DISUSUN OLEH:
1. Andi Yusnita /0805025036
2. Herni Kurniati /0805025062
3. Diniarti M /0805025007
4. Ana Pertiwi /0805025020
5. Nadia F /080502511
6. Evin S /08050250
1. Benzena
Benzena (C6H6) adalah senyawa siklik dengan enam atom karbon
yang tergabung dalam cincin. Benzen berbentuk segienam samasisi sebab
semua ikatan identik. Dengan adanya delokalisasi elektron berarti tidak
adanya perbedaan pada ikatan tunggal dan rangkap pada benzen.
Kestabilan energi dari benzena berhubungan dengan delokalisasi.
Sebagai prinsip yang umum, semakin menyebarnya elektron disekitar
dalam kata lain semakin terdelokalisasi molekul akan menjadi makin
stabil. Kestabilan elektron ini sering dihubungkan dengan kata genergi
dari delokalisasih (deloalisation energy).
Dengan adanya delokalisasi elektron benzen lebih stabil sekitar
150 kJ mol-1 dari seharusnya. Jika ditambahkan atom yang lain pada
cincin benzene, maka harus dipakai sebagian dari elektron yang
terdelokalisasi untuk menghubungkan atom dengan cincin. Dan hal itu
akan mengganggu delokalisasi dan system akan menjadi tidak stabil.
Karena sekitar 150 kJ untuk setiap 1 mol benzen harus disuplai untuk
memutus delokalisasi, hal ini menyulitkan terjadinya reaksi.
Segienam melambangkan cincin dari keenam karbon, dimana
hidrogen terikat dimasing-masingnya.(Anda harus mengerti bahwa
perhitungan pasangan yang kurang untuk menentukan banyaknya
hydrogen tidak berlaku untuk hal ini).
Benzena memiliki titik didih dan titik leleh yang khas. Perhatikan data titik
didih dan titik leleh senyawa benzena berikut.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa p-xilena mempunyai titik leleh yang lebih
tinggi daripada o-xilena atau m-xilena. Titik leleh yang tinggi merupakan sifat
khas benzena substitusi karena pada bentuk p isomer lebih simetris dan dapat
membentuk kisi kristal yang lebih teratur dan lebih kuat daripada bentuk orto
atau meta.
b. Sifat Kimia
a. Halogenasi
Halogenasi ini dicirikan oleh brominasi benzena dengan katalis FeBr3. Peranan
katalis ini adalah membelah ikatan Br – Br. Perhatikan reaksi halogenasi pada
benzena berikut.
b. Nitrasi
Reaksi nitrasi terjadi jika benzena diolah dengan HNO3 dengan katalis H2SO4.
Reaksi yang terjadi adalah seperti berikut.
c. Alkilasi
Alkilasi sering disebut juga dengan Friedel – Crafts. Reaksi ini menggunakan
katalis AlCl3. Reaksi ini dikembangkan oleh ahli kimia Perancis Charles Friedel
dan James Crafts. Perhatikan reaksi alkilasi 2 kloro propana dengan benzena
dengan katalis AlCl3 (reaksi Friedel – Crafts).
d. Sulfunasi
Reaksi sulfunasi suatu benzena dengan asam sulfat berasap menghasilkan asam
benzena sulfonat. Perhatikan reaksi sulfunasi berikut.
1. Benzena Monosubstitusi
1. Nitrasi aromatik
Nitrasi aromatik yang membentuk senyawa nitro terjadi dengan
pembentukan ion nitronium dari asam nitrat and asam sulfat.
2. Sulfonasi aromatik
Sulfonasi aromatik benzena dengan uap asam sulfat yang
menghasilkan asam benzenasulfonik .
3. Halogenasi aromatik
Halogenasi aromatik benzena dengan bromin, klorine atau iodine
membentuk senyawa halogen aril yang dikatalisasi besi trihalida yang
sepadan.
4. Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel-Crafts yang terdiri dari asilasi dan alkilasi dengan
sebuah reaktan asil halida atau alkil halida.
http://gurumuda.com/bse/tata-nama-benzena
http://gurumuda.com/bse/sifat-sifat-senyawa-benzena