Agonistik Cupang
Agonistik Cupang
dalam suatu
gelombang peragaan. Hal ini akan berlangsung terus sampai salah satu pejantan kabur atau
mati karena kalah dalam bertarung (Hinde, 1970; Duta, 1973; White, 1975; dan Ostrow,
1983).
51
Dua ekor ikan Betta pejantan yang dipisahkan oleh kaca transparan dalam suatu
akuarium atau dalam dua botol yang terpisah tetapi berdekatan akan saling mendekati dan
saling mengikuti gerakan lawannya masing-masing dengan arah yang sama, sambil
mengembangkan secara penuh semua sirip-siripnya.
Menurut Gerking (19 ..) yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perilaku agresif
ikan cupang adalah :
1. Melebarkan sirip-sirip vertikal
2. Seekor ikan mendekati ikan lain.
3. Posisi berhadap-hadapan
4. Melebarkan operculum dan membesarkan
5. Membuka dan menutup ekor dengan cepat
6. Menyerang ekor, menyerang dengan gencar.
7. Menjentikkan Pinna pelvicallis
8. Menggigit dan merusak
9. Perubahan warna
10. Pertarungan selesai ketika salah satu ikan berhenti memperagakan tubuhnya dan
menurunkan ekornya.
52
Isilah ketiga botol selai dengan air dan masukkan ke dalamnya masing-masing satu
ekor ikan cupang (Betta).
2.
Amati gerakan mereka, terutama gerak insang atau tutup insang serta gerakan ikan
sewaktu naik ke permukaan untuk menghirup udara bebas.
3.
Hitunglah kedua gerakan ini dalam interval dua menit untuk gerakan tutup insang dan
dalam interval lima menit untuk gerak naik Betta.
4.
Hadapkan atau pindahkan Betta pejantan dan Betta betina pada suatu akuarium, amati
dan catat apa yang terjadi selama 15 menit.
5.
Masukkan kedua Betta pejantan pada satu akuarium. Amati apa yang terjadi selama 15
menit. Bandingkan dengan perlakuan nomor 4.
6.
Pisahkan kedua Betta pejantan dalam masing-masing botol selai, kemudian kedua botol
didekatkan. Perhatikan apa yang terjadi ?
7.
Buatlah kesimpulan dari semua percobaan ini, untuk melengkapi laporan tambahkan
grafiknya.
8.
Di sebelah tabel pengamatan disediakan ruang untuk membuat grafik kecil pakai tinta
warna dan berikan keterangan singkat saja.
53
DAFTAR PUSTAKA
Dutta, R . , 1973. The Right Way to KEEP PET FISH. London : Paperfront.
Gerking, S.D., (19..). Biological System a Laboratory Manual. Burgess Publishing
Company.
Hinde, R .A. , 1970. Animal Behaviour. 2nd Ed. New York : McGraw-Hill.
Ostrow, M. E. , 1983. Bettas. Hongkong : T.F.H.Publications, Inc.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 2. Jakarta : Binacipta.
Vodopich, D.S. and Moore, R. 1999. Biology Laboratory Manual 5th Ed. Boston :
McGraw-Hill
White, W. 1975. The Siamese Fighting Fish : its life cycle. New York : Sterling
Publishing Co.Inc.
54
LEMBAR PENGAMATAN
Hari :
Tanggal:
Lokasi Pengamatan :
Jam :
Suhu udara :
Pengamat : 1. 2. . 3.
4. 5. . 6. ..
Betta jantan
Betta jantan
Betta betina
Interval
Betta A
Betta B
Betta
Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6
Catatan
Tabel 2 : Satu ekor Betta pejantan dan betina yang digabung.
Interval
Betta A
Betta
Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6
Catatan
Tabel 3: Dua ekor ikan Betta splendens jantan yang digabung.
Interval
Betta A
Betta B
Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6
Catatan:
Interval
Betta A
Betta B
Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6
55
Catatan:
Pertanyaan
a. Adakah peragaan all or none ? Apakah ikan cupang pernah memperlihatkan
tanggapan sebagian ?
b. Apakah yang menjadi rangsang sederhana yang mengawali tanggapan ?
c. Mana yang lebih penting untuk pemicu perilaku agonistik ikan cupang :
warna, bentuk atau gerakan?
d. Mungkinkah cupang betina memicu perilaku agonistik cupang jantan ? Jika
demikian bagaimana perbedaan tanggapannya dengan yang ditimbulkan
cupang jantan lain ?
e. Mungkinkah jenis ikan lain dapat memicu perilaku ini ? Jika ada waktu
dicoba dengan ikan cere.
PEMBAHASAN
56
KESIMPULAN
57