Anda di halaman 1dari 2

CERITA DI HARI SELASA

Pada suatu hari tepatnya pada tanggal 18 Oktober di hari Selasa


guru-guru sedang rapat. Sebenarnya itu adalah jam olahraga, namun
guru kami sedang sibuk, maka dari itu aku dan temanku menggunakan
kesempatan jamkos untuk menikmati waktu yang kosong di kantin. Di
kantin kami bercerita hal yang lucu, membahas hal random yang
menarik sambil memakan bakwan dan meminum minuman.

Tak lama kemudian, Rara memanjat di tembok pagar sekolah


yang berbatasan dengan rumah seseorang. Karena aku penasaran aku
pun ikut naik disana, aku agak takut karena jika jatuh akan langsung
terjun ke air. Aku naik dengan pelan pelan dan dibantu oleh Rara.
Setelah aku berhasil, lalu Ayesha dan Fina menyusulku. “We Echa,
duluanmo, seppa nanti rokku ai” ucap Fina. “Ai duluanmo, jatuh gamma
ka mu ketawai ja nanti ih” ucap Ayesha. “Puah nda, sini kupegangko,
kaki mu dulu mu taro di sini terus dudukmo” Ucap Rara sambil
mempraktikkan contohnya. “Ai nda bisaka, jatuhka nanti jadi duyung,
Fina mo duluan” Ucap Ayesha. “Ai duluanmo, baru naik ka saya” ucap
Fina.

Ayesha pun naik lalu di susul oleh Fina. Setelah kami semua naik,
kami malah tidak bisa turun. Karena jarak dari pagar ke kantin cukup
jauh, jadi kami bergeser sedikit ke belakang kelas 9-6. Namun di situ
juga terlalu tinggi, kami bingung bagaimana cara turun, ditambah lagi
siswa laki-laki 9.1 sedang nongkrong di situ. Aryana menunggu kami
untuk turun di sana. “Weh samaji bohong, lebih tinggi ini e” ucap
Ayesha. “Ai turunmo cepat, nalihatki nanti Pak Andis” Ucap Fina. Rara
pun lompat duluan, dia turun tanpa terjatuh. Fina pun bersiap untuk
turun, tapi saat melompat dia malah terjatuh.

Kami berdua tambah tidak yakin untuk turun, kami berdua


mencoba berbagai cara untuk turun, tapi tidak berhasil. Saat
mengumpulkan niat untuk turun, Akil malah melempar batu ke atap
rumah itu sambil berteriak “panga paoo!!”. Setelah itu, pemilik rumah itu
keluar dari rumahnya dan tiba-tiba muncul di belakangku sambil
berteriak kata kasar. Tanpa basa-basi aku langsung lompat sambil
ketakutan, kami semua lari karena ketakutan. Kami di fitnah, pria itu
mengira kami mencuri mangganya padahal tidak.
Namun kebahagiaan yang aku rasakan di hari itu tidak akan
terlupakan. Kebersamaan dan cerita-cerita dengan teman-temanku akan
selalu menjadi kenangan terindah. Saat susah maupun senang selalu
bersama-sama, mereka adalah sahabat terbaikku.

Anda mungkin juga menyukai