DalamwacanarujukanMr.Low,dapatkitaketahuiFlowdarirujukanMr.Lowkerumahsakit.Berikutprosesawal
dalamalurrujukanMr.Low.
Tahap Pertama, Mr. Low telah berkonsultasi dengan Dr. Good untuk mengatur kapan jadwal yang tepat dengan
memperhatikan ketersedian kamar/ruangan dan sebagainya. Pada tahap ini Dr. Good, sebagai Onkologinya bersama staf
rumah sakit bertanggung jawab atas tahap ini.
Tahap Kedua, adalah tahap sebelum mendaftar atau masuk rumah sakit yang disebut Preadmission. Pada tahap ini Mr. Low
harus mengumpulkan data demografi dan asuransinya yang dibutuhkan untuk melakukan klaim kepada Perusahan Asuransi
Mr. Low. Selain itu pada tahap ini juga pihak rumah sakit menghubungi pihak asuransi Mr.Low untuk memastikan apakah
biaya rujukan ini akan dicover oleh pihak asuransi. Tahap preadmission ini sudah mulai dilakukan rekam medic.
Tahap Ketiga adalah tahap registrasi atau pendaftaran. Pada saat Mr.Low datang ke rumah sakit maka akan dilakukan
verifikasi informasi mengenai data demografi pasien dan asuransinya. Selanjutnya, petugas akan melakukan diberikan ID
dan akan diantar ke kamarnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan kepada pasien yang dibasis oleh sistem rekam medic
elektronik.
Sistem Informasi yang sudah diterapkan di rumah sakit tempat Mr.Low dirawat sudah menerapkan sistem
informasisecaraelectronictidaklagimenggunakansistemsecaramanualsepertiyangmasihbanyakdigunakanrumahsakit
diIndonesia.Rumahsakitinibenarbenarmenerapkanpaperlessuntuksistemrekammediknya.Dimulaidaritahapawal,
yaknipadatahappreadmissiondanadmissionkitadapatmelihatkoordinasipelayananantarstafdanprofessional.Dimana
bagiankantorDr.GoodmenghubungiDepartemenAdministrasiRumahSakituntukmengkonfirmasidanmenyusunjadalam
Mr. Low. Alur berlanjut hingga tahapadmission, dimana pihak rumah sakit melakukan identifikasi data pasien,
menghubungipihakasuransinpasien, melakukankoordinasidenganstafkamarhinggapadaakhirnyapasienmasukke
dalam ruang rawat inap. Tidak berhenti disana, proses pencatatan riwayattreatmentpun berlangsung secara elektronik
dimanasetiapdiagnosa,progress,tindakanyangmeliputinursingcare,medicaltreatmentdanpelayanantambahandirekam
dalam sistem rekam medis elektronik sehingga sangat fleksibel. Disamping itu dengan adanya sistem rekam medis
elektronikini,Dr.GoodselakudokterrawatdariMr.Lowdapatberkoordinasisecaratidaklangsungdenganbagianstaff
keperawatanmaupundaripihakradiology.SetiaptindakanyangdiperintahkanolehDr.Goodakandiresponsesuaidengan
apayangdiperintahkanDr.Gooddalamsistemrekammediselektroniktersebut.
Salah satu kegunaan dari rekam medis adalah sebagai dasar perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
terhadappasien.DarikasusMr.lawdiatasdapatdiketahuibahwajenissistempembayaranyangdigunakanadalahKLAIM.
Dimana distem pembayaran klaim adalah dengan sistem asuransi. Selain itu sistembillingdiatas dapat dikategorikan
sebagaiFullyIntergratedBillSystem.
MenurutWarsidianto,2004,FullyIntergratedBillSystemyaitubillingsystemyangterintegrasidenganseluruh
sistemrumahsakit(khususnyayangberkaitandenganmasalahkeuangan).Padabillingsystemjenisinisemuaprosesyang
menghasilkancharging(berbiaya)akanlangsungtercatatdisistem,sehinggaketikapasienakanpulang,petugasbilling
tidakterlalusibukmengentrytindakantindakan/itemitemyangdichargekepasiendandengandemikianwaktutunggu
pasien akan semakin minim dan pelayanan bisa lebih memuaskan. Semua proses mulai dari pendaftaran, tindakan di
poliklinik,penunjan,farmasi,dllakanlangsungtercatat,bahkanbackoffice(finance&akunting)akanmemperolehlaporan
dandatayangbisadenganmudahdancepattersaji.
SetelahMr.Lowdinyatakanbolehpulang,makaDr.Goodharusmenyusunataumerecordringkasankepulangan
yang mencantumkan semuatreatmentyang diterima oleh Mr.Low. Setelah itu, Departemen Manajemen Informasi
Kesehatanmenetapkankodeuntuksetiapdiagnosisdanproseduryangdilakukan.Kodekodetinilahyangdigunakanoleh
DepartemenPenagihanuntukmengajukanklaimasuransikepadapihakasuransiMr.Low.
DibandingkandengansistempelayanankesehatanyangadadiIndonesia,mayoritasmasihmenggunakansistem
manualdalampencatatanRekamMedisPasien.HalinidapatdilihatpadaPermenkesNo.269/MENKES/PER/III/2008yang
menggantikanPermenkesNo.749a/MENKES/PER/XII/1989,yangmenyatakanbahwaRekammedisharusdibuatsecara
tertulis,lengkapdanjelasatausecaraelektronik.Padaayat2pasal2dinyatakanbahwaPenyelenggaraanrekammedis
denganmenggunakanteknologiinformasielektronikdiaturlebihlanjutdenganperaturantersendiri.
Hal yang menjadi masalah adalah hingga saat ini peraturanRekam Medis Elektronikbelum dirampungkan,
sehinggadapatdimaklumijikaimplementasinyabelummeratabahkanhanyaadasedikitrumahsakityangmenggunakan
sisteminformasi,danitupunsebagianbesarberupaSemiIntegratedFullSystem.DalamRapatKerjaRekamMedikyang
dilakukan pada bulan Maret 2011 oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, dihasilkan beberapa
rangkumankerjayangsalahsatunyaadalahpembuatankebijakanatauadanyaregulasiRekamMedikElektronik.
Menurutkami,apayangharusdilakukanIndonesiaadalahsamahalnyadenganyangdilakukanolehbeberapa
negarayangsuksesdenganElectronicMedicalRecordnyabeberapadekadelalu.Pemerintahharusmerencanakansistem,
mempersiapkan sumber daya, menyediakan sarana prasarana, serta eksekusi kebijakan yang mengikat sehingga dapat
terbentukSistemRekamMedisElektornikyangoptimal.Inijugamenjadisebuahtantanganberatuntukreformasidunia
kesehatandiIndonesia,disampingtuntutanImplementasiSJSNyangakandilaksanakandalamwaktudekatini.Jikasistem
informasikesehatantidakberjalandenganmaksimalmakadapatdipastikanSJSNakanterhambat,karenasistempembiayaan
SJSNberupasistemKLAIM,samahalnyadengankasusdiatas.Denganjumlahpasienrujukanyangdapatdipastikanakan
meningkat tajam (saat SJSN diterapkan), apabila sistem Informasi Kesehatan (dalam hal ini Sistem Rekam Medik
Elektornik) tidak siap, maka akan sulit untuk memastikan sistem berjalan lancar.
Marcus
Low's
(http://id.scribd.com/doc/141955128/Marcus-Low-s-Admission)
Admission
1.
a.
b.
c.
2.
Setelah mengkaji kasus tersebut lebih dalam, masalah yang dihadapi Negara Ekuador
diantaranya adalah
Perubahan manajemen organisasi (kesehatan) yang menjadi desentralisasi
Organisasi kesehatan yang besar, seperti MOPH, memiliki beberapa jenjang lapisan
organisasi
Model organisasi yang vertikal dan perecanaan masih terpusat
Akibatnya koordinasi antar kabupaten dan pusat menjadi terbelah
Saran kami terhadap adanya masalah yang dihadapi oleh Negara Ekuador tersebut
adalah
Meminimalisir intervensi pribadi dari stakeholder dalam implementasi Sistem Informasi
Kesehatan
Adanya struktur yang berjenjang dan terpusat, menghambat proses implementasi. Sehingga
diperlukan promosi baik pada daerah maupun tingkat pusat yang berakibat pada reduksi
retensi yang dapat meningkatkan koordinasi.
Change
the
Paternalistic
Approach
menjadi
Participatory
Approach
1.
2.
3.
dengan
Metodologi
(http://eprints.dinus.ac.id/90/)
yang lainnya. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan dan masing-masing tahapan
harus menjelaskan tujuan dari e-Government. Adapun ketiga tahapan tersebut antara lain,
yaitu:
1. Publish, yaitu tahapan yang menggunakan teknologi informasi untuk meluaskan akses untuk
informasi pemerintah, misalnya dengan cara pembuatan situs informasi di setiap lembaga,
penyiapan sumber daya manusia, sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk
publik, serta penyiapan sarana akses yang mudah. Hal ini sepadan dengan teori Agarwal,
yaitu tahapan tingkat 1 dari pengembangan e-Gov.
2. Interact, yaitu meluaskan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, misalnya dengan cara
pembuatan situs yang interaktif dengan publik, serta adanya antar muka yang terhubung
dengan lembaga lain. Hal ini sepadan dengan tingkat 2 dan 3 dari perkembangan e-Gov.
3. Transact, yaitu menyediakan layanan pemerintah secara online, misalnya dengan cara
pembuatan situs transaksi pelayanan publik, serta interoperabilitas aplikasi maupun data
dengan lembaga lain. Hal ini sepadan dengan tingkat 4 dan 5 dari perkembangan e-Gov.
Agar ketiga tahapan tersebut bisa terlaksana dengan baik, maka harus ada jaminan
komitmen yang tinggi dari pimpinan Pemda, dalam hal bisa gubernur, bupati, atau walikota.
Disamping itu, pelaksanaan e-Government harus mempertimbangkan beberapa kondisi yaitu
prioritas layanan elektronik yang diberikan, kondisi infrastruktur yang dimiliki, kondisi
kegiatan layanan saat ini, dan kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Untuk itu, dalam pengembangan e-Gov, diusulkan suatu bentuk organisasi kegiatan
pengembangan e-Gov seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
(http://dl2.cs.ui.ac.id/v3/wp-content/uploads/2008/08/langkah2-strategis-dantaktis-zainal-hasibuan1.pdf)
Dalam upaya peningkatan kualitas layanan publik, website kemkes.go.id akan tampil dengan
beberapa fitur baru Klik disini
Fatwa MUI Nomor 4 tahun 2016 tentang ImunisasiKlik di Sini
Surat Pemberitahuan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota perihal Rencana Pengadaan
CPNS Daerah dari PTT. Klik di Sini
Pengumuman Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian
Sosial. Klik di Sini
Pertanyaan Seputar Penyakit Virus ZIKA. Klik di Sini
KEMBALI | BERANDA | BERITA DAN INFORMASI |RILIS BERITA
Jakarta,
31
Desember
2014
Di penghujung tahun 2014, Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, bertemu
dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, di Kantor Kementerian
Kesehatan
RI,
Jakarta
Selatan,
Rabu
pagi
(31/12).
Usai mengawali pertemuan dengan ucapan selamat datang, Menkes memaparkan
beberapa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan
Kementerian Kesehatan, yakni: 1) Mendapatkan informasi kinerja sektor kesehatan di
Daerah; 2) Mendapatkan data dan informasi dalam pengelolaan obat dan farmasi; 3)
Melakukan analisis dalam pemenuhan kebutuhan pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN); 4) Memonitor ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana
kesehatan; serta 5) Pencatatan dan pelaporan yang bertujuan untuk kemudahan
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, seperti penataan data transaksi di
fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dengan membuat aplikasi generik
modular yang akan meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja pelayanan
kesehatan, serta penataan laporan yang masuk ke Pusat dengan mengembangkan
aplikasi
komunikasi
data
kesehatan
yang
berisi
115
data
prioritas.
Kondisi
Infrastruktur
TIK
di
Daerah
Mengutip data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) yang dilakukan Kemenkes pada
tahun 2011, menggambarkan kondisi infrastruktur TIK di fasilitas pelayanan
kesehatan
di
daerah
pada
umumnya
belum
cukup
memadai.
Jarak
Jauh
(PJJ)
sebagai
Percepatan
Pendidikan
Tenaga
melakukan sebuah proses lebih dapat dicapai, jika dibandingkan hanya mengandalkan
manusia dalam melakukan proses tersebut. Salah satu pemanfaatan TIK yang kini
sedang marak yaitu pemanfaatan TIK dalam bidang kesehatan, dan lebih sering dikenal
dengan istilah E-Health.
E-Health merupakan istilah baru pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menggambarkan penggunaan gabungan komunikasi elektronik dan teknologi informasi
dalam sektor kesehatan, dimana digital data ditransmisikan, disimpan dan diambil
secara elektronik untuk kepentingan klinis, pendidikan dan administrasi. Adapun
konsep teknologi yang digunakan adalah Cloud Computing (Komputasi awan) yaitu
gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis
Internet ('awan').
Dalam
bidang
pelayanan
relatif
jauh
tertinggal
atau
hanya
sebatas
infrastruktur
komunikasinya
saja.
Kemunculan e-
health didorong oleh faktor penghematan (efisiensi biaya pelayanan kesehatan yang
makin meningkat), tuntutan keselamatan pasien, harapan peningkatan kualitas kerja,
perlunya alat pendukung keputusan klinis (di tengah pola penyakit yang semakin
kompleks), serta adanya peluang pengembangan berbasis TIK.
Di era pelayanan kesehatan berbasis informasi ini, digambarkan dengan
penyedia layanan yang aktif mempromosikan kesehatan, bukan hanya sekadar
mengelola penyakit. Tenaga profesional mendukung upaya mandiri masyarakat
mewujudkan kesehatannya. Tetapi bukan berarti mendiagnosis diri sendiri (self
diagnosis).
E-health mencakup
Sistem
Informasi
sistem
Rumah
pendukung
Sakit
(SIRS),
keputusan
klinis,
kedokteran
pengembangan
keahlian
berkelanjutan
(medical
continuing
berkelanjutan
(continuing
education)
professional
atau
development).
B. Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
personalia,
penggajian
karyawan,
proses
akuntansi
sampai
dengan
Menyusun rencana strategis jangka panjang untuk mengembangkan layanan ehealth di berbagai bidang di kesehatan baik untuk administrasi kesehatan,
kerangka legal dan regulasi, infrastruktur serta mekanisme kemitraan publik dan
swasta,
2.
3.
4.
5.
Memobilisasi kerjasama lintas sektor dalam mengadopsi norma dan standar ehealth, evaluasi,prinsip-prinsip cost-effectiveness dalam e-health untuk menjami
mutu, etika dan keamanan dengan tetap mengedepankan kerahasiaan, privasi,
equity dan equality.
6.
7.
Mengembangkan
model
sistem
informasi
kesehatan
masyarakat
untuk
B.
Konsep E-Health
Internet saat ini sudah menjadi sarana komunikasi yang penting dan
efektif di seluruh dunia dan banyak bidang yang menggunakannya. Aplikasi elearning dalam bidang pendidikan, e- commerce dalam bidang bisnis, dan egovernment dalam bidang pemerintahan sudah banyak diimplementasikan dan
terbukti memberi manfaat untuk masyarakat. Bidang kesehatan pun kini sudah
melirik potensi internet ini. Sekarang ini, internet menjadi sarana pembelajaran
dan pertukaran informasi yang berguna untuk penyedia layanan kesehatan
(provider)
dan
pengguna
layanan
kesehatan
(consumer).
Berdasarkan
organisasi pelayanan medis (rumah sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau
terapis), laboratorium, apotek, asuransi, dan pasien sebagai konsumen.
Solusi yang ditawarkan e-health meliputi produk, sistem, dan layanan,
sebagai contoh : informasi kesehatan, rekam medis elektronik, layanan
pembelian obat, sistem komunikasi antar pengguna, dan informasi lainnya
terkait pencegahan penyakit, diagnosa, perawatan, monitoring kesehatan, dan
manajemen gaya hidup.
C. Pengertian E-Health
2.
kesehatan:
yaitu
pemanfaatan
bisnis
E-health
adalah
pelayanan
kesehatan
berbasis
teknologi
informasi
dan
Security (keamanan)
Situs e-health yang baik harus memiliki tingkat sekuritas tinggi, karena data
yang diolah dan ditransmisikan adalah data yang bersifat rahasia (confidential).
2.
Privacy (privasi)
Hak akses setiap user harus diatur untuk menjaga privasi setiap user karena
data yang disimpan bukan merupakan data umum yang dapat dipublikasikan ke
setiap user.
3.
Content (isi)
Isi dari situs harus akurat, lengkap, dan menyediakan informasi yang tepat
sasaran.
4.
Credibility (kredibilitas)
Kredibilitas meliputi sumber dari data, penulis, sponsor, nilai dari informasi,
relevansi dan kegunaan dari informasi.
5.
6.
Disclosure (kejelasan)
Situs e-health harus menginformasikan kepada user tujuan dari situs, fitur yang
tersedia, dan manfaat yang dapat diperoleh userdari situs tersebut
7.
Design (Desain)
Desain situs harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya : kemudahan dalam
mengakses, navigasi yang tidak membingungkan, dan fitur searching yang
memadai.
D. Bentuk-Bentuk E-Health
Istilah ini dapat mencakup berbagai layanan atau sistem yang berada di
tepi obat / kesehatandan informasi teknologi, termasuk:
1.
2.
3.
4.
5.
Virtual tim kesehatan: terdiri dari profesional kesehatan yang berkolaborasi dan
berbagiinformasi mengenai pasien melalui peralatan digital (untuk perawatan
transmural)
6.
Fungsi E-Health
Manfaat E- Health
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelebihan E- Health
1.
2.
3.
4.
terhadap
pemantauan
kesehatan
umum
dan
data
gambar,
suara,
dan
multimedia
lainnya.
Diperlukan
F.
situs-situs kesehatan dan dunia medis yang mulai banyak dibangun. Beberapa
milis kesehatan Indonesia yang sudah beroperasi di internet:
1.
kesehatan@yahoogroups.comkesehatan@yahoogroups.com
2.
kesehatan-indonesia@yahoogroups.com
3.
kesehatan-indonesia@yahoogroups.com
4.
seks-kesehatan@yahoogroups.comseks-kesehatan@yahoogroups.com
2.
3.
http: //www. kalbe. co.id (situs yang dikelola oleh perusahaan farmasi Kalbe
Farma )
referensi
menyiapkan
peraturan
yang
diharapkan
sudah
mampu
Inpres
No.
Tahun
2003
tentang
kebijakan
dan
strategi
pengembangan e-government.
Di Indonesia Program E-Health ini, bekerja sama dengan Pusat layanan
sellular seperti Indosat atau Telkomsel untuk dapat mengirimkan informasi dari
untuk
berkomunikasi
mendukung
kelompok
kepatuhan
dengan
withings.com
Sebuah situs yang menawarkan e-health yang terintegrasi dengan smartphone
anda beserta peralatan eksternal lainnya. Di sini pengguna dapat mencatat
perkembangan berat badan, tekanan darah dan juga kondisi bayi anda. Aplikasi ini
cukup membantu kesadaran si penggunanya untuk memiliki rekam medis pribadi.
Nantinya hasil dari data data tersebut dapat dikirimkan melalui email langsung ke
dokter yang diinginkan sebagai bahan konsultasi maupun medical check up. Dengan
begitu pengguna diberdayakan dan di edukasi untuk selalu memperhatikan
kesehatannya dengan bantuan teknologi.
https://secure.motherknows.com/home_p
MotherKnows menargetkan apliaksi web mereka untuk para orang tua. Disini
para orang tua dapat membuat catatan medis dari putra putri mereka. Selain itu para
orang tua juga bisa menambahkan jadwal imunisasi, golongan darah, riwayat alergi,
riwayat pengobatan serta tindakan kesehatan yang pernah dilakukan serta melihat
statistik perkembangan berat dan tinggi anak secara cepat. Tidak ketinggalan juga para
orang tua dapat mencatat, dokter mana saja yang telah dikunjungi dan lain sebagainya.
Selain dapat diakses melalui web site, MotherKnows juga direncanakan akan memiliki
aplikasi mobile.
H. Telemedicine
Telemedicine didefinisikan sebagai penggunaan telekomunikasi untuk
menyediakan informasi medis maupun layanan medis. Aplikasi ini bisa sangat
sederhana misalnya dalam bentuk 2 profesional kesehatan berdiskusi tentang
suatu kasus melalui telepon atau menggunakan teleconference, atau sangat
canggih menggunakan teknologi satelit untuk mengirimkan konsultasi antar
provider pada fasilitas yang berbeda negara menggunakan teleconference atau
teknologi robotik. Keadaan yang pertama dilakukan setiap hari oleh kebanyakan
tenaga kesehatan dan yang terakhir digunakan oleh militer dan beberapa pusat
kesehatan.
I.
Manfaat Telemedicine
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu sama
lain yaitu pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat
dapat memberikan dukungan langsung.
Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien
yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
J.
aplikasi
yang
telah
dikembangkan
berbasis
pada
konsep
di
Indonesia sudah
berkembang
cukup signifikan.
Di
Indonesia sudah meluai menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era
tersebut masih menggunakan teknologi telepon standar. Di era sekarang
telemedicine sudah berkembang lebih pesat, misalnya di Surabaya antar
puskesmas di seluruh Surabaya sudah saling terhubung dengan tekologi internet
dan sudah terhubungsatu dengan yang lain, selain itu puskesmas juga sudah
terhubung dengan pusat kesehatan kota. Tetapi bandwidth di Indonesia masih
kurang untuk dilakukan teleconference antar pasien dengan praktisi kesehatan.
Tetapi hal ini memungkinkan apabila antar puskesmas dengan pusat kesehatan
kota memiliki akses internet sendiri tidak menggunakan layanan public internet.
Skala Mikro
Skala Makro
Pelaksanaan telemedicine di Indonesia sampai saat ini terus dikajidan
dikembangkan,
karena
dalam
implementasinya
dijumpai
beberapakendala
isu
yang
mengemuka
adalah
besarnya
Biaya
pemeliharaan,
L.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-health merupakan suatu bentuk layanan kesehatan secara elektronis
yang mempunyai tujuan untuk mendukung kegiatan kesehatan secara umum
dan meningkatkan kualitas layanan
daya manusia (SDM) industri kesehatan yang ada belum menguasai teknologi secara
keseluruhan. Sistem e-Health tersebut akan merombak sistem layanan yang ada di
rumah sakit selama ini. Apalagi rumah sakit tersebut belum menerapkan teknologi
untuk menunjang operasionalnya. Beberapa yang harus dikuasai sebelum e-Health ini
diterapkan adalah masalah informasi dan teknologi (IT).
Hingga saat ini tidak semua rumah sakit hingga puskesmas memiliki
infrastruktur IT memadai. Padahal, untuk bisa menerapkan sistem layanan e-Health
tersebut dibutuhkan infrastruktur IT yang cukup, koneksi dan integrasi antara pihak
rumah sakit hingga masalah kecepatan akses bandwidth internet.
Penerapan layanan e-Health di Indonesia dinilai baru akan berhasil jika ada
layanan kesehatan, sehingga akan tercipta e-Health yang tepat sasaran dan mampu
meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
Telemedicine adalah konsep praktek kedokteran yang sangat bermanfaat
untuk mendukung diagnosis maupun konsultasi medis jarak jauh. Telemedicine
dapat menjembatani kekurangan tenaga spesialis medis disuatu tempat dan
menawarkan layanan kesehatan cepat yang dibatasi jarak. Telemedicine sangat
tergantung pada tingkat ketersediaan infrastruktur IT di suatu daerah dan juga
tingkat biaya operasional yang tersedia. Telemedicine juga masih sangat dibatasi
oleh penguasaan teknologi ini khususnya oleh tenaga medis di Indonesia.
B.
Saran
Sebaiknya sebelum menerapkan sistem E Health pemerintah harus
mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat dan mengadakan pelatihan kepada
pihak yang terkait. Perangkat sistem komputerisasinya pun harus di perbaharui
agar mumpuni saat menerapkan sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknojurnal.com/e-health-di-indonesia-bidang-yang-belum-terjamah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Telemedis#Fase_Perkembangan_Telemedicine
http://kamanti.blogspot.com/2012/06/e-health-and-telemedicine-normal0.html
http://gentiara.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
buk.depkes.go.id
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCAQFjAB
&url=http%3A%2F%2Fwww.buk.kemkes.go.id%2Findex.php%3Foption
%3Dcom_content%26view%3Darchive%26year%3D2011%26month
%3D11%26Itemid
%3D27&ei=pjudVMzTCsuWuATq1ILYCQ&usg=AFQjCNERW7uIGNhwRpBJkHZmF13
yaRBHRQ&sig2=M4c-UkoFOXLtQ6Dr826R-A&bvm=bv.82001339,d.c2E
sistem informasi.
Informasi keperawatan
Sistem memegang
peranan dalam proses
kelangsungan
dari care.19
Berdasarkan
pengalaman perawat
dari telehealth
dan telenursing,
beberapa dari mereka
menyatakan mereka
memiliki
mendengar, sudah
diketahui namun belum
diimplementasikan, dan
ada juga beberapa dari
mereka yang
menyatakan bahwa
mereka telah
melaksanakan itu,
misalnya dengan
konsultasi via telepon
atau faks.
Secara teoritis, sistem
telehealth dapat
digunakan
menggunakan internet,
serat optik, termasuk
reservasi medis sistem,
konferensi video
sistem, e-konsultasi, epemeriksaan, e-carte,
bagian tubuh,
mengamati
kesehatan parameter
menggunakan gambar
normal,
menyimpan data,
mengidentifikasi potensi
berubah dan
memberikan peringatan
dari fisiologi
change.9
Harapan terhadap
pengembangan
telenursing adalah
dengan pembentukan
telenursing, layanan
kesehatan bisa
disampaikan lebih
cepat, para perawat bisa
memberikan kesehatan
pendidikan kepada
pasien, dan perawat
pengetahuan dan
kualitas pelayanan
dapat
ditingkatkan. Banyak
persiapan yang
dibutuhkan untuk
menjadi
dilakukan dalam rangka
untuk mengembangkan
sistem ini,
persiapan yang
diperlukan termasuk
manusia
sumber daya,
infrastruktur, regulasi,
dan juga
sosialisasi sistem.
Telehealth dan
telenursing bisa menjadi
salah satu
solusi untuk
melaksanakan
pencegahan
berfungsi, membantu
sistem peringatan dini,
dan
juga memegang peran
dalam kesinambungan
perawatan
teleconference.
Pelatihan ini diperlukan
sebelum pelaksanaan
sistem,
Selanjutnya sosialisasi di
implementasi sistem ini
juga diperlukan
dalam rangka untuk
membuat sistem
berjalan dengan baik.
Daftar pustaka
1. Depkes RI. 2003.
Health Survey: Mortality
3. Hebert M. 2009.
Developing a telehealth
research program.
4. Nurmartono. 2007.
Telenursing as
alternative of delivering
nursing care in
Indonesia.
5. FERA LIZA. 2010.
PERKEMBANGAN
TELENURSING
6.
Category:
DOCUMENTS
Download: 1
Comment: 0
79
views
Comments
Description
analisis jurnal trisna
Download Analisis jurnal trisna
Transcript
Analisis jurnal trisna Latar Belakang: Saat ini, perpindahan gaya hidup
mendorong meningkatnya degeneratif penyakit, seperti penyakit jantung, yang
sejak tahun 1995, telah dinyatakan sebagai penyebab utama kematian di
Indonesia. Telehealth didefinisikan sebagai penggunaan teknologi telekomunikasi
mendukung informasi kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan.
Telehealth di negara maju dapat meningkatkan perilaku hidup sehat. Telehealth
di Indonesia diperkirakan akan meningkat pola hidup sehat yang dapat
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan degeneratif lainnya penyakit.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi pengalaman
terkait dalam asuhan keperawatan dari kasus kardiovaskular, pengalaman dalam
penggunaan telehealth dan berharap dalam pelaksanaan telehealth di Indonesia.
Studi Desain: Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan fokus diskusi kelompok. Peserta dalam penelitian ini adalah 64
perawat. Pemilihan peserta dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.
Data dari penelitian ini, yang dalam bentuk transkrip dan lapangan laporan dari
setiap diskusi kelompok FGD, dianalisis dengan menggunakan metode
fenomenologi dikembangkan oleh Collaizi. Hasil: Tema asuhan keperawatan
dibagi menjadi 4 sub-tema yang: penilaian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Sub tema definisi dan harapan untuk telehealth dinyatakan,
"Sejauh yang saya tahu, rumah sakit jantung telah menggunakan sistem online,
sehingga jika kita ingin melakukan rujukan, pasien bisa konsultasi secara
langsung, tapi saya tidak tahu tentang sistem. Dengan Telehealth, perawat bisa
mengamati tanda dan gejala dari rumah pasien. Kesimpulan: Hasil penelitian
kualitatif menunjukkan bahwa telehealth Di Indonesia terbatas. Harapan untuk
pengembangan telecardiology telehealth / adalah untuk lebih memfasilitasi
konsultasi, komunikasi dan pendidikan dapat mendukung pasien atau perawat.
pengantar Indonesia adalah negara berkembang, saat ini kesehatan adalah salah
satu isu sentral yang menjadi fokus pembangunan nasional. Tingginya
persentase di sejumlah penyakit menular, seperti DBD dan TBC, masih menjadi
masalah; itu diperburuk oleh gaya hidup yang menyebabkan sejumlah penyakit
degeneratif meningkat secara signifikan. Berdasarkan Survei Kesehatan
Domestik pada tahun 2001 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, proporsi kematian yang disebabkan oleh penyakit inkomunikabel
meningkat dari 25.41% pada tahun 1990 menjadi 48.53% pada tahun 2001.
Sementara proporsi kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler
tumbuh dari 9,1% pada tahun 1986 menjadi 26,3% pada 2001. Pada tahun 2020,
diperkirakan bahwa penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab kematian
sedikitnya 25 orang per tahun. serangan jantung, penyakit jantung juga
vaskular. a) kasus Cardio: penyakit kardiovaskular dirawat oleh rumah sakit dan
Puskesmas yang bervariasi. Rumah sakit rujukan biasanya menangani beberapa
gangguan kardiovaskular yang lebih variatif dari Puskesmas bisa menangani. itu
gangguan jantung yang disebutkan oleh peserta MCI (infark Cardio Infark
miokard atau Infark), penyakit jantung bawaan, infeksi, dan dysryhtmia. Ini
semacam kardiovaskular penyakit yang disebutkan oleh peserta sebagai: ... jika
kita berbicara tentang Kasus kardiovaskular, kami sudah bertemu hampir semua
jenis kasus, dan jika kita berbicara tentang frekuensi, yang paling umum kasus
adalah sejarah infark, kegagalan, katup gangguan pada anak-anak ........ ada
juga hipertensi, CVD (Cardio Penyakit Vascular) ...., Koroner Akut Syndrome.
Ketika sedang diperiksa di Puskesmas, mungkin tidak dikenal sebagai jantung
gangguan, tetapi ketika diperiksa di rumah sakit jantung, itu terdeteksi sebagai
MCI, CHF (Jantung Kongestif Kegagalan) ....... b) kasus Vascular: Tema ini muncul
dari sub tema dan kategori vaskular gangguan dan komplikasinya. itu gangguan
vaskular diilustrasikan oleh peserta sebagai: "Sebagian besar
hipertensi ........., .... penting hipertensi ..... Oh, krisis hipertensi .... Krisis
Hipotensi .... Kolesterol tinggi atau pasca-hipertensi seperti stroke. Ya, DVT ...
(Deep Vein Thrombosis) ". 2) Perawatan Kardiovaskular Tema asuhan
keperawatan pada Klien kardiovaskular dibagi menjadi 4 subthemes yang:
penilaian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. a) Penilaian subtema yang termasuk sub-sub tema dari anamnesis, kesehatan pemeriksaan, dan
diagnosis. Sub-sub Tema dari anamnesis diidentifikasi melalui keluhan utama dan
klinis sejarah. Keluhan utama adalah diilustrasikan oleh peserta sebagai: "... Apa
keluhan Anda, sejak kapan Anda merasa bahwa, mungkin itu dalam keluarga
medis sejarah ... penilaian, apa skala nyeri, di mana rasa sakit didistribusikan. "
Riwayat kesehatan dan pengobatan yang diilustrasikan oleh peserta sebagai
berikut: "Sejarah ... medis sebelumnya, yang kemungkinan sejarah, dan kita juga
perlu menilai risiko Faktor ... " "... Obat tertentu, adalah serangan jantung terjadi
selama aktivitas atau saat dia Sub-tema dari penilaian kesehatan adalah
diilustrasikan dalam kategori penilaian: fisik, psikologis, dan mendukung. itu
penilaian fisik digambarkan sebagai: "Fisik penilaian ... mengukur penting tandatanda ... Assessment terkait dengan sirkulasi Sistem ... kesadaran ... Mengukur
tekanan darah, biasanya di sepanjang dengan detak jantung ... ... Denyut
jantung, pernapasan dari mereka ... ... Konjungtiva terlihat pucat, atau pasien
memiliki kesulitan napas. ... Tanda-tanda gangguan jantung, rasa sakit, yang
kapiler isi ulang ... ... Tinggi badan, berat badan, perut lingkar ... dengan
kolesterol total Tingkat ... Kategori penilaian psikologis adalah diilustrasikan
sebagai berikut: "... Sebagian besar pasien adalah cemas ...... ketakutan ... "
Kategori mendukung penilaian adalah diilustrasikan sebagai berikut: "...
Biasanya, kami melakukan EKG Pemeriksaan ... ... Setiap pasien yang lebih dari
40 tahun mengalami pemeriksaan EKG. EKG perangkat, x-ray perangkat telah
tersedia di Puskesmas Kecamatan. b) Sub tema Diagnosis Keperawatan Sub
tema dari diagnosis keperawatan adalah diidentifikasi dari sub-sub tema
keperawatan masalah. Selain itu, itu dicerminkan dalam kategori: kenyamanan;
sisa & kegiatan; mengatasi / toleransi terhadap stres, gangguan oksigenasi,
cairan ketidakseimbangan, yang digambarkan oleh peserta sebagai:
"Kenyamanan Gangguan: Sakit ..." ... Intoleransi aktivitas ... Kecemasan ......
Takut ... Pola pernapasan tidak efektif ... cairan ... more dari saldo Fluid ...... .... c)
sub tema dari perencanaan adalah dijelaskan oleh sub-sub tema intervensi yang
diidentifikasi dari dua kategori, yang merupakan perawatan rencana dan operasi
standar Prosedur (SOP). Rencana asuhan keperawatan digambarkan oleh para
peserta sebagai: "... Kami menyarankan mereka, bahwa ketika ia merilis dari
rumah sakit, ia harus berusaha untuk perawat lagi, sehingga kita bisa
membuatnya lagi keperawatan rencana perawatan ... " SOP ini digambarkan
sebagai: "Medis SOP yang ada, maka adalah perawat itu. " d) sub tema
pelaksanaan adalah diilustrasikan dalam tema sub-sub independen intervensi,
dibagi menjadi beberapa kategori: Pemantauan / pengamatan, oksigenasi,
positioning; keseimbangan cairan, mobilisasi; gizi / diet, aktivitas hidup seharihari, perawatan luka; menenangkan, pendidikan kesehatan, pengurangan
psikologis stres, latihan / aktivitas / rehabilitasi, promosi, dan debit perencanaan.
Kategori pemantauan / observasi dan oksigenasi adalah diilustrasikan oleh
peserta sebagai: "... Keperawatan rencana perawatan, biasanya kami ketat
mengamati tanda-tanda vital ... ... Memantau klien mengeluh ... Sedangkan
kategori posisi dan cairan asupan digambarkan sebagai: "... Semi-fowler atau
menggunakan bantal. ... Asupan-output ... keseimbangan cairan ... kita
memberikan ASI atau susu ... " Sedangkan kategori mobilisasi dan nutrisi / diet
dinyatakan sebagai: "Dimulai dari tempat tidur-beristirahat sampai pasien bisa
berjalan. ... Diet yang sesuai dengan pasien Kondisi ... Dan kemudian, apa yang
disebut, diet ... diet kita disarankan biasanya diet rendah sodium. Kategori ADL
dan perawatan luka adalah disebutkan oleh: "Dimulai dari rutinitas sehari-hari
seperti mandi ... Untuk operasi-kasus, itu tergantung pada kasus apakah perlu
perawatan luka, aktivitas, dan obat pengobatan. " Kategori pendidikan kesehatan
didefinisikan dengan pernyataan sebagai berikut: "Ketika pasien itu akan segera
dirilis, kami memberikan pendidikan kesehatan. ... menjelaskan tentang obatobatan mereka, dosis. Untuk kasus kardiovaskular, mungkin, setiap kali pasien
pergi, mereka harus membawa obat dalam tas mereka. Pendidikan ini berkaitan
dengan faktor risiko ". "Untuk psikopat ... mental mereka, kami sarankan klien
tidak memikirkan hal-hal yang bisa membuat stres mereka ... Kategori latihan /
aktivitas / fisik rehabilitasi dikemukakan oleh peserta sebagai: "Ajarkan
bagaimana seharusnya menjadi pernapasan normal ... Apa yang bisa dilakukan,
apa yang tidak boleh dilakukan. ... tidak melakukan tugas yang sulit namun ... ...
berkaitan dengan rehabilitasi mereka ... lanjut ... intervensi ". Kategori promosi
kesehatan didefinisikan sebagai: "Konseling gaya hidup sehat ... seperti Perilaku
Sanitasi dan Sehat ... gaya hidup dan pola hidup ...... tidak merokok dan
kemudian ...... yang olahraga yang dapat berlatih di rumah ". Kategori
perencanaan debit adalah dijelaskan sebagai: "Untuk kasus alat pacu jantung,
sejak awal mereka telah diamati perencanaan ... kita memberikan buku yang
relevan dengan pasien karena mereka harus mandiri, apa yang harus dilakukan
karena perangkat itu dipasang di dalam mereka. Misalnya, mereka harus mampu
menghitung denyut jantung mereka. Kami telah memberitahu mereka dengan
jelas tentang penyakit mereka, dan memotivasi mereka bahwa mereka bisa
pulih. Jangan lupa untuk selanjutnya check up ... e) sub tema pengawasan
adalah diidentifikasi melalui evaluasi dengan Evaluasi kategori selama rawat
inap dan posthospitalization evaluasi. Kategori ini diilustrasikan oleh pernyataan
di bawah ini: "Yah, mungkin evaluasi. Setelah kita lakukan semua pelaksanaan ...
Dan kemudian di rumah sakit, kami juga memiliki program untuk bertanya
tentang kondisi pasien setelah kembali rumah. Jadi, kita disebut pasien dan
meminta kondisi mereka, atau bertanya apakah ada sesuatu yang dapat
membantu, dan mengingatkan pasien untuk mereka mendatang check-up ". 3)
Hambatan dari proses perhatian dan kesinambungan perawatan antara rumah
sakit dan puskesmas Rintangan terhadap proses peduli diidentifikasi melalui
tema: yang sinergi perawatan di puskesmas dan rumah sakit memiliki belum
bekerja keluar dan kontinuitas sistem antara rumah sakit dan puskesmas. a)
Sistem sinergi tidak bekerja namun ".... pasien yang telah dibebaskan dari
Rumah sakit harus diperiksa diri dalam puskesmas, tetapi kenyataannya adalah
mereka langsung pergi ke rumah sakit untuk check up ... . Nah ... itu benar-benar
tergantung dari masyarakat, kami hanya menerima aspirasi mereka. ... pasien
berasal dari perkotaan biasanya hanya datang ke puskesmas hanya untuk
meminta referensi surat untuk rumah sakit, tanpa melalui penilaian pertama.
Kadang-kadang mereka hanya mengeluh memiliki arythmia, atau nyeri chect,
dan mereka meminta referensi ke jantung rumah sakit, sepertinya sebuah rumah
sakit raksasa. " b) Kontinuitas dari sistem pelayanan "Mereka mengatakan bahwa
layanan di puskesmas tidak to the point, tidak ada sistem yang memungkinkan
pasien untuk berkonsultasi spesialis ... itu layanan lambat. ... saat sekarang, satu
dari Slipi ke Cipto Mangunkusumo rumah sakit, yang dari Menteng yang dirujuk
ke rumah sakit Jantung. itu seharusnya jaringan antara rumah sakit, sehingga
akan lebih cepat. 4) Pengetahuan dan harapan terhadap inovasi dan telehealth
telenursing teknologi Pengetahuan dan harapan terhadap inovasi telehealth dan
telenursing Teknologi dapat diidentifikasi melalui dua Tema yang tema
pengetahuan dan harapan. a) Pengetahuan Tema pengetahuan diidentifikasi
melalui 8 sub tema, yang merupakan subtema dari definisi telehealth; subtema
dari jenis telehealth, penggunaan telehealth, manfaat dari telehealth, dan
subtema peran perawat pada telehealth. Melalui tema definisi telehealth adalah
diidentifikasi dari pemaparan umum, pernyataan peserta adalah sebagai berikut:
"Sejauh yang saya tahu, rumah sakit jantung telah digunakan sistem online,
sehingga jika kita ingin melakukan rujukan, pasien dapat mengelola secara
langsung, tapi kemudian aku tidak tahu tentang sistem ... ... Saya tidak tahu
tentang hal itu, tapi aku sudah mendengar sebelumnya .... Aku pernah
mendengar tentang telemedicine. kita tidak tahu bahwa itu telehealth ...
evaluasi keperawatan dan intervensi tanpa tatap muka ... di puskesmas kita
tidak memiliki sistem belum karena kita hanya melaksanakan penilaian dasar
Sub tema jenis telehealth adalah diidentifikasi dari kategori telepon / fax, MMS,
kardiografi skrining, internet / website, teleconference, jarak pendidikan
kesehatan, dan telecardiography. "... saat ini telah umum dengan menggunakan
telepon dan faks ... tidak menggunakan internet, tapi telepon ... di puskesmas,
hanya telepon ... menggunakan MMS, untuk pasien patah tulang, kami mengirim
gambar ... ... komunikasi melalui internet ... ... melalui situs web. Biasanya dalam
bentuk pertanyaan, maka dokter akan menjawab .... Aku pernah mendengar
tentang hal itu ... teleconference Model ... operasi berada di luar negeri. kamera
dipasang, pelatihan ini di negara kita. " Kategori telecardiography dinyatakan
sebagai: "... terlihat seperti monitor, jika ada keluhan, itu diletakkan di dada,
kemudian dipantau dari rumah sakit ... ... jika aritmia terjadi, kami akan
memberikan instruksi Saya telah bekerja di Jantung Harapan Kita Rumah Sakit,
perangkat kecil. Ada dulunya pasien yang tinggal di Bogor dengan perangkat.
kemudian kita melekat perangkat, dan kemudian kami hanya amati dalam
monitor untuk kurang dari satu menit, dan kemudian mencetak gambar.
Kemudian, kita dapat berkonsultasi dengan spesialis dan kemudian kami kembali
ke pengirim. Sub tema keuntungan dari ini Program diidentifikasi dari kategori
koordinasi, penyedia informasi, konsultasi antar-profesi, klien bisa membahas
tentang masalah mereka, dan mengamati pasien. Mereka adalah kategori
terkoordinasi informasi dalam pernyataan peserta sebagai di bawah ini: "... ada
koordinasi yang baik antara rumah sakit sistem dan pelayanan kesehatan
dasar. ... penyedia informasi, menggunakan internet, telepon, dll ... kita dapat
berkonsultasi kepada kesehatan lain profesional ... " ... bahkan dokter bisa
berkonsultasi dengan sub-sub spesialis. ... jika saya klien ... baik ... Saya dapat
mendiskusikan tentang masalah saya ... ... sehingga pasien tidak perlu pergi ke
jantung rumah sakit. ... jika mereka memerlukan obat-obatan, kita bisa
membiarkan mereka tahu terlebih dahulu. ... hasilnya telah dibaca oleh dokter,
apa yang adalah petunjuk, kita bisa memberitahu mereka bahwa ... anak mereka
demam, maka kami disebut ... kita mendengarkan mereka ... maka kami
sarankan mereka untuk memberikan obat antipiretik, minum banyak air, atau
hanya sekedar datang ke puskesmas ". 5) Harapan terhadap telehealth Sub tema
dari harapan terhadap telehealth diidentifikasi dari sub tema penerima manfaat,
yang diidentifikasi dari kategori apakah ada persiapan yang baik dan harapan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kategori persiapan yang baik adalah
termasuk: sosialisasi, fasilitas pendukung, dan pelatihan. "... jika ada sistem
baru, sosialisasi telah harus dilakukan sesuai dengan protokol ... ... untuk
implementasi, kita membutuhkan pelatihan untuk individu yang akan
menggunakannya ... pengetahuan dari sumber daya manusia harus
mendapatkan pelatihan ... ... kelangsungan pendidikan ...... mendukung dalam
Fasilitas ... Harapan yang terkait dengan pelaksanaan telehealth diidentifikasi
dari sub kategori, termasuk: Konektivitas, praktis untuk masyarakat dan cepatlayanan "... ada konektivitas antara puskesmas dan rumah sakit ... ... ada
jaringan antara rumah sakit. jadi bahwa hal itu bisa lebih cepat ... ... pasien bisa
mendapatkan pelayanan yang cepat-, dan juga menghindari risiko ... ... mereka
tidak perlu pergi jauh, misalnya jika dapat dirawat di rumah ... ... pasien bisa
mendapatkan jawaban dari mereka keluhan dari tempat mereka sendiri ... ...
perawat bisa mengamati tanda dan Gejala dari rumah pasien ... seperti untuk
pasien dengan penyakit jantung, Tekanan darah mereka bisa amati di jauh "
diskusi Hasil penelitian ini menginformasikan beberapa kategori penyakit
jantung, yang Angka-angka itu rawan untuk meningkatkan baik dalam
puskesmas dan rumah sakit. Kecenderungan Pertumbuhan dalam kasus
kardiografi berada di sinkron dengan pernyataan bahwa pada tahun 2020 itu
diperkirakan bahwa penyakit jantung akan menjadi penyebab kematian 25 orang
setiap year.1 Karakteristik pasien yang datang ke para puskesmaas berbeda
dibandingkan dengan mereka yang datang ke rumah sakit. Umumnya, pasien
datang ke puskesmas dengan keluhan dari peningkatan tekanan darah dan
lampu lainnya gejala umum, sedangkan pasien yang datang ke rumah sakit
biasanya telah bervariasi keluhan. Salah satu penyakit yang paling umum
ditemukan adalah sindrom koroner akut. akut sindrom koroner (ACS) adalah
salah satu yang paling umum yang mengancam kehidupan jenis kardiovaskular
penyakit di seluruh dunia serta Indonesia. Di Amerika Serikat, lebih dari 50% dari
1,2 juta orang menderita sindrom koroner akut meninggal setiap tahun sebelum
mencapai rumah sakit, sementara di Amerika Kerajaan, tingkat mortalitas adalah
sekitar 33% .14 Penundaan pengobatan memainkan kontribusi besar untuk
koroner kematian dan disfungsi jantung sejak kelangsungan hidup hasil secara
signifikan tergantung pada waktu berlalu antara timbulnya gejala dan inisiasi
terapi trombolisis sebagai definitif pengobatan koroner akut syndrome.15 Asuhan
keperawatan dilaksanakan oleh perawat mulai dari penilaian, baik independen
dan kolaboratif. itu Penilaian dimulai dengan keluhan dan klinis sejarah dan
riwayat keluarga klinis. The Keluhan Umum dinyatakan oleh pasien Biasanya
gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada. The penilaian fisik dilakukan adalah
pengukuran darah tekanan, denyut jantung, laju respirasi, dan penilaian dari
kepala sampai kaki. para pendukung penilaian yang biasanya dilakukan dalam
Kasus kardiologi adalah EKG dan lengkap Jumlah sel darah laboratorium, CK,
CKMB, Troponin, dan D-Dimer. Protokol ini adalah sesuai dengan teori yang ada
empat alat diagnostik utama yang digunakan dalam diagnosis UA dan STEMI di
klinik sejarah, elektrokardiografi (EKG), jantung spidol, dan stres testing.16 EKG
itu sendiri adalah salah satu dari keahlian diperlukan dalam menilai,
mendiagnosa, dan pemantauan hasil klinis yang akut koroner sindrom pasien.
keakraban dengan berbagai pola yang terlihat dalam electrocardiograms dari
subyek normal dan pemahaman dari efek non-jantung gangguan pada jejak
adalah prasyarat untuk akurat interpretation.16 Dalam penelitian ini, tidak
semua penyedia kesehatan mampu menafsirkan Hasil EKG, umumnya hasilnya
sedang dikonsultasikan ke dokter menggunakan fax, scan atau panggilan
telepon. Diagnosis keperawatan yang paling umum di Kasus kardiovaskular
adalah kenyamanan status: nyeri, mobilisasi, ketidakseimbangan cairan, dan
pernapasan Pola gangguan. Dari diagnosis segera timbul, intervensi yang
dilakukan mandiri oleh perawat adalah positioning, istirahat dan aktivitas, dan
pendidikan kesehatan dalam rangka untuk mempersiapkan pasien sebelum
mereka habis. Pendidikan kesehatan diperlukan untuk pasien. Studi terakhir
telah menunjukkan bahwa pasien tidak seragam berkomitmen untuk menerima
saran dan kebutuhan karena itu ditargetkan intervensi. Ini profesional terlatih
bisa memastikan perlu didasarkan dan individual saran secara efisien untuk
mewujudkan yang diinginkan perilaku change.17 Hambatan dalam
kesinambungan perawatan dari rumah sakit ke rumah dan puskesmas ditemukan
dalam penelitian ini. Biasanya, pasien disukai untuk mencari pelayanan medis di
rumah sakit, Oleh karena itu rumah sakit menjadi 'Raksasa puskesmas '.
Kurangnya kepercayaan terhadap sumber daya manusia dan fasilitas yang juga
penyebab preferensi dalam pelayanan medis dipilih, dan masalah ini bisa saja
diselesaikan dengan menggunakan sistem telehealth / telenursing. Harus ada
suatu sistem inf ormasi yang mengelola proses laporan dan aliran informasi
sehingga bisa menjamin kesinambungan perawatan. Kontinuitas perawatan
adalah didefinisikan sebagai hubungan dan kelangsungan pasien dengan
pelayanan kesehatan sebagai layanan dan informasi penyedia untuk patient.18
RECOMMENDED
Analisis Jurnal
Ringkasan Analisis Jurnal Kajian Tindakan
Analisis jurnal
1. PEMBELAJARAN BERASASKAN ELEKTRONIK & WEB ( KPT 6044 ) TUGASAN 1 : ANALISIS
JURNAL NAMA PENSYARAH : PROF MADYA DR. ABDUL LATIF BIN HAJI GAPOR DISEDIAKAN
OLEH : SITI
Analisis jurnal
1. UNIVERSITI PENDIDIKAN SULTAN IDRISFAKULTI: PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
MANUSIA (FPPM)SEMESTER: 3 ( 2012/2013)NAMA SUBJEK: PEMBELAJARAN BERASASKAN
ELEKTRONIK DAN WEBKOD
ANALISIS JURNAL
D. Telemedicine
Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis
jarak-jauh. Aplikasi telemedicine saat ini, menggunakan dua negara teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan dan memakai peralatan video conference. Dapat kita pahami
bahwa cakupan telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan
dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan
perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah, komputer, dantelemetri) dengan
melibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah
diaplikasikan ketika terjadi diskusi antara dua dokter membicarakan masalah pasien lewat telepon.
Aplikasi Telemedicine
1. Skala Mikro
Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas.
2. Skala Makro
Aplikasi Sektoral
Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan.
Aplikasi Regional
Mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu negara.
Aplikasi Nasional
Mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu Negara.
2.
3.
Instalansi Sistem
Biaya instalansi
Biaya pemeliharaan
D. Telehealth
penyediaan layanan kesehatan dan informasi yang terkait melalui teknologi
telekomunikasi.Telehealth dapat menggunakan telepon, atau dengan menggunakan
videoconference. Telehealthmerupakan perluasan dari telemedicine. Perbedaannya adalah telemedicin berfokus
pada pengobatan/kuratif sedangkan telehealth menitikberatkan pada aspek preventif, promotif dan kuratif.
Dengan menggunakan telehealth pemberi layanan kesehatan kesehatan dapat melakukan monitoring pasien dari
jarak jauh, seperti memonitor tanda-tanda vital pasien, berat badan, tekanan darah, nadi dan indikasi lain yang
merupakan tanda-tanda yang emergensi serta keluhan pasien dan obat-obatan. Pasien yang berada di rumah
dapat berkomunikasi dengan pemberi layanan kesehatan menggunakan media ini.
E. PDA (Personal Digital Assistants)
PDA (Personal Digital Assistants) merupakan salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang
berbentuk alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan. Fungsi PDA untuk kita sebagai perawat
adalah mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau
perhitungan cairan IV fluid/infus, menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan
menyebarluaskan. Perawat juga dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan
membuat rencana asuhan keperawatan, menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan agenda
harian menggunakan media ini.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teknologi dan Informasi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan perkembangan
teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di penuhi. Hal tersebut
membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas
pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
B.
Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu sistem kesehtan
di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi dan iinformasi, karena bila di bandingkan dengan
negara lain ini masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut maka harus di butuhkan solusi cerdas.
kesehatan maupun penyebaran penyakit. Dengan adanya hal tersebut mampu pemberian
keputusan layanan kesehatan dengan lebih cepat dan juga mampu menghemat biaya dokumen
dan administrasi.
Selain itu adanya kekuatan dari teknologi telekomunikasi, E-health,
telehealth dan telemedicinetelah memperlihatkan bagaimana teknologi komunikasi dapat didesain,
diimplementasikan dan dikelola untuk membantu layanan profesional memperluas dan
mentransformasi organisasinya.
Telemedicine adalah layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak
jauh. Cakupan telemedicinecukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis,
pendidikan dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik),
dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua arah,
komputer, dan telemtri) dengan melibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain
Adanya E-Health, misal telemedicine dapat memudahkan akses informasi kesehatan secara jarak
jauh dan juga mampu mempercepat tindakan medis. Sehingga apabila posisi pasien jauh masih
biasa diakses. Dengan adanya hal tersebut mampu memberikan keuntungan dari penghematan
biaya-biaya, antara lain: administrasi, obat-obatan, diagnostik penyakit, terapi, perawatan, dan
penelitian. Peran komputer menjadi hal terpenting dalam penyelenggaraan E-Health yaitu melalui
internet. Misalnya dalam tukar informasi layanan kesehatan tersebut tidak hanya berupa teks saja
namun juga berupa gambar yang meliputi hasil lab, rontgen, maupun percakapan suara dan lain
sebagainya. Peran konsumen disini bisa berupa mendapat layanan informasi kesehatan. Misalnya
dalam konsultasi kesehatan, pada kasus pasien psikiatri maupun kasus-kasus lain.
Namun untuk perkembangan penggunaaan telemedicine di Indonesia masih dikaji dan terus
dikembangkan, karena masih dijumpai adanya kendala. Kendala tersebuat antaranya penginstalan
struktur telemedicine, masih belum banyak dimiliki oleh fasilitas kesehatan yang terpencil,
kemampuan tenaga medis dalam hal tersebut juga masih terbatas dan besarnya biaya.
RUMUSAN MASALAH
Apakah yang dimaksud dengan E-Health?
Bagaimanakah peranan E-Health dalam pelayanan kesehatan?
Bagaimanakah perkembangan E-Health dan Telemedicine di Indonesia?
BATASAN MASALAH
Menjelaskan mengenai sejarah perkembangan E-Health, konsep E-Health, dan pengertian serta
perkembangan E-Health di Indonesia.
SOLUSI
E-Health maupun telemedicine memiliki kelebihan dan kekurangan serta dampak positif dan
negatifnya. Dengan adanya IT yang modern mampu mengembangkan lebih jauh lagi dalam
pengembangan dan penggunaannya dalam instalansi sistem seperti biaya instalansinnya,
teknologi perangkat lunak, teknologi perangkat keras. Selain itu juga dalam inkorporasi kedalam
praktek kedokteran di Indonesia, tenaga kesehatan harus memiliki keterampilan dalam layanan
kesehatan jarak jauh, penerimaan komunitas kesehatan dan non kesehatan, serta
mempertimbangkan aspek etika, legalitas, dan reumbersment. Dalam hal pemeliharaan sistem
juga perlu dipertimbangkan biaya pemeliharaannya, efektivitas biaya secara komersial,
pengawasan kualitas layanan, penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi dan ilmu
kedokteran.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN SOLUSI
Langkah dalam solusi diatas adalah sebelum menerapkan sistem E-Health pemerintah harus
mengadakan sosialisasi dahulu terhadap masyarakat dan mengadakan pelatihan kepada pihak
yang terkait. Kemudian perangkat sistem komputerisasinya pun juga harus di perbaharui agar
dalam menerapkan sistem tersebut berjalan dengan baik dan lancar.
Setelah itu harus diimbangi dengan peningkatan sosialisasi media internet dengan pengenalan EHealth, mengajak konsumen untuk mengenali kemudahan adanya E-Health, memperkenalkan
aplikasi-aplikasi kesehatan kepada pihak pelayanan kesehatan dalam hal memudahkan kinerja
kerja dan juga mutu pelayanan, serta peningkatan wawasan dan pengetahuan kepada tenaga
medis dalam penggunaan E-Health.
dalam implementasinya dijumpai beberapa kendala utama. Kendala pertama berasal dari aspek
instalasi sistem/infra struktur telemedicine. Biaya perangkat keras untuk melakukan
teleconference (untuk telediagnosis maupun tele konsultasi) belum banyak dimiliki di fasilitas
kesehatan yang ada di daerah terpencil. Biaya pengadaan perangkat lunak penunjang (kalau
memang teknologinya sudah ada) juga tidak murah, belum lagi biaya instalasi yang memerlukan
dukungan tenaga terlatih. Masalah lain juga timbul pada aspek integrasi konsep Telemedicine ke
dalam praktek kedokteran di Indonesia. Tenaga Medis dengan dukungan kemampuan
telemedicine masih terbatas. Penerimaan komunitas terhadap hasil dari telemedicine dibidang
tenaga kesehatan maupun tenaga non-medis juga beragam, belum lagi aspek legal dan etik
praktik telemedicine ini. Dan terakhir adalah aspek pemeliharaan sistem.
Beberapa isu yang mengemuka adalah besarnya Biaya pemeliharaan, Efektivitas-biaya secara
komersial, Pengawasan kualitas layanan, dan terakhir adalah Penyesuaian dgn perkembangan
teknologi informasi & ilmu kedokteran.
Manfaat telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu sama lain yaitu
pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter
pribadi.
Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan
dukungan langsung.
Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu
perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau keperawatan jarak
jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang ada di rumah sakit yang
dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat, dokter, dan yang lain-lain adalah
dimana perawat menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis
yang tidak bisa dipisahkan di dalam ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat
diberikan lisensi untuk melakukan asuhan keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan hampir
selalu meliputi yaitu: penggunaan ilmu perawatan pendidikan, pemikiran kritis, dan pengambilan
keputusan.
Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi
kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari
telemedicine berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan
beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu,
riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan
tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia.
Namun ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang.
Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, standar, penelitian dan
kedokteran berbasis bukti, telemedicine mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat
yang sehat dan sejahtera.
B. KONSEP TELENURSING
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien
sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian
di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai
koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara
bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing
masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek
keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan
pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
1.
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
2.
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
3.
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4.
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun
mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien
yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan
sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan
telekomunikasi di rumah dengan telenursing Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit
kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit
degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang
dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui
videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan
luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang
perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 7 pasien perhari, maka dengan
menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 16 pasien seharinya
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan
merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi
telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD outpatient) yang
mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan
hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan
asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat
bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu
bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik
telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola
organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan
konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat
darurat. Telenursing juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan,
telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter
dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait denganbeberapa
faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia,
sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerahyang
penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing
dapatmenjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi
jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah
harirawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial.Telemedicine yang
saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika,Yunani, Israel, Jepang,
Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.
Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan
diInggris.Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di
RS,peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas
danmerata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
Aplikasitelenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD)
outpatient) yangmempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah
kunjungan ke RS, danhari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang
terpencar, pelayananasuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang
kelelahan dan stress merawatbayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu
mengurangi hipertensi pada ibubersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara
telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan
untuk pasien penderita diabetik ulcer.
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan
pasiensama seperti telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara
bagiandi Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online
sebagaikoordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien
yangmenerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar
negarabagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan
telenursingmasih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow
pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat
berkonsultasi dalam perawatan luka,injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama
dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan
dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang
tidak terbatas.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan prasaranya
sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan
aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing.
Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya
telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat.
Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa
ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
1.
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
2.
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya
3.
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4.
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan
pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat
telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat
dan home care. Di indonesia sendiri telenursing baru diterapkan disalah satu universitas
negeri terkemuka di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada.
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan
telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing
home)
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan tehnologi
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula
digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan
multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan
dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif.
JURNAL ILMIAH
E HEALTH & TELEMEDICINE DI INDONESIA
R FAJAR PAMBUDHI
(1151500074)
TEKNIK INFORMATIKA - INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15320
Email : fjrpambudhi@gmail.com
ABSTRAK
Internet saat ini sudah menjadi sarana komunikasi yang penting dan efektif di
seluruh dunia dan banyak bidang yang menggunakannya. Aplikasi elearning dalam bidang pendidikan, e-commerce dalam bidang bisnis, dan e-
I. PENDAHULUAN
Teknologi Internet di Indonesia saat ini berkembang pesat. Internet sudah
menjangkau banyak lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, karyawan, sampai
manula. Internet terbukti banyak memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam
melakukan aktivitas dan mendapatkan berbagai macam informasi. Kini,internet telah
menjadi alternatif media komunikasi dan pertukaran informasi yang paling efektif.
Karena efektivitasnya itu, muncul sebuah ide untuk memanfaatkan internet
dalam
bidang
kesehatan.
Perangkat
Lunak E-Health dibangun
untuk
mempermudah dan mempercepat akses untuk mendapatkan pelayanan medis,
memberikan efisiensi dari segi biaya dan waktu, mempermudah proses administrasi,
dan menyediakan sarana komunikasi yang cepat dan efisien untuk dokter, pasien,
manajemen rumah sakit, laboratorium, apotek, dan pihak asuransi.
Pada masa sekarang ini, pengetahuan masyarakat Indonesia tentang
kesehatan masih minim, sehingga dengan adanya E-Health yang memberikan
informasi lengkap mengenai kesehatan dan kemudahan dalam mengakses
pelayanan medis melalui sistem yang terintegrasi, diharapkan sistem baru ini akan
membuat masyarakat memiliki kesadaran lebih akan kesehatan. Permasalahan
yang lain adalah banyaknya data pasien (medical record) yang harus disimpan
sehingga membutuhkan penanganan khusus.
Dengan E-Health, medical record pasien dapat tersimpan dengan baik,
mudah dalam proses pencarian ketika dibutuhkan,serta mudah dan aman untuk
ditransmisikan kepada pasien dengan tetap mementingkan privasi pasien.
II. PEMBAHASAN
E-health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di industri
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi,
efektivitas, dan kualitas dari proses medis dan bisnis, yang melibatkan organisasi
pelayanan medis (rumah sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau terapis),
laboratorium, apotek, asuransi, dan pasien sebagai konsumen .
E-health merupakan e-commerce versi kesehatan: yaitu pemanfaatan bisnis
kesehatan secara elektronik. E-health adalah kombinasi dari pemanfaataan
komunikasi elektronik dan teknologi informasi pada bidang kesehatan, baik di tempat
sendiri (lokal) maupun di klinik yang jauh, untuk tujuan klinik, pengajaran dan
administratif.
Solusi yang ditawarkan e-health meliputi produk, sistem, dan layanan, sebagai
contoh : informasi kesehatan, rekam medis elektronik, layanan pembelian obat,
sistem komunikasi antar pengguna, dan informasi lainnya terkait pencegahan
penyakit, diagnosa, perawatan, monitoring kesehatan, dan manajemen gaya hidup.
Di Indonesia sendiri, e-health belum diterapkan, walaupun sudah banyak
berkembang situs-situs kesehatan, tetapi situs-situs tersebut belum mengadaptasi
konsep e-health sepenuhnya.
System E-Health
Aplikasi Perangkat Lunak E-Health Laboratorium Medis ini dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor), untuk
database menggunakan MySQL. Alasannya, agar user tidak perlu lagi melakukan
instalasi aplikasi sebelum menggunakannya. Untuk dapat menggunakan aplikasi ini,
user hanya menyediakan perangkat koneksi. Perancangan sistemnya menggunakan
system flow, work flow, DFD (Data Flow Diagram), CDM (Conceptual Data Model),
dan PDM (Phsycal Data Model).
Secara sederhana sistem E-Health terdiri atas sejumlah Stasiun Medis yang
satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (Network). Suatu stasiun medis
sendiri dapat terdiri atas :
Store and forward, pengiriman informasi dan pembacaannya tidak pada saat
yang sama, contohnya dalam penyampaian singkat jumlah rekapitulasi jumlah
pasien di suatu puskesmas selama sebulan beserta informasi penting secara
singkat.
Maanfaat dan Kendala Dari Penggunaan Sistem E-Health :
Sistem E-Health ini begitu bermanfaat bagi dunia kesehatan dan kedokteran saat
ini, berikut manfaat lain dari penerapan sistem E-Health dalam dunia kedokteran :
Budaya kerja
Masalah birokrasi
Mencatat semua data pasien yang dapat dengan mudah dicari kembali
Menulis resep elektronik tanpa kertas dan dapat langsung dikirim ke apotek,
sehingga pasien dapat langsung pergi ke apotek untuk ambil obat.
industri obat dan penyelenggara maupun pendukung kesehatan lainnya. Masingmasing komponen bisa membangun dengan program TIK masing-masing. Namun
demikian karena pasien itu berpindah-pindah dan perlu penanganan yang cepat,
akurat dan murah, maka diperlukan suatu sistem TIK yang baik.
Telemedicine di Indonesia
Pelaksanaan telemedicine di Indonesia sampai saat ini terus dikaji dan
dikembangkan, karena dalam penerapannya ada beberapa kendala utama.
Kendala
pertama
berasal
dari
aspek
instalasi
sistem/infra
struktur telemedicine.
Biaya
perangkat
keras
untuk
melakukan teleconference (untuk telediagnosis maupun tele konsultasi) belum
banyak dimiliki di fasilitas kesehatan yang ada di daerah terpencil. Biaya pengadaan
perangkat lunak penunjang (kalau memang teknologinya sudah ada) juga tidak
murah, belum lagi biaya instalasi yang memerlukan dukungan tenaga terlatih.
Masalah lain juga timbul pada aspek integrasi konsep telemedicine ke
dalam praktek kedokteran di Indonesia. Tenaga Medis dengan dukungan
kemampuan telemedicine masih terbatas. Penerimaan komunitas terhadap hasil
dari telemedicine dibidang tenaga kesehatan maupun tenaga non-medis juga
beragam, belum lagi aspek legal dan etik praktik telemedicine ini. Dan terakhir
adalah aspek pemeliharaan sistem.
Beberapa isu yang mengemuka adalah besarnya Biaya pemeliharaan, Efektivitasbiaya secara komersial, Pengawasan kualitas layanan, dan terakhir adalah
Penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi & ilmu kedokteran.
III. KESIMPULAN
E-health merupakan suatu bentuk layanan kesehatan secara elektronis yang
mempunyai tujuan untuk mendukung kegiatan kesehatan secara umum,
meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan akses, efisiensi, efektivitas, dan
kualitas dari proses medis dan bisnis, yang melibatkan organisasi pelayanan medis
(rumah sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau terapis), laboratorium, apotek,
asuransi, dan pasien sebagai konsumen .
Sistem layanan e-Health memang belum bisa diterapkan dalam waktu
dekat. Hal itu disebabkan sumber daya manusia (SDM) industri kesehatan yang ada
belum menguasai teknologi secara keseluruhan. Sistem e-Health tersebut akan
merombak sistem layanan yang ada di rumah sakit selama ini. Apalagi rumah sakit
tersebut belum menerapkan teknologi untuk menunjang operasionalnya. Beberapa
yang harus dikuasai sebelum e-Health ini diterapkan adalah masalah informasi dan
teknologi (IT).
Hingga saat ini tidak semua rumah sakit hingga puskesmas memiliki
infrastruktur IT memadai. Untuk bisa menerapkan sistem layanan e-Health tersebut
dibutuhkan infrastruktur IT yang cukup, koneksi dan integrasi antara pihak rumah
sakit hingga masalah kecepatan akses bandwidth internet.
Pengembangan e-Health pun perlu didasarkan pada kebutuhan pengguna
akan layanan kesehatan, sehingga akan tercipta e-Health yang tepat sasaran dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
Telemedicine adalah konsep praktek kedokteran yang sangat bermanfaat
untuk mendukung diagnosis maupun konsultasi medis jarak jauh. Telemedicine
dapat menjembatani kekurangan tenaga spesialis medis disuatu tempat dan