TEORI-TEORI KONSELING
Dosen Pengampu
Hastin Budisiwi M.Pd
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................
BAB II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam masalah bimbingan dan konseling kode etik sangatlah
di butuhkan. Kode etik di butuhkan ketika konselor hendak
membimbing individu ke arah pengembangan pribadinya, peran
kode etik yaitu sebagai tuntutan dalam memberikan masukan
kepada konseli agar masukan yang di berikan oleh konselor tidak
keluar dari aturan, norma yang berlaku di masyarakat maupun di
kalangan konselor sendiri. Konselor profesional memberikan layanan
berupa
pendampingan,
pengordinasian,
mengkolaborasi
dan
perilaku, hak dan kewajiban seorang konselor dan pelanganggaranpelanggaran dalam kode etik.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kode Etik
Profesi
Bimbingan
dan
Konseling
adalah
dan
mengarahkan diri.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambilnya.
4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui
layanan bimbingan dan konseling secara profesional.
4
dalam
bidang
profesi
konseling,
dan
(2)
konselor
harus
terus
menerus
berusaha
menguasai dirinya. Ia harus mengetahui kekurangankekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri
yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang
lain
dan
mengakibatkan
rendahnya
mutu
layanan
harus
ia
harus
tampil
menggunakan
teknik-teknik
dan
kaidah-kaidah ilmiah.
Pengakuan Kewenangan
Untuk dapat bekerja
sebagai
konselor,
diperlukan
pemerintah.
Kegiatan Profesional
Penyimpanan dan penggunaan Informasi
~Catatan tentang diri klienyang meliputi
data
hasil
boleh
digunakan
untuk
kepentingan
klien.
calon
konselor
dimungkinkan
sepanjang
hubungan
kerja
atau
konselor
tidak
lagi
menggunakan
harus
selalu
dan
menafsirkan
memeriksa
dirinya
hasilnya.
apakah
ia
diperlukan
dari
hasil
testing
itu
harus
mengenai
hubungannya
alasan
dengan
digunakannya
masalahnya.
tes
dan
Hasilnya
apa
harus
memaksa
untuk
memberikan
ber1sangkutan
~Konselor boleh memilih siapa yang akan di beri bantuan,
akan
tetapi
dia
harus
memperhatikan
setiap-setiap
khususnya
sejauh
mana
dia
memikul
apakah
dia
ingin
meneruskan
hubungan
konseling denganya.
~Konselor tidak akan memberikan bantuan profesional
kepada sanak keluarga, teman-teman karibnya, sehingga
hubungan
profesional
dengan
orang-orang
tersebut
yang
kongkrit.
Sebaliknya
konselor
tidak
akan
2.3
HubungankelembagaandanHakSertaKewajibanKonselor
1. Jika konselor bertindak sebagai konsultan pada suatu
keluarga maka harus perngertian dan kesepakatan yang
jelas antara dia dan pihak lembaga dengan klien yang
menghubungi
konselor
di
tempat
lembaga
tersebut.
Sebagai seorang konsultan konselor tetap mengikuti dasardasar profesi dan tidak bekerja atas dasar komersial.
2. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam layanan individual
khususnya tentang penyimpangan informasi tentang klien
dan hubungan konfidensial antara konselor dengan klien
berlaku
juga
bila
kelembagaan.
3. Setiap
konselor
kelembagaan
koselor
yang
turut
bekerja
bekerja
bertanggung
dalam
dalam
jawab
hubngan
hubungan
terhadap
menyalahgunakan
tersebut
harus
sebijaksana mungkin
sesuai
di
lembaga
tersebut
maka
dia
harus
tersebut
dan
bukan
pertimbangan
setiap
etik
akan
mendapatkan
sangsi
yang
menjadi
daerah
ABKIN
atau
adanya
perbuatan
setelah
mengadakan
10
penyelidikan
yang
Sangsi Pelanggaran
Seorang konselor harus mematuhi kode etik profesi bimbingan dan konseling.
Apabila terjadi pelanggaran maka akan di berikan sangsi sebagai berikut :
~Memberikan teguran secara lisan dan tertulis.
~Memberikan peringatan keras secara tertlis.
~Pencabutan keanggotaan ABKIN
~Pencabutan lisensi
~Apabila berkaitan dengan masalah hukum maka akan di serahkan keada hak
yang berwajib.
2.7 Mekanisme penerapan sangsi
Apabila terjadi pelanggaran mekanisme penerapan sangsi yang di lakukan
sebagai berikut:
~Mendapatkan pengaduanan informasi dari konseli atau masyarakat.
~Pengaduan di sampaikan kepada dewan kode etik di tingat daerah.
~Apabila pelanggaran yang di lakukan masih relative ringan maka
penyelesaiannya di lakukan oeh dewan kode etik di tingkat daerah.
~Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk verifikasi data yang di
sampaikan konseli atau masyarakat.
~Apabila berdasarkan verifikasi yang di lakukan oleh dewan kode etik daerah
terbukti kebenarannya maka di terapkan sangsi sesuai dengan masalahnya.
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik konselor adalah serangkaian aturan-aturan susila, atau
sikap akhlak yang ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh para
konselor atau serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati
bersama guna mengatur tingkah laku para konselor saat proses
wawancara maupun kehidupan sehari-hari sehingga mampu
memberikan sumbangan yang berguna dalam pengabdiannya di
masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Walgito,bimo. 2004.Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua
(Jakarta: PustakaIlmu, 2004) .
Mgpkodeetikkonseloroleh Aziz WhaeLaagc
13