Pencemaran Udara Gto Feb
Pencemaran Udara Gto Feb
Pencemaran Udara Gto Feb
Sumber pencemar udara adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan
bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang
berada di dalam wilayah yuridis Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan hidup
lainnya.
Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau komponen lain yang ada di
udara bebas.
Status mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat
dilakukan inventarisasi.
Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien.
Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara dapat
memenuhi fungsi sebagaimana mestinya.
Bau adalah suatu rangsangan dari zat yang diterima indra penciuman.
Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang
dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan.
Baku tingkat kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan
yang tidak mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Indeks standar pencemar udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang
menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang
didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk
hidup lainnya.
Emisi adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan
yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai
dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.
Baku mutu emisi adalah batas maksimum emisi yang diperbolehkan dimasukkan ke
dalam lingkungan hidup.
Mutu emisi adalah emisi yang dibuang oleh suatu kegiatan ke udara ambien.
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor adalah batas maksimum zat
atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan
bermotor.
suatu lingkungan. Nilai ambang batas tersebut umumnya dinyatakan dalam satuan
bds atau ppm. Satuan ini dapat pula dikonversikan ke satuan mg/l sebagai berikut :
mg/dm3
(273 + t) K
760
ppm =
x 22400 x
x
M
273 K
p
M = bobot molekul senyawa
t = suhu pengamatan
p = tekanan udara dalam mmHg
Tabel berikut menunjukkan faktor konversi beberapa zat pencemar udara.
Tabel Faktor konversi beberapa pencemar udara
Jenis Pencemar
Suhu / Tekanan
CO
NO
NO2
Ozon (O3)
SO2
25 C/760 mmHg
25 C/760 mmHg
25 C/760 mmHg
25 C/760 mmHg
25 C/760 mmHg
Akibat-akibat yang
ditimbulkan
Pencemar
Zat warna
Karet
Keramik
Pecah/retak, lunak
Perubahan permukaan
Untuk menentukan sedini mungkin dampak yang mungkin terjadi maka sebagai acuan
perlu kita membaca buku yang diterjemahkan oleh Surna T. Djajadiningrat dan Harry
Harsono Amir yang berkaitan dengan "Penilaian Secara Cepat Sumber-sumber
Pencemaran Air, Tanah dan Udara", Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : Kep-35/MENLH/10/1993 tentang Nilai Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Nomor : Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Nomor : Kep-50/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebauan serta Nomor : Kep-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar
Pencemar Udara.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
Komponen-komponen yang terkait dalam sistem pencemaran udara adalah :
a. Sumber-sumber emisi, yang akan merupakan suatu sub sistem tersendiri pada peroses
penanggulangannya.
b. Dunia udara kita (atmosfir) sebagai suatu sub sistem dari sistem ekologi.
c. Reseptor sebagai pihak-pihak yang nantinya akan mengalami akibat peristiwa
pencemaran. Reseptor tersebut adalah unsur biotis dan abiotis dalam sistem ekologi.
Beberapa tindakan yang dapat ditempuh antara lain :
a. Tindakan tehnologis
- Menggunaan kendaraan umum yang menggunakan bahan bakar yang relatif
sedikit emisi pencemarannya.
- mengharuskan industri-industri besar melakukan inplant treatment.
- melengkapi industri-industri dengan "Dust Exhauser" dan Air Exhauser
seperti cyclon, settling chamber, absorber gas dan bau, condenser, scrubber, fabric
filter, presipitator termal atau presipitator elektrostatik, serta incinerator.
b. Tindakan Planologis
Tindakan planologis harus sejalan dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan
oleh pemerintah, jangan sampai volume pembangunan di suatu daerah
"overloaded".
c. Tindakan administratif
Perlu adanya bimbingan kepada masyarakat, dan bukan sebaliknya menyalah
gunakan ketentuan-ketentuan hukum yang ada (seperti dalam masalah perijinan).
d. Tindakan "Community Educatif"
Perlu adanya pendekatan edukatif untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat, karena banyak dari pencemaran-pencemaran
yang
muncul
diakibatkan oleh sikap dan perbuatan masyarakat yang tidak menyadari dan atau
belum pernah diberitahu oleh yang berwajib akan pentingnya menjaga lingkungan
hidup.
PUSTAKA
1. F.Gunawan Suratmo, 1991. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada
University Press,.
2. Dr.AL.Slamet Ryadi Skm, 1982, Pencemaran Udara, Usaha Nasional, Surabaya.
3. Surna T.Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir, Penilaian cepat sumber-sumber
pencemaran air, tanah dan udara, Gajah Mada University Press, 1989.
4. Chafid Fandeli, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta,.
5. Ir. Perdana Ginting, 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
6. Albert Palker, 1977. Industrial Air Pollution Handbook. McGraw-Hill Book
Company (UK) Limited, London.
7. Robert A. Corbitt, 1989. Standard Handbook of Environmental Engineering.
McGraw-Hill Publishing Company, New York.
LAMPIRAN :
BAKU MUTU UDARA AMBIEN
No.
1.
Parameter
SO2
(Sulfur Dioksida)
Waktu
Pemaparan
1 Jam
24 Jam
1 Thn
2.
CO
(Karbon
Monoksida)
1 Jam
24 Jam
1 Thn
3.
NO2
1 Jam
24 Jam
1 Thn
4.
O3 (Oksidan)
5.
HC
(Hidro Karbon)
PM 10
(Partikel ( 10 (m)
PM 2,5
(Partikel ( 2,5(m)
TSP
(Debu)
6.
7.
900g/Nm3
365 g/Nm3
60 g/Nm3
30.000g/Nm3
10.000 g/Nm3
1 Jam
1 Thn
3 Jam
400 g/Nm3
150 g/Nm3
100 g/Nm3
235 g/Nm3
50 (g/Nm3
160 (g/Nm3
24 Jam
150 (g/Nm3
24 Jam
1 Thn
24 Jam
1 Thn
65 (g/Nm3
15 (g/Nm3
230 g/Nm3
90 g/Nm3
2 g/Nm3
1 g/Nm3
8.
Pb
(Timah Hitam)
24 Jam
1 Thn
9.
Dustfall
(Debu Jatuh)
30 Hari
10.
Total Fluorides
(as F)
24 Jam
90 Hari
11.
Fluor Indeks
30 Hari
12.
Khlorin &
Khlorin Dioksida
24 Jam
13.
Sulphat Indeks
30 Hari
Catatan :
Baku mutu
Metode
Analisis
Perarosanilin
Peralatan
Spektrofotometer
NDIR
NDIR Analyzer
Saltzman
Spektrofotometri
Chemiluminesce Spektrofotometri
nt
Flame Ionization
Gas
Chromatografi
Gravimetric
Hi Vol
10 Ton/Km2/Bulan
(Pemukiman)
20 Ton/Km2/Bulan
(Industri)
3 g/Nm3
0,5 g/Nm3
Gravimetric
Gravimetric
Gravimetric
Hi Vol
Hi Vol
Hi Vol
Gravimetric
Ekstraktif
Pengabuan
Gravimetric
Hi Vol
Spesific ion
Ekectrode
40 g/100 cm2
dari kertas limed
filter
150 g/Nm3
Colourimetric
Colourimetric
Spesific ion
Electrode
AAS
Conister
Impinger atau
Continous
Analyzer
Limed Filter
Paper
Impinger atau
Continous
Analyzer
Lead
Peroxida Candle
Parameter
Batas Maksimum
mg/m3
1.
Total Partikel
150
2.
Total Partikel
150
3.
Total Partikel
150
4.
Dapur Pemanas
(Reheating Furnace)
Total Partikel
150
5.
Total Partikel
150
6.
Total Partikel
150
5
Total Partikel
Semua Sumber
Opasitas
7.
8.
Catatan
-
Hydrochloric Acid
Fumes (HCl)
200
750
900
20 %
Tungku Recovery
Parameter
Total Partikel
Total Sulfur Tereduksi
Batas Maksimum
mg/m3
200
10
2.
Total Partikel
Total Sulfur Tereduksi
300
28
Total Partikel
Total Sulfur Tereduksi
4.
Digester
5.
Unit Pemutihan
(Bleach Plant)
Klorin (Cl2)
Klorin Dioksida (ClO2)
10
125
6.
Total Partikel
200
750
900
7.
Semua Sumber
Opasitas
3.
250
28
10
30 %
Catatan :
- TRS ditentukan sebagai H2S, TRS meliputi senyawa Hidrogen Sulfida, Metil
Merkaptan, Dimetil Sulfida, Dimetil Disulfida.
-
Batas Maksimum
mg/m3
1.
Total Partikel
150
2.
700
3.
850
4.
Opasitas
20 %
Catatan
-
Parameter
Parameter
Batas Maksimum
mg/m3
1.
Tanur Putar
(Kiln)
Total Partikel
Sulfur Dioxide (SO2)
Nitrogen Oxide (NO2)
Opasitas
2.
Pendingin Terak
(Clinker Cooler)
Total Partikel
80
3.
Milling
Grinding
Alat Pengangkut (Conveying)
Pengepakan (Bagging)
Total Partikel
80
4.
Total Partikel
Sulfur Dioxide (SO2)
Nitrogen Oxide (NO2)
200
750
900
Catatan
80
750
900
20 %
Konsentrasi partikel untuk sumber pembakaran (misal Kiln) harus dikoreksi sampai 10% Oksigen.
Parameter
Batas Maksimum
mg/m3
Bukan Logam
1.
Ammonia (NH3)
0,5
2.
10
3.
4.
10
5.
750
6.
35
7.
900
8.
Total Partikel
300
9.
Opasitas
30
II.
Logam
1.
2.
Arsen (As)
3.
Antimon (Sb)
4.
Kadmium (Cd)
5.
Seng (Zn)
50
6.
12
Catatan
CO
% volume
NOx
ppm
HC
ppm
Asap
%
Mobil
Penumpang
Mobil Barang
Mobil Bus
Sepeda Motor
Bensin/
Premix
Solar
BBM 2 Tak
Gas
Bensin/
Premix
Solar
Gas
Bensin/
Premix
Solar
Gas
Bensin/
Premix
BBM 2 Tak
4,50
4,00
4,50
3,00
1.200
1.200
1.200
-
1.200
1.200
1.200
-
40
20
-
4,50
4,00
3,00
1.200
1.200
-
1.200
1.200
-
40
-
4,50
4,00
3,00
1.200
1.200
-
1.200
1.200
-
40
-
4,50
4,50
2.500
3.000
2.300
2.800
Catatan :
Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin ( 87 )
Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar/diesel ( 45 )
KATEGORI
RENTANG
PENJELASAN
Baik
0 - 50
Tingkat
kualitas
udara
yang
tidak
memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
Sedang
51 100
Tingkat
kualitas
udara
yang
tidak
berpengaruh
pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
101 199
200 299
Berbahaya
300 lebih
Ia - Ib
I = -------------- (Xx
Xa - Xb
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xb)
+ Ib
24 jam
PM10
24 jam SO2
g/m3
8 jam CO
g/m3
1 jam O3
g/m3
1 jam NO2
g/m3
80
365
800
1600
2100
2620
5
10
17
34
46
57,5
120
235
400
800
1000
1200
(2)
(2)
1130
2260
3000
3750
g/m3
50
100
200
300
400
500
50
150
350
420
500
600
SO2
Diketahui konsentrasi udara ambien untuk jenis parameter SO2 = 322 g/m3
I
Ia
Ib
Xa
Xb
Xx
=
=
=
=
=
=
ISPU terhitung
ISPU batas atas
= 100
ISPU batas bawah
= 50
Ambien batas atas
= 365
Ambien batas bawah
= 80
Kadar ambien nyata hasil pengukuran
100 - 50
= ----------------- (322 - 80) + 50 =
365 - 80
92,45
= 92 (pembulatan)
:
/ (n)
: Pk 15.00 (tanggal n) s/d Pk 15.00 (tanggal n + 1)
: .....................................
PM 10
SO2
CO
O3
ISPU
INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA MAKSIMUM
PARAMETER PENCEMAR KRITIS
KATEGORI ISPU
: ............
: .............
NO2
SEDANG
BAIK
50 51
SANGAT
TIDAK SEHAT
TIDAK
SEHAT
100 102
199 200
BERBAHAYA
299 300
500
55
70
65
50
70
60
65
8. Khusus :
Bandar Udara *)
Pelabuhan Laut *)
Cagar Budaya
75
70
60
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan Sejenisnya
2. Sekolah dan Sejenisnya
3. Tempat Ibadah dan Sejenisnya
55
55
55
Keterangan :
*) atau disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
PARAMETER
SATUAN
NILAI
BATAS
Amoniak (NH3)
ppm
2,0
Metil Merkaptan
(CH3SH)
ppm
0,002
Hidrogen Sulfida
(H2S)
ppm
0,2
METODE
PENGUKURAN
PERALATAN
Metode Indofenol
Spektrofotometer
Absorpsi gas
Gas Khromatograf
a.
Spektrofotometer
Gas Khromatograf
Merkuri
tiosianat
b. absorpsi gas
4
5
Metil Sulfida
(CH3)2S)
ppm
Stirena
(C6H5CHCH2)
ppm
0,01
Gas Khromatograf
Absorpsi gas
0,1
Gas Khromatograf
Absorpsi gas