Anda di halaman 1dari 45

Pendekatan Perencaan

Transportasi

Mata Kuliah: Perencanaan Transportasi


Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia

Tujuan Dasar Perencanaan transportasi :


Untuk memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan akan
transportasi pada masa yang akan datang (tahun rencana), untuk
kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi.
Umur Perencanaan
o Jangka pendek
maksimum 5 tahun; biasanya berupa kajian manajemen
transportasi yang lebih menekankan dampak manajemen lalu
lintas terhadap perubahan rute suatu moda transportasi
o Jangka menengah
10 s/d 20 tahun (kajian kuliah ini); biasanya digunakan untuk
meramalkan arus lalulintas yang nantinya menjadi dasar
perencanaan investasi untuk suatu fasilitas transportasi yang
baru.
o Jangka panjang
lebih dari 20 tahun; digunakan untuk perencanaan strategi
pembangunan kota jangka panjang.

PENDEKATAN SISTEM
UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan yang dilakukan secara
komprehensif atau menyeluruh dengan menganalisis seluruh faktor
yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang ada.

Definisi Sistem
SISTEM adalah gabungan dari beberapa komponen atau objek
yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa komponen
penting saling berhubungan dalam proses perencanaan
transportasi; proses perencanaan ini merupakan proses berdaur
(cyclic) dan tidak pernah berhenti; sehingga perubahan pada
suatu komponen mempengaruhi komponen lainnya.

Gbr. Proses Perencanaan

Sistem Transportasi Makro

Sistem Kegiatan

Sistem Jaringan

Sistem Pergerakan

Sistem Kelembagaan

Gbr. Sistem Transportasi Makro

Sistem Tata guna lahan - transportasi


Pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang mengakibatkan bergagai
macam interkasi. Hampir semua interkasi memerlukan perjalanan, dan
menghasilkan pergerakan arus lalu lintas. Sasaran umum perencanaan
transportasi adalah membuat interaksi tersebut menjadi semudah dan seefisien
mungkin dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut:

Sistem kegiatan
Rencana tataguna lahan yang baik (lokasi sekolah, kantor, perumahan, dll)
dapat mengurangi kebutuhan akan pergerakan perjalanan yang panjang
sehingga membuat interaksi menjadi lebih mudah.

Sistem jaringan
Dapat dilakukan dengan meningatkan kapasitas pelayanan prasarana yang
ada: pelebaran jalan, menambah jaringan jalan baru.

Sistem pergerakan.
Dapat dilakukan dengan mengatur teknik dan manajemen lalu lintas
(jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangkan pendek
dan menengah), atau pembangunan jalan baru (jangka panjang).

AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS


o AKSESIBILTAS
adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna
lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya.
dengan perkataan lain aksesibilitas adalah suatu ukuran
kenyamanan, bagaimana lokasi tataguna lahan berintekasi satu
dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi
tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

JARAK

JAUH

Aksesibilitas
Rendah

Aksesibilitas
Menengah

DEKAT

Aksesibilitas
Menengah

Aksesibilitas
Tinggi

SANGAT JELEK

SANGAT BAIK

KONDISI PRASARANA

Gbr. Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas

o Mobilitas
adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak
yang biasanya dinyatakan dengan kemampuannya membayar
biaya transportasi
Jika aksesibilitas ke suatu tempat tinggi, maka mobilitas orang ke
tempat tersebut juga tinggi selama biaya aksesibilitas ke tempat
tersebut mampu dipenuhi.

o Aksesibiktas dalam model perkotaan


Model yang banyak dikenal dalam penentuan lokasi tataguna
lahan di daerah perkotaan diantaranya adalah MODEL LOWRY.
Asumsi dasar model ini adalah lokasi industri utama di daerah
perkotaan harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu, jumlah
keluarga dan lokasinya diperkirakan berdasarkan aksesibilitas
lokasi industri tersebut.

Pengukuran Aksesibiltas di daerah perkotaan


Black dan Conroy (1977) membuat ringkasan cara mengukur aksesibilitas di
dalam daerah perkotaan.
Daerah perkotaan dibagi menjadi N zona dan semua aktivitas terjadi di
pusat zona.
Aktivitas diberi notasi A.
Aksesibiltas suatu zona adalah ukuran intensitas di lokasi tataguna lahan
(misal: jumlah lapangan kerja) pada setiap zona di dalam kota tersebut
dan kemudahan untuk mencapai zona tersebut melalui sistem jaringan
transportasi.

Ukuran grafis aksesibilitas


Dibuat sebaran frekuensi yang menggambarkan jumlah kesempatan yang
tersedia dalam jarak, waktu dan biaya tertentu dari zona i.

o Ukuran fisik aksesibilitas


Hansen (1959) How Accebility Shapes Land Use

Ki
Aj

= aksesibilitas zona i ke zona lainnya (j)


= ukuran aktivitas pada setiap zona j

tij

= ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona tujuan j.

KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI


Konsep perencanaan transportasi yang paling populer adalah : Model
Perencanaan Transportasi Empat Tahap (Four Stages Transport Model),
yang terdiri dari:
o
o
o
o

Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)


Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)
Pemilihan moda (Modal choice/modal split)
Pembebanan lalu lintas (Trip assignment)

Gbr. Model Perencanaan Empat Tahap

Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)


Adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tataguna lahan
dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau
tataguna lahan.
Bangkitan lalu lintas ini mencakup:
Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi (trip production)
Lalu lintas yang menuju ke suatu lokasi (trip attraction)

i
Bangkitan Pergerakan
(Trip Production)

j
Tarikan Pergerakan
(Trip Attraction)

Bangkitan lalu lintas tergantung dari 2 aspek tataguna lahan:


o Tipe tataguna lahan
Tipe tataguna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dll)
mempunyai karakteristik bangkitan yang berbeda:
jumlah arus lalu lintas
jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil)
waktu yang berbeda (contoh: kantor menghasilkan lalu lintas
pada pagi dan sore).
o Jumlah aktivitas (dan intensitas) pada tataguna lahan tersebut
Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi
lalu lintas yang dihasilkan. Salah satu ukuran intensitas aktivitas
sebidang tanah adalah kepadatannya.

Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)


Adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan sebaran pergerakan
yang meninggalkan suatu zona atau yang menuju suatu zona.

Tij

Gbr. Trip Distribution


(untuk setiap pasang zona (ij), berapa arus dari zona i ke zona j)

Distribusi pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk garis


keinginan (desire line) atau dalam bentuk Matriks Asal Tujuan, MAT
(origin-destination matrix/O-D matrix).

Ketebalan garis= Arus (flow)

Gb. Garis Keinginan

Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari
dua hal yang terjadi secara bersamaan yaitu:
o Lokasi dan intensitas tataguna lahan yang akan menghasilkan lalu
lintas
o Pemisahan ruang (Spatial separation), interaksi antara 2 buah
tataguna lahan akan menghasilkan pergerakan.

Postulat tentang tataguna lahan


o Intensitas tataguna lahan
Makin tinggi tingkat aktivitas suatu tataguna tanah, makin tinggi
kemampuannya menarik lalu lintas.
Contoh: Supermarket menarik lalu lintas lebih banyak dibandingkan rumah
sakit (untuk luas yang sama).

o Spatial separation
Jarak antara dua buah tataguna lahan merupakan batasan dari adanya
pergerakan. Jarak yang jauh atau biaya yang besar membuat pergerakan
antar dua buah zona menjadi lebih sulit.

o Spatial separation dan intensitas tataguna lahan


Daya tarik suatu tataguna lahan berkurang dengan meningkatnya jarak
(efek spatial separation). Tataguna tanah cenderung menarik lalu lintas dari
tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan tempat yang jauh.

Kesimpulan :
Jumlah lalu lintas antara dua buah tataguna lahan tergantung dari
intensitas kedua tataguna lahan dan spatial separation (jarak,
waktu, dan biaya).

JARAK

JAUH

Interaksi dapat diabaikan

Interaksi rendah

Interaksi Menengah

DEKAT

Interaksi rendah

Interaksi menengah

Interaksi Sangat Tinggi

Kecil-Kecil

Kecil-Besar

Besar-Besar

Intensitas Tataguna lahan


antar zona

Gb. Interaksi Antar Dua Tataguna Lahan

Pemilihan moda (Modal choice/modal split)


o Jika terjadi interaksi antara dua tataguna lahan, seseorang akan
memutuskan bagaimana interaksi tersebut dapat dilakukan.
o Biasanya interaksi tersebut mengharuskan terjadinya perjalanan,
dengan menggunakan moda transportasi
o Dalam kasus ini keputusan harus diambil dalam hal pemilihan
moda, yakni:

Pilihan pertama biasanya antara jalan kaki atau


menggunakan kendaraan.
Jika menggunakan kendaraan, apakah kendaraan
pribadi atau angkutan umum
Jika menggunakan kendaraan pribadi , apakah
menggunakan : sepeda, sepeda motor, atau mobil,
Jika menggunakan angkutan umum, jenis apa yang
akan digunakan (angkot, bus, kereta api, pesawat, dll).

Proses pemilihan moda

Pilihan terhadap Moda Transportasi


sangat tergantung pada :
o Tingkat ekonomi (income)
o Biaya transport

Pembebanan lalu lintas (Trip assignment)

Kondisi Pemilihan Rute :


o Kendaraan pribadi :
bebas memilih rute (choice)
o Kendaraan umum :
rute sudah tertentu (captive)

Pemilihan Rute tergantung pada :


Alternatif jarak terpendek
Waktu tercepat
Biaya termurah
Diasumsikan bahwa :
setiap pemakai jalan mempunyai informasi yg cukup tentang
kemacetan, kondisi jalan, jarak dll, sehingga mereka dapat
menentukan rute terbaik

Arus Lalu Lintas Dinamis


o Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi, jika
arus lalu lintas meningkat, waktu tempuh pasti akan bertambah
karena kecepatan menurun.
o Arus maksimum yang dapat melewati suatu ruas jalan biasa disebut
kapasitas ruas jalan tersebut.
o Arus maksimum yang dapat melewati suatu titik (biasanya pada
persimpangan dengan lampu lalu lintas biasa) disebut arus jenuh.
o Highway Capacity Manual mendefinisikan kapasitas jalan sebagai
jumlah kendaraan maksimum yang dapat bergerak dalam periode
waktu tertentu.
o Kapasitas ruas jalan biasanya dinyatakan dengan kendaraan (atau
dalam Satuan Mobil Penumpang/SMP per jam).
o Hubungan antara arus dan waktu tempuh tidaklah linear. (lihat
gambar).

Waktu Tempuh
Volume per kapasitas

Gb. Hubungan antara arus dan waktu tempuh

PEMODELAN SISTEM (SYSTEM MODELING)


Apakah model itu?
Model Representasi realita
Jenis-Jenis Model :
o Model Fisik
: miniatur bangunan sipil, wayang, dll
o Model Matematis : model fisika, model ekonomi, model transport
o Model Peta dan Diagram
Bagaimana sifat model yg baik?
o Mudah dipahami
o Informatif
o Sederhana

Contoh Model :

Asumsi contoh model :


1. Gaya tarik-menarik antara 2 buah benda berbanding lurus dengan
massa benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
2. Gaya merupakan fungsi massa dan jarak
3. Pengaruh yang lain diabaikan
Dalam kenyataannya :
pada saat membuat model, dilakukan suatu asumsi, pendekatan,
penyederhanaan, dll., agar mudah dalam pembuatan, sehingga
sebenarnya model tidak mungkin bisa menggambarkan realita
sebenarnya (100%), tetapi hanya berupa pendekatan terhadap suatu
realita.

REPRESENTASI JARINGAN & TATA GUNA TANAH


Dalam Pemodelan transportasi dipakai cara :
o Model Grafis
Model ini penting karena masalah pergerakan menyangkut ruang 2
atau 3 dimensi sehingga perlu dituangkan dalam gambar.
o Model Matematis/kuantitatif
Model ini dipakai karena ada kebutuhan untuk menerangkan cara
kerja sistem dan hubungan antar sistem secara terukur, sehingga
dengan persamaan matematis atau statistik, besaran yang dicari
(misalnya arus) dapat diketahui.

Secara Grafis Sistem Kegiatan sering digambarkan sbb :

o Zona
Adalah satu kesatuan yang memiliki keseragaman tata guna lahan
o Cordon Line
Adalah batas daerah tempat studi dikonsentrasikan, sehingga daerah di luar
batas ini dianggap hanya mempunyai konstribusi yang kecil terhadap
pergerakan di daerah studi
o Pusat Zona/Centroid
Adalah pusat kegiatan dari tata guna lahan yang direpresentasikan sebagai
suatu titik dimana dianggap pergerakan dimulai dan diakhiri.

Pembagian Zona
o Zona internal, yakni zona yg terletak pada daerah studi
o Zona eksternal, yakni zona yg terletak diluar daerah studi

Cara membagi zona


o Batas zona dapat berupa batas alami seperti sungai atau batas wilayah
administrasi (agar mudah), seperti kelurahan atau kecamatan
o Tipe tata guna lahan untuk masing-masing zona harus dibuat sehomogin
mungkin (misal Perumahan, industri dll), namun demikian hal seperti ini
sangat sulit dilakukan

Mix Land Use


Pada suatu daerah dengan kondisi yg sangat heterogen, cara terbaik untuk
mendefinisikan land use adalah :
o membuat zona-zona yg lebih kecil
o mengambil Tataguna lahan yang paling dominan

Semakin ke arah pusat kota, mix land use semakin tinggi sehingga
semakin ke pusat kota, zona dibuat semakin kecil

SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI


Secara grafis, sistem jaringan transportasi dapat digambarkan
sebagai ruas dan noda(simpul):

o Ruas bisa berupa potongan jalan raya, kereta api dll


o Noda/Simpul dapat berupa persimpangan, stasiun, terminal dll
o Setiap ruas dan noda diberi nomor

Gb. Sistem Jaringan Transportasi

Tipe pergerakan :
o Intra zona
o Zona internal ke Zona internal
o Zona internal ke Zona eksternal
o Zona eksternal ke Zona eksternal

MODEL INTERAKSI TATA GUNA LAHAN DAN SISTEM TRANSPORTASI


(Simple Land Use Model of Transport System)

Tujuan pembentukan model


o Untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem transportasi
o Untuk memprediksi perubahan arus lalu lintas yang akan terjadi
yang disebabkan oleh perubahan Tataguna Lahan atau Sistem
Transportasi
Sistem notasi persamaan model
Variabel pokok yg dipakai :
o L : Tata Guna Lahan/Land Use
o T : Sistem transportasi (jaringan & karakteristik operasinya)
o Q : Lalu lintas/ Traffic
Peubah bebas
Peubah tak bebas

: Tata guna lahan, Sistem prasarana transportasi


: Arus Lalu lintas

Secara konvensional, setiap zoana asal disebut zona i dan dan setiap
zona tujuan disebut zona j
Notasi-notasi persamaan model
o
o
o
o
o
o

Loi
Ldj
Qpi
Qaj
Qij
Qk

: tataguna lahan di zona asal (origin) i


: tataguna lahan di zona tujuan (destination) j
: bangkitan (production) lalu lintas dari zona asal i
: tarikan (attraction) lalul intas menuju zona tujuan j
: arus lalu lintas dari zona asal i ke zona tujuan j
: arus lalu lintas pada rute k

Komponen Model
o Aksesibilitas
Aksesibilitas (Notasi A) satu zona i terhadap zona j, berbanding lurus
dengan tata guna lahan zona j dan berbanding terbalik dengan friction/biaya
transportasi (jarak, waktu) dari zona i ke zona j, atau jika ditulis dalam
bentuk rumus :

o Bangkitan pergerakan
(Traffic Generation)
Bangkitan pergerakan adalah fungsi tata guna lahan. Jumlah
bangkitan pergerakan berbanding lurus dengan tipe dan intensitas
tataguna lahan di zona tersebut.

Pergerakan yang berasal dari zona i adalah:


Pergerakan yang tertarik ke zona j adalah:

o Distribusi Pergerakan
Traffic Distribution
Distribusi lalu lintas antara 2 buah zona tergantung dari tata guna lahan
pada setiap zona dan berbanding terbalik dengan biaya transportasi/
friction antara keduanya

o Pemilihan moda
Pemilihan moda adalah fungsi dari biaya transportasi tersebut
(dengan perbandingan dari moda lainnya).Oleh sebab itu:
m : menujukkan moda tertentu
Moda angkutan 1 akan lebih dipilih daripada moda 2, jika :

Tij(m1) < Tij(m2)


o Pemilihan Rute
Pada pemilihan rute, situasinya akan sama dengan pemilihan moda,
yakni pemilihan rute adalah fungsi dari friction/biaya transportasi dari
rute tersebut :

r : menunjukkan rute tertentu


Jika ada tiga rute (1,2 dan 3), rute 2 akan dipilih jika:
dan

PRINSIP PERTAMA WARDROP


Pada tahap pemilihan rute, diasumsikan bahwa :
o Lalu lintas yang bergerak antar zona dalam suatu daerah studi akan
mengatur/membagi sendiri lalu lintas ke seluruh rute dalam jaringan
jalan yang ada
o Dengan demikian mala waktu tempuh pada seluruh rute sama,
sehingga tidak ada satu orangpun dapat mencari rute yang lebih
cepat.
o Konsep ini dikenal dengan PRINSIP PERTAMA WARDROP; jika
kondisi tersebut tercapai dikatakan relah mencapai kondisi
keseimbangan (equilibrium).

Lalulintas pada jaringan jalan


Misal digunakan persamaan Davidson:

dimana:
o
o
o
o
o

TQ
T0
Q
C
a

:
:
:
:
:

waktu tempuh pada saat arus Q


waktu tempuh pada saat arus bebas (nol)
arus lalu lintas (kendaraan/jam)
Kapasitas jaringan jalan
parameter tingkat pelayanan

Contoh soal:
Interaksi tataguna lahan Transportasi
(landuse transport interaction).

Dua buah zona yakni zona 1 dan zona 2, zona 1 adalah perumahan
dengan populasi 30.000 orang dan zona 2 adalah zona perkantoran dengan
jumlah lapangan kerja yang tersedia sebesar 10.000 orang. Terdapat dua
jalan (rute Adan rute B) yang menghubungi kedua zona ini. Karakteristik
dari rute A dan rute B adalah sebagai berikut:
Karakteriktik rute

Rute
A

Panjang (km)

16

19

T0 (menit)

24

38

Tingkat pelayanan (a)

0,3

1,0

Kapasitas (kend/jam)

3000

2000

o Persamaan Davidson yang digunakan

o Asumsi:
Dianggap tercapai kondisi equilibrium
Model Trip generation; dan
Model distribusi pergerakan
1 kendaraan = 1 orang
o Ditanyakan:
Hitung dan juga gambarkan dengan jelas
waktu tempuh dan total arus lalulintas diantara kedua zona
tersebut
Besar arus lalu lintas pada masing-masing rute

SOLUSI:
Dapat diselesaikan dengan dua cara: grafis dan matematis

a. cara grafis
Q1 = 0,4 . L1 = 0,4 x 30.000 = 12.000 kend/jam
Q2 = 1,0 . L2 = 1,0 x 10.000 = 10.000 kend/jam

Waktu Tempuh
(menit)

Q (Kend/Jam)

Dari grafik diatas diperoleh:


Q12 : 2610 kend/jam;
QA : 2260 kend/jam;

QB : 350 kend/jam;
Waktu tempu : 46 menit

b. Cara Matematis
Untuk penyederhanaan satuan dinyatakan dalam ribuan, sehingga:

Atau

Persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi:

Atau
Karena

Maka :

Persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi:


QA = 2,261 (solusi yg mungkin)
QA = 11,69 (solusi yg tidak mungkin)

Karena QA diketahui, maka QB dapat diketahui

Dengan QA dan QB diketahui; maka TQ(A) dan TQ(B) dapat dicari.

Kesimpulan:
QA = 2261 kend/jam
QB = 347 kend/jam

Q12 = QA + QB = 2608 kend/jam


Waktu tempuh = 46 menit

Kasus: Bila ada perubahan tataguna lahan transport planning


Jika pada perencanaan mendatang diasumsikan :
o Terjadi pertumbuhan pada kedua zona, sedangkan karakteristik
jaringan transportasi tetap.
o Zona 1 diharapkan dapat mengakomodir 40.000 penduduk
o sedangkan zona 2 diharapkan mampu memberikan lapangan
pekerjaan sebanyak 12.000;
tentukan arus pada masing-masing rute dan waktu tempuh dari
zona 1 ke zona 2.
SOLUSI:
Q1 = 0,4 . L1 = 0,4 x 40.000 = 16.000 kend/jam
Q2 = 1,0 . L2 = 1,0 x 12.000 = 12.000 kend/jam

Dengan cara grafis diperoleh:


o QA = 2500 kend/jam
o QB = 725 kend/jam
o Q12 = QA + QB
= 3225 kend/jam
o Waktu tempuh = 60 menit
Jika pada kondisi di atas dibuat rute baru (rute C), dengan karakteristik
sebagai berikut:
o
o
o
o

Kapasitas
Tingkat pelayanan
zero-flow travel time
panjang

:
:
:
:

4.000 kend/jam
0,05
18 menit
24 km

Tentukan : QA, QB, QC , dan T12

Waktu Tempuh
(menit)

Q (Kend/Jam)

o QA = 1780 kend/jam
o QB = 0 kend/jam
o QC = 3790 kend/jam

o Q12 = QA + QB = 5570 kend/jam


o Waktu tempuh = 34,5 menit

Anda mungkin juga menyukai