Buku Batuan Inti Penyimpan Minyak Migas PDF
Buku Batuan Inti Penyimpan Minyak Migas PDF
ISBN : 978-979-8218-24-8
PENGANTAR
PRAKATA
Buku yang berjudul Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi merupakan
ekstraksi informasi dan pengetahuan di bidang perminyakan mengenai batuan
inti atau yang biasa disebut dengan core. Batuan inti memiliki peranan penting
dalam mengidentifikasi dan mengkarakterisasi properti suatu reservoir minyak
bumi. Properti dari batuan inti dapat diketahui melalui serangkaian uji dan
pengukuran di laboratorium. Selanjutnya informasi yang diperoleh dari batuan
inti tersebut digunakan untuk menentukan strategi produksi dan manajemen
reservoir agar dapat dikuras secara optimal.
Secara komprehensif buku ini membahas sifat-sifat batuan inti yang ada di
Indonesia. Beberapa istilah yang termuat dalam buku ini berasal dari istilah
asing yang disesuaikan padanan katanya berdasarkan kamus besar bahasa
Indonesia. Informasi yang tercantum dalam buku ini berasal dari referensireferensi terkemuka di bidang perminyakan.
Kami berharap buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi di bidang
perminyakan terutama bagi para tenaga ahli, praktisi, akademisi dan peneliti
serta dapat memperkaya referensi khususnya tentang batuan inti. Tentunya,
buku ini masih jauh dari sempurna dan kami akan sangat berterima kasih bila
ada masukan dari pembaca untuk perbaikan ke depannya.
ii
Yusuf, A
Batuan inti penyimpan minyak dan gas bumi / A. Yusuf, M. Romli;
penyunting, Suprajitno Munadi, Bambang Widarsono. - Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS,
2012.
90 hlm. ; 24 cm.
Bibliografi: hlm. 90 ISBN 978-979-8218-24-8
1. Minyak bumi, Tambang, 2. Gas. I. Judul, II. Romli, M. III. Suprajitno
Munadi. IV. Bambang Widarsono.
665.5
Hak Cipta @ 2012 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS
iii
PENGARAH
Dra. Yanni Kussuryani. M.Si.
Penyunting
Prof. Dr. Suprajitno Munadi
Dr. Ir. Bambang Widarsono, M.Sc.
Penyunting Penyelia
Ir. Daru Siswanto
Drs. H. Joko Kristadi. M.Si.
Penulis
A. Yusuf
Ir. M. Romli
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA ...............................................................................................
ii
ISBN .......................................................................................................
iii
iv
DAFTAR ISI.............................................................................................
11
11
11
12
12
13
17
21
21
21
22
22
23
24
24
25
25
26
27
27
28
29
29
29
36
39
39
39
39
42
47
47
48
49
50
52
53
53
54
54
vi
55
55
56
56
57
7.1
Umum .................................................................................
57
7.2
57
58
61
8.1
Umum.............................................................................
61
8.2
61
8.3
65
65
66
71
9.1
Umum.......... .....................................................................
71
9.2
71
71
74
76
78
80
81
10.1 Umum................................................................................
81
81
83
83
83
86
89
91
vii
DAFTAR TABEL
18
18
57
62
viii
DAFTAR GAMBAR
14
15
16
17
4.1 Skema proses pemodelan geologi (Turner dan Gable, 2011) .........
22
23
25
26
27
30
30
31
31
32
33
5.7 Pipa dan mata bor batu inti (Sandier, 1982) ....................................
34
34
ix
5.9
35
6.2
36
40
41
6.3
41
6.4
42
6.5
44
6.6
45
6.7
49
6.8
51
7.1
59
7.2
60
8.1
65
8.2
66
8.3
68
8.4
69
9.1
72
9.2
75
9.3
77
85
BAB I
PENDAHULUAN
Data, interpertasi dan penggunaan data batu inti, merupakan dasar setiap
kegiatan rekayasa untuk menentukan antara lain volume cadangan hidrokarbon
di tempat (in-place hydrocarbon reserve) dan perolehannya secara efisien.
Analisis batu inti meliputi tentang analisis konvensional, analisis batu inti
spesial, dan analisis fluida reservoar yang sangat berkontribusi dan penting
dalam memperoleh data dasar sifar-sifat batuan dan fluida.
Analisis batu inti memberikan informasi tentang apa jenis hidrokarbon
yang dikandungnya, dan berapa besar kapasitas penyimpanannya. Dari
permeabilitas yang diukur dapat diperkirakan tentang litologi batuan dan
kemampuan alir formasi. Penyelidikan kandungan sisa fluida di dalam conto
batu inti memungkinkan menginterpertasi produksinya dan di bawah kondisi
tertentu memberikan informasi saturasi air reservoar.
Perluasan terhadap analisis batu inti konvensional memberikan hubungan
tekanan kapiler-saturasi air, sifat-sifat kelistrikan, keberhasilan pendorongan
air (water flood), permeabilitas relatif, dan kompresibilitas batuan. Ini dan data
khusus lainnya dapat diperoleh dari conto batuan resevoar.
Waktu merupakan faktor utama yang membedakan antara analisis batu
inti konvensional dan analisis batu inti spesial. Analisis batu inti konvensional
dapat diselesaikan dalam beberapa jam atau hari setelah diperoleh contonya,
dan datanya sering digunakan dalam membantu pemilihan interval dalam
sumur yang akan diselesaikan. Sedangkan analisis batu inti spesial, walau
biasanya mencerminkan proses yang terkesan lambat, dapat digunakan untuk
menentukan penentuan keseimbangan lempung dan air purwa (connate water)
sebelum menentukan sifat-sifat kelistrikan atau keseimbangan tekanan kapilersaturasi air sewaktu dilakukan pengujian tekanan kapiler itu sendiri. Fenomena
lambatnya program uji spesial ini, biasanya butuh waktu 6-8 minggu, malah
kadang-kadang lebih lama. Dalam banyak kasus, kerugian keterlambatan
waktu tersebuit dapat ditanggulangi misalnya dengan mengatur faktor waktu,
dan perencanaan awal yang baik pada program pengumpulan data. Evaluasi
tentang parameter dasar analisis batu inti digabung dengan data uji khusus yang
diperoleh dari conto batu inti dapat memberikan kinerja reservoar, perlakuan
pada sumur, serta interpertasi dan pemahaman log sumur.
Di bawah keadaan tertentu, hidrokarbon muncul di dalam jebakan bawah
tanah yang terbentuk secara stratigrafi atau struktural. Komposisi hidrokabon
tersebut bervariasi dari yang sederhana seperti metana, etana, sampai ke
yang kompleks campuran dari etana, metana, propana, dan yang bukan
hidrokarbon seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Pada
kondisi tekanan dan temperatur awal reservoar, hidrokarbon muncul sebagai
gas atau cairan, tergantung pada tekanan dan temperatur reservoar dan
komposisi hidrokarbon.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
BAB II
GEOLOGI
2.1 Umum
Geologi merupakan paduan antara seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi
yang mempelajari kerak-bumi dan segala macam kejadian di dalamnya. Akhli
geologi mencoba mengungkap semua kejadian di kerak-bumi beberapa ribu
bahkan jutaan tahun yang lalu tentang, misalnya awal bagaimana suatu lokasi
secara regional terbentuk, kejadian apa saja yang mempengaruhinya, sehingga
menjadi seperti saat ini. Terkumpulnya hidrokarbon yang tadinya tidak ada di
tempat itu, namun terbentuk dari tempat lain dan bermigrasi melalui proses
yang sangat panjang
2.2 Hukum Kejadian Alam
Menurut sejarahnya (Core Lab, 1975), perkembangan geologi itu sejalan
dan tidak pernah bertentangan dengan perumusan sejumlah hukum kejadian
di alam yang menyatakan antara lain bahwa: saat ini merupakan pembuka
masa lalu (law of uniformitarianism); dalam tumpukan formasi, formasi paling
tua selalu berada paling bawah, sedangkan yang paling muda ada di atas (law
of superposition); fosil paling sederhana ditemukan di formasi paling tua (law of
faunal succession); formasi yang lebih tua dipotong oleh yang lebih muda dan
formasi yang lebih muda menembus formasi lebih tua (intrusive relationshiops).
Gambar 2.1
Ilustrasi dan interpertasi kronologi hukum-hukum geologi
(Core Lab, 1975)
Gambar 2.2
Berbagai jenis minyak (Levorsen, 1956)
Gambar 2.3
Elemen sistem minyak (Walters, 2011)
sejarah bumi, pada hampir seluruh lingkungan geologi dan pada kebanyakan
cekungan sedimen. Batuan induk hanya mewakili sebagian kecil lapisan
cekungan dan hanya terbentuk jika ada kondisi khusus.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
Gambar 2.4
Pembentukan antiklinal (Core Lab, 1975)
Gambar 2.5
Jenis antiklinal (Core Lab, 1975)
Gambar 2.6
Jenis sinklinal (Core Lab, 1975)
10
BAB III
SURVEI GEOFISIKA
3.1 Umum
Minyak sebagai sumber energi fosil telah lama dieksploatasi, sehingga
indikator geologinya semakin terbatas. Untuk membantu mengatasi hal ini
survei geofisika ternyata sangat berperan dalam kegiatan eksplorasi minyak.
Biaya eksplorasi tersebut sangat besar, sehingga pemilihan metode yang
digunakan harus yang yang terbaik dan hasilnya dapat menjamin penemuan
jebakan hidrokarbon.
3.2 Kegiatan Geofisika
Sesuai dengan namanya, sebenarnya geofisika merupakan paduan antara
ilmu geologi dan ilmu fisika. Di industri perminyakan, geologi lebih menitikberatkan pada kajian tentang bumi dengan menelaah langsung batuan dari
singkapan atau serpihan pemboran, sehingga dapat memberikan informasi
tentang struktur, komposisi, dan kejadiannya. Sementara itu, geofisika mencoba
mengkaji yang belum terungkap dari keterbatasan pengamatan langsung
geologi dengan cara mengukur dan mengenal sifat-sifat fisika dengan instrumen
tertentu.
Gambar 3.1
Survei udara (Sandler, 1982)
11
Foto udara, misalnya, yang mengambil data regional secara utuh daerah
yang menjadi perhatian dari pesawat terbang. Gambar 3.1 memperlihatkan
kegiatan survei udara ini dilakukan, selain membawa kamera foto, dilengkapi
juga dengan magnetometer. Metode tersebut bisa mencakup daerah yang
sangat luas, sehingga dapat mendeteksi kemungkinan petunjuk awal adanya
singkapan atau petunjuk-petunjuk lain yang mengarah pada ciri khusus dari
jebakan yang kepastiannya membutuhkan pelaksanaan tahap selanjutnya.
Magnetometer yang khusus dibawa pesawat adalah untuk mengukur variasi
medan magnet, sedangkan teknik penginderaan jauh mampu mendeteksi
resapan-resapan kecil hidrokarbon dengan memperhatikan perubahan
geokimia tanah.
Dikenal beberapa metode dalam kegiatan geofisika, yaitu metode
elektromagnetotelurik, metode georadar, dan metode seismik.
3.2.1 Metode elektromagnetotelurik
Metode ini merupakan metode geofisika yang sudah sangat dikenal dan
sering digunakan dalam survei geologi dengan berbagai variasi. Analisis
data dan pemodelannya dapat dilakukan setelah semua datanya dibawa ke
perkemahan atau terkumpul di laboratorium. Jika data tersebut dapat diproses
cepat seperti waktu dilakukan akuisisi, maka dapat memodifikasi konfigurasi
atau distribusi titik-titik pengamatan, sehingga dapat menghemat waktu dan
terutama biaya. Untuk itu, biasanya dikembangkan cara transformasi supaya
dapat mempercepat proses analisis data dalam jumlah yang sangat besar.
Teknik inversi Bostick (Google, 2011) adalah cara yang sederhana dan
cepat untuk menganalisis kurva hasil sounding tahanan jenis semu (pseudo
resistivity) dan fasa dari data magnetotelurik, yang sering disingkat sebagai MT.
Dalam proses transformasi tersebut, semua data kedalaman yang diperoleh
dari pengukuran frekuensi atau waktu didasarkan pada prinsip skin-depth.
Selanjutnya, pengukuran tahanan jenis semu tersebut ditransformasikan
menjadi tahanan jenis efektif, sehingga diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi
dari kedalaman
Banyak orang melakukan transformasi Bostick dengan menggunakan model
sintesis kajian Meju. Ini dimaksudkan agar tahanan jenis fungsi kedalaman
dapat lebih realistis. Hasilnya diuji dengan data MT sintesis 1D dan 2D Struktur
2D tersebut dapat diidentifikasi melalui inversi data MT1D, selama strukturnya
tidak menyimpang terlalu jauh dari model berlapis horisontal 1D.
3.2.2 Metode georadar
Metode ini merupakan salah satu metode geofisika yang memetakan
keadaan bawah permukaan tanah yang relatif dangkal, sehingga disebut
sebagai Subsurface Profiling Electromagnetic. Menggunakan prinsip-prinsip
gelombang elektromagnetik yang penetrasi kedalaman dan besar amplitudo
yang terekam sangat tergantung pada sifat kelistrikan batuan yang berada di
bawah permukaan tanah dan frekuensi peralatan yang digunakan.
12
13
Sementara itu, kelemahan seismik pantul tesebut antara lain: 1. Bila ingin
hasil yang baik, maka data survei harus banyak sekali; 2. Biaya akuisisi dan
logistik sangat mahal; 3. Dibutuhkan komputer canggih, tenaga akhli, dan waktu
yang banyak untuk memproses seluruh data; 4. Peralatan akuisisi umumnya
sangat mahal.
Sejatinya, seismik eksplorasi adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan
sebelum pemboran, kajiannya meliputi daerah yang luas. Hasil yang didapat
berupa gambaran lapisan batuan dalam bawah tanah. Sumber seismik berupa
dinamit yang berjarak puluhan kaki yang menghasilkan sumber suara yang
bersih. Dinamit tersebut ditanam di tanah pada kedalaman antara 10 dan
20 kaki. Gambar 3.2 memperlihatkan bagaimana survei seismik tersebut
dilaksanakan di lapangan.
Seandainya ledakan ini tidak terkontrol dengan baik, maka hasilnya adalah
sinyal yang juga kurang baik. Kalau ditinjau dari segi lingkungan saja, maka
peledakan tersebut akan menjadi sulit dilakukan, berkaitan dengan peraturanperaturan, misalnya kebisingan (noise). Untuk mengatasinya, dilakukan
misalnya dengan yang disebut sebagai metode vibrosis. Ini dilakukan sebagai
pengganti ledakan dinamit untuk mengurangi akibat kebisingan. Biasanya,
selalu berupa truk besar dan berat yang mampu menggetarkan tanah di
bawahnya. Hasil getarannya berupa sinyal mengerik yang harus ditekan
melalui proses tertentu. Metode ini dilakukan bila peledakan dinamit dilarang
seperti di jalan raya, kota, atau taman.
Sumber konfigurasi penerima (receiver configuration) dikenal sebagai
sebaran (spread). Sewaktu pekerja lapangan bergerak, manakala geofon
Gambar 3.2
Survei siesmik (Sandler, 1982)
14
Gambar 3.3
Truk penggerak getaran (Google, 2011)
15
Gambar 3.4
Fenomena perubahan gelombang seismik
(Reynolds, 1998)
16
Gambar 3.5
Contoh hasil pencitraan (Google, 2011)
17
Tabel 3.1
Keunggulan metode seismik pantul dan seismik bias
Seismik Pantul
Seismik Bias
Pengukurannya membutuhkan
offset yang relatif kecil
Tabel 3.2
Kelemahan metode seismik pantul dan seismik bias
Seismik Pantul
Seismik Bias
Dimensi lateral dari volume reservoar bisa didapat dari struktur penyebaran
lapisan reservoar. Kompleksitasnya terlihat pada pola sesar dalam peta struktur
resevoarnya. Reservoar migas kebanyakan berada jauh di bawah tanah,
sehingga pembuatan peta strukturnya berbasis pada penampang seismik yang
divalidasi data sumur.
Untuk deliniasi sumur sebagai kepastian lapisan pengandung migas, tidak
bisa hanya tergantung struktur, sebab sering syaratnya terpenuhi, tetapi terbukti
hanya mengandung air dengan pori-porinya yang sempit dan pemeabilitasmya
rendah.
Dari struktur seismik terlihat puncak dan dasar formasi reservoar, sedangkan
data seismik menunjukkan penampang dalam skala waktu. Mengubah skala
tersebut ke skala kedalaman tergantung pada kecepatan rambat gelombng
seismik dari permukaan tanah sampai puncak atau dasar formasi reservoar.
Dalam proses konversi tersebut dikenal beberapa istilah (Google, 2011),
misalnya perentangan sebelum tumpukan kedalaman migrasi ke kedalaman
terukur (Pre Stack Depth Migration Stretch to Depth, PSDM), tomografi
seismik, analisis kecepatan migrasi (Migration Velocity Analysis, MVA), analisis
kecepatan resolusi tinggi (High Resolution Velocity Analysis, HRVA) dst.
Litologi seismik mengubah penampang seismik menjadi penampang
impedansi akustik. Ini membantu membayangkan membor sumur pada setiap
posisi titik pendek (short point, SP) sekaligus melakukan log akustik dan log
densitas. Dari penampang akustik tersebut nampak bahwa: a) impedensi akustik
dapat mewakili formasi, bukan bidang batas layaknya pada seismik jejak, b)
impedensi akustik cukup peka terhadap perubahan litologi, c) impedensi akustik
setara dengan perkalian kecepatan rambat gelombang seismik dalam medium
dengan densitasnya. Kecepatan rambat dipengaruhi oleh isi dan struktur
medium (porositas, kompresibilitas matriks, kompresibilitas fluida, densitas).
Sedangkan densitasnya sendiri dipengaruhi oleh saturasi air yang berkaitan
dengan adanya hidrokarbon.
Konsep inversi pembatasan simpangan tajam yang jarang (constraint
sparse spike inversion) merupakan pengembangan konsep dekonvolusi
konvensional yang mampu mengubah seismik jejak menjadi deret koefisien
pantul. Daya tarik variasi amplitudo dengan offset (Amplitude Variation with
Offset, AVO) disebabkan oleh adanya perubahan anomali amplitudo pada offset
manakala berhadapan dengan formasi reservoar berupa batuan pasir yang
mengandung gas. Aplikasi AVO tersebut menjadi awal petrofisika seismik di
industri perminyakan. Anomali AVO dicetuskan dari model sejumlah gas dalam
batuan pasir di bawah permukaan tanah yang tertutup serpih. Sementara itu,
kajian penerapan AVO untuk mendeteksi gas di batuan gamping masih terus
dikembangkan.
Penerapan konsep jaringan syaraf buatan banyak dipakai untuk
menurunkan data log sumur semu dari data yang ada. Data log porositas,
misalnya, didasarkan pada log sinar gamma, impedensi akustik, dan densitas.
Sementara itu, log tahanan jenis didasarkan pada impedensi akustik, log sinar
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
19
gamma, log porositas, dan densitas. Prakiraan log tahanan jenis tersebut dari
kurva geofisika sumur sangat membantu di industri perminyakan. Sedangkan
log sonik adalah satu-satunya cara untuk mengubah data skala kedalaman
ke skala waktu.
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan minyak telah
meningkatkan biaya survei seismik sedemikian besarnya, tapi kebanyakan
hasilnya kurang memuaskan, tidak sebanding dengan biaya yang sudah
dikeluarkan. Kegiatannya tidak memenuhi sasaran yang disebabkan
oleh teknologinya belum optimal memproses data yang ada, tetapi juga
kegiatannya tidak direncanakan dengan baik. Sebelum tembakan pertama
meletus, perencana survei harus memikirkan bagaimana cara terbaik untuk
memperoleh gambaran bawahtanah. Selain itu, harus dipertimbangkan lokasi,
jenis sumber dan penerima, waktu dan tenaga kerja yang membantu. Banyak
faktor tambahan seperti kesehatan, keamanan, dan isu lingkungan yang harus
juga dipertimbangkan.
20
BAB IV
MODEL GEOLOGI
4.1 Umum
Dalam kurun waktu sekitar dua dekade, serangkaian teknologi pemodelan
tiga-dimensi sangat rumit yang menggambarkan kondisi bawah tanah secara
tepat untuk memenuhi kebutuhan telah dikembangkan oleh para ahli. Model
geologi membutuhkan perluasan metode-metode tradisi lama dan ini membuat
proses pemodelannya tetap menantang secara teknik. Para akhli geologi selalu
mengenal kebutuhan memandang bumi sebagai suatu yang multidimensi.
Persyaratan untuk karakternya dan pemodelannya, sebaiknya sebagai
berikut: Kegiatan industri, terutama industri perminyakan, membutuhkan
kreasi suatu sistem yang interaktif antara model tetap dan model sementara
keadaan fisik bagian-bagian kerak bumi (Google, 2011), yaitu kemampuan
memodelkan dan memvisualisasikan secara efektif geometri batuan dan
satuan waktu-stratigrafi. Interpertasi antara observasi berkas yang menumpuk
membutuhkan pengetahuan geologi untuk meniru secara cermat lingkungan
geologi yang sebenarnya. Metode-metode pengulangan yang melibatkan
penilaian dan perbaikan yang progresif semakin menambah waktu dan biaya
untuk menciptakan model-model bawah-tanah.
Tidak seperti komunitas pengguna berbasis industri sumberdaya
yang lama, maka banyak pengguna yang potensial saat ini di mana model
dan visualnya tidak mampu menginterpertasi data geosains dasar atau
mengevaluasi jasa interpertasi alternatif. Mereka ini mungkin tidak mampu
membedakan antara teori dan fakta. Singkatnya, pengguna baru tersebut jelas
sangat menginginkan solusi bukan data dan informasi yang mudah dimengerti.
Pengguna-pengguna ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuan
menerima informasi sebagai klien yang pandai dan praktis. Klien yang
pandai tersebut adalah mereka yang dapat menerima dan menginterpertasi
atau mengevaluasi berkaitan dengan data yang banyak, sedangkan klien yang
praktis pengguna yang tidak mau repot yang menginginkan jawaban yang
relatif sederhana dan ringkas.
4.2 Proses Pemodelan Geologi
Langkah-langkah dalam pemodelan geologi secara sederhana diperlihatkan
dalam Gambar 4.1 (Turner dan Gable, 2011). Data mentah yang dikumpulkan
dari berbagai sumber dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu data tetap dan
sifat data. Yang pertama digunakan untuk membuat model geometri 3D seperti
terlihat pada sisi kiri gambar. Pemodelan geometri melibatkan dua hal, yaitu
pengembangan representasi geometri yang tepat dari kerangka-kerja dasardasar geologi, dan pembagian berurutan atau pemisahan kerangka-kerja
untuk menyediakan kontrol penyelesaian analitis dalam model numerik yang
digunakan dalam model prakiraan. Tanda panah horisontal menghubungkan
pemisahan dan operasi pemodelan analitis.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
21
Gambar 4.1
Skema proses pemodelan geologi
(Turner dan Gable, 2011)
22
Gambar 4.2
Pembentukan model geometri padat (Gable, 2011)
23
24
Gambar 4.3
Kesetaraan 2D (Turner dan Gable, 2011)
25
model, tapi akan menambah biaya komputerisasi dan tambahan usaha dalam
mengkonstruksi model serta membutuhkan penggunaan perangkat lunak yang
canggih.
Gambar 4.4
Model kisi 3D tidak terstruktur lapisan terpatahkan (Gable, 2011)
yang relatif sedikit muncul dari pendekatan yang terintegrasi. Inti teknik pusat
mengandung alat teknik yang mendukung pengembangan model kerangka kerja
geologi dan pemodelan numerik simulasi prakiraan. Inti teknik dikelilingi oleh
empat komponen pendukung (Gambar 4.5). Komponen infrastruktur dibutuhkan
untuk menjaga agar sistemnya dapat beroperasi secara mulus. Komponen
pengelolaan kerangka kerja menyediakan alat untuk mengakses inti teknik,
termasuk menjalin pengguna, dan juga menghubungkan kepada penilaian risiko
dan komponen pendukung keputusan yang mengandung alat perangkat lunak
untuk penilaian risiko dan pengambilan keputusan. Komponen penyebaran
mengatur produksi dan distribusi hasil yang dikembangkan sistem.
Gambar 4.5
Penggabungan data geologi dan pengelolaan informasi
(Rosenbaum dan Turner, 2003)
27
28
BAB V
TEKNIK PEMBORAN
5.1 Umum
Tanpa pemboran hampir tidak mungkin mendapatkan gambaran rinci lapisan
atau batuan yang jauh di bawah permukaan tanah. Banyak sekali informasi yang
diperoleh dari kegiatan pemboran tersebut, antara lain kedalaman lapisan yang
produktif, temperatur dan tekanan, jenis batuan, litologi, dan jenis fluidanya.
Risiko yang dihadapi adalah adanya semburan liar yang selain menambah biaya
pemboran yang tidak sedikit, juga kadang-kadang menelan korban jiwa.
5.2 Kegiatan Pemboran
Yang pertama-kali dibor adalah sumur taruhan (wild cat) yang lokasinya
biasanya dipilih di puncak struktur. Disebut demikian karena sumur ini benarbenar merupakan taruhan untuk langkah selanjutnya. Bila berhasil menemukan
jebakan hidrokarbon, maka lazimnya diikuti beberapa sumur di kaki struktur
(appraisal wells) untuk menentukan batas-batas reservoar. Data sumur-sumur
tersebut sangat membantu memperbaiki model geologi yang sudah dibangun
sebelumnya. Kebijakan pimpinan perusahaan dibantu dengan masukan
pemikiran akhli teknik reservoar akan mampu mengambil keputusan apakah
akan berproduksi dengan jumlah sumur tertentu ataukah justru produksinya
dipercepat (accelerated) dengan tambahan sumur-sumur pengembangan
(development wells) di lokasi-lokasi yang dipilih. Urut-urutan langkah ini bisa
diterapkan untuk jebakan struktural seperti antiklinal. Berbeda sekali, tentu saja,
bila yang dijumpai di lapangan berupa lensa-lensa, atau bentuk lain.
Setiap metoda pemboran harus mampu memecah formasi yang ditembus
dan membawa serpihan-serpihan batuan ke permukaan. Dikenal pemboran
dengan cara seperti mengaduk dan menumbuk (churn drilling), sedangkan
yang sering digunakan adalah dengan memutar (rotary drilling), atau gabungan
keduanya. Cara kerja alat bor memecah batuan formasi berurutan diperlihatkan
pada Gambar 5.1 dan 5.2.
Setelah semua perlengkapan dan peralatan disiapkan, dibuat lobang yang
dibeton (concrete cellar) berukuran 3,05 meter (10 kaki) x 2,45 meter (8 kaki)
x 3,05 meter (10 kaki) cukup kuat menahan beban menara pemboran (drilling
rig) yang selanjutnya nanti untuk mengakomodasi katup kepala-sumur (wellhead valve) dan perluasan gelondong (expansion spool). Bagian-bagian dari
menara pemboran diperlihatkan dalam Gambar 5.3. Di sekitar dan di bawah
lubang tersebut masih diperkuat lagi dengan bahan-bahan tertentu, selain untuk
memperkuat penahan beban menara bor, juga untuk mengalihkan rembesan
besar gas yang bisa membahayakan petugas lapangan.
Batuan terpecah menjadi beberapa serpihan oleh mata bor, misalnya yang
berbentuk tiga kerucut (three cones) seperti yang dapat dilihat pada Gambar
5.4. Untuk mengangkat serpihan batuan dari lubang sumur melalui anulus
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
29
Gambar 5.1
Awal terjadinya serpihan oleh mata bor putar
(Nishimatsu, 1972)
Gambar 5.2
Serpihan terlempar dan awal terjadinya serpihan baru
(Nishimatsu, 1972)
Gambar 5.3
Sketsa menara pemboran putar (Sandler, 1982)
Gambar 5.4
Contoh bentuk mata bor tiga kerucut (Sandler, 1982)
31
Gambar 5.5
Sketsa sistem lumpur (Sandler, 1982)
lapisan yang lebih keras. Ini disebabkan dinding sumur sering runtuh dan
hilangnya sirkulasi, sehingga harus diganti lumpur baru dengan bahan-bahan
tambahannya (additives). Gambar 5.6 memperlihatkan petugas lapangan yang
sedang meramu lumpur yang akan digunakan dalam kegiatan pemboran.
Gambar 5.6
Petugas pengatur lumpur (Sandler, 1982)
33
Gambar 5.7
Pipa dan mata bor batu inti (Sandler, 1982)
Gambar 5.8
Contoh bentuk kaki anjing (Lubinski, 1961)
34
Selain pemboran sumur satu per satu lurus menembus lapisan yang diduga
mengandung hidrokarbon, dikenal juga pemboran beberapa sumur miring yang
dilakukan dari satu lokasi klaster. Ini sering dijumpai di anjungan lepas pantai
atau lokasi-lokasi yang tidak memungkinkan menajak setiap sumur di setiap
titik permukaan tanah, atau pertimbangan-pertimbangan ekonomi. Teknologi
pemboran terbaru malah memungkinkan menembus lapisan secara horisontal
mengikuti arahnya lapisan. .
Tidak semua kegiatan pemboran mulus sesuai jadwal dan sasaran, tetapi
kadang-kadang dijumpai apa yang disebut sebagai semburan liar (blow-out).
Untuk mengantisipasi kejadian ini di permukaan dipasang alat pencegah
semburan liar (blow-out preventer, BOP) yang bentuknya terlihat pada Gambar
5.9.
Gambar 5.9
Contoh bentuk BOP (Sandler, 1982)
Apa yang dilakukan kalau semburan liar semacam ini terlanjur terjadi ?.
Yang paling umum dilakukan adalah menutup sumur tersebut dengan membor
sumur baru miring ke arah lubang yang menyembur dan menutupnya dengan
semen.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
35
Gambar 5.10
Peralatan asli yang digunakan oleh Schlumberger bersaudara
(Chopra dkk, 2011)
37
rumus yang sudah dikenal dalam evaluasi sumberdaya minyak dan gas, adalah
Archie dan Humble. Interpertasi tahanan-jenis dan kurva SP dalam batuan
sedimen benar-benar tergantung pada kemampuan pemahaman tentang data
yang ada dari daerah tersebut.
Secara kuantitatif, log densitas (densilog) sangat bermanfaat dalam batuan
formasi sedimen. Densitas batuan intrusif densitasnya biasanya begitu tinggi
sedangkan dalam tufa vulkanik sangat rendah, sehingga rekamannya berada
di luar kisaran kalibrasinya. Zona rekahan dan zona teralterasi biasanya
menimbulkan lubang besar yang sangat mempengaruhi respon log.
Log netron bisa dikalibrasi terhadap air yang berada dalam batugamping,
dan dinyatakan dalam satuan porositas semu batu-gamping dan batupasir.
Evaluasi dari log netron saja bisa dilakukan, karena ada data kalibrasi untuk
litologi batuan sedimen. Namun demikian, perlu rekomendasi evaluasi
perbandingan hasil log temperatur dan log netron ditambah dengan informasi
tentang litologi dan alterasinya. Log akustik dapat dimanfaatkan dalam batuan
sedimen, karena interval waktu transit dalam batuan sedimen sangat tinggi.
Untuk identifikasi litologi, log sinar gamma cukup bermanfaat pada batuan
sedimen. Log sinar gamma yang biasa digunakan mampu memperlihatkan
perbedaan dengan litologi batuannya.
Informasi yang diinginkan dari suatu sumur migas memang unik. Kadangkadang dijumpai temperatur tinggi, sehingga pengukurannya berada di luar
kelaziman. Selain itu, ketidak-laziman ini juga menyangkut lingkungan batuan
sedimen,
Jadi, sebenarnya teknik interpertasi log migas bisa dikatakan sudah lama
dikenal. Sampai saat ini, masih tetap ada perbedaan metoda interpertasi log
yang diterapkan di migas.
38
BAB VI
PENGUKURAN DAN MANFAAT BATU INTI
6.1 Umum
Banyak parameter yang bisa diukur dengan peralatan yang ada di lab batu
inti oleh tenaga-tenaga profesional yang berpengalaman di Lemigas, tapi hanya
dua parameter, yaitu porositas dan permeabilitas yang disampaikan, bukan
berarti yang lain tidak penting.
Banyak manfaat batu inti yang perlu diketahui dan dicoba dibahas dengan
keterbatasan kemampuan yang ada.
6.2 Pengukuran Batu Inti
6.2.1 Porositas
Walaupun pengertian porositas sangat sederhana dan mudah dimengerti,
tetapi penetapan harganya harus dilakukan dengan teliti, karena parameter
ini termasuk salah satu faktor yang ada dalam rumus untuk menentukan
volume minyak di tempat (oil in place) pada suatu lapangan tertentu. Porositas
dinyatakan sebagai perbandingan antara volume ruang kosong dengan volume
seluruh (bulk volume) material. Dalam reservoar hidrokarbon, ruang kosong ini
merupakan tempat akumulasi dan penyimpanan air, minyak dan gas. Porositas
lazimnya dinyatakan dalam persentase volume suatu material, misalnya volume
kosong dibagi volume seluruh material, dikalikan 100.
Sementara itu, porositas efektif dinyatakan sebagai perbandingan
volume kosong yang saling berhubungan terhadap seluruh volume material.
Sedangkan porositas total adalah perbandingan volume semua ruang kosong
dengan volume seluruh material, tidak perduli ruang kosong tersebut saling
berhubungan atau tidak.
Porositas pada satuan pasir, yang merupakan salah satu batuan reservoar,
bervariasi sesuai dengan distribusi ukuran butiran dan bentuk butiran, penggabungannya, penyemenannya, dan/atau kandungan lempungnya.
Untuk menentukan porositas conto batu inti, dua dari tiga faktor harus
ditentukan, yaitu volume seluruhnya, volume kosong, dan volume butiran.
Volume seluruh materi ditentukan dengan cara mengukur cairan yang
dipindahkan oleh conto batu inti yang ditengge\amkan ke dalam cairan tersebut.
Ada cara lain menentukan volume materi yaitu dengan menjumlahkan volume
pori yang dihitung dengan volume butiran yang diukur atau dihitung.
Jenis analisis rutin batu inti
- Konvensional, jenis analisis batu inti, adalah metode untuk interval formasi
yang relatif seragam dengan mengambil tiga sampai empat inci conto dari
interval satu kaki.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
39
- Analisis seluruh batu inti, suatu metode dengan seluruh batu inti dari interval
yang dievaluasi digunakan seluruhnya dalam analisis. Metode ini biasanya
digunakan untuk menganalisis formasi yang tidak seragam.
- Analisis batu inti diameter penuh, adalah metode analisis pada batu inti
yang berdiameter penuh yang diambil dari sumur untuk dianalisis, tetapi
tidak perlu seluruh panjang interval batu inti akan digunakan.
Dikenal ada tujuh metode uji porositas, yaitu:
1. Penjumlahan fluida; pori-pori batu inti yang masih segar diisi dengan gas,
air, kadang-kadang minyak. Kandungan gas ditentukan dengan injeksi air
raksa (merkuri) atau air ke dalam conto batu inti yang segar. Kandungan
air dan minyak ditentukan dengan cara distilasi dari conto batu inti tersebut.
Volume pori ditentukan dari jumlah kandungan fluida.
2. Hukum Boyle; penentuan volume butiran, volume butiran conto yang
diekstraksi dan dikeringkan ditentukan dengan penerapan hukum Boyle
atas data tekanan yang diukur dengan menekan gas ke dalam suatu sel
yang ada conto batu intinya, seperti terlihat pada Gambar 6.1, volume
butiran ditentukan dengan mengurangi volume butiran dari volume seluruh
materi.
Gambar 6.1
Penentuan volume butiran dengan porosimeter hukum Boyle
(Core Lab, 1975)
40
Gambar 6.2
Penentuan volume pori dengan porosimeter hukum Boyle
(Core Lab, 1975)
Gambar 6.3
Porosimeter Washburn Bunting
(Core Lab, 1975)
5. Saturasi kembali; volume pori dari conto yang diekstraksi dan dikeringkan
ditentukan secara gravimetri, mensaturasi kembali dengan cairan, apakah
larutan garam, atau hidrokarbon yang telah diketahui densitasnya. Conto
diambil dahulu sebelum ditenggelamkan ke dalam cairan jenuh. Diperlukan
tekanan tinggi untuk menjenuhkan cairan ke dalam conto.
6. Metode Russel; densitas butiran, conto kering ditimbang. Ukuran butiran
conto diperkecil dengan menggerusnya. Berat butiran ditimbang dan
volume butiran diukur dengan pendesakan cairan atau alat hukum Boyle.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
41
Gambar 6.4
Penampang balok media berpori
(Core Lab, 1975)
(6.1)
di mana
P = penurunan tekanan, atmosfir
A = luas penampang, cm2
= viskositas fluida, sentipoise
42
L = panjang, cm
K = permeabilitas, darcy
Jadi, permeabilitas merupakan fungsi ukuran dan bentuk saluran pori
batuan. Pasir berbutir kasar dan bersih mempunyai permeabilitas tinggi,
sebaliknya yang berbutir halus permeabilitasnya rendah.
Gas mengalir berbeda dengan aliran cairan, sehingga permeabilitas udara
berbeda sedikit dengan permeabilitas cairan. Molekul gas mengalir pada laju
yang seragam melalui pori yang kecil. Sementara molekul cairan tidak demikian.
Molekul cairan yang berada dekat dinding pori selalu dalam keadaan diam.
Kecepatan molekulnya bertambah pada pusat pori. Kinerja aliran yang demikian
disebut sebagai efek Klinkenberg.
Koreksi rata-rata Klinkenberg diterapkan pada permeabilitas udara yang
diukur dan untuk mengkonversikannya ada faktor ekivalensinya. Koreksi
rata-rata berkisar antara sekitar 1% pada formasi yang sangat permeabel
sampai 70% pada formasi permeabilitas rendah. Hukum Darcy mengganggap
bahwa:
- Tidak ada reaksi antara fluida yang mengalir dengan batuan
- Hanya ada satu fluida
Bila ada reaksi antara fluida dan batuan, maka permeabilitasnya akan
berkurang. Bila lebih dari satu fluida yang mengalir, maka kedua fluida akan
saling mempengaruhi, sehingga permeabilitasnya berkurang pada setiap
fasanya.
Reaksi yang paling umum antara fluida reservoar dengan batuan reservoar
adalah mengembangnya jenis lempung tertentu, bila bersentuhan dengan air.
Semakin segar airnya semakin besar mengembangnya. Pengaruh salinitas
air juga berpengaruh pada permeabilitas udara di berbagai kandungan
lempung.
- Permeabilitas spesifik, bila hanya ada satu fluida saja.
- Permeabilitas efektif, bila hadir fluida kedua yang mempengaruhi fluida
pertama, menimbulkan permeabilitas pada masing-masing fasa
- Permeabilitas relatif = permeabilitas efektif dibagi permeabilitas spesifik.
Di dalam reservoar minyak sering dijumpai dua fluida atau lebih, yaitu gas,
minyak, dan air, atau ketiganya.
- Proses pendorongan minyak oleh air berbeda dengan pendorongan
minyak oleh gas. Perbedaan utama dari keduanya adalah sifat kemampuan
membasahi fluidanya. Air selalu membasahi batuan, sedangkan gas sama
sekali tidak demikian. Perbedaan ini tercermin dari sifat permeabilitas relatif
batuan dengan fluida berbeda.
a. Pendesakan minyak oleh gas
Pendesakan minyak oleh air yang merupakan suatu fase yang membasahi
mengalir merambah hampir seluruh pori dalam batuan. Sewaktu gas
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
43
Gambar 6.5
Skema permeameter (Core Lab, 1975)
(6.2)
di mana
C = (2000 - Pa.)/(P12 - P22)
K = permeabiltas, milidarcy
Qa = laju aliran udara ml/det pada tekanan armosfir
44
Gambar 6.6
Pemegang batu inti jenis Hassler (Core Lab, 1975)
45
46
Tekanan kapiler
Besarnya saturasi air dalam reservoar pada ketinggian tertentu dikontrol
oleh struktur pori batuan, densitas fluida, dan karakter energi permukaan. Efek
struktur pori tersebut ditentukan di laboratorium dalam bentuk kurva-kurva
tekanan kapiler. Kurva tersebut diperoleh salah satu dari empat metode berikut:
keadaan direstorasi kembali; injeksi air raksa; sentrifus; dan penguapan. Pada
penerapan data yang diperoleh dari lab adalah untuk menghitung kandungan
air dalam reservoar, sedangkan efek dari kedua faktor yang lain harus dihitung.
Rumus yang digunakan adalah:
Pc = H.(dw do)/144 x (L.cos L)/(R.cos R),
(6.3)
di mana
Pc = tekanan kapiler, psi
H = ketinggian, kaki
dw = densitas air, pon/kaki3
= tegangan antarmuka, dyne/cm
= sudut kontak, derajat
sedangkan L dan R masing-masing menyatakan lab dan reservoar.
Interpertasi data tekanan kapiler berpengaruh pada saturasi air dan posisi
struktural.
6.3 Manfaat Batu Inti
Untuk mendapatkan data batu inti, ternyata diperlukan proses yang panjang. Ini mencakup antara lain: proses pengambilan batu inti; penggunaan
data analisis batu inti; perhitungan statistik analisis batu inti; dan penerapan
analisis batu inti.
6.3.1 Proses Pengambilan Batu Inti
6.3.1.1 Metode dan jenis batu inti
a. Batu inti konvensional
Mata bor bisa berbentuk ekor ikan untuk formasi lunak, mata bor kerucut
berputar untuk formasi lebih keras, dan mata bor berlian untuk formasi paling
keras.
Selongsong baja berisi penangkap batuan ada beberapa jenis, sementara
itu selongsong tersebut tetap diam selama pengambilan batu inti.
Keuntungan proses ini adalah dapat memperoleh batu inti dengan diameter
terbesar, batu inti yang panjang tidak terputus (sampai 60 kaki), dan perolehan
batu intinya yang terbaik.
Kerugiannya tentu saja biaya yang tinggi, terutama mata bor berlian.
Dengan menggunakan pipa pemboran dua kali untuk memperoleh batu inti
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
47
mungkin akan menjadi jenis paling mahal untuk mendapatkan batu inti, tetapi
masih tetap relatif murah dibandingkan membor formasi yang sangat keras.
b. Pengambilan batu inti dengan tali kabel (wire line)
Selongsong baja berdiameter kecil dan mata bor khusus digunakan di ujung
kabel pemboran. Mata bor berlian dapat digunakan, tetapi biasanya kerucut
putar atau buntut ikan. Selongsong baja (panjang 10 kaki) dapat diperoleh dari
pipa pemboran dengan alat tali kabel.
Keuntungannya adalah metode ini murah dengan peralatan yang juga
murah. Berhenti hanya sebentar dan memulai lagi, pengambilan batu inti lebih
cepat.
Kerugiannya adalah diameter batu inti lebih kecil dan perolehan batu intinya
lebih jelek.
c. Pengambilan batu inti dari dinding sumur
Perusahaan layanan logging sering menawarkan jenis tumbukan dalam
dua bentuk: untuk formasi lunak dan formasi keras, sedangkan bahan peledak
dan mata bornya berbeda untuk setiap jenis formasi yang keras, biasanya
dijalankan dengan bantuan tali kabel.
Keuntungannya adalah kemampuannya kembali ke dalam lubang yang
sudah dibor dan relatif murah.
Kerugiannya adalah batu intinya sudah tercuci, conto batuannya kecil,
butirannya sudah terpengaruh tembakan, padat dalam sedimen lunak, atau
terekah pada batuan lebih keras.
d. Selongsong baja terbungkus karet
Tidak digunakan sudu pisau, tetapi selongsong baja yang dibungkus karet.
Dibor dengan menambah tekanan lumpur, bukan dengan cara beban pipa
pemboran. Digunakan pada batupasir sangat lunak tidak terkonsolidasi, batuan
konglomerat, batuan kerikil, dan formasi yang sangat terekah.
e. Batu inti terorientasi
Terutama digunakan untuk menentukan kemiringan dan strike suatu formasi
serta studi tentang paleomagnetik
6.3.2 Pengambilan Conto Batu Inti
Sangatlah penting manakala menggunakan informasi analisis batu inti untuk
mengetahui bagaimana pemilihan conto batu inti dilakukan. Ada dua prosedur
pengambilan batu inti, yaitu statistik dan optimistik.
Pengambilan conto statistik berarti bahwa conto diambil untuk analisis
di interval seragam pada seluruh batu inti tanpa memperdulikan adanya
perubahan litologi. Biasanya, metode tersebut yang paling diinginkan untuk
evaluasi keseluruhan batuan reservoar dan/atau interval batu inti.
48
Gambar 6.7
Rekahan dalam batu inti terlihat jelas dalam kedua irisan
(Widarsono, 2008)
49
50
Pada Gambar 6.8 log densitas disandingkan di samping conto batu inti.
dan nampak jelas sekali ciri kedalaman batu inti selaras dengan defleksi log.
Dengan demikian, didapat informasi pasti tentang kedalaman batu inti tersebut
berasal. Hal semacam ini sangat membantu langkah perencanaan produksinya,
misalnya interval mana yang akan diperforasi dsb.
Gambar 6.8
Kalibrasi kedalaman (Widarsono, 2008)
51
(6.4)
di mana:
OIP = oil in place, minyak di tempat,
NRV = net rock volume, volume bersih batuan
= porositas
Sw
= saturasi air
Di sini nampak jelas sekali bahwa porositas dan saturasi air sangat kritis
dalam rumus ini. Ada dua metode untuk mendapatkan angka pada reservoar
tertentu. Ini diperoleh dari analisis batu inti dan log elektrik. Validitas angkaangka yang diperoleh ini dari satu metode bertentangan dengan yang lain dan
tergantung pada beberapa faktor, antara lain: jenis batuan reservoar; sejumlah
bagian batu inti; jenis pengambilan conto batu inti; jenis log yang dilakukan;
validitas log tertentu berdasarkan pada lumpur pemboran yang digunakan dll.
Biasanya, bila batuan reservoar sudah banyak diambil dengan cara pengambilan
dan jumlah conto yang diambil sudah baik, angka porositas dihitung dengan
metode ini memberikan hasil seperti yang diharapkan dibandingkan dengan
perhitungan log yang tergantung kondisi beberapa variabel.
Ada tiga metode utama untuk mendapatkan angka saturasi air, dua di
antaranya diperoleh dari analisis log dan yang ketiga dari log elektrik. Batu
inti pertama yang memberikan saturasi air diperoleh dari penjumlahan fluida
dari prosedur analisis batu inti standar. Dari angka-angka saturasi air ini
dianggap yang paling tepat berdasarkan kenyataan bahwa diekstraksi dan
diukur langsung dari batu inti, jadi jelas masalah yang berkaitan. Metode
analisis batu inti kedua menentukan saturasi air yang tentu saja lebih disukai
daripada metode sebelumnya adalah uji tekanan kapiler yang dilaksanakan
pada conto batu inti. Metode ketiga adalah menghitung saturasi air langsung
dari log elektrik. Seperti pada porositas, validitas angka saturasi air yang
diperoleh dari uji tekanan kapiler, jika dibandingkan dengan yang dihitung dari
log elektrik yang nerupakan fungsi dari batu inti yang diperoleh, jenis litologi,
jenis log yang dilakukan dll. Biasanya, sangat diinginkan menghitung saturasi
air dengan kedua metode untuk reservoar tertentu, jika memungkinkan. Apabila
saturasi air yang diperoleh sangat berbeda, maka studi yang lebih teliti harus
dilakukan pada data dasar yang digunakan dalam kedua perhitungan tersebut
dan mencoba menemukan penyebab perbedaan ini.
52
(6.5)
Perata-rataan ini berguna dalam penentuan harga rata-rata, jika tidak ada
penyebaran harga yang lebar, misalnya distribusi normal. Permeabilitas ratarata aritmatik setara dengan sistem urutan yang baik untuk lapisan sejumlah
n yang sejajar, setiap lapisannya menerus dan seragam dengan permeabilitas
K. Ini perlapisan sistem yang ideal dan rumus tersebut dapat meniru aliran
sejajar.
Median; setara dengan titik tengah (50%) pada kurva kumulatif frekuensi.
Semakin dekat harganya dengan rata-rata aritmatik semakin normal
distribusinya. Modal adalah harga yang paling umum terjadi.
Perata-rataan berat (weighted average) dihitung dengan mengkalikan
faktor berat (ketebalan, jumlah conto, dll), pada porositas atau permeabilitas,
menjumlahkan hasilnya dan membaginya dengan jumlah faktor
pemberatnya.
Perata-ratan permeabilitas geometrik mengikuti distribusi logaritmik. Harga
rata-rata geometrik ini lebih representatif daripada rata-rata aritmatik
Kgeo = (n1 ln K)/n
(6.6)
53
(6.7)
54
terlihat apakah porositas sejalan dengan struktur. Dapat juga terlihat apabila
porositasnya menurun pada pinggir struktur, maka ini memberikan kemungkinan
adanya jebakan stratigrafi di sekitarnya. Dengan kontrol yang cukup, sebenarnya
peta porositas akan menjadi alat yang ampuh. Peta porositas digunakan pada
pola grid untuk lapangan yang berproduksi untuk menghitung minyak di tempat.
Dalam hal ini porositasnya dirata-rata untuk daerah tersebut dan peta volume
pori hidrokarbon dapat digambar dengan grid sebagai titik kontrolnya.
6.5 Penghitungan minyak di tempat
Ada spekulasi tentang validitas peta permeabilitas. Karena kisaran
harganya sedemikian luas yang dapat dicakupnya, maka sangat sulit untuk
memproyeksikan harga-harganya di antara sumur-sumur. Peta permeabilitas
paling sering digunakan secara terpisah seperti halnya pada peta porositas.
Kadang-kadang ini memungkinkan untuk melihat kecenderungan permeabilitas
tinggi pada zona tertentu.
Kapasitas, volume pori, dan volume pori hidrokarbon dapat dihitung.
Untuk setiap sumur dan zona tertentu, permeabilitas dapat dipilih dan
ketiga parameternya dapat dipetakan. Ini memungkinkan untuk melakukan
deliniasi pada area tersebut berdasarkan pada persentase kapasitas, volume
pori, dan volume pori hidrokarbon yang berada di atas pengelompokkan
permeabilitas.
6,5.1 Eksplorasi
a. Mengevaluasi kemungkinan sumur-sumur di pinggir yang masih produktif,
perluasan lapangan, dan sumur taruhan (wild cat), yaitu sumur eksplorasi
yang dibor di daerah yang belum tentu mengandung minyak, tetapi menurut
survei geologi dan geofisika daerah tersebut menunjukkan harapan adanya
akumulasi hidrokarbon.
b. Menentukan kondisi struktur dan stratigrafi bawah permukaan
6.5.2 Operasi penyelesaian sumur dan kerja-ulang
- Menentukan interval uji kandung-lapisan pipa (drill stem test,DST), yaitu
suatu metode uji untuk menentukan kemungkinan kandungan minyak yang
dapat diproduksikan dari suatu lapisan dan dapat dilakukan di dalam lubang
berpipa selubung ataupun terbuka dengan memanfaatkan rangkaian pipa
bor. Hasil ujinya memberikan informasi tentang laju produksi yang dapat
diharapkan dari lapisan tersebut.
- Mengembangkan dasar untuk interpertasi data uji kandung-lapisan pipa
berdasarkan karakteristik formasinya
- Menentukan kombinasi terbaik, atau urutan penyelesaian sehubungan
hadirnya berbagai horison
55
56
BAB VII
SIFAT-SIFAT FLUIDA HIDROKARBON
7.1 Umum
Salah satu dari elemen-elemen kunci pada analisis dan prakiraan perilaku
reservoar minyak adalah karakter sifat-sifat fisika fluida reservoar dan variasivariasi sifatnya selama proses eksploatasi. Fluida reservoar minyak adalah
campuran yang sangat kompleks dari senyawa hidrokarbon yang muncul
secara alami di dalam batuan berpori berada dekat permukaan atau bisa sampai
ribuan kaki dalamnya. Senyawa tersebut dapat ditemukan dalam bentuk gas,
cair atau padat, tergantung pada komposisi kimia dan tekanan-temperatur
pada kemunculannya.
7.2 Komposisi Minyak
Komposisi kimia endapan minyak ini sangat bervariasi tergantung tempat
dan kedalamannya. Namun secara umum, endapan-endapan tersebut
mempunyai kemiripan, terutama terdiri dari hidrogen dan karbon dengan
sedikit sulfur, nitrogen, dan oksigen. Kalau dipecah menjadi material-material
elemennya, maka hampir semua endapan minyak menunjukkan hasil analisis
seperti berikut:
Tabel 7.1
Komposisi minyak
ELEMEN
PERSEN BERAT
Karbon
84,00 - 87,00
Hidrogen
11,00 - 14,00
Sulfur
0,05 - 4.00
Nitrogen
0,01 - 2,00
Oksigen
0,10 - 2,00
Komposisi kimia setiap endapan bisa sesederhana gas alam kering yang
terutama terdiri dari beberapa hidrokarbon parafin dengan sedikit nitrogen,
karbon dioksida, dan hidrogen sulfida sampai sekompleks minyak mentah berat
yang berbeda-beda terdiri dari ratusan parafinik, naftanik, dan hidrokarbon
aromatik dengan nitrogen, sulfur, dan radikal oksigen yang kompleks. Dalam
kasus terakhir tersebut, senyawanya sangat bervariasi sampai-sampai belum
ada analisis lengkap komposisi yang dilakukan pada minyak mentah. Sebagai
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
57
contoh, misalnya lebih dari 140 senyawa yang berbeda diidentifikasi dalam
conto minyak, tetapi ini hanya mewakili sekitar 14% volume conto. Contoh
lain, ada sekitar 260 senyawa sulfur berbeda telah dicoba diidentifiksai pada
berbagai minyak mentah.
Minyak muncul secara alami dalam tiga keadaan fisik atau fasa, yaitu
sebagai uap atau gas, cair, dan padat. Sering muncul pada keadaan gas dalam
reservoar gas alam, sebagai cairan dalam reservoar minyak, dan dalam dua
bentuk gas dan cair dalam reservoar tudung-gas. Kadang-kadang muncul
sebagai suatu padatan bersama dengan cairan dan/atau gas, dan paling banyak
dijumpai hidrokarbon padat atau semi-padat. Walaupun demikian hidrokarbon
padat ini, sering disebut sebagai oil shale atau tar sands, belum dieksploatasi
secara komersial, dan posisinya akan menjadi penting manakala endapan gas
dan cair telah terkuras habis dan ditinggalkan.
Perilaku produksi reservoar minyak tergantung pada karakter fisik fluida
yang diproduksi. Yang paling penting adalah viskositas dan densitas fluida
dan kedua sifatnya yang relatif, bila kedua fasa gas dan cair hadir. Yang
tidak kalah penting adalah variasi volume fluidanya sebagai fungsi tekanan
dan temperatur. Semua sifat-sifat tersebut bisa sangat bervariasi selama
masa produksi reservoarnya. Nampak janggal pada sistem fasa tunggal yang
berkembang menjadi dua fasa selama eksploatasi, atau fasa kedua, biasanya
gas, dianggap sebagai sumber buatan energi reservoar. Perubahan-perubahan
fasa yang demikian ini mempengaruhi karakter kinerja fluida, dan selanjutnya
membikin semakin kompleks proses karakterisasinya.
Sehubungan dengan kompleksnya sistem tersebut, maka pengertian
tentang karakter kinerja fisik fluida reservoar dapat terpenuhi melalui
penggunaan berbagai hubungan dan korelasi yang didasarkan pada hukum
gas sempurna dan komponen cairan murni, dimodifikasi dengan hubungan
empiris dan percobaan yang tepat serta data.
7.3 Perilaku Fasa dan Aliran Fluida
Suatu sistem komponen tunggal, seperti misalnya etana, dapat muncul
sebagai cairan atau gas tergantung pada tekanan dan temperatur sistem. Pada
Gambar 7.1 diperlihatkan karakteristik fasa pada suatu sistem dan mengenalkan
pengertian-pengertian yang diperlukan.
Pada temperatur tertentu dan tekanan tertentu P1, sistem muncul sebagai
cairan fasa tunggal. Pada waktu tekanan dikurangi, volume cairan ini akan
berkembang secara perlahan sampai pada tekanan P2. Pada titik gelembung,
fasa gas akan muncul, dan sistem akan berubah sebagai gas fasa tunggal pada
waktu tekanan menjadi lebih rendah lagi turun menjadi P3. Volume sistem akan
berkembang secara pesat sewaktu tekanan turun dari P2 ke P3.
Sebaliknya, jika tekanan dinaikkan dari P3 ke P2 di mana cairan terbentuk,
dan sistem berubah dari fasa tunggal, uap yang kompresibel menjadi fasa
tunggal, cairan sedikit kompresibel. Dalam hal ini, tekanan P2 akan berkaitan
dengan tekanan embun sistem.
58
Gambar 7.1
Sistem komponen tunggal (Core Lab, 1975)
Suatu sistem biner dicirikan oleh perbedaan harga titik-gelembung, titikembun, dan tekanan uap pada setiap temperatur di bawah temperatur kritis.
Kondisi ini (Gambar 7.2) dapat dianggap sebagai hasil berbagai kontribusi
setiap komponen sistem terhadap sifat-sifat seluruh sistem.
59
Gambar 7.2
Sistem Biner (Core Lab, 1975)
Masih pada Gambar 7.2, garis dengan temperatur tetap yang diwakili garis
dari P2 ke P3 dan diagram lima sel. Dan sistem biner ini mengandung sejumlah
propana dan heptana yang tetap. Pada tekanan P1, sistem muncul sebagai
cairan fasa tunggal dengan tekanan uap lebih kecil dari P1. Pada saat tekanan
diturunkan, uap pertama-kali terlihat pada tekanan P3 yang merupakan tekanan
titik-gelembung sistem (b). Jumlah cairan perlahan menghilang, sementara
jumlah uap bertambah sampai pada tekanan P4 jejak cairan terakhir hilang
sama sekali. Jadi, sistem muncul sebagai uap fasa tunggal. Perlu diperhatikan
bahwa pada tekanan P3 tepat, uap pertama yang muncul semuanya adalah
propana, yang mudah menguap daripada dua kompnen lainnya. Persentase
propana tersebut menghilang ketika heptana menguap. Pada tekanan P4 dan
di bawahnya lagi, komposisi uap persis sama dengan komposisi cairan pada
tekanan P2 dan di atasnya. Sedangkan pada tekanan P3, komposisi uap dan
cairan sama.
60
BAB VIII
TEKNIK PRODUKSI
8.1 Umum
Sebenarnya tugas akhli produksi sangat luas. Walaupun tugas dan
tanggungjawabnya berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya,
namun secara umum dapat dikatakan bertanggungjawab pada sistem produksi.
Ini mencakup seluruh proses produksi yang terdiri dari reservoar: kapasitas
produksi dan karakteristik produksi; lubang sumur: interval produksi dan fluida;
saluran produksi: pipa sembur (tubing) dan komponennya: kepala sumur
(wellhead), pohon natal (christmas tree), jalur aliran, dan fasilitas perlakuan
(treatment facilities). Dari sini nampak jelas bahwa tanggungjawab teknologi
produksi terutama meliputi aspek sistem lubang bawah tanah, tetapi masih
mungkin untuk diperluas ke beberapa fasilitas permukaan dan kemampuan
perlakuan. Jadi, tidak mungkin membahas seluruh cakupan teknik produksi
mulai dari peralatan, proses, permasalahn dan pemecahannya, dari lubang
sumur sampai ke tangki penimbunan. Dalam bab ini hanya sedikit mengupas
tentang produksi dari reservoar batuan karbonat, permasalahan yang sering
dihadapi dan cara penanggulangannya seperti misalnya pengasaman,
perekahan, dan gabungan keduanya dalam upaya meningkatkan produktivitas
sumur.
8.2 Sistem Produksi
Kalau dicermati lebih mendalam, teknoligi produksi merupakan gabungan
antara rekayasa (engineering) dan kimia. Peran akhli teknologi produksi adalah
bagaimana bisa mencapai kinerja secara optimum pada sistem produksi dan
untuk itu harus benar-benar dipahami sifat-sifat fisika dan kimia fluida yang
akan diproduksi. Selain itu, sistem produksi yang dimanfaatkan adalah untuk
mengontrol fluida secara efisien dan aman. Pentingnya masukan dari kimia
produksi baru diperhatikan pada akhir-akhir ini saja. Jadi, jelas sekali bahwa
proses kimia fisika yang terjadi pada fluida produksi sangat besar dampaknya
pada keekonomian proyek dan kemampuan produksi maupun keamanan sumur.
Cakupan rekayasa produksi antara lain adalah aliran fluida, dinamika reservoar,
dan desain peralatan, instalasi, operasi serta diagnosa kekeliruan-kekeliruan.
Sedangkan cakupan kimia adalah fluida (fluida yang diproduksi, fluida yang
diinjeksikan dan perlakuan fluida) dan batuannya (mineral, mineralogi, sifatsifat kimia fisika, dan reaksi balik batuan).
Kontribusi teknologi produksi merupakan salah satu fungsi utama teknik
dalam suatu perusahaan yang sedang beroperasi. Seperti pada setiap
perusahaan komersial, seluruh insentif adalah diperoleh dengan mengusahakan
keuntungan maksimum dan di daerah operasi inilah tanggungjawab akhli
teknologi produksi yang merupakan ujung dari keekonomian proyek. Secara
umum, sasaran pertama operasi dari suatu perusahaan adalah aliran dana
61
Tabel 8.1
Urut-urutan kegiatan sumur
Tahapan
Masukan
Pemboran
Penyelesaian sumur
Desain/instalasi rangkaian
penyelesaian
Produksi
Kerja-ulang
Ditinggalkan
63
64
Gambar 8.1
Variasi komposisi batuan karbonat
(Peden ,1993)
65
teknik yang sama dilakukan di sumur minyak dan gas Stanolind dengan
menginjeksikan minyak tanah campur jeli napalm. Setelah terjadi rekahan,
lalu ditumpahkan butiran pasir keras untuk menahan pori yang sudah terbuka,
Setelah tersedia pompa berkapasitas injeksi tinggi tahun 1953, teknologi
tersebut menunjukkan hasil yang baik. Rekahan akan tetap terbuka selama
tekanan injeksi lebih besar dari tekanan rekah formasi. Kalau rekahan tidak
dijaga terus terbuka, maka secara teori akan tertutup, kembali ke keadaan
semula.
Pada waktu tekanan turun, gaya tekan pada batuan akan menyebabkan
bukaan tertutup kembali. Dalam beberapa kasus, ini menyebabkan tidak ada
kenaikan produktivitas dan injektivitas dibandingkan dengan aliran radial
konvensional. Tetapi, bila bukaan rekahan ini dapat dihindari menutup kembali
dengan menyelipkan material padat yang secara fisik mampu menahan gaya
tekan kompresi, sehingga terjebak di gaya rekah dan memberikan kesempatan
aliran fluida melalui rekahan, maka konduktivitas fluida membaik. Material padat
yang disisipkan di rekahan ini disebut sebagai propan (Gambar 8.2). Manakala
kondisi hidrolis dan sifat-sifat reservoar tetap secara lateral di sekitar sumur,
maka rekahan yang tercipta akan simetris di lubang sumur.
Teknik rekahan hidrolis ini tepat diterapkan pada situasi:
- Merangsang reservoar dengan permeabilitas rendah, karena banyak sekali
reservoar yang mengandung hidrokarbon dalam jumlah besar sekali, walau
porositasnya juga besar, namun derajat pori yang saling berhubungan sangat
rendah.
Gambar 8.2
Hasil perekahan sebelum dan sesudah dipasang propan
(Peden, 1993)
66
67
Gambar 8.3
Contoh hasil pengasaman pada batugamping
(Peden, 1993)
68
Dalam injeksi ini penyebaran asam dipengaruhi oleh daya alir matriks.
Sekali berada dalam ruang berpori, asam ini akan melarutkan mineral-mineral,
namun ada beberapa jenis mineral yang mempunyai reakitivitas dengan
asam. Dalam batuan klastik, seperti batupasir, asam dapat melarutkan
kerusakan formasi, misalnya lumpur partikel lempung, butiran kwarsa, dan
semen kapur. Dalam hal endapan biokimia, pelarutannya akan memperlebar
pori dan menghubungkan bukaan antar pori. Dalam reservoar terekah alami,
konduktivitas rekahan dapat ditingkatkan dengan larutnya semen kapur yang
mengendap sewaktu migrasi air.
Gambar 8.4
Pencucian asam di interval perforasi
(Peden, 1993)
69
BAB IX
TEKNIK RESERVOAR
9.1 Umum
Keadaan dan perilaku fluida reservoar di dalam batuan reservoar sungguh
beragam. Walaupun sifat-sifat fluida sudah dianalisis di lab PVT (pressure,
volume, temperature) dan karakter batuannya juga diketahui dari hasil
pemeriksaan di lab batu inti (core lab), namun perilaku di alam sangat berbeda,
misalnya perolehan minyaknya yang tergantung terutama antara lain pada
mekanisme tenaga pendorongnya.
9.2 Mekanisme Pendorong Dalam Reservoar Minyak
Ada beberapa hal untuk memahami seluk beluk reservoar minyak, yaitu: 1.
Mekanisme pendorong dalam reservoar minyak (tenaga dorong pengurasan,
tenaga dorong tudung gas, tenaga dorong air, pengurasan gravitasi, dan
tenaga kombinasi), 2. Persamaan-persamaan dasar (kalkulus diferensial,
kalkulus integral, analisis dimensional, hukum gas ideal, persamaan Poiseulle,
persamaan aliran fraksional, laju kemajuan frontal), 3. Aliran fluida melalui media
berpori (hukum Darcy, persamaan kontinyuitas, persamaan difusivitas, kondisi
batas), 4. Persamaan keseimbangan material reservoar minyak, 5. Analisis
kinerja sumur (tekanan bentuk, uji interferensi sumur, uji batas-batas reservoar,
kurva penurunan, indeks produktivitas). Yang akan disampaikan di sini hanya
tentang mekanisme pendorong dalam reservoar minyak. Lima macam tenaga
pendorong yang dikenal dalam reservoar minyak, yaitu (Core Lab, 1975):
9.2.1 Tenaga pendorong pengurasan (depletion drive)
Tenaga pendorong jenis ini biasanya ditemukan pada reservoar di bawah
tekanan saturasi, tanpa adanya daya dorong tudung gas dan daya dorong air.
Berupa reservoar tertutup dengan tekanan reservoar awal masih normal atau
di bawah normal.
Pada diagram fasa tekanan-temperatur, titik 1 pada Gambar 9.1, terlihat
bahwa tekanan dan temperatur reservoar berada di luar amplop fasa atau
sepanjang garis titik gelembung.
Tenaga pendorong jenis ini biasanya ditemukan pada reservoar di bawah
saturasi, tanpa adanya daya dorong tudung gas dan daya dorong air. Selalu
berupa reservoar tertutup dengan tekanan reservoar awal masih normal atau
di bawah normal.
Sumber utama energi pendorongan minyak, setelah tekanan reservoar
turun menuju dan di bawah tekanan titik-gelembung, adalah pengembangan
gas yang disebabkan oleh keluarnya gas dari larutan minyak. Reservoar dengan
tenaga yang demikian ini sering disebut sebagai reservoar tenaga larutan gas
atau tenaga dorong gas internal. Reservoar jebakan stratigrafi sering memiliki
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
71
Gambar 9.1
Diagram fasa tekanan-temperatur komposisi konstan
(Core Lab, 1975)
tenaga dorong jenis ini, karena jebakan alami tersebut biasanya memiliki akifer
yang besar di bawah zona minyak.
Suatu reservoar yang mekanisme produksinya seperti ini memiliki karakter
(Core Lab, 1975):
1. Penurunan tekanan yang cepat, tidak ada fluida yang berlebih atau tudung
gas bebas yang besar untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh
minyak yang diproduksi
2. Produksi minyak yang bebas air, tidak adanya tenaga dorong air berarti
hanya ada sedikit sekali atau tidak ada sama sekali air yang terproduksi
bersama minyak selama masa produksi reservoar. Saturasi air dalam zona
minyak tidak akan terproduksi karena telah berkurang sampai pada saturasi
minimum.
72
3. Terpantau perbandingan gas-minyak yang naik cepat sekali dari sumur, tidak
perduli posisi strukturnya. Setelah tekanan reservoar turun di bawah tekanan
saturasi, gas akan keluar dari larutan di seluruh reservoar. Ketika saturasi
gas meningkat sampai ke titik di mana dapat mengalir, maka gas bebas ini
mulai mengalir ke arah lubang sumur. Gas ini juga mulai bergerak vertikal
karena adanya gaya gravitasi, yang menghasilkan terbentuknya tudung gas
kedua. Permeabilitas vertikal adalah faktor penting dalam pembentukan
tudung gas kedua.
4. Perolehan minyak yang rendah, karena produksi minyak dengan tenaga
dorong pengurasan jenis ini biasanya merupakan metode perolehan dengan
efisiensi paling rendah. Ini merupakan hasil langsung dari pembentukan
saturasi gas di seluruh reservoar. Pada saat awal sekali dari masa reservoar,
di mana permeabilitas relatif terhadap gas mulai terbentuk, dan sebelum
perolehan minyak mencapai jumlah sangat banyak, maka sebenarnya yang
mengalir dari reservoar hanya gas. Dengan demikian, batas keekonomiannya
akan dicapai relatif dini sekali. Hal ini sedikit tertanggulangi apabila gasnya
dikumpulkan untuk mendorong minyak di depannya. Tetapi ini sering tidak
mungkin, namun apabila permeabilitas vertikal sedemikian sehingga gaya
gravitasinya bisa lebih berperan, maka pemecahannya antara lain adalah
dengan menutup sumur dalam beberapa waktu, misalnya 2-3 bulan, untuk
memberi kesempatan gas bergerak ke atas struktur sedangkan minyak
bermigrasi ke arah bawah struktur. Ini akan mengurangi saturasi gas pada
bagian bawah reservoar dengan konsekuensi menurunnya perbandingan
gas-minyak.
Perolehan minyak dari reservoar dengan pendorong yang demikian ini
berada pada kisaran 5-25 persen saja. Hubungan permeabilitas relatif (kg/ko)
menentukan perolehan minyak dari reservoar. Dengan demikian, faktor yang
berperan dalam hubungan permeabilitas relatif dapat dipelajari untuk menentukan pengaruhnya terhadap perolehan minyak. Viskositas minyak dari reservoar
juga merupakan faktor penting dalam perolehan minyak. Pada waktu viskositas
minyak naik, maka perolehan minyak akan turun. Jumlah segrega sigravitasi
minyak dan gas merupakan fungsi viskositas minyak dan gas.
Pada tekanan di atas titik gelembung, energi untuk memperoleh minyak
dipasok oleh pengembangan minyak dan kompresibilitas batuan. Tidak
ditemukan saturasi gas bebas di dalam reservoar sampai tekanan turun pada
titik gelembung. Tekanan reservoar turun per satuan produksi minyak sampai
titik gelembung berlangsung relatif cepat, karena koefisien pengembangan
minyak dan batuan relatif rendah.
Setelah tekanan reservoar turun di bawah tekanan saturasi, saturasi gas
bebas mulai terbentuk. Hubungan permeabilitas relatif (kg/ko) mulai berubah
sewaktu saturasi gas naik. Laju turunnya tekanan reservoar mulai mereda,
karena pengembangan gas menjadi lebih besar. Dan sewaktu tekanan
reservoar turun berlanjut, saturasi akan berlanjut naik, yang berarti permeabilitas
73
minyak efektif (ko) turun. Jadi dengan demikian, kapasitas laju produksi minyak
terus turun.
Perolehan minyak dari reservoar ini tidak peka lajunya. Pada reservoar
tertentu, perolehan dan saturasi gas bebas hanya merupakan fungsi dari
tekanan reservoar. Tetapi harus diperhatikan bahwa sering tudung gas sekunder
terbentuk yang menyimpan sebagian gas yang menghasilkan perolehan lebih
besar. Ketika tudung gas sekunder terbentuk, ini menandakan beroperasinya
mekanisme pengurasan gravitasi yang mengubah tenaga dorong reservoar
sebelumnya.
Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi perolehan minyak pada
reservoar jenis ini yakni perbandingan permeabilitas relatif, gravitasi minyak,
dan perbandingan larutan gas-minyak.
9.2.2 Tenaga Pendorong Tudung Gas (gas cap drive)
Reservoar minyak dengan tenaga dorong tudung gas mempunyai tudung
gas yang relatif besar, tanpa adanya air yang masuk. Ini merupakan reservoar
yang tertutup dan dapat mempunyai tekanan awal reservoar normal atau di
bawah normal. Karena kemampuan tudung gas tersebut siap mengembang,
maka reservoar tersebut dicirikan oleh penurunan tekanan reservoar yang
kurang cepat daripada reservoar berukuran sama dari jenis yang diuraikan
sebelumnya.
Ciri lain reservoar dengan tenaga dorong tudung gas tersebut adalah
tidak adanya produksi air dan perbandingan gas-minyak naik dengan cepat di
sumur-sumur yang berada di struktur tinggi, karena gasnya mengembang ke
dalam zona minyak.
Perolehan minyak oleh pengembangan tudung gas terutama terjadi oleh
mekanisme tenaga pendorongan frontal. Efisiensi perolehannya tentu saja
lebih besar daripada reservoar tenaga dorong pengurasan. Gambar 9.2 berikut
menampilkan posisi relatif dari zona-zona gas dan minyak pada waktu yang
berbeda selama masa produksi reservoar.
Permeabilitas vertikal dan viskositas minyak reservoar juga merupakan
faktor penting dalam menentukan efisiensi perolehannya. Permeabilitas vertikal
yang bagus akan membuat minyak bergerak ke bawah, sedangkan solusi gas
bergerak ke atas.
Dalam rangka mengkonservasi gas yang akan meningkatkan perolehan
minyak, maka perlu menutup sementara sumur yang menghasilkan banyak
sekali gas. Ini diharapkan nantinya mengurangi laju pengurasan gas tanpa
mengurangi laju produksi minyak.
Gas sebagai fluida pendorong mempunyai keterbatasan efisiensi yang
disebabkan oleh: perbandingan viskositas yang tidak baik akan menimbulkan
penjarian gas (gas fingering) sehingga terjadilah penerobosan lebih awal, dan
gas adalah fasa yang tidak membasahi yang mudah menerobos lubang pori
yang lebih besar dan meninggalkan minyak berada di pori yang lebih kecil.
74
Gambar 9.2
Reservoar tenaga dorong tudung gas
(Peden, 1993)
Sekali minyak ini dilewati, maka minyak akan tetap terjebak di dalam pori yang
kecil tersebut. Di lain pihak, air mempunyai fron yang lebih seragam daripada
gas. Gaya kapiler menyebabkan air akan lebih mudah masuk ke dalam ruang
pori yang lebih kecil, sedangkan tekanan kekentalan akan memaksa air masuk
ke dalam pori yang lebih besar.
Perolehan minyak dari reservoar tudung gas lebih besar daripada reservoar
tenaga pengurasan. Perolehan ini bervariasi tergantung pada ukuran tudung
gas, permeabilitas vertikal, viskositas minyak, dan derajat konservasi gas.
Biasanya perolehannya berkisar sekitar 10 sampai 40% dari minyak awal di
tempat.
Kalau ukuran awal tudung gas tidak begitu besar dibandingkan ukuran
zona minyak, maka tekanan reservoar turun secara drastis dan pengurasan
gas terus berlangsung, saturasi gas terbentuk di seluruh zona minyak dengan
terlepasnya gas dari larutan minyak. Dengan terbentuknya saturasi gas
yng seragam di seluruh zona minyak tersebut, maka semakin sulit untuk
mengendalikan fron gas untuk mendorong minyak. Gas selalu siap untuk
mengalir pada saturasi kecil sekalipun, jadi kalau perbandingan gas-minyak
yang besar dihindari, maka tekanan reservoar harus dijaga sedekat mungkin
dengan tekanan saturasi. Efisiensi perolehan pada kasus seperti ini tergantung
pada bagaimana kemampuan untuk menjaga agar tekanan reservoar selalu
berada dekat dengan tekanan saturasi.
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
75
Ditinjau dari aspek lain, maka jelas bahwa tudung gas dapat mengembang hanya disebabkan oleh penurunan tekanan di dalam reservoar. Jadi,
sebagian gas akan keluar dari larutan minyak Jika saturasi gas tersebut terus
meningkat, maka penurunan tekanan sampai pada titik di mana gas bebas
akan mengalir di dalam zona minyak, ada dua hal penting yang akan terjadi:
1. Permeabilitas efektif minyak akan turun sebagai hasil naiknya saturasi gas,
dan 2. Permeabilitas efektif gas akan meningkat yang mengakibatkan naiknya
aliran gas. Ini menghasilkan mekanisme produksi yang sebenarnya mekanisme
tenaga pendorong gas terlarut.
Pembentukan saturasi gas bebas di dalam zona minyak tidak dapat dihindari
tanpa pelaksanaan menjaga tekanannya. Jadi, untuk mendapatkan keuntungan
maksimum dari mekanisme produksi tenaga pendorong tudung gas tersebut,
maka saturasi gas dalam zona minyak harus diusahakan seminimal mungkin.
Ini dapat dicapai dengan mengambil manfaat dari segregasi gravitasi fluidanya.
Pada kenyataannya, kalau reservoar dengan tenaga dorong tudung gas akan
dioperasikan secara efisien tanpa menjaga tekanannya, maka tenaga dorong
segregasi gravitasi harus dapat membantu secara efisien juga. Sewaktu saturasi
gas terbentuk dalam zona minyak, maka harus dimungkinkan untuk bermigrasi
ke puncak struktur ke arah tudung gas. Jadi, reservoar dengan tenaga dorong
tudung gas sebenarnya merupakan merupakan reservoar bertenaga dorong
kombinasi, walaupun tidak pernah dipertimbangkan demikian.
Pada laju produksi yang lebih rendah akan menimbulkan tudung gas
maksimum dalam zona minyak yang bermigrasi ke tudung gas. Oleh sebab itu,
reservoar tudung gas sangat peka terhadap laju produksi, karena laju produksi
yang rendah akan menghasilkan kenaikan perolehannya.
Dalam banyak kasus, biasanya dipasang fasilitas pengembalian gas agar
sebagian bisa menjaga tekanannya. Ini benar manakala pada struktur tertentu
reservoar atau dibutuhkan laju produksi tinggi, maka tidak mungkin mengontrol
perbandingan gas-minyak. Pemasangan fasilitas pengembalian gas tersebut
lebih dititikberatkan pada pertimbangan ekonomi, karena biaya pemasangan
menjaga tekanan ini lebih besar daripada yang dibayarkan dari kenaikan
perolehan minyak.
Keefektivan pendorongan minyak dari reservoar sangat tergantung pada
fron gas yang seragam. Laju penyedotan yang rendah akan menimbulkan fron
yang seragam tersebut yang disebabkan oleh berkurangnya penjarian dari gas
yang maju dan diperolehnya segregasi gravitasi maksimum. Jadi, laju produksi
rendah akan menaikkan perolehan minyak.
9.2.3 Tenaga Pendorong Air (water drive)
Dalam reservoar dengan tenaga pendorong air, energi utama untuk
memproduksi minyak adalah gerakan air ke arah zona minyak yang bisa berasal
dari pinggir ke dalam, yang sejajar dengan bidang lapisan, atau dari bawah ke
atas.Gambar 9.2 memperlihatkan suatu reservoar tenaga dorong air.
76
Water drive
Gambar 9.3
Reservoar tenaga dorong air
(Sandler, 1982)
Reservoar tenaga dorong air bisa mempunyai atau tanpa tudung gas awal.
Oleh sebab itu, dalam diagram fasa tekanan-temperatur, kondisi awal tekanantemperatur bisa berada di dalam atau di luar amplop fasa.
Biasanya, air bergerak ke dalam zona minyak sebagai hasil pengembangan
air dalam akifer karena adanya penurunan tekanan. Air mengembang sangat
kecil sehingga untuk mendapatkan tenaga dorong air yang efisien, maka
volume pori akifernya harus beberapa kali lebih besar daripada volume pori
zona minyak.
Proses produksi dengan pendorongan minyak biasanya merupakan tenaga
pendorong alami yang paling efisien. Walaupun demikian, tenaga pendorong
tersebut masih saja menyisakan sejumlah minyak di dalamnya.
Reservoar dengan pendorong air mempunyai beberapa ciri yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasinya, antara lain (Core Lab, 1975):
- Tekanan turun secara perlahan
Sangat tidak biasa beribu-ribu barel minyak yang bisa diproduksi pada
penurunan tekanan reservoar hanya beberapa psi (pound per square inch).
Pada penurunan tekanan reservoar yang kecil, pengurasan minyak dan gas dari
reservoarnya akan diganti dengan volume yang sama oleh air yang masuk ke
dalam zona minyak. Di dalam reservoar ini, hanya sejumlah barel air yang bisa
masuk ke dalam reservoar yang disebabkan oleh penurunan tekanan dalam
reservoarnya. Karena pendapatan utama dari produksi berasal dari minyak,
dan jika pengurasan gas dan air dapat diminimalkan, maka produksinya dapat
dimaksimalkan dengan penurunan tekanan minimum. Oleh sebab itu, sangat
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
77
penting bila produksi air dan gas diusahakan seminimalkan mungkin. Ini dapat
dilaksanakan dengan menutup sumur-sumur yang berproduksi banyak sekali
fluida tersebut dan menggantinya dengan sumur-sumur yang perbandingan
air-minyak atau gas-minyak yang lebih rendah.
- Produksi air dini pada sumur-sumur yang secara struktur lebih
rendah.
Ini merupakan ciri utama dari reservoar tenaga dorong air, asalkan air
masuknya seragam, dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Jika reservoar
mempunyai satu atau lebih lensa-lensa dengan permeabilitas tinggi, maka air
lebih suka menuju zona yang permeabel tersebut. Dalam hal ini lebih layak
secara ekonomi bila menutup zona permeabel yang memproduksi air tersebut.
Harus disadari bahwa dalam banyak kasus minyak yang diperoleh dari sumursumur yang secara struktural lebih rendah akan diganti dengan sumur-sumur
yang lebih tinggi.
Biasanya hanya sedikit perubahan perbandingan gas-minyak selama masa
produksi reservoar. Hal ini benar manakala reservoar tidak memiliki tudung gas
bebas awal. Tekanan dapat terjaga sebagian karena masuknya air dan relatif
hanya sedikit gas yang keluar dari larutan. Jika, reservoar mempunyai tudung
gas bebas awal, maka sumur-sumur yang berada di struktur lebih tinggi akan
menghasilkan gas yang banyak. Pada reservoar dengan tenaga pendorong air
dengan tudung gas bebas awal, maka kontrol terhadap tudung gas tersebut
menjadi sangat penting. Sebenarnya kontrol tudung gas ini menjadi kriteria
efisiensi operasi reservoarnya, karena sasaran pengontrolan reservoar adalah
memanfaatkan secara efisien mekanisme pendorongan yang ada. Jadi, kalau
ada tenaga pendorong air, maka keuntungan maksimal jelas harus dimanfaatkan
karena lebih efektif daripada pengembangan tudung gas. Namun demikian yang
perlu diperhatikan adalah menghindari adanya penyusutan tudung gas untuk
mencegah adanya minyak yang bergerak ke dalamnya yang tidak ada saturasi
minyak sebelumnya. Jadi, pada saat reservoar sudah terkuras habis, sebagian
saturasi minyak akan tertinggal dalam zona awal gas, dan berdasarkan konsep
aliran, saturasi fluida apa saja tidak akan pernah mencapai nol.
9.2.4 Pengurasan Gravitasi (gravity drainage)
Mekanisme perolehan minyak ini ditemukan pada sifat-sifat batuan
reservoar dan karakter strukturnya yang sedemikian sehingga perbedaan
densitasnya menjadi penting dalam fluida reservoar minyak dan gas.
Pengaruh gaya gravitasi ini terlihat manakala mencampur minyak dan air di
dalam suatu tabung, dikocok, pasti bercampur. Tetapi bila didiamkan beberapa
saat, campuran akan memisah dengan air berdensitas besar di bawah,
sedangkan minyak di atasnya. Fluida memisah disebabkan gaya gravitasi.
Fluida dalam reservoar minyak dipengaruhi gaya gravitasi, terlihat pada
posisi fluida, misalya gas di atas, minyak di bawah gas, dan minyak di atas
air.
78
Pada proses migrasi dan akumulasi minyak, dianggap fluida reservoar pada
awalnya dalam keseimbangan. Jika demikian maka kontak gas-minyak dan
minyak-air selalu horisontal, walau kadang-kadang sulit menentukannya.
Reservoar jenis ini merupakan reservoar tertutup dengan tekanan normal
atau di bawah normal. Reservoar pengurasan gravitasi biasanya adalah
resevoar jenuh minyak dengan atau tanpa tudung gas awal. Pada diagram
fasa tekanan-temperatur, tekanan dan temperatur awalnya berada di garis titik
gelembung atau di dalam amplop fasa.
Reservoar di bawah mekanisme pengurasan gravitasi mempunyai ciri
seperti berikut (Core Lab, 1975):
1. Perbandingan gas-minyak rendah pada sumur yang rendah secara
struktural. Ini disebabkan oleh gas ke atas struktur oleh adanya segregasi
gravitasi fluida.
2. Pembentukan tudung gas sekunder dalam reservoar yang awalnya di bawah
saturasi. Jelas, mekanisme pengurasan gravitasi tidak menjadi langkah
operasi sampai pada saat tekanan reservoar turun di bawah tekanan
saturasi, karena di atas tekanan saturasi tersebut tidak akan pernah ada
gas bebas dalam reservoar.
3. Perbandingan gas-minyak yang meningkat dari sumur-sumur yang tinggi
secara struktural. Ini juga hasil dari migrasi gas dari lautan minyak ke arah
atas struktur.
4. Sedikit atau tanpa produksi air. Produksi ini mengindikasikan adanya tenaga
dorong air.
5. Berbagai variabel pada penurunan tekanan, tergantung pada jumlah
konservasi gas. Pada waktu menjaga tekanan, reservoar dioperasikan
di bawah kombinasi mekanisme pendorong tudung-gas dan pengurasan
gravitasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan minyak dari reservoar
pengurasan gravitasi adalah: 1. Permeabilitas searah dengan kemiringan,
2. Kemiringan reservoar, 3. Laju produksi reservoar, 4. Viskositas minyak,
dan 5. Ciri permeabilitas relatif.
Pada kebanyakan reservoar, permeabilitas searah kemiringan bidang
lapisan jauh lebih besar daripada yang melintang. Bila kemiringan lapisan
reservoar bertambah, maka minyak dan gas dapat mengalir sepanjang arah
kemiringan.
Viskositas minyak penting karena laju pengurasan gravitasi tergantung
pada mobilitas relatif gas dan minyak. Laju pengurasan gravitasi akan naik
jika viskositas minyak reservoar turun.
Perolehan oleh pengurasan gravitasi melibatkan dua pertimbangan dasar:
pembentukan tudung gas sekunder dan laju pengurasan gravitasi.
79
80
BAB X
SIMULASI RESERVOAR
10.1 Umum
Sebenarnya kata simulasi bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk
menyelesaikan masalah dengan melakukan yang mungkin terjadi atas
peristiwa tersebut secara matematika dan sering menggunakan komputer. Jadi,
perhitungan yang berkaitan dengan reservoar dapat dikatakan sebagai model
reservoar. Hal ini benar manakala menyangkut perhitungan yang dijelaskan
secara matematika proses fisik yang merupakan fungsi dari mengubah-ubah
waktu, tekanan, volume, temperatur, dan paramater-parameter lainnya. Dengan
demikian, istilah model dapat difahami sebagai program komputer yang di
dalamnya ada sistem simulasi reservoar. Pada awalnya, hanya satu-dimensi,
fasa tunggal aliran kompresibel, kemudian dua-dimensi, dan tiga dimensi.
Ini pun berlanjut ke dua fasa dan tiga fasa dan seterusnya yang jauh lebih
rumit.
Jadi, simulasi reservoar merupakan alat yang penting untuk pengelolaan
reservoar gas dan minyak. Aspek kunci dari simulasi reservoar adalah
merepresentasikan sumur dalam simulator dan kaitan sumur tersebut dengan
reservoar. Isu demikian menjadi penting dalam pemodelan sumur tidak
konvensional meliputi yang horisontal, miring sekali, multilateral, sumur-sumur
dengan sensor di bawah lubang dan alat pengontrol aliran. Dibutuhkan alat
yang ampuh untuk memodelkan dan mengoptimalkan sumur-sumur tersebut,
karena biaya yang dikeluarkan untuk sumur semacam ini sangat tinggi. Teknik
yang sudah ada kurang cukup memadai untuk memodelkan sumur yang tidak
konvensional, karena sumur tersebut lebih kompleks daripada sumur yang
vertikal atau sedikit miring.
10.2 Program Komputer Sederhana
Sekarang telah tersedia berbagai macam paket perangkat lunak program
komputer yang dapat memfasilitasi keinginan para akhli reservoar, misalnya
salah satu paket program yang disebut sebagai Ecllips. Dengan memasukkan
semua data penting reservoar ke dalam perangkat lunak tersebut, maka akhli
simulasi reservoar dapat mengutak-atik kelakuan reservoarnya dengan berbagai
macam skenario kasus. Biasanya diawali dengan kasus pengurasan alami
(natural depletion) untuk mengetahui bagaimana keadaan reservoar tersebut
beberapa tahun ke depan pada keadaan seperti apa adanya saat itu (existing
condition). Kalau tekanannya turun bisa dibantu dengan melakukan injeksi air
dari beberapa sumur injeksi untuk menahan agar tekanan reservoar tidak turun
drastis, tapi secara pelahan-lahan (gradually decreasing) dan dilihat bagaimana
pengaruhnya terhadap produksi migas dan kumulatifnya. Untuk mempercepat
produksi biasanya bisa dicoba menempatkan beberapa sumur pengembangan
di beberapa lokasi dalam komputer tersebut dan mengamati perkembangannya.
Penempatan sumur injeksi dan sumur pengembangan tersebut lazimnya
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
81
82
BAB XI
KEEKONOMIAN
11.1 Umum
Ekonomi perminyakan sangat kompleks dan cakupannya sangat luas,
dari hanya nasional, regional, sampai internasional, malah sangat sering
mempengaruhi kebijakan politik. Tidak dimaksudkan di sini membahas itu
semua, namun hanya sekelumit dasar-dasar ekonomi bagaimana pimpinan
perusahaan mengenal arti uang dan mengambil keputusan yang tepat.
Evaluasi keekonomian menjadi salah satu sarana komunikasi antara
para akhli teknik dan puncak pimpinan suatu perusahaan. Dalam banyak hal,
keekonomian secara keseluruhan suatu proyek biasanya menjadi dasar utama
mengambil keputusan akhir dibandingkan dengan aspek masalah teknik. Secara
umum, tujuan studi geologi maupun studi teknik adalah memberikan data yang
cukup dan dapat dipercaya yang selanjutnya untuk evaluasi keekonomian dan
untuk penggunaan faktor risiko yang dihadapi.
11.2 Pertimbangan Ekonomi
Sekilas keekonomian minyak, yang mencakup analisis risiko, nampak
seperti tidak rumit. Perhitungan-perhitungan teknik mudah diutarakan dan
tidak sulit dipahami, paling tidak secara individual. Investasi yang dibutuhkan,
keadaan keuangan di masa datang, perpajakan, bunga bank, dan kemungkinan
berhasil atau gagalnya suatu proyek bisa saja muncul dan dimengerti dengan
derajat kepastian tertentu. Tetapi semua ini harus dibandingkan dengan
sumber dan jenis modal yang terkait, seluruh sasaran dan tujuannya, struktur
pajak, peraturan pemerintah yang berlaku, hambatan industri, keadaan pasar,
transportasi, keuangan internasional, dan tidak bisa diabaikan adalah aspek
politik.
Tidak terlalu diharap akhli geologi dan akhli teknik juga akan menjadi
sangat akhli di bidang keputusan ekonomi, tetapi paling sedikit mereka
harus memahami apa arti nilai ekonomi itu, karena ini adalah salah satu
faktor penting dalam keputusan investasi. Pendapatan dari produksi minyak
biasanya diterima setiap bulan yang tergantung dari laju penurunan produksi
dari lapangan yang dikelolanya.
Masalah investasi sering dihadapkan pada pilihan antara investasi
jangka pendek dengan keuntungan besar, atau investasi jangka panjang
dengan keuntungan yang relatif sedang. Kadang-kadang suatu perusahaan
terpaksa menggunakan kriteria berbeda untuk mengambil keputusan karena
dipengaruhi oleh posisi pajak yang berat, kondisi politik yang tidak kondusif,
dan pertimbangan pasar. Untuk suatu perusahaan milik negara, barangkali,
bisa saja mengambil pendekatan yang sangat berbeda, sehingga keputusan
ekonomi menjadi semakin rumit.
83
84
Gambar 11.1
Contoh pohon keputusan (Core Lab, 1975)
85
dalam masalah investasi (Core, Lab, 1975). Membor satu sumur mungkin hanya
melibatkan alternatif membor atau memproduksinya langsung. Apabila sumur
yang dibor di daerah kontrol geologi ternyata kering atau hanya marginal, maka
biasanya perlu membor sumur satu lagi sebelum memutuskan meninggalkan
daerah tersebut. Kemungkinan menemukan struktur yang produktif harus
mempertimbangkan kemungkinan kejadian individual, yang mencakup:
strukturnya harus ada; batuan reservoar harus ada, lapisannya pasti berongga
dan permeabel; minyak harus ditemui di lapisan tersebut; dan daerah yang
produktif tersebut harus cukup luas.
Teknik Monte Carlo pada analisis risiko memungkinkan penggunaan
variabel dalam jumlah sangat banyak. Teknik ini membutuhkan komputer
yang canggih, sebab jumlah variabel bebas yang akan dievaluasi jumlahnya
tidak terbatas. Analisis kepekaan (sensitivity analysis) dapat dilakukan untuk
menentukan derajat variabel individu yang mempengaruhi kemampuan ambil
untung (Core Lab, 1975)
Suatu studi geologi dan studi teknik reservoar pada lapangan minyak,
misalnya, menyebutkan ada tiga variabel yang mempengaruhi mendapat
keuntungan dari sumur yang ada, yaitu: ketebalan bersih formasi (net pay),
produktivitas sumur (well productivity), dan waktu penutupan sumur (shut in time)
yang dibutuhkan sebelum penjualan migasnya dapat dimulai. Setiap perusahaan
minyak dan gas mempunyai sifat seperti judi, karena selalu ada risiko gagal.
Untuk perusahaan yang memiliki modal tidak terbatas, dibandingkan dengan
jumlah yang ditanggung berisiko dapat mengambil keputusan sepenuhnya
pada harga relatif dari alternatif berbeda. Sedangkan perusahaan dengan
modal terbatas harus selalu mempertimbangkan konsekuensi gagal pada
kelanjutan operasinya
11.3 Situasi Kini
Industri perminyakan menghadapi tekanan yang cukup berat akhir-akhir
ini. Telah puluhan tahun minyak memasok mungkin hampir 99,9% energi yang
digunakan untuk menggerakkan orang dan kendaraan. Orang harus membeli
BBM untuk menggerakkan kendaraan mereka. Tidak ada pilihan lain, sehingga
ada yang mengibaratkan SPBU bertindak seperti kantor pajak, tidak bisa ditolak
tapi harus dipatuhi, kalau melanggar akan dikenai hukuman, atau kendaraan
tidak bisa bergerak tanpa BBM..
Industri perminyakan telah memonopoli kontrol transportasi jaringan pipa.
Perusahaan minyak memproduksi BBM diamanatkan oleh peraturan lingkungan,
bersedia meningkatkan kualitasnya, bila diperlukan. Manufaktur otomotif tidak
bisa menghindar dari ketergantungan pada perusahaan minyak.
Nampaknya kondisinya sekarang sudah mulai agak bergeser. Mobil dengan
volume silinder besar dengan konsumsi BBM tinggi secara perlahan mulai
akan digeser dengan jenis mobil serupa tetapi lebih hemat BBM. Di Amerika
Serikat, misalnya, sudah ada kebijakan dan peraturan baru bahwa mobil tidak
lagi menggunakan bahan bakar 27.5 mil per galon, tetapi akan menjadi 52.5
86
mil per gallon (Wikipedia, 2011). Ini berarti mengurangi konsumsi minyak
sebesar 12 miliar barel. Dengan kata lain, perusahaan minyak akan berkurang
pendapatannya sebesar $ 1,75 triliun di 15 tahun mendatang.
Perbaikan ekonomi bahan bakar akan mempengaruhi, tentu saja, kepada
perusahaan minyak, Monopoli industri perminyakan pada transportasi, secara
perlahan akan terpatahkan. Bahan penggerak baru, seperti listrik, etanol, dan
gas alam akan bersaing dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar minyak yang
paling terkena imbasnya adalah bensin, yang akan diperburuk lagi oleh tidak
seimbangnya solar di dunia. Implikasi ini akan menjadi lebih mengkhawatirkan
bila Asia secara keseluruhan akan mengikuti pola kebijakan tersebut dengan
mengubah kendaraan yang efisiensinya tinggi.
Sebagai konsekuensinya, akan terjadi perubahan besar pada penyebaran
bensin dan solar, jika tidak diikuti oleh investasi pada pengembangan
pengilangan yang mengolah solar. Dengan demikian, harga minyak ringan
yang banyak menghasilkan bensin harganya akan naik, sebaliknya minyak
berat kemungkinan besar harganya akan turun.
Pada tahun 2020 produsen minyak secara teratur akan termarginalkan dan
pengilangan yang bisa bertahan kemungkinan hanya yang paling mutakhir.
Pemakaian minyak dunia kemungkinan cenderung turun di bawah tingkat yang
sudah diproyeksikan sekarang. Banyak proyek eksplorasi dan produksi dengan
biaya tinggi kemungkinan akan ditinjau ulang.
11.4 Gagasan Baru
Sehubungan dengan keadaan perusahaan minyak, maka bisa dimaklumi
pentingnya memiliki kemampuan menilai informasi dan terus menerus
mengembangkan kemampuan tersebut di domain ini. Para pimpinan
perusahaan setiap hari menghadapi keputuan berkaitan dengan membeli
seismik 3D, mengambil batu inti, dan merencanakan uji sumur. Sasaran itu
semua adalah untuk menentukan apakah berharga melakukan hal itu semua
(Coopersmith dkk, 2006) sebelum menggunakan dana besar pada aset yang
dimiliki. Ini adalah analisis yang dilaksanakan pada waktu sama dengan nol
(time zero) sebelum memperoleh informasi penting. Selanjutnya, ini juga untuk
mengetahui pentingnya nilai setelah akuisisi, yang sering dilaksanakan kurang
benar.
Dalam hal ini, perlu diketahui bagaimana informasi dinilai sebelum
akuisisi dan ditujukan bagaimana menginterpertasikan sesudah akusisi,
hasil operasional, dan menterjemahkannya ke penilaian yang benar. Banyak
informasi yang telah lalu salah mempertimbangkan nilainya berkaitan dengan
tersedianya informasi sesudah akuisisi dan selanjutnya menemukan bahwa
hal ini tidak sejalan dengan hasil yang sebenarnya. Langkah yang hilang
dalam kebanyakan adanya informasi sesudah akuisisi adalah pertimbangan
yang tepat dari apa yang diinterpertasikan informasi baru yang diterapkan
ke perbandingan yang sesuai ke kemunculan yang sebenarnya dari variabel
yang diukur. Pemrosesan kembali seismik 3D, misalnya, laju keberhasilan
Batuan Inti Penyimpan Minyak dan Gas Bumi
87
88
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Keith Turner dan Carl W. Gable, (2011) A Review of Geological
Modeling, Los Alamos National Laboratory), USA,
2. Amyx, J.W., Bass Jr., D.M., dan Whitting, R.L., (1960), Petroleum Reservoir
Engineering, McGraw Hill.
3. Ashton, C. Peter, (1994),3D Seismic Survey Design, Copenhagen,
Denmark.
4. Bambang Widarsono, (2008),Materi Analisis Core, PPPTMGB LEMIGAS,
Jakarta.
5. Chris D. Boyce (1973): Core Handling Procedure and Basic Core Analysis
Techniques, Indonesian Petroleum Assocuation.
6. Clifford C. Walters (2006): The Origin of Petroleum Exxon Mobil Research
& Engineering Co, Annandale. NJ.
7. Core Laboratories, Inc., (1975), Petroleum Reservoir Evaluation, Unit
I XII, Petroleum Engineering and Consultant Department, Houston.
8. Collins Cobuild, (1989).English Languange Dictionary, Richard Clay Ltd,
Bungay, Suffolk, Great Britain.
9. Coopersmith, E.N, Burkholder, M.E., dan Schulze, J.H., (2006): Value of
Information Lookbacks - Was The Information You Gathered Really Worth
Getting?, Proceedings of Annual SPE Technical Conference, San Antonio
Texas.
10. Craft, B.C. dan Hawkins, M.F. (1959), Applied Petroleum Engineering.
Prentice Hall.
11. Francis, D. (2006): Microbial EOR Research Advances, DOE, Amerika.
12. Frick, T.C. (1962), Petroleum Production Handbook, McGraw Hill.
13. Gabel, C.W., Trease, H, dan Cherry, T., (1996), Geological Applications of
Automatic Grid Generation Tools for Finite Elements Applied to Porous Flow
Modeling. Engineering Research Centre, Mississipi State Univ. Press.
14. Guerrero, E.T. (1968), Practical Reservoir Engineering, Pet. Publ.Co.
15. J.M. Peden (1993): Gas Reservoar Engineering Production Technology,
Department of Petroleum Engineering Herroit University, Edinburgh.
16. Lake, L.W. dan Carol, H.B.Jr., (1986): Reservoir Characterization,
Academic Press Inc. Tokyo.
17. M. Romli, (2008),: Materi Analisis PVT, PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta
18. Mobil Oil Indonesia, Inc, (1986), Applied Gas Reservoir Engineering,
Jakarta
19. Muskat, M., (1949). Physical Principles of Oil Productiom. McGraw Hill.
89
90
91
92