Spektrofotometer Uv
Spektrofotometer Uv
SKRIPSI
Oleh:
RINA AFRIYANA SIRAIT
NIM 050804018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rina Afriyana Sirait : Penerapan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Pada Penetapan
Kadar Nifedipin Dalam Sediaan Tablet, 2009.
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
RINA AFRIYANA SIRAIT
NIM 050804018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rina Afriyana Sirait : Penerapan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Pada Penetapan
Kadar Nifedipin Dalam Sediaan Tablet, 2009.
PENGESAHAN SKRIPSI
Oleh:
RINA AFRIYANA SIRAIT
NIM 050804018
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: Agustus 2009
Pembimbing I,
Panitia Penguji,
Pembimbing II,
Dekan,
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat mengerjakan
penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, juga shalawat
beserta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penulis mempersembahkan rasa terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Pachry Sirait dan Ibunda Nuraisyah
Sinaga, serta saudaraku Rini Apryani Sirait dan Pebriansyah Sirait atas segala
doa, kasih sayang, dorongan moril maupun materil kepada penulis selama ini.
Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian semua.
Dengan segala ketulusan hati penulis juga menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas
Farmasi, beserta seluruh staf, yang telah memberikan fasilitas dan
membantu kelancaran pendidikan penulis selama perkuliahan hingga
selesai.
2. Ibu Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman
Harun, M.Si., Apt. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
kesabaran yang begitu besar dalam membimbing penulis selama penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini.
3. Bapak/Ibu Pembantu Dekan, Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas
Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan dan
iv
Ibu Dra. Lely Sari Lubis M.Si., Apt. selaku penasehat akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama ini.
4. Bapak Drs. Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt., Bapak Drs.
Syafruddin, MS., Apt., dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Apt., selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritikan, saran dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Staf Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif yang telah
memberikan petunjuk dan saran serta fasilitas laboratorium selama penulis
melakukan penelitian.
6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Farmasi khususnya Stambuk 2005 dan
buat sahabat-sahabatku Gema, Devi, Syabrina, Inayah, atas dukungan,
semangat, bantuan dan persahabatan selama ini serta seluruh pihak yang
tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan, motivasi dan inspirasi bagi penulis selama masa
perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran
dan kritik diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Medan,
Agustus 2009
Penulis
Abstrak
Tablet Nifedipin merupakan salah satu sediaan obat yang sering digunakan
dalam pengobatan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan
kadar nifedipin dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran apakah memenuhi
persyaratan mutu obat. Sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan
efek terapi yang dikehendaki.
Penetapan kadar nifedipin dalam sediaan tablet dilakukan secara
spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut metanol pada panjang gelombang 235
nm dan diuji validitasnya berdasarkan parameter akurasi (kecermatan) dengan
metode penambahan baku (standard addition method), presisi (keseksamaan),
batas deteksi (limit of detection), dan batas kuantitasi (limit of quantitation).
Diperoleh kadar untuk tablet Nifedipin generik (Kimia Farma) sebesar
107,75 % 1,970 tablet Nifedipin (Dexa Medica) sebesar 106,69% 1,095 dan
tablet nama dagang; tablet Adalat (Bayer) sebesar 100,02%
3,066, tablet
Cordalat (Kimia Farma) sebesar 100,26% 1,183, tablet Nifedin (Sanbe Farma)
sebesar 105,75% 0,101, tablet Farmalat (Pratapa Nirmala)sebesar 100,76%
2,041.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nifedipin dalam sediaan tablet
generik dan tablet dengan nama dagang memenuhi standar persyaratan tablet
menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995) yaitu tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
vi
Abstract
Nifedipine tablet is one of the drugs, which was used in medication, and
therapy of hypertension. The purpose of this research was used to determination
Nifedipine in the tablet, which circulates in the general whether it fulfilled
requirement of drug quality, or not so that it will give the therapeutic effect.
The determining of nifedipin in tablet was done by ultraviolet
spectrophotometry using methanol as a solvent at wavelength 235 nm and tested
it validity based on parameter accuracy using standard addition method, precision,
limit of detection and limit of quatitation.
Based on quantitative determination of nifedipine in generic tablet; Kimia
Farma was 107.75% 1.970, Dexa Medica was 106.69% 1.095 and branded
name; Adalat (Bayer) was 100.02% 3.066, Cordalat (Kimia Farma) was
100.26% 1.183, Nifedin (Sanbe Farma) was 105,75% 0.101 and Farmalat
(Pratapa Nirmala) was 100.76% 2.041.
The result of research indicate that determining nifedipine in the generic
tablet and branded name was fullfilled requirement of The Farmakope Indonesia
Edisi IV (1995), not less than 90.0% and not more than 110.0% of the labelled
amount.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Hipotesis .......................................................................................... 3
1.4. Tujuan ............................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1. Uraian Bahan .................................................................................. 4
2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Nifedipin ............................................ 4
2.1.2. Farmakologi ........................................................................... 5
2.1.3. Efek Samping ........................................................................ 5
2.1.4. Dosis ..................................................................................... 6
2.1.5. Sediaan ................................................................................. 6
2.2. Spektrofotometri Ultraviolet ........................................................... 7
viii
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum.....................................24
Tabel 2.Data Kurva Kalibrasi BPFI .................................................................... 25
Tabel 3.Kadar rata-rata nifedipin pada sediaan tablet ................................. ...... 26
Tabel 4. Data hasil pengujian perolehan kembali nifedipin dengan metode
penambahan bahan baku (standard addition method).........27
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kurva Serapan Nifedipin BPFI (konsentrasi 7 mcg/ml)
dalam pelarut metanol.....23
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Nifedipin BPFI dalam pelaruut metanol pada
panjang gelombang 235 nm ..25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi. .................................................... 31
Lampiran 2. Data kadar nifedipin sediaan tablet ................................................ 32
Lampiran 3. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Generik
Kimia Farma .................................................................................. 33
Lampiran 4. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet
Nifedipin Generik Dexa Medica.......................................................35
Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet
Adalat (Bayer) .............................................................................. 37
Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet Nifedin
(Sanbe) .......................................................................................... 39
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet Farmalat
(Pratapa Nirmala) .......................................................................... 41
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet Cordalat
(Kimia Farma) ............................................................................... 43
Lampiran 9. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran ............................................ 45
Lampiran 10.Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel ................................... 46
Lampiran 11.Contoh Perhitungan Persentase (%) Perolehan Kembali ............... 47
Lampiran 12.Data hasil persen perolehan kembali Nifedipin pada tablet
(PT. Kimia Farma) dengan Metode Penambahan Baku
(standard addition method) ........................................................... 49
Lampiran 13. Contoh perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi
(LOQ ............................................................................................ 50
Lampiran 14. Data Persen Perolehan Kembali (% Recovery)Perhitingan
Statistik ........................................................................................ 51
Lampiran 15. Nilai Distribusi t ...................................................................................52
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
xiv
xv
2. Apakah kadar nifedipin dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran telah
sesuai dengan ketentuan Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 ?
1.3 Hipotesis
1. Metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan pada penentuan kadar
nifedipin dalam sediaan tablet serta memenuhi uji validasi.
2. Kadar nifedipin dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran sesuai dengan
ketentuan Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan dalam
penetapan kadar nifedipin pada tablet serta memenuhi uji validasi.
2. Untuk mengetahui kadar nifedipin dalam sediaan tablet yang beredar di
pasaran memenuhi persyaratan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi IV
tahun 1995.
xvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Dimetil 1,4 dihidro -2,6 dimetil -4- ( o- nitrofenil ) 3,5 piridina dikarboksilat ( 21829 -25 -4 )
Berat Molekul
: 346,34
Suhu lebur
Pemerian
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton dan
kloroform; kurang larut dalam etanol ( Ditjen POM, 1995;
Moffat, 2004)
Stabilitas
xvii
2.1.2 Farmakologi
Nifedipin adalah zat pertama (1975) dari kelompok dihidropiridin dengan
gugusan fenil pada posisi-para. Khasiat utamanya adalah vasodilatasi, maka
terutama digunakan pada hipertensi esensil (ringan/ sedang), juga pada angina
variant berdasarkan efeknya terhadap jantung yang relatif ringan: tak berkhasiat
ionotrop negatif. Pada angina stabil hanya digunakan bila beta-blockers dikontraindikasi atau kurang efektif. Khususnya dianjurkan tablet long-acting Oros
(=system osmotis yang melepaskan obat secara teratur untuk waktu lama).
Agar efeknya pesat, tablet dapat dikunyah dan diletakkan di bawah lidah
(pada krisis hipertensi). Selanjutnya obat ini juga berguna pada Penyakit Raynaud
dan serangan sedu (hiccup) (Tjay dan Kirana, 2002).
indikasi
xviii
2.1.4 Dosis
Dosis dewasa :
Dosis angina dan fenomena Raynaud, sediaan konvensional, dosis awal 10 mg
(usia lanjut dan gangguan hati 5 mg) 3 kali sehari dengan atau setelah makan;
dosis pemeliharaan 5-20 mg 3 kali sehari; untuk efek yang segera pada angina:
gigit kapsul dan telan dengan cairan. Hipertensi ringan sampai sedang dan
profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30 mg sekali sehari (tingkatkan bila
perlu, maksimum 90 mg sekali sehari) atau 20 mg 2 kali sehari dengan atau
setelah makan (awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis pemeliharaan lazim 10-40 mg 2
kali sehari).
Dosis anak-anak: Hipertrofi kardiopati 0,6-0,9 mg/kg/24 jam dalam 3-4 dosis
terbagi.
2.1.5 Sediaan
Dalam perdagangan, nifedipin tersedia dalam bentuk tablet mengandung 5
mg; 10 mg, tablet retard 10 mg; 20 mg dan tablet oros 20 mg; 30 mg; 60 mg.
Kapsul 10 mg, 20 mg
xix
xx
perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil
sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.
Gugus fungsi seperti OH, -NH2 dan Cl yang mempunyai elektron-elektron
valensi bukan ikatan disebut auksokhrom yang tidak menyerap radiasi pada
panjang gelombang lebih besar dari 200 nm, tetapi menyerap kuat pada daerah
ultraviolet jauh. Bila suatu auksokhrom terikat pada suatu khromofor, maka pita
serapan khromofor bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang (efek
batokhrom) dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokhrom adalah suatu
pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali
terjadi bila muatan positif dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut berubah
dari non polar ke pelarut polar (Dachriyanus, 2004).
Secara eksperimental, sangat mudah untuk mengukur banyaknya radiasi yang
diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik yang
menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi (atau
panjang gelombang) sinar merupakan spectrum absorpsi. Transisi yang
dibolehkan (allowed transition) untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang
berbeda adalah tidak sama ssehingga spectra absorpsinya juga berbeda. Dengan
demikian, spectra dapat digunkan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk
analisis kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang
tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga
spectra absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Gandjar dan
Rohman,2007).
Halhal yang harus diperhatikan dalam analisis spektofotometri ultraviolet
a.
xxi
sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai
absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal
(Gandjar dan Rohman, 2007).
2.2.2 Hukum Lambert Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel
yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu
dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus
terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan:
A = a.b.c g/liter atau A = . b. C mol/liter
xxii
xxiii
cm,
yang
spesifik untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut dan pH tertentu
(Satiadarma, 2002).
Analisis Kuantitatif
Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet adalah dalam analisis
kuantitatif. Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat senyawa yang
mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai
detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul
adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding
dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi dan merupakan dasar
analisis kuantitatif. Penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai gugus
khromofor dan mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak, penggunaannya
xxiv
cukup luas. Konsentrasi kerja larutan analit umumnya 10 sampai 20 g/ml, tetapi
untuk senyawa yang nilai absorptivitasnya besar dapat diukur pada konsentrasi
yang lebih rendah. Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar
tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak,
apabila ada reaksi kimia yang dapat mengubahnya menjadi khromofor atau dapat
disambungkan dengan suatu pereaksi khromofor (Satiadarma, 2004).
Analisis kuantitatif secara spektrofotometri dapat dilakukan dengan
metode regresi dan pendekatan.
1. Metode Regresi
Analisis kuantitatif dengan metode regresi yaitu dengan menggunakan
persamaan garis regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi
standar yang dibuat dalam beberapa konsentrasi, paling sedikit menggunakan 5
rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan yang linier,
kemudian diplot menghasilkan suatu kurva yang disebut dengan kurva kalibrasi.
Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut.
2. Metode Pendekatan
Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan
standar yang konsentrasinya diketahui dengan serapan sampel. Konsentrasi
sampel dapat dihitung melalui rumus perbandingan C= As.Cb/Ab dimana As=
serapan sampel, Ab= serapan standar, Cb= konsentrasi standar, dan
konsentrasi sampel (Holme dan Peck, 1983).
xxv
C=
Monokromator
Kuvet
Detektor
Bagian optik
Bagian listrik
Penguat
5
Pembacaan,
pengamatan
6
Berikut ini adalah uraian bagian-bagian spektrofotometer:
1. Sumber-sumber lampu; lampu deutrium digunakan untuk daerah UV pada
panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau
lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang
antara 350-900 nm).
xxvi
2. Monokromator:
digunakan
untuk
memperoleh
sumber
sinar
yang
2.3. Validasi
Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada
prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).
Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi,
kespesifikan, limit deteksi, kelinieran, dan rentang. Akurasi dari suatu metode
xxvii
analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh dengan prosedur tersebut
dari harga sebenarnya, sering kali dinyatakan dalam persen perolehan kembali
analit pada penentuan kadar sampel yang mengandung analit dalam jumlah
diketahui. Akurasi merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis.
Akurasi prosedur analisis ditentukan dengan menerapkan prosedur tersebut
pada sampel atau campuran komponen matriks yang telah dibubuhi analit dalam
jumlah diketahui.
Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara
masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada
sejumlah cuplikan yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan
sebagai deviasi standar atau deviasi standar relatif (koefisien variasi). Presisi
dapat diartikan pula sebagai derajat reprodusibilitas atau keterulangan dari
prosedur analisis.
Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah kemampuannya untuk
mengukur kadar analit secara khusus dengan akurat, disamping komponen lain
yang terdapat dalam matriks sampel.
Limit deteksi adalah nilai parameter uji batas, yaitu konsentrasi analit
terendah yang dapat dideteksi.
Kelinieran suatu metode analisis adalah kemampuan untuk menunjukkan
bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara matematika, proporsional
dengan konsentrasi analit dalam sampel dalam batas rentang konsentrasi tertentu.
Rentang suatu metode analisis adalah interval antara batas konsentrasi
tertiggi dan konsentrasi terendah analit yang dapat ditentukan dengan presisi,
akurasi, dan kelinieran (Satiadarma, 2004).
xxviii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
3.2 Bahan-bahan
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metanol (pro
analisis dari E.Merck), akuades (Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif),
nifedipin baku (BPFI); tablet nifedipin generik dan nama dagang.
xxix
xxx
3.4.5 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi dan
Batas Kuantitasi
3.4.5.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (%Recovery)
Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku (Standard
Addition Method) yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan
rentang spesifik 80, 100 dan 120%, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3
kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70% analit sampel dan 30%
baku pembanding, kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti pada
penetapan kadar sampel (hasil dapat dilihat pada Tabel 4, halaman 15).
Persen perolehan kembali (% recovery) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
%Recovery =
xxxi
A B
C
100%
Keterangan :
A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku
B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = konsentrasi baku yang ditambahkan
3.4.5.2 Uji Presisi
Uji presisi (keseksamaan) ditentukan dengan parameter RSD (Relative
Standard Deviasi) dengan rumus :
RSD =
SD
x100%
X
Keterangan :
RSD
SD
Standard Deviasi
xxxii
SB =
(Y Yi) 2
n2
LOD =
3 xSB
Slope
LOQ =
10 xSB
Slope
Keterangan :
SB
= Simpangan Baku
SD =
( X Xi )
n 1
X X
SD
n
Dasar penolakan data jika thitung ttabel dan bila thitung mempunyai nilai
negatif, ditolak jika thitung - ttabel.
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 persen,
dengan derajat kebebasan dk = n 1, digunakan rumus:
= X t (1-1/2 )dk x SD / n
xxxiii
Keterangan:
= interval kepercayaan
= tingkat kepercayaan
dk = derajat kebebasan
SD = standar deviasi
n = jumlah perlakuan
xxxiv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut
Moffat
(2004), nifedipin
maksimum pada daerah ultraviolet dalam larutan asam pada panjang gelombang
235 nm (A 11 = 595 b) dan 338 nm (A 11 = 195 b). Menurut Merck Indeks (2001) ,
dalam larutan asam memberikan spektrum serapan maksimum pada panjang
gelombang 235 nm ( = 20600) dan 338 nm ( = 5740), dalam larutan basa pada
panjang gelombang 238 nm ( = 20600) dan 340 nm ( = 5740) dan dalam
metanol pada panjang gelombang 235 nm ( = 21590) dan 340 nm ( = 5010).
Dari data kedua literatur diatas kemungkinan nifedipin dapat ditetapkan kadarnya
secara spektrofotometri ultraviolet. Dalam penelitian ini digunakan pelarut
metanol, karena dari hasil orientasi dalam larutan asam diperoleh larutan yang
kurang jernih.
Adapun alasan peneliti memilih panjang gelombang 235 nm untuk
pengukuran karena panjang gelombang tersebut nifedipin memiliki nilai
absorptivitas molar () yang lebih besar daripada panjang gelombang 334 nm.
Holme dan Peck (1983) menyatakan bahwa dengan nilai absorptivitas yang besar
maka pengukuran dapat dilakukan pada konsentrasi yang rendah, sehingga
sensitivitas maksimum dari metode ini dapat tercapai.
xxxv
xxxvi
xxxvii
Gambar 2. Kurva kalibrasi nifedipin BPFI dalam pelarut metanol pada panjang
gelombang 235 nm.
Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi nifedipin BPFI diperoleh hubungan
yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi (r) = 0,9996
dan persamaan garis regresi Y = 0,052807 X + 0,002798 yang dapat dilihat pada
gambar 2. Kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r 0,995 (Shargel, 1985).
xxxviii
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Sediaan
Nifedipin Generik KF
Nifedipin Generik Dexa
Cordalat
Nifedin
Farmalat
Adalat
Kadar Rata-rata
(%)
Kadar Sebenarnya
(%)
107,75
106,69
100,26
105,75
100,76
100,02
107,75 1,970
106,69 1,095
100,26 1,183
105,75 0,101
100,76 2,041
100,02 3,066
xxxix
masing dengan 3 replikasi dan setiap rentang spesifik mengandung 70% analit dan
30% baku pembanding. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14,
halaman 39.
Data hasil pengujian perolehan kembali nifedipin dengan metode
penambahan bahan baku (standard addition method) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Data hasil pengujian perolehan kembali nifedipin dengan metode
penambahan bahan baku (standard addition method)
Rentang Spesifik
(%)
80
100
120
Rata-rata (% recovery)
Standar Deviasi (SD)
Relatif Standar Deviasi (RSD) (%)
Konsentrasi
(mcg/ml)
10,796
10,766
10,789
11,110
11,048
11,018
11,399
11,334
11,283
Persen
perolehan kembali
(%)
94,62
91,83
93,97
99,06
94,45
92,22
100,47
96,44
93,28
95,15
1,19
1,25
Dari data diatas didapatkan persen perolehan kembali (% recovery) ratarata 95,15%, standar deviasi (SD) sebesar 1,19. Persen perolehan kembali ini
dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi dimana rentang rata-rata hasil
persen perolehan kembali adalah 80-110%. Sedangkan dari hasil uji presisi
dengan parameter Relative Standar Deviasi (RSD) adalah 1,25%. Nilai RSD yang
diizinkan adalah 2 %. M aka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan
mempunyai akurasi dan presisi yang baik (WHO, 1992). Batas deteksi (LOQ)
dan batas kuantitasi (LOQ) yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,2927
mcg/ml dan 0,9785 mcg/ml.
xl
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan
kadar nifedipin dalam sediaan tablet karena dari hasil uji validasi, metode ini
menunjukkan akurasi dan presisi yang baik dengan batas deteksi (LOD) 0,2927
mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) 0,9758 mcg/ml.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet yang diperiksa baik
yang generik maupun nama dagang memenuhi standar persyaratan tablet menurut
Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan
tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
5.2. Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menentukan kadar
nifedipin dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri sinar tampak
ataupun metode volumetri.
xli
DAFTAR PUSTAKA
xlii
xliii
Ratarata
X
0
4
6
8
10
12
40
Y
0
0,215
0,328
0,421
0,527
0,638
2,129
6,6667
0,3548
XY
0
0,86
1,968
3,368
5,270
7,656
19,122
X
0
16
36
64
100
144
360
XY ( X )( Y ) /n
(X ) / n
a=
360 (40) 2 / 6
=
0,052807
b=YaX
= 0,3548 (0,052807) (6,6667)
= 0,002798
Maka persamaan garis regresinya adalah Y = 0,052807X 0,002789
XY
r =
19,122 (40)(2,129) / 6
(X )( Y ) / n
[( X ) (Y ) ][(Y 2 ) (Y ) 2 / n]
2
10,96
10,96265661
= 0,9996
xliv
Y
0
0,0462
0,1076
0,1772
0,2777
0,4070
1,0157
Nama
sediaan
Kons
Konsentrasi
Teoritis
Perolehan
(mcg/ml)
(mcg/ml)
Penimbangan
(mg)
Setara
(mg)
Absorbansi
552
20,08
0,5096
8,9976
9,5983
106,57
556
20,23
0,5237
9,0631
9,8641
108,73
552
559
559
556
20,23
20,35
20,35
20,23
0,5105
0,5247
0,5306
0,5159
8,9976
9,1116
9,1116
9,0631
9,6145
9,8826
9,9959
9,7162
106,75
107,73
109,59
107,10
688
20,96
0,5345
9,3901
10,070
107,13
688
20,96
0,5341
9,3901
10,061
107,04
Cordalat
685
685
680
680
604
610
604
605
605
20,87
20,87
20,72
20,72
20,10
20,30
20,10
20,14
20,14
0,5314
0,5293
0,5221
0,5201
0,4763
0,5034
0,4786
0,4835
0,4835
9,3498
9,3498
9,2826
9,2826
9,0062
9,0957
9,0062
9,0212
9,0212
10,010
9,9705
9,8341
9,7971
8,9672
9,4804
9,0111
9,1036
9,1036
106,95
106,53
105,84
105,44
99,47
104,13
99,95
100,81
100,81
Nifedin
604
545
550
20,10
20,16
20,34
0,4800
0,5079
0,5120
9,0062
9,0296
9,1124
9,0366
9,5659
9,6422
100,24
105,83
105,71
550
548
542
548
450
450
452
453
454
453
455
460
456
458
4585
460
20,34
20,27
20,04
20,27
20,04
20,04
20,13
20,17
20,21
20,17
19,82
20,04
19,87
19,95
19,95
20,04
0,5120
0,5104
0,5034
0,5104
0,4775
0,4724
0,4845
0,4867
0,4929
0,4858
0,4625
0,4872
0,4651
0,4735
0,4745
0,4886
9,1124
9,0793
9,0296
9,0793
8,9761
8,9761
9,0160
9,0357
9,0559
9,0357
8,8799
8,9776
8,8995
8,9385
8,9385
8,9774
9,6422
9,6122
9,4804
9,6122
8,9510
8,8932
9,1221
9,1637
9,2816
9,1475
8,7060
9,1729
8,7545
8,9140
8,9325
9,2007
105,71
105,76
104,89
105,76
99,62
98,98
101,08
101,32
102,39
101,14
97,94
102,07
98,27
99,63
99,83
102,38
Nifedipin
Generik
(Kimia
Farma)
Nifedipin
Generik
(Dexa
Medica)
Farmalat
Adalat
xlv
Kadar
(%)
1
2
3
4
5
6
SD =
( X Xi )
n 1
( Xi X)2
1,3806
0,9702
0,9900
0,0002
3,4040
0,4160
Xi X
-1,175
0,985
-0,995
-0,015
1,845
-0,645
= 7,1610
7,1610
5
1,1967
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
X X
SD
n
t hitung 1
: - 1,175 / 0,4886
= - 2,4048
t hitung 2
t hitung 3
: - 0,995 / 0,4886
= - 2,0364
t hitung 4
: - 0,015 / 0,4886
= - 0,0307
t hitung 5
1,845 / 0,4886
3,7761
t hitung 6
: - 0,645 / 0,4886
1,3201
xlvi
0,985 / 0,4886
2,0259
Lampiran 3, sambungan........
karena thitung ttabel maka data diterima
maka kadar sebenarnya terletak antara:
= X t (1-1/2 )dk x SD / n
1,1967
= 107,745 4,0321 x
= 107,745 1,970
xlvii
( Xi X)2
0,4096
0,3025
0,2116
0,0016
0,4225
1,1025
Xi X
0,64
0,55
0,46
0,04
-0,65
-1,05
X = 106,49
SD =
( X Xi )
n 1
= 2,4503
2,4503
6 1
0,6390
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
X X
SD
n
t hitung 1
: 0,64 / 0,2609
= 2,4530
t hitung 2
: 0,55 / 0,2609
= 2,1081
t hitung 3
: 0,46 / 0,2609
= 1,7631
t hitung 4
: 0,04 / 0,2609
= 0,1399
t hitung 5
: -0,65 / 0,2609
= -2,4914
t hitung 6
: -1,05 / 0,2609
xlviii
Lampiran 4. sambungan.........
No
1
2
3
4
5
( Xi X)2
0,1866
0,1169
0,0635
0,0282
0,7362
= 1,1314
Xi X
0,432
0,342
0,252
-0,168
-0,858
107,13
107,04
106,95
106,53
105,84
= 106,698
SD =
( X Xi )
n 1
1,1314
5 1
0,5318
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
t =
X X
SD
n
t hitung 1
: 0,432 / 0,2378
= 1,8167
t hitung 2
: 0,342 / 0,2378
= 1,4382
t hitung 3
: 0,252 / 0,2378
= 1,0597
t hitung 4
: -0,168 / 0,2378
= -0,7065
t hitung 5
: -0,858 / 0,2378
= -3,6081
0,5318
= 106,69 4,6040 x
= 106,69 1,095
xlix
No
1
2
3
4
5
6
SD =
( X Xi )
= 17,3492
n 1
(Xi X)2
4,3264
4,2025
3,0625
0,1521
0,0361
5,5696
Xi X
-2,08
2,05
-1,75
-0,39
-0,19
2,36
17,3492
6 1
1,8628
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
t =
X X
SD
n
t hitung 1
: -2,08 / 0,7605
= -2,7350
t hitung 2
: 2,05 / 0,7605
= 2,6956
t hitung 3
: -1,75 / 0,7605
= -2,3011
t hitung 4
: -0,39 / 0,7605
= -0,5128
t hitung 5
: -0,19 / 0,7605
= -0,2498
t hitung 6
: 2,36 / 0,7605
= 3,1032
Lampiran 5, sambungan..........
1,8628
= 102,41 4,0321 x
= 102,41 3,066
li
No
1
2
3
4
5
6
SD =
( X Xi )
n 1
( Xi X)2
0,0484
0,0100
0,0100
0,0225
0,5184
0,0225
= 0,6318
Xi X
0,22
0,10
0,10
0,15
-0,72
0,15
0,6318
6 1
0,3555
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
X X
SD
n
t hitung 1
: 0,22 / 0,1451
= 1,5159
t hitung 2
: 0,10 / 0,1451
= 0,6890
t hitung 3
: 0,10 / 0,1451
= 0,6890
t hitung 4
: 0,15 / 0,1451
= 1,0335
t hitung 5
: -0,72 / 0,1451
t hitung 6
: 0,15 / 0,1451
= 1,0335
Lampiran 6. sambungan.........
lii
No
1
2
3
4
5
SD =
( X Xi )
n 1
( Xi X)2
0,0058
0,0019
0,0019
0,00004
0,00004
= 0,00968
Xi X
0,076
-0,044
-0,044
0,006
0,006
0,00968
5 1
0,0492
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
t =
X X
SD
n
t hitung 1
: 0,076 / 0,0220
= 3,4545
t hitung 2
: -0,044 / 0,0220
= 2,0000
t hitung 3
: -0,044 / 0,0220
= 2,0000
t hitung 4
: 0,006 / 0,0220
= 0,2727
t hitung 5
: 0,006 / 0,0220
= 0,2727
0,0492
= 102,03 4,6040 x
= 102,03 0,101
Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Nifedipin pada Tablet Farmalat
liii
(Pratapa Nirmala)
No
1
2
3
4
5
6
Kadar[X] (%)
99,62
98,98
101,08
101,32
102,39
100,14
X=
100,755
SD =
( X Xi )
n 1
(Xi X)2
1,2882
3,1506
0,1056
0,3192
2,6732
0,1482
Xi X
-1,135
-1,775
0,325
0,565
1,635
0,385
= 7,6850
7,6850
6 1
1,2398
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
t =
X X
SD
n
t hitung 1
: -1,135 / 0,5061
= -2,2426
t hitung 2
: -1,775 / 0,5061
= -3,5072
t hitung 3
: 0,325 / 0,5061
= 0,6422
t hitung 4
: 0,565 / 0,5061
= 1,1164
t hitung 5
: 1,635 / 0,5061
= 3,2306
t hitung 6
= 0,7607
liv
0,385 / 0,5061
Lampiran 7. sambungan.........
karena thitung ttabel maka data diterima
maka kadar sebenarnya terletak antara:
= X t (1-1/2 )dk x SD / n
1,2398
= 100,76 4,0321 x
= 100,76 2,041
lv
SD =
( X Xi )
n 1
( Xi X)2
2,0506
10,4199
0,9063
0,0085
0,0085
0,4382
Xi X
-1,432
3,228
-0,952
-0,092
-0,092
-0,662
Kadar %
99,47
104,13
99,95
100,81
100,81
100,24
X = 100,902
= 13,8320
13,8320
6 1
1,6632
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
X X
SD
n
t hitung 1
: -1,432 / 0,6790
= -2,1089
t hitung 2
: 3,228 / 0,6790
t hitung 3
: -0,952 / 0,6790
= -1,4021
t hitung 4
: -0,092 / 0,6790
= -0,1354
t hitung 5
: -0,092 / 0,6790
= -0,1354
t hitung 6
: -0,662 / 0,6790
= -0,9749
Karena t hitung 4
lvi
No
1
2
3
4
5
SD =
( X Xi )
n 1
( Xi X)2
0,6178
0,0936
0,3069
0,3069
0,0003
= 1,3255
Xi X
-0,786
-0,306
0,554
0,554
-0,016
1,3255
5 1
0,5757
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ttabel atau thitung - ttabel
t =
X X
SD
n
t hitung 1
: -0,786 / 0,2574
= -3,0536
t hitung 2
: -0,306 / 0,2574
= -1,1888
t hitung 3
: 0,554 / 0,2574
= 2,1522
t hitung 4
: 0,554 / 0,2574
= 2,1522
t hitung 5
: -0,016 / 0,2574
= 0,0622
0,5757
= 100,256 4,6040 x
= 100,26 1,183
lvii
= .b.c (mol/liter)
= 2,0115 x 10-5 M
= 6,966 mcg/ ml
lviii
Berat 20 tablet
= 5, 497 g
= 10 mg
20mg
X 5497 mg
20 10mg
=549,7 mg
Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu ukur 25 ml, lalu dilarutkan
dalam pelarut metanol dan cukupkan sampai garis tanda dengan air.
Kadar larutan uji =
20mg
X 1000 mcg/ml = 800 mcg/ml
25ml
Kemudian dipipet 2,0 ml larutan uji, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml
dan dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda.
Kadar larutan uji =
2ml 800mcg / ml
= 64 mcg/ml
25ml
Lalu dipipet lagi 3,5 ml larutan uji, dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml
kemudian dicukupkan sampai garis tanda.
Kadar larutan uji =
lix
3,5mlx64mcg / ml
= 8,96 mcg/ml
25ml
= 5497 mg
Berat 1 tablet
= 274,85 mg
80
x 10 mg
100
= 8 mg
Analit 70 %
=
70
x 8 mg
100
= 5,6 mg
5,6mg
x 274,85 mg
10mg
= 153,916 mg
Baku 30 %
=
30
x 8 mg
100
= 2,4 mg
Perolehan 100 %
=
100
x 10 mg
100
= 10 mg
Analit 70 %
=
70
x 10 mg
100
= 7 mg
7 mg
x 274,85 mg
10mg
= 192,395 mg
lx
Baku 30 %
=
30
x 10 mg
100
= 3 mg
Perolehan 120 %
=
120
x 10 mg
100
= 12 mg
Analit 70 %
=
70
x 12 mg
100
= 8,4 mg
8,4mg
x 274,85 mg
10mg
= 230,874 mg
Baku 30 %
=
lxi
30
x 12 mg
100
= 3,6 mg
Lampiran 12. Data hasil persen perolehan kembali Nifedipin pada tablet (PT.
Kimia Farma) dengan Metode Penambahan Baku (standard
addition method)
Persen
Konsentrasi
perolehan
Setelah
Sebelum
Analit yang
Konsentrasi
penambahan
penambahan
No
Absorbansi
ditambahkan (A-B) x100%
(%)
analit
analit
(C)
C
(A)
(B)
mcg/ml
mcg/ml
mcg/ml
1
10,796
9,7786
1,0752
0,5729
94,62
2
10,766
9,7786
1,0752
80
0,5713
91,83
3
10,789
9,7786
1,0752
0,5725
93,97
4
11,110
9,7786
1,3440
0,5895
99,06
5
100
11,048
9,7786
1,3440
0,5862
94,45
6
11,018
9,7786
1,3440
0,5846
92,22
7
11,399
9,7786
1,6128
0,6047
100,47
8
11,334
9,7786
1,6128
120
0,6013
96,44
9
11,283
9,7786
1,6128
0,5986
93,28
Kadar rata rata (% recovery)
95,15
Standar Deviasi (SD)
1,19
Relatif Standar Deviasi (RSD) (%)
1,25
lxii
Lampiran 13. Contoh perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi
(LOQ)
Persamaan garis regresi: Y = 0,052807X + 0,002789
Konsentrasi
No (mcg/ml)
X
1
0
2
4
3
6
4
8
5
10
6
12
40
2,129
6,6667
0,3548
SB =
(Y Yi) 2
n2
0,0001062
62
= 0,0052
LOD =
3 SB
Slope
3 0,0052
0,052807
= 0,2927 mcg/ml
LOQ =
10 SB
Slope
10 0,0052
0,052807
= 0,9758 mcg/ml
lxiii
Luas
Puncak
Y
0
0,215
0,328
0,421
0,527
0,638
Yi
0
0,2140
0,3196
0,4252
0,5308
0,6364
Y - Yi
0
0,001
0,0084
-0,0042
-0,0038
0,0016
(Y Yi)2
0
0,00000100
0,00007056
0,00001764
0,00001444
0,00000256
0,00010620
b. Perolehan 100%
c. Perolehan 120%
lxiv
0.05
0.025
0.01
0.005
0.0025
0.001
df
1
2
3
4
5
3.0776
1.8856
1.6377
1.5332
1.4758
6.3137
2.9199
2.3533
2.1318
2.0150
12.7062
4.3027
3.1824
2.7765
2.5706
6
7
8
9
10
1.4397
1.4149
1.3968
1.3830
1.3721
1.9431
1.8945
1.8595
1.8331
1.8124
2.4469
2.3646
2.3060
2.2621
2.2281
3.1426
2.9979
2.8964
2.8214
2.7637
3.7074
3.4994
3.3553
3.2498
3.1692
4.3168
4.0293
3.8325
3.6896
3.5814
5.2076
4.7852
4.5007
4.2968
4.1437
11
12
13
14
15
1.3634
1.3562
1.3501
1.3450
1.3406
1.7958
1.7822
1.7709
1.7613
1.7530
2.2009
2.1788
2.1603
2.1447
2.1314
2.7180
2.6809
2.6503
2.6244
2.6024
3.1058
3.0545
3.0122
2.9768
2.9467
3.4966
3.4284
3.3724
3.3256
3.2860
4.0247
3.9296
3.8519
3.7873
3.7328
16
17
18
19
20
1.3367
1.3333
1.3303
1.3277
1.3253
1.7458
1.7396
1.7340
1.7291
1.7247
2.1199
2.1098
2.1009
2.0930
2.0859
2.5834
2.5669
2.5523
2.5394
2.5279
2.9207
2.8982
2.8784
2.8609
2.8453
3.2519
3.2224
3.1965
3.1737
3.1534
3.6861
3.6457
3.6104
3.5794
3.5518
21
22
23
24
25
1.3231
1.3212
1.3194
1.3178
1.3163
1.7207
1.7171
1.7138
1.7108
1.7081
2.0796
2.0738
2.0686
2.0638
2.0595
2.5176
2.5083
2.4998
2.4921
2.4851
2.8313
2.8187
2.8073
2.7969
2.7874
3.1352
3.1188
3.1039
3.0905
3.0781
3.5271
3.5049
3.4849
3.4667
3.4501
26
27
28
29
30
1.3149
1.3137
1.3125
1.3114
1.3104
1.7056
1.7032
1.7011
1.6991
1.6972
2.0555
2.0518
2.0484
2.0452
2.0422
2.4786
2.4726
2.4671
2.4620
2.4572
2.7787
2.7706
2.7632
2.7563
2.7499
3.0669
3.0565
3.0469
3.0380
3.0297
3.4349
3.4210
3.4081
3.3962
3.3851
31
32
33
34
35
1.3094
1.3085
1.3077
1.3069
1.3062
1.6955
1.6938
1.6923
1.6909
1.6895
2.0395
2.0369
2.0345
2.0322
2.0301
2.4528
2.4486
2.4447
2.4411
2.4377
2.7440
2.7384
2.7332
2.7283
2.7238
3.0221
3.0149
3.0082
3.0019
2.9960
3.3748
3.3653
3.3563
3.3479
3.3400
lxv
318.3088
22.3271
10.2145
7.1731
5.8934
lxvi
lxvii