Anda di halaman 1dari 11

Menganalisis Cerpen

“Parmin”
Oleh : Muhammad Rafi R
Kelas : X - Akselerasi
Tema
 Perubahan sifat pada seseorang dapat menimbulkan
kecurigaan yang menyebabkan permasalahan
 Bukti :
 Sifat Parmin berubah ketika pesta
 Keluarga menduga Parmin mencuri
 Keluarga menjebak Parmin
 Parmin terjebak dan diketahui mencuri
 Hilman mengejar Parmin yang melarikan diri
 Barang curian ternyata hanya es krim untuk anak-anaknya
Amanat
 Boleh mencurigai tapi harus dilengkapi bukti
yang jelas. Oleh karena itu keterbukaan antar
sesama harus ada agar tidak timbul
kecurigaan.
Latar
 Latar Tempat :
 Dapur :
“saya pas masuk dapur waktu itu…”
 Garasi :
“Lalu saya ke garasi.”
 Gudang belakang :
“… gudang belakang dibongkar”
 Jalan menuju rumah Parmin :
“.. di tengah jalanan Jakarta yang macet..”
 Rumah Parmin
“Sampai kemudian Parmin menyusuri dinding sebuah rumah
petak, separuh batu dan sebelah atas dinding kayu”
Latar
 Latar Waktu :
 Nanti siang :
“Sebab nanti siang akan ada pesta lagi”
 Pukul lima sore :
“Jam menunjukkan pukul lima sore…”
 Maghrib :
“Suara adzan maghrib kedengaran dari segala penjuru
 Pukul sembilan :
“Pukul sembilan dia datang…”
Latar
 Latar Suasana :
 Tergesa-gesa : “Himan meloncat menuju sepedanya, melesat ke
jalanan mengejar Parmin”
 Gelisah : “Mami cemas, mesti bertanya ke rumah sebelah.
Gagang telepon diangkat. Tapi berapa nomornya? “… ada yang
tahu nomor telepon Pak Hendrawan rumah sebelah?” “Oom
Hendrawan kan sudah pindah, Mi.” “Ya Ampun!”
 Gaduh : “Tiga anak kecil keluar dari dalam, merubung Parmin.
Seorang meninju-ninju kaki Parmin, seorang ber-breakdance tak
karuan, dan yang satu lagi menarik-narik tas. “Hati-Hati ada isinya!”
 Hening : “Serentak semua diam. Semua tegang menanti bagian.
Cuma kedengaran si bungsu yang berulang menyedot ingus”
Penokohan
 Parmin
 Rajin, sabar, cekatan : “Parmin. Tukang kebun yang rajin dan tak
banyak cakap itu. Yang kerjanya cekatan, dengan wajah
senantiasa memancarkan kesabaran.”
 Ramah :
“Tolong ya, Min.”
“Nggih,” kata Parmin sambil tersenyum.
“Terima kasih ya, Min.”
 Mencurigakan : “Beberapa saat melihat ke arah tasnya yang

tergantung di sepeda, baru kemudian pergi. Balik lagi Sepertinya


dia mau membuka tas itu, tapi batal, ragu-ragu, menengok kanan
kiri ….”
Penokohan
 Mami
 Mudah penasaran : “… karena penasaran, saya pura-pura ke
dalam, tapi lewat jendela diam-diam saya mengintip….”
 Tegas : “Kejar!” teriak Mami”

 Himan
 Gesit : “Himan meloncat menuju sepedanya, melesat ke jalanan
mengejar Parmin”
 Mudah ragu : “..sementara Himan sendiri lama-lama menjadi
kurang yakin...

 Anak-anak Parmin
 Sopan : “Terima kasih Tante Oche, Tante Ucis, Oom Himan”
Alur
 Pengenalan
 Parmin tukang kebun yang rajin, cekatan, dengan wajah yang
senantiasa memancarkan kesabaran.
 Komplikasi
 Suatu hari Parmin terlihat membawa tas yang mencurigakan dan
pergi terburu-buru sehingga Himan dan keluarganya menduga
Parmin mencuri sesuatu
 Klimaks
 Parmin suatu ketika melintas cepat dari dapur ke garasi. Himan
melihat sekilas Parmin memasukkan sesuatu ke dalam tasnya.
Lantas Himan mengejar Parmin.
Alur
 Menurun
 Ketegangan mulai menurun ketika Parmin mengeluarkan kantong
yang berisi es krim yang sudah mencair dari dalam tasnya yang
mencurigakan itu
 Resolusi
 Ternyata Parmin hanya mencuri es krim, iya tergesa-gesa pulang
karena takut es krim yang dibawanya mencair.
Sudut Pandang
 Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang
ketiga karena si pengarang menggunakan kata
ganti ‘‘dia’’ dan ‘‘mereka’’, pengarang juga
menyebutkan nama untuk kata ganti orang

Anda mungkin juga menyukai