Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1

SEPTEMBER KELABU

Raka mungkin tidak dapat melupakan hal ini dalam hidupnya.


Ceritanya dimulai pada suatu sore di akhir September, ia baru saja selesai
melakukan penjahitan lukadi ruang gawat darurat RS M Jamil Padang.
Tiba-tiba ia merasakan lantai tempatnya berpijak bergoyang dan dalam
sekejap ia melihat orang-orang di ruangan tersebut berlarian ke luar
gedung. Secara refleks ia ikut lari keluar dengan memapah pasien yang
baru saja selesai dijahitnya. Goncangan tersebut terasa sangat lama,
walaupun akhirnya ia mengetahui bahwa lamanya hanya satu menit.
Dalam satu jam kemudian korban-korban berdatangan ke rumah sakit,
ruang gawat darurat tidak mampu menampung jumlah korban yang
bertadangan sehingga perawatan korban meluber keluar ruangan dan
dirawat di tenda-tenda yang dibangun oleh Depsos dan TNI. Raka baru
menyadari betapa banyak yang harus ia ketahui mengenai manajemen
gawat darurat terutama dalam mengahadapi bencana. Dalam waktu 24
jam, berbagai macam lembaga kemanusiaan baik pemerintah, LSM
Nasional dan Internasional berdatangan ke rs. Tidak aneh bagi Raka
melihat dokter asing melakukan tindakan medik ataupun operasi di rs.
Raka menyadari bahwa program kesiapsiagaan dan mitigasi dalam
menghadapi bencana belum diterapkan karena mudahnya bangunan
runtuh yang mengakibatkan banyak korban. Walaupun dari berita yang ia
ketahui bahwa Sumatera Barat daerah rawan bencana namun program ini

sepenuuhnya baik oleh masyarakat maupun pemerintahan. Raka bertekad


suatu saat nantinya ia akan memperdalam mengenai manajemen
bencana alam mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, reaksi cepat dan
rehabilitasi dalam bencana.
Bagaimana anda menjelaskan tindakan kedaruratan medis dalam
bencana?

I.

TERMINOLOGI
1. Bencana : suatu kejadian peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis.
2. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) : suatu lembaga nonpemerintah yang dibiayai sendiri oleh masyarakat tanpa
mencari keuntungan dan bergerak dalam bidang tertentu.
3. Depsos (departemen sosial) : kementrial dalam pemerintahan
Indonesia yang membidangi urusan sosial, rehabilitasi sosial,
perlindungan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
pendidikan pelatihan dan pengembangan sosial serta
meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas aparat negara.
4. Mitigasi : serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun

penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi


bencana.
5. Rehabilitasi : perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
kehidupan pemerintah dan masyarakat pada wilayah pasca
bencana.
6. Kesiapsiagaan : serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
7. Reaksi cepat : tim yang dibentuk olen BNPB yang bertugas
untuk melakukan kaji cepat bencana darurat.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
III.

IDENTIFIKASI MASALAH
Apakah tindakan Raka tersebut membawa pasien keluar sudah
sesuai dengan prosedur tatalaksana gawat darurat medis saat
terjadi bencana?
Mengapa ruang gawat darurat tidak mampu menampung semua
korban yang berdatangan?
Bagaimanakah bentuk manajemen penanggulangan bencana dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya?
Bagaimanakah kriteria tenda gawat darurat yang tepat untuk
dijadikan pengganti IGD yang ada?
Bagaimanakah bentuk koordinasi Rumah Sakit dengan lembagalembaga swadaya masyarakat lainnya pada saat terjadi
bencana?
Bagaimana prosedur LSM Internasional dan Nasional dalam
memberikan bantuan dan tindakan medis pada saat terjadi
bencana?
Bencana apa saja yang dapat menyebabkan situasi gawat
darurat?
Bagaimana seharusnya program kesiapsiagaan dan mitigasi
dalam menghadapi bencana? Mengapa program tersebut belum
diterapkan?
Apakah bentuk kebijakan yang mengatur pengelolaan gawat
darurat?
Apakah peran tim reaksi cepat dalam bencana?
ANALISIS MASALAH

1. Apakah tindakan Raka tersebut membawa pasien keluar


sudah sesuai dengan prosedur tatalaksana gawat darurat
medis saat terjadi bencana?
Sudah tepat.
2. Mengapa ruang gawat darurat tidak mampu menampung
semua korban yang berdatangan?
Bencana dapat mengakibatkan korban massal dimana banyak
korban yang membutuhkan penatalaksanaan segera. Sementara,
Kapasitas rumah sakit yang ada tidak cukup untuk menampung
semua korban sehingga ruang gawat darurat tersebut tidak
mampu menampung semua pasien yang berdatangan.
3. Bagaimanakah bentuk manajemen penanggulangan
bencana dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?
Manajemen penanggulangan bencana adalah pengelolaan
penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi
ancaman bencana dengan melakukan perencanaan,
penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap
tahap penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca
bencana.
Faktor-faktor berikut mempengaruhi penanggulangan bencana:
1. Keadaan geografis Indonesia (daratan, kepulauan dan
perbedaan infrastruktur)
2. Populasi (distribusi, kepadatan, usia dan sosial ekonomi)
3. Karakteristik bencana (bencana alam, bencana akibat ulah
manusia dan bencana kompleks)
Manajemen penanggulangan bencana selalu memperhatikan halhal sebagai berikut :
1. Nyawa dan kesehatan masyarakat merupakan masalah
utama;
2. Waktu untuk bereaksi yang sangat singkat;
3. Risiko dan konsekuensi kesalahan atau penundaan
keputusan dapat berakibat fatal;
4. Situasi dan kondisi yang tidak pasti;
5. Petugas mengalami stres yang tinggi;
6. Informasi yang selalu berubah.
4. Bagaimanakah kriteria tenda gawat darurat yang tepat
untuk dijadikan pengganti IGD yang ada?

Pendistribusian
Minimal muat dalam sepeda motor
Struktur membran dapat dilipat sehingga mudah dalam
pengangkutan
Ereksi
Dapat dipasang tanpa bantuan alat berat
Proses instalasi kurang dari 15 menit
Dapat didirikan oleh 1-2 orang
Terdapat manual guide
Bentuk
Bentuk yang tidak menimbulkan gaya tekan apabila
terkena angin
Modular
Iconic
Warna
Interior : menimbulkan kesan Nyaman, relax, dan bersih
Eksterior : eyecatching, welcoming, mencirikan tentang
tenda kesehatan

5. Bagaimanakah bentuk koordinasi Rumah Sakit dengan


lembaga-lembaga swadaya masyarakat lainnya pada saat
terjadi bencana?
Melalui tim reaksi cepat, RAPI, dll
6. Bagaimana prosedur LSM Internasional dan Nasional
dalam memberikan bantuan dan tindakan medis pada
saat terjadi bencana?
BNPB survei kebutuhan surat presiden organisasi
internasional
7. Bencana apa saja yang dapat menyebabkan situasi gawat
darurat?
1) Bencana Alam
Bencana yang diakibatkan oleh Alam seperti gempa bumi,
banjir, tsunami, gunung meletus, angin puting beliung dan
tanah longsor.
Beberapa kejadian bencana besar di Indonesia antara lain:
- Gempa bumi dan tsunami
- Gempa bumi
- Letusan Gunung Berapi
- Banjir Bandang
2) Bencana Non Alam

Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa Non Alam seperti


gagal teknologi, epidemi, wabah penyakit.
Contoh Kegagalan Teknologi
: Banjir Lumpur Panas Lapindo
3) Bencana Sosial
Bencana yang diakibatkan oleh manusia seperti konflik social
dan teror bom.
- Konflik Sosial
misalnya konflik ambon, papua).
- Ledakan Bom
Misalnya Ledakan bom Bali I (12 Oktober 2002), ledakan bom
Bali II (1 Oktober 2005) dan ledakan bom di wilayah dan
bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta 17 Juli
2009)

8. Bagaimana seharusnya program kesiapsiagaan dan


mitigasi dalam menghadapi bencana? Mengapa program
tersebut belum diterapkan?
Program kesiapsiagaan
Upaya kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya bencana. Upaya kesiapsiagaan dilakukan
pada saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi. Upaya-upaya
yang dapat dilakukan antara lain:
1) Penyusunan rencana kontinjensi;
2) Simulasi/gladi/pelatihan siaga;
3) Penyiapan dukungan sumber daya;
4) Penyiapan sistem informasi dan komunikasi.
Program tersebut masih belum dapat diterapkan karena ada
berbagai macam kendala antara lain.
- Sistem informasi yang belum berjalan dengan baik
- Mekanisme koordinasi belum berfungsi dengan baik
- Mobilisasi bantuan ke lokasi bencana masih terhambat
- Sistem pembiayaan belum mendukung
- Keterbatasan sumber daya yang akan dikirim maupun yang
tersedia di daerah bencana
- Pengelolaan bantuan lokal maupun internasional yang
belum baik.
9. Apakah bentuk kebijakan yang mengatur pengelolaan
gawat darurat?

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan, tahun
2007.

10. Apakah peran tim reaksi cepat dalam bencana?


Peran tim reaksi cepat:
- Memastikan kejadian bencana, waktu dan lokasi kejadian
- Mengetahui jumlah korban
- Mengetahui Potensi risiko krisis kesehatan
- Mengetahui kebutuhan sumber daya yang harus segera
IV.
V.

dipenuhi
SISTEMATIKA
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana (umum0
2. Kesiapsiagaan dan mitigasi di Rumah Sakit
3. Manajemen dan komunikasi
4. Peran serta lembaga masyarakat dan tim reaksi cepat
5. Peraturan nasional dan internasional dalam penanggulangan
bencana.

DISASTER/EARTHQU

Anda mungkin juga menyukai