Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK PENGABAIAN TERHADAP AMAL SUNNAH SEHARI-HARI

Jika kita melihat pada perjalanan hidup para sahabat ra, maka akan kita lihat bagaimana mereka senantiasa menjaga terhadap hal - hal yang sunnah, bahkan berhati - hati terhadap hal yang mubah, karena cinta mereka yang begitu tinggi kepada Allah SWT dan karena takut terjerumus pada hal hal yang dimurkai Allah. Kita membaca seorang sahabat yang mulia Abu Salamah ra, yg memiliki kebiasaan setiap pulang dari majlis Rasulullah SAW di malam hari, senantiasa membangunkan istrinya untuk bersegera menceritakan oleh oleh berupa cahaya wahyu al-Quran yang baru didapatnya. Kita juga melihat bagaimana shahabat Umar ra menginfakkan kebunnya yang disayanginya di Madinah hanya karena tertinggal takbiratul-ihram dalam shalat berjamaah, dan lain - lain.

I. Sebab sebab Terjadinya Pengabaian

1. Terkotori oleh kemaksiatan. Kemaksiatan berapapun kecilnya adalah berbahaya, Nabi Muhammad SAW bersabda : Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka diberikan noda hitam dalam hatinya. Maka janganlah melihat kecilnya sebuah maksiat, tapi lihat kepada siapa maksiat itu diarahkan. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa makna hajrul-quran (meninggalkan al-Qur'an) dalam surat al-Furqan bukan hanya berarti tidak membaca, melainkan juga tidak mau menghafal & mengamalkan al-Quran. Maka saat ditimpa musibah berat jangan sedih, mungkin sedemikian banyaklah dosa kita. Tapi kita tidak perlu putus asa, karena jika bertaubat insya Allah akan dihapus dosa tersebut oleh Allah SWT, sebagaimana kata para ulama : La Kabair maal Istighfar, wala Shaghair maal Istimrar.

2. Berlebih- lebihan dalam hal yang mubah. Memang mubah adalah boleh, tapi jika berlebihan maka dapat merusak amal, minimal menyia - nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Kitab at-Tauhid, Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa pintu masuk syetan yang terakhir adalah pintu ini, setelah pintu murtad, pintu syirik, pintu bidah, pintu kufur, pintu maksiat dan pintu makruh.

3. Tidak sadar akan nilai nikmat Allah. Dalam QS Ibrahim ayat 34 disebutkan ttg demikian banyaknya limpahan nikmat-Nya pada diri kita, juga dalam QS Ar Rahman. "Maka nikmat RABB-mu yg mana lagi yang akan kamu dustakan (dengan tidak bersyukur/ beribadah). Sampai - sampai kita masuk jannah-pun karena nikmat-Nya dan bukan karena amal kita (HR Bukhari Muslim).

4. Lalai terhadap kebutuhan kita terhadap amal amal tersebut. Diantara manfaat istighfar adalah menambah kekuatan fisik, rizki, dan sebagainya. Jika ingin diingatNya maka kita dulu harus ingat kepada-Nya (Fadzkuruni adzkurkum). Fenomenanya diantaranya ialah banyak menyia- nyiakan waktu menunda - nunda atau bahkan sampai tak tahu apa yang akan dikerjakan lagi.

5. Lemahnya pemahaman yg benar tentang hakikat pahala yang berlipat ganda. Diantara amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit. Nabi Muhammad SAW, jika ada waktu istirahat maka beliau melakukan shalat (Arihna ya Bilal bish Shalat).

6. Melupakan kematian & apa yang menanti setelahnya. Allah mengingatkan kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal untuk setelah kita mati. Kata Ali RA : Shalatlah kalian seperti shalatnya seorang yang akan meninggalkan dunia. Pesan Abu Bakar pada Aisyah ra : "dan jika aku sudah meninggal, maka kafanilah aku dengan kain yang paling murah, karena ia hanya akan menjadi wadah nanah & darah".

7. Mengira amalnya sudah cukup. Terlalu banyak tugas & pekerjaan. a. Maka hrs tawazun, ingat kisah Salman & Abu Dzar ra. b. Nabi SAW membagi wktnya dlm 3 bagian : 1/3 u/ Rabb-nya, 1/3 u/ keluarganya & 1/3 u/ ummatnya.

9. Ditunda - tunda & dinanti - nanti.

Kata nabi Muhammad SAW: Persiapkanlah yang 5 sebelum datang yang 5, Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum masa matimu. Orang yang kuat menurut Umar ra adalah orang yang bersegera dalam setiap amal.

10. Menyaksikan sebagian panutan dlm kondisi pengabaian. Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu dosa kecil yang bisa menjadi dosa besar adalah dosa kecil yang dilakukan oleh ulama, karena dapat mengakibatkan ditiru orang lain. Oleh karenanya maka Nabi Muhammad SAW demikian menekankan disiplin pada keluarganya (Fathimah ra, Ali ra, Hasan & Husein ra) sebelum orang lain.

DAMPAK PENGABAIAN TERHADAP AMAL-YAUMIYYAH (HARIAN)

I. Dampaknya Terhadap Pribadi

1. Timbulnya kegoncangan & tidak tenang jiwanya. Setiap penyimpangan pasti akan menimbulkan kegelisahan & setiap pengabaian akan berdampak pada stress & kegoncangan. Terjadinya split personality, berbeda saat bersama - sama dengan ikhwah dan saat ia menyendiri.

2. Malas melaksanakan kewajiban atau bahkan terputus. Timbulnya kemalasan beribadah, sampai pada tingkat dicabutnya nikmat ibadah oleh ALLAH SWT. Letak kekuatan seorang dai ada pada ibadahnya, ketika itu dicabut maka tidak ada lagi bedanya ia dengan para musuh ALLAH SWT.

3. Mulai berani berbuat maksiat.

Asalnya maksiat kecil, sembunyi - sembunyi sampai pada dosa besar. " Laysal kaba'ir bil istighfar wa laysa shagha'ir bil istimrar (Tidak ada dosa besar jika diikuti taubat, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus)". Bahkan sampai merasakan nikmat bermaksiat, naudzu billah.

4. Menurun & melemah fisik mentalnya. Ibadah akan menambah kekuatan fisik & mental (QS 11/52). Fathimah ra saat merasa berat pekerjaannya diberi resep oleh ayahnya Kekasih ALLAH : tasbih, tahmid, takbir (masing - masing 10 kali sebelum tidur).

5. Diharamkan dari pertolongan & taufiq Ilahi. Sunguh Allah beserta orang orang yang bertakwa dang orang orang yang berbuat kebaikan (QS 16/128). Baik dalam kehidupan pribadinya maupun ummat secara keseluruhan, sebagaimana kata Umar ra : "Kalian ditolong Allah bukan karena jumlah kalian, tetapi karena kesucian kalian, maka jika kalian bermaksiat tak ada lagi perbedaan kalian dengan musuh kalian disisi ALLAH SWT."

6. Hilangnya wibawa & pengaruh di depan ummat lain. Sabda Nabi SAW : "Kelak datang suatu masa dimana kalian seperti makanan dalam piring dihadapan orang - orang yang lapar (bal antum yaumaidzin katsir, walakinnakum kaghutsais sair) Jumlah kalian saat itu sangat banyak, namun kualitas kalian bagaikan buih yg terbawa oleh banjir)". Salah satu keistimewaan ummat Nabi SAW adalah diberikan rasa takut musuh sejauh 1 bulan perjalanan (nushirtu bir rubi mashirata syahrin). "Iyyakum wa katsratu dhahik, fainnahu yumitul qalba wa yadzhabu binuril wajhi (Takutlah kalian dengan banyak tertawa, karena akan berdampak pada matinya hati kalian dan hilangnya cahaya khusyu' di wajah kalian)".

II. Dampaknya Terhadap Kelompok

1. Semakin jauhnya kemenangan plus semakin banyaknya hambatan internal. Ketika sebuah kelompok dakwah bersikap lalai terhadap amal yaumiyyah ini, maka akan semakin memperlambat datangnya nashrullah, sehingga aktifitas kelompok itu seolah jalan di tempat tidak ada kemajuan yang berarti. Selain itu datang berbagai hambatan yang disebabkan faktor internal, karena lemahnya azzam, kedisiplinan, jiwa berkorban, ketaatan, dan lain - lain dikalangan para pendukung kelompok dakwah.

2. Tidak adanya ketegaran saat ditimpa ujian & rintangan. Saat datangnya ujian maka para kader akan berguguran seperti daun kering tertiup angin, karena rendahnya kualitas keimanan dan quwwatu shillatu biLLAH (intensnya hubungan dengan ALLAH) dikalangan kader kader dalam kelompok dakwah tersebut. Saat datangnya rintangan maka kader - kader dalam kelompok dakwah tersebut akan lebih memprioritaskan dunia & meninggalkan amal dakwah, karena lemahnya kekuatan ruhiyyah mereka, perebutan kekuasaan, iri dan hasad semuanya menjadi api dalam sekam yang sewaktu - waktu siap melumatkan kelompok dakwah tersebut.

3. Kesemuanya ini akan memukul mundur kelompok dakwah tersebut, bahkan sampai memporak porandakannya tidak berbekas sama sekali. Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang panjang, berat & sulit, karena merupakan tugas terberat yang dipikul oleh manusia manusia langit yaitu para Nabi as, oleh karenanya ia membutuhkan kader - kader yang teruji dan militan. Orang - orang yang mudah terluka oleh duri dan tergores oleh kerikil kecil akan dibersihkan dari shaff para mujahid, "wa liyumahhishaLLAHulladzina amanu, wa yattikhidza minkum syuhadaa (Dan agar ALLAH membersihkan shaff orang - orang yang beriman dan menjadikan sebagian dari mereka menjadi syuhada)". Oleh karena itu para kader tersebut harus benar - benar mengikuti proses pembinaan yang serius & kontinyu untuk mematangkan fikrah dan mentalnya melaksanakan kewajiban kewajiban & tugas - tugas yang diperintahkan oleh ALLAH SWT dan Rasul SAW untuk meningkatkan kualitas dan soliditasnya demi memikul amanah yang amat berat ini. "Sesungguhnya KAMI telah

menawarkan amanah dakwah ini kepada langit, bumi dan gunung - gunung, tetapi mereka semuanya menolaknya karena takut mengkhianatinya. lalu amanah itu diterima oleh manusia.." Jalan mengatasi semua ini satu - satunya adalah melakukan introspeksi (muhasabah) atas berbagai faktor penyebab diatas, bertaubat

& kembali melaksanakan amal yaumiyyah, sambil mengikuti pembinaan yg kontinyu dan bertawakkal kepada Allah SWT, semoga saja IA memilih kita untuk layak dimasukkan dalam kelompok para junud dan anshar-NYA. Minal mu'minina rijalun shadaqu ma 'ahadahuLLAH 'alaih, faminhum man qadha nahbahu wa minhum man yantazhir, wa ma baddalu tabdil (Dan diantara orang - orang beriman itu ada Rijal - rijal yang menepati apa yang dijanjikannya kepada ALLAH, diantara mereka ada yang telah syahid dan diantara mereka ada yang menunggu syahid, tapi mereka tidak mengubah janjinya sedikitpun..)

Anda mungkin juga menyukai