Konsumsi
Konsumsi
PEMBAHASAN
juga
dapat
menunjukkan
kelompok
pergaulannya.
Simmel
tersebut. Walau sebenarnya tidak pernah ia baca, sehingga dapat dikatakan hanya
sebagai pajangan semata.
2.
perubahan nilai.
Pendekatan kuantitatif social struktur : mengukur gaya hidup berdasarkan
konsumsi yang dilakukan seseorang. Pendekatan ini menggunakan sederet
daftar konsumsi yang mempunyai skala nilai.
3.
4.
lingkungan pergaulan.
Pendekatan kelas : mempunyai pandangan bahwa gaya hidup merupakan
rasa budaya yang direprodiksi bagi kepentingan struktur kelas.
menengah Indonesia atas : (1) kelas menengah abangan; (2) kelas menengah
santri.
kelas atas
kelas menengah
kelas bawah
arus pemikiran santri
Gambar : Struktur kelas dan arus pemikiran dalam gaya hidup manusia
Indonesia
Dengan demikian setiap lapisan kelas mempunyai arus pemikiran yang
berbeda. Inilah penyebab mengapa kelas menengah Indonesia tidak mampu
menjadi agen pembaharu. Struktur kelas Indonesia terpotong oleh nilai-nilai yang
diwarisi secara sejarah semenjak sebelum pergerakan kemerdekaan. Dalam
persaingan untuk memperebutkan dan memperjuangkan kepentingan maka arus
pemikiran yang ada dapat mengkristal menjadi kelompok-kelompok strategis.
Kelas menengah abangan diperkirakan lahir pada dekade 1970-an.
Kemunculan kelas menengah abangan dirangsang oleh menguatnya arus ekonomi
Jepang ke Indonesia dan kemapanan kekuasaan (politik dan ekonomi pada
kelompok tertentu). Hal ini ditandai dengan terjadinya demonstrasi besar-besaran
yang digerakan oleh mahasiswa terutama Universitas Indonesia, yang diarahkan
pada dominasi ekonomi Jepang pada perekonomian Indonesia dengan perusakan
sesuatu yang berhubungan dengan Jepang, misalnya pembakaran mobil-mobil
buatan Jepang.
Sedangkan kelas menengah santri diperkirakan lahir satu dekade setelah
kelahiran kelas menengah abangan yaitu sekitar 1980-an. Kelahirannya ditandai
dengan kemunculan studi-studi keagamaan di kampus-kampus elit di Indonesia.
Kemunculan
studi
keagamaan
tersebut
merupakan
reaksi
terhadap
menyebabkan
menjamurnya
rumah-rumah
mode
yang
khusus
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas dan gaya hidup.
Konsumsi dapat membentuk identitas seseorang dari barang-barang simbolis yang
ia konsumsi. Hubungan antara konsumsi dan gaya hidup terbentuk ketika kita
melihat seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang maka akan terlihat
bagaimana gaya hidup mereka. Selain itu konsumsi dapat juga dijadikan acuan
dalam penjenjangan suatu kelas social.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah bahwa penggerak kedinamisan
dalam masyarakat adalah kelas menengah. Ketika kita menbedakan masyarakat
kelas menengah dalam dua bagaian, yakni abangan dan santri, maka akan terlihat
jelas bagaimana konsumsi dan gaya hidup yang terjadi pada dua kelompok
tersebut. Mereka lebih suka berpegangan pada keyakinan masing-masing.
Sehingga baik konsumsi dan gaya hidup kaum santri maupun abangan, masingmasing dari mereka telah berperan dalam perkembangan perekonomian nasional,
walaupun dengan keyakinan dan pilihan sendiri-sendiri.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi
Dosen pengampu : Dr. Zaini Rohmad M.Pd
Disusun oleh :
M. Dafiq Akbar
K8410035
Setiyorini
K8410053
Siti Solekhah
K8410055