1. Sebaiknya orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci
pakaiannya, badannya dan tempat-nya serta telah bergosok gigi.
2. Hendaknya memilih tempat yang tenang dan waktunya pun pas, karena hal tersebut
lebih dapat konsentrasi dan jiwa lebih tenang.
3. Hendaknya memulai tilawah dengan ta`awwudz, kemudian basmalah pada setiap awal
surah selain selain surah At-Taubah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
“Apabila kamu akan mem-baca al-Qur’an, maka memohon perlindungan-lah kamu
kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”. (An-Nahl: 98).
9. Boleh bagi wanita haid dan nifas membaca al-Qur’an dengan tidak menyentuh
mushafnya menurut salah satu pendapat ulama yang lebih kuat, karena tidak ada hadits
shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam yang melarang hal tersebut.
10. Disunnatkan menyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tidak ada unsur yang negatif,
seperti riya atau yang serupa dengannya, atau dapat mengganggu orang yang sedang
shalat, atau orang lain yang juga membaca Al-Qur’an.
11. Termasuk sunnah adalah berhenti membaca bila sudah ngantuk, karena Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Ápabila salah seorang kamu bangun di malam
hari, lalu lisannya merasa sulit untuk membaca Al-Qur’an hingga tidak menyadari apa
yang ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur)”. (HR. Muslim).
(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh
Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari)