Pembimbing
dr.Toha Sapari,SpB
Disusun Oleh:
Revanala Kioro Tami
NPM. 10310324
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
No RM
: 18272991
Nama
: Tn. D
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
Tanggal Masuk RS
: 11 Agustus 2015
B. ANAMNESA
Keluhan Utama
Benjolan di lubang anus
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke poliklinik RS Soekarjo dengan keluhan keluar
benjolan dari dalam anus yang tdapat dimasukkan kembali dengan bantuan
jari. Benjolan terasa sakit dan tidak nyaman saat jalan maupun duduk. Os
juga mengeluh ketika BAB terasa nyeri dan panas disekitar anus, kadang
keluar darah merah segar menetes di akhir BAB, dan tidak berlendir.
Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan.
Os merasakan adanya keluar benjolan dari dalam anus sekitar 1 tahun
tahun yang lalu. Mula mula keluar benjolan kecil dan semakin lama
semakin bertambah besar dari dalam dubur dan masih bisa keluar masuk
dengan sendirinya. Sejak kurang lebih 1 bulan ini, setiap buang air besar
disertai dengan rasa nyeri dan darah segar menetes di akhir BAB, dan
sejak sekitar 1 minggu yang lalu darah yang keluar semakin sering yang
disertai dengan keluarnya benjolan dari anusnya yang tidak dapat masuk
dengan sendirinya. Os belum pernah memeriksakan dirinya ke dokter. Os
juga tidak meminum obat apapun sebelumnya untuk mengatasi rasa nyeri
akibat benjolan yang keluar. Os adalah seorang petani yang pekerjaannya
banyak berdiri daripada duduk dan sering mengangkat barang-barang yang
berat. Os seringkali dalam seminggu buang air besarnya tidak teratur dan
bila buang air besar harus berlama-lama jongkok di kakus dan harus
mengejan karena BAB nya keras. Os tidak mengeluh adanya perubahan
ukuran feses. Os juga tidak mengeluh perutnya kembung atau mules, tidak
merasa mual atau muntah, tidak mengeluh nafsu makan turun, berat badan
turun ataupun badan terasa lemes. Os tidak begitu suka dengan sayuran
dan tiap kali makan jarang dengan sayur. Os mengaku bahwa dulunya dia
Riwayat Pengobatan
Os belum pernah berobat ke dokter sebelumnya.
Riwayat Alergi
Alergi Makanan
: (-)
Alergi Obat
: (-)
PEMERIKSAAN FISIK
T
R
N
S
Kepala
: 120/80 mmHg
: 22 x/menit
: 88 x/menit
: 36,8 0C
Bentuk
= Normocephali
Rambut
= warna: hitam
Mata
= Sclera
:Ikterik (-)
: Isokor (+/+)
= Massa (-),
Nyeri tekan auricular (-/-)
Hidung
Mulut
d. Leher
Tiroid
= Pembesaran (-)
KGB
= Pembesaran (-)
e. Thorax
a) Thorax Anterior
- Inspeksi
: Massa (-)
Bentuk dan Gerak Simetris,
Retraksi Interkostal (-)
- Palpasi
: Massa (-)
Nyeri Tekan (-)
Vokal Fremitus Normal (Dextra = Sinistra)
- Perkusi
: Sonor Seluruh Lapang Paru (Dextra = Sinistra)
- Auskultasi : Vesiculer Breathing Sound (Dextra = Sinistra),
Ronki (-/-), Wheezing (-/-).
b) Jantung
- Auskultasi : Bunyi Jantung I,II Murni dan Reguler, Gallop (-)
c) Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung.
Auskultasi : Bising Usus (+) normal.
Palpasi
: Nyeri Tekan (-)
Distensi Otot Perut / Defense Muskular (-),
Hepar Tidak Teraba, Lien Tidak Teraba
Perkusi
d) Ekstremitas
Akral
Oedema
Sianosis
CRT ( Capillary Refill Time )
: hangat
: (-)
: (-)
: < 2 detik
e) Status Lokalis
Regio Aniorectal
Inspeksi : Tampak benjolan diameter + 3 cm, warna tidak kemerahan,
hematom perianal (-), abses (-).
Palpasi : Konsistensi teraba kenyal, batas tegas, nyeri tekan (-), benjolan
dapat dimasukkan.
Rectal Toucher : Tonus sphingter ani cukup, mukosa rectum licin,
terdapat massa, konsistensi kenyal, dengan diameter kurang lebih 3 cm,
tidak ada nyeri tekan dan pada sarung tangan darah (-), lendir (-), feses (-).
Diagnosis Banding
Polip Recti
Ca Recti
Prolaps Recti
Diagnosis
Hemoroid Interna grade III
Rencana Operasi
Hemoroidectomy
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tanggal 11 Agustus 2015
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Metode
Hematology
Waktu Pendarahan (BT)
Waktu Pembekuan
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
1.00
3.00
14,0
40,1
4.500
Menit
Menit
gr/dl
%
/mm3
Duke
Slide Test
Auto Analyzer
Auto Analyzer
Auto Analyzer
254.000
5/15
1-3
1-7
P: 12-16, L: 14-18
P : 35-45, L: 40-50
Dws : 5.000-10.000
Bayi : 7.000 17.000
150.000 350.000
P=<20; L=<15
/mm3
Mm/jam
Auto Analyzer
Ves Matic
107
76-110
mg/dl
GOD POD
16
15-45
mg/dl
1,01
P:0,5-0,9, L: 0,7-1,20
mg/dl
Urase Kinetik
UV
Kinetik Jaffe
Trombosit
Laju Endap Darah
Karbohidrat
Glukosa Sewaktu
Faal Ginjal
Ureum
Kreatinin
Lampiran
Gambar 1 : Keadaan pasien post Op Hemoroidectomu
LAPORAN OPERASI
Tanggal Operasi
: 12 Agustus 2015
Jam Operasi
: 14.00 14.30
Diagnosis Post-Operatif
Jenis Operatif
: Hemoroidectomy
Jenis Anestesi
: Spinal anastesi
LAPORAN OPERASI
DO
Tan
ggal
13
14
Keadaan Klinis
Program
POD ke I
Vital sign
KS : compos mentis
TD : 130/80
N : 70 x /menit
R : 20 x / menit
S: 36,6 o C
Permasalahan :
Os belum bisa immobilisasi, nyeri daerah
luka operasi (+), belum bisa BAB
Aff Tampon
Sitz Bath 2X 15-30 menit
Oxtercid 2 x 750 mg IV
Drip Tramadol 1 amp dan
keterolac 1 amp dalam 20
gtt/menit
Edukasi diet tinggi serat dan
banyak minum air
POD ke II
Vital sign
KS : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
N : 72 x/ menit
R : 22x/menit
S : 36,5 o C
Sitz Bath
Terapi Lanjutkan
Pemberian PK 2x 1
Edukasi diet tinggi serat dan
banyak minum air
Permasalahan :
Pasien dipulangkan dengan alasan sudah
dapat immobilisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki
atas garis anorektum mengalir melalui system porta, sedangkan yang berasal dari
anus dialirkan ke system kava melalui cabang vena iliaka. Distribusi ini menjadi
penting dalam upaya memahami cara penyebaran keganasan dan infeksi serta
terbentuknya hemoroid. System limf dari rectum mengalirkan isinya melalui
pembuluh limf sepanjang pembuluh hemoroidalis superior ke arah kelenjar limf
paraaorta melalui kelenjar limf iliaka interna, sedangkan limf yang berasal dari
kanalis analis mengalir kea rah kelenjar inguinal.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3 cm. Sumbunya mengarah
ke ventrokranial yaitu kea rah umbilicus dan membentuk sudut yang nyata ke
dorsal dengan rectum dalam keadaan istirahat. Pada saat defekasi sudut ini
menjadi lebih besar. Batas atas kanalis anus disebut garis anorektum, garis
mukokutan, linea pektinata atau linea dentate. Di daerah ini terdapat kripta anus
dan muara kelenjar anus antara kolumna rectum. Infeksi yang terjadi disini dapat
menimbulkan abses anorektum yang dapat membentuk fistel. Lekukan antar
sfingter sirkuler dapat diraba di dalam kanalis analis sewaktu melakukan colok
dubur, dan menunjukkan batas antara sfingter interna dan sfingter eksterna (garis
Hilton).
Cincin sfingter anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter
intern dan sfingter ekstern. Sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk dari fusi
sfingter intern, otot longitudinal, bagian tengah dari otot levator (puborektalis),
dan komponen m.sfingter eksternus. M.sfingter internus terdiri atas serabut otot
polos, sedangkan m.sfingter eksternus terdiri atas serabut otot lurik.
Pendarahan arteri
Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika
inferior. Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama: kiri dan kanan.
Cabang yang kanan akan bercabang kembali. Letak ketiga cabang terakkhir ini
mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid sebelah kanan dan sebuah di perempat
lateral kiri.
Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka
interna, sedangkan a.hemoroidalis inferior adalah cabang a.pudenda interna.
Anastomosis antara arcade pembuluh inferior dan superior merupakan sirkulasi
kolateral yang mempunyai makna penting pada tindak bedah ata sumbatan
aterosklerotik di daerah percabangan aorta dan a.iliaka. Anastomosis tersebut ke
pembuluh kolateral hemoroid inferior dapat menjamin pendarahan di kedua
ekstremitas bawah. Pendarahan pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luasdan
kaya sekali darah sehingga perdarahan dari hemoroid interna menghasilkan darah
segar yang berwarna merah dan buka darah vena warna kebiruan.
Pendarahan vena
Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan
berjalan ke arah kranial ke dalam vena mesenterika inferior dan seterusnya
melalui vena lienalis ke vena porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan
rongga perut menntukan tekanan di dalamnya. Karsinoma rectum dapat menyebar
sebagai embolus vena ke dalam hati, sedangkan embolus septic dapat
menyebabkan pileflebitis. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam
vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna dan system kava.
Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluahan hemoroid.
Penyaliran limf
Pembuluh limf dari kanalis analis membentuk pleksus halus yang
menyalirkan isinya menuju ke kelnjar limf inguinal, selanjutnya dari sini cairan
limf terus mengalir sampai ke kelanjar limf iliaka. Infeksi dan tumor ganas di
daerah anus dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh limf dari
rectum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan vena hemoroidalis superior
dan melanjut ke kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal
untuk eradikasi karsinoma rectum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limf
ini.
Persarafan
Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan
bantuan dorongan jari.
4. Derajat 4
Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami
thrombosis dan infark.
Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas hemoroid eksterna (di luar/di
bawah linea dentata) dan hemoroid interna (di dalam/ di atas linea dentata). Untuk
melihat risiko perdarahan hemoroid dapat dideteksi oleh adanya stigmata
perdarahan berupa bekuan darah yang masih menempel, erosi, kemerahan di atas
hemoroid. Secara anoskopik, hemoroid interna juga dapat dibagi dalam 4 derajat.
F. Gejala dan tanda
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa ada
hubungannya dengan gejala rectum dan anus yang khusus.
1. Nyeri hebat
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid intern dan
hanya timbul pada hemoroid ekstern yang mengalami thrombosis.
2. Perdarahan
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid intern akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar
dan tidak tercampur feses, dapat hanya berupa garis pada feses, dapat
hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada
perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.
G. Pemeriksaan
Apabila hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang
menonjol ke luar ini mengeluarkan mucus yang dapat dilihat apabila penderita
diminta mengejan. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid intern tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak
nyeri. Colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rectum.
Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat hemoroid intern yang
tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati
keempat kuadran. Hemoroid intern terlihat sebagai struktur vascular yang
menonjol ke dalam lumen. Jika penderita diminta untuk mengedan sedikit, ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses kegananasan di tingkat yang
lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
H. Diagnosis Banding
Perdarahan rectum yang merupakan manifestasi utama hemoroid intern
juga terjadi papa karsinoma kolorektum, penyakit divertikel, polip, colitis
ulserosa, dan penyakit lain yang tidak begitu sering terdapat di kolorektum.
Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan. Foto barium kolon dan kolonoskopi
perlu dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan gejala penderita.
Prolaps rectum harus juga dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid
intern.
Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya biasanya tidak sulit
dibedakan dari hemoroid yang mengaalami prolaps. Lipatan kulit luar yang lunak
sebagai akibat dari thrombosis hemoroid ekstern sebelumnya juga mudah dikenali.
Adanya lipatan kulit sentinel pada garis tengah dorsal, yang disebut umbai kulit
dapat menunjukkan fisura anus.
a)
Polip Recti
b)
Ca Recti
c)
Prolaps Recti
I. Tata laksana
Terapi hemoroid intern yang simptomatik harus ditetapkan secara
perorangan. Hemoroid adalah normal karenanya tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroid, tapi untuk menghilangkan keluhan.
Kebanyakan pasien hemoroid derajat pertama dan kedua dapat ditolong
dengan tindakan local yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan
sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan
isi usus besar, namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi
keharusan mengedan secara berlebihan.
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang
bermakna kecuali efek anestetik dan astringen.
Hemoroid intern yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya
dapat dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan istirahat baring dan
kompres local untuk mengurangi pembengkakan. Rendam duduk dengan cairan
hangat juga dapat meringankan nyeri. Apabila ada penyakit radang usus besar
yang mandasarinya, misalnya penyakit Crohn, terapi medic harus diberikan
apabila hemoroid menjadi simptomatik.
Skleroterapi
Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya
5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam
jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid intern dengan tujuan
menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotic dan
meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan
dengan jarum yang panjang melalui anuskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada
tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk infeksi,
prostatitis akut jika masuk ke dalam prostat dan rekasi hipersensitifitas terhadap
obat yang disuntikkan.
Terapi suntikan bahan sklerotik bersama dengan nasehat tentang makanan
merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid intern derajat I dan II.
dilakukan pada penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak
sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid
derajat IV yang mengalami thrombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera
dengan hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalah eksisi yang
hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat
mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus.
DAFTAR PUSTAKA