mengalami penurunan suhu inti ( suhu organ dalam ). Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia terjadi ketika suhu bagian dalam tubuh dibawah 35 °C. 2. Klasifikasi Hipotermi
Berdasarkan suhu tubuh :
Hipotermi ringan bila suhu tubuh 32-35oC
Hipotermi sedang dengan suhu tubuh 28
32oC
Hipotermi berat bila suhu tubuh dibawah
28oC Berdasarkan etiologi :
Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti
menurun hingga 35°c.
Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari
paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi
gangguan sistemik ( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
Indusi hipotermi, dimana suhu tubuh diturunkan sebagai
bagian dari terapi. 3. Gejala-gejala Hipotermi Menggigil Terasa melayang Pernafasan cepat, nadi melambat Hipotermia sedang Gangguan penglihatan Reaksi mata lambat Gemetar
Denyut nadi sangat lambat
Pernafasan sangat lambat Hipotermia berat Tidak ada respons Alat gerak kaku Tidak menggigil 4. Faktor Risiko Hipotermi
Usia bayi dan manula
Minuman keras dan obat-obatan terlarang
Penyakit yang memengaruhi memori misalnya penyakit
Alzheimer Pengaruh penyakit tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat memengaruhi mekanisme pengendali suhu tubuh, misalnya anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme
Obat-obatan tertentu, misalnya antidepresan, sedatif, serta
analgesik opiat
Orang yang menghabiskan waktu lama di tempat yang dingin,
misalnya pendaki gunung atau tunawisma. 5. Metode Pengobatan Hipotermi
Memantau pernapasan pengidap. Segera berikan napas
buatan jika pengidap berhenti bernapas. Perlakukan pengidap dengan hati-hati. Gerakan yang kasar atau berlebihan dapat memicu serangan jantung. Menggosok tangan atau kaki pengidap juga sebaiknya dihindari. Pindahkan pengidap ke dalam ruangan atau tempat yang hangat jika memungkinkan. Tetapi jangan langsung memandikan pengidap dengan air hangat. Lepaskan pakaian pengidap jika basah dan ganti dengan yang kering. Tutupi tubuh pengidap (terutama bagian perut dan kepala) dengan selimut atau pakaian agar hangat. Apabila Anda berada di luar ruangan atau di alam terbuka, lapisi tanah dengan selimut sebelum membaringkan pengidap. Berbagi panas tubuh dengan pengidap, misalnya dengan memeluknya secara hati-hati. Kontak langsung dari kulit ke kulit akan lebih efektif. Berikan minuman hangat jika pengidap masih sadar dan bisa menelan. Tetapi jangan memberi minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Gunakan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat untuk mengompres pengidap. Kompres ini sebaiknya diletakkan di leher, dada, atau selangkangan. Jangan meletakkannya di bagian kaki atau tangan karena dapat mendorong darah yang dingin untuk mengalir ke jantung, paru-paru, dan otak. 6. Langkah Pencegahan Hipotermi
Menjaga agar tubuh tetap kering
Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan
kegiatan
Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung
tangan, kaus kaki, serta sepatu bot
Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan
tubuh
Sediakan minuman dan makanan hangat
7. Pertolongan Pertama Pada Hipotermi
1. Tanpa ragu pindahkan penderita dari daerah dingin ke daerah
yang lebih hangat. Jika terdapat ruangan hangat, seperti kamar atau tenda, pindahkan ke tenda. Lindungi korban dari angin terutama daerah leher dan kepala. Jangan lupa memakai alas yakni menghindari dingin dari menyentuh tahan langsung. 2. Secara jantang buka pakaian basah yang menghinggapi korban. Ganti pakaian basah dengan pakaian yang hangat dan kering atau jaket. Ini akan membantu mempercepat penghangatan pada diri penderita. 3. Jika terdapat penghangat, baik berupa penghangat modern maupun penghangat manual, maka dapat diberikan terutama dikompreskan pada pusat tkubuh seperti leher, kepala, ketiak dan selangkangan. Cara termudah adalah botol air mineral di isi air hangat atau panas kemudian dilapisi kain dan taruh di kedua leher, kedua ketiak dan selangkangan. Minimal ada 5 botol air panas. Ingat, harus dilapisi kain dan handuk agar tidak teriritasi langsung panas pada botol terhadap kulit. 4. Hangatkan penderita dengan minum minuman manis agar metabolism meningkat dan meminum minuman tidak beralkohol. 5. Mulai CPR (Cardiopulmonal resuscitation) jika seseorang menunjukkan tanda perburukan dan tanda kegawat daruratan yang menuju ke kematian. Tanda tersebut seperti nafas tidak teratur dan hilang, batuk parah, dan hilangnya pulsasi. Ingat senantiasa periksa ABC (airway breathing dan circulation). 8. Catatan Terkait Pertolongan Pertama Hipotermi
Jangan mengulangi menghangatkan ke penderita terlalu
cepat, seperti dengan menghangatkan dengan lampu atau bak mandi panas.
Jangan hangatkan pada telapak tangan dan telapak kaki.
Penghangatan pada tangan dan kaki ini justru akan semakin menurunkan suhu tubuh, karena akibat perifer tubuh hangat maka bagian sentral tubuh seperti jantung dan paru-paru akan berusaha mendinginkan karena respon perifer yang hangat. Akibatnya suhu tubuh semakin dingin. Oleh sebab itu hangatkanlah pada area pusat tubuh seperti kanan kiri leher, kedua ketiak dan selangkangan.
Jangan berikan penderita alcohol dan rokok. Alcohol terbukti
akan memperlambat proses penghangatan dan rokok akan mempengaruhi sirkulasi jika dibutuhkan penghangatan ulang.