Anda di halaman 1dari 4

http://cyberfi-jakarta.blogspot.

com

1.

Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains

Tektonik Lempeng

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker
(1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan konsep yang lebih
sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.
Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan proses
dinamika bumi, antara lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan. Menurut teori ini kulit
bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lempengan yang mengambang di atas lapisan yang
lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudra dan kerak
benua. Kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun
atas batuan yang bersifat asam.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat adanya aliran panas yang mengalir di
astenosfer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian
itulah yang disebut lempeng kerak bumi (lempeng tektonik). Aliran panas tersebut untuk selanjutnya
menjadi sumber kekuatan terjadinya pergerakan lempeng. Lempeng tektonik; merupakan dasar dari
terbangunnya system kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan gunung api
bawah laut, dan peristiwa geologi lainnya.

Gambar 1. Lempeng tektonik


Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pergerakan lempeng yang
saling mendekat, saling menjauh, dan saling melewati.
a.

Pergerakan lempeng saling mendekat


Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan terjadinya tumbukan yang salah
satu lempengnya akan menunjam ke bawah tepi lempeng yang lain. Daerah penunjaman
tersebut membentuk palung yang dalam dan merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Sementara
itu di belakang jalur penunjaman akan terjadi aktivitas vulkanisme dan terbentuknya cekungan
pengendapan. Contoh pergerakan lempeng ini di Indonesia adalah pertemuan Lempeng IndoAustralia dan Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur
penunjaman di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara,
serta berbagai cekungan di Sumatra dan Jawa.

By : Asri Oktaviani

http://cyberfi-jakarta.blogspot.com

Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains

Batas antarlempeng yang saling mendekat hingga mengakibatkan tumbukan dan salah satu
lempengnya menunjam ke bawah lempeng yang lain (subduct) disebut batas konvergen atau
batas lempeng destruktif.
b.

Pergerakan lempeng saling menjauh


Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak
bumi hingga terjadi aktivitas keluarnya material baru yang membentuk jalur vulkanisme.
Meskipun saling menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masing-masing
lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini berlangsung secara kontinu. Contoh
hasil dari pergerakan lempeng ini adalah terbentuknya gunung api di punggung tengah samudra
di Samudra Pasifik dan Benua Afrika.
Batas antarlempeng yang saling menjauh hingga mengakibatkan terjadinya perluasan punggung
samudra disebut batas divergen atau batas lempeng konstruktif.

c.

Pergerakan lempeng saling melewati


Pergerakan lempeng yang saling melewati terjadi karena gerak lempeng sejajar dengan arah
yang berlawanan sepanjang perbatasan antarlempeng. Pada pergerakan ini kedua perbatasan
lempeng hanya bergesekan. Oleh karena itu, tidak terjadi penambahan atau pengurangan luas
permukaan. Namun, gesekan antarlempeng ini kadang-kadang dengan kekuatan dan tegangan
yang besar sehingga dapat menimbulkan gempa yang besar. Contoh hasil dari pergerakan
lempeng ini adalah patahan San Andreas di Kalifornia. Patahan tersebut terbentuk karena
Lempeng Amerika utara bergerak ke arah selatan, sedangkan Lempeng Pasifik bergerak ke arah
utara.
Batas antarlempeng yang saling melewati dengan gerakan yang sejajar disebut batas
menggunting (shear boundaries).

Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor (lempeng besar) dan
lempeng minor (lempeng kecil). Perhatikan tabel berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lempeng mayor
Lempeng Eurasia
Lempeng Amerika Utara
Lempeng Amerika Selatan
Lempeng Afrika
Lempeng Indo-Australia
Lempeng Pasifik
Lempeng Antartika

Lempeng minor
Lempeng Filipina
Lempeng Juan de Fuka
Lempeng Lempeng Karibia
Lempeng Kokos
Lempeng Nazca
Lempeng Skotia
Lempeng Arabia

Pergerakan lempeng tektonik tersebut ternyata menimbulkan berbagai fenomena di permukaan


bumi, misalnya terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik
disebut gempa bumi tektonik. Gempa tektonik terjadi di daerah subduksi, yaitu batas pertemuan
lempeng yang bertumbukan.
Berlandaskan pada teori lempeng tektonik, kerak bumi terpecah-pecah menjadi lempenganlempengan yang mengapung di atas lapisan yang lebih cair. Lempeng tektonik tebalnya dapat
mencapai 80 km, tetapi ada juga yang lebih tipis dengan luas yang beragam. Jika lempeng-lempeng
tersebut bergerak saling bertumbukan, maka akan terjadi penunjaman. Sesuai dengan hukum fisika
sederhana, lempengan yang berat jenis atau massanya lebih besar akan menunjam dan menyusup
ke bawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan lempeng tektonik tersebut sangat lambat, yaitu
antara 1 dan 10 cm per tahun. Namun, pergerakan yang sangat lambat tersebut ternyata
mengumpulkan energi yang sangat kuat secara pelan-pelan di kedalaman sekitar 80 km. Apabila
tekanan dan regangan tumbukan lempeng mencapai titik jenuh, biasanya akan terjadi gerakan
lempeng tektonik secara tiba-tiba. Gerakan tersebut menimbulkan getaran di muka bumi yang disebut
gempa.
Jika lempeng tektonik saling memisah, maka terjadi aktivitas magmatis yang mengakibatkan
penambahan landas samudra. Di daerah pemisahan tersebut terdapat rekahan-rekahan yang
menjadi jalan untuk keluarnya cairan dari dalam bumi. Cairan yang keluar dari dalam bumi tersebut
kemudian mendingin menjadi batuan basalt. Banyaknya basalt yang terus terbentuk mendorong
lempeng tektonik ke arah yang saling berlawanan. Akibatnya, lempeng tektonik terpisah dengan jarak
yang makin jauh.

By : Asri Oktaviani

http://cyberfi-jakarta.blogspot.com

Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains

Salah satu contoh lempeng yang saling memisah adalah antara Lempeng Australia dan
Antartika. Kedua lempeng tersebut memisah hingga membentuk pematang tengah samudra.
Gerakan saling menjauh kedua lempeng tersebut menyebabkan lempeng India-Australia terdorong ke
arah utara hingga bertumbukan dengan lempeng Eurasia. Lempeng India-Australia yang merupakan
lempeng samudra selanjutnya menunjam dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Daerah sekitar penunjaman lempeng antara lain terbentuk palung di selatan Pulau Jawa, jalur
gunung api Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara, serta cekungan Sumatra dan Jawa. Daaerah
penunjaman juga merupakan jalur gempa bumi yang kuat.
Pada setiap daerah penunjaman, kira-kira pada kedalaman 150 km, terjadi pelelehan batuan
yang disebut pelelehan sebagian (partial melting). Pelelehan terjadi karena adanya gesekan batuan
dengan massa yang sangat padat dan berat secara terus menerus. Melalui rekahan atau celah yang
ada, lelehan tersebut akan menyusup dan berusaha menembus kerak bumi. Jika lelehan tersebut
berhasil menembus kerak bumi berarti di tempat tersbut muncul gunung api. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa gunung api dapat muncul di daerah terjadinya gesekan lempeng tektonik.

Gambar 2. Sebaran lempeng tektonik (garis kuning) dan gunung api (segitiga merah) di dunia

By : Asri Oktaviani

http://cyberfi-jakarta.blogspot.com

Lembaga Pelatihan Olimpiade Sains

Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan ini dikenal
dengan sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang kawasan ini muncul
serangkaian gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di antara subduksi dan pemisahan
lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng India-Australia, Eurasia, dan Amerika Utara, serta
tumbukan lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan.
Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat Amerika
Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamchatka,
Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik Selatan.
Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasifik juga
merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological Survey (USGS), sekitar
90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingkaran api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi di
lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan oleh gerakan lempeng tektonik daripada aktivitas
gunung apinya.

By : Asri Oktaviani

Anda mungkin juga menyukai