Anda di halaman 1dari 35

SEKILAS TENTANG AUDIT

A. Definisi Auditing
Ada banyak pendapat tentang pengertian audit. Audit atau pemeriksaan
dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau
produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Beberapa definisi yang menjelaskan pengertian
audit, diantaranya:
Definisi 1:
Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatu
informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi
tersebut dengan kriterianya. Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang
kompeten dan independen.
Definisi 2:
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Definisi 3:
Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda. Ada
pula beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang
akuntansi, antara lain: The American Accounting Association Committee on Basic
Auditing Concepts mendefinisikan Auditing sebagai proses sistematik pencarian
dan pengevaluasian secara objektif bukti mengenai asersi tentang peristiwa dan
tindakan ekonomik untuk menyakinkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut

dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada


pemakai yang berkepentingan. Tujuan audit bukanlah untuk memberikan
informasi tambahan, audit dimaksudkan untuk memungkinkan pemakai laporan
keuangan lebih bergantung pada informasi (dalam hal ini laporan keuangan) yang
sudah disusun oleh pihak lain.
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight
edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari
bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A
Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan
tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah
ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak
pengguna yang berkepentingan. Menurut Mulyadi : Audit yaitu Suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada
pemakai

yang

berkepentingan.

Menurut

Mulyadi,

berdasarkan

beberapa

pengertian auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur:


Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau
prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan
dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan
bertujuan.
Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses
sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan

yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa
memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan
mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut
dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan
dengan

kriteria

tersebut

kemungkinan

dapat

dikuantifikasikan,

kemungkinan pula bersifat kualitatif.


Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai
sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat
berupa:
o Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.
o Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen.
o Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) diindonesia
Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara
tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).
Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap
laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang
saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor
pelayanan pajak. Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
auditing adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang
kompeten, independen, dan tidak memihak mengenai kegiatan dan kejadian
ekonomi dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan
bertujuan memberikan pendapat yang dilakukan oleh yang disebut auditor
untuk disampaikan kepada yang berkepentingan.

B. Perbedaan dan Hubungan antara Audit dengan Akuntansi


Sekalipun auditing dan akuntansi saling berkaitan, namun keduanya berbeda
satu sama lain. Akuntansi merupakan proses yang menghasilkan informasi dan

format laporan keuangan dan data keuangan lainnya. Akuntansi membentuk


laporan keuangan dan informasi bermanfaat lainnya; sedangkan auditing pada
umumnya tidak membuat laporan keuangan atau informasi lainnya. Alih-alih,
auditing meningkatkan nilai informasi yang diciptakan oleh proses akuntansi
dengan secara kritis mengevaluasi informasi tersebut melalui penyampaian hasil
evaluasi kritis tersebut. Metode akuntansi melibatkan pengidentifikasian
kejadian dan transaksi yang berimbas terhadap entitas. Begitu didefinisikan,
unsur-unsur tersebut diukur,dicatat, diklarifikasi, dan dirangkum dalam catatan
akuntansi. Hasil proses tersebut adalah penyusunan dan pendistribusian laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.
Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi informasi keuangan yang relevan
dan andal yang bakal berfaedah bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian,
akuntansi merupakan proses kreatif. Personalia entitas terlibat dalam proses
akuntansi, dan tanggung jawab akhir atas laporan keuangan berada di pundak
manajemen entitas. Untuk memasok informasi yang relevan, akuntan (penyusun
laporan keuangan)harus memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip dan
kaidah yang menjadi landasan bagi penyusunan informasi akuntansi. Selain itu,
akuntan mesti membuat sistem guna meyakini bahwa peristiwa ekonomik entitas
dicatat dengan benar secara tepat waktu dan pada biaya yang masuk akal.
Adapun audit laporan keuangan melibatkan pencarian dan mengevaluasi bukti
berkenaan dengan laporan keuangan yang disusun oleh manajemen sehingga
memampukan auditor memverifikasi apakah laporan keuangan tersebut pada
kenyataannya menyajikan bsecara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di indonesia. Esensi persoalan sebagian besar audit, dan semua audit laporan
keuangan, pada umumnya adalah data akuntansi yang terdapat/tersurat pada
buku, catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Sebagian besar
bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor terdiri dari atas data yang

diambil dari sistem akuntansi. Asersi perihal tindakan dan peristiwa ekonomik
yang menjadi perhatian auditor kerapkali merupakan asersi transaksi akuntansi
dan peristiwa yang mempunyai signifikansi akuntansi, dan saldo akun yang
merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa tersebut. Yang menjadi kriteria
bagi asersi akuntansi biasanya adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum di
indonesia.
Oleh karena itu, walaupun akuntan (yang menyusun laporan keuangan) tidak
perlu mesti mahir dalam auditing, namun auditor (yang mengaudit laporan
keuangan) disyaratkan menguasai disiplin akuntansi. Auditor bertanggung jawab
atas dipatuhinya standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia

dalam

mengumpulkan

dan

mengevaluasi

bukti,

maupun

dalam

menerbitkan dalam laporan auditor yang memuat kesimpulan atas auditor yang
dinyatakan

dalam

bentuk

pendapat

atas

laporan

keuangan.

Auditing

memanfaatkan bukti untuk memverifikasi kewajaran (reasonableness atau


fairness) penyajian keseluruhan laporan keuangan. Sebagaimana yang diutarakan,
prinsip[ akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles,
GAAP) merupakan penghubung (link) antara akuntansi dan auditing. Ketika
menyusun laporan keuangan, akuntan menentukan instrumen terbaik untuk
mengukur, mengklasifikasi, mengungkapkan, dan melaporkan informasi keuangan
dengan mengacu kepada GAAP yang tepat. Tatakala mengevaluasi kewajaran
penyajian laporan keuangan, auditor memakai GAAP tadi sebagai standar. Oleh
karena itu, auditor mesti piawai dalam masalah-masalah akuntansi.

C. Peran Auditing Pelaporan keuangan (financial reporting)


dan Akuntansi
Peran Auditing Pelaporan keuangan (financial reporting) dan akuntansi yang
andal membantu masyarakat dalam mengalokaasikan sumber daya dengan cara
yang efisien. Tujuan utamanya adalah mendistribusikan sumber daya modal yang
terbatas ke sektor produksi barang dan jasa yang permintaanya besar. Sumber

daya

ekonomi

tertarik

pada

industri,

kawasan

geografis,

dan

entitas

organisasional yang parameter finansialnya menunjukkan sebagai sanggup


memakai sumber daya ekonomi tersebut secara paling baik. Di lain pihak,
akuntansi dan pelaporan yang tidak memadai akan menyembunyikan serta
menyuburkan keborosan dan inefisiensi sehingga menghambat alokasi efisien
terhadap sumber daya ekonomik. Kontribusi

auditor

independen adalah

membumbuhkan kredibilitas atas informasi. Dalam hal ini kredibilitas berarti


bahwa informsi dapat dipercaya sehingga bisa diandalkan oleh pihak luar seperti
pemegang saham, kreditor, pelanggan, dan pihak yang berminat lainnya.
Permintaan akan hasil auditing berasal dari faktor-faktor berikut:
kompleksitas, jarak, bias dan motif peyedia informasi.
1. Kompleksitas
Kompleksitas volume aktivitas ekonomi di dalam perusahaan dan entitas
lainnya serta kompleksitas pertukaran ekonomik tersebut acapkali merumitkan
pencatatan transaksi dan alokasi biaya dan beban. Keputusan yang sulit seputar
perlakuakan akuntansi (accounting treatments) dan pengungkapan (disclosure)
memerlukan jasa akuntan profesional. Sebagai contoh, perlakuan akuntansi yang
benar terhadap akuisisi sebuah perusahaan oleh perusahaan lainnya merupakan
permasalahan akuntansi yang penting dan relatif sukar. Banyak orang yang
berminat dalam penggunaan informasi keuangan biasanya tidak akrab dengan
kompleksitas standar akuntansi atau teknik pengumpulan dan pengevaluasian
bukti. Oleh karenanya, mereka membutuhkan jasa auditor independen untuk
mengatestasi bahwa laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Badan pemerintah yang menghibahkan
dana tertentu ingin mengetahui apakah dana tersebut sudah dipergunakan sesuai
dengan syarat hibah. Demikian pula, dewan direksi perusahaan dapat meminta
auditor internal untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur pencegahan
sumbangan dana politis sudah berjalan dengan baik.
2. Jarak

Jarak fisik dan sempitnya waktu sering menghalangi pemakai informasi


dalam memeriksa dan menguji data yang menjadi dasar bagi informasi keuangan.
Di tengah lingkungan bisnis dewasa ini, para pwnganbil keputusan sering
dipisahkan jarak yang jauh dari organisasi. Sebgai misal, para pemegang saham
perusahaan besar seperti PT. Indosat barang kali tidak pernah melihat wujud
fisik kantor perusahaan ataupun fasilitasnya. Dalam keadaan seperti ini, para
pembuat keputusan tidak mempunyai pengetahuan langsung (dari tangan pertama)
mengenai organisasi dan aktifitas-aktifitasnya serta sangat berjarak dari
catatan akuntansi perusahaan. Jarak meningkatkan kemungkinan salah saji yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja, dan memperbesar kebutuhan akan
adanya pihak independen untuk memeriks catatan keuangan.
3. Bias dan Motif Penyedia Informasi
Bias dan Motif Penyediaan Informasi Jikalau informasi diberikan oleh
seseorang yang tujuannya tidak konsisten dengan tujuan mengambil keputusan
( memakai informasi ), yang disajikan dapat saja menjadi bias dengan lebih
menguntungkan si pemasok informasi. disengaja maupun tidak disengaja dengan
informasi. Contohnya, seandainya manajemen perusahaan pada dasarnya bersikap
terlalu optimistik terhadap masa depan perusahaan ketimbang pihak lain, maka
hal itu dapat menyebabkan informasi keuangan yang bias dalam bidang seperti
kolektibilitas piutang usaha. Sedangkan disisi lain, pemegang saham menghendaki
laporan keuangan yang menggambarkan seakurat mungkin posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas perusahaan yang sesungguhnya. Bias dan potensi benturan
kepentingan tadi menimbulkan adanya permintaan terhadap pihak independen
untuk memberi kredibilitas kepada informasi keuangan entitas melalui editing
laporan keuangan.
Disini independensi auditor sangatlah vital bagi pemakai informasi untuk
meyakini suatu audit adalah bermanfaat. Selaku pakar dalam aplikasi prinsip
akuntansi yangg berlaku umum, auditor independen mengangkat mutu pelaporan

keuangan. Mengilustrsikan peran auditor independen dalam mambumbuhkan mutu


ke dalam laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

D. Limitasi Auditing
Limitasi Auditing tidak satupun audit yang dapat memberikan jaminan atau
keyakinan penuh bahwa lapporan keuangan bebas dari salah saji material yang
muncul dari pengolahan data akuntansi yang keliru, maupun pertimbangan yang
tidak tepat atas pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi. Selain itu, prinsip
pengukuran akuntansi seringkali menawarkan lebih dari satu alternatif untuk
menjelaskan sebuah transaksi atau peristiwa. Umpamanya, tersedia beberapa
metode akuntansi untuk arus biaya perolehan persediaan melalui sebuah
perusahaan dan untuk penyusutan aktiva berwujud. Fleksibiitas prinsip akuntansi
yang berlaku umum ini memungkinkan penyusunan laporan keuangan untuk
mempengaruhi informasi yang disajikan sehingga berdampak terhadap keandalan
informasi tadi. Lebih dari pada itu, prinsip akuntansi sering membutuhkan
interprestasi dan aplikasi pertimbangan sebelum prinsip tersebut dapat
diterapkan pada transaksi tertentu dan peristiwa serta situasi lainnya, dan
penyusun laporan keuangan yang berpikiran sehat dan auditor mungkin saja tidak
sepaham perihal interprestasi dan pertimbangan tersebut.
Di samping limitasi atau runtunan audit dikarenakan kendala kerangka
akuntansi yang ada, adapula limitasi yang dipicu oleh audit itu sendiri dan oleh
teknologi auditing. Idealnya seorang auditor memiliki bukti langsung (tangan
pertama) untuk mendukung/menguatkan setiap asersi yang implisit dalam suatu
laporan keuangan, namun kadangkala hal itu tidak praktis dan juga tidak mungkin
dilakukan. Sungguhpun hal itu mungkin saja dilakukan, namun biayanya melampaui
manfaat yang diperoleh penyusun maupun pemakai laporan keuangan. Auditor
bekerja dalam limit ekonomik yang agak restriktif. Supaya berguna, audit
sepantasnya dilakukan pada biaya yang wajar dan dalam rentang waktu yang
masuk akal. Limitasi atas biaya berakibat pada pengujian selektif, atau penarikan

sampel, dari catatan akuntansi dan data pendukung. Sampel semacam itu memang
dapat dirancang secara ilmiah supaya memberikan tingkat keandalan yang tinggi.
Namun demikian, kesimpulan yang ditarik dari pemeriksaan atas sampel
buktiyang tersedia merupakan subyek dari ketidakpastian bawaan. Standar
auditing yang diadopsi secara luas oleh auditor mengakui pengujian selektif
tersebut

dengan

mensyaratkan

dikumpulkannya

bukti

yang

cukup

agar

memberikan dasar yang memadai bagi pendapat auditor mengenai laporan


keuangan yang sedang diaudit. Akibat adanya tekanan kendala biaya atas auditor
oleh klien maupun masyarakat, maka dalam mengevaluasi beberapa karakteristik
suatu saldo akun atau transaksi auditor sering memeriksa kurang dari 100 persen
dari unsur dalam saldo atau golongan transaksi.
Disamping itu, sebatas entitas gagal mencatat peristiwa atau transaksi
ekonomik, auditor tidak dapat mengaudit hasilnya. Lebih jauh, andai kata
pengendalian atas kelengkapan pengolahan dan pencatatan data tidak ada atau
tidak efektif, barangkali mustahil untuk mengaudit pos-pos laporan keuangan
atau bahkan laporan keuangan secara keseluruhan.

E. Tipe Audit
Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit keuangan adalah
audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang
akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan
kelengkapan laporan-laporan tersebut. Audit keuangan umumnya dilaksanakan
oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik sebagai auditor independen
dengan berpedoman pada standar profesional akuntan publik. Audit laporan
keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan
keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu

dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan
kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit). Audit Ketaatan adalah proses kerja yang
menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan
aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit ini bertujuan
untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan
undang-undang

tertentu.

Kriteria-kriteria

yang

ditetapkan

dalam

audit

kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin


bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian
internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh
pegawai perusahaan.
3. Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan penelahaan
secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan
yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional
tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :
1. Menilai kinerja, kinerja dibandingkan

dengan

kebijakan-kebijakan,

standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen,


2. Mengidentifikasikan peluang dan,
3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Pihak-pihak yang mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah
manajemen dan pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada
pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.
4. Audit Investigatif adalah: Serangkaian kegiatan mengenali (recognize),
mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan
fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka
pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang
dapat merugikan keuangan suatu
entitas(perusahaan/organisasi/negara/daerah)." "a search for the truth, in

the interest of justice and in accordance with specification of law" (di


negara common law).
Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:
Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti Informasi yang dapat diukur.
Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang
bersifat kualitatif harus dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga
dapat dinilai menurut ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup,
Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya.
Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan,
baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain. Dilakukan oleh seseorang (atau
sejumlah orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor.
Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang
ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan
kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.
Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara
informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji
dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.

F. Tipe-tipe Auditor
Dikelompokan

menjadi

tiga

golongan:

Auditor

independen,

auditor

pemerintah, auditor intren. Berikut digambarkan berbagai tipe auditor dan


pekerjaan profesional mereka:

Gambar 1.1 Tipe Auditing, Auditor dan Pekerjaan Mereka


1. Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor professional yang menyediakan jasanya
kepadanya masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan
keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan. Untuk berpraktik
sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan
dan pengalaman kerja tertentu. Auditor independen harus telah lulus dari
jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijasah yang disamakan, telah
mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijasah
Akuntan, dan mendapat izin praktik dari Menteri Keuangan. Auditor independen
mempunyai tanggungjawab utama untuk melaksanakan fungsi pengauditan
terhadap laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan tanpa memihak kepada
kliennya. Auditor independen bekerja dan memperoleh honorium dari kliennya
yang dapat berupa fee perjam kerja.

2. Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah merupakan auditor professional yang bekerja di
instansi

pemerintah

yang

tugas

pokoknya

melakukan

audit

atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau


entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada
pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi
pemerintahan, namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor
yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna (BPKP) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi pajak.
3. Auditor Intern
Auditor yang bekerja didalam perusahaan (perusahaan negara maupun
swasta) yang tugas pokoknya menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan bvaik atau
tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan
efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi
yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Auditor intern bekerja di suatu
perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan,
seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah. Bagian audit dari suatu
perusahaan bisa beranggotakan lebih dari

seratus orang

dan

biasanya

bertanggungjawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau


kepada komite audit dari dewan atau komisaris. Pada BUMN, auditor intern
berada dibawah SPI (Satuan Pengawasan Intern).
Tugas auditor intern bermacam-macam, tergantung pada atasannya. Ada
bagian audit yang hanya terdiri dari satu atau dua orang, yang sebagian besar
tugasnya melakukan audit ketaatan secara rutin. Bagian audit lainnya terdiri dari
beberapa staf yang mempunyai tugas yang berbeda-beda, termasuk juga hal-hal
diluar akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir, banyak auditor intern yang terlibat
dalam kegiatan audit operasional. Namun demikian, secara umum tugas pokok

auditor intern adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang


ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau
tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi
yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

G. Tipe-tipe Audit

Gambar 1.2 Tipe-tipe Audit


Berdasarkan gambar diatas, Auditing umumnya digolongkan menjadi 3
golongan:
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan
keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut sesuai PABU.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai
dengan kondisi atau peraturan tertentu.
3. Audit Operasional (Operatioanl Audit)

Merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian


daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuannya adalah:
a. Mengevaluasi kinerja,
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan,
c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut

H.Jasa Perikatan Yang dilakukan Oleh Kantor Akuntan


Publik.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat,
yang dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: jasa assurance, jasa
atestasi dan jasa nonassurance.
1. Jasa Assurance Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan
memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan
mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka
lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi
dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya. Jasa assurance
dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh
jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai
produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating),
dan jasa pemeringkatan radio (radio rating). Jasa assurance bukan merupakan
jasa baru yang diperlukan oleh masyarakat. Profesi akuntan publik telah lama
menyediakan jasa assurance tentang informasi laporan keuangan historis kepada
masyarakat. Jasa assurance ini leih dikenal dengan jasa audit. Di U.S.A., jasa
assurance yang juga disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa undian
dan jasa kontes. Sejak tahun 1994, profesi akuntan Indonesia menyediakan jasa
assurance tentang prakiraan keuangan. Di masa depan ini, kebutuhan masyarakat
akan jasa assurance tentang pengendalian web site semakin meningkat, dan
profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan jasa tersebut.

2. Jasa Atestasi Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau


pertimbangan orang yang independen dan kompeten tantang apakah asersi suatu
entitas sesuai, dalam semua hal yang material, denga kriteria yang telah
ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satuu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk
laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (generally
accepted accounting principle).
Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4
jenis:
a. Audit Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang
mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang
dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan
jasa audit disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang
dilaksanakan terhadap laporan keuangan, hiostoris suatu entitas, auditor
menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan positif
(positive assurance) atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan
keuangan historis. Keyakinan (assurance) menunjukan tingkat kepastian
yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa simpulannya
yanag dinyatakan dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang
dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti.
Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan,
semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa ini
merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam

masyarakat dan seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan


publik.
b. Pemeriksaan (Examination) Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu
pendapat atas kesesuaian arsersi yang dibuat oleh pihak lain dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
c. Review Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur
analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk
memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam
informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya
dibandingkan dengan keyakinan positif yang diberikakn oleh akuntan publik
dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang
digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dalam
jasa review dibandingkan yang digunakan dalam jasa audit dan jasa
pemeriksaan. Dalam menghasilkan jasa audit dan periksaan, akuntan publik
melaksanakan

berbagai

prosedur

berikut

ini:

inspeksi,

observasi,

konfirmasi, permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan


bukti pendukung, pelaksanaan ulang, dan analisis.
d. Prosedur yang Disepakati Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat
dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati
antara klien dengan akuntan publik. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
oleh akuntan publik dalam menghsilkan jasa atestasi dengan prosedur yang
disepakati lebih sempit dibandingkan dengan audit dan pemeriksaan.
3. Jasa Nonassurance. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh
akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan
negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance
yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa
konsultasi. Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa

akuntansi kliennya, seperti pencatatan (baik dengan manual maupun dengan


komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan
keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik
kepada kliennya dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak
penghasilan,

perencanaan

pajak,

dan

bertindak

mewakili

kliennya

dalam

menghadapi masalah perpajakan. Jasa konsultansi diatur dalam Standar Jasa


Konsultansi.
Jasa konsultansi dapat meliputi jasa berikut ini:
a. Konsultasi (consultations) untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah
memberikan konsultasi atau saran profesional (proessional advice) yang
memerlukan respon segera, berdasarkan pada pengetahuan mengenai klien,
keadaan, masalah teknis terkait, dan tujuan bersama berbagai pihak.
b. Jasa pemberian saran profesional (advisory services). Untuk jenis jasa ini,
fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, simpulan dan rekomendasi untuk
dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.
c. Jasa implementasi. Untuk jenis jasa ini fungsi praktisi adalah mewujudkan
rencana kegiatan menjadi kenyataan.
d. Jasa transaksi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediaan,
jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya
dengan pihak ketiga.
e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya. Untuk jenis jasa ini, fungsi
praktisi adalah meyediakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan
jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang
ditentukan klien.
f. Jasa produk. Untuk jenis jasa ini fungsi praktisi adalah untuk menyediakan
bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi,
penggunaan, dan pemeliharaan produk tertentu.

I. Struktur Organisasional Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan public (public accounting firm) dapat diorganisasikan


sebagai praktis perorangan (sole practitioners) atau firm (partnership). Selain
itu, kantor akuntan public dapat pula berpraktik sebagai anggota dari badan
usaha professional (professional corporation) ataupun firma dengan kewajiban
terbatas (limited liability partnership, LLP) atau badan usaha dengan kewajiban
terbatas (limited liability company, LLC).
Badan usaha professional (professional corporation) berbeda dengan badan
usaha tradisional (tradisional corporation) dalam beberapa hal. Sebagai comtoh,
semua pemegang saham dan direksi badan usaha professional harus bertugas
dalam praktik akuntansi public. Selain itu pemegang saham dan direksi badan
usaha profesionaldapat dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan
perusahaan tersebut. Pada umumnya kantor akuntan publik lokal diorganisasikan
sebagai praktisi perorangan, firma dengankewajiban terbatas, atau badan usaha
professional. Pengorganisasian kantor akuntan publik sebagai peraktisi
perorangan dan partnership (LLP). Pengorganisasian kantor akuntansi publik
sebagai praktis perorangan dan partnership memberikan proteksi tambahan bagi
pemakai jasa mereka karena struktur organisasi semacam itu, tidak seperti
halnya badan usaha, tidaklah memberikan kewajiban terbatas bagi pemilik atau
rekan KAP.
Kantor akuntan publik dapat digolongkan kedalam empat kategori, yaitu:
1. Kantor Akuntan Publik Lokal Kantor akuntan publik lokal biasanya
mempunyai satu atau dua kantor, dijalankan oleh orang atau beberapa
orang akuntan publik terdaftar yang bertindak sebagai rekan (partner),
dan melayani kliennya di dalam sebuah kota atau daerah. Kantor akuntansi
publik (KAP) seperti ini acapkali mengkhususkan diri pada jasa pajak
penghasilan, konsultasi, dan akuntansi. Auditing biasanya merupakan bagian
kecil dari praktik yang dijalankan, dan cenderung melibatkan perusahaan

kecil yang membutuhkan laporan keuangan auditan untuk menguatkan


permohonan kredit dari bank.
2. Kantor Akuntan publik Regional Banyak kantor akuntan publik lokal yang
menjadi kantor akuntan publik regional dengan membuka kantor cabang
baru di kota lain dan memperbanyak staf profesionalnya. Kantor akuntan
publik regional ditandai oleh bermacam-macam rekan dan staf professional
yang banyak serta sering melakukan pekerjaan audit yang ekstensif.
Penggabungan usaha (merger) dengan KAP lokal lainnya dapat pula menjadi
salah satu cara untuk berubah ke status KAP regional. Pertumbuhan
seperti itu lazimnya desertai dengan kenaikan proporsi jasa auditing
dibandingkan jasa lainnya.
3. Kantor Akuntan Publik Nasional Kantor akuntan publik dengan kantorkantor cabang yang terbesar di kota-kota besar disebut kantor akuntan
publik nasional. Kantor akuntan publik nasional biasanya juga berkiprah
secara internasional, baik dengan kantor akuntan publiknya sendiri ataupun
afiliasi KAP lainnya di negara lain.
4. Kantor Akuntan publik Internasional Di Amerika, hanya kantor akuntan
publik yang sangat besar saja yang mempunyai cukup staf dan sumber daya
untuk mengaudit perusahaan-perusahaan raksasa, firma-firma tersebut
mengaudit hampir semua perusahaan terbesar di Amerika. Kehidupan
kantor akuntan publik tersebut menawarkan berbagai macam jasa
professional, auditing merupakan jasanya yang paling signifikan. Terlepas
dari ukurannya, sebagian besar kantor akuntan publik terdaftar dibangun
oleh struktur organisasional serupa yang terdiri atas:
a. Auditor Staf Pada waktu seorang bergabung pertama kali dengan kantor
akuntan publik, orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor staf
(staff audito) yang sering pula disebut asisten (assistant) atau auditor
yunior (junior auditor). Auditor staf kerapkali melakukan tugas-tugas audit
yang rutin yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat

terbatas sehingga perlu diselia secara teliti. Auditor staf bisanya menjalani
beebagai macam perikatan yang memanfaatkan secara penuh kapasitas
mereka untuk analisis dan pertumbuhan.
b. Auditor Senior Auditor senior (senior auditor) disebut juga auditor
penanggung jawab (in charge audior) adalah auditor yang memenuhi syarat
untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
menyusun rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui
oleh manajer auditor dan partner. Salah satu tanggung jawab utama auditor
senior adalah pelatihan pada pekerjaan bagi auditor junior. Ketika
memberikan tugas kepada auditor junior (asisten), auditor senior mestilah
menjelaskan tujuan akhir dari oprasi audit tertentu.
c. Manajer pada kantor akuntan publik bisanya mempunyai paling tidak lima
tahun pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak
berada di kantor klien untuk melakukan audit secara harian yang merupakan
tanggung jawab auditor senior. Manajer dapat bertanggung jawab atas
kepenyeliaan/supivisior dua atau lebih perikatan audit sekaligus. Manajer
juga bertanggung jawab pula atas penentuan prosedur audit yang diterapkan
untuk audit tertentu dan menjagaan standar pekerjaan lapangan yang
seragam. Adakalanya manajer ditugasi pula pekerjaan adminitratif untuk
menghimpun dan menagih tagihan jasa auditing dari klien.
d. Rekan (Partner) Rekan (partner) atau pemilik (owners) adalah orang-orang
yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban tanggung jawab
penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan praktiknya serta
memegang peran utama dalam pengembangan klien. Pengembangan atau
kontak dengan klien meliputi pembahasan denga klien mengenai tujuan dan
lingkup pekerjaan audit, pemecahan kontroversi yang kemungkinan timbul
mengenai bagaimana pos tertentu akan disajikan dalan laporan keuangan, dan
menghadiri rapat umum pemegang saham klien guna menjawab pertanyaan
seputar laporan keuangan atau laporan auditor. Rekan atau partner biasanya

mempunyai sepuluh tahun atau lebih pengalaman dalam akuntansi publik.


Karena partner memikul keseluruhan tanggung jawab, maka partner pula
yang mengambil keputusan akhir yang melibatkan perrtimbangan yang
kompleks.

PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Dalam perusahaan kecil yang
berbentuk perusahaan perorangan, yang pemiliknya merangkap sebagai pemimpin
perusahaan, laporan keuangan biasanya hanya disajikan untuk memenuhi
kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan oleh pemilik
untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaannya. Begitu pula
dalam

perusahaan

berbentuk

firma,

laporan

keuangan

biasanya

hanya

dimanfatkan oleh para sekutu, yang sekaligus sebgai pemimpin perusahaan.


Selama kedua bentuk badan usaha tersebut hanya menggunakan modal yang
berasal dari penyertaan pemilik, yang sekaligus menjadi pemimpin perusahaan,
selama itu pula laporan keuangan mereka hanya dibuat untuk memenughi
kepentingan intern saja. Dalam kondisi semacam ini jasa audit profesi akuntan
publik belum diperlukan, baik oleh para pemimpin perusahaan maupun oleh pihak
luar perusahaan.
Dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat
terbuka, saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar modal,
dan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen
perusahaan. Pemilik perusahaan menanamkan dana mereka di dalam perusahaan
dan manajemen berkewajiban mempertanggungjawabkan dana yang dipercayakan
kepada mereka. Laporan keuangan perusahaan ini, disamping digunakan untuk

keperluan manajemen perusahaan, juga dimanfaatkan oleh pemilik untuk menilai


pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Dalam perusahaan berbentuk CV (comanditaire vennootschap), sebagian
sekutunya bertindak sebgai manajemen perusahaan dan sebagian yang lain
bertindak sebgai sekutu diam ( Sleeping partners). Laporan keuangan dalam CV
diperlukan oleh sekutu aktif maupun diam untuk meniulai pengelolaan dana ang
dilaksanakan oleh sekutu aktif tersebut.
Dalam perekembangan usahanya, baik perusahaan perorangan maupun
berbagai

perusahaan

berbentuk

badan

hukum

yang

lain

tidak

dapat

menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dlam
bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa perbaikan pinjaman dari
kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan,
tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon
kreditur.
Pihak-pihak diluar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang
disajikan oleh manajemen dalam lapran keuangan. Dengan demikian, terdapat dua
kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Disatu
pihak,

manajemen

perusahaan

ingin

menyampaikan

informasi

mengenai

pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; dipihak lain,
pihak luar perusahaan ingin memperoleh ionformasi yang andal dari manajemen
prusahaan mengenai pertanggungjawabn dana yang mereka investasikan. Adanya
dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik. Digambarkan dibawah ini:

Gambar 1.3 Struktur antara Akuntan Publik dengan Manajemen Perusahaan;


Kreditur, Investor dan Pihak Luar Lain

Dari gambar diatas digambarkan bahwa manajemen perusahaan memerlukan


jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak
luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak
ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dapat dipercaya sebgai dasar keputusan-keputusan yang
diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak ketiga yang
berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dpat
dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan
tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang
disajikan berisi inforamsi yang dapat dipercaya karena dari sudut pandang pihak
luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan
maupun kepentingan yang lain.

Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk menilai
keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam
laporan keuangannya, keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi
akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas
tidak memihak terhadap informasi yang disaji9kan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan.
Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari
pemerintah dalam tahun 1979 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan
Akuntan Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan.
Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang menjual sahamnya dipasar modal. Perkembangan pasar modal
Indonesia

merupakan

pendorong

berkembangnya

profesi

akuntan

publik

Indonesia.

1. Jasa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan Publik


Adapun Jasa yang dihasilkan akuntan publik: Jasa Assurance, Jasa Atestasi

dan Jasa Non Assurance.


A. Jasa Assurance
Adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. Jasa

atestasi

terdiri

dari

audit,

pemeriksaan

(examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure)


dalam peningkatan mutu untuk pengambilan keputusan. Jasa Assurance dapat
disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh
jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian
berbagai produksi oleh organsiasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi
(television rating) atau jasa pemeringkatan radio (radio rating).

B. Jasa Atestasi
adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Atestasi adalah pernyataan
yang dibuat oleh satu pihak yang implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan
pernyatan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan akuntansi
berterima umum (generally accepted accounting principles). Dibagi menjadi 4
jenis:
1. Audit
Mencangkup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan
keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas tersebut. Atas dasar audit yang dilaksanakan
terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan
suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha entitas sesuai dengan prinsio akuntansi berterima umum.
2. Pemeriksaan (Exminatoin)
Berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat
oleh

pihak

lain

dengan

kriteria

yang

telah

ditetapkan.

Contoh:

pemeriksaan terhadap inforomasi keuangan prospektif dan pemeriksaan


untuk menentukan kesesuaian pengenda;ian intern suatu entitas dengan
kriteria yang ditetapkan oleh instansi pemerintah.
3. Review
Berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi
keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan
negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.
Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan
positif yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa

pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik


dalam pengumpulan bukti lebh sempit dalam jasa review dibandingkan
dengan yang dignakan dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan. Dalam
menghasilkan jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik melaksanakan
berbagai

prosedur:

keterangan,

inspeksi;

pengusutan

observasi,

(tracing),

konfirmasi,

pemeriksaan

bukti

permintaan
pendukung

(vouching), pelaksanaan ulangn (reperforming), dan analisis.


4. Prosedur yang disepakati (Agreed-upon procedures)
Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan
publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dnegan akuntan
publik. Contoh: klien dan akuntan bersepakat bahwa prosedur tertentu
akan diterapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan
keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan.
C. Jasa Nonassurance
Jasa Nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan
temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan
oleh profesi akuntan publik adalah:
1. Jasa kompilasi
Melakukan berbagai jasa akuntansi kliennyasampai dengan penyusunan
laporan keuangan),
2. Jasa perpajakan
Bantuan dalam pengisian pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pakjak
penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam
menghadapi masalah perpajakan,
3. Jjasa konsultasi, meliputi:
a. Konsultasi (consultations)
Fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran profesional
yang memerlukan respon segera. Contoh: review dan komentar
terhadap bisnis buatan klien.
b. Jasa pemberian saran profesianal (advisory services)

Berfungsi mengembangkan temuan, simpulan, dan ekomendasi untuk


dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh: review operasional
dan improve study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi, dll.
c. Jasa implementasi
Berfungsi mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Contoh:
penyediaan jasa instalasisistem komputer dan jasa pendukung yang
berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktvitas, dll.
d. Jasa transaksi
Berfungsi menyediakan jasa yang berhubungan dnegan beberapa
transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga.
e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya
Berfungsi menyediuakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan
jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan
tugas yang ditentukan oleh klien.
f. Jasa Produk
Berfungsi menyediakan bagi klien suatu peroduk tertentu. Contoh:
penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi perangkat lunak komputer, dll.

1. Akuntan Publik dan Cakupannya


A. Auditing Ditinjau Dari Sudut Profesi Akuntan Publik
Dalam hal ini auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau orangaisasi lain dengan tuuan menentukan
apakah laporan keuanga tersebut menyajikan secara wajar atau tidak. Auditing
bukan

merupakan

cabang

akuntansi,

tetapi

suatu

disiplin

bebas,

yang

mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan daata kegiatan lain.
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penyajian transaksi keuangan perusahaan atau organisasi lain, hasil akhir: laproan
keuangan. Dipihak lain, auditing ditunjukan untuk menetukan secara objektif
keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan.

Profesi akunan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingakt keandalan

laporan

keuangan

perusahan-perusahaan,

sehingga

masyarakat

keuangan

memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan


alokasi sumber-sumber ekonomi.

B. Laporan Audit (Audit Report)


Dibagi menjadi tiga paragraf: paragraf pengantar (introductory paragraph)
meliputi: (1) tipe jasa yang diberikan oleh keuangan dan tanggung jawab auditor,
(2) objek yang diaudit, (3) pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan
keuangan berdasarkan hasil auditnya. Paragraf Lingkup (Scope paragraf) dan
paragraf pendapat (Opinion paragraph). Adapun objek auditing masa kini adalah:
a.
b.
c.
d.

Neraca,
Laporan Laba-Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan arus kas

Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok:


I.
Standar Umum (Mengatur syarat-syarat diri audior)
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebgai auditor,
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor,
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
II. Standar Pekerjaan Lapangan (Mengatur syarat-syarat diri audior)
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya,
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkyup pengujian
yang akan dilakukan,

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


pengamatan, permintaan keterangan, dan konfiormasi sebagai dasar
memadai untuk pelaporan.
III. Standar pelaporan
(memberikan panduan bagi auditor dalam

mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada


pemakai inforamsi keuangan)
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai PABU,
b. Laporan auditor

harus

menunjukan

atau

menyatakan,

jika

ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan


keuangan priode berjalan dibandingan dengan tahun sebelumnya,
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor,
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atauy suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.
Melihat standar diatas, menjadi jelas tidak setiap orang dapat melakukan
audit terhadap laporan keuangan.Ada lima tipe pokok laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor:
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion report)
Dengan syarat:
a. Sesuai PABU
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi bererima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan,
c. Informasi dalam catatan-catatan

yang

mendukungnya

telah

digambarkan dan dijelaskan dengan cuku didalam Laporan Keuangan.


2. Laporan yang berisi paendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (unqualified opinion report with explantory languange)
3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion

report) Jika:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien,

b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit paneting atau tidak


dapat memperoleh informasi penting karena kondisi yang berbeda
diluar kekuasaan klien maupun auditor,
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU,
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak mefnyatakan pendapat (disclaimer

of opinion report) Jika:


a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit,
b. Auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya.

2. Hierarki Auditor Dalam Organisasi Kantor Akuntan Publik


Umumnya hirarkhi auditor dalam perikatan audit didalam kantor akuntan
publik menjadi berikut ini:
1. Partner (rekan)
Menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit, bertanggung jawab atas
hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai
auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management latter, dan
bertanggung jawab terhadap penagihan fee dari klien
2. Manajer
Bertindak sebagai pengawas audit, membatu auditor

senior

dalam

merencanakan program audit dan waktu audit, me-review kergtas kerja,


laporan audit dan management latter.
3. Auditor senior
Bertugas unuk melaksanakan audit, mengusahakn biaya audit dan waktu audit
sesuai dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.
4. Auditor Junior
Melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk
mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaani ini
biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya disekolah.

3. Standar Profesional Akuntan Publik

A. Tipe Standar Profesional yang Diterbitkan Oleh Dewan


Terdapat lima macam standar profesional yang diterbitkan oleh Dewan
sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik:
a. Standar Auditing
Merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis standar auditing
terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing (PSA) , PSA terdiri dai ketentuan-ketentuan dan pedoman utama
yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit,
termasuk dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng
(IPSA)

yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan

yang bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntansi Indonesia yang


berpraktik sebagai Akuntan Publik.
b. Standar Aretasi
Memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencangkup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam
jasa non audit
c. Standar Jasa Akuntansi dan Review,
Memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencakup

jasa

akuntansi

dan

review,

termasuk

didalamnya

adalah

Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR), yang


merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap
ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
d. Standar Jasa Konsultasi,
Memberikan panduan bagi akuntan publik di didalam penyediaan jasa
konsultansi bagi masyarakat. Menyajikan temuan, simpulan dan rekomendasi
yang sifat dan lingku pekerjaannya ditentukan oleh perjanjian antara praktisi
dengan kliennya.
e. Standar Pengendalian Mutu
Memberikan panduan bagi kantor akuntan publik didalam melaksanakan
pengendalian mutu jasa yang dihasilkan oleh iantornya dengan meatuhi

berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar professional Akutnan


Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akutnan Publik yang diterbitkan oleh
Kompartemen Akuntan Publik.
Terdapat hubungan antara Standar Atestasi dan Standar Auditing. Standar
astestasi disusun untuk memberikan panduan umum semua jenis perikatan
atestasi yang mencangkup jasa pemeriksaan (exmination), review, dan
kompilasi terhadap asersi manajemen. Jasa pemeriksaan yang dicakup oleh
standar atestasi meliputi pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis
(dikenal dengan istilah auditing) dan lapiran keuangn prospektif. Sedangkan
jasa pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis diatur secara khusus
oleh Dewan Atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang
berkaina dengan pemeriksaan laporan keuangan historis. Hubungan keduanya
dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut:

Gambar 1.4 Hubungan antara Atestasi dengan Standar Auditing

Anda mungkin juga menyukai