Definisi Auditing
Definisi Auditing
A. Definisi Auditing
Ada banyak pendapat tentang pengertian audit. Audit atau pemeriksaan
dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau
produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Beberapa definisi yang menjelaskan pengertian
audit, diantaranya:
Definisi 1:
Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai suatu
informasi untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi
tersebut dengan kriterianya. Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang
kompeten dan independen.
Definisi 2:
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Definisi 3:
Audit intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor intern terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda. Ada
pula beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang
akuntansi, antara lain: The American Accounting Association Committee on Basic
Auditing Concepts mendefinisikan Auditing sebagai proses sistematik pencarian
dan pengevaluasian secara objektif bukti mengenai asersi tentang peristiwa dan
tindakan ekonomik untuk menyakinkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut
yang
berkepentingan.
Menurut
Mulyadi,
berdasarkan
beberapa
yang dibuat oleh individu atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa
memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan
mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut
dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan
dengan
kriteria
tersebut
kemungkinan
dapat
dikuantifikasikan,
diambil dari sistem akuntansi. Asersi perihal tindakan dan peristiwa ekonomik
yang menjadi perhatian auditor kerapkali merupakan asersi transaksi akuntansi
dan peristiwa yang mempunyai signifikansi akuntansi, dan saldo akun yang
merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa tersebut. Yang menjadi kriteria
bagi asersi akuntansi biasanya adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum di
indonesia.
Oleh karena itu, walaupun akuntan (yang menyusun laporan keuangan) tidak
perlu mesti mahir dalam auditing, namun auditor (yang mengaudit laporan
keuangan) disyaratkan menguasai disiplin akuntansi. Auditor bertanggung jawab
atas dipatuhinya standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia
dalam
mengumpulkan
dan
mengevaluasi
bukti,
maupun
dalam
menerbitkan dalam laporan auditor yang memuat kesimpulan atas auditor yang
dinyatakan
dalam
bentuk
pendapat
atas
laporan
keuangan.
Auditing
daya
ekonomi
tertarik
pada
industri,
kawasan
geografis,
dan
entitas
auditor
independen adalah
D. Limitasi Auditing
Limitasi Auditing tidak satupun audit yang dapat memberikan jaminan atau
keyakinan penuh bahwa lapporan keuangan bebas dari salah saji material yang
muncul dari pengolahan data akuntansi yang keliru, maupun pertimbangan yang
tidak tepat atas pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi. Selain itu, prinsip
pengukuran akuntansi seringkali menawarkan lebih dari satu alternatif untuk
menjelaskan sebuah transaksi atau peristiwa. Umpamanya, tersedia beberapa
metode akuntansi untuk arus biaya perolehan persediaan melalui sebuah
perusahaan dan untuk penyusutan aktiva berwujud. Fleksibiitas prinsip akuntansi
yang berlaku umum ini memungkinkan penyusunan laporan keuangan untuk
mempengaruhi informasi yang disajikan sehingga berdampak terhadap keandalan
informasi tadi. Lebih dari pada itu, prinsip akuntansi sering membutuhkan
interprestasi dan aplikasi pertimbangan sebelum prinsip tersebut dapat
diterapkan pada transaksi tertentu dan peristiwa serta situasi lainnya, dan
penyusun laporan keuangan yang berpikiran sehat dan auditor mungkin saja tidak
sepaham perihal interprestasi dan pertimbangan tersebut.
Di samping limitasi atau runtunan audit dikarenakan kendala kerangka
akuntansi yang ada, adapula limitasi yang dipicu oleh audit itu sendiri dan oleh
teknologi auditing. Idealnya seorang auditor memiliki bukti langsung (tangan
pertama) untuk mendukung/menguatkan setiap asersi yang implisit dalam suatu
laporan keuangan, namun kadangkala hal itu tidak praktis dan juga tidak mungkin
dilakukan. Sungguhpun hal itu mungkin saja dilakukan, namun biayanya melampaui
manfaat yang diperoleh penyusun maupun pemakai laporan keuangan. Auditor
bekerja dalam limit ekonomik yang agak restriktif. Supaya berguna, audit
sepantasnya dilakukan pada biaya yang wajar dan dalam rentang waktu yang
masuk akal. Limitasi atas biaya berakibat pada pengujian selektif, atau penarikan
sampel, dari catatan akuntansi dan data pendukung. Sampel semacam itu memang
dapat dirancang secara ilmiah supaya memberikan tingkat keandalan yang tinggi.
Namun demikian, kesimpulan yang ditarik dari pemeriksaan atas sampel
buktiyang tersedia merupakan subyek dari ketidakpastian bawaan. Standar
auditing yang diadopsi secara luas oleh auditor mengakui pengujian selektif
tersebut
dengan
mensyaratkan
dikumpulkannya
bukti
yang
cukup
agar
E. Tipe Audit
Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit keuangan adalah
audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang
akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan
kelengkapan laporan-laporan tersebut. Audit keuangan umumnya dilaksanakan
oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik sebagai auditor independen
dengan berpedoman pada standar profesional akuntan publik. Audit laporan
keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan
keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu
dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan
kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit). Audit Ketaatan adalah proses kerja yang
menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan
aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit ini bertujuan
untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan
undang-undang
tertentu.
Kriteria-kriteria
yang
ditetapkan
dalam
audit
dengan
kebijakan-kebijakan,
F. Tipe-tipe Auditor
Dikelompokan
menjadi
tiga
golongan:
Auditor
independen,
auditor
2. Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah merupakan auditor professional yang bekerja di
instansi
pemerintah
yang
tugas
pokoknya
melakukan
audit
atas
seratus orang
dan
biasanya
G. Tipe-tipe Audit
berbagai
prosedur
berikut
ini:
inspeksi,
observasi,
perencanaan
pajak,
dan
bertindak
mewakili
kliennya
dalam
terbatas sehingga perlu diselia secara teliti. Auditor staf bisanya menjalani
beebagai macam perikatan yang memanfaatkan secara penuh kapasitas
mereka untuk analisis dan pertumbuhan.
b. Auditor Senior Auditor senior (senior auditor) disebut juga auditor
penanggung jawab (in charge audior) adalah auditor yang memenuhi syarat
untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
menyusun rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui
oleh manajer auditor dan partner. Salah satu tanggung jawab utama auditor
senior adalah pelatihan pada pekerjaan bagi auditor junior. Ketika
memberikan tugas kepada auditor junior (asisten), auditor senior mestilah
menjelaskan tujuan akhir dari oprasi audit tertentu.
c. Manajer pada kantor akuntan publik bisanya mempunyai paling tidak lima
tahun pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak
berada di kantor klien untuk melakukan audit secara harian yang merupakan
tanggung jawab auditor senior. Manajer dapat bertanggung jawab atas
kepenyeliaan/supivisior dua atau lebih perikatan audit sekaligus. Manajer
juga bertanggung jawab pula atas penentuan prosedur audit yang diterapkan
untuk audit tertentu dan menjagaan standar pekerjaan lapangan yang
seragam. Adakalanya manajer ditugasi pula pekerjaan adminitratif untuk
menghimpun dan menagih tagihan jasa auditing dari klien.
d. Rekan (Partner) Rekan (partner) atau pemilik (owners) adalah orang-orang
yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban tanggung jawab
penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan praktiknya serta
memegang peran utama dalam pengembangan klien. Pengembangan atau
kontak dengan klien meliputi pembahasan denga klien mengenai tujuan dan
lingkup pekerjaan audit, pemecahan kontroversi yang kemungkinan timbul
mengenai bagaimana pos tertentu akan disajikan dalan laporan keuangan, dan
menghadiri rapat umum pemegang saham klien guna menjawab pertanyaan
seputar laporan keuangan atau laporan auditor. Rekan atau partner biasanya
perusahaan
berbentuk
firma,
laporan
keuangan
biasanya
hanya
perusahaan
berbentuk
badan
hukum
yang
lain
tidak
dapat
menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dlam
bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa perbaikan pinjaman dari
kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan,
tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon
kreditur.
Pihak-pihak diluar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.
Umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang
disajikan oleh manajemen dalam lapran keuangan. Dengan demikian, terdapat dua
kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Disatu
pihak,
manajemen
perusahaan
ingin
menyampaikan
informasi
mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; dipihak lain,
pihak luar perusahaan ingin memperoleh ionformasi yang andal dari manajemen
prusahaan mengenai pertanggungjawabn dana yang mereka investasikan. Adanya
dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik. Digambarkan dibawah ini:
Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk menilai
keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam
laporan keuangannya, keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi
akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas
tidak memihak terhadap informasi yang disaji9kan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan.
Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari
pemerintah dalam tahun 1979 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan
Akuntan Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan.
Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang menjual sahamnya dipasar modal. Perkembangan pasar modal
Indonesia
merupakan
pendorong
berkembangnya
profesi
akuntan
publik
Indonesia.
atestasi
terdiri
dari
audit,
pemeriksaan
B. Jasa Atestasi
adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan
kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Atestasi adalah pernyataan
yang dibuat oleh satu pihak yang implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan
pernyatan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan akuntansi
berterima umum (generally accepted accounting principles). Dibagi menjadi 4
jenis:
1. Audit
Mencangkup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan
keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas tersebut. Atas dasar audit yang dilaksanakan
terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan
suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha entitas sesuai dengan prinsio akuntansi berterima umum.
2. Pemeriksaan (Exminatoin)
Berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat
oleh
pihak
lain
dengan
kriteria
yang
telah
ditetapkan.
Contoh:
prosedur:
keterangan,
inspeksi;
pengusutan
observasi,
(tracing),
konfirmasi,
pemeriksaan
bukti
permintaan
pendukung
merupakan
cabang
akuntansi,
tetapi
suatu
disiplin
bebas,
yang
mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan daata kegiatan lain.
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penyajian transaksi keuangan perusahaan atau organisasi lain, hasil akhir: laproan
keuangan. Dipihak lain, auditing ditunjukan untuk menetukan secara objektif
keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan.
laporan
keuangan
perusahan-perusahaan,
sehingga
masyarakat
keuangan
Neraca,
Laporan Laba-Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan arus kas
harus
menunjukan
atau
menyatakan,
jika
ada,
opinion report)
Dengan syarat:
a. Sesuai PABU
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi bererima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan,
c. Informasi dalam catatan-catatan
yang
mendukungnya
telah
report) Jika:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien,
senior
dalam
jasa
akuntansi
dan
review,
termasuk
didalamnya
adalah