Anda di halaman 1dari 4

##--## Tips Mencegah dan Mengatasi HIPOTERMIA Pada Saat Mendaki Gunung ##--##

Hipotermia, suatu jenis penyakit yang wajib diwaspadai oleh para pendaki gunung,
hipotermia bisa menyerang siapa saja baik tua maupun muda dan bila tidak ditangani secara
cepat dan tepat bisa mengakibatkan kematian. Banyak kasus pendaki gunung yang meninggal
dunia akibat hipotermia, dan sayangnya orang-orang disekitarnya tidak bisa membantu banyak
karena tidak tahu cara mengatasinya.
Definisi Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana mekanisme tubuh mengalami drop dan kesulitan saat
upaya pengaturan suhu tubuh dalam mengatasi tekanan suhu dingin disekitarnya. Hipotermia
terjadi ketika suhu tubuh inti manusia jatuh jauh dibawah suhu tubuh normalnya. Hal ini dapat
dengan mudah menimpa orang yang bila terkena angin dingin atau dalam keadaan basah yang
terlalu lama. Kondisi ini sering dijumpai khususnya oleh para pendaki gunung. Gejala awal
penderita, saat suhu tubuh mulai menurun drastis, penderita akan menggigil sebagai bentuk
upaya tubuh menghangatkan diri, setelah itu tiba dimana tubuh kehilangan banyak energi, hingga
batas energi penderita habis lalu memasuki fase kritis, saat-saat dimana jika tak tertolong bisa
berakhir kepada kematian.
Hipotermia terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh dibawah 35C (95F). Pada
suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh. Hipotermia
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan temperature tubuh, yaitu :
Ringan = 34-36C
Kebanyakan orang bila berada pada suhu ini akan menggigil secara hebat, terutama di seluruh
ekstremitas. Bila suhu tubuh lebih turun lagi, penderitamungkin akan mengalami amnesia dan
disartria (susah bicara dengan jelas). Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi.
Sedang = 3034C
Terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh sistem saraf secara besar yang mengakibatkan
terjadinya hiporefleks (reflek melemah), hipoventilasi (kurang tarikan nafas), dan penurunan
aliran darah ke ginjal. Bila suhu tubuh semakin menurun, kesadaran penderita bisa menjadi
stupor (berkurangnya sensitivitas terhadap rangsang, hanya bereaksi oleh rangsang dasar seperti
nyeri), tubuh kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya resiko timbul
aritmia (gangguan irama jantung).
Berat = <30C
Penderita rentan mengalami fibrilasi ventrikular (kontraksi otot jantung pada ventrikel/bilik
jantung yang tidak teratur dan tidak terkendali, dapat menyebabkan henti jantung), dan
penurunan kontraksi miokardium (otot jantung), juga rentan untuk menjadi koma, denyut nadi
sulit ditemukan, tidak ada reflex, apnea (henti nafas), dan oligouria (pengeluaran urine lebih dari

100ml/hari namun kurang dari 400ml/hari, ini menandakan adanya gangguan ginjal dan
disfungsi organ dalam (multiple organ dysfunction)). Pada fase ini juga akan terjadi Paradoxal
Sense Of Warm di mana korban akan merasakan panas yang luar biasa sehingga merasa gerah
padahal suhu tubuh korban terus menurun. Dalam keadaan kesadaran terganggu, korban akan
melepaskan pakaiannya karena merasa gerah kepanasan. Namun ini adalah fase kritis di mana
selanjutnya suhu tubuh korban akan turun drastis dan selanjutnya mengantuk, tertidur dan tewas.

Cara Mencegah Hipotermia


Berikut beberapa tips untuk mencegah serangan hipotermia:
1. Selalu lengkapi pendakian dengan perlengkapan sesuai prosedur pendakian, seperti
contohnya jaket gunung (polar didalam, anti air dan anti angin diluar), celana lapangan
quickdry yang saat basah cepat mengering, sleeping bag, kaos kaki, sarung tangan polar,
raincoat atau jas hujan dan Emergency Thermal Blanket. Karena Emergency Thermal
Blanket / Selimut Penahan Panas Tubuh Darurat adalah alat sederhana, murah, ringkas
namun merupakan pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus
hipotermia. Terbuat dari Polyetilene (PE) yang dilapis dengan material Mylar. Selain
dapat menahan 90% panas tubuh, juga dapat dijadikan Signalling Mirror / Cermin Sinyal.
Selalu bawa emergency thermal blanket dalam survival kit anda. Dan bungkuslah pakaian
yang kering dan Sleeping Bag dengan plastik atau Dry Bag yang baik saat ter-packing di
dalam ransel. Hal tersebut menghindari pakaian dan sleeping bag basah jika suatu waktu
hujan turun. Intinya wajib membawa emergency thermal blanket serta pakaian penahan
dingin yang cukup atau sedikit lebih tidak masalah berat sedikit yang penting safety. Dan
juga saling memperhatikan gejala gejala hipotermia yang terjadi pada diri anda sendiri
ataupun rekan seperjalanan anda.
2. Hindari kontak dengan air secara langsung. Jika hujan turun segera kenakan jas hujan,
walaupun hujan yang turun tidak terlalu lebat atau masih rintik-rintik. Hujan yang rintik
inilah yang seringkali menjadi penyebab lalainya pendaki yang dengan gengsinya
beresiko terserang hipotermia.
3. Jangan pernah mendaki dengan menggunakan celana jeans! Banyak pendaki gunung
yang mengira bahwa memakai celana jeans adalah praktis dan tahan robek. Sebenarnya
memakai jeans bisa membahayakan pendaki gunung, lebih-lebih di gunung dengan curah
hujan yang besar seperti di Indonesia. Celana jeans akan sangat sulit kering jika terkena
basah baik oleh keringat maupun air hujan. Kalau sudah begini, badan pemakainya akan
selalu kedinginan. Ini akan mempercepat menurunnya panas badan karena cuaca dingin
di gunung. Yang terbaik bahan celana adalah dari katun atau bahan quick dry.
4. Jangan berlama-lama mengenakan pakaian basah, pakaian basah adalah faktor utama
penyebab turunnya suhu tubuh. Segera ganti dengan pakaian yang kering.
5. Pastikan tidur dalam kondisi yang hangat, minimal tidak kedinginan. Alasi alas tidur
dengan matras, gunakan sleeping bag, lapis tubuh dengan jaket tebal berbahan polar
didalamnya, gunakan kupluk, double kaos kaki, juga pakai sarung tangan polar. Pastikan
tidur anda nyaman dan aman dari hawa dingin.

Cara Mengatasi Hipotermia

Penjelasan cara mengatasi penderita hipotermia dibedakan berdasar kondisi penderita, penderita
dalam keadaan sadarkan diri atau dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Penderita dalam keaadaan sadarkan diri
1. Ganti baju basah, dengan baju kering.

Seperti disebutkan diatas, pakaian dalam keadaan basah lah yang bisa menjadi faktor
utama serangan hipotermia datang. Ganti segera baju dan celana yang basah dengan
pakaian yang kering nan hangat. Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh
penderita sangat rentan dengan goncangan. Jika sudah diganti dengan baju yang kering
kemudian masukkan penderita kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat,
seperti jaket dan juga selimut. Jangan memijat atau menggosok tubuhnya juga. Kita harus
menangani orang dengan hipotermia secara lembut karena kulit mereka mungkin
membeku, dan menggosok jaringan kulit yang membeku dapat menyebabkan kerusakan
kulit yang parah.
2. Kasih minuman hangat.
Selanjutnya beri minuman hangat. Minuman yang hangat akan membantu tubuh untuk
mengembalikan suhu tubuh yang hilang. Contohnya coklat hangat atau teh hangat.
3. Kasih makanan berkalori tinggi.
Dalam usaha menyeimbangkan suhu tubuhnya manusia membutuhkan kalori yang tinggi,
karena itu sangat disarankan penderita dibantu untuk mengkonsumsi makanan yang
berkalori tinggi seperti sereal, sup hangat, coklat dan minuman manis lainnya.
4. Ajak bergerak.
Jika kondisi sudah membaik, penderita sudah mulai merasakan hangat di tubuhnya.
Selanjutnya ajak penderita untuk bergerak, ajaklah ia berolahraga kecil agar tubuhnya
maksimal dalam menghasilkan suhu tubuh. Tapi ingat jangan sampai membuat penderita
terlalu lelah dan mengeluarkan keringat, karena jika berkeringat maka akan membuat
pakaiannya basah dan bisa menimbulkan dingin datang kembali.
5. Buat api unggun di sekitar.

Usaha terakhir anda bisa membuat api unggun di sekitar guna menangkis udara dingin
sekitar. Pastikan api unggun yang dibuat aman dan tidak membahayakan sekitar tenda.
Penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri
Kondisi kedua adalah ketika kondisi penderita sudah kritis dan tidak sadarkan diri.
1. Ganti baju basah, dengan baju kering
Ganti secara perlahan, harus hati-hati karena tubuh penderita sangat rentan dengan
goncangan. Jangan memijat atau menggosok tubuhnya juga. Kita harus menangani orang
dengan hipotermia secara lembut karena kulit mereka mungkin membeku, dan
menggosok jaringan kulit yang membeku dapat menyebabkan kerusakan kulit yang
parah.
2. Masukkan kedalam sleeping bag.
Selanjutnya, jika sudah diganti dengan baju yang kering kemudian masukkan penderita
kedalam sleeping bag dan lapisi dengan lapisan yg hangat, seperti jaket dan dibungkus
dengan selimut thermal darurat (emergency thermal blanket) dan dimasukkan ke dalam
sleeping bag. Cara ini di sebut Penghangatan Pasif (Passive Rewarming)

3. Buka bajunya peluk tubuhnya. kulit ketemu kulit.


Jika memungkinkan buka bajunya dan peluk tubuhnya (dengan keadaan sama-sama tidak
berpakaian), kulit ketemu kulit, dipercaya atau tidak ini akan membantu mempercepat
peningkatan suhu tubuh.
4. Upayakan agar penderita segera sadarkan diri.
Tepuk-tepuk pipinya secara perlahan, ajak bicara. sebut namanya terus hingga ia sadarkan
diri. Berikan juga aroma therapy di sekitar hidungnya bisa menggunakan minyak kayu
putih atau fresh care.
5. Jangan menerapkan panas secara langsung. Jangan gunakan air panas, bantal pemanas,
atau lampu pemanas untuk menghangatkan orang tersebut. Sebaliknya berikan kompres
hangat ke pusat tubuh , yaitu kepala, leher, dada, dan pangkal paha (selangkangan).
6. Jangan mencoba untuk menghangatkan kaki dan tangan. Panas yang diterapkan pada
lengan dan kaki akan memaksa darah dingin kembali ke paru-paru, jantung, dan otak,
hingga menyebabkan suhu tubuh inti menurun. Hal ini dapat berakibat fatal.
7. Jika sudah sadarkan diri lakukan penanganan seperti point diatas penanganan saat
penderita dalam kondisi sadarkan diri
Sekian penjelasan dan tips dari saya, semoga bermanfaat bagi kita semua
para pelaku kegiatan alam. Kiranya ada kekurangan atau kesalahan mohon
koreksi dan tambahannya.
Be Prepared, Cause You Never Know
SALAM RIMBA
Sumber :
http://jejakpendaki.web.id/cara-mengatasi-hipotermia-ketika-di-gunung/
https://survivalskillsindonesia.wordpress.com/2014/02/28/93/
http://www.dokterdigital.com/id/p3k/7_pertolongan-pertama-mengatasi-hipotermia.html
http://tri-santiadji.blogspot.co.id/2014/02/hipotermia-dan-penanganannya.html

Anda mungkin juga menyukai