Anda di halaman 1dari 19

Pancasila dalam Arus Sejarah

Bangsa Indonesia

Disusun oleh :
Mohamad Fiqih Arrachman
(04011181520027)
Dosen Pembimbing : Drs. Munawar, M.Si.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat yang diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Pancasila
dalam arus sejarah bangsa Indonesia ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, serta
berbagai sumber yang telah penulis gunakan sebagai data dan fakta pada makalah ini. Penulis
juga berterima kasih kepada yang terhormat drs. Munawar M.Si yang telah memberikan
pedoman dalam melakukan pembuatan makalah dan telah memberi bimbingannya sebagai
dosen Mata kuliah pendidikan Pancasila sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan isi dari makalah
ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, serta penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan dalam makalah ini. Akhir kata, apabila ada kesalahan
kata-kata, penulis meminta maaf dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palembang, 29 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA
I.
II.
III.

Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia................5


Alasan Pancasila diperlukan dalam arus sejarah bangsa indonesia.................11
Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian

IV.

Sejarah Bangsa Indonesia ...............................................................................


Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian

V.

Sejarah Bangsa Indonesia................................................................................


Esensi dan Urgensi Pancasila dalam kajian Arus sejarah Bangsa Indonesia...17

BAB III PENUTUP..........................................................................................................18


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan berbangsa dan bernegara haruslah berlandaskan
azas-azas Negara. Kita sebagai warga Negara Indonesia yang taat azas harus mampu
memahami dan menjiwai
kehidupan

sosial

serta

politik

mampu

mengimplementasikanPancasila dalam

dimanapun dan kapanpun. Pancasila danUUD

1945

merupakan landasan nyata dalam membangun Negara Republik Indonesia yang


merdeka, bersatu, berdaulat, adil serta makmur. Maka dari itu setiap warga Negara
harus

memahami dan menerapkan nilai-nilai landasan Negara secara nyata,

terutama Pancasila.
Pengenalan dan penanaman nilai-nilai Pancasila secara perlahan dan konsisten dapat
meminimalisir tindakan penyimpangan dan kejahatan ideologi dalam masyarakat.
Jadi sangat diperlukan pengenalan pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia dari
segi proses perumusan hingga pengesahan agar masyarakat terutama generasi muda
dapat benar-benar memahami, menghargai,dan mengamalkan Pancasila yang disusun
tidak hanya dengan tinta, namun dengan darah dan keringat para pahlawan pendiri
tanah air Indonesia. Proses perumusan Pancasila memiliki alur yang panjang dan
rumit, begitu pula proses pengesahannya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya sebagai
warga Negara Republik Indonesia untuk mengetahui dan mempelajari sejarah
perumusan serta pengesahan Pancasila sebagai bentuk penghargaan kepada para
penyusun Pancasila dan kepada ideologi Pancasila itu sendiri.
2. Tujuan
1. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
2. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
3. Mengetahui perlunya pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia

BAB II
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

A. Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia


1. Periode Pengusulan Pancasila
Dalam siding Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) Pada tanggal 7 September 1944,
Perda Menteri Jepang Jenderal Kuniaki koiso (Pengganti Perdana Menteri Tojo), atas nama
pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada
tanggal 24 Agustus 1945, sebagai janji politik.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekanaan Indonesia (BPUPKI) ini dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala pemerintahan Bala Tentara Jepang di
Jawa), dengan susunan sebagai berikut (Muhammad Yamin, Naskah Persiapan UndangUndang Dasar 1945.)
Badan Penyelidikan ini mengadakan siding hanya dua kali masa siding. Sidang pertama
tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. Sidang kedua tanggal 10 Juli sampai dengan 17
Juli 1945.
1.

Masa Sidang Pertama BPUPKI

Dalam masa siding pertama yaitu tanggal 29 Mei sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 (4 hari),
yang mengajukan usul adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno (Ir. Soekarno) tentang
dasar Negara, dan Soepomo tentang faham kenegaraan.
a.

Usul Muhammad Yamin, 29 Mei 1945

Muhammad

Yamin

Berpidato

tentang Asas

dan

Dasar

Negara

Kebangsaan

Republik Indonesia.
Dalam pidato itu beliau mengusulkan dasar Negara bagiIndonesia Merdeka yang akan
dibentuk adalah :
-

Peri Kebangsaan

Peri Kemanusiaan

Peri ketuhanan

Peri Kerakyatan

Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau mengusulkan juga secara tertulis lima asas dasar Negara dalam
rancangan

Pembukaan

Undang-Undang

Dasar

Rumusannya sebagai berikut :


-

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kebangsaan Persatuan Indonesia

Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Negara

Republik Indonesia,

yang

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan
-

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Usul Soepomo 31 Mei 1945


Pada hari ketiga siding BPUPKI, tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan tentang dasar
pemikiran Negara nasional bersatu yang akan didirikan harus berdasarkan atas pemikiran
integralistik yang sesuai struktur sosial Indonesia sebagai ciptaan budaya bangsa Indonesia.
Negara Harus bersifat badan penyelenggara, badan pencipta hukum yang timbul dari hati
sanubari rakyat seluruhnya. Dalam pengertian dan teori ini, Negara tidak lain adalah seluruh
masyarakat atau seluruh rakyat Indonesia sebagai persatuan yang teratur dan tersusun.
Soepomo juga mengusulkan tentang syarat mutlak Negara, yaitu : Daerah, rakyat, dan
pemerintahan. Mengenai dasar apa Negara Indonesia didirikan, dikemukakan tiga soal :
a.

Persatuan Negara, Negara serikat, Persekutuan Negara.

b.

Hubungan Antar Negara dan Agama.

c.

Republik dan Monarchie.

c. Usul Soekarno. 1 Juni 1945


Dalam masa siding pertama BPUPKI hari selanjutnya, pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno
mengajukan

lima

dasar

juga

bagi

Negara Indonesia Merdeka,

dalam

pidatonya

mengenai Dasar Indonesia Merdeka. Lima dasar itu atas petunjuk seorang ahli bahasa (yaitu
Mr. Muhammad Yamin, yang pada waktu itu duduk di samping Ir. Soekarno) diberi nama
Pancasila. Lima dasar yang dilakukan Bung Karno, ialah :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
2. Rapat Panitia Sembilan
Panitia Sembilan atau panitia kecil merupakan tokoh-tokoh nasional, wakil-wakil golongan
Islam dan golongan Nasionalis, yaitu :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohamad Hatta
3. Mr. A.A. Maramis

4. K.H. Wachid Hasyim


5. Abdul Kahar Muzakkkir
6. H. Agus Salim
7. Abikusno Tjokrosujoso
8. Mr. Achmad Soebardjo
9. Mr. Muhammad Yamin.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan Rancangan
Mukaddimmah

(Pembukaan)

Hukum

Dasar,

yang

kemudian

dinamakan Jakarta

charter atau Piagam Jakarta (Oleh Mr. Muhammad Yamin). Dan di dalam rancangan
mukaddimah itu termuat pula rumusan Pancasila yang tata-urutannya tersusun secara
sistematik, pada alinea keempat bagian akhir, yaitu :
-

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan
-

Keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia

Selain itu dalam piagam Jakarta pada alinea ketiga juga memuat rumusan Teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang pertama, yaitu berbunyi ;
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorangkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya.
Rumusan kalimat yang merupakan teks Proklamasi Kemerdekaan itu adalah cetusan hatiNurani kebulatan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka yang dinyatakan sebelum Proklamasi
Kemerdekaan, sehingga dapat dinamakan Declaration of Indonesia Independence.
2. Periode Perumusan Pancasila
Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil kerja
BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI). Lembaga
tersebut dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang
yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari
Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari
Sunda Kecil, Maluku serta penduduk Cina. Pada tanggal 09 Agustus 1945 di bentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan ( Dokuritsu Junbi Inkai ), yang juga sering disebut Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua dan Drs.
Moh. Hata sebagai Wakil Ketuanya. Panitia Persiapan Kemerdekaan in penting sekali
fungsinya, apalagi setelah proklamasi keanggotaannya disempurnakan. Badan mula-mula
bersifat Badan Buatan Jepang untuk menerima Hadiah Kemerdekaan dari Jepang ,
setelah tyakluknya Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesialalau
mempunyai sifat Badan Nasional Indonesia.
Badan yang mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil Penyelidikan, tetapi menurut
sejarah kemudiaan mempunyai kedudukandan berfungsi penting sekali, yaitu :
a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia.
b. Sebagai pembentukan Negara. ( Yang menyusun Negara Republik Indonesiasetelah
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 ).
c. Menurut teori hukum, badan seperti itu mempunyai wewenang untuk meletakan dasar
Negara ( Pokok kaidah negara yang fundamentil )
Ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, menambah anggota PPKI enam orang lagi
sehingga semua anggota PPKI berjumlah 27 orang.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad
Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, dr. Rajiman Wedyodiningrat, R.P. Suroso,
Sutardjo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata,
Suryohamijoyo, Abdul Kadir, Puruboyo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Amir, Abdul
Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani, Sam Ratulangi, Andi Pangeran, I Gusti Ktut Pudja,
Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, dan Iwa
Kusumasumantri.
3. Periode Pengesahan Pancasila
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada
sidang ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia, serta lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas
konstitusi negara Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan
BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh Islam
mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya pada kalimat Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Tokoh-tokoh Islam
yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid
Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari

pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang merasa
keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri
apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai
kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan
kalimat .... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Para
tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan
cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI
dibuka.
keputusan:
1) Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
2) Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.
5. Fungsi pokok pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara
a. Pancasila sebagai dasar Negara :
1) Sebagai dasar Negara, pancasila berkedudukan sebagai norma dasar atau norma
fundamental (fundamental norm) Negara dengan demikian Pancasila menempati norma
hukum tertinggi dalam Negara ideologi Indonesia. Pancasila adalah cita hukum ( staatside )
baik hukum tertulis dan tidak tertulis ( konvensi ).
2) Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupaka n kaidah Negara yang
fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena itu Pancasila juga sebagai
landasan ideal penyususnan arturan aturan di Indonesia. Oleh karena itu semua peraturan
perundangan baik yang dipusat maupun daerah tidak menyimpang dari nilai Pancasila atau
harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila.
3) Sebagai Pandangan Hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan pegangan dalam
pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh dan mengetahui arah dalam
memecahkan masalah ideologi, politik, ekonomi, soaial dan budaya serta pertahanan dan
keamanan.
4) Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai pancasila itu mencerminkan
kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai budaya bangsa Indonesia asli, bukan
diambil dari bangsa lain.

5) Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, pancasila lahir dari hasil musyawarah para
pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagi para wakil bangsa, Pancasila yang
dihasilkan itu dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sisio kulturil. Moral dalam arti
tidak bertentangan dengan nilai agama yang berlaku di Indonesia, sosio kultural berarti
cerminan dari nilai budaya bangsa Indonesia, karena itu Pancasila merangkul segenap lapisan
masyarakat Indonesia yang majemuk ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara merupakan
norma dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber dasar, landasan norma, serta
memberi fungsi konstitutif dan regulative bagi penyusunan hukum hokum Negara.
b. Pancasila Sebagai Ideologi Negara :
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ideologi umumnya digunakan sebagai pengertian
pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini ideologi dapat
dibedakan mejadi dua pengertian yaitu ideologi dalam arti luas dan ideologi dalam arti
sempit. Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir dan bertindak atau
sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum. Sedangkan
dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak
atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai ideology Negara. Ideologi
Negara adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi Negara merupakan
ideologi mayoritas waga Negara tentang nilai -nilai dasar Negara yang ingin diwujudkan
melalui kehidupan Negara itu.
Ideologi Negara sering disebut sebagai ideologi politik karena terkait dengan
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah kehidupan
politik. Pancasila adalah ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana
hidup bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik Negara atau rezim
tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republic
Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond) yang berkembangan secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indo nesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah
sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya
tahan dari ideologi itu. Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas
tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:

1) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau muncul
untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat
pada awal kelahira nnya.
2) Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar
itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat
tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama
sehari-hari.
3) Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati
diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti
pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran tafsiran terhadap nilai dasar dari
ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu:
1) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3) Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangs a berdasarkan Pancasila.
4) Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.
B. Alasan Pancasila diperlukan dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong
bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti
menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai
karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa, tentunya kedua hal ini
merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila yang mampu
menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan negara lain.Naskah
Pancasila .

Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut
Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideology kapitalisme yang
akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi
sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia,
dan secara tidak langsung juga nasib, social, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari
ideologi partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti ini kapitalismelah
yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh
negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya,negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun
demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada
kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan response. Jika Challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi
pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika
Challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang
menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan
yangcenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari
masyarakat yang di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku budayanya
yang merupakan manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Bahkan sejak sebelum

berdirinya bangsa Indonesia, nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sudah melekat di
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna makna yang sanga erat kaitannya
dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa seperti masyakarat yang merupkan
kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan atas tuhan, dalam menyelesaikan suatu masalah
selalu bermusyawarah untuk mencpai kata mufakat, saling hormat - menghormati orang lain,
meletakan kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi, serta selalu bersikap adil untuk
mencapai tujuan bersama.
Kemudian dari situlah Pancasila dibentuk dengan menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
sendiri yang telah tertanam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang jelas berbeda jauh
dengan nilai-nilai Ideologi bangsa lain.
Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945, kita sebagai warga Negara Indonesia yang juga telah menganut nilai-nilai pancasila
harus mempertahankan nilai-nilai tersebut di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Dengan kata lain, Pancasila dipergunakan sebagai penunjuk arah semua aktifitas atau
kegiatan dan kehidupan didalam segala bidang, yang berarti semua tingkah laku dan tindak
atau perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua
sila didalam Pancasila. Karena Pancasila selalu merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan antara sila yang satu dengan yang lainnya, dan saling berkaitan satu sama
lain yang menunjukkan bahwa sila dalam Pancasila merupakan satu - kesatuan organis.
Pancasila yang harus dihayati ialah Pancasila yang sebagaimana telah tercantum di
dalamPembukaan UUD 1945, yang dengan demikian jiwa keagamaan (sebagai manifestasi
atau

perwujudan

dari

sila

Ketuhanan

Yang

Maha

Esa), jiwa

yang

berperi

kemanusiaan (sebagai manifestasi atau perwujudan sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab), jiwa kebangsaan (sebagai manifestasi atau perwujudan dari sila Persatuan
Indonesia), jiwa kerakyatan (sebagai manifestasi dari sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), dan jiwa yang menjunjung tinggi
keadilan sosial (sebagai manifestasi dari sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
yang selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup
seluruh bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia

Pancasila sering disebut way of life, berarti pancasila menjadi petunjuk arah seluruh kegiatan
kehidupan dalam berbagai bidang kehidupan guna mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia berfungsi sebagai norma,
pegangan hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagal aspek kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Dengan demikian berarti bahwa semua sikap dan perilaku setiap manusia
Indonesia haruslah dijiwai dan merupakan pancaran pengamalan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu semua sila Pancasila adalah
pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara pandang manusia Indonesia terhadap
keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa), terhadap sesama manusia (kemanusiaan yang adil
dan beradab), terhadap bangsa dan negaranya (persatuan lndonesia), terhadap pemerintahan
demokrasi

(kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawatan/perwakilan), dan terhadap kepentingan bersama (keadilan sosial bagi seluruh


rakyat Indonesia),.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa ; sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap
bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa
bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry,
1994: 157). Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur artinya Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia, berarti bahwa Pancasila merupakan keputusan final bagi bangsa Indonesia.
Pancasila adalah kesepakatan dan perjanjian serta konsensus bangsa Indonesia sebagai dasar
negara yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Istilah Pancasila sebagai perjanjian
luhur bangsa Indonesia muncul dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno di depan sidang
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-ROyong (DPR-GR) pada tanggal 16 Agustus 1967, yang
merupakan kesepakatan bulat para wakil-wakil bangsa Indonesia (PPKI) menjelang dan

sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Pancasila sebagai perjanjian luhur


seluruh rakyat Indonesia, artinya bahwa Pancasila harus kita bela untuk selama-Iamanya.
Perjanjian luhur ini telah dilakukan pada tanggal 18 agustus 1945, yaltu pada saat PPKI
(sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) telah menerima Pancasila dan menetapkan dasar
negara secara konstitusional dalam pembukaan UUD 1945.
.
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila
Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang dipakai
sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan
hidup masyarakat.
Setiap bangsa mempunyai ideology dan pandangan hidup berbeda-beda yang diambil dari
nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa
Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia terbentuk dengan melalui proses yang begitu panjang mulai dari jaman kerajaaan
kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit, hingga datangnya para penjajah ke negara ini. Bangsa
Indonesia memiliki berbagai nilai-nilai kebudayaan, adat istiadat serta nilai-nilai agama yang
secara historis melekat pada bangsa ini
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah mempraktikan Pancasila karena
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan kenyataan-kenyataan (materil, formal,
dan fungsional) yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar yang mengikat setiap warga
bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang berupa norma atau hukum tertulis
(peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan traktat) maupun yang tidak tertulis
seperti adat istiadat, kesepakatan atau kesepahaman, dan konvensi.
Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang tinggi, dimana agama, ras,
etnik, bahasa, tradisi-budaya penuh perbedaan, menyebabkan ideologi Pancasila bisa diterima
sebagai ideologi pemersatu. Datasejarah menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan
atau pemberontakan oleh beberapa kelompokmasyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang
dikedepankan sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ajaibnya

kedudukan Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan upaya pemberontakan


yang terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut dijadikan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Bangsa Indonesia yang plural secara sosiologis membutuhkan ideologi pemersatu Pancasila.
Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila perlu dilestarikan dari generasi ke generasi untuk
menjaga keutuhan masyarakat bangsa. Pelestarian nilai-nilai Pancasila dilakukan khususnya
lewat proses pendidikan formal, karena lewat pendidikan berbagai butir nilai Pancasila
tersebut dapat disemaikan dan dikembangkan secara terencana dan terpadu.
3. Sumber Politis Pancasila
Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber
dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk
pengalaman dalam berhubungan dengan bangsabangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya
nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan
bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana
tercermin dalam sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
D. Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut
dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan
presiden Soekarno, terutama pada 1960-an NASAKOM lebih populer daripada Pancasila.
Pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan
melalui penataran P- 4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikkan
Pancasila dengan P-4. Pada masa pemerintahan era reformasi, ada kecenderungan para
penguasa tidak respek terhadap Pancasila, seolah-olah Pancasila ditinggalkan.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Tantangan di sisi globalisasi yang didukung perkembangan informasi yang cepat dan pesat
membuat masyarakat semakin terbuka menerima pemahaman , informasi dan nilai-nilai yang
ada di dunia yang memperkaya wawasan dan khazanah informasi tapi disisi lain globalisasi
sarat dengan kepentingan pihak tertentu. Penyebaran paham, ideologi dan budaya yang
masuk tidak semuanya sesuai dengan nilai budaya bangsa. Pancasila mengandung saringan

(filter) yang mampu menyaring arus masuknya ideologi luar, tetapi tidak menafikannya, nilainilai itu ; tauhid, toleransi, pluralisme, kemoderatan dan keseimbangan.
E. Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa
Depan
1. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap
produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama,
budaya, dan adat istiadat.
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden
berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan
lengkap. 42,7% salah menyebut silai-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia
46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut sangat
memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ancasila yang ada dalam
masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat terhadap Pancasila
(Ali, 2009: 2). Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
dikarenakan hal-hal berikut: pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain, penyalahgunaan
Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya pemahaman dan
pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti
bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa
sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa yang
sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu dengan melewati suatu
proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang panjang itu dapat dicatat
kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah perjuangan. Dan Dasar
Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan
kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
Negara Replubik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang
merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan Negara
Replubik Indonesia.
2. Saran

Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang


mana setiap

warga negara Indonesia harus menjunjung

tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut


dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar
pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa
makna.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2005.Pendidikan


Pancasila. Jakarta: Universitas Terbuka
http://mahasiswa.ung.ac.id/613413023/home/2014/3/26/proses-perumusan-danpengesahan-pancasila-sebagai-dasar-negara.html. Diakses 28 April 2016
Darmodiharjo, Darji. 1982. Pancasila dalam Beberapa Perspektif. Jakarta: Aries
Lima
Tim Pendidikan Pancasila Unesa. 2014. Pendidikan Pancasila. Surabaya:
UnesaUniversity Press.
http://awwaluzzahroh97.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-singkat-perumusan-pancasiladan.html. Diakses 28 April 2016

Anda mungkin juga menyukai