Asam Borat
Asam Borat
BORIC ACID
1.
Nama
Golongan
Asam oxo/ asam oxy(2)
Sinonim / Nama Dagang
Boric acid; Orthoboric acid; Boracic acid; Boron trihydroxide
borofax;
bortrac;
Dia
flea-mate;
flea
prufe;
(1,2)
; basilit B;
trihydroxyborane;
2.
Nomor CAS
: 10043-35-3 (1,2,3,4,5,7)
Nomor RTECS
: ED4550000(1,2,3,4,6)
Nomor EC
: 005-007-00-2 (6)
Nomor EINECS
: 233-139-2 (5,6,7)
Kebakaran 0
Reaktivitas 0
Tidak reaktif
Klasifikasi EC (3,4,5,6,10):
Toksik
R40
R60
R61
R62
lahir
R36/38
S22
S26
S36
S37
S38
S45
S53
S24/25
3.
Penggunaan
Bahan pengawet, antiseptik
(1)
4.
(6)
Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit,
iritasi mata
(4)
Organ sasaran
(6)
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Dapat mengiritasi saluran hidung dan pernapasan. Konsentrasi tinggi dari
debu dapat menyebabkan batuk, mimisan, sesak napas. Jika paparan berat
atau berkepanjangan dapat menyebabkan efek sistemik dengan muntah dan
diare persisten, depresi sirkulasi, ruam kulit dan pernafasan yang buruk pada
akhirnya
shock dan koma (2).
Kontak dengan kulit
Tidak mengiritasi atau menembus kulit yang utuh. Penyerapan ke dalam
aliran darah melalui kulit yang luka mengakibatkan eritema, macular rash,
efek saraf pusat terjadi setelah 24 jam
(2)
(2)
Tertelan
Mengiritasi saluran pencernaan, dapat menyebabkan mual, muntah, diare,
kram perut, dosis yang besar dapat menyebabkan peredaran darah yang
buruk, takikardia, sianosis, delirium, kejang-kejang dan koma. Kematian telah
dilaporkan kepada terjadi pada orang dewasa dari dosis 5 sampai 20 gram(2).
Paparan jangka panjang
Terhirup
Paparan jangka panjang dapat mengakibatkan efek sistemik, seperti mual
dan muntah persisten, dapat terabsorpsi menyebabkan gangguan sistemik,
depresi sirkulasi darah, syok, dan koma. (2).
Kontak dengan kulit
Dapat menimbulkan kerusakan kulit lokal dan dermatitis
Kontak dengan mata
Tidak ada data yang tersedia
Tertelan
(2)
5.
dihindarkan
Bahaya dekomposisi
Polimerisasi
6.
Penyimpanan
7.
(5)
Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
LDLo oral-manusia 429 mg/kg (RTECS) (5)
(5)
(5,7)
(8)
(2)
(8)
penurunan
produksi
sperma
mengganggu kesuburan
dan
menurunkan
ukuran
testis,
serta
(2)
Informasi Ekologi
Toksisitas pada ikan
(7)
8.
Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup(1,2,4,6)
Asam borat: Berbahaya kika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada
membran mukosa disertai nyeri tenggorokan, batuk, dan nafas pendek.
Dapat menyebabkan batuk, mimisan, pernapasan menjadi pendek.
Kontak dengan kulit(2)
Asam borat: Tidak dapat mengiritasi dan berpenetrasi ke kulit. Absorbsi
bahan ke dalam pembuluh darah dapat membahayakan kulit dan
menghasilkan eritema, ruam, berefek terhadap system saraf pusat setelah
24 jam.
Kontak dengan mata(1,2,4,6)
Asam borat: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi dan
konjungtivitis
Tertelan(1,2,6)
Asam borat: Menelan bahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal yang ditandai dengan mual, muntah, dan diare. Dapt
meyebabkan depresi system saraf pusat, yang diikuti dengan sakit kepala,
pusing, dan depresi. Tahap lanjut dapat menyebabkan kolaps, tidak sadar,
koma, dan dapat menyebabkan kematian karena kegagalan dalam
pernapasan. Dapat menyebabkan anoksia jaringan, yang ditandai dengan
lemas, sakit kepala, pusing, rasa bingung, sianosis, lemah, dan detak
jantung yang tidak teratur, kolaps, tidak sadar, kejang, koma, hingga
kematian. Kematian dilaporkan pada orang dewasa dengan dosis 5-20 gram.
Keracunan kronik
Kontak dengan kulit(4)
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis.
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan system saraf,
gangguan pembuluh darah, dan berbahaya bagi limpa.
9.
Pertolongan Pertama
Terhirup (2,6)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila
perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (2,6)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal minimal 15 menit.
Cari pertolongan medis jika terjadi iritasi. Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali.
Kontak dengan mata (2,6)
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam
normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak
mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang
tertinggal. Tutup dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (2,4,6)
Jika korban sadar dan tidak kejang-kejang, berikan 1 sampai 2 gelas air
minum untuk mengencerkan. Segera lakukan induksi muntah namun di
bawah pengawasan medis. Bilas mulut dengan banyak air. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
(2,5)
(2,5)
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia
(2,5)
(2,5)
(2,5)
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh (2,5).
(2)
(2)
Tumpahan kecil:
Gunakan alat yang sesuai untuk mengumpulkan tumpahan ke dalam wadah
yang sesuai. Tuntaskan pembersihan dengan menyemprotkan air ke
permukaan yang terkontaminasi dengan prosedur yang tepat
(2)
Tumpahan besar:
Gunakan sekop untuk mengumpulkan tumpahan ke dalam wadah yang
sesuai. Tuntaskan pembersihan dengan menyemprotkan air ke permukaan
yang terkontaminasi dan alirkan ke sistem sanitasi(2).
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2011
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------