Anda di halaman 1dari 7

Eksperimen Fisika 2

Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang


www.fisika.uin-malang.ac.id

ANALISIS ZAT WARNA TETRAZIN PADA MINUMAN BERLABEL


DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SPEKTROFOTOMETER - VIS

Dyah Ayu R1, Nur Fadila2, Dini Mahya H2, Hidayatul Mukaromah2, Ardhia Pramestika T2

Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang

E-mail : rachmiaagustin@gmail.com

Abstrak

Analisis pewarna tetrazin pada minum berlabel telah dilakukan . Pewarna tetrazin adalah pewarna
sintesis yang digunakan oleh orang – orang sebagai bahan tambahan makanan (BTP) untuk meningkatkan daya
tarik minuman. Namun, penggunaan tetrazin pada jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan efek yang
berbahaya seperti rhinitis (pilek), asma, purpura (kulit mamar keunguan), dll. Pada penelitian ini digunakan
korelasi antara kosentrasi aquades dengan kosentrasi larutan tetrazine dan sampel menggunakan spetroskopi-
vis. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu zat warna dan kadar zat warna tetrazin yang
terdapat pada minuman berlabel dengan menggunakan metode spektrokopi-vis. Tetrazin disiapkan terlebih
dahulu dengan menggunakan konsentrasi 10 - 40% . Hasil analisis ditemukan nilai pewarna tetrazin pada
panjang gelombang 427 sekitar 21,5, 64,5, dan 177,5 ml. Berdasarkan ADI (asupan harian yang diterima)
tingkat tetrazine melebihi batas yang ditentukan adalah sekitar 7,5mg/Kg/Hari. KBPOM No. 37 Tahun 2013
tersebut menetapkan batas maksimum penggunaan BTP pewarna tetrazine yang memungkinkan adalah 70
mg/Kg.

Kata Kunci : Tetrazine, Spektroskopi-vis, Kosentrasi.

Abstrac

Analysis of tetrazine dyes on labeled drinking has been carried out. Tetrazine dyes are synthetic dyes
used by people as food additives (BTP) to increase the attractiveness of drinks. However, the use of tetrazine
for a long time can be used as a dangerous effect such as rhinitis (runny nose), asthma, purpura (purplish
mammoth skin), etc. In this study used distilled water with concentration of tetrazine and samples using
sproscopy-vis. This analysis is to determine the presence or absence of dyes and the levels of tetrazine
substances in labeled drinks using the spectrocopy-vis method. Tetrazines are prepared first using a
composition of 10 - 40%. The results of the analysis found that the value of the dye on the long wave 427 was
around 21.5, 64.5, and 177.5 ml. Based on ADI (received daily intake) the level of tetrazine exceeds the
prescribed limit of about 7.5 mg / Kg / day. KBPOM No. 37 of 2013 stipulates that the maximum limit for using
BTP tetrazine dyes is 70 mg / Kg.

Keywords: Tetrazine, Spectroscopy-vis, Concentration

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan


perubahan yang sangat besar terhadap pola hidup masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan
asupan gizi serta pengolahan makanan dan minuman. Perubahan pola hidup dalam memenuhi
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

kebutuhan gizi salah satunya adalah kebiasaan jajan. Jajanan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan masyarakat yang kontenporer saat ini, disebabkan karena murah,
mudah didapat, cita rasa yang sesuai dengan selera masyarakat serta warna (bentuk) yang menarik
[1]. Meskipun jajanan saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, ternyata
mempunyai resiko terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan penggunaan bahan tambah pangan (BTP)
oleh pedagang makanan dan minuman.

Bahan tambah pangan (BTP) merupakan senyawa atau campuran yang ditambahkan
kedalam makanan dan minuman pada proses pengemasan, pengolahan, dan penyimpanan guna
untuk memperbaiki karakter serta meningkatkan kualitas pangan, seperti pengawet, pewarna,
pemanis dan pemutih [2]. Bahan tambah pangan (BTP) yang sering digunakan untuk meningkatkan
daya tarik makanan dan minuman adalah pewarna. Penggunaan pewarna yang diizinkan dan
dilarang untuk makanan diatur dalam SK Mentri Kesehatan RI Nomor 722/MenKes/Per/IX/88 [2]

Winarno, 2004 menyatakan bahwa Tartrazin merupakan pewarna sintetis dari salah satu
kelas ozo yang menghasilkan warna kuning dengan gugus bis-azon R-N=N-R1-N=N-R2. Dimana R,
R1, R2 adalah gugus aromatik. Selain memiliki gugus aromatik tartrazin juga memiliki gugus
kromofor yang memiliki ikatan phi (π) terkonyugasi. Penggunaan tartrazin dapat memberikan efek
yang berbahaya, seperti urtikana (elergi kulit), rhinitis (pilek), asma, purpura(memar pada kulit) dan
anafilaksis sistemik (shock) [3]. Struktur zat warna Tartrazin dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Struktur zat warna Tatrazin

Spektroskopi-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200-400 nm) dan
sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya UV atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron – electron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi ber energy lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya
UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi electron. Elektron pada keadaan
normal atau berada pada kulit atom dengan energy terendah disebut keadaan dasar (ground-state).
Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat electron tereksitasi dari keadaan dasar menuju
kulit atomyang memiliki energy lebih tinggi menuju keadaan tereksitasi (Seran, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh La Ode Sumarlin menunjukan bahwa beberapa sampel yang
diambil didaerah jakarta dan ciputat berupa kerupuk merah dan kuning, es limun botol/orange dan
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

permen merah, positif mengandung pewarna sintetis, akan tetapi masih dalam batas yang telah
diizinkan dalam Permenkes RI No 722/Menkes/Per/IX/88[4]. Penelitian yang sama dilakukan oleh
Merita dkk (2015) dengan menganalisis pewarna Tartrazin. Hasil penelitian menunjukan bahwa
minuman ringan yang beredar di 6 Sekolah Dasar di Bandung positif mengandung tartrazin dengan
kadar 13,689–17,689 mg/kg [3]. Penelitian lain tentang zat warna Tartrazin juga dilakukan oleh
Wiranti dkk (2009) didapatkan kadar tartrazin pada tidak melebihi 100 ppm, akan tetapi menurut
KBPOM RI No. 37 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan BTP Pewarna ditetapkan
bahwan bahan pewarna Tartrazin dalam minuman berbasis perisa tidak berkabonat adalah 70
mg/Kg. [5]

2. Metodologi
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan alat, persiapan sampel dan
pengambilan data.
a. Persiapan Alat
Alat yang digunkan dalam percobaan ini antara lain seperangkat perlengkapan alat ukur
spektroferometer-vis yang digunakan untuk mengukur arsobansi larutan tetrazin dan
minuman berlabel, 4 beaker glass berukuran 50 ml dan 1 beaker glass 1000 ml digunakan
sebagai tempat larutan tetrazin dan minuman berlabel, 1 pipet digunakan untuk mengambil
cairan dalam mengambil skala tetesan kecil, 1 gelas ukur digunakan untuk mengukur
volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, 1 spatula digunakan untuk
mengaduk campuran larutan dan tissue secukupnya.

Gambar 3. Alat spektrofotometer-vis

b. Persiapan sample
Sample yang digunakan dalam percobaan ini adalah tetrazin dan minuman
berlabel yaitu nutrisari, you C1000 dan sinom. Pertama-tama dibuat larutan standart yaitu
campuran dari tetrazin dan aquades. Cara untuk membuat ukuran konsentrasi larutan
standart yaitu ketika konsentrasi 10% dicampur dengan 0,5 ml tetrazin dengan 500 ml
aquades, ketika konsentrasi 20% dicampur dengan 1,5 ml tetrazin dengan 500 ml aquades,
ketika konsentrasi 30% dicampur dengan 2,0 ml tetrazin dengan 500 ml aquades, ketika
konsentrasi 40% dicampur dengan 2,5 ml tetrazin dengan 500 ml aquades. Setelah masing-
masing larutan standart itu dicampur, dimasukkan pada beaker glass 50 ml secukupnya dan
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

di beri tanda agar mudah saat pengambilan data. Selanjutnya minuman-minuman berlabel
pada beaker glass secukupnya dan diberi tanda agar mudah dalam pengambilan data.

Gambar 4. Larutan standart Gambar 5. You C 1000 (Sampel)

Gambar 6. Nutrisari (Sampel) Gambar 7. Sinom (Sampel)

c. Pengambilan data
Langkah pengambilan data dalam percobaan ini pertama-tama adalah zat warna
tatrazin dengan konsentrasi 10-40% dilarutkan menggunakan aquades sebanyak 500ml.
kemudian mencari absorbsi dari larutan standar (tertrazin) dengan cara klik tombol on pada
alat spektrofotometer-vis, pilih mode dan absorbansi kemudian pilih go to lamda setelah
itu dimasukkan nilai panjang gelombang (𝞴) dari larutan standart (tetrazin) sebesar 427 𝞴.
Tetrazin yang sudah di encerkan kemudian dimasukkan ke dalam cufet menggunakan
pipet, setelah itu dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer-vis dan ditunggu sampai
muncul nilai absorbansinya dan catat nilai absorben. Kedua, pengambilan data untuk zat
warna dari minuman berlabel di lakukan sama halnya dengan pengambilan data untuk
larutan standart sehingga di dapatkan nilai absorbansi dari masing-masing sampel yang
digunakan untuk menghitung kadar zat.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan spektrofotometer-vis ini di uji zat warna dari larutan standart
(tatrazin) dan beberapa sampel seperti pada minuman berlebel, dengan penentuan zat warna
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

sintetik yang terkandung pada sampel. Zat warna sintetik yang digunakan yaitu tetrazine.
Sampel yang dijadikan objek percobaan kali ini adalah minuman berlabel yang berwarna
kuning telur yang dijual di toko-toko. Hasil zat warna tetrazin pada larutan standarnya
dapat dianalisi dengan table 1. Tatrazine (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow
5) adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan.
Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa
fenol, hidrokarbon polosiklik dan heterosklik. Karena kelarutannya dalam air, tartrazin
umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman. Absorbansi maksimal senyawa ini
dalam air jatuh pada panjang gelombang 427±2 nm. Prinsip kerja dari spektrofotometer-vis
ini adalah apabila suatu sinar melalui senyawa tertentu, maka senyawa tersebut akan
menyerap sinar dengan Panjang gelombang tertentu. Warna senyawa (larutan) tergantung
pada jenis sinar yang dipancarkan yang tertangkap oleh kita, sehingga senyawa ada yang
berwarna maupun yang tidak berwarna.

No Kosentrasi Absobansi
1 10% 2,007
2 20% 2,567
3 30% 3
4 40% 3
Tabel 1. Hasil kuantitaif Absorbansi dan kosentrasi tetrazine

No Nama Sampel Absorbansi Kadar Zat Tetrazine Kosentrasi

1 Sampel A 1,936 21,5 0,043

2 Sampel B 2,233 64,5 0,129

3 Sampel C 3 177,5 0,355

Keterangan : Sampel A = You can C 1000, Sampel B = Sinom, Sampel C = Nutrisari

Tabel 2. Hasil Analisis Kuantitatif zat warna tetrazine dengan spektrofotometer-vis

Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis didapat


kadar Zat Warna Tartrazin pada Tabel 2. Analisis zat warna Tartrazin pada minuman
berlabel menggunakan metoda Spektrofotometri UV/Vis dengan λ 427 nm ini bertujuan
untuk menentukan kadar (kosentrasi) zat warna Tartrazin pada sampel minuman berlabel.
Dari tabel 2 terlihat bahwa penggunaan zat warna Tartrazin pada sampel jajanan minuman
ringan tak berlabel ini melebihi batas maksimum yang diserap oleh tubuh yaitu sekitar 7,5
mg/Kg/day berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake). Hal ini berarti, jika sampel
dikonsumsi secara terus menerus menyebabkan keracunan bagi tubuh, kerusakan saraf,
kelainan sel dan kulit serta kanker usus.
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

3.5
3
2.5

ABSORBANSI
y = 3.412x + 1.7905
2
R² = 0.8751
1.5
1
0.5
0
0% 10% 20% 30% 40% 50%
KOSENTRASI

Gambar 8. Grafik antara absorbansi dan kosentrasi pada zat warna tetrazin

178

65

22

Sampel A Sampel B Sampel C

Gambar 9.Hasil Kuantitatif kadar zat warna dari tiap sampel


Gambar 8 menunjukan serapan maksimum dari standar zat warna Tartrazin pada
kosentrasi 10%, 20%, 30%, 40 didapatkan persamaan regresi Y = 3,412X + 1,7905 dengan
panjang gelombang λ 427 nm, pada sampel minuman YouC 100 didapatkan X = 0,043,
pada sampel minuman Sinom didapatkan X = 0,129, dan pada sampel minuman Nutrisari
didapatkan X = 0,355.Pada Gambar 9 menunjukan hasil analisi kadar zat dari sampel
(minuman berlabel) yaitu sampel A adalah You can C 1000, sampel B adalah Sinom dan
Sampel C adalah Nutrisari. Dapat dilihat pada grafik bahwa minuman yang paling tinggi
mengandung zat warna tertrazin adalah pada nutrisari, oleh karena itu nutrisari berbahaya
bagi tubuh kita. Karena Hasil analisis zat warna tetrazine yang terdapat pada minuman
berlabel menggunakan Spektoferometer Vis terlihat bahwa penggunaan zat warna tetrazin
pada sampel minuman berlabel ini melebihi batas maksimum yang diserap oleh tubuh.
Konsentrasi larutan merupakan perbandingan antara zat terlarut terhadap
pelarutnya. Dalam percobaan ini menggunkan larutan standar (tetrazin) sebagai zat terlarut
dan aquades sebagai pelarutnya. Grafik diatas adalah perbandingan dari konsentari larutan
standar (tetrazin) dengan absobansi dimana dari grafik terbut juga kita dapat melihat
Eksperimen Fisika 2
Jurusan Fisika Universitas Islam Negri Malang
www.fisika.uin-malang.ac.id

bawasannya semakin besar konsentrasinya maka medium juga semakin rapat sehingga
kecepatan cahaya dalam medium semakin rendah . Dengan demikian absorbansi yang
dihasilkan semakin besar. Maka dari grafik tersebut konsentrasi sebanding dengan
absorbansi, Jadi semakim besar konsentarsi maka semakin besar juga absorbansinya.
4. Kesimpulan

Minuman berlabel yang diambil dari beberapa Toko di daerah malang


mengandung zat warna Tartrazin dengan kadar yang melebihi batas yang telah ditetapkan
ADI (Acceptable Daily Intake) yaitu sekitar 7,5 mg/Kg/day. Kadar zat warna Tartrazin
pada sampel A, B, C berturut – turut antara lain 21,5, 64,5, dan 177,5 ml.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim., 2002., Tartrazin metals and arsenic prepared at the 28 JECFA (1984)., Published in FNP 31/1
(1984) and in FND 52 (1992) specificationsm revises at the 59th JECFA)
[2] La Ode Sumarlin, Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan Yang Beredar, di Jakarta dan
Ciputat, Hal : 274 – 28
[3] Merita wanda mustika, Neti kurniaty, H. Sukanta., Analisis kadar tartrazin dalam minuman ringan tidak
berlabel pada sekolah dasar di bandung menggunakan metoda spektrofotometri UV/Vis., Posiding
penelitian SpeSIA 2015., Hal : 86-92
[4] Santi Novita, Retno Adriayani., tingkat pengetahuan dan sikap pedagang jajanan tentang pemakaian
natrium siklamat dan rhodamin B., Jurnal Promkes., Vol 1., No. 2: Hal : 192-200., Desember 2013.
[5] Seran, Emel. 2011. Pengantar spektroskopi. Yogyakarta : UGM
[6] Wiranti Sri Rahayu, Tjiptasurasa, P. Najilah., Analisis zat warna tartrazin pada minuman orson
menggunakan metoda spektrofotometri UV/Vis dipasar induk brebes., Pharmacy, Vol. 06 No.01
April 2009 Hal: 94 – 102.

Anda mungkin juga menyukai