Majalah Ababil Edisi 5 Juli 2010
Majalah Ababil Edisi 5 Juli 2010
MMMMMMMMMMM
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
LSD ( Lawan Sistem Dajjal ) melanjutkan bahasan terdahulu dengan fokus kepada
media dan bagaimana hal tersebut merubah sudut pandang kita, dengan sihir
sebagai contoh. Kami tutup jumpa kita dengan sms silaturahmi dengan banyak
pesan , kata mutiara diantaranya dari para sahabat. Bentang Puisi absen dari
edisi ini karena keterbatasan halaman d an kami memohon maaf karenanya. Besar
rasa syukur kami untuk Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW
dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami. Segala
kelalaian dan kesalahan datang dari kami dan kebenaran Allah SWT lah asal nya.
Wassalam…
MMMMMMMMMMM
Majalah ababil edisi 5 Juli 2010
Aisyah RA bercerita “ Apabila terjadi awan gelap, angin topan, dan
sebagainya maka wajah Rasululllah SAW yang penuh nur akan berubah
pucat karena takut. Kadangkala beliau berada di dalam atau keluar sambil
terus membaca do’a yang artinya : “ Ya Allah , sesungguhnya aku
memohon kepadaMu kebaikan angin i ni dan kebaikan yang berada di
dalamnya dan kebaikan yang dikirim karenanya Dan aku berlindung
kepadaMu dari keburukan angin ini dan keburukan padanya dan
keburukan yang dikirim karenanya ” Pernah pula Aisyah RA menanyakan “
Ya Rasulullah, semua orang suka jik a melihat awan mendung sebagai
pertanda akan turun hujan tetapi mengapa engkau se perti ketakutan ? “
Maka jawab beliau “ Wahai Aisyah bagaimana aku akan senang jika
belum dipastkan di dal amnya tidak akan turun adzab . Kaum ‘Ad telah
diadzab oleh Allah dengan keadaan seperti ini, ketika melihat awan h itam mereka senang ,
mereka mengangggap akan turun hujan padahal itu adalah pertanda adzab Allah SWT kepada
mereka.” Nadhr Bin Abdullah RA bercerita “ pada masa hidup Anas RA tiba tiba pernah terjadi
hari menjadi gelap maka aku segera menjumpai Anas dan bertanya kepadanya apakah ini
pernah tejadi di jaman Rasulullah SAW,” jawabnya “ Aku berlindung kepada Allah jika angin
terjadi sedikit kencang pada zaman Rasulullah SAW kami segera pergi ke masjid karena takut
akan terjadi kiamat” Abu Darda’ RA juga bercerita jika terjadi angin ribut Rasulullah SAW akan
cemas dan segera pergi ke masjid, demikianlah sekilas riwayat y ang menggambarkan
ketakutan Nabi kita Muhammad SAW terhadap Allah SWT. Pertanda – pertanda alam dijadikan
beliau sebagai wahana Dzikrullah. Saat banyak musibah dan bencana alam menimpa kita,
teringatkah kita pada masjid ? Terbersitkah di hati kita untuk be r istighfar atau berdo’a ?
“ Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut -nakuti ( kamu )
dengan kawan-kawannya karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepadaKu, jika kamu benar -benar orang yang beriman.”
( QS Ali ‘Imran : 175 )
Rasulullah SAW adalah manusia yang sangatlah dekat dengan Allah SWT namun beliau
tetaplah memiliki rasa takut kepadaNya. Rasa takut beliau menga lir di dalam jiwa,
dihayati sepenuhnya dan dimanifestasikan dalam tindakan. Suatu ketika saat beliau
melewati puing – puing perkampungan kamu Tsamud ditutupinyalah wajah dan
dipercepatnya langkah unta, sabda beliau : “ Kita harus segera melewati tempat ini .
Menangislah dan tanamkan rasa takut setiap melewati tempat orang – orang zalim.
Semoga adzab tersebut tidak diturunkan ke atas kalian sebagaimana telah diturunkan
ke atas mereka ” Kita kini alih – alih menangis, terpikir kan menangis saja mungkin
tidak terlintas, banyak tempat yang terkena bencana alam malah dijadikan t ujuan
wisata dan rekreasi melihat reruntuhan dan penderitaan orang lain . Tempat tempat
maksiat yang tersohor, Las Vegas misalnya malah ingin dijadikan tempat melancong.
Allah SWT telah berjanji bahwa Ia tidak akan mengazab suatu kaum di mana
Rasulullah SAW berada ( silahkan simak QS Al Anfaal 33 ) dan selama kaum itu
meminta ampun, namun jika ada awan gelap, angin topan ataupun fenomena alam
lainnya maka beliau teringat kaum – kaum terdahulu yang telah diazab Allah SWT.
Suatu ketika diriwayatkan terjadi gerhana matahari dan Rasulullah SAW segera
mendirikan shalat Kusuf yang panjang sampai sebagian yang mengikuti shalat beliau
terjatuh pingsan.
Majalah ababil edisi 5 Juli 2010
“ Seandainya aku hanya
menjadi rambut seorang mukmin “
Beliau shalat seraya menangis dan berdo ’a. ” Ya Rabb, bukanlah Engkau telah berjanji
bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka selagi aku masih bersama mereka. Dan
berjanji tidak akan menga dzab mereka selama mereka sibuk beristigfar “ Kemudian
Rasulullah SAW berkhotbah “ Jika kalian mengalami gerh ana matahari atau bulan,
segeralah shalat dengan rasa takut. Seandainya kalian mengetah ui keadaan hari
akhirat seperti yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. Jika terjadi lagi seperti ini, dirikanlah shalat, berdo ’a dan bersedekahlah “.
Tentunya Rasulullah SAW bukannya meragukan janji Allah SWT , namun demikianlah
sikap seorang hamba sejati kepada Khaliqnya , meskipun hamba itu adalah NabiNya,
RasulNya , manusia terpilih yang disayangiNya.
Para sahabat Rasulullah SAW , sebagaimana beliau juga memahami betul bahwa rasa
takut mahluk kepada Penciptanya, adalah sebuah landasan dasar dalam Islam.
Kita dapat mengetahui dari berbagai riwayat tentang mereka.
Abu Bakar RA suatu ketika membandingkan dirinya dengan kambing yang menuru tnya
alangkah senangnya, berlari larian, makan tidur di dunia namun tak dikenai hisab. Ia
beranggapan alangkah beruntungnya kambing itu ketimbang dirinya.
Sekalipun Rasulullah SAW telah bersabda bahwa Abu Bakar RA ini adalah ahli surga
bahkan orang yang paling dahulu dari umat Islam yang akan memasukinya, seringkali
Abu Bakar RA berkata “ Seandainya aku menjadi rumput yang akan dimakan hewan”
atau “ Seandainya aku hanya menjadi rambut seorang mukmin “ .
Umar Bin Khattab RA dikisahkan pernah kedapatan berucap pada dirinya sendiri, saat
mulai digelari Amirul Mukminin ” Umar Bin Khattab Amirul Mukminin? Wah wah ..hai
anak Khattab takutlah engkau pada Allah atau kamu akan diazab ” Di kala lain beliau
berucap “ Seandainya aku hanya sehel ai rambut di tubuh Abu B akar “ , dan Umar RA
yang dikenal keras itu mudah tumpah air matanya jika mengingat dosa - dosanya di
masa lampau sebelum memeluk Islam.
Utsman Bin Affan RA , sahabat dan menantu Rasulullah SAW jika mandi di tempat
gelap tetaplah ia merasa malu kepada Allah SWT. Dari mana rasa malu yang tinggi itu
timbul tentunya juga dari rasa takutnya kepada Allah SWT. Tentang ibadah Imam Ali
RA, 'Urwah bin Zubair menge mukakan sebuah riwayat yang berasal dari Abu Darda ’
RA sebagai berikut :
“ Pada suatu hari aku menyaksi kan Ali bin Abi Thalib RA berada di halaman rumah
seorang yang penuh dengan pepohonan. Ia mengasingkan diri dari orang lain dan
bersembunyi di sela-sela batang kurma yang sangat lebat : "Aku mencari-cari dia
sampai agak jauh. Kukira pasti ia sudah berada di rumahnya lagi. Tiba tiba aku
mendengar suara ratap sedih: 'Ya Allah, Tuhanku, beta pa banyaknya dosa yang
karena kebijaksanaan -Mu tidak Engkau balas dengan murka -Mu. Betapa pula
banyaknya dosa yang karena kemurahan -Mu tidak Engkau gugat. Ya Allah, Tuha nku,
bila sepanjang umur aku berbuat dosa kepada -Mu dan sangat banyak do saku tercatat
dalam shuhuf, maka aku tidak mengharap sesuatu selain pengampunan -Mu dan aku
tidak mendambakan sesuatu kecuali keridhaan -Mu'…"
" Suara ratap sedih itu sangat menarik per hatianku. Jejaknya kutelusuri. Ternyata
suara itu adalah suara Ali bin Abi Thalib RA. Aku lalu bersembunyi dan menunduk agar
jangan sampai diketahui olehnya. Kulihat ia sedang berruku' beberapa kali di te ngah
kegelapan malam. Kemudian ia berdo ’a sambil menangis dan mengeluh sedih ke
hadhirat Allah SWT. Di antara munajat yang diucapkannya ialah: " Ya Allah, Tuhanku,
tiap kurenungkan ke ampunan-Mu, terasa ringanlah kesalahanku. Dan tiap kuingat
murka-Mu yang dahsyat, terasa sangat besarlah dosa kesalahan ku."
Kata Abu Darda’RA lebih lanjut: " Ia lalu tenggelam di dalam tangis. Makin lama
suaranya tidak kudengar lagi. Kufikir mungkin ia tertidur nyenyak karena terlalu
banyak bergadang. Dini hari ia hendak kubangunkan untuk shalat subuh. Ia kudekati,
ternyata ia tergeletak seperti sebatang kayu.
“ Dan sebutlah ( nama ) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang -orang yang lalai. ( QS : Al A'raaf 205 )”
Umumnya, manusia merasa takut kala berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar
dari dirinya, mari kita perhatikan skala perbandingan yang kami cuplik dari buku
Mardibros mengenai shalat. Manusia , sebagaimana kita ini hidup di planet yang kita
sebut bumi , berbandi ng bumi yang sedemikian luas, maka manusia ini tak ubahnya
sekedar titik debu yang amat sangat kecil. Bumi sendiri bagai titi k kecil pula
dibandingkan matahari.
Matahari sendiri bagai sekedar titik di galaksi bima sakti, dan ga laksi bima sakti itu bak
sekedar titik pula dibanding gugusan galaksi lain yang bertebaran di seantero jagad.
Sedangkan Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui , takkan luput apapun dari
pengawasanNya, sekecil apapun kita. Apakah tak pantas kita takut kepadaNya ?
Tak patutkah kita cemas bahwa segala tingkah kita kelak akan dimintai
pertanggungjawaban olehNya ?
Alkisah, seorang ulama menyuruh murid – muridnya menyembelih ayam tanpa terlihat
siapapun. Maka berceritalah para murid di mana dan bagaimana mereka me nyembelih
ayam yang diberikan si ulama. Ada yang menyembelih di gua, di lembah, di kamar
mandi, dan tempat sepi lainnya. Ada yang mengikat paruh si ayam agar tidak berkotek
kotek, malah ada pula yang menyuntikkan bius hingga si ayam kelenger duluan
sebelum disembelih. Kesemuanya merasa tugas itu sudah diselesaikan dengan rapi
jali, barang bukti aman tersembunyi , tidak pula ada saksi.
Namun mendengar laporan mereka semua betapa kecewanya si ulama, selama ini
ajaran agama yang ia sampaikan malah jadi terasa sia – sia.
“ Wahai anak – anakku, bagaimana kalian semua merasa tidak ada yang menyaksikan
perbuatan kalian…Sedangkan Allah SWT Maha Melihat lagi Maha Mengetahui
sekalipun apa yang tersimpan di dalam hati “ ungkapnya penuh duka.
Saudara saudari yang kami cintai, sangat patutlah kita menanamkan rasa takut
kepada Allah SWT yang Maha Besar , Maha Mengetahui dan perlulah kita cemas,
khawatir kalau – kalau amalan ternoda rasa sombong atau riya’ barang setitik dan
tidak diterimaNya. Dalam sebuah riwayat, Aisyah RA berkata: “ Saya bertanya kepada
Rasulullah mengenai ayat ini
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut, ( karena mereka tahu bahwa ) sesungguhnya mereka akan kembali kepada
Tuhan mereka [ ( QS Al - Mu’minun : 60 )“
Apakah mereka orang-orang yang berzina, mencuri dan minum khamar ? ”
" Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, ialah mereka yang apabila disebutkan
nama Allah, maka hati mereka itu gemetar / menjadi ketakutan , juga apabila ayat-
ayatNya dibacakan kepada mereka, maka bertambahah keimanan mereka dan dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. " ( QS Al- Anfaal : 2 )
Adapun rasa takut yang naluriah dan lumrah seperti rasa takut pada binatang
buas, musuh dan kejahatannya serta semacamnya menurut Syaikh Abdur Rahman
bin Hasan adalah tidak tercela dan haruslah dijadikan motivasi memperbaiki diri.
Sedangkan untuk orang - orang yang berhasil menanamkan rasa takut kepada Allah
SWT, berbahagialah !!! Karena dari Ibnu Abbas RA, telah disampaikannya bahwa : "
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Ada dua macam mata yang tidak akan
disentuh oleh neraka, yaitu mata yang menangis karena ketakutan kepada Allah
dan mata yang pada malam hari menjaga - musuh datang - dalam melakukan
peperangan fi-sabilillah. " ( HR At Tarmidzi )
Alhamdulillah, masih banyak berita gembira untuk manusia yang memiliki rasa takut
mendalam terhadap Allah SWT, diantaranya :
Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata : “ Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda : “ Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-
Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan -Nya, yaitu: Pemimpin yang
adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah ( selalu beribadah ), seseorang
yang hatinya bergantung kepada mesjid ( selalu melakukan shalat jamaah di dalamnya
), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah
karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik ( untuk
berzina ), tapi ia mengatakan : “ aku takut kepada Allah “, seseorang yang
memberikan sedekah kemudian me rahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu
apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir ( mengingat ) Allah
dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” ( HR Bukhari
Muslim,dan lainnya ).
Pernah pula diceritakan kala didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti yang
mana sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan ia telah diperintahkan untuk
dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu daripada rambut -rambut matanya
berkata, "Wahai Tuhanku, RasulMu Nab i Muhammad SAW telah bersabda, barang
siapa yang menangis karena takut kepada Allah SWT maka Allah SWTmengharamkan
matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada -
Mu." Akhirnya Allah SWT mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari a pi
neraka berkat sehelai rambut yang pernah menangis k arena takut kepada Allah SWT
Malaikat Jibril mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut.
Dalam kisah lain ada seorang pendosa yang menjelang wafatnya minta agar tubuhnya
saat mati dibakar habis dan abunya ditebarkan ke segenap penjuru, maka ketika Allah
SWT menanyainya mengapa ia melakukan itu, jawabnya semata – mata takut akan
Allah SWT, Allah SWT pun mengampuninya. Kisah lain lagi bercerita bahwa air mata
para pendurhaka yang mena ngis karena takut akan Allah SWT akan disiramkan
Rasulullah SAW untuk memadamkan api neraka atas izin Nya. Wallahu a’lam.
Majalah ababil edisi 5 Juli 2010
“ Dan bagi orang yang takut
akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga “
Dan Al Qur an yang kebenarannya terjamin sepanjang zaman juga memuat kabar
gembira antara lain
“ Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga “
( QS Ar Rahmaan : 46 )
“ Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang -orang yang bertakwa pada tempat yang
tiada jauh ( dari mereka ). Inilah yang dijanjikan kepadamu, ( yaitu ) kepada setiap
hamba yang selalu kembali ( kepada Allah ) lagi memelihara ( semua peraturan-
peraturan-Nya ) ( Yaitu ) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
sedang Dia tidak kelihatan ( olehnya ) dan dia datang dengan hati yang bertaubat “
( QS Qaaf : 31- 33 )
Telah mengalir air mata kita untuk berbagai hal, untuk kesedihan , juga kebahagiaan .
Telah hinggap rasa takut dalam diri kita, takut akan kemiskinan, ke laparan, kematian
dan lain – lainnya.
Pernahkah air mata kita menetes semata karena ketakutan kita kepada Allah SWT ?
Jika belum maka adalah s aatnya kita berusaha tunduk khidmat dan menyadari diri ….
Betapa kita ini kecil dan Allah Maha Besar
Betapa kita ini lemah dan Allah Maha Perkasa
Betapa kita ini kotor dan Allah Maha Suci
Betapa kita ini zalim dan Allah Maha Benar
Betapa kita ini kasar dan Allah Maha Lembut
Betapa kita ini lalai dan Allah Maha Mengetahui
Betapa kita ini sombong dan hanya Allah lah ya ng berhak untuk sombong
Semoga batin kita tergetar dan sadar, hingga terbenam dalam - dalam kepatuhan
kepadaNya karena seorang yang menyadari takut akan patuh pada apa yang
ditakutinya. Semoga Allah SWT mengampuni kita. Amin …
“ Katakanlah : Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku
durhaka kepada Tuhanku." ( QS Az Zumar : 13 )
Bilal Bin Rabah RA diriwayatkan berasal dari Hasbyi ( Ethiopia), ia tumbuh di Mekkah
sebagai seorang hamba sahaya milik anak -anak yatim keluarga Bani Abdud Dar yang
berada di bawah asuhan Umaiyah bin Khalaf. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan
ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di
Mekah. Pada saat datangnya Islam, ia termasuk dalam kelompok yang pertama -
tama memeluk Islam, ia tergerak masuk Islam saat mendengar diskusi para kaum
kafir Quraisy tentang Rasulullah SAW dan agama yang dibawanya . Kala itu para
pemeluk Islam memang tidak semuanya memiliki pelindung dan keluarga, seperti
halnya juga Ammar Bin Yasir RA atau Shuhaib RA. Maka siksaan demi siksaan
dihadapi Bilal RA hari demi hari dengan tabah . Tak rela lidahnya mem ungkiri hidayah
yang telah ia peroleh. Apabila usai menyiksanya di gurun maka Umayyah sering
mengikat lehernya dengan tali lalu menyerahkannya kepada anak - anak untuk
mereka seret berkeliling kota Mekah.
Allah SWT menolong Bilal RA dengan perantaraan Abu Bakar RA setelah dia membeli
Bilal RA seharga sekitar 9 uqi yah emas. Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada
Abu Bakar, “ Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah -pun, maka aku
tidak akan ragu untuk menjualnya.” Abu Bakar RA membalas, “ Seandainya engkau
memberi tawaran sampai seratus uqiyah -pun, maka aku tidak akan ragu untuk
membelinya.” Di kemudian hari Umar Bin Khattab RA menyebut peristiwa ini dengan
“ Abu Bakar adalah guru kita yang telah membebaskan guru kita ( Bilal ) “ . Bilal RA
menempuh hidupnya sebagai manusia merdeka, ia menjadi sahabat dekat Rasulullah
SAW yang juga ikut hijrah ke Madinah. Ketabahan Bilal RA seringkali diceritakan oleh
Rasulullah SAW kepada sahabat yang lain agar dapat diteladani.
Lalu, ketika Rasulullah SAW keluar dari rumah dan Bilal RA melihat beliau, segera lah
ia melantunkan iqamat. Pada masa penaklukan Mekkah Bila l RA pula lah yang
menyuarakan adzan di atas Ka’bah. Tentunya tidak semua pihak bergembira, masih
banyak mereka yang baru memeluk Islam atau terpaksa menerima Islam geram
melihat kejadian ini. Seorang budak bersuara di atas Ka’bah !!! Sebuah musibah
besar dan hal memalukan bagi sebagian masyarakat Quraisy. Pada masa itu
perbudakan masih marak dan banyak kaum kafir menganggap bahwa manusia punya
hak memperbudak manusia lainnya. Seiring waktu, kebiasaan jahiliyah berupa
perbudakan terkikis atas izin Allah SWT melalui perjuangan Rasulullah SAW dan para
sahabat, serta para mujahid pendahulu kita. Bilal RA telah lama berpulang, namun
namanya masih dikenang.
Dalam sebuah riwayat s uatu
Sampai kini, di beberapa tempat di Indonesia dan daerah
lainnya akan kita dapati bahwa sebagian masjid ketika, Najasyi, Raja Habasyah,
menggunakan nama Bilal sebagai sebutan penyer u adzanmenghadiahkan tiga tombak
dan bukan memakai istilah muadzin. pendek yang termasuk barang-
barang paling istimewa miliknya
kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW mengambil satu
tombak, sementara sisanya
diberikan kepada Ali bin Abu
Thalib RA dan Umar Bin Khattab
RA, tapi tidak lama kemudian,
beliau memberikan tombak itu
kepada Bilal RA. Sejak saat itu,
selama Rasulullah SAW hidup,
Bilal RA selalu membawa tombak
pendek itu ke mana -mana. Ia
membawanya dalam kesempatan
dua shalat ‘Id ( Idul Fitri dan Idul Adha ), dan shalat istisqa’ ( shalat memohon turun
hujan ), dan menancapkannya di hadapa n beliau saat melakukan shalat di luar
masjid.
Bilal RA juga sangat berkhidmat kepada Rasulullah SAW dan membantu beliau
mengurusi keperluannya . Pada suatu ketika Bilal RA ditanya “ Bagaimanakah biaya
keperluan Rasulullah SAW ? “ Maka jawabnya “ Rasulullah SAW tidak pernah
menyimpan sesuatu untuk esok hari. Akulah yang mengurusnya. Sudah menjadi
kebiasaan Rasulullah SAW jika beliau didatangi seorang yang ke laparan maka bila
tidak ada biaya atau sesuatu yang diberikan, beliau akan berkata kepadaku “
Pinjamlah dari siapa saja agar dapat memberi makan orang itu “ Lalu akan kupenuhi
keperluan orang itu dengan berutang ”.
Kita tahu bahwa Rasulullah SAW tidak senang menolak permintaan orang, siapapun
yang membutuhkan makanan, pakaian atau dalam kesempitan maka R asulullah SAW
dengan senang akan berupaya keras menolongnya, meski dengan berutang. Kita di
masa kini, jangankan berutang untuk orang lain, dalam kelapangan pun seri ngkali
kita dihinggapi rasa enggan meringankan beban sesama. S uatu ketika Bilal RA
sempat berutang kepada orang musyrik untuk kep erluan Rasulullah SAW menolong
umatnya. Sampai saat menjelang penagihan rupanya Bilal RA tidak memperoleh
uang untuk membayar hutangnya , dan ia diancam akan dijadikan budak jika tak bisa
melunasinya. Dengan bersedih Bilal RA menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW.
Ia kemudian meminta izin dari Rasulullah SAW untuk pergi berikhtiar melunasi
hutangnya dan berjanji akan seg era datang saat Rasulullah SAW membutuhkan.
Namun keesokan harinya ru panya Allah SWT memb erikan karuniaNya melalui hadiah
untuk Rasulullah SAW dari pimpinan kaum Fadak. M aka hutang Bilal RA dapat
dilunasi dan ia juga membantu Rasulullah SAW memb agi bagikan barang - barang
hadiah itu kepada yang memerlukan. Dan Rasulullah SAW tidak kunjung pula ng
sampai barang – barang itu habis dibagikan tak bersisa. Di saat kita sibuk berlomba
menumpuk harta, maka ingatlah kebiasaan Nabi junjungan kita ini, Muhammad Bin
Abdullah, Rasulullah SAW yang lebih mementingkan kepentingan umatnya dan tak
suka menyimpan nyimpan harta. Menimbun harta dan menggunakannya untuk
kepentingan diri sendiri adalah salah satu pemicu kebencian orang terhadap kita.
Maka tak heran, jika banyak orang menc intai Rasulullah SAW yang berbudi pekerti
luhur dan sangat memahami hal ini , Bilal RA sangat mencintai beliau dan juga
keluarganya.
Pernah pada satu hari Rasulullah SAW bersama sejumlah sahabat berada dalam
masjid menunggu kedatangan Bilal RA, yang akan menguman dangkan adzan
sebagaimana biasa dilakukan sehari -hari. Namun tak seperti biasa Bilal RA belum
juga datang, Ketika Bilal RA akhirnya terlambat datang, ditegurlah ia dan ditanya apa
sebabnya. Maka dijelaskanlah oleh Bilal RA
" Aku baru saja datang dari rumah Fatimah. Ia sedang menggi ling tepung. Al Hasan,
puteranya yang masih bayi, diletakkan dalam keadaan menangis keras. Kukatakan
kepadanya " Manakah yang lebih baik, aku menolong anakmu itu, ataukah aku saja
yang menggiling tepung". Ia menyahut : " Aku kasihan kepada anakku ". Gilingan itu
segera kuambil lalu aku menggiling g andum. Itulah yang membuatku datang
terlambat! "
Rasulullah SAW kemudian berkata: " Engkau mengasihani dia dan Allah mengasihani
dirimu ”
Dalam sebuah hadits yang masyhur diceritakan pula keutamaan lain Bilal RA
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasululla h SAW berkata kepada Bilal RA :
" Hai Bilal, beritahukanlah kepada ku, suatu amalan yang paling engkau harapkan
pahalanya serta yang engkau amalkan dalam Islam, karena sesungguhnya aku
mendengar suara derap kedua terumpahmu di mukaku di dalam syurga." Bilal RA
menjawab : " Aku tidak melakukan sesuatu amalan yang lebih kuharapkan di sisiku
selain kalau habis bersuci dalam waktu malam ataupun siang, melainkan aku tentu
bersembahyang dengan sucianku itu, sebagaimana yang ditentukan untukku – Dan
setiap habis berwudhu' lalu melakukan shalat sunnah wudhu'." ( Muttafaq 'alaih )
Inilah salah satu amalan yang secara konsisten dan te ratur dilakukan oleh Bilal RA, ia
menjaga tubuhnya dari hadas besar maupun kecil dan senantiasa berwudhu’
menyucikan tubuh dan melakukan shalat sunnah wudhu . Adakah diantara kita mau
mencontohinya ?
Suatu hari, Bilal RA pergi bermaksud meminang dirinya dan saudaranya secara
bersamaan kepada dua wanita, Bilal RA berkata kepada kedua orang tua wanita
tersebut : “ Saya adalah Bilal dan ini adalah saudara saya, seorang budak dari
Hasbyi, kami pernah tersesat namun kemudian mendapatkan hidayah dari Allah,
kami tadinya seorang budak kemudian Allah memerdekakan kami, jika engkau
menikahkan kami maka segala puji hanyalah untuk Allah, namun jika ditolak maka
tidak ada daya dan upaya kecuali karena Allah ”. Akhirnya mereka dinikahkan.
Kemudian setelah, Rasulullah SAW telah dimakamkan, Abu Bakar RA meminta Bilal
RA untuk melantunkan adzan. " Adzanlah wahai Bilal, " perintah Abu Bakar RA. Maka
ucap Bilal RA " Jika engkau dulu membebaskan demi kepentinganmu, maka aku
akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku,
maka biarkan aku menentukan pilihanku."
" Demi Allah, aku benar -benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu
juga karena Allah," kata Abu Bakar RA.
" Maka biarkan aku memilih pilihanku, " pinta Bilal RA.
" Sungguh, aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah," lanjut
nya. Kecintaannya pada Rasululah SAW membua tnya tak sanggup menahan tangis.
Kebanyakan dari kita seringkali menganggap komik sebagai sesuatu yang murahan,
bacaan anak – anak dan sebuah karya biasa saja, Pa dahal secara seni komik
memiliki estetika dan disiplin ilmu yang bukannya mudah dipraktekkan. Dasar komik
yang terdiri dari gambar dan kata – kata juga membuatnya menjadi sebuah media
yang bisa menggambarkan berbagai hal. Melalui komik, sebuah dunia ditawa rkan
untuk disimak secara visual. Baik berdasarkan kenyataan maupun sekedar khayalan
si pembuat. Sistem - sistem visual lain seperti televisi, foto, film, poster, lukisan juga
kaligrafi, model pakaian, desain interior rumah dan kantor, sticker, dan lainnya kini
semakin menjadi aspek penting dalam kehidupan, termasuk di dalam masyarakat
muslim. Entah ia diproduksi untuk tujuan estetika, simbolik, ritual, politik , ideologi,
atau pun tujuan - tujuan praktis lainnya, bahasa visual diyakini di masa kini sebagai
alat komunikasi antar manusia yang efektif dan manusiawi, terlebih kepada remaja
dan anak.
Komik menjadi sangat beragam mulai dari komik edukasi sampai komik cabul yang
memuat adegan - adegan tidak senonoh. Komik sebenarnya telah lama beranjak ke
arah audiens yang lebih luas, ia tidak lagi milik anak – anak saja, di Amerika
misalnya akan ditemui cap rating yang menunjukkan apakah komik itu
diperuntukkan pembaca dewasa ( berdasarkan usia ) remaja atau semua umur.
Kedewasaan sebuah komik, kacaunya sering di asosiasikan dengan tampilnya
kekerasan dan seks yang intens, hal ini pernah disindir Grant Morrison seorang
penulis komik kenamaan asal Inggris. Padahal sebuah komik dewasa seharusnya
menuntut keluasan wawasan dan keterbukaan pikiran . Tak dipungkiri, tingkat seks
dan kekerasan akan otomatis menjadikan sebuah komik diperuntukkan untuk
pembaca dewasa, sebagaimana pelabelan pada media lain seperti film.
Seiring mekarnya media komunikasi visual lain, kini komik baik di belahan dunia
manapun menjadi sebuah media yang berusaha bertahan di tengah gempuran kaset ,
cd, vcd ataupun dvd. Sebagaimana karya seni lainnya komik turut mewakili
pandangan si pembuat, ataupun siapa saja yang terlibat di dalamnya. Pandangan itu
sedikit banyak akan tersampaikan kepada pembacanya. Anak – anak adalah kategori
pembaca yang rentan dan mudah terpengaruh , perhatikanlah bahwa saat mereka
menyukai Naruto, gerak gaya ataupun dandanannya akan mereka tiru .
Bisa jadi ini jugalah salah satu sebab timbul lagi komik yang ditujukan untuk
mengenalkan Islam dan menjadi sarana dakwah. Di antara berbagai produksi buku -
buku Islam, jenis komik - komik Islam sebenarnya perlu diberi perhatian. Di
Indonesia yang menekuni hal i ni diantaranya Penerbit Mizan dan Asy -Syamil.
Keduanya berbasis di Bandung. Mizan telah sangat dikenal sebagai penerbit buku -
buku Islam, dan ia juga telah cuku lama merambah ke media komik. Mereka
memproduksi berbagai jenis dan seri komik seperti komik iba dah, komik 1001
malam, komik petualangan, komik remaja, komik remaja muslim, komik petualangan
anak, komik Islam for teens, komik nabi, seri komik Islam dll. Selain Penerbit Mizan
dan Asy-Syamil tentu ada pula penerbit - penerbit lain yang berkecimpung di bidang
ini, meski nama mereka belum terlalu bergaung.
Maka melalui penerbit – penerbit seperti itulah k omik, sebagaimana musik atau seni
lainnya dapat menjadi media dakwah bagi senimannya.
Sebuah gebrakan yang cukup bergaung secara internasional yang dilakukan seorang
muslim adalah dari Dr. Naif Mutawa yang kelahiran Kuwait . Ia aslinya seorang ahli
kejiwaan dan meraih gelar MBA dari Columbia University . Awalnya ia memimpikan
para superhero muslim dalam perjalanan taxi di tahun 2003 bersama adiknya Samar
di London. Maka terciptalah “ The 99”. Meski belum mendapatkan keuntungan dari
penjualan komik tersebut, Mutawa telah mendapatkan dukungan dana sebesar $ 23
juta yang sebagian besar ber asal dari bank Islam Bahrain. Dibentuklah Teshkeel
Company untuk mengusung komik ini . Salah satu nama yang ditarik untuk ilustra tor
adalah John McCrea, pemenang Eisner Award untuk ilustrasinya di seri komik Hitman
keluaran DC Comics Amerika. Eisner Award adalah penghargaan khusus untuk komik
di Amerika , diambil dari nama Will Eisner tokoh k omik revolusioner berkebangsaan
Yahudi.
Komik "The 99" sendiri, menceritakan tentang pahlawan -pahlawan super yang
mendapat kekuatan dari permata nur yang diciptakan di Baghdad, Irak pada tahun
1258 Masehi. Mereka bersatu untuk menciptakan dunia yang damai dan sejahtera
melawan tokoh antagonis bernama Rughal. Isi komik itu diilhami ajaran agama Islam
dan mengambil inspirasi dari 99 nama Allah SWT ( asmaul husna )
Karya – karya komikus lokal semakin hari semakin baik dan negara ini adalah negara
dengan jumlah umat Islam terbesar. Komik berpotensi untuk tidak sekedar menjadi
media hiburan, namun juga dapat memberikan manfaat. Sebuah komik yang dominan
nilai kebaikannya meski dibuat o leh seorang non muslim bisa jadi lebih bermanfaat
bagi khalayak ketimbang komik yang dibuat seorang muslim namun isinya tidak
keruan. Langkah – langkah seniman muslim yang ihsan dalam karya – karyanya bisa
kita harapkan menjadi pemicu untuk tumbuhnya gener asi yang lebih baik. Penyusun
sendiri berpendapat bahwa keteladanan Rasulullah SAW dan para sahabat, semangat
jihad dan tabligh, ajakan ber amar ma’ruf nahi munkar bisa saja disampaikan melalui
tokoh fiktif, dan pada tahapan tertentu komik memang menjadi m edia yang efektif.
- Rasulullah SAW sendiri memiliki perhatian besar terhadap masalah ini , salah satu
tandanya adalah sabda be liau “ Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai
separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam
memelihara yang separuhnya lagi “ ( HR Al Hakim ). " Barang siapa
menggembirakan hati istri, ( maka ) seakan -akan menangis takut kep ada Allah.
Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya
dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah
memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh
telapak tangan istri, maka berguguranlah dosa - dosa suami- istri itu dari sela -
sela jarinya." ( HR.Maisarah bin Ali dari Ar -Rafi' dari Abu Sa'id Al -Khudzri RA ).
Selain itu menikah merupakan jalan hidup para nabi dan rasul sebagaimana
difirmankan Allah SWT
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka istri - istri dan keturunan.” ( QS Ar-Ra’d : 38)
Manfaat – manfaat pernikahan yang disusun Abdul Malik Al Qasim, penulis buku “
Menikahlah, Allah Akan Memberimu Rezeki “ mencantumkan antara lain :
1. Melaksanakan perintah Allah SWT ,Rasulullah SAW bersabda “ Wahai para pemuda
, jika kalian mampu ( untuk menikah ) maka menikahlah “ ( Muttafaq ‘alaih )
2. Menjaga diri dan melindungi kedua pasangan
3. Dengan pernikahan akan tercip ta rasa cinta, kasih say ang dan ikatan antara suami
istri yang akan mewujudkan terbentuknya masyarakat ya ng saling berhubungan
4. Mendapatkan keturunan yang baik dan terjadinya proses regenerasi.
Sekalipun lebih banyak lagi manfaat yang bis a diuraikan dan mungkin belum kita
ketahui, namun fenomena terlambat menikah atau memilih hidup membujang
memang terjadi dari hari ke hari, berbagai faktor menjadi pemicunya . Mari kita coba
simak bersama beberapa fa ktor yang terdeteksi dan mencari solusinya s atu persatu
Di masa krisis ekonomi kini, untuk mencukupi diri saja terasa sulit bagi para pria
apalagi harus menghidupi si istri kelak plus anak – anak. “ Boro boro untuk kasi
makan anak orang , un tuk diri sendiri saja sudah kewalahan “ adalah alasan klise
yang sering dilontarkan. Memang, t untutan harus mapan secara financial seringkali
dijadikan kriteria utama, secara sederhana simak saja acara penjodohan ala televisi “
Take Me Out “ yang kini lagi ngetop, rata – rata pihak wanita menginginkan calon
suami yang mapan dalam artian kaya raya bukan buatan. Tuntutan ini seringkali
bukan hanya diminta pihak calon istri namun juga keluarganya. Angka rupiah yang
melambung tinggi untuk biaya pesta harus diak ui sebagai salah satu hal yang tak
kalah mencekam. Sebenarnya jawaban untuk masalah ini sudah secara jelas
disampaikan oleh Allah SWT
“ Dan nikahkanlah orang - orang yang sendirian diantara kamu, dan orang -orang
yang layak ( menikah ) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba - hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin , Allah akan memampukan mereka
dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas ( pemberian -Nya ) lagi Maha
Mengetahui.” ( QS An Nuur : 32 )
Ini adalah janji Allah SWT, janganlah sampai kita mengingkarinya. Menikah adalah
salah satu sebab terbukanya pintu re zeki. Tidak sedikit mereka yang menikah
mendadak diberi kemudahan dalam berikhtiar dan mencukupi keluarganya, tak
jarang pula mereka yang boros menjadi pandai mengatur keuangan semenja k
menikah. Rasulullah SAW pernah pula bersabda " Bukan golonganku orang yang
merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak
menikah " ( HR Thabrani )
Ketika ada seorang pria melamar wanita maka acapkali yang pertama ditanyakan
adalah apa pekerjaannya dan berapa penghasilan atau gajinya. Dan karena
penghasilan yang kurang besar, banyak para pria yang tidak diterima lamarannya,
padahal tidak seharusnya demikian. Ada pula permasalahan jika si anak adalah anak
yang baik dan berbakti, biasanya si orang tua berat hati melepas karena masih ingin
mendapat perhatian atau pelayanan darinya. Kepada para orang tua hendakn ya
ingatlah pesan Rasulullah SAW “ Jika orang yang kamu setujui agama dan ahlaknya
datang melamar kepadamu, maka nikahkanla h dia dengan anak perempuanmu “ (
HR At Tirmidzi ).
Tuntutan tentu saja tida k hanya secara materi, baik dari ke dua belah pihak ada pula
tuntutan mulai dari tinggi badan sampai masalah kesukuan. Tuntutan tidak hanya
datang dari pribadi namun juga orang tua, saudara saudari, ataupun handai taulan.
Ada syarat fisik seperti kecantikan, ketampanan, atau syarat keturunan, juga syarat
kekayaan yang kadangkala teramat berlebihan . Maka perlulah ditetapkan kriteria
yang wajar dan masuk akal. Demikian pula soal tuntutan syarat yang berhubungan
dengan agama, misalnya : harus sudah naik haji 10 kali atau harus keturunan ulama
tertentu, bisa juga diketegorikan ke hal yang berlebihan.
Persyaratan agama yang terlalu longgar juga belum tentu membawa kebaikan ,
misalnya : asal di KTP tertera Islam saja . Bagi seluruh pihak pentinglah dilakukan
pemantauan sejauh memung kinkan akan ahlak, perilaku dan keb iasaan. Hal ini tidak
perlu resmi seperti surat kelakuan baik dari Polri, banyak contoh cara memantau
ahlak seseorang seperti m enanyakan kepada teta ngga, tempat ia bekerja atau
sahabatnya. Biaya pernikahan juga semestinya sewajarnya saja, kalaulah biaya
walimah dan mahar itu harus lah besar, niscaya Rasulullah SAW telah
mengharuskannya. Kenyataannya Islam tidak pernah memberatkan masalah ini .
Walimah tidak diwajibkan dan boleh diadakan meski hanya dengan seekor kambing ,
mahar boleh saja berupa hafalan Qur an . Penting sekali bagi kedua belah pihak
memberi kemudahan dan bukan t untutan yang berlebihan .
Selain dari dalam diri dan keluarga pengaruh dari luar juga sa ngat berpengaruh
dalam masalah ini. Baik itu dari tetangga, k erabat, teman atau sesama pemuda,
padahal mereka kadangkala mereka ini bukanlah orang -orang yang faham ilmu
syar’i. Orang-orang tersebut memberikan pertimbangan -pertimbangan yang kurang
proporsional dan contoh yang buruk, misalnya sahabat yang selalu mengeluhkan
susahnya kehidupan setelah menikah akan membuat sahabatnya otomatis merasa
kendor semangat untuk menikah.
Adalah sangat diperlukan contoh yang positif , dorongan serta kemudahan bagi
mereka yang belum menikah agar termotivasi melakukannya. Dibolehkan bagi orang
tua untuk menawarkan anak perempuan nya kepada pria yang shaleh ( contoh :
seperti yang dilakukan Umar RA kepada Abu Bakar RA dan Utsman RA perihal
putrinya Hafsah, Hafsah kemudian diperistri oleh Rasulullah SAW ). Juga bagi
seorang wanita menawa rkan dirinya kepada pria yang shaleh ( Sepert i dalam
riwayat, ada seorang wanita yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah SAW,
namun kemudian akhirnya wanita itu disunting seorang sahabat ) , hal ini menurut
sahabat Anas Bin Malik RA, adalah baik adanya. Dibolehkan pula menyampaikan
kahendak dipinang melalui orang lain seperti apa yang Abu Bakar RA sampaikan
kepada Ali RA mengenai Fatimah RA, putri Rasulullah SAW. Mari kita simak kisah
terjalinnya pernikahan dua insan kesayangan Rasulullah SAW ini, semoga dapat kita
ambil hikmahnya…
Pada suatu hari Abu Bakar RA, Umar bin Khattab RA. dan Sa'ad Bin Mu'adz RA
bersama-sama Rasulullah SAW duduk dalam mesjid beliau. Pada kesempatan itu
diperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasulullah SAW, Fatimah Az Zahra RA.
Saat itu beliau bertanya kepada Abu Ba kar RA : " Apakah engkau bersedia
menyampaikan persoalan Fatimah itu kepada Ali bin Abi Thalib ?" Abu Bakar RA pun
menyatakan kesediaanya. Ia beranjak untuk menemui Ali Bin Abi Thalib RA .
Mendengar perkataan Abu Bakar RA, mata Ali RA berlinang - linang. " Hai Abu
Bakar, anda telah membuat hatiku goncang yang se mulanya tenang. Anda tela h
mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah, aku memang
menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu -satunya bagiku ialah
karena aku tidak mempunyai apa -apa." Abu Bakar RA terharu dan berkata: " Hai Ali,
janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan RasulNya dunia dan seisinya ini
hanyalah ibarat debu bertaburan belaka! " Maka berangkatlah Ali RA untuk
meminang Fatimah RA. Saat berjumpa Rasulullah SAW, Ali RA menundukkan kepala,
malu hendak mengutarakan isi hatinya, maka Ras ulullah SAW mendahului berkata "
Hai Ali nampaknya eng kau mempunyai suatu keperluan. Katakanlah apa yang ada
dalam fikiranmu. Apa saja yang engkau perlukan, akan kauperoleh dariku! "
Mendengar kata-kata Rasulullah SAW yang sangat membesarkan hati itu, mak a
Ali RA membernaikan diri berkata " Maafkanlah, ya Rasulullah Anda tentu ingat
bahwa anda telah mengambil aku dari paman anda, Abu Thalib dan bibi anda,
Fatimah binti Asad, di kala aku masih kanak -kanak dan belum mengerti apa -apa.
Sesungguhnya Allah tela h memberi hidayat kepadaku melalui anda juga. Dan anda,
ya Rasulullah, adalah tempat aku bernaung dan anda jugalah yang menjadi
wasilahku di dunia dan akhirat. Setelah Allah membesarkan diriku dan sekarang
menjadi dewasa, aku ingin berumah tangga ; hidup bersama seorang isteri.
Sekarang aku datang menghadap untuk melamar puteri anda, Fatimah. Ya
Rasulullah, apakah anda berkenan menyetujui dan menikahkan diriku dengan dia? "
Wajah Rasulullah SAW nampak berseri-seri. Sambil tersenyum beliau berkata kepada
Ali RA : " Hai Ali, apakah engkau mem punyai suatu bekal mas kawin? ''
" Demi Allah ", jawab Ali RA dengan terus terang, " Anda sendiri mengetahui
bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak anda ketahui. Aku
tidak mempunyai apa - apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor
unta." " Tentang pedangmu itu, " kata Rasulullah SAW " Engkau tetap
membutuhkannya untuk melanjutkan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu
engkau juga butuh untuk keperluan mengambil air bagi keluargamu da n juga engkau
memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh ka rena itu aku hendak menikahkan
engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima
barang itu dari tanganmu. Hai Ali engkau wajib bergembira, sebab Allah 'Azza wa jalla
sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku
menikahkan engkau di bumi! " Inilah versi riwayat yang diceritakan Ummu Salmah
RA. Demikianlah kemudahan Rasulullah SAW dalam menikahkan putri
kesayangannya.
Jika seorang pemuda mengikat hubungan dengan pemudi sebelum menikah, maka
pada dasarnya sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam bahaya dan
kesulitan. Hal ini juga berdampak kepada si gadis, ketika akan dilamar, maka
mungkin dia menolak d engan alasan telah ada hubungan dengan pemuda lain .
Kebiasaan pacaran yang kebablasan sudah menjadi budaya yang mengerikan dan
masih berlangsung entah sampai kapan. Berdasarkan survey konon lebih dari
separuh remaja usia dini dan masih bersekolah di sekola h tingkat menengah telah
melakukan hubungan seks sebelum menikah. Sungguh memprihatinkan….Karenanya.
alangkah baiknya jika mereka yang sudah menjalin hubungan tidak menunggu
nunggu dengan alasan ya ng dibuat – buat dan segera melangs ungkan pernikahan.
Rasulullah SAW pernah berkata kepada Ali RA :” Hai Ali, ada 3 perkara yang jangan
kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu Shalat apabila tiba waktunya, Jenazah
apabila sudah siap penguburannya, dan wanita bila menemukan pria sepadan yang
meminangnya “ ( HR Ahmad )
Pernikahan telah kita ketahui akan menjaga kesucian fajr ( kemaluan ) dari
perzinaan. Pernikahan juga dapat melahirkan perasaan tentram ( sakinah ), cinta (
mawaddah ) dan kasih sayang ( rahmah ) dalam hati, juga memperbanyak jumlah
umat Islam.
Luruskanlah niat :
Karena Allah,
Karena kita adalah mahluk lemah, yang tak bisa ingkar dari fitrah kita….
Kemudian apabila telah bulat tekad, maka mari berusahalah dan bertawakkallah
kepada Allah SWT semata. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang
bertawakkal kepadaNya. Mari bersegera menjaga kehormatan kita sebagai mahluk
Allah SWT yang sejatinya mulia , dan membantu saudara – saudara kita yang belum
menikah menjaga kehormatan mereka ….
PERNIKAHAN DINI :
TIDAK SEBURUK YANG DIKIRA
Batas umur perkawinan di Indonesia telah
ditetapkan dalam pasal 7 ayat ( 1 ) UU No. 1
Tahun 74, yaitu perkawinan hanya diijinkan
jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
tahun. Dalam Islam tidak ada batasan se perti
ini, karena tingkat kedewasaan seseorang
tidak bisa dinilai dari sekedar usianya. Tidak
dipungkiri perkawinan yang sukses pasti
membutuhkan kedewasaan tanggung jawab
secara fisik maupun mental, untuk bisa
mewujudkan harapan y ang ideal dalam kehidupan berumah tangga. Zakiyah
Daradjat mendefinisikan remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari
masa anak-anak menuju usia dewasa pada masa peralihan ini biasanya terjadi
percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis . Baik ditinjau dari bentuk
badan, sikap, cara berpikir dan bertindak mereka bukan lagi anak -anak. Mereka juga
belum dikatakan manusia dewasa yang yang memiliki kematangan pikiran Jika
definisi ini dipegang maka sebenarnya sebelum usia 19 tahun bagi pria , atau 16
tahun bagi wanita kemungkinan ia telah beralih secara fisik dan mental menjadi
dewasa telah terbuka.
Karena itulah alasan bahwa remaja belum cukup matang untuk mengemban
tanggung jawab perlulah dikaji kembali ukuran kedewasaan itu sendiri. Dalam
riwayat yang populer kita mengetahui bahwa Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA
pada usia 9 tahun. ( menurut studi dalam The Ancient Myth Exposed oleh T.O.
Shanavas , di Michigan. usia 9 tahun Aisyah RA ini ternyata tidak bis a
dipertanggungjawabkan , studi kritis ini bisa dibaca di internet dan banyak di muat
dalam berbagai situs, salah satunya http://armansyah.swaramuslim.net ) Terlepas
dari benar tidaknya usia Aisyah RA yang 9 tahun itu, Rasulullah SAW bisa dijamin
tidak akan menikahi seseora ng yang belum dewasa. Perlu diingat, secara psikologis
dan biologis wanita umumnya lebih cepat mencapai masa kedewasaan ketimbang
pria. Di masa lalu nenek moyang kita umumnya melakukan pernikahan saat mereka
berusia relatif muda.
Patut pula dipertimbangkan kondisi masa kini yang tidak kondusif untuk meraih
kedewasaan : Bagaimana seseorang anak menjadi dewasa jika terus menerus
dimanja secara berlebihan ?
Bagaimana seseorang a kan teguh dalam kedewasaan jika ia diberondong keb iasaan
bermain - main dan bergelimang dalam hal – hal yang melalaikan ?
Bagaimana mereka akan memilih bertindak dewasa sementara contoh – contoh yang
mereka lahap setiap hari adalah sikap kekanak – kanakan ?
Jika alasan biologis seperti rahim yang belum sempurna atau mas alah fisik lainnya
yang mengganggu , hal ini juga tidak bisa dikambinghitamkan pada usia, karena pola
hidup seperti makan, berolahraga, beristirahat menentukan pula kondisi biologis
seseorang. Malah beberapa riset bahwa anak dari ayah ya ng berusia tua memiliki
kecenderungan penyakit dyslexia ( su lit membaca ) suka pusing atau dwarfisme (
kekerdilan ) mendukung bahwa pernikahan lebih baik dilakukan di usia muda.
Awal perkawinan pada remaja dan dewasa muda bermanfaat dalam banyak hal.
Tentu saja tidak semua dari mereka yang matang untuk menghadapi dengan
tanggung jawab, tetapi bersama -sama sebagai pasangan mereka dapat
menyelesaikan banyak masalah mereka. Orang - orang muda yang serius
membangun hubungan biasanya lebi h memilih untuk mengadakan pernikahan untuk
hubungan mereka. Mereka lebih memilih untuk menikah karena mereka merasa
bahwa setelah mengenal satu sama lain , pernikahan akan membantu memastikan
bahwa mereka tetap akan bersama. Perlulah kita saling mengingat kan bahwa usia
yang paling utama untuk menikah adalah di masa muda. Alangkah indah jawaban
yang disampaikan oleh seseorang ketika ditanya, “ Kapan usia yang tepat untuk
menikah? Maka ia menjawab, “ Kapan selayaknya seseorang itu makan? “ Maka
orang tentu akan menjawab “ ketika ia lapar ”. Demikian pula ketika seorang remaja
telah melewati masa baligh, maka itulah waktu yang cocok untuk menikah karena
tuntutan kebutuhan fitrah dan sebagai penjagaan dari berbagai perilaku negati f.
14 September 2003
Ukhti…,
Setiap kali menatap wajahmu, kau tahu?! Aku seperti melihat rembulan yang bulat
sempurna memancarkan cahaya bagi gelapnya malam yang pekat. Terlebih jilbab
panjang yang menutupi rambutmu, semakin memancarkan aura islam yang begitu indah
terpancar dalam dirimu.
Dan tak akan ada habis -habisnya kata – kata pujian yang terlontar padamu.
Matamu yang sebening embun itupun selalu kau tundukkan agar tak tampak lintasan
hati.
Sungguh, Ukhti, bukan untuk memuji jika kukatakan keterusterangan ini padamu,
tapi lebih untuk meyakinkanmu, bahwa engkaulah satu dari sedikit cahaya yang
diciptakan Allah untuk menerangi dunia yang penuh dusta dan kemaksiatan ini.
Tidakkah kau tersanjung, atas rasa cinta -Nya yang demikian besar padamu?!
Ukhti…,
Kau tahu?! Tidak semua wanita dilimpahi -Nya dengan hidayah dan kekuatan im an
sepertimu. Allah adalah sahabat bagi mereka yang beriman. Dia membawa mereka dari
kegelapan menuju cahaya. ( QS. Al-Baqarah : 257)
Lihatlah, Ukhti. Lihatlah di sekitar kita saja, tak perlu kau layangkan pandang
untuk melihat jauh ke Jakarta, dimana akan kau temukan artis-artis yang
mempertontonkan aurat hanya untuk meraih kemegahan dunia. Ada juga wanita –
wanita yang menjual diri hanya untuk selembar kesenangan sesaat. Naudzubillah min
dzalik…
Sekali lagi, tak perlu melihat jauh -jauh, Ukhti. Ada beberap a gadis muda
seusiamu yang rela membuka jilbab hanya untuk mendapatkan peran kecil dalam
pementasan drama yang hanya ditonton oleh orang -orang sekampung.
“Barangkali sikap artis-artis itu bisa dimaklumi…” Ujar seorang teman dengan
nada getir.Tapi, semua it u tak pantas dimaklumi, bukan?! Tak bisa! Karena semua
itu telah melanggar batas -batas yang syar’i. Bahwa selayaknya seorang wanita
mempertahankan izzah mereka.
Engkau sependapat denganku, bukan?!
Kadangkala, aku ingin marah, Ukhti. Ingin sekali aku marah, karena mereka
seperti mempermainkan akidah islam yang begitu mulia.
Kedua remaja belia itu ditemukan tewas setelah keracunan gas CO 2. Mereka
mengunci diri dalam mobil dengan mesin dihidupkan dan mengalirkan gas dari
knalpon ke dalam mobil melalui sebuah selang.
Bukankah pernah kukatakan padamu; tertawalah! Tertawalah, Ukhti. Dia
memang sangat menyayangi kita. Tidakkah kau tersanjung dan ingin membalas
cinta-Nya yang demikian tulus?!
Percayalah, Dia-lah puncak segala cinta!
Maka, bukan untuk menyakiti hatimu, jika aku katakan; relakanlah aku
menjadi Ikhwan! Sebab, sudah saatnya bagi kita untuk membersihkan hati kita dari
cinta semu yang penuh virus dan semoga cinta tertinggi kita hanya untuk Allah,
sebab hanya ialah yang patut dicintai.
10 Oktober 2003
Kau tahu, Ukhti. Malam ini, ketika memandangi bintang – bintang yang
berpendar, juga rembulan yang bulat sempurna. Ku lihat di sana ada wajahmu.
Entah! Betapa sulit bagiku untuk melupakan wajahmu, barangkali sesulit melupakan
roman wajahku sendiri yang telah kukenal dan setiap hari kulihat di buramnya
cermin.
Aku harus jujur padamu, matia -matian kubunuh kuncup yang mekar dalam jiwa
ini, tapi aku tak pernah sanggup Ukhti… tak pernah bisa!
Maka, kubiarkan saja ia mekar agar kuncup nya menjadi bunga. Bukan! Bukan
untuk kutawarkan kembali padamu seperti dulu, karena aku akan menjadi orang
yang sangat bodoh jika melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Kita telah dewasa, Ukhti…
Maka, jika kau setuiu, ingin kutawarkan sebuah h ubungan yang insya Allah
diridhoi oleh-Nya.
Jika kau memiliki perasaan yang sama; maukah kau menikah denganku?!***
TENTANG PENULIS
Akhi Dirman Al-Amin Lahir di desa Rato Dorowila Kabupaten Bima - NTB
pada tanggal 3 Oktober 1982, dari pasangan M.Amin Bakar dengan Siti
Salmah.Mulai menulis sejak SD, namun mempublikasikan n askahnya baru
pada saat menduduki bangku SMA. Beberapa kali diundang dalam acara
budaya terutama untuk membacakan puisi – puisinya, mementaskan
drama/teater, juga untuk menjadi pembicara dan juri lomba. Ia menulis
mulai dari puisi Tahun 2006, bersama bers ama 14 novelis muda se -Asia
Tenggara bergabung dalam Mastera (Majelis sastra Asia Tenggara : Novel)
sebagai wakil Indonesia.Atas dedikasinya dalam pembuatan film indie dan
kepenulisan, tahun 2007 meraih penghargaan berupa Beasiswa Unggulan dari Biro
perencanaan dan kerja sama luar negeri Depdiknas Pusat.Beberapa kali mendapat
penghargaan dalam lomba kepenulisan tingkat nasional.Karya -karyanya tersebar di berbagai
media massa Nasional dan Lokal Seperti; Majalah sastra Horison, Annida, Sabilli , Al – Izzah,
Deep Smile File dan hampir di semua media lokal di NTB.
Menulis beberapa lakon Theater yang dipentaskan bersama Theater Al -Amin (Remaja
Masjid Al-Amin), Sanggar Pasapu Monca, dan Sanggar SMAN 1 Madapangga, antara lain;
“Aceh itu, Sunyi itu, Luka itu ”(2001), “Dongeng Kelabu Tentang Ayah” (2002), “Topeng
Kaca”(2003), “Balada Lima Orang Muda” ( 2003), “Meniti Jejak Rasulullah” (2003), ”Taubat”
(2003), “Jejak-jejak Darah” (2003), “Tak Ada Cinta Untuknya di Dunia” (2003), “Manusia
Batu Yang Mencari Bening Cahaya” (2004), “Wadu Ntada Rahi (Drama Kolosal Bima)”
(2004), “Menggapai Hidayah” (2004), “Dukaku, Dukamu, Duka Indonesia (Do’a Buat Aceh
dan Sumut)” (2005), “Kami Rindu Baginda Rasul (2005) dan Surat Cinta Buat Pohon – Pohon
Meranggas (2006), Renungan Kermatian (2007), Ngena Ura (2007), Cermin (2007), Dalam
Cinta, Ijinkan Kami Mengenangmu (2007), Safi’i dan Fatimah (2008). Sebagian besar
disutradainya sendiri, sekaligus turut bermain.
Bukunya yang telah terbit antara lain “Negeri Air Mata” (Kumpulan cerpen, 200 5), “Ketika
kata Menjelma Cahaya” (Antologi puisi, 2005), “ Kisah Laut, Jibril dan Presiden” (Kumpulan
Cerpen, 2005), Dzikir – Dzikir Sunyi (Kumpulan Cerpen, 2006) Bima…, Cinta Ini Untukmu
(Kumpulan Puisi, 2006), Lingi (Novel, 2006), Sebab Cinta Tak Harus B erkata (Novel, 2008),
Meremas Sampah Menjadi Emas (Essay), Dzikir Batu – Batu (Kumpulan Puisi Palestina) dan
Bicara Cinta (Kumpulan puisi, 2008). Insya Allah beberapa lainnya dalam proses penerbitan.
Saat ini, selain menulis lagu -lagu nasyid. Lagu-lagu ciptaannya terdapat dalam album
soundtrack Lingi, Album Al-Ikhwan “Renungan (Nasyid dan Puisi) dan soundtrack drama radio
Wadu Ntanda Rahi, juga telah membuat 3 film indie, Lingi (2005, kerja sama FLP NTB
dengan Foscoom Multimedia), Seperti Penyair (2006, Kerjasama FLP NTB dengan Yayasan
Taawun), Surat Cinta Berwarna Merah (Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri
Depdiknas Pusat, 2007) dan Biarkan Sepi Menari (2010). Lakon dramanya Wadu Ntada Rahi
awal 2008, disandiwara radiokan di RRI Mataram.
Kini, selain beraktifitas sebagai Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah NTB, Pengurus
Masjid Al-Amin, Pj. Dakwah Remaja Masjid Al - Amin, Pemred Majalah Cahaya (FLP NTB &
Remas Al-Amin), juga adalah Pengurus BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid
Indonesia) Kecamatan Bolo, bergabung dengan sanggar Pasapu Monca pada divisi sastra dan
Theater, penyiar Q -Rana RBC FM, lead vokal Tim Nasyid Al – Ikhwan, Pimpinan Sanggar
SMAN 1 Madapangga, Pembina Olimpiade Komputer dan tentu saja, tetap menulis!
Saat ini tinggal di Bima dengan alamat E -Mail: akhi_dirman2006@yahoo.co.id , dia juga bisa
dikunjungi di blognya www.akhidirman.multiply.com
Senjata utama “ Sistem Dajjal “ salah satunya adalah media massa, TV, radio, koran,
majalah , buku, internet juga piranti lunak yang membanjiri kehidupan kita di zaman
modern, kesemuanya tak luput dari pengaruh sistem ini. Sampailah Ia berkecamuk di
dalam pikiran kita , perang terhadap agama telah dimulai di sana….
Mc. Luhan, penulis buku Understanding Media : The Extensive of Man, menyebutkan
bahwa media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa kita
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat
atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan media
massa bagaimanapun, adalah realitas yang sudah diseleksi. Media massa berperan
sebagai gatekeeper alias penjaga gerbang informasi. Media m assa menyaring berita,
tulisan, artikel yang akan dilempar pada khalayak , memberinya bobot tertentu dengan
ruang penempatan dalam surat kabar, pemilihan jam tayang , frekuensi pemuatan, dan
lain-lain. Secara teori, media massa seharusnya bersikap netral, ti dak berpihak pada
kelompok manapun. Namun pada kenyataannya setiap media massa baik cetak maupun
elektronik telah memiliki sudut pandang tertentu terhadap suatu kejadian dan cara
penyampaian informasi pada publik.
Allah SWT telah memperingatkan kita agar meneliti kebenaran suatu berita terutama
jika ia datang dari orang – orang yang fasik, dalam kenyataannya banyak diantara kita
menelan mentah – mentah begitu saja apa yang disodorkan media. Bahkan, sesuatu
pada awalnya mungkin sulit kita terima ( sebagaimana banyak temuan yang pada
mulanya ditakuti dan dijauhi) karena terus menerus disosialisasikan dengan cara - cara
menarik dan tepat , akhirnya lambat laun kita menjadi terbiasa dengan hal itu. Saat in i
Islam perlahan - lahan fondasinya dibobol sedikit demi sedikit, aqidah diinvasi dan
diinjeksi dengan berbagai hal ya ng menjauhkan kita dari agama.
Jika sekelompok kecil manusia penganut “ Sistem Dajjal “ dapat begitu berpengaruh
terhadap laju politik dan ekonomi dunia maka tak mengherankan jika kontrol media
massa internasional umumnya dalam kendali mereka juga.
Yang menjadi masalah adalah bahwa sebagian besar bangsa Yahudi kini menganut
faham Talmudian , banyak diantara mereka telah meninggalkan ajaran Nabi Musa AS
dan menjadi penyokong besar gerakan Zionisme. Selain mereka, media massa juga
banyak dikelola orang – orang non muslim, pengaruh nya sedemkian kuat sehingga
pola yang mereka anut diadaptasi oleh para pekerja di bidang ini yang muslim. Tentu
saja tidak semua berita atau sajian mereka dipenuhi hal – hal bathil, namun dengan
kendali semapan itu mereka memiliki peluang besar menutupi kebenaran dengan
kepalsuan atau mencampur adukkannya. Mereka yang mengabdikan karyanya untuk
menunjang “ Sistem Dajjal “ akan menempuh berbagai cara, kentara atau
tersembunyi, secara halus atau paksa.
Bahasan kali ini akan mengungkap sedikit demi sedikit paradigma , sudut pandang
kita yang beralih dan berubah terhadap apa yang diajarkan Islam. Dengan Nama
Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, mari kita simak propaganda “
Sistem Dajjal “ di sekitar kita….
Dalam sebuah tulisan Wahid bin Abdissalam Baali mengenai sihir dapat kita tinjau Sihir
dalam Istilah Syari’at, diantara definisinya adalah :
Sulap meski berbeda dengan sihir adalah juga memalingkan kenyataan, meski sulap
melibatkan teknologi dan tehnik yang jauh berbeda dan ditujukan untuk hiburan. Dalam
studi resmi di barat sulap dibedakan dengan sihir ( sulap = magic, sedangkan sihir =
magik ). Tulisan ini dibuat agar kita dapat lebih mencermati masalah sihir.
Sihir salah satu cirinya adalah dapat dipelajari, karenanya ia berbeda sekali dengan
mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul atau karamah yang
sering diberitakan / ditunjukkan oleh para wali. Sihir terlarang bukan hanya kepada
para biang keladi alias tukang sihir namun juga p ada yang mempercayai,
menggunakan, atau meminta bantuan kepada para ahlin ya. Tukang sihir di Indonesia
umum kita kenal sebagai dukun , baik dukun santet yang bias a menyakiti korbannya
secara fisik, dukun pelet yang biasa menanamkan rasa suka kepada seseo rang , dan
berbagai praktek perdukunan lain nya.
Anehnya hal – hal yang terlarang ini berseliweran dengan leluasa dan prakteknya
dianggap sah – sah saja. Tidak hanya berdiam di kaki bukit atau dus un terpencil , para
dukun kini hadir lewat televis i dan beriklan melaluinya, bahkan turut serta jadi pemain
sinetron. Mereka juga menja di figur publik yang dikenal dan dipercayai malah
dikagumi . Termasuk kepada praktek perdukunan adalah para peramal an nasib, jodoh
atau rezeki. Patut diingat bahwa Rasulullah SAW dalam riwayat, melakukan peramalan
namun hal ini adalah apa y ang dianugrahkan Allah SWT dengan tata cara yang tidak
sama dengan para ahli nujum yang kita kenal dewasa ini dan anugrah kepada beliau
namun tidak dititahkan kepada umatnya untuk diikuti, tidak semua yang dilakukan
Rasulullah SAW harus diikuti umatnya ( sebagaimana umat Islam diperbolehkan
bersyair namun Rasulullah SAW tidak ber syair, Rasulullah SAW tidak menerima
sedekah namun membolehkan umatnya menerima sedekah dan lain - lain ).
- Kegoyahan iman
Tak pelak lagi, tokoh penyihir paling populer masa kini adalah tokoh fiktif rekaan JK
Rowling Harry Potter . Mulai dari novel ia merambah ke l ayar lebar, dan berbagai
merchandise yang laku keras. JK Rowling pernah menuntut ilmu di University Of
Exeter selama 4 tahun. Jika kita lihat mo tto universitas ini sendiri adalah Lucem
Sequimur yang kalau diingriskan menjadi “ We Follow The Light. ” ( Kami Mengikuti
Cahaya ) Mungkin rata-rata orang akan menganggap “ light “ itu adalah ilmu tetapi
dalam bahasa pagan, umumnya “ light “ sering diasosiasikan dengan Lucifer/ Iblis.
Seringkali tayangan yang memuat hal berbau sihir menunjukkan bahwa apa yang kita
ingini dapat diperoleh dengan sihir, asal mengacungkan tongkat dan mantra. Mari kita
simak dan pelajari lebih sungguh – sungguh, dalam kehidupan kita tawaran jasa
berbau sihir masih bertebaran dan mungkin diantara kita ada yang sempat
menggunakannya atau mempercayainya . Alasan hanya layanan hiburan memang
sering ditampilkan, namun perlukah kita akan hiburan yang membalikkan sesuatu
yang bathil menjadi sesuatu yang haq ?
Ramalan, jampi – jampi, penanaman benda benda mistik akan membuat orang
tersugesti. Sugesti adalah pengaruh yang dapat menggerakkan hati. Sugesti ini bisa
membuat orang menjadi reaktif karena terlalu percaya kepada ramalan dan akan
mempengaruhi tingkah laku, sikap, dan keyakinan. Dapat pula muncul depresi karena
sibuk memikirkan sesuatu yang belum terjadi sampai lupa kewajiban hari ini,
Bergantung dan berharap pada selain Allah SWT sangatlah berat konsekuensinya,
karena berarti menyekutukan keyakinan kepada Allah SWT dan ini adalah syirik. Allah
SWT lewat utusan - utusanNya telah melawan sihir secara jelas , kita bisa simak dari
Al Qur an perihal Nabi Musa AS melawan para tukang sihir Fir aun ataupun riwayat
lain.
" Dari Imran bin Hushain RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda : 'Bukan termasuk
golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur ( menentukan nasib sial
berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain ), yang meramal atau yang
meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa
mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia
telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW "
Islam sendiri tidak mengenal adanya sihir putih dan hitam , sihir adalah terlarang
untuk dipraktekkan. Kami tidak menyeru anda sekalian bergegas membakar buku –
buku Harry Potter dan sejenisnya, atau memburu para dukun lantas membakar
mereka hidup – hidup. Pelajarilah lebih jauh dari berbagai sumber, agar terhindar dari
tipu dayanya dan kami mengajak anda sekalian untuk meninggalkannya . Lawanlah
propaganda ini dengan langkah yang dapat kita lakukan bersama yaitu :
“ Sistem Dajjal “ sudah melontarkan peluru – peluru untuk menembus iman kita,
membocorkan dan mengurainya sampai habis tak bersisa. Sihir hanyalah salah satu
yang mereka tampilkan secara positif , sedikit banyak ia akan berpengaruh jika tidak
mulai kita sadari, maka aqidah harus kuat terlindung dan dipagari. Semoga Allah SWT
menguatkan kita semua…
InsyaAllah kita kan berjumpa dalam ulasan bulan de pan….SALAM PERLAWANAN !!!
“ Manusia ( di dunia terbuai dalam ) tidur jika telah meninggal dunia , mereka akan
terjaga “ ( Imam Ali Bin Abi Thalib RA )
“ Tidak ada aktivitas yang dikerjakan anak Adam yang lebih dapat menye lamatkan
dirinya dari neraka melebihi amalan dzikrullah “ ( Mu’adz Bin Jabal RA )
“ Ajarilah anakmu memanah , berenang dan menungang kuda “ ( Umar Bin Khattab RA
)
“ Barangsiapa tutur katanya lembut , maka harus disayangi “( Imam Ali Bin Abi Thalib
RA )
“ Jika engkau berada di sore har i, jangan menunggu pagi hari , jika engkau berada di pagi
hari, janganlah menunggu sore hari . Beramallah saat engkau s ehat sebelum dat ang
sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ ( Ibnu Umar RA )
“ Tidaklah engkau berbicara dengan suatu kaum de ngan objek pembicaraan yang tidak
tercerna daya tagkap mereka , kecuali akan berubah menjadi fitna h bagi sebagian mereka
“ ( Ibnu Mas ‘Ud RA )
“ Sebaik baik kebajikan a dalah yang paling segera dilakukan “ ( Al Abbas Bin Abdul
Muththalib RA )
“ Berdzikirlah kepada Allah karena itu adalah obat ja nganlah englau sibuk
membicarakan orang karena itu adalah penyakit ” ( Umar Bin Khattab RA )
“ Seandainya rasa takut dan penghara pan seorang mukmin ditimbang niscaya akan
berimbang “ ( Mutharrif Bin Syikhir )
“ Ilmu adalah gudang kekayaan dan kuncinya ialah bertanya “ ( Ibnu Syihab Az Zuhri )
“ Pertolongan Allah SWT untuk hambaNya lebih baik dari pertolongannya terhadap
dirinya “ ( Wuhaib Bin Al Ward )
“ Diam adalah hikmah namun hanya sedikit yang melakukannya “ ( Lukman Al Hakim )