Kak RTRW PDF
Kak RTRW PDF
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 11 ayat(2),
pemerintah daerah kabupaten mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur penyusunan serta
penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten. Penyusunan RTRW kabupaten
dilakukan dengan berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakupsas
keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antar
wilayah baik di dalam kabupaten itu sendiri maupun dengan kabupaten sekitarnya.
Kabupaten Sidoarjo memiliki posisi yang cukup strategis di Propinsi Jawa Timur yaitu
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan mempunyai perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan yang sangat pesat tersebut berdampak terhadap penggunaan lahan yang ada.
Selain itu, juga terdapat perubahan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
yang sudah disesuaikan dengan pedoman terbaru yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 20 /PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan Review Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
Maksud
Maksud dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sidoarjo adalah menyusun Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sidoarjo dengan melakukan peninjauan kembali penyusunan RTRW yang
telah dibuat.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sidoarjo adalah penyesuaian isi materi RTRW dengan RDTRK yang isi materi
telah disesuaikan dengan peraturan terbaru.
Sasaran
Adapun sasaran dari Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sidoarjo dapat dikelompokkan untuk masing-masing tahapan sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan :
a. Kajian awal data sekunder, mencakup review RTRW Kabupaten Sidoarjo
sebelumnya dan kajian kebijakan terkait lainnya seperti RDTRK yang muatan
materinya telah disesuaikan dengan pedoman terbaru.
b. Persiapan teknis pelaksanaan meliputi :
- Penyimpulan data awal;
- Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;
- Penyiapan rencana kerja rinci; dan
- Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
wawancara, panduan observasi dan dokumentasi, dan lain sebagainya).
2. Tahap Survei dan Studi Literatur :
a. Studi literatur mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yaitu Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No 17 Tahun 2009;
b. Survei instansional mengenai produk rencana hasil kegiatan instansi lain
seperti RDTRK yang muatan materinya telah disesuaikan dengan pedoman
terbaru; dan
c.
3.
4.
1.3.
Dimensi Waktu
Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo secara
menyeluruh mempunyai dimensi waktu perencanaan selama 20 tahun dan ditinjau kembali
setiap 5 (lima) tahun.
1.4.
Landasan Hukum
Landasan hukum yang dipakai dalam Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sidoarjo antara lain :
1.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota
Besar dalam Lingkungan Provinsi Jawa-Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat, dan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor
40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3034);
3.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
4.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
5.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
7.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2004);
8.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
9.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
10.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4746);
11.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
12.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
13.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
14.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
15.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
1.5.
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penyusunan Review Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo antara lain :
a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang
wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan
ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan
wilayah kabupaten, karakteristik wilayah kabupaten serta isu strategis dan kondisi
objektif yang diinginkan.
2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan
penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan tujuan penataan ruang
wilayah kabupaten dan ketentuan peraturan perundang-undangan, karakteristik
wilayah kabupaten serta kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam
mewujudkan tujuan penataan ruangnya.
3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan
penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten
dirumuskan berdasarkan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten, ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kapasitas sumber daya wilayah kabupaten
dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya.
b. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka sistem pusat-pusat
pelayanan kegiatan kabupaten yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Pusat pelayanan di wilayah kabupaten merupakan pusat pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kabupaten dan
regional meliputi :
Pusat pelayanan, melayani seluruh wilayah kabupaten dan/atau regional;
Subpusat pelayanan, melayani sub-wilayah kabupaten; dan
Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kabupaten
1. Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi, yang terdiri
atas :
a) Sistem jaringan transportasi darat, mencakup :
1) Sistem jaringan jalan yang terdiri atas :
i. Jaringan jalan tol di dalam wilayah kabupaten dan jaringan jalan sekunder
di dalam kabupaten sesuai dengan PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan;
ii. Jaringan jalan provinsi;
iii. Jalan khusus yang berada di wilayah kabupaten;
iv. Lokasi terminal sesuai dengan jenis dan kelas pelayanannya; dan
v. Pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum.
2) Sistem jaringan kereta api yang terdiri atas :
i. Jaringan jalur kereta api; dan
ii. Stasiun kereta api.
3) Sistem jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang terdiri atas :
i. Alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
dalam wilayah kabupaten dan antar wilayah; dan
ii. Pelabuhan/dermaga.
b) Jaringan transportasi laut, mencakup rencana pembangunan dan pengembangan
pelabuhan dengan mempertimbangkan fungsi jaringan transportasi laut :
1) Alur pelayaran yang berada pada wilayah kabupaten bersangkutan; dan
2) Pelabuhan laut yang berada di wilayah kabupaten.
c) Jaringan transportasi udara, mencakup rencana pembangunan dan
pengembangan bandar udara dengan mempertimbangkan fungsi jaringan
transportasi udara yang dapat berupa Bandar udara pusat penyebaran primer,
pusat penyebaran sekunder dan pusat penyebaran tersier beserta sarana
pendukungnya dengan mempertimbangkan :
1) Ruang udara di atas bandara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan
bandar udara (ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP). Penentuan KKOP mengikuti
ketentuan dalam Kepmen Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2000);
2) Ruang udara di sekitar bandar udara yang ditetapkan sebagai jalur
penerbangan; dan
3) Bandar udara yang berada di wilayah kabupaten.
2. Sistem prasarana lainnya, seperti telekomunikasi, sumber daya air, energi, dan
infrastruktur yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.
a) Rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan meliputi :
1) Pembangkit listrik (skala besar maupun mikro) di wilayah kabupaten;
2) Jaringan prasarana energi yang mencakup :
i. Penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi, dalam wilayah kabupaten
(jika ada);
ii. Penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Ultra
Tinggi (SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kabupaten (jika
ada);
iii. Jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi pembangkit, gardu induk
distribusi dan sistem distribusi; dan
iv. Rencana sistem alternatif sumber daya lainnya seperti migas, panas bumi
dan tenaga surya.
b) Rencana sistem jaringan telekomunikasi meliputi :
Rencana sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan meliputi sistem
kabel, sistem nirkabel dan sistem satelit, yang terdiri atas:
1) Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa jaringan
telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;
g) Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
8. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan wilayah kabupaten.
9. Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis kabupaten sebagai berikut:
a) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kabupaten secara keseluruhan;
b) Pada bagian legenda peta harus dijelaskan bidang apa yang menjadi pusat
perhatian setiap delineasi kawasan strategis kabupaten; dan
c) Penggambaran peta kawasan strategis kabupaten harus mengikuti peraturan
perundang-undangan terkait pemetaan rencata tata ruang.
e. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan upaya perwujudan rencana
tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/pengembangan
kabupaten dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun
perencanaan 20 (dua puluh) tahun. Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten meliputi :
1. Usulan program utama;
2. Lokasi;
3. Besaran;
4. Sumber pendanaan;
5. Instansi pelaksana; dan
6. Waktu dan tahapan pelaksanaan.
Arahan pemanfaatan ruang, sekurang-kurangnya memiliki muatan sebagai
berikut :
1. Perwujudan rencana struktur wilayah kabupaten meliputi :
a) Perwujudan pusat pelayanan kegiatan kabupaten; dan
b) Perwujudan sistem jaringan prasarana kabupaten, mencakup sistem prasarana
nasional dan wilayah/regional dalam wilayah kabupaten meliputi :
1) Perwujudan sistem jaringan transportasi di wilayah kabupaten, meliputi
sistem prasarana transportasi darat, udara dan air;
2) Perwujudan sistem jaringan sumber daya air;
3) Perwujudan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
4) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;
5) Perwujudan sistem persampahan, sanitasi dan drainase; dan
6) Perwujudan sistem jaringan lainnya.
2. Perwujudan rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi :
a) Perwujudan kawasan lindung; dan
b) Perwujudan kawasan budi daya.
3. Perwujudan kawasan-kawasan strategis kabupaten.
f. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah ketentuan yang
diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan RTRW kabupaten. Ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten setidak-tidaknya memuat :
1. Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten;
2. ketentuan perizinan;
3. Ketentuan pemberian insentif;
4. Ketentuan pemberian disinsentif; dan
5. Ketentuan sanksi.
1.6.
Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan, 322 desa dan 31 kelurahan. Adapun
batas administrasi Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara
:
Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
- Sebelah Selatan
:
Kabupaten Pasuruan
- Sebelah Barat
:
Kabupaten Mojokerto
- Sebelah Timur
:
Selat Madura
2. GAMBARAN UMUM
2.1.
Wilayah Administrasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
2.2.
Penggunaan Lahan
3.1.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
a. Kajian awal data sekunder, mencakup review RTRW Kabupaten Sidoarjo
sebelumnya dan kajian kebijakan terkait lainnya seperti RDTRK yang muatan
materinya telah disesuaikan dengan perdoman terbaru;
b. Persiapan teknis pelaksanaan meliputi :
- Penyimpulan data awal;
- Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;
- Penyiapan rencana kerja rinci;
3.2.
3.3.
3.4.
Berdasarkan karakteritik tata ruang wilayah kabupaten kemudian dilakukan analisis potensi
dan masalah pengembangan kabupaten yang meliputi :
a. Analisis daya dukung wilayah kabupaten serta optimasi pemanfaatan ruang;
b. Analisis daya tampung wilayah kabupaten;
c. Analisis pusat-pusat pelayanan;
d. Analisis kebutuhan ruang; dan
e. Analisis pembiayaan pembangunan.
3.5.
3.6
3.7
Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Daerah dalam bentuk naskah hukum atau legal
drafting, dengan sistematika mengacu pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yakni :
a) Judul
b) Pembukaan
Frasa Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan
Konsiderans
Dasar Hukum
Diktum
c) Batang Tubuh
Ketentuan Umum
Materi Pokok yang Diatur
Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
Ketentuan Penutup
d) Penutup
e) Penjelasan (jika diperlukan)
f) Lampiran (jika diperlukan)
Merupakan kumpulan peta utama yang menjadi hasil dari kegiatan penyusunan Review
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo. Pada album peta diserahkan 2 eksemplar
dengan ukuran A1, skala 1 : 25.000.
Compact Disc (CD) diserahkan sebanyak 5 keping yang berisi laporan pendahuluan,
laporan fakta dan analisa, draft laporan rencana, laporan rencana, draft rancangan peraturan
daerah, bahan presentasi dan album peta.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1
Kewajiban Konsultan
a.
b.
c.
d.
e.
sosialisasi baik langsung di wilayah perencanaan maupun dalam forum diskusi. Kegiatan
sosialisasi ini dilakukan pada tahap pendahuluan dan analisa.
f. Konsultan wajib mengadakan diskusi terbatas pada setiap tahap pekerjaan.
g. Dalam pelaksanaan diskusi terbatas, Konsultan wajib menyediakan waktu untuk hadir
dalam forum diskusi tersebut serta menyajikan hasil pekerjaanya kepada peserta
diskusi.
4.2.
4.3.
4.4.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sidoarjo, Konsultan harus bekerja sama dengan Team Teknis Proyek
maupun aparat pemerintah lainya baik dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo maupun
instansi lain, termasuk teknis sektoral yang terkait.
4.5.
4.6.
Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan dari kegiatan ini berasal dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
melalui APBD Tahun Anggaran 2014
5. SISTEM PELAPORAN
5.1.
Jenis Laporan
Substansi pelaporan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa terdiri dari :
Laporan Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup meliputi ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, peraturan perundangan yang digunakan
sebagai dasar penyusunan RTRW, dimensi perencanaan, gambaran umum wilayah
perencanaan serta metode pendekatan yang meliputi proses penyusunan, pelaksanaan
pekerjaan, penggunaan model pendekatan dan penggunaan konsep perencanaan dan
perancangan kawasan. Laporan Pendahuluan harus disusun sebelum pelaksanaan
survey dan diserahkan setelah proses diskusi dengan Tim Teknis atau Pengguna Jasa
untuk menyamakan persepsi atas beberapa hal antara lain metode studi dan metode
analisa.
b. Laporan Fakta dan Analisa
Laporan fakta dan analisa merupakan laporan kemajuan kedua. Laporan ini berupa
Review atas Dokumen Fakta dan Analisa yang menjelaskan ringkasan deskriptif fakta
dan analisa kawasan rencana secara tertulis yang dilengkapi dengan peta-peta (skala 1 :
25.000 untuk pembahasan RTRW) dan gambar-gambar foto tentang kondisi lapangan.
Adapun struktur laporan yang tertampilkan adalah:
- Kondisi eksisting : potensi dan permasalahan.
- Hasil analisis dan rencana pengembangan kawasan
- Proyeksi kebutuhan ruang untuk 20 tahun mendatang
- Konsep rancangan pengembangan kawasan
Laporan ini disusun dalam bentuk diskripsi tertulis yang dilengkapi dengan peta-peta
(peta skala 1 : 25.000 untuk skala RTRW) dan gambar-gambar serta foto yang
mendukung.
c. Draft Laporan Rencana
Berupa rancangan rencana yang berisikan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang
wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis wilayah kabupaten, arahan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten serta ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten. Draft Laporan Rencana disiapkan dalam waktu 3 (tiga) bulan
setelah laporan Fakta dan Analisa diserahkan dan telah disetujui oleh tim teknis
didasarkan atas masukan dari pembahasan yang hadir sebelum kegiatan seminar
dilakukan.
d. Laporan Rencana
Merupakan buku utama yang mencakup isi rencana yang disusun dari draft laporan
rencana yang telah disempurnakan dengan berpedoman dari hasil keputusan seminar.
Laporan ini disiapkan dalam waktu 2 (dua) minggu setelah seminar. Laporan akhir ini
diserahkan setelah dibahas dan disetujui oleh tim teknis didasarkan atas masukan dari
pembahasan yang hadir.
e. Executive Summary
Executive summary merupakan ringkasan Laporan Rencana yang dimampatkan dan
dipilah sebagai informasi awal dan data pendukung bagi pimpinan untuk pengambilan
keputusan.
f. Draft Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
Draft Raperda berisi pasal per pasal peraturan daerah yang disusun berpedoman pada
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo.
g. Album Peta dan Compact Disc (CD)
Merupakan kumpulan peta utama yang menjadi hasil dari kegiatan penyusunan RTRW
Kabupaten Sidoarjo. Pada album peta diserahkan 2 eksemplar dengan ukuran A1, skala
1 : 25.000.
a.
Compact Disc (CD) dierahkan sebanyak 5 keping yang berisi laporan pendahuluan,
laporan fakta dan analisa, draft laporan rencana, laporan rencana, draft rancangan
peraturan daerah, bahan presentasi dan album peta
5.2.
Teknik penyajian laporan dalam Penyusunan Review Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :
a. Pengetikan 1,5 (satu koma lima) spasi dengan kertas HVS putih polos
b. Kulit buku warna biru tua dengan tulisan putih
c. Untuk format penyajian peta, pada kolom keterangan dicantumkan nama
Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo (tidak dicantumkan nama konsultan).
d. Ukuran kertas :
- Pada Laporan Pendahuluan, judul buku tertulis Laporan Pendahuluan
berukuran A4, jumlah 10 buku.
- Pada Laporan Fakta dan Analisa, judul tertulis Laporan Fakta dan Analisa
berukuran A3, jumlah 10 buku.
- Pada Draft Laporan Rencana, judul buku tertulis Draft Laporan Rencana,
berukuran A3 dengan jumlah 10 buku.
- Pada Laporan Rencana, judul buku tertulis Laporan Rencana, berukuran A3
dengan jumlah 10 buku.
- Pada Executive Summary, diserahkan sebanyak 35 buku.
- Pada Laporan Draft Raperda, berukuran F4, dengan jumlah 10 eksemplar.
- Laporan dibuat sesingkat mungkin, dan lebih memperbanyak informasi
infromasi yang lebih normatif (peta, tabel dan diagram).
- Peta dibuat dalam bentuk album dan Compact Disc (CD) dengan skala 1 : 25.000
dengan GIS masing-masing 2 album peta dan 5 keping berbentuk CD.