Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 13

PERILAKU AGONISTIK PADA IKAN CUPANG


PERILAKU AGONISTIK IKAN CUPANG
Ikan cupang atau ikan laga mempunyai nama ilmiah Betta splendens Regan,
termasuk suku Anabantidae, Saanin (1984). Bentuk umum ikan cupang dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1. Bentuk ikan cupang menurut Vodopich dan Moore (1999)


Menurut White (1975) dalam mempelajari Anabantoidae yang menarik adalah
mengamati perilakunya yang kompleks. Tiga pola perilaku yang menonjol yaitu :
1. Cara mereka mempertahankan daerah teritorialnya.
2. Cara mereka bertarung untuk memperebutkan betina di kalangan pejantan.
3. Aktivitas mereka pada waktu proses perkawinan, pembuatan sarang dan perawatan
terhadap anak yang masih muda.
Betta splendens memperlihatkan cara yang ekstrim untuk mempertahankan teritorialnya.
Ikan Betta pejantan demi mempertahankan daerahnya, jika melihat pejantan lain akan
memperlihatkan sirip-siripnya dan membuka tutup insang (operculum)

dalam suatu

gelombang peragaan. Hal ini akan berlangsung terus sampai salah satu pejantan kabur atau
mati karena kalah dalam bertarung (Hinde, 1970; Duta, 1973; White, 1975; dan Ostrow,
1983).

51

Dua ekor ikan Betta pejantan yang dipisahkan oleh kaca transparan dalam suatu
akuarium atau dalam dua botol yang terpisah tetapi berdekatan akan saling mendekati dan
saling mengikuti gerakan lawannya masing-masing dengan arah yang sama, sambil
mengembangkan secara penuh semua sirip-siripnya.
Menurut Gerking (19 ..) yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perilaku agresif
ikan cupang adalah :
1. Melebarkan sirip-sirip vertikal
2. Seekor ikan mendekati ikan lain.
3. Posisi berhadap-hadapan
4. Melebarkan operculum dan membesarkan
5. Membuka dan menutup ekor dengan cepat
6. Menyerang ekor, menyerang dengan gencar.
7. Menjentikkan Pinna pelvicallis
8. Menggigit dan merusak
9. Perubahan warna
10. Pertarungan selesai ketika salah satu ikan berhenti memperagakan tubuhnya dan
menurunkan ekornya.

Gambar 2: Peragaan mengancam ikan cupang (menurut


Simpson, 1968 dalam Hinde
1970). (a) dan (b) ikan yang
tidak berlaga; (c) dan (d) ikan
yang berlaga.

Percobaan ini bertujuan untuk :


1. Melihat pola-pola perilaku Betta pejantan yang dihadapkan dengan Betta betina.
2. Melihat dan memperhatikan pola perilaku dua ekor Betta pejantan yang berusia relatif
sama pada tempat yang sama.
3. Ingin membuktikan bahwa pertarungan pada dua ekor ikan Betta pejantan akan berhenti
jika salah satu kabur, kalah atau mati.

52

BAHAN DAN CARA KERJA


Alat dan bahan yang dipakai :
1. Sebuah akuarium kecil atau akuarium khusus untuk adu cupang
2. Tiga buah botol selai bening
3. Jam tangan atau stop watch
4. Alat pencacah (hand tally counter)
Bahan yang dipakai :
1. Dua ekor ikan pejantan Betta dewasa (pilih yang sama warna atau beda warna)
2. Satu ekor ikan Betta betina dan satu ekor ikan seribu Lebistes rericulatus
3. Air secukupnya untk mengisi akuarium/botol selai
Prosedur :
1.

Isilah ketiga botol selai dengan air dan masukkan ke dalamnya masing-masing satu
ekor ikan cupang (Betta).

2.

Amati gerakan mereka, terutama gerak insang atau tutup insang serta gerakan ikan
sewaktu naik ke permukaan untuk menghirup udara bebas.

3.

Hitunglah kedua gerakan ini dalam interval dua menit untuk gerakan tutup insang dan
dalam interval lima menit untuk gerak naik Betta.

4.

Hadapkan atau pindahkan Betta pejantan dan Betta betina pada suatu akuarium, amati
dan catat apa yang terjadi selama 15 menit.

5.

Masukkan kedua Betta pejantan pada satu akuarium. Amati apa yang terjadi selama 15
menit. Bandingkan dengan perlakuan nomor 4.

6.

Pisahkan kedua Betta pejantan dalam masing-masing botol selai, kemudian kedua botol
didekatkan. Perhatikan apa yang terjadi ?

7.

Buatlah kesimpulan dari semua percobaan ini, untuk melengkapi laporan tambahkan
grafiknya.

8.

Di sebelah tabel pengamatan disediakan ruang untuk membuat grafik kecil pakai tinta
warna dan berikan keterangan singkat saja.

53

DAFTAR PUSTAKA
Dutta, R . , 1973. The Right Way to KEEP PET FISH. London : Paperfront.
Gerking, S.D., (19..). Biological System a Laboratory Manual. Burgess Publishing
Company.
Hinde, R .A. , 1970. Animal Behaviour. 2nd Ed. New York : McGraw-Hill.
Ostrow, M. E. , 1983. Bettas. Hongkong : T.F.H.Publications, Inc.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 2. Jakarta : Binacipta.
Vodopich, D.S. and Moore, R. 1999. Biology Laboratory Manual 5th Ed. Boston :
McGraw-Hill
White, W. 1975. The Siamese Fighting Fish : its life cycle. New York : Sterling
Publishing Co.Inc.

54

LEMBAR PENGAMATAN

Hari :

Tanggal:

Lokasi Pengamatan :

Jam :

Suhu udara :

Pengamat : 1. 2. . 3.
4. 5. . 6. ..
Betta jantan

Betta jantan

Betta betina

Gambar 2. Ikan Betta yang masing-masing dipisahkan


Catatan:

Tabel 1. Tiga ekor Betta splendens yang terisolasi

Interval
Betta A
Betta B
Betta

Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6

Gerak menghirup udara


Tiap lima menit
1
2
3

Catatan
Tabel 2 : Satu ekor Betta pejantan dan betina yang digabung.

Interval
Betta A
Betta

Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6

Gerak menghirup udara


Tiap lima menit
1
2
3

Catatan
Tabel 3: Dua ekor ikan Betta splendens jantan yang digabung.

Interval
Betta A
Betta B

Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6

Gerak menghirup udara


Tiap lima menit
1
2
3

Catatan:

Tabel 4 : Dua ekor Betta pejantan yang terisolasi berdekatan

Interval
Betta A
Betta B

Gerakan insang
Tiap dua menit
3
4
5
6

55

Gerak menghirup udara


Tiap lima menit
1
2
3

Catatan:

Pertanyaan
a. Adakah peragaan all or none ? Apakah ikan cupang pernah memperlihatkan
tanggapan sebagian ?
b. Apakah yang menjadi rangsang sederhana yang mengawali tanggapan ?
c. Mana yang lebih penting untuk pemicu perilaku agonistik ikan cupang :
warna, bentuk atau gerakan?
d. Mungkinkah cupang betina memicu perilaku agonistik cupang jantan ? Jika
demikian bagaimana perbedaan tanggapannya dengan yang ditimbulkan
cupang jantan lain ?
e. Mungkinkah jenis ikan lain dapat memicu perilaku ini ? Jika ada waktu
dicoba dengan ikan cere.
PEMBAHASAN

56

KESIMPULAN

57

Anda mungkin juga menyukai