Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH BAHASA ASING YANG DIAJARKAN DI SEKOLAH

TERHADAP MINAT PELAJAR DALAM


MEMPELAJARI BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :
Lilin Diah Ardianti

15200412

Intan Sari

15200406

Sella Devi Novelina

15200418

Trias Wahyu Setianingsih

15200419

Wisnu Arya Pamungkas

15200420

Untuk memenuhi tugas kelompok semester II

KOMPUTERISASI AKUNTANSI 2D
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul Pengaruh bahasa asing yang diajarkan di
sekolah terhadap minat pelajar belajar Bahasa Indonesia. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini
tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini.
Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Madiun,26Mei2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
Daftar Tabel........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.4 Pembatasan Masalah.....................................................................................2
1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.6 Manfaat Hasil Penelitian...............................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan....................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................5
2.1 Kajian Teori...................................................................................................5
2.2 Kajian Pustaka.............................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................19
3.1 Objek Penelitian .........................................................................................19
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................19
3.3 Metode Pengumpulan Data.........................................................................19
3.4 Metode Analisis Data..................................................................................20
3.5 Cara Pengambilan Keputusan......................................................................20
BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................21
4.1 Penjelasan per Siklus...................................................................................21
4.2 Pembahasan.................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................30
5.1 Kesimpulan..................................................................................................30
5.2 Saran............................................................................................................30
Daftar Pustaka
Lampiran

DAFTAR TABEL
1.1 Tabel Hasil Penelitian................................................................................. 23

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Era globalisasi menuntut penduduk dunia untuk dapat bersaing satu sama
lain mulai dari persaingan individu, kelompok, maupun negara, berbagai
aspek kehidupan seperti sosial , ekonomi, politik, dan budaya. Indonesia
sendiri sebagai negara berkembang lantas harus menyesuaikan diri agar warga
dan negaranya bisa ikut berpartisipasi dalam era globalisasi.
Dari kondisi di atas penulis berinisiatif melakukan penelitian mengenai
pengaruh bahasa asing yang diajarkan di sekolah terhadap minat pelajar
belajar bahasa Indonesia . Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi dan merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan manusia serta untuk menguasai ilmu dan teknologi.
Sebagai masyarakat Indonesia, penting untuk kita mempelajari dan
memahami Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Tetapi, saat ini dapat
dilihat bahwa sebagian masyarakat Indonesia sendiri belum mempunyai rasa
internalisasi terhadap bahasanya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah
kalangan yang sering mencampur adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa
asing dalam penuturan sehari-hari dan yang lebih ironisnya adalah
menurunnya nilai Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia .
Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam berbagai tes didapati lebih
rendah dibandingkan dengan mata pelajaran bahasa asing, seperti: Bahasa
Inggris. Bukan hanya dalam ulangan harian, baik pada ujian nasional (UN)
maupun tes masuk perguruan tinggi juga menunjukkan hasil yang serupa.
Tentu sangat disayangkan saat melihat kalangan generasi muda saat ini
lebih antusias mempelajari bahasa asing daripada memperdalam Bahasa
Indonesia dan melestarikannya.

Dari kondisi di atas penulis berinisiatif melakukan penelitian mengenai


pengaruh bahasa asing yang diajarkan di sekolah terhadap minat pelajar
Indonesia belajar bahasa Indonesia .
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan nilai UN (Ujian Nasional) bahasa Indonesia tingkat SMP dan
SMA sederajat yang kebanyakan kalah skore dengan bahasa inggris.
2. Banyaknya pelajar yang menindak bahasa Indonesia sebagai bahasa yang
sullit dipahami.
3. Banyaknya variasi bahasa asing yang diajarkan di sekolah sehingga
memberikan suasana baru bagi pelajar yang mengakibatkan menomor
duakan bahasa Indonesia.
3. Rumusan Masalah
1. Mengapa bahasa asing diajarkan di tingkat sekolah menengah di
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pengajaran bahasa asing terhadap minat belajar
Bahasa Indonesia dikalangan pelajar?
3. Apa yang menyebabkan rendahnya minat belajar bahasa Indonesia ?
4. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah dalam
penelitian ini difokuskan pada dampak bahasa asing di dunia pendidikan yang
sedikit demi sedikit menggeser kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dan mengetahui penyebab minat belajar siswa yang turun.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penyebab yang menimbulkan turun nya minat belajar
siswa terhadap bahasa Indonesia khususnya pengaruh bahasa asing.
2. Menggugah rasa nasionalisme pelajar Indonesia terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus lebih dikuasai
daripada bahasa asing ataupun daerah.

3. Mengetahui seberapa besar bahasa asing telah mendominasi bahasa


Indonesia.
6. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini
diantaranya :
a. Secara Praktis :
1. Memberikan sumbangan pemikiran ilmiah mengenai cara
mengatasi minat belajar bagi siswa dalam mempelajari Bahasa
Indonesia .
2. Meningkatkan

rasa

kecintaan

pelajar

terhadap

bahasa

Indonesia.
b. Secara Teoritis :
1. Bagi pelajar sebagai dorongan untuk meningkatkan minat
belajar bahasa Indonesia.
2. Bagi Orang tua agar ikut menanamkan rasa cinta tanah air dan
budaya Indonesia, seperti bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
3. Bagi

lembaga

pendidikan

agar

mengurangi

intensitas

pembelajaran bahasa asing.


4. Bagi para pembaca ,penelitian ini menjadi masukan dan
referensi untuk bahan penelitian bagi peneliti selanjutnya.
5. Bagi Peneliti untuk memenuhi tugas kelompok semester dua.
7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I

: Pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar


belakang
masalah,pembatasan

masalah,identifikasi
masalah,

tujuan

masalah,rumusan
penelitian,

manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.


BAB II

: Kajian teori berisi tinjauan teori yang menjadi acuan dalam


pembahasan masalah.

BAB III

Metode penelitian berisikan mengenai metode-metode dasar

dalam penelitian, yaitu: Objek penelitian , waktu dan tempat

penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data,dan


cara pengambilan keputusan.
BAB IV

: Hasil yang diuraikan dengan gambaran umum dari subjek


penelitian, hasil analisis data dengan menggunakan analisis data
secara kualitatif.

BAB V

Kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang

diperoleh.

BAB II
KAJIAN TEORI
1. Kajian Teori
1.1. Pengertian Minat Belajar
Sukardi (1987:25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu
kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari
perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly (2006:4),
minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat,
mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan
yang diinginkannya.
Selanjutnya menurut Bob dan Anik Anwar (1983:210), mengemukakan
bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari kedua
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat
ialah suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat menerima atau melakukan
sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengertian belajar dapat dikemukakan sebagai berikut: belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau
perubahan yang intensif atau bersifat temporer. (Oemar Hamalik, 1983:34)
Pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Djayadisastra (1989:8),
ialah: belajar adalah pada hakekatnya suatu perubahan, baik sikap maupun
tingkah laku kearah yang baik, kuantitatif dan kualitatif yang fungsinya lebih
tinggi dari semula. Disamping itu Ahmad Tono (1978:25), juga mengemukakan
bahwa: belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, kemudian sesuatu yang
baru tersebut dicamkan atau dipahami oleh individu kemudian ditampilkan
kembali dalam kegiatan kemudian.
Setelah membahas tentang pengertian minat dan belajar maka yang dimaksud
tentang minat belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk
menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar :


Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu berubah. Oleh
karena itu perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu pilihan yang telah
ditentukan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu:
1. Faktor intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik jasmani
maupun rohani, fisik maupun psikis.
2. Faktor ekstern adalah semua faktor yang ada diluar individu: keluarga,
masyarakat dan sekolah.
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya
konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau
(wilayah

Kepulauan

Riau

sekarang)

dari

abad

ke-19.

Dalam

perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai


bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali
sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari
kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian
bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan
dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian

besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali
menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan mencampuradukkan dengan
dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa
Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa,
sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik
lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh
semua warga Indonesia.
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia :
1. Perkembangan Bahasa Indonesia sebelum Kemerdekaan:
a) Abad ke-7 Masehi: Kerajaan sriwijaya menggunakan bahasa
melayu sebagai bahasa kenegaraan
b) Abad ke-15: Terbentuknya bentuk resmi bahasa melayu di
kalangan keluarga kerajaan
c) Pertengahan 1800 an : Buku Alfred Russel Wallace Malay
Archipelago
d) Akhir abad ke-19 : Terbentuknya Bahasa Indonesia
e) Awal abad ke-20 : Bahasa melayu pecah menjadi 2
2.Perkembangan Bahasa Indonesia setelah Kemerdekaan:
Sehari setelah merdeka, 18 Agustus 1945, dalam UUD 1945 ditetapkanlah
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pasal 36). Ejaan Bahasa Indonesia
dibakukan dan ditetapkan sejak 1972, setelah mengalami beberapa perubahan
(tahun 1901 Ejaan van Ophuijsen dan tahun 1947 Ejaan Soewandi). Tahun
1975 dikeluarkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Lima
tahun sekali, Ejaan bahasa Indonesia senantiasa disempurnakan hingga
sekarang melalui Kongres Nasional Bahasa Indonesia dengan motor
penggerak Pusat Bahasa. Di era kesejagatan kini, bahasa Indonesia dipelajari
di berbagai PT nasional dan internasional
1.2. Bahasa asing yang sering ditemukan di pembelajaran sekolah
menengah
Menurut Pusat pembelajaran bahasa Departemen Amerika Serikat untuk
Kedutaan besar, di bagi ke dalam beberapa kategori:

Kategori 1. Bahasa yang paling mudah dipelajari untuk orang yang fasih
bahasa Inggris, yang membutuhkan 600 jam terbang untuk mendapatkan
keahlian minimal: Bahasa Latin dan Bahasa Jerman. Bahasa Jerman sendiri
membutuhkan sedikitnya 750 jam untuk mempelajarinya karena memiliki
Grammar yang kompleks.
Kategori 2. Berada pada level Sedang. Membutuhkan sekitar 1100 jam
terbang untuk mempelajari dan menguasainya. Bahasa Slavic, Bahasa Turki,
Bahasa Indo-Eropa lainnya seperti Bahasa Persia dan Hindi, dan beberapa
bahasa non indo-eropa seperti Bahasa Georgia, Ibrani dan sebagian bahasa
Afrika. Bahasa Swahili di yakini sebagai bahasa termudah di dalam kategori
ini, dengan 900 jam terbang.
Kategori 3. Berada pada tingkat sulit/sangat sulit. Membutuhkan 2200
jam terbang dari pembelajaran maksimal yang dibutuhkan. Seperti; Bahasa
Arab, Jepang, Korea dan Bahasa Cina.
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sebagai media
komunikasi dan sebagai bahasa Internasional pertama yang digunakan untuk
berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia.Bahasa Inggris merupakan
bahasa ibu di Negara Amerika Serikat, Inggris, Britania raya, Irlandia,
Australia, Africa Selatan, New Zealand dan Negara persemakmuran Inggris
seperti Singapura dan Malaysia.
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang dituturkan pertama kali di
Negara Inggris pada abad pertengahan awal. Bahasa inijuga sudah menjadi
bahasa resmi di hamper 60 negara di seluruh dunia. Bahasa Inggris mengalami
banyak perubahan, kosa kata nya pun mengalammi penambahan yang sangat
pesat. Di dunia pertelevisian pun banyak sekali film-filmyang menggunakan
subtitle berbahasa Inggris.
Kata demi kata bermunculan dan resmi digunakan dalam bahasa Inggris
selama kurang lebih 1500 tahun eksis di dunia dalam perkembangannya.
Sebenarnya kamus besar bahasa Inggris ada banyak, namun yang paling
terkenal adalah kammus besar aksen british yakni Oxford dan kamus besar
aksen Amerika yakni Longman. Kedua kamus ini adalah kamus yang paling

banyak digunakan sebagai referensi, oleh karena itu edisi kedua kamus ini pun
ada banyak.
Fakta Unik Bahasa Inggris :
1. Tahukah anda bahwa bahasa Inggris adalah bahasa resmi ketiga yang
paling banyak digunakan oleh seluruh dunia setelah Mandarin dan juga
Spanyol. Oleh karena itu bahasa Inggris sering menjadi prasyarat dalam
dunia pendidikan.
2. Pertama kali berkembang di Kerajaan Anglo-Saxon.
3. Bahasa resmi kedua di Eropa
4. Bahasa Inggris merupakan salah satu dari bahasa resmi di Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
5. Bahasa Inggris berakar dari bahasa Latin
Di Indonesia telah banyak berdiri lembaga kursus bahasa asing seperti
Berlitz,English First, English Quantum, English Today, Flamingo English
Learning Centre dan masih banyak lagi , hal tersebut menunjukkan banyaknya
pelajar Indonesia yang tertarik menekuni bahasa inggris. Sedangkan lembaga
kursus bahasa Indonesia jarang sekali ditemukan kecuali mendekati Ujian
Nasioanl (UN) .
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pengajaran Bahasa Inggris di
sekolah :
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)
dalam konteks sekolah.
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
3. Untuk memberikan pengetahuan penguasaan kosa kata yang banyak
sehingga apabila siswa melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat
yang lebih tinggi mereka tidak akan mengalami kesulitan . oleh krena itu
fokus utama dalam pengajaran bahasa Inggris ini menurut responden ialah
penguasaan kosa kata. Dengan menguasai kosa kata yang banyak maka
para siswa dapat dengan mudah menguasai keterampilan bahasa yang lain.
Bahasa Jepang Tingkat Kesulitan : Kategori 3

10

Pendidikan bahasa Jepang di Indonesia dalam perkembangannya dapat dibagi


dalam beberapa fase, antara lain fase pertama, pendidikan bahasa Jepang
dilaksanakan bersifat doktrin karena situasi saat itu. Fase kedua, pendidikan
bahasa Jepang di masa awal kemerdekaan yang bersifat informal, karena
diajarkan di lembaga-lembaga non-formal, dan fase ketiga, pendidikan
pendidikan bahasa Jepang yang dilaksanakan secara formal yang berkembang
mulai dari sekolah menengah sampai jenjang Perguruan Tinggi. Perkembangan
akhir-akhir ini tidak terlepas dari daya tarik perekonomian Jepang yang telah
mendorong banyak pelajar, untuk mempelajari bahasa Jepang.
Tidak dapat disangkal bahwa Jepang memang berbeda dengan bahasa lain.
Bahasanya berbeda, orangnya berbeda, masyarakatnya berbeda, dan alasan itulah
yang menjadikan semuanya menarik. Orang Jepang mengungkapkan sesuatu
secara terbalik menurut sudut pandang kita. Karena bahasa Jepang dengan
verbanya yang berada pada akhir kalimat. Tetapi jangan biarkan perwujudan yang
aneh itu membuat kita menutup mata bahwa bahasa Jepang itu hanya merupakan
salah satu bahasa asing sebagaimana bahasa-bahasa lainnya.
Tujuan pembelajaran bahasa jepang di SMA dan MA (kurikulum 2004) :
Program pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia memiliki tujuan agar para
siswa berkembang dalam hal:
- Kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, memberikan pendapat,
dan menulis secara baik; pengetahuan mengenai ragam bahasa dalam
konteks sehingga para siswa dapat menafsirkan isi berbagai bentuk teks
lisan maupun tertulis dan meresponnya dalam bentuk kegiatan yang
beragam dan interaktif;
-

Pengetahuan mengenai pola-pola kalimat yang dapat digunakan untuk


mengkonstruksikan teks yang berbeda-beda dan mampu mengaplikasikan
pengetahuannya itu ke dalam bentuk wacana lisan maupun tulisan;

Pengetahuan yang luas mengenai sejumlah teks yang beraneka dan


kemampuan untuk menghubungkan pengetahuannya itu dengan aspek sosial
dan personal;

11

Berbicara secara efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan


informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam
bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan;

Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis dan merespon dalam bentuk
kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan;

Menulis kreatif berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi,


mengungkapkan pikiran dan perasaan;

Pengetahuan aspek-aspek budaya melalui sejumlah teks untuk dapat


dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi;

Bahasa Mandarin Tingkat Kesulitan : Kategori 3


Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua dan Guoyu yang
merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa
lisan. Putonghua adalah bahasa resmi Cina dan Guoyu adalah bahasa resmi
Taiwan. Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua (secara
harafiah berarti "bahasa percakapan Utara"), yang merupakan sebuah kategori
yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan
sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan
menjadi dasar bagi Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak
penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis
termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.
Seperti ragam-ragam bahasa Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang
berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan
bahasa.
Kata "mandarin" dalam bahasa Indonesia sendiri diserap dari bahasa Inggris
yang mendeskripsikan bahasa Tionghoa juga sebagai bahasa Mandarin. Namun
sebenarnya, kata "Mandarin" ini diserap bahasa Inggris dari Portugis mandarim,
yang berasal dari Melayu menteri.
Tujuan bahasa Mandarin diajarkan di sekolah :
1. Belajar bahasa Mandarin selain membantu siswa dalam berkomunikasi
juga akan meningkatkan kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari.
Anda yang seorang pengusaha akan lebih mudah menjalin hubungan
bisnis dengan orang China jika anda mampu menguasai bahasa

12

Mandarin walaupun pasif. Karena kesuksesan menjalin hubungan


bisnis biasa diawali dari sebuah komunikasi yang lancar.
2. Tidak dapat disangkal, ekonomi dan IPTEK China meningkat tajam
dari tahun ke tahun. Tidak sedikit orang dari berbagai penjuru dunia
yang mengobati penyakitnya yang sulit disembuhkan (diabetes,
kanker, stroke, penyakit genetik, dll) ke China. Kualitas hidup mereka
pun banyak yang mengalami peningkatan dan perkembangan bahkan
kesembuhan setelah mendapat pengobatan bertahap selama di China.
3. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Mandarin
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global .
Bahasa Jerman Tingkat Kesulitan : Kategori 1
Bahasa Jerman adalah bahasa yang penting dalam komunikasi
internasional. Lebih dari 101 juta orang di dunia berbahasa Jerman, sekitar 20
juta orang di seluruh dunia mempelajari bahasa Jerman. Di Eropa bahasa
Jerman merupakan bahasa ibu bagi 100 juta orang, tidak hanya di Jerman,
tetapi juga di Austria, Swiss, Luxemburg dan Liechtenstein. Hal ini
menempatkan bahasa Jerman di antara 12 bahasa paling umum dipakai di
dunia: 2,1% dari populasi dunia. Di Eropa bahasa Jerman adalah bahasa ibu
yang paling luas digunakan. Bahasa Jerman adalah bahasa yang penting untuk
perdagangan. Jerman adalah negara pengekspor utama di dunia. Jerman
memiliki ekonomi yang kuat dan partner industri dan perdagangan paling
penting bagi Indonesia di Uni Eropa.
Dalam 10 tahun terakhir, bahasa Jerman menjadi linguafranca regional di
negara-negara Eropa Tengah dan Timur. Karena kemampuan lintas budaya
merupakan kualifikasi kunci untuk bisnis yang sukses saat ini, kecakapan
bahasa Jerman membantu Anda membuka pasar baru dan menjadi sukses di
bisnis global dan di pasar tenaga kerja internasional. Bahasa Jerman
menempati kedudukan kuat dalam pengetahuan dan sastra. Jerman sebagai
bahasa pengetahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam penelitian
dan pendidikan. Di abad 19 bahasa Jerman sebagai bahasa pengetahuan dan
sastra menduduki posisi penting di dunia, lebih penting dari bahasa Perancis
dan dalam hal tertentu bahasa Inggris. Saat ini bahasa Inggris adalah bahasa

13

internasional yang dominan untuk pengetahuan dan sastra. Namun dalam


jaringan kerjasama internasional dan lintas disiplin di tingkat global bahasa
Jerman masih banyak dipakai. Masyarakat Jerman modern mendasarkan diri
pada pengetahuan: pengetahuan dan penelitian menempati kedudukan kuat
dalam kehidupan umum di Jerman.
Di Uni Eropa terdapat kesempatan pelatihan, studi dan pekerjaan yang
menarik bagi para ahli dengan pengetahuan bahasa Jerman. Bahasa Jerman
penting untuk bidang pariwisata. Indonesia adalah tujuan wisata populer.
Banyak turis dari Jerman, Austria dan Swiss berpergian ke Indonesia. Bagi
mereka yang bekerja di industri pariwisata, kemampuan bahasa Jerman
merupakan investasi yang bagus.
Di Indonesia terdapat 28 sekolah yang bekerja sama dengan GOETHE
INSTITUTE (institute bahasa Jerman) yaitu SMK Negeri 2 Banda Aceh,
Pesantren Modern Al Falah Abu Lam U, SMA Negeri Plus Matauli, SMA
Negeri 3 Samarinda, SMA Santa Ursula BSD, Saint Peter Senior High School,
SMA Negeri 31 Jakarta, Saint Johns Catholic School, Madania School, SMA
Dwiwarna Boarding School, SMA PGII 1 Bandung, SMA Negeri 7
Bandung ,SMA Negeri 3 Tasikmalaya, SMA Negeri 3 Yogyakarta , SMA
Kolese De Britto, SMA Taruna Nusantara Magelang, SMA Negeri 15
Surabaya, SMA Negeri 5 Surabaya, SMA Negeri 5 Malang, SMA Negeri 1
Malang, SMA Negeri 3 Mataram, SMA Negeri 1 Manado, SMA YPPK
Agustinus Sorong ,SMA Negeri Siwalima Ambon, SMAN 1 Ambon ditambah
dengan 2 sekolah di karesidenan Madiun yang memiliki mata pelajaran
Bahasa Jerman sebagai muatan lokal yaitu SMA N 1 Magetan dan SMA N 1
Maospati.
Bahasa Arab Tingkat Kesulitan : Kategori 3
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan
oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku

14

yang baik, sopan santun, baik budinya, menunjukkan bangsa, budi bahasa
atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik
buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan).
[Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1997, hlm:77]
Arab adalah nama bangsa di Jazirah Arab dan timur tengah. [Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, 1997, hlm:62]. Jadi dapat kami ambil
kesimpulan bahwa Bahasa Arab adalah tutur kata yang digunakan oleh
bangsa di jazirah arab dan timur tengah.
Tujuan pembelajaran Bahasa Arab di sekolah menengah:
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik
lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni
menyimak (Istima), berbicara (Qiraah), dan menulis (Kitabah).
b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai
salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya
dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.
c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa
dan budaya serta memperluas cakrawala budaya dan melibatkan diri
dalam keragaman budaya.
Bahasa Korea Tingkat Kesulitan : Kategori 3
Bahasa Korea adalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan
merupakan bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa ini juga
dituturkan secara luas di Yanbian di Cina timur laut. Secara keseluruhan
terdapat sekitar 78 juta penutur bahasa Korea di seluruh dunia termasuk
kelompok-kelompok besar di Uni Soviet, AS, Kanada dan Jepang. Klasifikasi
resmi bahasa Korea masih belum disetujui secara universal, namun dianggap
oleh

banyak

orang

sebagai

bahasa

isolat.

Beberapa

ahli

bahasa

memasukkannya ke dalam kelompok bahasa Altaik. Bahasa Korea juga


banyak mirip dengan bahasa Jepang yang status kekerabatannya juga kurang
jelas.

15

Sistem penulisan bahasa Korea yang asli disebut Hangul merupakan


sistem yang silabik dan fonetik. Aksara-aksara Sino-Korea (Hanja) juga
digunakan untuk menulis bahasa Korea. Walaupun kata-kata yang paling
umum digunakan merupakan Hangul, lebih dari 70% kosakata bahasa Korea
terdiri dari kata-kata yang dibentuk dari Hanja atau diambil dari bahasa
Mandarin.
Tujuan Bahasa Korea diajarkan di sekolah:
-

Agar para siswa mampu mempelajari budaya dan IPTEK dari Korea
dengan harapan bisa bersaing dengan negara tersebut jika dilihat dari segi
kemajuan teknologinya.

Agar mampu berinteraksi dengan masyarakat global yang nantinya akan


bersama-sama dalam bersaing.

1.3. Sejarah Bahasa Asing (Bahasa Inggris sebagai bahasa terpopuler) di


Indonesia
Bahasa Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing.
Istilah 'bahasa asing' dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan 'bahasa
kedua'. Bahasa asing adalah bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat
komunikasi di negara tertentu dimana bahasa tersebut diajarkan. Sementara
bahasa kedua adalah bahasa yang bukan bahasa utama namun menjadi salah satu
bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara.
Sementara Bahasa asing biasanya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran
di sekolah dengan tujuan berkomunikasi dasar serta menguasai 4 skill berbahasa
(menyimak, membaca, menulis, berbicara) dalam bahasa tersebut dalam batasan
tertentu.
Di Indonesia, kebijakan pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing
berubah seiring waktu dan pergantian kebijakan yang kebanyakan dipengaruhi
ekonomi dan politik.
Jaman Belanda
Pada masa peperangan dengan Belanda, Bahasa Inggris diajarkan di MULO
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setara dengan SMP dan AMS

16

(Algemeene Middlebare School) yang setara dengan SMA. Pada masa ini, selain
anak-anak Belanda, hanya orang-orang pribumi tertentu yang mampu dan
diijinkan bersekolah di MULO dan AMS. Sebagian besar anak pribumi biasa
hanya sekolah hingga tingkat yang setara SD saat sekarang. Kondisi ini turut
mempengaruhi pengajaran Bahasa Inggris.
Dan jangan salah, kondisi sekolah pada jaman Belanda ini konon sangat
bagus. Guru-guru mendapat gaji besar, material pengajaran mencukupi, dan
sistem pengajaran dan ujian sangat berkualitas. Wajar, karena sebagian besar yang
sekolah hanyalah orang-orang berduit, terpandang, atau anak orang Belanda.
Lulusan MULO biasanya mampu berbahasa Inggris dengan sangat baik.
Selain itu, mereka juga wajib menguasai bahasa Belanda serta memilih pelajaran
bahasa pilihan Prancis atau German, serta bahasa lokal (Jawa/Melayu).
Namun membandingkan kondisi pengajaran di sekolah pada jaman Belanda
dan sekarang tidaklah adil karena saat itu, sekolah bersifat elit dan kemewahan
adalah bagian dari elitisitas tersebut.
Jaman Jepang
Pada masa peperangan dengan Jepang, kondisi sebaliknya terjadi. Bahasa
Belanda, Inggris, dan bahasa Eropa lainnya dilarang total digunakan di Indonesia.
Semua buku yang berbahasa tersebut dimusnahkan dan dibakar. Sedihnya,
keputusan pembakaran buku ini berdampak hingga saat ini, di mana sangat sedikit
referensi sejarah yang bangsa Indonesia miliki tentang negerinya sendiri.
Selain itu, bahasa Jepang diajarkan secara intensif dan bahkan ditargetkan
menjadi 'bahasa kedua' di Indonesia. Ditambah, pada masa Jepang ini lah banyak
buku-buku asing eyang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Jaman Kemerdekaan
Bahasa Inggris secara resmi diajarkan sebagai bahasa asing di sekolahsekolah Indonesia seiring dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun 1967.Sejak saat itu, perubahan menteri, kurikulum, keadaan politik,
ekonomi dan perkembangan ilmu pendidikan, terus mewarnai perkembangan
pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia.

17

Mulai dari sistem pengajaran di mana siswa diwajibkan menghapal sekian


ratus kata dan artinya dalam waktu tertentu, menguasai grammar, lalu berubah ke
orientasi bahasa Inggris untuk komunikasi, sampai ke isu pengajaran bahasa
Inggris untuk anak-anak saat ini.
Yang perlu menjadi catatan adalah dana trilyunan rupiah yang dikeluarkan
untuk menyelenggarakan beragam pelatihan, seminar, peningkatan kualitas guru,
perubahan kurikulum, pengadaan fasilitas bahasa semacam laboratorium hingga
kamus dan semacamnya. Sebagian dari usaha ini membawa hasil positif, sebagian
lainnya tidak jelas.
Mulai dari pendirian model pelatihan ekperimental yang disebut Standard
Training Course (STC) di Bukit Tinggi dan Yogyakarta pada tahun 1950an
(catatan penting: didanai oleh Ford FOundation), lalu pendirian Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru di Malang yang lalu berubah menjadi IKIP malang (sekarang
Uiversitas Negeri Malang), hingga kontroversi Sekolah Berstandar Internasional
saat ini.
2. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

pertama, karya ilmiah As Syita ,2008 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran


Bahasa Inggris Bagi Anak Usia Dini Terhadap Sikap Nasionalisme Bangsa, hasil
dari penelitian ini adalah pembelajaran bahasa kedua diberikan sejak usia kanakkanak antara lain membuat pemerolehan bahasa pada anak-anak bertambah. LAD
sebagai perangkat bahasa yang diperoleh anak sejak lahir akan menjadi lebih aktif
sehingga meningkatkan pemerolehan bahasa anak. Dampak yang lain adalah
pembelajaran bahasa kedua yang diberikan sejak usia dini dapat mempengaruhi
kebanggaan anak-anak pada bahasa Indonesia atau bahasa daerah sebagai bahasa
pertama (bahasa ibu). Rasa nasionalisme dan cinta tanah air selanjutnya menjadi
hal yang dipertaruhkan karena pembelajaran bahasa kedua dibersamai dengan
globalisasi yang membawa arus ide, paham, dan budaya asing dengan sangat
mudah.
Kedua , Skripsi yuyun ustadzah, 2014 yang berjudul Upaya Meningkatkan
Belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Permainan.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Berdasarkan dengan judul karya ilmiah yang diangkat , peneliti
menetapkan data kuantitatif sebagai objek penelitian yaitu nilai Ujian
Nasional sebagai dasar penelitian. Data diatas didukung dengan data kualitatif
yaitu pengamatan lingkungan sekitar mengenai minat belajar pelajar dalam
mempelajari bahasa Indonesia disamping bahasa asing yang banyak sekali
diajarkan di sekolah menengah.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Karya ilmiah ini dikerjakan dalam kurun waktu tiga minggu dengan
rincian , satu minggu digunakan untuk membahas tentang judul dan latar
belakang yang diangkat, satu minggu digunakan untuk observasi dan
konsultasi, kemudian satu minggu terakhir digunakan untuk menganalisis dan
menarik kesimpulan dari pengamatan dan penelitian yang telah diakukan .
Hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah guna memenuhi
tugas kelompok semester dua.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi yang dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara pada
pelajar tingkat sekolah menengah di sekitar madiun yang mempunyai mata
pelajaran dan muatan lokal bahasa asing dan diwawancarai mengenai
perbandingan minat belajar bahasa asing dengan bahasa Indonesia dan nilai
raport, nilai ulangan harian, dan nilai UN sebagai pertimbangan, lalu menarik
kesimpulan dari wawancara tersebut.
Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara
yang diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi
Margono dalam Rubiyanto (2011:68) mendefinisikan observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang Nampak

19

20

pada objek penelitian. Dalam definisi ini dua hal yang sangat penting ialah
pengamatan dan pencatatan, artinya begitu fenomena (gejala) yang diinginkan
nampak (ditangkap indera)segera dicatat.Dalam penelitian ini metode
observasi yang digunakan adalah observasi langsung.
2. Wawancara
Metode wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
dengan tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis. Metode wawancara
dapat dilakukan dengan guru mata pelajaran sehingga dapat mengetahui
secara mendalam karakteristik siswa dalam permasalahan yang ada di kelas.
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif.
Pada tahapan ini, semua data dikelompokkan dan dianalisis hingga
menghasilkan hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan penelitian
yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang dilakuka n dalam analisis data
adalah sebagai berikut. (1) Deskripsi data, yakni memaparkan data asli yang
diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara pada sekolah menengah
yang menjadi tempat penelitian ini.(2) Interpretasi data, yaitu pengolahan data
dilakukan dalam bentuk analisis kualitatif, yakni data yang dikumpulkan
diolah berdasarkan prosedur yang ada.
5. Cara Pengambilan Keputusan
Berdasarkan data hasil wawancara yang telah dilakukan , kami
menganalisa dengan memperhatikan data kuantitatif yang akan dijadikan
grafik perbandingan. Dari hasil penelitian yang telah disimpulakn kami
mencoba

memberikan

solusi

dari

masalah

meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia.

tersebut

seperti

upaya

BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Penjelasan per Siklus
Penelitian ini menggunakan satu kali siklus, yaitu:
A. Pendahuluan
Mempersiapkan konsep yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu:
Pengaruh bahasa asing yang diajarkan di sekolah terhadap minat belajar
bahasa Indonesia.
B. Langkah Utama
1. Pencarian data seputar nilai UN Bahasa Indonesia

2015/2016

tingkat SMP dan SMA.


2. Mengupas perkembangan bahasa asing jenjang pendidikan sekolah
menengah, serta tujuan dari diajarkannya bahasa asing di jenjang
sekolah bagi siswa.
3. Mencari faktor penyebab Bahasa Indonesia kurang diminati oleh
pelajar
4. Penelitian untuk mengetahui tingkat kesulitan bahasa Indonesia.
C. Langkah Penutup
1. Menyimpulkan hasil penelitian dari data yang di dapat.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan , peneliti memasukkan
hasil wawancara tersebut ke dalam tabel guna mempermudah pembacaan , dan
disajikan seperti berikut :

Narasumber

Tingkat
Minat
belajar
Bahasa

Perbandingan
Minat Belajar
Bahasa
B.ind B.asing

Total
Bahasa
Asing
yang

Nilai
rata-rata
Bahasa
Indonesia

Indonesia
90%
40%
100%
80%
80%
40%
70%
70%
50%
70%
70%
80%
80%
50%
50%
70%
70%
40%
80%
40%
70%
90%

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Rata-rata
Hasil Analisa

67%

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1

1
10

11

48%

52%

pernah
2
4
3
10
4
3
4
4
2
1
3
3
3
2
2
2
4
4
2
3
2
4

90
80
87
80
85
90
90
80
85
80
85
85
75
80
85
83
86
80
85

10

69,1739

Tabel 1.1Tabel Hasil Penelitian


Diangkat dari tabel hasil penelitian diatas kami menyajikan kesimpulannya
dalam bentuk deskriptif dan disajikan seperti berikut :
1. Seberapa besarkah minat anda mempelajari bahasa indonesia ?
Jawaban : dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, rata-rata persentase
minat mempelajari bahasa indonesia dari semua narasumber adalah
67%
Siswa Indonesia Anggap Soal UN Bahasa Indonesia Sulit

Peserta Ujian Nasional (UN) mengikuti UN di SMP Negeri 161, Jakarta,


Senin (23/4). Pada hari ini Ujian Nasional tingkat SMP secara serentak di seluruh
Indonesia
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah siswa SMP peserta Ujian Nasional
mengeluhkan sulitnya soal Bahasa Indonesia yang diujikan pada hari pertama,
Senin, 23 April 2012. "Pilihan jawabannya rancu, apalagi yang soal paragraf,"
ujar Puteri, siswi SMPN 19 Jakarta. Setidaknya, ada tiga hingga lima soal
berbentuk paragraf yang menyulitkannya. "Paragrafnya panjang, isinya juga agak
membingungkan," ujar Puteri. Namun, untuk soal selain bacaan, ia yakin tidak
ada kesalahan jawaban yang dipilihnya. Puteri mengatakan Bahasa Indonesia
adalah salah satu pelajaran yang sulit. Bahkan, ia lebih optimistis dengan ujian
Matematika. "Kalau Matematika malah aku targetnya nilai sepuluh," katanya.
Di sisi lain, Adi, siswa SMPN 11, juga mengeluhkan hal yang sama. "Tadi
saya sempat tegang waktu lihat soal bacaan. Selain karena banyak, pilihan
jawabannya juga sulit," ujarnya.Dari keseluruhan soal, ia memperkirakan ada
lima hingga tujuh soal yang membuatnya ragu. Namun, ia optimistis tidak akan
mendapat nilai yang jelek. "Saya kan sudah belajar dan ikut bimbingan, yakin
tidak akan jelek," ujarnya. Guru Bahasa Indonesia SMPN 19, Sri Widiningsih,
mengatakan kesulitan siswa dalam menjawab soal Bahasa Indonesia terletak pada
pemahaman analisanya. "Siswa banyak yang kurang bisa mendalami suatu
permasalahan,

padahal

ini

yang

banyak

diujikan

di

soal

Bahasa

Indonesia,"ujarnya.
Selain faktor tersebut, menurut Widi, faktor isi bacaan yang variatif juga
mempengaruhi. Sejumlah soal berbentuk paragraf dalam UN terdiri dari berbagai
variasi permasalahan sehingga harus betul-betul dicermati. "Berbeda dengan
Matematika yang berpedoman pada rumus," ia mengatakan.Tahun lalu, tidak ada
satu pun murid SMPN 19 yang mendapat nilai sempurna pada UN Bahasa
Indonesia. "Kalau Matematika malah banyak sekali yang dapat nilai sepuluh,"
kata Widi.

Siswa SMP melaksanakan Ujian Nasional hingga Kamis, 26 April 2012. Mata
pelajaran yang diujikan terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
2. Lebih menyenangkan manakah mempelajari bahasa indonesia atau bahasa
asing ?
Jawaban : dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, 48% dari jumlah
narasumber menyatakan bahwa mereka senang bisa mempelajari
bahasa asli negara mereka sebab bahasa indonesia bagi mereka
adalah bahasa pemersatu bangsa dan juga merupakan peninggalan
nenek moyang yang harus selalu dilestarikan, tetapi 52% dari
jumlah

narasumber

menyatakan

bahwa

mereka

senang

mempelajari bahasa asing sebab bahasa asing merupakan sesuatu


hal yang baru dan pada dasarnya manusia selalu ingin mencoba
hal-hal yang baru. Narasumber yang lebih menyukai bahasa asing
tersebut mayoritas adalah anak muda yang sudah mengikuti trend
masa kini.
Siswa Lebih Menguasai Bahasa Inggris Dibanding Bahasa Indonesia
JAKARTA (Pos Kota) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan memperkuat kapasitas guru-guru pelajaran bahasa
Indonesia.Kebijakan tersebut dilakukan terkait dengan rendahnya tingkat
penguasaan pelajaran bahasa Indonesia dibanding bahasa Inggris.
Kita mendapati fakta bahwa ternyata anak-anak lebih menguasai bahasa
Inggris dibanding bahasa Indonesia. Ini masalah yang sekarang kita hadapi
disekolah-sekolah utamanya level menengah atas atau SMA, jelas Mendikbud
Muhammad Nuh saat membuka Kongres Bahasa Indonesia ke X yang mengambil
tema Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia Internasional, Senin (28/10).Indikasi
rendahnya penguasaan bahasa Indonesia tersebut antara lain terlihat pada hasil
rata-rata ujian nasional (UN) 2013. Hasil UN untuk level SMA menunjukkan
bahwa rata-rata nilai UN bahasa Indonesia hanya 6,2 jauh lebih rendah dibanding

rata-rata nilai UN Bahasa Inggris yang mencapai 7,1.Situasi tersebut kita jumpai
pula pada siswa SMA jurusan IPS dan siswa SMK, lanjut Nuh.
Menurutnya Nuh dengan memperkuat kapasitas guru bahasa Indonesia, maka
pengetahuan dan penguasaan guru terhadap bahasa Indonesia akan lebih baik dan
pada akhirnya bisa mentransfer kepada siswa dengan lebih baik pula.Langkah
selanjutnya kata Nuh adalah memberikan ruang yang lebih luas bagi para guru
dan pecinta bahasa Indonesia untuk mengekspresikan bahasa Indonesia melalui
karya seni dan budaya maupun tulisan seperti puisi dan teater.
Nuh juga menilai pentingnya kerjasama dengan lembaga-lembaga bahasa
dunia

seperti

British

Council,

Goethe

Institut

dan

sebagainya

untuk

pengembangan bahasa Indonesia lebih lanjut.


Tiga langkah tersebut kata Nuh diharapkan mampu memperkuat peran bahasa
Indonesia di percaturan internasional. Sehingga Bahasa Indonesia tak sekedar
menjadi bahasa lokal, tetapi juga untuk berinteraksi dengan bahasa dunia.Bahasa
Indonesia saat ini memiliki jumlah penutur terbesar keempat di dunia dan
dipelajari di 45 negara. Fakta tersebut sangat memungkinkan Bahasa Indonesia
dijadikan sebagai salah satu Bahasa Internasional setelah Bahasa Inggris.
Bahasa Indonesia Paling Banyak Dipelajari di SD Negeri Australia Barat
Sekitar 34 ribu siswa SD di Australia Barat belajar bahasa Indonesia. Ini
adalah bahasa asing terbesar yang diajarkan di SD Negeri di sana. Penguasaan
bahasa Indonesia dinilai penting bagi Australia agar bisa diterima di Asia
Tenggara.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa asing terbesar yang diajarkan di sekolahsekolah dasar (SD) negeri Australia Barat. Menurut data Departemen Pendidikan
Australia Barat, pada tahun 2013, ada 24.869 siswa SD negeri di sana yang
belajar bahasa Indonesia di kelas.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan SD, bahasa
Indonesia masih menjadi bahasa asing terbesar kedua yang diajarkan, di bawah
bahasa Italia.

Jika melihat data dari Departemen Pendidikan setempat, bahasa Italia menjadi
bahasa asing terluas yang diajarkan di keseluruhan SD negara bagian tersebut,
karena bahasa ini diajarkan sama banyaknya di sekolah Katolik. Sementara pada
tahun yang sama, hanya 3079 siswa SD Katolik yang belajar bahasa Indonesia.
Melihat motivasi negara asing yang mempelajari bahasa Indonesia seharusnya
kita sebagai pemiik bahasa nasional tersebut lebih mendalami bahasa Indonesia.
Meskipun kita telah berbicara menggunakan bahasa Indonesia setiap hari tak
lantas menjadikan alasan untuk tidak mempelajari bahasa Indonesia.
3. Bahasa apa saja yang pernah anda pelajari selain bahasa indonesia ?
Jawaban : dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, banyak sekali bahasa
yang pernah dipelajari oleh berbagai narasumber, diantaranya
adalah bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jerman, bahasa jepang,
bahasa mandarin ,bahasa spanyol, bahsa melayu, logat mataram,
dan bahasa korea dan bahsa Jawa.
4. Saat duduk dibangku sekolah menengah, berapakah nilai rata-rata bahasa
indonesia anda ?
Jawaban : dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan,rata-rata nilai bahasa
indonesia para narasumber setelah dikalkulasikan adalah 69,1739.
Sudah Saatnya Nilai Bahasa Indonesia Melebihi Nilai Bahasa Inggris
PONTIANAK-- Kalau selama ini, dalam setiap Ujian Nasional (UN), nilai
Bahasa Indonesia siswa rata-rata lebih rendah daripada nilai Bahasa Inggris,
masih ada alasan yang dipakai untuk membela diri, yaitu bahwa jumlah jam
mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih sedikit daripada jumlah jam mata pelajaran
Bahasa Inggris.
Akan tetapi, saat ini, setelah diterapkannya Kurikulum 2013, sudah tidak ada
alasan itu lagi karena dalam Kurikulum 2013 jumlah jam mata pelajaran Bahasa
Indonesia sudah lebih banyak daripada Bahasa Inggris. Oleh karena itu, sudah
saatnya nilai Bahasa Indonesia siswa di UN nanti lebih tinggi daripada nilai
Bahasa Inggris.

Jangan sampai Bahasa Indonesianya sudah enam jam per minggu, Bahasa
inggrisnya empat, lalu nanti nilai Bahasa Indonesianya tetap lebih rendah dari
Bahasa Inggris. Penyataan itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota
Pontianak, Dr. Mulyadi, M.Si., pada acara pembukaan kegiatanPeningkatan
Kompetensi Bahasa Masyarakat di Tiga Wilayah yang diselenggarakan oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) di Hotel Orchardz
A. Yani, Pontianak, Rabu, 27 Agustus 2014.
Di Pontianak, menurut Mulyadi, banyak siswa yang mendapat nilai sepuluh
untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia, apalagi Bahasa Inggris. Namun,
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, mendapatkan nilai sepuluh itu sangat
langka.
Seingatnya, hanya dua tahun yang lalu ada siswa SMP yang mendapatkan nilai
sepuluh untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan tahun lalu tidak ada
sama sekali. Jadi, dia merasa cukup bangga bahwa tahun ini ada siswa SD yang
mendapatkan nilai sepuluh walaupun hanya satu orang.
Oleh karena itu, Mulyadi menyambut dengan gembira kegiatan penyuluhan
bahasa Indoesia yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa tersebut dan
mengharapkan kegiatan yang berlangsung selama dua hari (2728 Agustus) itu
dapat membuat para peserta, yang sebagian besar adalah guru, memperoleh
pengetahuan yang lebih banyak, wawasan yang lebih luas, dan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai hal yang berkaitan dengan bahasa Indonesia agar
mereka mampu mengoptimalkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
Indonesia mereka yang diharapkan kemudian dapat diteruskan kepada anak didik
mereka dan juga masyarakat di lingkungannya.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Berbahasa Masyarakat yang dirancang oleh
subbidang

Penyuluhan,

Bidang

Pemasyarakatan,

Pusat

Pembinaan

dan

Pemasyarakatan, Badan Bahasa itu memang bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan berbahasa Indonesia, meningkatkan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia, dan memasyarakatkan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bagi


masyarakat, khususnya masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Masyarakat di kota Pontianak adalah salah satu sasarannya.
Oleh karena itu, di dalam kegiatan ini, disajikan materi yang sesuai dengan
tujuan kegiatan, yaitu ejaan, bentuk dan pilihan kata, kalimat, surat dinas, dan
kebijakan bahasa. Materi tersebut disampaikan oleh penyuluh senior Badan
Bahasa, Dra. Ebah Suhaebah, M.Hum dan Dra. Rini Adiati Ekoputranti, M.M.,
M.Pd., dibantu oleh penyuluh muda Hidayat, S.S. dan Ita Purnamasari, S.S.
Kegiatan penyuluhan yang bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi
Kalimantan Barat ini dihadiri oleh enam puluh peserta yang terdiri atas guru SD,
SMP, SMA, dan SMK dari kota Pontianak, Pontianak Utara, Pontianak Selatan,
Pontianak Timur, Pontianak Barat, dan Pontianak Tenggara, serta pegawai Dinas
Pendidikan Kota Pontianak.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Drs. Firman Susilo, M.Pd.,
yang juga sangat prihatin karena nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
belum memberikan nilai yang terbaik dibandingkan dengan nilai mata pelajaran
lain, dengan sigap menerima tawaran Mulyadi untuk bekerja sama melakukan
pelatihan kepada para guru di Pontianak untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia mereka, melanjutkan pelatihan yang sudah dirintis oleh
Badan Bahasa.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Berbahasa Masyarakat ini tidak hanya
dilakukan di Pontianak, tetapi serentak dilakukan di lima kota. Kota lainnya yang
mendapatkan penyuluhan ini, yaitu Padang (Sumatera Barat), Mataram (Nusa
Tenggara Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Manado (Sulawesi Utara).
Kegiatan ini adalah salah satu wujud perhatian, dedikasi, dan tanggung jawab
Badan Bahasa, sebagai satu-satunya institusi yang diberi wewenang untuk
menangani masalah kebahasaan di Indonesia. Dengan adanya kegiatan ini, Badan
Bahasa berharap bahwa kemampuan berbahasa Indonesia masyarakat dapat

meningkat, begitu juga dengan sikap positif masyarakat terhadap bahasa


Indonesia. Dengan meningkatnya sikap positif masyarakat terhadap bahasa
Indonesia, diharapkan masyarakat juga menyadari betapa pentingnya arti bahasa
Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.
5. Menurut anda apa manfaat mempelajari bahasa asing ?
Jawaban : dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, sebagian besar
narasumber mengatakan bahwa mereka mempelajari bahasa asing
karena tuntutan dari globalisasi dimana mereka tidak hanya
berkomunikasi di lingkungan sendiri, mereka sudah menjadi
masyarakat dunia sehingga diperlukan mempelajari bahasa asing,
maka dari itu bahasa asing bagi mereka adalah kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan masyarakat dunia. Sebagian narasumber
lain mengatakan bahwa manfaat mereka mempelajari bahasa
asing yaitu untuk berjaga-jaga jika kelak mereka bekerja di
negara asing ataupun sedang liburan di negara asing, sehingga
mereka tidak kesusahan untuk berkomunikasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berangkat dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis memberikan
kesimpulan bahwan tingkat minat belajar bahasa indonesia para pelajar
indonesia sangat kurang dibuktikan dengan pengambilan sampel , hasil
menunjukkan hanya sekitar 67% minat para siswa untuk mempelajari bahasa
Indonesia. Diantara bahasa Indonesia dengan bahasa asing , para pelajar
Indonesia menilai bahwa belajar bahasa Asing lebih mneyenangkan daripada
bahasa Indonesia dengan perbandingan 52% : 48%. Hal tersebut dibuktikan
berdasarkan hasil penelitian yaitu terdapat 10 bahasa Asing yang telah
dipelajari.
2. Saran
Melihat hasil penelitian diatas mengenai pengaruh bahasa asing yang telah
diajarkan di sekolah terhadap minat belajar bahasa Indonesia kami berharap
para generasi muda Indonesia meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta
tanah air dengan cara mencintai bahasa Ibu. Globalisasi merupakan sebuah
ajang kompetisi dalam segala aspek kehidupan namun tidak sepantasnya kita
melupakan jati diri dan hakikat kita sebagai warga negara Indonesia .
Apabila peristiwa tersebut masih berlanjut, diharapkan para tenaga
pendidik lebih memberikan variasi metode pengajaran bahasa Indonesia untuk
meningkatkan minat belajar .

30

DAFTAR PUSTAKA
Poskota News.Siswa Lebih Menguasai Bahasa Inggris Dibanding Bahasa
Indonesia.diakses

pada

23

Mei

2016.

http://poskotanews.com/2013/10/28/siswa-lebih-menguasai-bahasainggris-dibanding-bahasa-indonesia/
Oikwurie.Menumbuhkan Minat Belajar Siswa di Indonesia.diakses pada 23
Mei 2016. https://oikwurie.wordpress.com/2015/06/15/menumbuhkanminat-belajar-siswa-di-indonesia/
Radio Australia.Bahasa Indonesia Paling Banyak Dipelajari di SD Negeri
Australia

Barat.diakses

pada

23

Mei

2016.

http://radioaustralia.net.au/indonesian/2015-09-02/bahasa-indonesiapaling-banyak-dipelajari-di-sd-negeri-australia-barat/1488212
Kajian

Pustaka.Minat

Belajar.diakses

pada

23

Mei

2016.

www.kajianpustaka.com/2012/10/minat-belajar.html?m=1
Tempo.Siswa Anggap Soal UN Bahasa Indonesia Sulit.diakses pada 23 Mei
2016.

https://m.tempo.co/read/news/2012/04/23/079399013/siswa-

anggap-soal-un-bahasa-indonesia-sulit
Kompasiana.Menurunnya
Indonesia.diakses

Minat

Generasi

Muda

Menggunakan

23

Mei

pada

Bahasa
2016.

https://m.kompasiana.com/nurul_hikmah/menurunnya-minat-generasimuda-menggunakan-bahasa-indonesia_552c8b56ea834246a8b45a1
JPNN.Lagi, Nilai UN Bahasa Indonesia Jeblok.diakses pada 23 Mei 2016.
https://m.jpnn.com/news.php?id=93793
Ustadzah,Yuyun.2014.Upaya Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Melalui Metode Permainan di MI Tarbiyyatunsyah 2 Saleman
Magelang.Magelang:Skripsi.

Karyati.2013.Upaya Meningkatkan Belajar Bahasa Indonesia Dengan Permainan


flash

card

pada

siswa

kelas

MI

Muhammadiyah

Sidorejo.Sidorejo:Skripsi.
Dhaniaty,Kartika.Belajar dan Pembelajaran Bahasa Jepang.diakses pada tanggal
23

Mei

2016.

https://blog.djarumbeasiswaplus.org/kartikadhaniatyaprilia/2011/02/27/
belajar-dan-pembelajaran-bahasa-jepang/Manfaat-.Manfaat Belajar Bahasa Jerman.diakses pada tanggal 23 Mei 2016.
http://studijerman.com/manfaat-belajar-bahasa-jerman/

Lampiran
Kuesioner:
1. Seberapa besarkah minat anda mempelajari bahasa Indonesia?
2. Lebih menyenangkan manakah mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa
asing?
3. Bahasa apa saja yang pernah anda pelajari selain bahasa Indonesia?
4. Di saat duduk di bangku sekolah menengah berapakah nilai rata-rata
bahasa Indonesia anda?
5. Menurut anda apa manfaat mempelajari bahasa asing?
22 Siswa berpartisipasi dalam mengisi kuisioner ini , berasal dari berbagai
Sekolah di karesidenan Madiun.
1. Nama : Oksta Azis ( PNM)
Mempelajari bahasa, terutama bahasa indonesia, merupakan suatu

kewajiban yg harus dipelajari oleh seluruh pelajar di Indonesia.


Jawaban poin ini juga mendukung jawaban poin nomor 1, mempelajari
bahasa indonesia juga sekaligus mempelajari bahasa asing, mengapa.?
karena bahasa indonesia tercipta dari berbagai bahasa sumber yang
kemudian diterjemahkan ke bahasa sasaran menjadi bahasa indonesia,
sebut saja bahasa inggris, arab, sansekerta, jepang, cina, (serapan dari
masa penjajahan) dan juga dari berbagai bahasa dari setiap suku di

indonesia. jadi saya memilih bahasa indonesia.


bahasa jawa dan inggris, selebihnya hanya sedikit mengetahui.

sebagai sarana beradaptasi, sebagai kemampuan penunjang tambahan

untuk bekerja, sebagai sarana bersosialisasi terhadap masyarakat sekitar.


2. Nama: Yindi (UNS)
Kurang berminat
Bahasa asing
Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, dll
90
Memudahkan komunikasi dengan orang asing, menambah
pengetahuan, dsb karena tidak ada ilmu yg tidak bermanfaat .
3. Nama : Silmi (UNS)
100%
Bahasa Indonesia

Bahasa inggris, jerman ,dan bahasa arab.


80
Agar kita mengetahui bahasa negara lain sehingga kita dengan negara

lain makin erat.


4. Nama : Yuliani (UNS)
Sangat berminat
Bahasa Indonesia
Inggris, Mandarin, jepang,korea, jerman, spanyol,belanda, jawa,sunda,

betawi
87
Berkomunikasi dengan orang asing, seru dan menarik, menambah

teman, mempermudah memahami film asing


5. Nama : Zain ( SMA 1 Kediri)
Berminat
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu, Inggris, Bahasa ngapak logat mataram
80
Memudahkan berkomunikasi dengan orang lain
6. Nama : Rike Dwi W (SMP 1 Barat)
Biasa saja
Bahasa Indonesia
Bahasa Jawa, Inggris, Jepang
85
Kita bisa berinteraksi dengan orang dari negara lain dengan lebih mudah
7. Nama : Yasni Kristianti (SMA 1 Barat)
Lumayan besar
Bahasa asing
Bahasa inggris, arab, korea, jawa
90
Kita bisa lebih siap untuk menghadapi MEA yang sudah berlangsung di
8.

Indonesia sehingga kita tidak kalah dengan tenaga kerja dari negara lain
Nama : Krisdiana (SMA 1 Maospati)
Agak besar
Bahasa asing
Bahasa jawa, inggris, jerman, dan bahasa korea
90
Lebih mudah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar saya dengan

menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa jawa


9. Nama : Suciari Dewi (SMA 1 Maospati)
50%

Bahasa asing
Bahasa Inggris,dan bahasa jawa
80
Agar bisa berkomunikasi dengan orang asing
10. Nama : Jihan (SMP 1 Barat)
Agak besar
Bahasa asing
Inggris
85
Agar nilainya bagus di sekolah
11. Nama: Aqmarina Dyani Syahputri(SMAN 1 Madiun)
Cukup berminat.
Bahasa asing
Bahasa inggris, bahasa korea, bahasa jepang
80
Menurut saya, kita bisa lebih mengenal berbagai macam bahasa di dunia.
Sehingga apabila kita bertemu orang asing dan kebetulan kita mengetahui
bahasa mereka, kita dapat berkomunikasi walaupun sedikit. Di zaman
sekarang ini bahasa asing terutama bahasa inggris sangat penting karena
merupakan bahasa internasional yang menurut saya wajib dipelajari untuk
menunjang kemampuan kita berkomunikasi dan biasanya pekerjaan di
zaman sekarang ini juga banyak yang membutuhkan tenaga kerja yang
mampu berbahasa inggris.
12. Nama: Desinta SF(SMAN 4 Madiun)
Tinggi.
Bahasa Indonesia.
Bahasa jawa, bahasa inggris, bahasa jepang.
85
Apabila ingin bekerja di sebuah perusahaan asing, bekerja di hotel,
ataupun pemandu wisata dapat berguna. Karena orang yang mampu
berbahasa asing lebih banyak dibutuhkan.
13. Nama: Afra Yasmin(SMAN 1 Madiun)
Tinggi.
Bahasa asing
Bahasa inggris, bahasa jepang.
85
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

14. Nama: Shifa Ardhita W.(SMAN 5 Madiun)


Sedang
Bahasa Indonesia
Bahasa Jepang,dan Bahasa Inggris
75
Agar bisa berinteraksi dengan orang asing
15. Nama: Primadi Yolanda (MAN 2 Madiun)
Sedang
Bahasa Asing
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
80
Mampu berinteraksi di lingkungan baru yang tak terduga (pindah keluar
negeri atau sekolah di luar negeri), mampu berkomunikasi dengan turis
(meskipun sebenarnya lebih baik mengajarkan bahasa sendiri ke turis tapi
paling tidak mengerti dasar-dasarnya agar bisa berkomunikasi), agar tidak
ketinggalan jaman, dan mampu menghadapi MEA sekarang ini.
16. Nama: Yogi Bintang (SMAN 4 Madiun)
Cukup
Bahasa asing
Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang
85
Menambah kosakata dan perbendaharaan bahasa kita.
17. Nama: Nindi Mahmudah ( SMAN 3 Madiun)
Cukup
Bahasa asing
Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman
83
Dapat berkomunikasi dengan orang asing terutama di era globalisasi dan
MEA (Masyarakat ekonomi ASEAN).
18. Nama : Nur Mualifah (STID Alhadid Surabaya)
Rendah
Bahasa Indonesia
Bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Arab
86
Agar memudahkan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
19. Nama : Aditya Wardana (ITS)
Cukup besar
Kedua-dua nya (Bahasa asing dan bahasa Indonesia)
Bahasa Inggris dan bahasa Korea

80
Menambah wawasan , menambah kemampuan dalam persiapan

untuk bekerja
20. Nama : Dwiki Erryan Krisnandi (PNM)
Tidak besar
Bahasa Indonesia
Bahasa inggris , bahasa Jepang , bahasa Thailand
Mempelajari bahasa asing memiliki manfaat agar lebih mudah
berkomunikasi dengan orang lain disamping hal tersebut
banyaknya pekerjaan yang calon pekerjanya memiliki syarat cakap
bahasa inggris
21. Nama : Gresi Rekna S (PNM)
70%
Bahasa asing
Bahasa inggris, dan bahasa Jepang
Untuk bisa berkomunikasi dengan negara lain dan bisa menambah
wawasan
22. Nama : Intan Saraswati (PNM)
90%
Bahasa Indonesia
Bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Arab, bahasa Jawa
85
Sebagai pengantar dalam berkomunikasi untuk mempersiapkan diri
di era globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai