia
Stock tank oil gravity
Temperatur, oF
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :
Viskositas pada tekanan titik jenuh :

ob =
r =

0.09( g ) 0.5
( Rs )1 / 3 r (1 o ) 3
4.5

(T + 460)
460

(67)

(68)

Viskositas di bawah tekanan titik jenuh :

P
o = ob b
P
Manajemen Produksi Hulu

0.14

exp[2.5 10 4 ( Pb P )]

(69)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 18 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.12.9. Saturated Oil Viscosity Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt
1. Siapkan data :
Dead oil viscosity (oD), cp
Kelarutan gas dalam minyak (Rs), scf/STB
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

o = 0.06821 + 0.9824 F + 0.0004034 F 2

][

F = 0.2001 + 0.8428 10 0.000845 Rs oD

0.43+ 0.5165Y

(70)

Y = 10 0.00081Rs

(71)
(72)

3.12.10. Undersaturated Oil Viscosity Korelasi Beal


1. Siapkan data :
Dead oil viscosity (oD), cp
Viskositas pada tekanan titik jenuh (ob), cp
Tekanan, psia
Tekanan titik jenuh (Pb), psia
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

o = ob + 0.001( P Pb )(0.024 oD 1.6 + 0.038 ob 0.56 )

(73)

3.12.11. Undersaturated Oil Viscosity Korelasi Vazquez-Beggs


1. Siapkan data :
Viskositas pada tekanan titik jenuh (ob), cp
Tekanan (P), psia
Tekanan titik jenuh (Pb), psia
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

P
o = ob
Pb

M = 2.61.187 exp[11.513 8.9 10 5 P ]

Manajemen Produksi Hulu

(74)
(75)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 19 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.12.12. Undersaturated Oil Viscosity Korelasi Khan
1. Siapkan data :
Viskositas pada tekanan titik jenuh (ob), cp
Tekanan (P), psia
Tekanan titik jenuh (Pb), psia
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

o = ob exp[9.6 10 5 ( P Pb )]

(76)

3.12.13. Undersaturated Oil Viscosity Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


1. Siapkan data :
Viskositas pada tekanan titik jenuh (ob), cp
Tekanan (P), psia
Tekanan titik jenuh (Pb), psia
2. Tentukan harga viskositas dengan persamaan :

o = 1.0081 ob + 0.001127( P Pb )(0.006517 ob 1.8148


+ 0.038 ob

1.59

(77)

3.13. PENENTUAN VISKOSITAS AIR (w)


1. Siapkan data :
Temperature (T), oF
Tekanan (P), psia
Kadar padatan terlarut (S)
2. Tentukan harga w1 dengan persamaan :

w1 = AT B

(78)

dimana :

A = A0 + A1 S + A2 S 2 + A3 S 3

(79)

A0 = 109.574; A1 = -8.40564; A2 = 0.313314; A3 = 8.72213 10-3


dan

B = B0 + B1 S + B2 S 2 + B3 S 3
Manajemen Produksi Hulu

(80)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 20 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
B0 = -1.12166; B1 = 2.63951 10-2; B2 = -6.79461 10-4;
B3 =-5.47119 10-5; B4 = 1.55586 10-6
3. Kemudian viskositas air dihitung dengan menggunakan persamaan :

w1
= 0.9994 + 4.0295 10 5 P + 3.1062 10 9 P 2
w

(81)

3.14. PENENTUAN VISKOSITAS EMULSI (E)


1. Siapkan data :
Jenis.emulsi : tight, medium atau loose
Kadar garam pada emulsi
o (clean oil) dapat ditentukan dengan cara 3.12
2. Gunakan Gambar 10 untuk menghitung "Viscosity Ratio
Viscosity Ratio =

Viskositas Emulsi
Viskositas Clean Oil ( o )

3. Hitung E dengan persamaan :

E = o Viscosity Ratio

(82)

3.15. PENENTUAN VISKOSITAS GAS (g)


3.15.1. Korelasi Carr et al (40 < T < 400 oF)
1. Siapkan data :
Temperatur yang dikehendaki
Berat molekul gas atau berat jenis gas
Persen mol N2, CO2 dan H2S (bila ada)
2. Berdasarkan data berat molekul atau berat jenis gas dan temperatur, tentukan 1
dengan menggunakan Gambar 11.
3. Tambahkan koreksi untuk N2, CO2 dan H2S pada 1 dengan menggunakan Gambar
kecil pada Gambar 11.
4. Tentukan harga /1 berdasarkan Ppr dan Tpr dari Gambar 12.
5. Tentukan harga g dengan persamaan :
Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 21 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

g = 1 x

(83)

3.15.2. Korelasi Lee et al


1. Siapkan data :
Temperatur (T)
Z
Berat molekul udara (M)
Tekanan (P)
2. Tentukan g dengan persamaan :

g = 0.0433 gf

P
ZT

(84)

3. Tentukan konstanta K, X dan Y dengan persamaan :

K=

(9.4 + 0.02 M )T 1.5


209 + 19 M + T

(85)

986
+ 0.01M
T

(86)

X = 3.5 +

Y = 2 .4 0 .2 X

(87)

4. Tentukan g dengan persamaan :

g = K exp( X g Y )10 4

(88)

3.16. PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN GAS - MINYAK (o) UNTUK 100 F > T > 68
F
1. Siapkan data :
Temperatur (T)
Tekanan (P)
API
2. Tentukan oD dari Gambar 13.
3. Tentukan Faktor Koreksi (FK) dari Gambar 14 (di dalam %)

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 22 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

FK

100

4. Tentukan o = oD

3.17. PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN GAS - AIR (w)


1. Siapkan data :
Temperatur (T)
Tekanan (P)
API
2. Tentukan w dengan menggunakan Gambar 15.

3.18. PENENTUAN TEKANAN TITIK GELEMBUNG (Pb)


3.18.1. Korelasi Standing
1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

R
Pb = 18.2 s
g

0.83

10 X 1.4

X = 0.00091T 0.0125( o API )


3.18.2. Korelasi Lasater
1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
Manajemen Produksi Hulu

(89)

(90)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 23 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Pb = Pf (T + 459.67) / g
Pf = 5 10 2 + 5.020833333328165 y 21.19791666663181 y 2

(91)

+ 55.72916666659612 y 3 32.55208333328954 y 4
y=

1
1 + 132755 o /( Rs M o )

(92)

Untuk oAPI < 33 :


Mo = 637.5 10-10 (oAPI)
Untuk 33 < oAPI < 55
Mo = 368.259235822065 4.18989073101494 (oAPI)
Untuk oAPI > 55

9.58015524685062 0.688508884117492[ln( o API )]

M o = exp
o
2

0
.
1180141908
28861
[ln(
API
)]

(93)
3.18.3. Korelasi Vazquez Beggs
1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Rs

Pb =

c3 o API
c1 g exp

(T + 459.67)

1 / c2

API < 30
c1 = 0.0362; c2 = 1.0937; c3 = 25.724

Manajemen Produksi Hulu

(94)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 24 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
o

API > 30
c1 = 0.0178; c2 = 1.187; c3 = 23.931

3.18.4. Korelasi Glaso


1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :
2
Pb = 10 [1.7669+1.7447 X 0.30218 X ]

R 0.816
s T c
g

X = log 0.984
o
API

(95)

(96)

dimana c = 0.13 untuk minyak volatile dan c = 0.172 untuk black oil.
3.18.5. Korelasi Al-Marhoun
1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Pb =

0.0053088 Rs

3.18.6. Korelasi Petrosky-Farshad


1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Manajemen Produksi Hulu

o 3.1437 (T + 459.67)1.32657
g 1.87784

0.715082

(97)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 25 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Pb = 112.727 Rs

0.5774

10 X g 0.8439 12.34

X = 4.561 10 5 T 1.3911 7.916 10 4

(98)

API

1.541

(99)

3.18.7. Korelasi Dokla-Osman


1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Pb = 8363.86 Rs

0.724047

o 0.107991 g 1.01049 (T + 459.67) 0.952584

(100)

3.18.8. Korelasi Obomanu


1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

Pb =

Pbx
6.894757

(101)

0.497

(T + 459.67)

37.42241078Rs

1.8

Pbx =
1.27

g 2.15 o API

Manajemen Produksi Hulu

1.078748652

(102)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 26 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
3.18.9. Korelasi Farshad
1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :

51.65289256 Rs
Pb =

0.73495
10 X
g

0.864

(103)

X = 0.000337(T ) + 0.017771 o API

(104)

3.18.10. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


1. Siapkan data :
Temperatur (T), oF
Perbandingan minyak dan gas terlarut (Rs), scf/STB
Berat jenis minyak pada tangki pengumpul, oAPI
Gas gravity (g)
2. Tentukan Pb dari persamaan :
o

API < 30 :

16.784155757(Rs )
Pb =

g 0.7972 10 X

X =

13.1405 0 API
(T + 459.67)

0.9986

(105)

(106)

API 30 :

31.746031746(Rs )
Pb =

g 0.7587 10 X

X =

Manajemen Produksi Hulu

11.2895 o API
(T + 459.67)

0.9143

(107)

(108)

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 27 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Brill, J. P. : Two Phase Flow in Pipes, Lecture Notes, University of Tulsa, Oklahoma.
2. Ikoku, Chi. U. : Natural Gas Production Engineering, John Wiley & Sons, 1984.
3. Ahmed, Tarek H. : Hydrocarbon Phase Behavior, Gulf Publishing Company 1989.
4. Dokla, M. E. dan Osman, M. E. : Correlation of PVT Properties for UAE Crudes, SPE 21342,
1990.
5. Al-Shammasi, A. A. : Bubble Point Pressure and Oil Formation Volume Factor Correlations,
SPE 53185, Proceeding of the 1999 SPE Middle East Oil Show, Bahrain, 20-23 February 1999.
6. Lasater, J. A. : Bubble Point Pressure Correlation, JPT (May 1958).
7. Al-Marhoun, M. A. : Pressure-Volume-Temperature Correlations for Saudi Crude Oils, SPE
13718, Proceeding of the SPE 1985 Middle East Oil Technical Conference and Exhibition,
Bahrain, 11-14 March 1985.
8. Khan, S. A., Al-Marhoun, M. A., Duffuaa, S. O. dan Abu-Khasim, S. A. : Viscosity Correlations
for Saudi Arabian Crude Oils, SPE 15720, Proceeding of the Fifth SPE Middle East Oil Show,
Bahrain, 7-10 March 1987.
9. Petrosky Jr., G. E. dan Farshad, F. F. : Pressure-Volume-Temperature Correlations for Gulf of
Mexico Crude Oils, SPE 26644, Proceeding of the 68th Annual Technical Conference and
Exhibition of the Society of Petroleum Engineers, Houston, Texas, 3-6 October 1993.
10. Petrosky Jr., G. E. dan Farshad, F. F. : Viscosity Correlations for Gulf of Mexico Crude Oils,
SPE 29468, Proceeding of the Production Operation Symposium, Oklahoma City, OK, 2-4 April
1995.
11. Glaso, O. : Generalized Pressure-Volume-Temperature Correlations, JPT (May 1980).
12. Kartoatmodjo, R. S. T. dan Schmidt, Z. : New Correlations for Crude Oil Physical Properties,
SPE 23556, 1991.

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 28 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
5. DAFTAR SIMBOL
Bg = faktor volume formasi gas, cuft/SCF
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
Bw = faktor volume formasi air, bbl/STBW
co

= kompresibilitas minyak, psi-1

cr

= kompresibilitas tereduksi (reduced compressibility)

cw = kompresibilitas air, psi-1


P

= tekanan, psia

Pb = tekanan titik gelembung, psia


Pc = tekanan kritis, psia
Pr = tekanan tereduksi
Ppr = tekanan tereduksi semu
Ppc = tekanan kritis semu
Rp = perbandingan gas-minyak kumulatif, SCF/STB
Rs = perbandingan kelarutan gas dan minyak, SCF/STB
Rsw = kelarutan gas alam di dalam air, SCF/STB
SG = Berat Jenis (specific gravity)
T

= temperatur, R

Tc

= temperatur kritis, R

Tpc = temperatur kritis semu


Tpr = temperatur tereduksi semu
Tr

= temperatur tereduksi

= fraksi mol

= faktor deviasi gas

g = kerapatan jenis gas, lbm/ft3


o = kerapatan jenis minyak, lbm/ft3
osc = kerapatan jenis minyak pada kondisi standar, lbm/ft3
w = kerapatan jenis air, lbm/ft3
o

= berat jenis minyak

qsc = berat jenis minyak pada kondisi standar


Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 29 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

gd = berat jenis gas terlarut


gf = berat jenis gas bebas
E = viskositas emulsi, cp
g = viskositas gas, cp
o = viskositas minyak, cp
w = viskositas air, cp
o = tegangan permukaan gas-minyak, dynes/cm
w = tegangan permukaan gas-air, dynes/cm

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 30 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.2. CONTOH SOAL
6.2.l. Menentukan Rs
6.2.2. Menentukan Bo
6.2.2.1. Korelasi Standing
6.2.2.2. Korelasi Vazquez-Beggs
6.2.2.3. Korelasi Glaso
6.2.2.4. Korelasi Al-Marhoun
6.2.2.5. Korelasi Dokla-Osman
6.2.2.6. Korelasi Obomanu
6.2.2.7. Korelasi Farshad
6.2.2.8. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt
6.2.2.9. Korelasi Abdul Majeed
6.2.3. Menentukan co
6.2.3.1. Korelasi Vazquez-Beggs
6.2.3.2. Korelasi Petrosky-Farshad
6.2.3.3. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt
6.2.4. Menentukan Bw
6.2.4.1. Cara Gould
6.2.4.2. Cara Mc.Cain
6.2.5. Menentukan cw
6.2.6. Menentukan gd
6.2.7. Menentukan o
6.2.8. Menentukan w
6.2.9. Menentukan Z (Cara Wichert & Aziz)
6.2.10. Menentukan Z (Cara Modifikasi Standing)
6.2.11. Menentukan g
6.2.12. Menentukan o
6.2.13. Menentukan E
6.2.14. Menentukan g
Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 31 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.14.1. Cara Carr et al.
6.2.14.2. Cara Lee et al.
6.2.15.Menentukan og
6.2.16. Menentukan wg
6.2.17. Menentukan Pb
6.2.17.1. Korelasi Standing
6.2.17.2. Korelasi Lasater
6.2.17.3. Korelasi Vazquez-Beggs
6.2.17.4. Korelasi Glaso
6.2.17.5. Korelasi Al-Marhoun
6.2.17.6. Korelasi Petrosky-Farshad
6.2.17.7. Korelasi Dokla-Osman
6.2.17.8. Korelasi Obomanu
6.2.17.9. Korelasi Farshad
6.2.17.10. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 32 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Korelasi karakteristik fluida reservoir dibuat berdasarkan data lapangan dan pengukuran di
laboratorium. Korelasi-korelasi ini dipergunakan hanya jika pengukuran di laboratorium tidak
tersedia atau hasil analisa di laboratorium meragukan.
6.2. CONTOH SOAL
6.2.1. Menentukan Rs
Data :
Tekanan

= 2625 psia

Temperature

= 200 oF

Tank Oil Gravity

= 30 oAPI

Berat Spesifik Gas

= 0.8

Penyelesaian :
Untuk gravity = 30 oAPI digunakan korelasi Lasater (oAPI > 15)

Pb gsc
T

(2625)(0.8)
= 3.182
(200 + 460)

Dari gambar 1a diperoleh g = 0.59.


Dari gambar 1b untuk 30 oAPI diperoleh Mo = 330.

(379.3)(350) osc g
Rs =

M
o

1 g

(379.3)(350)(0.876) 0.59
Rs =
1 0.59 = 507.1 scf/STB
(330)

6.2.2. Menentukan Bo
6.2.2.1. Korelasi Standing
Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb = 589 scf/STB


T

= 250 o F

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 33 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.829912
o
131.5 + API 131.5 + 39
0.5

g
0.950
= Rs + 1.25T = 589

0.829912
o
= 942.6749

C Bob
C Bob

[ ]

Bob = 0.9759 + 12 10 5 C Bob

1.2

0.5

+ 1.25(250)

= 0.9759 + 12 10 5 [942.6749]

1.2

Bob = 1.420957 rb/STB


6.2.2.2. Korelasi Vazquez-Beggs
Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb = 589 scf/STB


= 250 o F

Penyelesaian :

o API
o

+ c3 Rs (T 60) API
Bob = 1 + c1 Rs + c 2 (T 60)

g
g

39
Bob = 1 + 4.67 10 9 (589 ) + 1.5 10 5 (250 60)

0.950
39
+ 1.337 10 9 (250 60)

0.950
B ob = 1.367005 rb/STB

6.2.2.3. Korelasi Glaso


Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 34 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.82991
o
131.5 + API 131.5 + 39

Bobs

g
= Rs
o

0.526

0.950
+ 0.968T = 589

0.829912

0.526

+ 0.968(250) = 874.393

X = 2.91329[log(Bobs )] 6.58511 0.27683[log(Bobs )]

X = 2.91329[log(874.393)] 6.58511 0.27683[log(874.2)] = 0.41065


2

Bob = 1 + 10 X = 1 + 10 0.41065 = 1.388461 rb/STB


6.2.2.4. Korelasi Al-Marhoun
Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb = 589 scf/STB


T

= 250 o F

Penyelesaian :
Tentukan harga Bob dari persamaan :

o =

141.5
141.5
=
= 0.829912
o
131.5 + API 131.5 + 39

F = Rs

0.74239

g 0.323294 o 1.20204 = (589) 0.74239 (0.950) 0.323294 (0.829912)1.20204

F = 89.53181
Bob = 0.497069 + 8.62963 10 4 (T + 459.67) + 1.82594 10 3 F
+ 3.18099 10 4 (T + 459.67)
Bob = 0.497069 + 8.62963 10 4 (250 + 459.67) + 1.82594 10 3 (89.53181)
+ 3.18099 10 4 (250 + 459.67)
Bob = 1.272968 rb/STB

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 35 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.2.5. Korelasi Dokla-Osman
Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.829912
o
131.5 + API 131.5 + 39

F = Rs

0.773572

g 0.40402 o 0.882605 = (589) 0.773572 (0.950) 0.40402 (0.829912) 0.882605

F = 160.4524
Bob = 4.31935 10 2 + 1.56667 10 3 (T + 459.67) + 1.39775 10 3 F
+ 3.80525 10 6 (T + 459.67)
Bob = 4.31935 10 2 + 1.56667 10 3 (250 + 459.67) + 1.39775 10 3 (160.4524)
+ 3.80525 10 6 (250 + 459.67)
Bob = 1.381985 rb/STB
6.2.2.6. Korelasi Obomanu
Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.829912
o
131.5 + API 131.5 + 39

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 36 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Bob = 0.3321 + 7.88374 10 4


+ 2.0855 10 3

g
Rs
+ 2.335 10 3
o
5.6145832

(T + 459.67)
1.8

(0.950)
589
+ 2.335 10 3
(0.829912)
5.6145832
(250 + 459.67)
+ 2.0855 10 3
1.8
Bob = 1.239706 rb/STB
Bob = 0.3321 + 7.88374 10 4

6.2.2.7. Korelasi Farshad


Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.829912
o
131.5 + API 131.5 + 39

F = Rs

0.5956

g 0.2369 o 1.3282 + 0.0976T

F = (589) 0.5956 (0.950) 0.2369 (0.829912) 1.3282 + 0.0976(250)


F = 80.91256

X = 2.6541 + 0.551[log( F )] + 0.331[log( F )]

X = 2.6541 + 0.551[log(80.91256)] + 0.331[log(80.91256)]


X = 0.39777

Bob = 1 + 10 X = 1 + 10 0.39777 = 1.400157 rb/STB


6.2.2.8. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt
Data :
o

API = 39

= 0.950

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 37 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
= 0.829912
=
o
131.5 + API 131.5 + 39

F = R 0.755 0.25 1.5 + 0.45T = (589) 0.755 (0.950) 0.25 (0.829912) 1.5 + 0.45( 250)
s
g
o
F = 273.6832
Bob = 0.98496 + 0.0001F 1.5 = 0.098496 + 0.0001( 273.6832) 1.5
Bob = 1.437724 rb/STB

6.2.2.9. Korelasi Abdul Majeed


Data :
o

API = 39

= 0.950

Rsb

= 589 scf/STB

= 250 o F

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
= 0.829912
=
o
131.5 + API 131.5 + 39

F = Rs g
1.2

0.147

o 5.222 = (589)1.2 (0.950) 0.147 (0.829912) 5.222

F = 5626.361
Bob = 0.9657876 + 4.8141 10 5 F 6.8987 10 10 F 2 + 7.73 10 4 T
Bob = 0.9657876 + 4.8141 10 5 (5626.361) 6.8987 10 10 (5626.361) 2 + 7.73 10 4 (250)
Bob = 1.408058rb / STB

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 38 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.3. Menentukan Co
6.2.3.1. Korelasi Vazquez-Beggs
Data :
o

API = 40.7

= 0.786

Rsb

= 768 scf/STB

= 220 o F

= 4514.7 psia

Penyelesaian :

co =

5 Rs 1433 + 17.2T 1180 g 12.61 o API

1 10 P
5(768) 1433 + 17.2(220) 1180(0.786) 12.61(40.7)
co =
= 1.05218 10 5
5
1 10 (4514.7)
5

6.2.3.2. Korelasi Petrosky-Farshad


Data :
o

API = 40.7

= 0.786

Rsb

= 768 scf/STB

= 220 o F

= 4514.7 psia

Penyelesaian :

co = 1.705 10 7 Rs

0.6957 o

API

0.3272

T 0.6729 g

0.1885

P 0.5906

co = 1.705 10 7 (768) 0.6957 (40.7) 0.3272 (220) 0.6729 (0.786) 0.1885 (4514.7) 0.5906
co = 1.45739 10 5

psi 1

6.2.3.3. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


Data :
o

API = 40.7

= 0.786

Rsb

= 768 scf/STB

Manajemen Produksi Hulu

psi 1

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 39 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
T

= 220 o F

= 4514.7 psia

Penyelesaian :

co = 6.8257 10 6 Rs

0.5002 o

API

0.3613

T 0.76606 g

0.35505

P 1

co = 6.8257 10 6 (768) 0.5002 (40.7) 0.3613 (220) 0.76606 (0.786) 0.35505 (4514.7) 1
co = 9.15437 10 6

psi 1

6.2.4. Menentukan Bw
Data :
T

= 200 oF

= 2625 psia

6.2.4.l. Cara Gould :


Tx = T 60 = 200 60 = 140
2

Bw = 1.0 + 1.2 10 4 Tx + 1.0 10 6 Tx 3.3 10 6 P

Bw = 1.0 + 1.2 10 4 (140) + 1.0 10 6 (140) 2 3.3 10 6 (2625) = 1.0082775


6.2.4.2. Cara Mc. Cain :
Harga VWT dari Gambar 3 berdasarkan harga T = 200 oF adalah = 0.039
Harga VWP dari Gambar 4 berdasarkan harga P = 2625 psia dan T = 200 oF adalah = -0.004

Bw = (1 + VWP )(1 + VWT )


Bw = (1 0.004)(1 + 0.039) = 1.035 bbl/STB

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 40 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.5. Menentukan cw
Menggunakan data soal 6.2.4, tentukan cw.
Penyelesaian :
Dari Gambar 5, cw (air murni ) = 3.15 10-6 psi-1
Dari Gambar 5, koreksi terhadap gas terlarut, Rsw = 1.08
Jadi cw = (3 10-6)(1.08) = 3.402 10-6 psi-1

6.2.6. Menentukan gd
Data :
Rs

= 530 scf/STB

= 30

API

Penyelesaian :
Dari Gambar 6, untuk Rs = 530 dan API = 30, didapat gd = 0.79.

6.2.7. Menentukan o
Data :
Rs

= 530 scf/STB

= 30

gd

= 0.79

Bo

= 1.327 rb/STB

API

Penyelesaian :

osc =

o =

o =

141.5
141.5
=
= 0.876
o
(131.5 + API ) 131.5 + 30

osc (62.4) +

gd (0.0764) Rs
5.615
Bo

(0.79)(0.0764)(530)
5.615
= 45.3 lbm/ft 3
(1.327)

(0.876)(62.4) +

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 41 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.8. Menentukan w
Data :
Total padatan yang terlarut 10% dan Bw = 1.035.
Penyelesaian :
Dari Gambar 7, wsc = 67 lbm/ft3

w =

WSC

Bw

67
= 61.73 lbm/ft
1.035

6.2.9. Menentukan Z (Cara Wichert & Aziz)


Data :
SG gas

= 0.8

= 2000 psia

= 150 F

mol % CO2

= 10 %

mol % H2S

= 10 %

Penyelesaian :
Tpc

= 169.0 + 314.0 SG
= 169.0 + 314 (0.8) = 420

Ppc

= 708.75 + 57.5 (SG)


= 708.75 + 57.5 (0.8) = 663

Konstanta A dan B
A = yH2S + yCO2 = 0.10 + 0.10 = 0.20
B = yH2S = 0.10
Tentukan konstanta :
= 120 (A0.9 A1.6) + 15 (B0.5 B4.0)
= 120 [(0.20)0.9 (01.0)1.6] + 15 [(0.1)0.5 (0.1)4.0]
= 23.8
T *pc

= Tpc = 420 23.8 = 396.2

P *pc = (Ppc T *pc ) / [Tpc + B (1 B) ]


= (663 396.2)/[420 + (0.1)(1- 0.1)(23.8)]
Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 42 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
= 621.6

Ppr =

2000
P
=
= 3.22
*
Ppc 621.6

T pr =

610
T
=
= 1.54
*
T pc 396.2

Menggunakan Gambar 8, diperoleh Z = 0.788.

6.2.10. Menentukan Z (Cara Modifikasi Standing)


Data :
SG gas = 0.8
P

= 2000 psia

= 150 F

Penyelesaian :
Tpc

= 169 + 314 SG
= 169.0 + 314.0 (0.8) = 420

Ppc

= 708.75 + 57.5 (SG)


= 708.75 + 57.5 (0.8) = 663

T pr =

T
610
=
= 1.42
T pc 420

Ppr =

P
2000
=
= 3.02
Ppc
663

Tentukan harga konstanta di bawah ini :

A = 1.39(T pr 0.42) 0.5 0.36T pr 0.101

A = 1.39[(1.45) 0.42]0.5 0.36(1.45) 0.101 = 0.388935


B = (0.62 0.23T pr ) Ppr

B = [0.62 0.23(1.45)](3.02) = 0.865230

0.65
0.037 Ppr2
C=
(T pr 0.86)

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 43 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

0.65
C=
0.037 (3.02) 2 = 0.6828
(1.45 0.86)

D=
D=

0.32 Ppr6
10

9 (T pr 1)

0.32(3.02) 6
= 0.0216
10 9 (1.451)

E = B + C + D = 1.5696

F = 0.132 0.32 log T pr

F = 0.132 0.32 log(1.45) = 0.080362


G = 10

2
( 0.3106 0.49T pr + 0.1824T pr
)

G = 10 ( 0.31060.49 (1.45) + 0.1824 (1.45) ) = 0.962933


Z = A + (1 A)e B + FPprG

Z = (0.388935) + (1 0.388935)e (1.5696 ) + (0.080262)(3.02) ( 0.962933) = 0.7491

6.2.11. Menentukan g
Dengan data 6.2.9 dan gf = 0.8, tentukan g .
Penyelesaian :

B g = 0.0283

ZT
P

B g = 0.0283

(0.788)(610)
= 0.006801
(2000)

g =
g =

gf (0.0764)
Bg

(0.8)(0.0764)
= 8.986
0.006801

Manajemen Produksi Hulu

lbm/cuft

cf/SCF

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 44 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.12. Menentukan o
Data :
T

= 220 oF

Rs

= 768 scf/STB

API = 40.7

Pb

= 2685 psia

= 5000 psia

Penyelesaian :
Dengan menggunakan korelasi Kartoatmodjo-Schmidt untuk menentukan dead oil viscosity.

X = 5.7526 log(T ) 26.9718


X = 5.7526 log(220) 26.9718 = 13.4968

oD = 16 10 8 [log( o API )] T 2.8177


X

oD = 16 10 8 [log(40.7)]13.4968 (220) 2.8177 = 0.651432 cp

Dengan menggunakan korelasi Kartoatmodjo-Schmidt untuk menentukan viskositas minyak


pada titik jenuh (bubble point).

Y = 10 0.00081Rs = 10 0.00081( 768) = 0.238737

[
F = [0.2001 + 0.8428 10

][

F = 0.2001 + 0.8428 10 0.000845 Rs oD


0.000845 ( 768 )

0.43+ 0.5165Y

][(0.651432)

0.43+ 0.5165 ( 0.238737 )

] = 0.308447

ob = 0.06821 + 0.9824 F + 0.0004034 F 2


ob = 0.06821 + 0.9824(0.308447) + 0.0004034(0.308447) 2 = 0.371105 cp
Dengan menggunakan korelasi Kartoatmodjo-Schmidt untuk menentukan viskositas minyak
pada tekanan 5000 psia.

o = 1.0081 ob + 0.001127( P Pb )(0.006517 ob 1.8148 + 0.038 ob 1.59 )


o = 1.0081(0.371105) + 0.001127(5000 2685.8)[(0.006517)(0.371105)1.8148
+ 0.038(0.371105)1.59 ]
o = 0.391904 cp

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 45 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.13. Menentukan E
Data :

= 0.5876 cp

Jenis emulsi

= medium

Persen garam pada emulsi

= 50 %

Penyelesaian :
Dari Gambar 10 diperoleh viskositas ratio = 8

E = o Viskositas ratio
= 0.5876 8 = 4.7 cp

6.2.14. Menentukan g
6.2.14.1. Cara Carr et al
Data :
SG gas = 0.8
P

= 2000 psia

= 150 F

y H2S = 10 %
y CO2 = 10 %
Penyelesaian :
Dari Gambar 11 diperoleh : 1 = 0.0111 cp
Korelasi terhadap 10 % H2S = + 0.0003
Korelasi terhadap 10 % CO2 = + 0.0006

1 = 0.0111 + 0.0003 + 0.0006 = 0.0120 cp


Dari soal 6.2.11. : Ppr = 3.02 dan Tpr = 1.45
Dari Gambar 12 diperoleh :

g =

= 1.53
1

1 = (1.53)(0.012) = 0.0184 cp
1

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 46 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.14.2. Cara Lee et al
Data :
SG gas

= 0.8

= 2000 psia

= 150 F

BM udara (Mu)

= 29

gf

= 0.8

= 0.788

Penyelesaian :
M = gf Mu = (0.8)(29) = 23.2

K=

(9.4 + 0.02M )T 1.5


209 + 19 M + T

K=

[9.4 + 0.02(23.2)](610)1.5
= 117.96
209 + 19(23.2) + (610)

X = 3.5 +

986
+ 0.01M
T

X = 3.5 +

986
+ 0.01(23.2) = 5.35
(610)

Y = 2 .4 0 .2 X

Y = 2.4 0.2(5.35) = 1.33

g = 0.0433 gf

P
ZT

g = 0.0433(0.8)

(2000)
= 0.1441
(0.788)(610)

g = K10 4 exp( X g Y )
g = (117.96)10 4 exp[(5.35)(0.1441)1.33 ] = 0.0177 cp

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 47 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.2.15. Menentukan og
Data :
o

API = 30

= 100 oF

= 2000 psia

Penyelesaian :
Menggunakan Gambar 13 diperoleh oD

= 30 dynes/cm

Menggunakan Gambar 14 diperoleh (%)

= 23

23
FK
= 6.9 dyne/cm
= 30
100
100

Tentukan o = oD

6.2.16. Menentukan wg
Data :
T

= 280 oF

= 2000 psia

Penyelesaian :
Menggunakan Gambar 15, diperoleh w = 40 dynes/cm

6.2.17. Menentukan Pb
6.2.17.1. Korelasi Standing
Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


T

= 205 oF

Penyelesaian :

X = 0.00091T 0.0125( o API )


X = 0.00091(205) 0.0125(40.3)
X = 0.3172
Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 48 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

R
Pb = 18.2 s
g

0.83

1000 0.83 0.3172

10 X 1.4 = 18.2
1.4
10

0.756

Pb = 3391.9 psia
6.2.17.2. Korelasi Lasater
Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


= 205 oF

Penyelesaian :

o =
y=

141.5
141.5
=
= 0.823632
o
(131.5 + API ) 131.5 + 40.3

1
1
=
= 0.645894
1 + 132755 o /( Rs M o ) 1 + [(132755)(0.823632) /(1000 199.4396)]

Pf = 5 10 2 + 5.020833333328165 y 21.19791666663181y 2 + 55.72916666659612 y 3

32.55208333328954 y 4
P = 5 10 2 + 5.020833333328165(0.645894) 21.19791666663181(0.645894) 2
f
+ 55.72916666659612(0.645894) 3 32.55208333328954(0.645894) 4
P = 3. 8
f

Pb = Pf (T + 459.67) / g
Pb = 3.8(205 + 459.67) / 0.756
Pb = 3340.9 psia
6.2.17.3. Korelasi Vazquez Beggs
Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb

= 1000 scf/STB

= 205 oF

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 49 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Penyelesaian :

Rs

Pb =

c3 o API
c1 g exp

(T + 459.67)

1 / c2

1000

Pb =

(23.93)(40.3)
0.0178(0.756) exp

(205 + 459.67)

Pb = 3739.3 psia

1 / 1.187

6.2.17.4. Korelasi Glaso


Data :
o

API = 40.3 (asumsi jenis minyak bumi black oil, c = 0.172)

= 0.756

Rsb

= 1000 scf/STB

= 205 oF

Penyelesaian :

R 0.816

1000 0.816
s T c
(
205
)
0
.
172

g
0.756

= 1.365128

X = log
= log
0.984
0.984

(
40
.
3
)

( o API )

2
Pb = 10 [1.7669+1.7447 (1.365128) 0.30218(1.365128) ] = 3850.38 psia

6.2.17.5. Korelasi Al-Marhoun


Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb

= 1000 scf/STB

= 205 oF

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 50 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Penyelesaian :

141.5
141.5
=
= 0.823632
o
(131.5 + API ) 131.5 + 40.3

o =
Pb =
Pb =

0.0053088Rs

o 3.1437 (T + 459.67)1.32657
g 1.87784

0.715082

0.0053088(1000) 0.715082 (0.823632) 3.1437 (205 + 459.67)1.32657


= 3783 psia
(0.756)1.87784

6.2.17.6. Korelasi Petrosky-Farshad


Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


T

= 205 oF

Penyelesaian :

X = 4.561 10 5 T 1.3911 7.916 10 4

API

1.541

X = 4.561 10 5 (205)1.3911 7.916 10 4 (40.3)1.541 = 0.16068

Pb = 112.727 Rs

0.5774

Pb = 112.727 (1000)

10 X g

0.8439

0.5774

( 0.16068)

10

12.34

6.2.17.7. Korelasi Dokla-Osman


Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


T

= 205 oF

Penyelesaian :

o =

141.5
141.5
=
= 0.823632
o
(131.5 + API ) 131.5 + 40.3

Manajemen Produksi Hulu

(0.756) 0.8439 12.34 = 3930.8 psia

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 51 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Pb = 8363.86 Rs

0.724047

o 0.107991 g 1.01049 (T + 459.67) 0.952584

Pb = 8363.86 (1000) 0.724047 (0.823632) 0.107991 (0.756) 1.01049 (205 + 459.67) 0.952584
= 3307 psia
6.2.17.8. Korelasi Obomanu
Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb

= 1000 scf/STB

= 205 oF

Penyelesaian :

0.497

(T + 459.67)
37.42241078Rs

1.8

Pbx =
1.27
2.15 o

g
API

1.078748652

0.497

(205 + 459.67)
37
.
42241078
(
1000
)

1.8

Pbx =
2.15
1.27

(0.756) (40.3)

Pbx = 18547.41

Pb =

Pbx
18547.41
=
= 2690.1 psia
6.894757 6.894757

6.2.17.9. Korelasi Farshad


Data :
0

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


T

= 205oF

Manajemen Produksi Hulu

1.078748652

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 52 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
Penyelesaian :

X = 0.000337T + 0.017771 o API

X = 0.000337(205) + 0.017771(40.3) = 0.785256


51.65289256 Rs
Pb =

0.73495
10 X
g

0.864

51.65289256(1000)
Pb =

0.73495
10 ( 0.785256 )
(0.756)

0.864

= 2956.6 psia

6.2.17.10. Korelasi Kartoatmodjo-Schmidt


Data :
o

API = 40.3

= 0.756

Rsb = 1000 scf/STB


T

= 205 oF

Penyelesaian :

11.2895 o API
(T + 459.67)
11.2895(40.3)
X =
= 0.6845
(205 + 459.67)
X =

31.746031746 Rs
Pb =

0.7587
10 X
g

0.9143

31.746031746(1000)
Pb =

0.7587
10 0.6845
(0.950)

Manajemen Produksi Hulu

0.9143

= 2259 psia

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 53 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir
6.3. GRAFIK YANG DIGUNAKAN

Gambar 1a. Korelasi Lasater, hubungan yg terhadap Pb g/T

Gambar 1b. Hubungan M terhadap Tank Oil Gravity

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 54 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 2. Hubungan Untuk Memperkirakan Harga Ppc dan Tpc berdasarkan harga SG

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 55 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 3. Hubungan antara VWt terhadap Temperatur

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 56 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 4. Hubungan antara VWp terhadap Temperatur dan Tekanan

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 57 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 5. Kompresibilitas Air, termasuk Efek dari Gas Terlarut


(menurut Dodson dan Standing)

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 58 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 6. Hubungan untuk Memperkirakan Gas Gravity dari Kelarutan dan Gravity

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 59 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 7. Hubungan antara Kelarutan Padatan terhadap Densitas Air Garam pada 14.7 psia dan
60 oF

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 60 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 8. Faktor Deviasi Gas Alam

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 61 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 9. Hubungan antara Perbandingan Viskositas terhadap Salinitas

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 62 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 10. Viskositas Emulsi Minyak dan Air Garam

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 63 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 11. Viskositas Gas Hidrokarbon Parafinik pada 1 atm


(Carr, Kobayashi, dan Burrows)

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 64 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 12. Hubungan antara Perbandingan Viskositas terhadap Ppr dan Tpr

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 65 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 13. Tegangan Permukaan Minyak Mentah pada Atmosfir

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 66 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 14. Pengaruh Gas Terlarut terhadap Tegangan Permukaan

Manajemen Produksi Hulu

NO : TR 02.06
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: ANALISA FLUIDA RESERVOIR Halaman
: 67 / 67
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Korelasi Karakteristik Fluida
Reservoir

Gambar 15. Pengaruh Tekanan dan Temperatur terhadap Tegangan Permukaan

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai