Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA


Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB IV
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
4.1

Dasar Teori
Yang dimaksud dengan kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat
kering agregat yang dinyatakan dalam prosentase. Kadar air agregat menentukan mutu
beton yang dihasilkan. Selain itu juga berfungsi untuk menentukan besarnya
kandungan

air, pasir dan kerikil untuk pembuatan mix design sehingga diperoleh

komposisi ideal. Berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4 Pengerjaan Perencanaan


Campuran Beton, disebutkan bahwa :
-

Kadar air agregat halus harus memenuhi harga 6.5.


Kadar air agregat kasar harus memenuhi harga 1.06

Besar kandungan air pada agregat perlu diketahui untuk mengontrol besar jumlah air
di dalam campuran beton. Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas :
1.

Kering oven
yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran beton secara
maksimal.

2.

Kering udara
yaitu kondisi agregat yang kering permukaan namun mengandung sedikit air di
rongga-rongganya.Agregat jenis ini juga dapat menyerap air di dalam campuran
walaupun tidak dengan kapasitas penuh.

3.

Jenuh dengan permukaan kering (SSD-saturated surface dry)


yaitu kondisi agregat yang permukaan kering, namun semua rongga-rongganya
terisi air. Di dalam campuran beton, agregat dengan kondisi ini tidak akan
menyerap ataupun menyumbangkan air ke dalam campuran.

4.

Basah
yaitu

kondisi

agregat

dengan

kandungan

air

yang

berlebihan

pada

permukaannya. Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan air ke dalam


campuran,sehingga bila tidak diperhitungkan akan mengubah nilai rasio airsemen di dalam campuran.

4.2

Tujuan
19

LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Untuk menentukan prosentase kadar air yang dikandung agregat halus dan agregat
kasar.
4.3

4.4

Bahan
- Agregat halus

: Pasir alam dari sungai

- Agregat kasar

: Batu pecah

Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat benda uji
b. Oven pengatur suhu kapasitas (110 + 5) C
c. 4 Talam

4.5

Pelaksanaan
a. Talam di timbang dan hasilnya dicatat.
b. Mengambil benda uji (agregat kasar dan halus), kemudian ditaruh di talam. 2
talam untuk agregat kasar, 2 talam untuk agregat halus.
c. Berat agregat dan talam ditimbang kemudian dicatat hasilnya.
d. Masing-masing talam diberi nama (halus A, halus B, kasar A, kasar B).
e. Benda uji kemudian di oven selama 24 jam.
f. Setelah 24 jam benda uji dikeluarkan dalam oven kemudian ditimbang.
g. Hasil penimbangan kemudian dicatat hasilnya.

4.6

Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
20

LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Nomor Contoh
Nomor Talam
1
Berat Talam + Contoh basah
2
Berat Talam + Contoh kering
3
Berat Air = (1)-(2)
4
Berat Talam
5
Berat Contoh Kering = (2)-(4)
6
Kadar Air = (3)/(5)
7
Kadar Air rata-rata
Sumber: Hasil Perhitungan

1
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)

A
B
350.8 319.3
337.8 303.8
13
15.5
24.8
25.4
313
278.4
4.153 5.567
4.860

Tabel 4.2 Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar


Nomor Contoh
Nomor Talam
1
Berat Talam + Contoh basah
2
Berat Talam + Contoh kering
3
Berat Air = (1)-(2)
4
Berat Talam
5
Berat Contoh Kering = (2)-(4)
6
Kadar Air = (3)/(5)
7
Kadar Air rata-rata
Sumber: Hasil Perhitungan
4.7

1
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(gr)
(%)
(%)

A
B
242.2
268
238.9 263.9
3.3
4.1
25.2
24.8
213.7 239.1
1.544 1.715
1.629

Pembahasan Kadar Air Agregat Halus


Talam A
1. Berat Talam + Contoh basah = 350,8 gr
2. Berat Talam + Contoh kering = 337,8 gr
3. Berat Air
= (Berat Talam+ Contoh basah) (Berat Talam + Contoh kering)
= 350,8 gr 337,8 gr = 13 gr
4. Berat Talam = 24,8 gr
5. Berat Contoh Kering = (Berat Talam + Contoh kering) - Berat Talam
= 337,8 gr 24,8 gr = 313 gr
6. Kadar Air

= (Berat Air / Berat Contoh Kering) x 100 %


= (13 gr / 313 gr) x 100% = 4,153 %

7. Kadar Air rata-rata = 4,860 %.


Kadar air pasir pada talam A = 4,153 % dan pada talam B = 5,567 %. Untuk kadar
air rata-rata diperoleh 4,860%.
4.8

Pembahasan Kadar Air Agregat Kasar


21

LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Talam A
8. Berat Talam + Contoh basah = 242,2 gr
9. Berat Talam + Contoh kering = 238,9 gr
10. Berat Air
= (Berat Talam+ Contoh basah) (Berat Talam + Contoh kering)
= 242,2 gr 238,9 gr = 3,3 gr
11. Berat Talam = 25,2 gr
12. Berat Contoh Kering = (Berat Talam + Contoh kering) - Berat Talam
= 238,9 gr 25,2 gr = 213,7 gr
13. Kadar Air

= (Berat Air / Berat Contoh Kering) x 100 %


= (3,3 gr / 213,7 gr) x 100% = 1,544%

14. Kadar Air rata-rata = 1,629%.


Kadar air pasir pada talam A = 1,544 % dan pada talam B = 1,715 %. Untuk kadar
air rata-rata diperoleh 1,629 %.
4.7 Kesimpulan

Kadar air agregat halus rata-rata yang sebesar 4,860 % mengindikasikan bahwa
agregat berada dalam kondisi kering, berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4
Pengerjaan Perencanaan Campuran Beton.
Kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 1,629% menunjukan bahwa agregat kasar

relative berada pada kondisi basah, berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4


Pengerjaan Perencanaan Campuran Beton.
Kadar air realatif cukup untuk perencanaan campuran beton. Menurut spesifikasi PBI

1971:
- Kadar air pasir memenuhi syarat untuk digunakan sebagai perencanaan campuran
-

karena 4,860% 5%.


Kadar air kerikil memenuhi syarat untuk digunakan sebagai perencanaan
campuran karena 1,629% 5%.

22

Anda mungkin juga menyukai