SEMUSIM
TANAMAN PISANG (Musa
paradisiaca)
Felisitas Syntia Herliandy 13224
Aprilia Sari 13235
Adrian A.Y. Djitmau 13273
Muh. Imaduddin S.S13293
Dennis Endika
13294
Fikri Alfandy
13297
Kelompok 5
pendahuluan
Pisang merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, karena sifat
tanaman ini mudah tumbuh di daerah tropis. Indonesia juga merupakan salah
satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia. Di Indonesia, pisang
menduduki tempat pertama di antara jenis buah-buahan lainnya, baik dari segi
sebaran, luas pertanamannya maupun dari segi produksinya. Tanaman pisang
merupakan tanaman yang berbuah sepanjang tahun dan tidak mengenal
musim. Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20% dari total produksi
dunia, 50% produksi pisang Asia berasal dari indonesia. Melimpahnya pisang di
Indonesia menjadikan buah ini memiliki nilai ekonomis rendah dan tidak terlalu
mahal.
produksi pisang(%)
Bantul; 9%
Kota Yogya; 0%
Kulonprogo; 35%
faktanya
Produksi buah di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 yang terbanyak dari aspek produksi adalah
pisang, mangga, salak dan nangka. Produksi pisang tahun 2013 sebesar 56.850 ton yang sebagian
besar dihasilkan di Kabupaten Kulonprogo mencapai 19.786 ton atau 34,80%, Kabupaten Sleman
18.486 ton atau 32,52%, Kabupaten Gunungkidul 13.052 ton atau 22,96%, Kabupaten Bantul 5.304
ton atau 9,33% dan kota sebesar 222 ton (0.39%) (BPS DIY, 2013).
metoda
Observasi tanaman Pisang ini dilakukan pada tanggal 6 April 2016 di sekitar Kecamatan Mlati dan Tridadi,
Sleman, Yogyakaarta. Alat yag digunakan yaitu alat tulis dan kamera handphone. Bahan yang digunakan
yaitu narasumber petani tanaman Pisang.
Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pemilik atau
penggarap lahan pisang. Hal-hal yang ditanyakan meliputi jenis pisang yang ditanam, teknis budidaya
dan perawatan, kendala budidaya, dan produksi.
Hasil observasi
Nama
: Rahayu Ningsih
Alamat : Angkringan Kebon Gedhang Jalan Kabupaten, Duwet, Sendangadi, Mlati, Sleman
Jenis Pisang
Luas Tanam
Tujuan Tanam
Pisang Raja
3,5 Ha
Mencukupi kebutuhan dan
masyarakat untuk usaha tarub
permintaan
Cara Budidaya
Kendala
tersebut
Penanaman bibit tanaman pisang raja yang
sudah
siap
tanam
(tidak
dilakukan
pembuatan lubang tanam dikarenakan
kurang ekonomis oleh pembudidaya)
Perawatan tanaman pisang dengan :
dolomit + furadan)
Penyiangan (membersihkan gulma-gulma di
didistribusikan
kepada
masyarakat
yang
membutuhkan untuk keperluan adat budaya
Mendapatkan keuntungan
Narasumber 2
Tabel 4.1 Kualitas dan karakteristik lahan survei di Ds. Kandikarang Rt.002 Rw.008,
Kabupaten Sleman, DIY (lanjutan)
Jenis Pisang
Luas Tanam
Tujuan Tanam
Cara Budidaya
Narasumber 3
Nama
Alamat
Jenis Pisang
Luas Tanam
Tujuan Tanam
: Yunarto
: Beran RT 05/RW 29 Tridadi Sleman
Kepok Emas
100 m
Memanfaatkan lahan pekarangan.
Cara Budidaya
perawatan
atau
pembahasan
Teknik budidaya tanaman pisang pada umumnya adalah sebagai berikut.:
Pembibitan
Penyiapan Bibit
Sanitasi Bibit Sebelum Tanam
Pengolahan Media Tanam
Penanaman
Pemeliharaan Tanaman Pisang
Pemeliharaan Buah
Narasumber 1
Berdasarkan hasil wawancara kepada narasumber 1, teknik budidaya tanaman pisang yang
diusahakan Ibu Rahayu sudah mendekati anjuran teknis budidaya tanaman pisang. Ibu Rahayu
menggunakan tunas atau anakan sebagai bibit tanaman pisang yang akan ditanam. Untuk
memberikan sanitasi terhadap bibit tersebut, Ibu Rahayu sudah memberikan perlakuan
insektisida. Pengolahan tanah dilakukan dengan membersihkan lahan dari sisa tanaman
kemudian menjadikan tanah homogen. Jarak tanam 2 m x 2 m yang digunakan Ibu Rahayu dan
perlakuan tidak membuat lubang tanam tersebut tidak sesuai dengan anjuran teknis
dikarenakan Ibu Rahayu berorientasi profit sehingga harus mengejar target pesanan dari
pelanggannya. Hal ini dilakukan agar lebih ekonomis dan meningkatkan hasil buah pisang. Pada
tahapan perawatan tanaman pisang, Ibu Rahayu secara garis besar sudah sesuai dengan
anjuran teknis. Penggunaan pupuk area juga masih dilakukan untuk meningkatkan hasil secara
cepat walaupun penggunaan pupuk kandang juga sudah banyak. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa umumnya teknik budidaya pisang yang dilakukan Ibu Rahayu sudah sesuai
dengan anjuran teknis.
Analisis Usaha
Pisang
Prasarana
Produksi
Sewa
lahan
2
(m )
Input :
Bibit (batang)
Pupuk
NPK
(kg)
Pupuk
kandang (kg)
Dolomit (kg)
Furadan (kg)
Tenaga
Kerja
(HKO)
Penanaman
Perawatan
Pemanenan
Total Biaya
Produksi
Penerimaan
Hasil (tandan)
Total
Penerimaan
Pendapatan
Kuantitas
Nilai Satuan
Jumlah
2.000
3.000.000
3.000.000
500
500
2.500
3.500
1.250.000
1.750.000
1.000
600
600.000
100
20
300
15.000
30.000
300.000
60.000
480.000
8
8
100.000
120.000
800.000
960.000
9.170.000
Kuantitas
400
Nilai Satuan
200.000
Jumlah
80.000.000
80.000.000
= 80.000.000 9.170.000
= Rp 70.830.000,00
Kelayakan Usahatani
B/C ratio = (Pendapatan / Total Biaya Produksi)
=
= 7,72
B/C ratio yang didapatkan lebih dari 1, hal ini berarti usahatani
Narasumber 2
Berdasarkan hasil wawancara kepada narasumber 2, secara umum sudah memenuhi teknis
budidaya tanaman pisang. Penggunaan pupuk organik lebih diutamakan agar dapat
memperbaiki sifat tanah dan menambah unsur hara dalam tanah. Menurut Pak Alusius,
penggunaan pupuk organik kambing dan ayam sangat efektif, karena dapat memberikan hasil
yang baik bagi pertumbuhan tanaman pisang. Pembuatan lubang tanam juga sudah dilakukan
oleh Pak Alusius karena orientasinya bukan pada profit melainkan agar dapat memiliki kegiatan
di masa tuanya. Pada setiap lubang tanam tersebut juga diberikan pupuk kandang untuk
memberikan unsur hara pada tanaman. Namun, jarak tanam yang digunakan Pak Alusius tidak
sesuai dengan anjuran teknis budidaya. Hal ini dikarenakan Pak Alusius tidak mengejar profit
seperti yang dilakukan oleh Ibu Rahayu sehingga jarak tanam hanya untuk perkiraan saja.
Secara umum, pemeliharaan tanaman pisang sudah sesuai dengan anjuran teknis budidaya,
yakni mulai dari pengairan, penjarangan tanaman, penyiangan, dan pemupukan berkala. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa umumnya teknik budidaya pisang yang dilakukan Pak
Alusius sudah sesuai dengan anjuran teknis.
Analisis Usaha
Pisang
Prasarana
Produksi
Kuantitas
Input :
Tenaga
(HKO)
Pendapatan
Jumlah
30
2.500
75.000
500
600
300.000
40.000
80.000
Bibit (batang)
Pupuk
kandang (kg)
Nilai Satuan
Kerja
Penanaman
= 1.850.000 615.000
= Rp 1.235.000,00
Kelayakan Usahatani
B/C ratio = (Pendapatan / Total Biaya Produksi)
=
= 2,00
B/C ratio yang didapatkan lebih dari 1, hal ini berarti usahatani
Perawatan
Pemanenan
Total Biaya
Produksi
Penerimaan
Hasil (tandan)
Total
Penerimaan
2
2
40.000
40.000
80.000
80.000
615.000
37
Nilai Satuan
50.000
Jumlah
1.850.000
1.850.000
Kuantitas
Narasumber 3
Berdasarkan hasil wawancara kepada narasumber 3, teknik budidaya yang dilakukan hampir
memenuhi teknis budidaya tanaman pisang. Budidaya yang dilakukan narasumber hanya
berorietasi pada pemanfaatan lahan pekarangan semata sehingga kurang mendapat perhatian.
Selain itu narasumber kurang memiliki waktu uang untuk melakukan perawatan sehingga hasil
yang diperoleh kurang maksimal. Hasil budidaya yang baik dijual ke tengkulak, akan tetapi jika
hasil kurang baik atau harga yang ditawarkan tengkulak kurang sesuai, hasil budidaya hanya
menjadi konsumsi keluarga. Secara keseluruhan proses budidaya yang dilakukan pak Yunarto
sesuai dengan anjuran teknis. Kurang adanya waktu luang membuat tahap pemeliharaan
dilakukan tidak secara rutin. Maka disimpulkan budidaya yang dilakukan pak Yunarto hampir
memenuhi tenis budidaya.
Analisis Usaha
Pisang
Prasarana
Produksi
Input :
Bibit (batang)
Pupuk
kandang (kg)
Tenaga
Kerja
(HKO)
Kuantitas
Nilai Satuan
Jumlah
Pendapatan
20
200
2.500
600
50.0000
120.000
40.000
80.000
2
2
40.000
40.000
80.000
80.000
410.000
Penanaman
Perawatan
Pemanenan
Total Biaya
Produksi
Penerimaan
Hasil (tandan)
Total
Penerimaan
Kuantitas
Nilai Satuan
25
60.000
Jumlah
1.500.000
1.500.000
= 1.500.000 410.000
= Rp 1.090.000,00
Kelayakan Usahatani
B/C ratio = (Pendapatan / Total Biaya Produksi)
=
= 2,66
B/C ratio yang didapatkan lebih dari 1, hal ini berarti usahatani
pisang Bapak Yunarto dikatakan layak untuk diusahakan.
Terimakasih