Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI LANJUTAN 2

KOMBINASI BISNIS DAN INVESTASI SAHAM


KELOMPOK 5 :
ELIKA
HADIYAH
AJENG MAS REINA 43213110232
SADAM HUSEN 43213110121
MAESAHRUL
MORIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji kepada tuhan yang maha esa yang memberikan begitu banyak
kenikmatan yang tidak terhingga yang dengan itu kita dapat terus menimba ilmu dan
berupaya untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
peradaban.
Makalah ini ditulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Lanjutan 2
yang akan membahas mengenai Kombinasi bisnis dan investasi saham untuk dapat
memberikan penjelasan mengenai kombinasi bisnis sebagai suatu yang sering
terjadi dalam dinamika bisnis yang diperlukan suatu standar perhitungan dan
pengakuan atas kombinasi bisnis yang terjadi yang di Indonesia diatur dalam PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no 22 yang merupakan adopsi dari IFRS
(International Financial Reporting Standard) yang diatur dalam IFRS 3, dan Investasi
saham yang diatur dalam PSAK 15 yang diharapkan dengan makalah ini dapat
memberikan pemahaman mengenai definisi, pengakuan dan perhitungan yang
terjadi dalam kombinasi bisnis dan investasi saham.
Semoga makalah ini dapat mencapai tujuannya, dan dapat mempresentasikan
materi untuk menambah wawasan pembahasan Akuntansi Keuangan Lanjutan 2.
Segala kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan memperkaya
bahasan materi.

Jakarta, 25 Maret 2016

Kelompok 5
i

ABSTRAK
Kombinasi bisnis sudah sering terjadi dengan berbagai alasan, mulai dari
efisiensi, penyelamatan aset, atau untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Kombinasi bisnis yang berarti penggabungan dua entitas atau lebih menjadi satu
memerlukan ketepatan dan relevansi pengakuan dan pencatatan atas aset atau
kewajiban yang diambil alih, ada beberapa metode akuisisi dan juga beberapa
metode pencatatan yang diatur dalam PSAK 22 diadopsi dari IFRS 3R.
Investasi saham dilakukan dalam kegiatan bisnis untuk mendapatkan
keuntungan dan memiliki konsekuensi terhadap pencatatan dalam laporan
keuangan yang bergantung pada prosentase saham yang dimiliki, dapat
berpengaruh signifikan, tidak signifikan, pengendali atau non pengendali.
Kata Kunci

: Kombinasi bisnis,investasi saham,akuisisi, PSAK

22, PSAK 15, IFRS, IFRS 3R

ii

DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................i
Abstrak..........................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Permasalahan.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II Pembahasan......................................................................................2
1.1 Kombinasi Bisnis.....................................................................................2
1.2 Investasi Saham......................................................................................5
BAB III Penutup.............................................................................................9
Kesimpulan....................................................................................................9
Daftar Pustaka............................................................................................10

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai
kombinasi bisnis dan investasi saham mulai dari definisi hingga teknik
pengukuran, pengakuan dan pelaporan hingga dapat menjadi dasar
memahami perubahan standar akuntansi yang digunakan untuk kombinasi
bisnis yang berdasarkan PSAK 22 tentang Kombinasi bisnis telah disahkan
oleh dewan standar akuntansi keuangan pada tanggal 22 Januari 2010.
PSAK 22 ini merevisi PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha
yang telah dikeluarkan pada tanggal 7 September 1994.

1.2 PERMASALAHAN
Sudah sering kita melihat adanya dua entitas bisnis atau lebih yang
bergabung atau satu entitas bisnis membeli atau mengambil alih entitas
bisnis yang lain oleh karena itu diperlukan adanya laporan atas peralihan
aset maupun kewajiban yang relevan, andal dan memiliki daya banding dari
informasi ini, diperlukan standar atas bagaimana pengakuan dan
pengukuran atas perpindahan aset dan kewajiban dari entitas yang saling
bergabung.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan
bagaimana pengakuan dan pengukuran atas aset dan kewajiban bagi entitas
yang bergabung atau diambil alih, dan juga hal-hal lain yang harus
1
dipertimbangkan dalam membuat laporan yang relevan bagi entitas yang
mengambil alih dan juga mengakui adanya hak kepemilikan minoritas, juga
adanya profit/loss dalam penggabungan atau pengambil alihan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KOMBINASI BISNIS
PSAK 22 : Kombinasi bisnis
PSAK 22 mengadopsi seluruh IFRS 3 Business Combination per 1 Januari
2009, kecuali penerapan dini, PSAK 22 menambah beberapa paragraf yang tidak
ada di IFRS 3 Business Combination per 1 Januari 2009, yaitu : PSAK 22 Paragraf
65 tentang ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis
sebelum 1 Januari 2011 paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3 Business
Combination yang dikeluarkan pada 31 Maret 2004 paragraf 79 dengan meniadakan
ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari akuisisi pengendalian bersama
entitas, karena jenis ventura bersama tersebut tidak diatur sebelumnya dalam SAK,
yaitu PSAK 12: Pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam
pengendalian bersama operasi dan aset, juga PSAK Paragraf 66 tentang ketentuan
transisi untuk negatif goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari
2011. Paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3 per 3 maret 2004 paragraf 81 dengan
meniadakan ketentuan transisi untuk negatif goodwill yang berasal dari akuisisi
pengendalian bersama entitas, dengan alasan yang sama.
Pengertian Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis merupakan terminologi akuntansi yang substansinya
di Indonesia dibahas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 22
yang telah direvisi pada tahun 2010. Transaksi kombinasi menurut PSAK 22
revisi tahun 2010 terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas
entitas lain yang berupa bisnis. Disini yang dimaksud dengan pengendalian
adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan keuangan dan operasi
suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Kombinasi
2
bisnis melibatkan 2 pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang
diakuisisi.
atas

Pihak pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian

entitas yang diakuisisi dalam transaksi bisnis. Sebaliknya, entitas yang

diakuisisi,

atau disebut juga entitas target, merupakan entitas yang dalam

transaksi

kombinasi

bisnis

dikendalikan

oleh

entitas

lain

(entitas

pengakuisisi). PSAK 33

direvisi tahun 2010 cenderung menggunakan

istilah entitas dibanding

perusahaan.

PSAK 22: Kombinasi Bisnis, merupakan pengadopsian dari Standar Akuntansi


Internasional, yakni Internasional Finansial Reporting Standard (IFRS) 3 tahun 2008.
IFRS 3 pada awalnya terbit tahun 2004 sebagai pengganti dari Internasional
Accounting Standard (IAS) 22. Hasil kerja sama dewan standar akuntansi
internasional atau Internasional Accounting Standard Boars (FASB) dengan dewan
standar Amerika- dalam hal ini Financial Accounting Standard Boars (FASB)
sebagai

bagian

dari

upaya

konvergensi

menghasilkan Norwalk agreement

standar

akuntansi

internasional,

yang merevisi kembali IFRS 3 tahun 2004

sehingga terbitlah IFRS 3 tahun 2008. Pada tahun 1994 terbit PSAK 22 mengenai
Pengabunggan Usaha sebagai hasil adopsi dari Internasional Accounting Standard
(IAS) 22. PSAK 22 tahun 1994 menggunakan termoninologi Penggabungan
Usaha,kemudian pada tahun 2010 revisi PSAK 22 mengganti terminologi
Penggabungan Usaha menjadi Kombinasi Bisnis
Tanggal Kombinasi Bisnis
PSAK 22 revisi 2010 menjelaskan bahwa kombinasi bisnis terjadi pada saat
satu entitas mengendalikan entitas lain yang berupa bisnis. Tanggal transaksi bisnis
merupakan tanggal diperolehnya kendali atas suatu bisnis.
Tanggal kombinasi bisnis mungkin merupakan tanggal akuisisi atau tanggal
ketika pihak pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset,
dan mengambil alih liabilitas/kewajiban pihak yang diakuisisi, atau disebut juga
tanggal penutupan. Akan tetapi, pihak pengakuisisi mungkin saja memperoleh
pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah tanggap penutupan. Misalnya,
dalma perjanjian tertulis dinyatakan
bahwa pihak pengakuisisi memperoleh
3
pengendalian atas pihak yang diakuisisi pada tanggal sebelum tanggal penutupan.
Sebagai contoh, PT A mengakuisisi seluruh hak suara PT B yang efektif pada
tanggal 1 Juli 2014. Akan tetapi, PT B terikat kontrak dengan PT X untuk

mengalihkan aset kepada PT X hingga 31/12/2014. Dalam hal ini, kombinasi bisnis
antara PT A dan PT B terjadi pada tanggal 31/12/2014, walaupun tanggal penutupan
transaksi akuisisi adalah 1 Juli 2014. Ini karena pada tanggal 31/12/2014 diperoleh
kendali atas PT B yang merupakan persayratan kombinasi bisnis.
Identifikasi Pihak-pihak Dalam Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis melibatkan pihak pengakuisisi dan entitas target. Pihak
pengakuisisi merupakan pihak yang memeproleh kendali atas aktiva neto dna
operasi pihak yang diakuisisi. Pengendalian atas pihak yang diakuisisi mungkin
diperoleh dengen beberapa cara, seperti:
(a) Dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lainnya (termasuk aset neto
yang merupakan suatu bisnis);
(b) Dengan menimbulkan laibilitas/kewajiban;
(c) Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
(d) Dengen memebrikan l;ebih dari satu jenis imbalan; atau
(e) Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak
Pihak

pengakuisisi

setelah

kombinasi

bisnis

disebut

induk,

yang

berkewajiban menyusun laporan konsolidasi yang akan dibahas pada bab-bab


berikutnya. Pada umumnya, pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai pihak
yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau meiliki liabilitas sebagai pihak yang
mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki liabilitas atas kombinasi bisnis.
Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan (liablilitas) kepada pemilik atau
pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal semacam itu, PSAK 22 revisi
2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk mennetukan nama perusahaan
pengakuisisi, yakni:

Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba, aset atau pendapatan)

lebih besar dari entitas target.


Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi
biasanya merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan

ukurannya lebih besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.


Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu
4
merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan
kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas
yang bergabung merupakan peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan

faktor lainnya.
Jika kombinasi

bisnis

mengakibatkan

manajemen

suatu

perusahaan

mendominasi penentuan anggota manajemen perusahaan yang bergabung,


mak aperusahaan yang dominan tersebut adalh perusahaan pengakuisisi.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan


dengan penerbitan ekuitas, pihak pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang
menerbitkan ekuitas. Pengecualian terjadi dalam Reverse Acquistion di mana
pihak yang secara hukum diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi, tetapi
berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi.

Pendekatan Dua Kolom


5

Identifiable
assets and
liabilities

Identifiable assets and Liabilities


assumed
Recognized if:
Definition of assets and liabilities is met at the
acquisition date; and
They are part of what was exchanged in the
business combination (Para 11,12)
Identifiable assets and liabilities assumed are
measured at fair value (Para 18)
Exceptions to the recognition and/or remeasurement
Contingent liabilities (Para 22,23)
Income taxes (Para 24,25)
Employee benefits (Para 26)
Indemnification
assets (Para 27,28)
6
Re-acquired rights (Para 29)
Share-based payment awards (Para 30)
Assets held for sale (Para 31)
Measurement period (Para 45-50)

Previously
held interest
(Para 42)
Re-measure a
previously held
interest at its
acquisition date
fair value
Recognise a gain
or loss in profit or
loss
Recycle items of
other
comprehensive
income

Consideration transferred
Components (Para 37)
Assets transferred
Liabilities incurred by acquirer to former owners
Equity interests issued by acquirer
All consideration is recognised and measured at
fair value
Forms of consideration transferred
(examples)
Cash, other assets, businesses or
subsidiaries of the acquirer
Contingent consideration (Para 39,40)
Equity instruments, options, warrants 37)
Deferred consideration
Replacement share awards (Para B56)
Contingent consideration (39, 40, 58)
Classify as liability or equity
Equity is not re-measured
Liability is re-measured through profit
or loss

Elemen yang dikeluarkan


Pembayaran yang dilakukan
pada saat akuisisi yang tidak
termasuk bagian transaksi
kombinasi bisnis.
Pertimbangkan alasan, siapa
yang menginisiasi dan waktu
transaksi (B50)
Contoh

Biaya transaksi. [par 53].


Penyelesaian hubungan yang telah ada. [par
52].

Remunerasi jasa karyawan di masa


mendatang. [par 52].
2.2 Investasi
Saham

Penggantian untuk pihak yang diakuisisi. [par


52].

Biaya penerbitan saham atau utang. [par 53].

Pembayaran aset idemnification. [par 57].

9
Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui
entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap

mempunyai pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa


entitas tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, secara
langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), kurang dari 20%
hak suara investee, maka investor dianggap tidak mempunyai pengaruh signifikan,
kecuali pengaruh signifikan tersebut dapat dibuktikan dengan jelas.
Keberadaan pengaruh signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu
atau lebih cara berikut ini:
a) keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee;
b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividenatau distribusi lainnya;
c) adanya transaksi material antara investor dengan investee;
d) pertukaran personel manajerial; atau
e) penyediaan
informasi
teknis
pokok.
Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen
ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya
yang mempunyai potensi (jika dieksekusi atau dikonversi) untuk menambah hak
suara entitas atau mengurangi hak suara pihak lain atas kebijakan keuangan dan
operasional entitas lainnya (yaitu hak suara potensial). Keberadaan dan dampak dari
hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak
suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah
suatu entitas mempunyai pengaruh signifi kan. Hak suara potensial saat ini tidak
dapat dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara tersebut tidak dapat
dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan atau
sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan.
Entitas kehilangan pengaruh signifi kan atas suatu investee ketika entitas tersebut
kehilangan kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan
dan operasional investee tersebut. Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi
dengan atau tanpa perubahan dalam tingkat kepemilikan secara absolut atau relatif.
Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika entitas asosiasi menjadi subjek pengendalian
pemerintah, pengadilan, administrator atau regulator. Hal tersebut dapat juga terjadi
sebagai hasil dari suatu perjanjian kontraktual.
Metode Ekuitas
Dalam metode ekuitas, investasi dalam entitas asosiasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk
mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan.
Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba rugi investor.
Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian
terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat perubahan dalam
proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif
lain investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revalusi aset
tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan
10
tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor. Ketika terdapat hak
suara potensial, maka bagian investor atas laba atau rugi investee dan perubahan
dalam ekuitas investee ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan saat ini dan tidak
mencerminkan kemungkinan eksekusi atau konversi hak suara potensial.

PENERAPAN METODE EKUITAS


Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
kecuali ketika:
(a) investasi diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
Dihentikan;
(b) pengecualian dalam paragraf 10 PSAK 4, yang mengijinkan entitas induk
yang juga memiliki investasi dalam entitas asosiasi untuk tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian; atau
(c) memenuhi semua persyaratan berikut ini:
(i) investor adalah entitas anak yang dimiliki seluruhnya, atau entitas anak
yang dimiliki sebagian oleh entitas lainnya dan pemilik lain, termasuk pihak
yang tidak memiliki hak suara, yang telah diinformasikan dan tidak menolak
investor untuk tidak menerapkan metode ekuitas;
(ii) instrumen utang dan instrumen ekuitas investor tidak diperdagangkan di
pasar publik (bursa domestik atau bursa luar negeri atau over the counter,
termasuk pasar lokal dan regional);
(iii) investor tidak menyampaikan, atau dalam proses menyampaikan, laporan
keuangannya pada badan pengawas atau organisasi regulator lain, untuk
tujuan penerbitan setiap jenis instrumen di pasar publik; dan
(iv) entitas induk akhir atau entitas induk antara dari investor menerbitkan
laporan keuangan konsolidasian yang tersedia untuk pemakaian publik yang
sesuai Standar Akuntansi Keuangan.
Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak
tanggal investasi ter sebut memenuhi defi nisi entitas asosiasi. Pada saat perolehan
investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor
atas nilai wajar neto aset dan kewajiban teridentifi kasi dari entitas asosiasi dicatat
dengan cara sebagai berikut:
(a) goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk nilai tercatat investasi.
Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan .
(b) setiap selisih lebih bagian investor atas nilai wajar neto aset dan kewajiban
teridentifi kasi dari entitas asosiasi yang dapat diidentifi kasi terhadap biaya
perolehan investasi termasuk dalam menentukan bagian investor atas laba atau rugi
entitas asosiasi pada periode investasi diperoleh.
Penyesuaian yang tepat terhadap bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi setelah perolehan juga dilakukan untuk mencatat, misalnya penyusutan
aset yang dapat disusutkan berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal perolehan.
Serupa dengan hal tersebut, penyesuaian yang tepat terhadap bagian investor atas
laba atau rugi entitas asosiasi setelah perolehan di lakukan kerugian penurunan nilai
yang diakui oleh entitasasosiasi, misalnya goodwill atau aset tetap.

11

12

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
relevansi keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor
dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya, pihak
pengakuisisi

mengakui

dan

mengukur

dalam

laporan

keuangannya

aset

teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan non
pengendali dari pihak yang diakuisisi, mengakui dan mengukur goodwill yang
diperoleh dari kombinasi bisnis atau keuntungan dari pembelian dengan diskon dan
menentukan informasi yang diungkapkan yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.
Dan dalam uraian investasi saham diharapkan dapat mengetahui metode metode dalam pengakuan dan pengukuran investasi dan pengaruh dari besarnya
saham yang diinvestasikan dan dapat mengevaluasi investasi yang dilakukan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Hadori dan Harnanto. 1981. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No 22: Kombinasi Bisnis: IAI.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi: IAI.

14

Anda mungkin juga menyukai