Anda di halaman 1dari 10

SURVEI PANAS BUMI TERPADU (GEOLOGI, GEOKIMIA DAN GEOFISIKA)

DAERAH HU’U, KABUPATEN DOMPU, PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

Oleh:
Herry Sundhoro, Bakrun, Bangbang Sulaeman, Timor Situmorang,
Eddy Sumardi , Imanuel. MF, Dikdik Risdianto, Liliek. R. R.

SUBDIT PANAS BUMI

ABSTRACT
The Hu’u geothermal area is located in the southeastern part of the middle Sumbawa island. Most
thermal features occur in an area souronding the NW-SE trending fault. The surface features
presumably indicate the potency of geothermal resources beneath the area. These features include
hot springs, fumarole and also altered rocks. The Distribution of the surface features occurs at
elevations between 90 to 500 m above sea level, and the temperatures are between 37 and 80° C.
Geological, geochemical and geophysical surveys recognized a geothermal prospect area located in
the up-flow system of the Hu’u geothermal area. The prospects covers an area of about 10 km2
recognized by mercury and CO2 high distribution. Possible reserve of the geothermal energy of Hu’u
area is about 69 MWe.
SARI
Daerah panas bumi Hu’u terletak di sebelah tenggara bagian tengah P. Sumbawa. Manifestasi panas
umumnya berada disekitar daerah patahan yang berarah baratlaut-tenggara. Manifestasi permukaan
yang mengidentifikasikan akan adanya potensi panas bumi di kedalaman berupa kelompok
pemunculan mata air panas, fumarola dan juga daerah alterasi. Mata air panas tersebut berada pada
ketinggian diantara 99-500 m dpl dan bersuhu antara 37 hingga 80° C.
Hasil survei geologi, geokimia dan geofisika telah bisa membatasi daerah up-flow dan daerah
prospek panas bumi seluas ± 10 km2. Perkiraan daerah prospek ini didasarkan pada hasil anomali
mercuri/Hg and CO2 dengan besarnya estimasi cadangan terduga sekitar 69 MWe.

Berdasarkan data tersebut, maka perlu


PENDAHULUAN dilakukan penyelidikan panas bumi terpadu
P. Sumbawa terletak di jalur gunungapi berupa survei geologi, geokimia dan geofisika
(volcanic belt) orogen Sunda. Sepanjang jalur dengan maksud untuk mengidentifikasi
ini banyak terdapat pemunculan manifestasi karasteristik geologi berupa urutan dan
panas bumi, yang mengidentifikasikan adanya sebaran batuan, struktur geologi, alterasi dan
potensi energi panas bumi di kedalaman. perangkap panas yang ada di daerah Hu’u
Potensi ini apabila di kelola secara baik dan serta untuk mengetahui tipe, sistim, parameter,
terencana akan bisa menghasilkan energi konfigutasi dan struktur bawah permukaan,
listrik berasal dari energi panas bumi. sehingga akan diketahui luas daerah prospek,
Beberapa penyelidik terdahulu menyebutkan daerah dis-charge dan re-charge, model panas
bahwa di Hu’u-Daha, Kabupaten Dompu, bumi, potensi cadangan panas bumi “terduga”
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat dan temperatur fluida bawah permukaan di
manifestasi panas bumi berupa mata air panas daerah Hu’u.
dan batuan alterasi.
LOKASI PENYELIDIKAN
Selain itu wilayah Kabupaten Dompu ini
Daerah selidikan berada di wilayah
tidak memiliki potensi sumber energi fosil
Kecamatan Hu’u-Rasabau, Kabupaten
seperti minyak bumi, gas maupun batubara
Dompu, Provinsi NTB. Luasnya ± 32 X 27
sehingga konsumsi energi untuk penduduk
km2 yang berada pada posisi geografis
dan daerah harus dipasok dari wilayah lain
124o50’03”-125o08’02” BT dan 08o08’35” -
yang mengakibatkan nilai subsidi menjadi
08o23’43” LS (Gambar 1).
lebih besar. Dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang dari waktu ke
waktu semakin meningkat perlu diupayakan
untuk mencari sumber energi alternatif yang METODA PENYELIDIKAN
berasal dari bumi Kabupaten Dompu sendiri. Penyelidikan panas bumi terpadu di Hu’u,
Salah satunya adalah energi panas bumi. NTB memakai 3 metoda, yaitu: geologi,
geokimia dan geofisika. Penyelidikan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-1
difokuskan pada tubuh vulkanik Puma dan penampang tahanan jenis semu dibuat di
Wawosigi yang berumur Miosen dan setiap lintasan dan pengukuran penampang
mempunyai manifestasi panas di Desa Hu’u tahanan jenis sebenarnya dilakukan di 5 titik
dan Daha. Sebelum pelaksanaan survei sounding: C-3000, D-3000 dan 4000, E-4000
dilakukan persiapan yang meliputi telaahan serta F-4000.
Citra (image) Landsat yang datanya diadobsi Pengukuran Head-On dilakukan di 2 lintasan
dari (www.landsat.org, 2001). X dan Y dengan interval titik ukur 100 m.
Penyelidikan geologi lapangan menggunakan Keduanya dibuat tegak lurus struktur dengan
lintasan peta secara random. Pengamatan data jarak elektroda C= 4000 m. Interpretasi
memakai alat GPS/Global Positioning System. struktur head-on dibuat berdasarkan ploting
Data dan sampel batuan yang selektif diolah perpotongan kurva tahanan jenis semu dengan
dan dianalisis untuk mendapat hasil simpulan, sumbu kedalaman sama dengan AB/4 di
sedangkan umur batuan diambil dari referensi. penampang lintasan X dan Y untuk mendapat
Pengamatan geokimia dan geofisika arah dan kemiringan sesar.
difokuskan di daerah menifestasi dengan grid GEOLOGI
lintasan berjarak 1000 X 250 m. Panjang Geologi regional, P. Sumbawa merupakan
lintasan A, B, C, D dan E 7000 m, E, F-6500 bagian busur gunungapi Banda. Akibat gejala
m dan G-5500 m yang memotong struktur tektonik banyak terbentuk struktur-struktur
geologi dan disesuaikan kondisi topografi. lipatan, sesar dan kelurusan vulkanik yang
Dalam penyelidikan geokimia diambil sampel mempunyai arah timurlaut-baratdaya dan
air panas, Hg tanah dan CO2 udara tanah baratlaut-tenggara (Bemmelen, 1949). Di
untuk analisis laboratorium. Analisis air utara pulau ini ada G. Tambora yang meletus
panas menghasilkan konsentrasi kation dan tahun 1815 (Herdervani 1963).
anion unsur major, isotop 18O dan deuterium. Perusahaan Listrik Negara/PLN yang pernah
Selanjutnya ditetapkan tipe dan berpengaruh melakukan pemetaan geologi di Hu’u dan
lingkungan dengan cara pengeplotan kedalam sekitarnya dalam rangka survei panas bumi
diagram segitiga Cl-SO4-HCO2, Cl/100-Li- pada tahun 1984 menguraikan bahwa: batuan
B/4 dan Na/1000-K/100-√Mg, sedangkan gunungapi yang ada di sini berumur Miosen
penghitungan Geotermometer air panas Bawah dan pada bagian atasnya diendapkan
menggunakan unsur SiO2, Na/K, Na-K-Ca aluvium dan endapan pantai yang berumur
atau K-Mg. Resen.
Sampel tanah dan udara tanah pada kedalaman
Geologi daerah penyelidikan
1 m di 102 titik lintasan dianalisis kandungan
Geomorfologi, berdasarkan kepada bentuk
Hg dan CO2. dan dibuat sebaran kontur
bentang alam, pola aliran sungai, tingkat erosi
anomali untuk indikasi daerah up-flow.
dan jenis batuannya di daerah Hu’u dapat
Dalam penyelidikan geofisika dipakai 4 cara, dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi,
yaitu geo-magnet, gaya berat, geo-listrik dan yaitu satuan morfologi dataran pantai (SDP),
Head-On. Pengukuran geo-magnit dilakukan satuan morfologi dataran rendah (SDR),
di 224 titik amat dari 188 titik ukur di lintasan satuan morfologi vulkanik Puma (SVP) dan
dan 36 titik amat regional dengan jarak 500 m. satuan morfologi vulkanik Wawosigi (SVW) .
Pendataan intensitas magnit dilakukan dengan
Stratigrafi, hasil pemetaan yang didukung
memakai 4 set alat magnetometer tipe G-856,
interpretasi Citra Landsat dan analisis
G-836 dan G-826 dengan ketelitian dari 0.1,
petrografi contoh batuan yang representatif
1.0 dan 10 gamma dan harga IGRF 45.210
menunjukkan bahwa di daerah Hu’u dapat
gamma serta variasi harian dengan harga
dipisahkan menjadi 12 satuan. Urutan dari tua
fluktuasi antara 45.125 - 45.212 gamma.
ke muda adalah: satuan lava G. Wawosigi
Penyelidikan gaya berat dilakukan untuk
1/Tmlw 1, Satuan lava G. Wawosigi 2/Tmlw
identifikasi struktur bawah permukaan.
2, Satuan breksi G. Wawosigi/Tmbw, Satuan
Penentuan densitas batuan dilakukan langsung
aliran piroklastik G. Wawosigi/Tmaw, Satuan
di laboratorium dari sampel yang diambil,
lava G. Puma 1/Tmlp 1, Satuan jatuhan
sehingga sesuai fakta sebenarnya di lapangan.
piroklastik G. Puma/Tmjp, Satuan lava G.
Harga rata-rata menunjukkan 2.42 gr/cm3.
Puma 2 /Tmlp 2, Satuan aliran piroklastik G.
Pada penyelidikan geo-listrik dipakai metoda
Puma/Tmap, Satuan lava G. Puma 3/Tmlp 3,
Schlumberger bentangan simetris 2 arah.
Satuan gamping terumbu/ koral (Qgt), satuan
Pengukuran tahanan jenis semu dilakukan
sedimen pantai (Qsp) dan Aluvium (Qa)
memakai bentangan AB/2=250, 500, 750 dan
(Gambar. 2). Hasil pentarikhan jejak belah
1000 m dan dibuat peta anomalinya. Namun
(fision track dating) dari sampel lava G. Puma
bentangan yang representatif untuk kedalaman
diambil AB/2= 1000 m. Sedangkan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-2
menunjukkan batuan itu berumur Miosen Atas Lacoha/APTC, Sori Rewa/APAER atau Ama
(5.8 ± 0.2 Ma). Eno Rewa, Lapui/APLP (Desa Daha) dan
Struktur geologi, di Hu’u dicerminkan oleh Huu-1/APSH-1 atau S. Huu, Huu-2/APSH-2
bentuk-bentuk: depresi, kelurusan, paset segi atau Sori Owa, Lekai/APLK, Limea/APTL,
tiga, dinding patahan (gawir sesar), kekar, Ncangga-1/APSC-1 dan Ncangga-2/APSC-2
offset batuan, kelurusan sungai, bukit dan (Desa Daha). Selain mata air panas di atas di
tofografi, zona hancuran batuan/ breksiasi Limea, cangga dan Pure juga ada batuan
(fracture), manifestasi panas bumi berupa alterasi hydrothermal bertipe argilik sebagai
batuan alterasi argilik dan kelompok- gejala manifestasi panas bumi permukaan.
kelompok mata air panas. Berdasarkan data itu Karakteristik, tipe dan lingkungan
maka ada 3 perioda pembentukan sesar, yaitu: airpanas, Dari contoh air panas hasil analisis
- Periode I, sesar-sesar berarah barat-timur, laboratorium dapat ditentukan klasifikasi air
barat baratlaut-timur tenggara dan timurlaut- berdasarkan kandungan konsentrasi unsur.
baratdaya yang merupakan sesar normal Klasifikasi ini sangat tergantung pada kondisi
tertua. Sesar berarah barat-timur dinamakan air panas itu, pemunculannya, kontaminasi
sesar Lakei, yang berarah barat baratlaut- dan pengenceran oleh air di sekitarnya /air
timur tenggara dinamakan sesar Hu’u lama permukaan. Hasilnya dalam gambar 3 dan 4.
dan yang berarah timurlaut-baratdaya Kandungan unsur kimia air panas yang di
dinamakan sesar Daha. plotkan pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3
- Periode II, sesar-sesar berarah baratlaut- menunjukkan bahwa sebagian besar air panas
tenggara, yaitu sesar Madawa serta pasangan berada dalam tipe bikarbonat (Lacoha, Sori
sesar Hu’u di utara dan sesar Ncangga di Rewa, Lapui, Lakai, Huu-1, 2 dan Cangga 1),
selatan. sedangkan air panas Cangga 2 masuk kedalam
- Periode III, sesar-sesar yang berarah utara- tipe sulfat dan mata air panas Limea ada
selatan (Lamea dan Tolokuta). Kedua sesar dalam tipe klorida (Gambar 3 A). Hasil
ini merupakan sesar normal paling muda. ploting diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg
Sesar Lamea ada di teluk Lamea, sedangkan menunjukkan bahwa semua mata air panas di
di teluk Tolokuta terdapat sesar Tolokuta atas masuk di daerah immature water
dengan blok timur relatif turun (Gambar 2). (Gambar 3 B). Sedangkan diagram segitiga
Geohidrologi, Daerah re-charge di Hu’u Cl-Li-B menunjukkan bahwa semua mata air
berada pada Satuan Morfologi Vulkanik panas berada di lingkungan yang terpengaruh
Wawosigi/SVW dan Satuan Morfologi unsur sedimen khususnya air panas Cangga 2
Vulkanik Puma/SVP yang mencakup ± 65 % dan juga telah ter pengaruh air laut untuk mata
seluruh luas daerah. Satuan ini mempunyai air panas Limea. (Gambar 4).
puncak-puncak kerucut dengan ketinggian Klas tipe air panas bikarbonat menunjukkan
antara 1300-1700 m dpl. Air hujan yang turun bahwa konsentrasi HCO3 jumlahnya jauh
sebagian akan meresap ke daerah berelevasi lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi
rendah untuk selanjutnya muncul di lembah- klorida dan sulfat. Ini akibat dari terlarutnya
lembah berupa mata air. Sedangkan air hujan gas CO2 dari fluida bertemperatur relatif
yang teralirkan di permukaan bumi, akan tinggi dari bawah yang terencerkan oleh air
mengalir sebagai aliran sungai dan menuju permukaan atau kemungkinan juga dari
laut sebagai run off water. contoh air panas ini yang memang telah
Daerah dis-charge ada pada satuan Morfologi terkontaminasi dan didominasi oleh air
Dataran Pantai/SDP dan satuan Morfologi meteorik/air permukaan. Sedangkan tipe air
Dataran Rendah/SDR yang mencakup ± 35 % panas sulfat menunjukkan bahwa air panas ini
dari seluruh daerah penyelidikan. Air hujan/ dominan mengandung konsentrasi SO2 artinya
meteoric water sebagian akan meresap berkemungkinan besar berasal langsung dari
kebawah melalui rekahan (fracture), porositas bawah pemukaan atau dari suatu reservoar air
batuan dan gaya gravitasi untuk menjadi air panas yang banyak mengandung gas-gas
tanah yang terperangkap jauh di bawah vulkanik (up-flow system). Namun mata air
permukaan. Daerah ini menjadi kantong air panas Limea yang termasuk tipe air panas
(catchment area) dan tempat berakumulasinya klorida dengan jelas menunjukkan bahwa
air tanah, sedangkan sebagian air hujan yang secara fisik di lapangan memang berada di
mengalir di permukaan selanjutnya mengalir pinggir teluk Limea dan telah terkontaminasi
sebagai aliran sungai menuju ke arah laut. air laut. Sehingga tingginya Cl disini bukan
dari suatu reservoar panas bumi melainkan
GEOKIMIA dari pengaruh air laut. Daerah immature
Mata airpanas dan batuan alterasi, mata air water menggambarkan adanya pengaruh air
panas di Hu’u ada 9 lokasi, yaitu di permukaan/ air meteorik yang dominan.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-3
Walaupun awalnya air panas itu berasal dari bersifat non magnetik berupa batuan ubahan
wadah fluida panas di kedalaman. Hal akibat fluida panas bumi.
tersebut di dukung juga oleh grafik isotop δD Anomali magnit sedang antara 0-100 dan 0
18
(Deuterium) terhadap δ O yang sampai -100 gamma tersebar di seluruh daerah
menunjukkan bahwa mata air panas Huu, ditafsirkan merupakan batuan non magnetik
Daha dan Limea cenderung mendekati garis yaitu breksi, tufa (batuan piroklastik).
MWL/meteoric water line (Gambar 5). Grafik Anomali Gaya Berat, hasil yang representatif
tadi menjelaskan bahwa mata air panas diatas yang ditampilkan disini adalah peta anomali
sudah terkontaminasi oleh air permukaan. sisa/residual. Peta tersebut merupakan
Pendugaan temperatur bawah permukaan, ekstraksi anomali bouguer dengan anomali
Estimasi pendugaan suhu bawah permukaan/ regional dan merupakan anomali gaya berat
Geothermometer air panas dihitung dari lokal. Peta anomali sisa merupakan respon
kandungan unsur kimia contoh air panas dari batuan bawah permukaan yang relatif
Lacoha, Sori Rewa, Lapui, Lakai, Huu-1, 2, dangkal. Berdasarkan kontrasnya dapat ditarik
Cangga 1, 2 dan Limea. Untuk air panas di kelurusan kontur yang secara kualitatif
diatas yang dominan bertipe bikarbonat juga diinterpretasikan sebagai patahan di
ada yang bertipe sulfat dan klorida, maka kedalaman. Terdapat lima patahan berarah
penentukan pendugaan temperatur bawah tenggara-baratlaut dan 2 berarah baratdaya-
permukaan yang memenuhi persyaratan timurlaut. Peta anomali sisa menunjukkan
dipakai rumus SiO2 conductive cooling dari pola lineasi kontur cenderung berarah
sampel airpanas Cangga 2. Dari perhitungan tenggara-baratlaut. Dengan harga anomali
geotermometer tersebut diperolah besaran dikelompokkan menjadi 4, yaitu anomali
temperatur empiris 180° C. Suhu reservoar rendah <-5 mgal yang menyebar ke timurlaut
sebesar 180° C itu merupakan suhu reservoar dan tenggara, anomali sedang dengan harga -5
berentalpi menengah (medium enthalphy). s/d 0 mgal dan 0 s/d 5 mgal berada di timur
Sebaran konsentrasi Hg tanah dan CO2 dan anomali tinggi >5 mgal menempati bagian
udara tanah, Hasil analisis contoh tanah dan tengah dan utara (Gambar 7).
udara tanah diperoleh kandungan konsentrasi Geolistrik dan Head-On
Hg tanah yang bervariasi antara 20-1425 pp Hasil penyelidikan geolistrik tahanan jenis,
dan CO2 udara tanah antara 0.03-1.95 %. Hasil anomali tahanan jenis semu bentangan
Keduanya memiliki nilai ambang batas/ AB/2= 1000 m mempunyai pola hampir sama
background value sebesar 720 ppb dan 0.60 % dengan pola tahanan jenis semu bentangan
(v/v). Data itu selanjutnya di plotkan kedalam lebih pendek. Anomali sedang sedikit berada
peta untuk mendapatkan kontur sebaran Hg di lintasan B dan D, selanjutnya diikuti oleh
tanah dan CO2 udara tanah di kedalaman 1 m anomali sedang-rendah cukup luas di bagian
(Gambar 6). Hasilnya menunjukkan bahwa tengah dan timur dengan luas ± 10 Km2 pada
anomali Hg dan C02 terfokus di Doro setiap lintasan dengan arah penyebaran utara
Nangasia, Ncangga dan Doro Wowosigi- selatan. Anomali sedang-rendah seluas ± 10
Nangadoro dengan arah utara-selatan. Daerah Km2 ini diperkirakan sebagai daerah prospek
ini merupakan zona-zona lemah tempat panas bumi. Di bagian barat terdapat anomali
munculnya mata air panas Huu 1, 2 dan rendah yang kemungkinannya merupakan
Cangga 1, 2 akibat sesar Huu, Cangga dan repleksi dari air laut (Gambar 8).
Nangadoro. Penampang tegak tahanan jenis
GEOFISIKA sebenarnya, Dari data per titik sounding
Geo-magnet, peta anomali magnit total dibuat model penampang tahanan jenis 2-D.
memperlihatkan beberapa kelurusan baratlaut- Penampang AB dibuat memotong setiap
tenggara dan baratdaya-timurlaut yang lintasan dengan arah baratdaya-timurlaut
ditafsirkan sebagai struktur. sehingga diperoleh penampang yang melalui 4
Anomali magnit tinggi antara 0-670 gamma titik sounding di titik amat C3000, D4000,
menunjukkan kutub-kutub magnit yang E4000, F4000. Hasil penampang AB
melingkar di utara, tengah, timurlaut, menunjukkan terdapat 4 grup lapisan, yaitu:
baratdaya dan selatan dan ditafsirkan sebagai Lapisan I/lapisan permukaan, dengan nilai
batuan bersifat magnetik sedang-tinggi, tahanan jenis antara 22-120 Ωm, berketebalan
batuannya adalah andesit dan lava yang 36-45 m dan terdapat di kedalaman 52-60 m,
muncul kepermukaan . batuannya adalah lava dan breksi.
Anomali magnit rendah antara 0-886 gamma Lapisan II, dengan tahanan jenis 8-17 Ωm, ber
menyebar di utara, selatan, timurlaut, tengah ketebalan 42-170 m dan berada pada
dan baratdaya, ditafsirkan sebagai batuan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-4
kedalaman 160-250 m, batuannya diduga panas/pocket magma (?) di bawah permukaan
breksi/lava yang sudah lapuk. dan diprediksikan sebagai sumber panas yang
Lapisan III, dengan nilai tahanan jenis 2-3 memanasi air tanah dalam di reservoar dan
Ωm, berketebalan 220-553 m, ada di mendorong fluida panas keatas melalui zona
kedalaman 425-715 m, diduga batuannya sesar/rekahan yang menyebabkan
adalah batuan alterasi. terbentuknya batuan ubahan.
Lapisan paling bawah mempunyai nilai Model tentatif panas bumi daerah Hu’u, NTB
tahanan jenis 11-15 Ωm dan berada di menunjukkan, bahwa (Gambar 10):
kedalaman lebih dari 715 m, batuannya adalah Sumber panas/heat source diduga berupa bodi
lava/breksi lapuk (Gambar 9). (tubuh) magma di bawah vulkanik Wawosigi
Kurva dan interpretasi struktur head-on dan Puma.
Lintasan-X, kurva tahanan jenis semu dibuat Zone reservoar berada di daerah akumulasi air
berdasarkan ploting perpotongan antara kurva tanah dalam dan berbentuk sistem air panas
hasil pengukuran dengan sumbu di kedalaman yang terperangkap di rekahan/ retakan batuan.
sama dengan AB/4. Pada penampang lintasan Zona ini diperkirakan ada di kedalaman -900
X, tampak 3 buah sesar. Sesar I terdapat hingga -1600 m di bawah manifestasi. Air
pada titik amat X-600 di kedalaman yang tanah yang terpanasi di kedalaman itu
berhubungan dengan bentangan AB/2= 200 m selanjutnya akan naik kepermukaan melalui
hingga AB/2= 400 m, dengan kemiringan akses dalam zona patahan atau rekahan batuan
hampir tegak. Sesar II ada pada titik amat X- dan muncul sebagai mata air panas.
1000, muncul pada semua bentangan mulai Batuan penudung merupakan batuan lava hasil
permukaan pada bentangan AB/2=200 m erupsi G. Wawosigi dan G. Puma berupa clay
sampai bentangan yang paling besar/AB/2= cap pada kontak sentuh dengan lapisan air
800 m, kemiringan struktur ke arah timur dan panas di sekitar manifestasi air panas dan
makin kedalam kemiringan makin tegak. batuan alterasi. Di daerah manifestasi
Struktur III berada pada titik amat X-1850 ketebalan lempung penutup ini lebih tebal bila
dengan ke miringan hampir tegak ke arah dibandingkan dengan daerah yang semakin
barat sampai bentangan AB/2=400 m, menjauh dari manifestasi permukaan.
kemudian menerus miring ke arah barat Batuan konduktif adalah batuan-batuan
dengan sudut kemiringan lebih besar sampai Tersier Tua/ Miosen Bawah yang mengalami
pada titik amat X-1500. Dari struktur II dan silisifikasi, dimana rambatan panas
III yang menerus sampai kedalaman, maka terkonduksi melalui batuan ini, sedangkan
diperkirakan zona itu adalah zona depresi di konveksi panas teralirkan melalui fluida di
sepanjang S. Hu’u dan merupakan akses sepanjang zona permeabilitas/fraktur dan
manifestasi panas bumi kepermukaan. patahan.
Daerah prospek panas bumi terdapat pada
DISKUSI zona depresi S. Hu’u yang menempati bagian
Di daerah Hu’u, NTB akumulasi panas di tengah dan di timur. Kontur anomali nilai
bawah permukaan terindikasikan oleh adanya tahanan jenis sedang-rendah 15-5 Ωm ini
batuan ubahan argilit dan pemunculan membuka ke arah timur dengan luas ± 10 Km2
beberapa mata air panas. Indikasi tadi dan mempunyai kedalaman > 900 m.
menunjukkan bahwa fluida di bawah Perkiraan/estimasi potensi cadangan terduga
permukaan bersifat normal-asam, sehingga berdasar formula Standarisasi Potensi Panas
sistim lempung penudung/ clay cap hadir di Bumi Indonesia (DGSM, 1999), adalah:
sini. Lempung penudung letaknya berada di
atas daerah reservoar, khususnya di sekitar Q = 0,11585 x A x ( TRes – T cut off) o C
manifestasi Pure, Limea dan Ncangga. di mana:
Sedangkan Fluida panas di zona reservoar Q: Potensi energi panas bumi terduga (Mwe).
Hu’u diduga bersistim 2 (dua) fase, yaitu fase 0,1158: nilai konstanta
uap dan fase air panas dengan pH netral-asam. A: Luas daerah potensi (km2).
Peta mapping geolistrik menunjukkan adanya berdasarkan peta tahanan jenis semu
anomali sedang-rendah di daerah tengah dan AB/2=1000 m.
timur seluas ± 10 Km2. Sedangkan hasil TRes: Suhu bawah permukaan (o C).
sounding menunjukkan adanya daerah bernilai yaitu 180o C berdasarkan perhitungan
tahanan jenis 11-15 Ωm pada kedalaman lebih geotermometer air panas SiO2 “conductive
dari 715 m, sehingga diduga terdapat cooling” .
reservoar pada kedalaman > 900 m (?). Tcut off : Suhu cut off dalam oC, yaitu 120o C
untuk reservoar berentalpi sedang
Dari analisis geomagnet dan gaya berat (intermediate entalphy).
terindikasi adanya struktur berupa sisa tubuh Asumsi ketebalan reservoar ± 1 Km.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-5
Sehingga potensi cadangan terduga di daerah membuktikan adanya potensi uap dan panas di
Hu’u adalah: kedalaman tersebut.
Q = 0.11585 x 10 x (180-120) Mwe Namun disarankan potensi di zona up flow
= 69 Mwe (60-70 Mwe). Cangga sebelum dilakukan pemboran landaian
suhu atau pemboran eksplorasi perlu
KESIMPULAN
dilakukan survei megneto teluric (MT) untuk
Di daerah Hu’u akumulasi fluida panas di
mengetahui daerah anomali dan patahan-
kedalaman terindikasikan oleh adanya batuan
patahan di penetrasi yang lebih dalam. Selain
ubahan dan mata air panas Lacoha, Sori rewa,
itu perlu dilakukan sosialisasi pada
Lapui, Hu’u, Lekai dan Ncangga yang
masyarakat setempat dan perlu diinventarisasi
bertemperatur antara 32.0 - 46.1°C dengan pH wilayah tata guna lahan di daerah vulkanik
netral (6.5-7,3) dan mata air panas Limea Wawosigi dan Puma sehingga tidak terjadi hal
bertemperatur 80oC dengan pH asam (2.1- yang beresiko di dalam pelaksanaan
2.7). pemboran.
Indikasi itu menunjukkan bahwa sifat fluida di
bawah relatif netral-asam dengan entalphy
sedang. Diperkirakan terdapat lempung
PUSTAKA
penudung (clay cap) yang letaknya di atas Bemmelen, van R.W., 1949; The Geology of
reservoar di bawah manifestasi Pure, Limea Indonesia. Vol. I A.732 p. Government
dan Cangga. Sedangkan fluida panas yang Printing Office. The Hague. Netherlands.
terdapat dalam zona reservoar di daerah Hu’u Breiner.S. 1973, Application Manual for Portable
diduga bersistim 2 fase, yaitu fase uap dan Magnetometers.
fase air pana. Namun fluida berfase air panas Fournier, R.O., 1981. Application of Water
di sini jumlahnya relatif dominan apabila Geochemistry Geothermal Exploration and
dibandingkan dengan fluida berfase uap. Reservoir Engineering,“Geothermal System:
Principles and Case Histories”. John Willey
REKOMENDASI & Sons. New York.
Adanya potensi energi panas bumi di daerah Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute
Hu’u, Nusa Tenggara Barat dengan cadangan Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-
terduga sebesar 60-70 Mwe dan mata air Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 –
2765.
panas Cangga 2 yang bertipe sulfat yang
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and
mencerminkan sistim panas bumi up - flow Geothermal System. Academic Press Inc.
perlu ditindak lanjuti dengan pemboran Orlando.
landaian suhu sedalam 250 m atau bor Telford and Sheriff, 1990, Applied Geophysics,
eksplortasi sedalam 1000-1500 m untuk Cambridge University.

Skala 1:1.250.000

Gambar 1, Lokasi penyelidikan

Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-6


Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005
38-7
Gambar 2, Peta geologi daerah Hu’u, Kabupaten Dompu, NTB
Gambar 3A, Pengelompokan tipe air panas Gambar 4, Diagram Cl, Li dan B

Gambar 3B, Kandungan relative Na, K dan Mg


20

10

-10 18
δD = 8 δ O + 14
Meteoric Water
-20
Line
Ap.Huu

D ( H2O )
-30

Ap. Cangga
-40

-50 Ap.Limea
-60
Ap.Daha
-70

-80
-12 -7 -2 3 8
18
δ O ( H2O )

18
Gambar 5, Grafik isotop O vs Deuterium

Daha Timur
So

PETA KONTUR SEBARAN HG TANAH


Sori

ri
Ad

DESA ADU
9032000
Gambar 6A, PETA KONTUR
u

Doro Sura
Nd an

Nangasia
Madawa Tenga Doro Tekadimpa

DAERAH HU'U, KEC.HU'U,KAB.DOMPU


250
o

SEBARAN Hg TANAH
sori

NUSA TENGGARA BARAT


Mad

DESA RASABOU
aw

Pinis
A 7000
U
a

500
Labuhan
Huu A 6500
Mamboa A 6000
A 5500
bai

9030000
Oim

A 5000 B7000
Sori

A254500
0 Doro Moka DESA KUTA
uu B6500 DESA DAHA
Doro Wawomadawa
500
iH A 4000
Sor B6000
Huu Lama A 3500 Doro Morowawo
B5500 Doro Joblo
Sareamadomba A 3000
B5000
A 2500 Doro Nangasia 500
B4500 750 0M 1000 M 2000 M 3000 M 4000 M
A 2000
B4000
A 1500 Doro Lenggelehe
9028000 Doro Ngampa B3500
A 1000 C7000
B3000 C6500
A 500 Doro MatimbiDoro Waduramba
B2500 C6000
A0 B2000 250 C5500 Sori
Huu
Doro Kareo
B1500 C5000 1000
Doro Lakey
B1000 C4500
Lakey B500 D4950
C4000 D7000
B0 C3500 D6500
Doro Puma
C3000 KABUPATEN DOMPU KETERANGAN
D5500D6000
y
ke
9026000 ri
La C2500
So
C2000 250 D5000 500 jo
750

C1500 KECAMATAN HUU Ra


ri
E 7000 So < 200 ppb
C1000
C500 Doro Peti E 6500
D3500 D4000
Ncangga Utara E 6000
C0 D3000
200 - 400 ppb
So

gga E 5500
ri N

Ncan D2500 E 5000


Sori DESA HUU
ca

D2000 250 F6500 75


ng

E 4500 0
ga

D1500 E 4000 F6000


D1000 E 3500 F5500 400 - 700 ppb
9024000 D500 Selatan
Ncangga E 3000 F5000
E 2500 Doro Pure
D0 F4500
E 2000 F4000
E 1500 F3500 > 700 ppb
E 1000
F3000 G 5000 G 5500
E 500 F2500
E0 G4500 500
F2000 G 4000 doro Wawosigi Doro Puma 500 Kontur topografi interval 50 meter
F1500 G 3500 KABUPATEN BIMA
F1000 G 3000 KECAMATAN MONTA
F500 ro G 2500
9022000 F0 Do DESA KUTA
ri
So G 1500
G 2000 Titik amat magnit
Nangadoro G 1000 50
0
G 500
G0 250
Jalan raya, jalan desa
0
50

Doro Karinti Sungai


Sori

Sori Tolo
a

Sama
an

Doro Matiti
ep

9020000
ri O

kuta

250
Trafu

So
i
Siw

i
ao

Mata air panas


Co
ri

Sori
So

ri
So

250
Doro Lame
Mata air dingin
Sori Tolokuta

KABUPATEN DOMPU KABUPATEN BIMA


KECAMATAN MONTA
So li

KECAMATAN HUU Gas


9018000 DESA KUTA
Sa ma

DESA HUU
Teluk lamea

Toro Kaboe

Toro Nisantodo

652000 654000 656000 658000 660000 662000 664000

Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-8


Daha Timur

Gambar 6B

So
PETA KONTUR SEBARAN CO2 GAMBAR GB-12

Sori

ri
Daha Timur

So
DESA ADU

Ad
Gambar 7. PETA ANOMALI SISA
9032000

So ri

ri
u
Doro Sura

Ndano
DESA ADU

Ad
Madawa Tenga Doro Tekadimpa 9032000

u
Doro Sura
PETA ANOMALI SISA DAN STRUKTUR

Ndano
PETA HU'U,
KONTUR SEBARAN CO2
Nangasia

DAERAH KEC.HU'U,KAB.DOMPU
250
Nangasia
Madawa Tenga Doro Tekadimpa
250

GAYA
PATAHAN BERAT
DAERAH dan
HU'U KAB.DOMPU

sori
NUSA TENGGARA BARAT

sori
UDARA TANAH

Mad
DESA RASABOU

Mad
NUSA TENGGARA BARAT
DESA RASABOU

aw
Pinis
A 7000
U STRUKTUR PATAHAN

aw
Pinis

a
500
Labuhan
Huu A 6500
Huu 500
Mamboa A 6000 Labuhan
Mamboa
A 5500

bai
9030000
U

Oim

bai
A 5000 9030000
B7000
F2

Oim
Sori
A254500
0 Doro Moka DESA KUTA

Sori
B6500 DESA DAHA 500 Doro Moka
uu Doro Wawomadawa 2 50 DESA KUTA
iH A 4000
F3
DESA DAHA 500
Sor B6000 uu Doro Wawomadawa
iH
Huu Lama A 3500 Doro Morowawo Sor
B5500 Doro Joblo Huu Lama
Sareamadomba A 3000 Doro Morowawo
B5000 Doro Joblo
A 2500 Doro Nangasia 500 Sareamadomba
B4500 750 0M 1000 M 2000 M 3000 M 4000 M Doro Nangasia 500
A 2000 B4000 750
A 1500 Doro Lenggelehe
9028000 Doro Ngampa B3500
A 1000 C7000 Doro Lenggelehe
B3000 C6500 9028000 Doro Ngampa
A 500 Doro MatimbiDoro Waduramba
B2500 C6000
A0 B2000 250 C5500
Sor
i H
uu
Doro Kareo F1 Doro MatimbiDoro Waduramba
0M 1000 M 2000 M 3000 M 4000 M
B1500 C5000 1000 250
Sor
i Huu
Doro Kareo
Doro Lakey
B1000 C4500 Doro Lakey
1000 KETERANGAN
Lakey B500 D4950
C4000 D7000
C3500 D6500
B0
C3000 Doro Puma KETERANGAN Lakey

9026000 ri
La
k e y
C2500 D5500 D6000 KABUPATEN DOMPU
ke
y KABUPATEN DOMPU
Doro Puma
< - 5 mgal
So La
C2000 250 D5000 500
750 9026000 ri
C1500 KECAMATAN HUU
E 7000 ri
R
ajo So
F4 250 500
ajo
750

C1000
So
< 0.2 %
KECAMATAN HUU
So
ri
R
-5 s/d 0 mgal
C500 Doro Peti E 6500
D3500 D 4000 Doro Peti
Ncangga Utara E 6000
C0 D3000 Ncangga Utara
0 s/d 5 mgal
So
a
gg E 5500 0.2 - 0.4 %
ri N
Ncan

So
Sori D2500 E 5000DESA HUU gga

ri
ca
F6500 Ncan
D2000

Nc
250 75 Sori DESA HUU

ng
E 4500 0

an
ga
250 75
D1500 E 4000 F6000

gg
0

> 5 mgal

a
D1000 E 3500 F5500 0.4 - 0.6 %
9024000 D500 Selatan
Ncangga E 3000 F5000
Doro Pure 9024000 Ncangga Selatan
D0 E 2500 F4500 Doro Pure
E 1500
E 2000
F3500
F4000
> 0.6 %
F5 Kontur anomali sisa
E 1000
F3000 G 5000 G 5500
F6
E 500 F2500
E0 G4500 500
F2000 G 4000 doro Wawosigi 500

F1500 G 3500
Doro Puma 500
KABUPATEN BIMA Kontur topografi interval 50 meter doro Wawosigi Doro Puma 500
KABUPATEN BIMA
Kontur topografi interval 50 meter
F1000 G 3000 KECAMATAN MONTA
F500 ro G 2500 KECAMATAN MONTA
9022000 Do
F0 ri
So G 1500
G 2000
DESA KUTA
Titik amat magnit 9022000
ri
Do
ro
DESA KUTA Titik amat magnit
So
Nangadoro
G 500
G 1000 50
0
Nangadoro F7 50
0

G0 250
Jalan raya, jalan desa 250 Jalan raya, jalan desa
0
50 0
50
Doro Karinti Sungai Sungai
Sori

Sori Tolo
Doro Karinti

Sori

Sori Tolo
na

Sama
e pa

a
Doro Matiti

Sama
an
9020000 Doro Matiti
ri O

ep
kuta
250 9020000

ri O
afu

kuta
So

250
Mata air panas
i
Siw

Trafu
i

So
ao

Mata air panas


Tr

i
Siw

i
Co

ao
ri

Sori
So

Co
ri

ri

Sori
So
So

ri
So
250
Doro Lame 250
Mata air dingin Doro Lame Mata air dingin

Sori Tolokuta
KABUPATEN DOMPU KABUPATEN BIMA

Sori Tolokuta
KECAMATAN MONTA KABUPATEN DOMPU KABUPATEN BIMA

Gas
Soli

KECAMATAN MONTA
Gas

Soli
KECAMATAN HUU
9018000 DESA KUTA
Sama

DESA HUU KECAMATAN HUU


9018000 DESA KUTA

Sama
Teluk lamea DESA HUU
Teluk lamea

Toro Kaboe
Toro Kaboe
Patahan diperkirakan
Toro Nisantodo
Toro Nisantodo

652000 654000 656000 658000 660000 662000 664000


652000 654000 656000 658000 660000 662000 664000

Daha Timur
Gambar
PETA ANOMALI TAHANAN 8,SEMU AB/2=1000 M
JENIS GAMBAR 9, PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA C-3000, D-4000,E-4000 DAN F-4000
So

PENAMPANG TAHANAN JENIS SEBENARNYA


So ri

ri

DESA ADU
Ad

9032000
DAERAH HU'U, KEC.HU'U,KAB.DOMPU
u

Doro Sura
Ndano

PETA ANOMALI TAHANAN JENIS


Nangasia
Madawa Tenga
250
Doro Tekadimpa
NUSA TENGGARA BARAT 400 C3000
F4000
sori

SEMU A/BU = 1000 m 110


Mad

DESA RASABOU
60 E 400035 110
4030
aw

Pinis
300 4513
8
a

Labuhan
Huu 500
120
Mamboa A-6000 D4000
200 22
i

12
imba

9030000 A-5500 28
3
O

A-5000
17
Sori

50
Doro Moka DESA KUTA
2A-4500

Sor
iH
uu
A-4000
DESA DAHA
Doro Wawomadawa
500
100
Huu Lama A-3500
B-5500
B-6000
Doro Morowawo 15
Doro Joblo
0
Sareamadomba A-3000
B-5000
A-2500 Doro Nangasia 500
0m 1000 m 2000 m 3000 m 4000 m
B-4500 750
A-2000
B-4000

9028000 Doro Ngampa


A-1000
A-1500
B-3500 Doro Lenggelehe -100
A-500
B-2500
B-3000
Doro MatimbiDoro Waduramba 2
-200
C-6000
B-2000
250 C-5500 Sor
i Huu
Doro Kareo
Doro Lakey
B-1500 C-5000 1000
KETERANGAN
-300
B-1000 C-4500

Lakey B-500 C-4000


C-3500
Doro Puma
y
C-3000 KABUPATEN DOMPU < 5 Ohm-m 3 3
9026000 So
ri
La
ke
C-2500 D-5500
D-6000
-400
C-2000 250
D-4900
KECAMATAN HUU
500
Ra
jo
750
2
C-1500
E 7000 So
ri
5 s/d 10 Ohm-m
-500
D-4500
C-1000
Doro Peti E 6500
C-500 D-3500 D-4000
Ncangga Utara E 6000
D-3000
10 s/d 30 Ohm-m
So

gga
-600
ri N

E 5500
Ncan
Sori D-2500 E-5000DESA HUU
ca

250 75
ng

D-2000 F6500 0
E-4500
ga

F6000
D-1500 E-4000
> 30 Ohm-m
9024000 Ncangga
D-1000
D-500 Selatan E-3000
E-3500
F5000
F5500

Doro Pure
-700
E-2500
F4500
E-2000 F-4000
Kontur anomali tahanan jenis semu 12
E-1000
E-1500 F-3500 -800
E-500 F-3000
F-2500 500

F-1500
F-2000 doro Wawosigi Doro Puma 500
KABUPATEN BIMA Kontur topografi interval 50 meter -900 15
F-1000 KECAMATAN MONTA

9022000
F-500

So
ri
Do
ro
DESA KUTA
Titik amat geolistrik -1000
Nangadoro 0
11
50

250
Jalan raya, jalan desa -1100 12

50
0
-1200
Doro Karinti Sungai
Sori

Sori Tolo
a

Sama
an

Doro Matiti
ep

9020000
ri O

kuta

250
Trafu

So

Mata air panas


i
Siw

i
ao
Co
ri

Sori
So

ri
So

250
Doro Lame
Mata air dingin
Tahanan jenis sedang-tinggi Tahanan jenis rendah Tahanan jenis sedang Tahanan jenis tinggi
( batuan penutup) ( alterasi ) ( batuan lapuk, piroklastik ) ( batuan kompak/ lava)
Sori Tolokuta

KABUPATEN BIMA

Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-9


KABUPATEN DOMPU
KECAMATAN MONTA
Gas
Soli

9018000
KECAMATAN HUU
DESA KUTA 1.2 - 3 Ohm-m 2 - 3 Ohm-m 8 - 15 Ohm-m 11 - 15 Ohm-m
Sama

DESA HUU
Teluk lamea

Toro Kaboe

Toro Nisantodo

652000 654000 656000 658000 660000 662000 664000

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 38-9


Gambar 10. Model 3-D Tentatif Panas Bumi Daerah Huu, Kab. Dompu - NTB

Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 38-10

Anda mungkin juga menyukai