Anda di halaman 1dari 54

ASPEK PROSES PRODUKSI DAN

MANAJEMEN LINGKUNGAN
PALM OIL MILL SEI BALEH
PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATION
KISARAN
SUMATERA UTARA

MUHAMMAD IQBAL
F34070123
KELAPA SAWIT (Elais Guineensis)

100% FRESH FRUIT


BUNCH (D X P)

6% NOS

24% EMPTY BUNCH 0.5% ASH

8% WATER

10% EVAPORATE TO
ATMOSPHERE
7% SHELL

12% NUTS 5% KERNEL

60% FRUITLETS 8.5% NOS

54% PERICARP 20.5% WATER

25% OIL
POM SEI BALEH

Latar
LatarBelakang
BelakangPerusahaan
Perusahaan

Aspek
AspekProses
ProsesProduksi
Produksi

Aspek
AspekManajemen
ManajemenLingkungan
Lingkungan

Kesimpulan
Kesimpulandan
danPenutut
Penutut
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan
Salah satu kelompok usaha Visi : industri agro yang
Bakrie yang bergerak dibidang holistik yang menjaga
perkebunan kelapa sawit dan kesinambungan
karet dengan luas lahan 22.173 kesejahteraan para
pemangku kepentingan.
ha dengan status Hak Guna
Usaha. Misi :mengembangkan usaha
Terletak di Kisaran, Sumatera melalui pengembangan
Utara produktiitas, lahan pabrik dan
pemasaran, serta diversifikasi
dan impementasi tata kelola
perusahaan yang baik.
Struktur Organisasi POM Sei Balei
Mill Manager
Abdullah Sani

Asst. Lab
Asistant Produksi Asst. Administrasi
Mega Khairani Nst.
Yusdiadi Deddy Herlambang

Asst. Maintenance Asst. Teknik Listrik/


Asst. Produksi A Asisten Produksi B
Sugiono Instrument
Dolly Juanito Eko Arif Syarifuddin
Tatar Situmorang
Beni Susanto Rudi Chairuddin

Mandor Listrik/ Security Group Mandro Transport/


Mandor Lab Mandor Sortasi Mandor Shift A Mandor Shift B Kerani Produksi Mandor Mekanik Chief Clerk Kerani Gudang
Instrument Leader Upkeep
Dwi Amelia T. M. Ridwan S. Misli Gaharia P. Adly Suriono Iwan Kurniawan Latifah H.
Rizal Arifin Effendi Mansur
ASPEK PROSES PRODUKSI
Gambaran Umum Proses Produksi
Stasiun Timbangan

Stasiun
StasiunPenerimaan
Penerimaan

Stasiun
StasiunPerebusan
Perebusan

Stasiun
StasiunPengepresan
Pengepresan

Stasiun
StasiunKlarifikasi
Klarifikasi

Stasiun
StasiunKernel
Kernel
MATERIAL BALANCE
TOTAL FFB ( MATERIAL DXP)     100 T
TOTAL OIL 23.22 T
TOTAL OIL LOSS ABCD 1.23 T
TOTAL RECOVERED OIL 22.00 T
OIL RECOVERY EFFICIENCY     94.70 %

TOTAL KERNEL WET       4.14 T


TOTAL KERNEL LOSS 1234 0.25 T
TOTAL KERNEL DRY 3.86 T
TOTAL RECOVERY DRYED KERNEL 3.85 T
TOTAL KERNEL RECOVERY EFFICIENY   93.00 %
OIL LOSS/FFB        
A. STERILIZER WASTES 0.05 %
B. EMPTY BUNCH 0.30 %
C. SLUDGE WASTE 0.14 %
D. FIBRE 0.65 %
E. NUTS 0.08 %
TOTAL OIL LOSSES/FFB     1.23 %
KERNEL LOSS/FFB        
1. FIBRE CYCLONE 0.08 %
2. DUST CYCLONE 0.04 %
3. SHELL 0.12 %
4. KERNEL WINNOWING 0.01 %
TOTAL KERNEL LOSSES/FFB     3.85 %
OIL LOSS ON DRY BASES  
PRESS CAKE 8.00 %
FIBRE CYCLONE 7.44 %
SLUDGE WASTE 12.20 %
QUALITY          
OIL   KERNEL  
WATER 0.15 % WATER 8%
NOS 0.015 % DIRT 8%
Stasiun Timbangan

 Melakukan
Penimbangan Tonase
 Pendataan Material
yang Keluar Masuk
Stasiun Penerimaan
 Melakukan Sortasi FFB
yang akan Diolah
 Hasil Sortasi Berupa
Angka Nilai Panen
 FIFO
 FFB conveyor sebagai
alat transportasi FFB ke
Lori
 Menggunakan Lori
kapasitas 15 ton
ANGKA NILAI PANEN
Stasiun Perebusan
 Perebusan dilakukan pada tekanan
2,8 hingga 3 bar (kg/cm2) dengan
suhu perebusan 1300C dan lama
perebusan 96 menit menggunakan
sterilizer
 Kapasitas perebusan 45 ton/jam
 Tujuan Perebusan untuk
menonaktifkan enzim lipase,
koagulasi albumin, serta pelunakan
buah.
 Sterilizer sistem triple peak
Sterilizer  Tippler untuk menuang menuju
inclined sterilized fruit bunch untuk
selanjutnya menuju stasiun rebusan.
Stasiun Rebusan
 Menuang TBS rebusan
ke inclined sterilized
bunch conveyor.
 Merupakan bottle neck
pada kapasitas
pengolahan POM
 Lama penuangan 9
menit dengan satu kali
siklus selama 20 menit
Tippler
Stasiun Pengepresan
• Berfungsi untuk memberondolkan buah
dari tandannya.
• Putaran drum diatur untuk mencegah
peningkatan USB (Unstripped Sterilized
Bunch).
• Menggunakan Bunch Crusher untuk
membantu proses pemberondolan.
• Tandan yang telah kosong akan keluar dari
drum dan masuk ke empty bunch conveyor
untuk di timbun di tankos hopper.
• Buah yang telah memberondol akan lolos
melalui kisi-kisi drum untuk selanjutnya
masuk ke fruit conveyor
• Menggunakan lifting bar untuk membawa
TBS bersama putaran drum untuk
memberikan efek bantingan
Thresher • Sudut kemiringan lifting bar 50 0
Stasiun Pengepresan

 Berfungsi untuk melumatkan


buah sebelum di press
 Melakukan Injeksi uap
bertekanan 3 bar dan suhu 90-95
0
C.

 Penambahan dilution water


sebanyak 10-15% dari total TBS
olah.
 Diisi sebanyak ¾ bagian drum.
 Hasil berupa Cake dan Crude Oil.

Digester
Stasiun Pengepresan
 Memisahkan cake dan
crude oil dengan cara
pressing hasil lumatan
buah
 Tekanan press 30 – 60 bar
 Tekanan terlalu besar
dapat menyebabkan
pecahnya nut
 Tekanan terlalu kecil
menyebabkan tingginya
Worm Screw Press losses pada cake
Stasiun Klarifikasi
Stasiun Klarifikasi

• Memisahkan kotoran
kasar pada crude oil
• Menggunakan sistem
cascade dengan 4 sekat
• Dilengkapi valve untuk
melakukan drain

Sand Trap Tank


Stasiun Klarifikasi
 Melakukan penyaringan
dengan pengayakan
 Terdapat 2 screen,
bagian atas 20 mesh
bagian bawah 40 mesh
 Crude oil yang lolos
screen mengalir ke
Crude Oil Tank
 Cake dialirkan kembali
Vibrating Screen ke fruit conveyor
Stasiun Klarifikasi
 Crude oil dipanaskan
hingga 90-950 C
menggunakan steam
coil.
 Terdapat sekat-sekat
dengan ketinggian
tertentu untuk
melakukan separasi.
 Crude oil dipompakan ke
Continous Settling Tank
Crude Oil Tank
Stasiun Klarifikasi

•Mengurangi kotoran halus


yang terkandung dalam
minyak.
• Kadar kotoran minyak
hingga 0,015%
• Prinsip pemisahan
memanfaatkan perbedaan
massa jenis antara kotoran
dan minyak
Oil Purifier
Stasiun Klarifikasi
 Mengurangi kadar air
dalam minyak hingga
>0,20%
 Bekerja pada -680 mmHg
s/d -720 mmHg
 Memanfaatkan sifat
penurunan titik uap air
ketika tekanan turun
 Minyak yang telah di
proses dialirkan ke storage
Vacuum Drier tank
Stasiun Klarifikasi
 Terdapat 3 storage tank
kapasitas 2 tanki 2000 ton
dan 1 tanki 1000 ton
 Suhu 50-600 C bertujuan
menjaga fase minyak
 Pemanasan menggunakan
sistem steam coil
 Setiap tanki mempunyai
perlakuan berbeda (contoh
tanki 1 FFA > 5%, tanki 2
Storage Tank FFA < 5 %)
Stasiun Klarifikasi
 Berisi sludge yang
berasal dari CST
 Bentuk dasar cone
untuk mempermudah
proses pengendapan
 Memisahkan minyak
dan kotoran dengan
prinsip perbedaan
massa jenis
Sludge Tank  Suhu 90-950 C
Stasiun Klarifikasi
• Memisahkan kotoran berupa
pasir
• Memperingan kerja sludge
centrifuge agar tidak terjadi
keausan dini
• Memanfaatkan gaya
sentrifugal pada massa jenis
yang berbeda
• Benda bermassa jenis lebih
besar dari minyak akan
terlempar ke luar menuju
Sand Cyclone ceramic cone
Stasiun Klarifikasi
 Penyangga feeding
pada sludge separator
 Terdapat pipa overflow
untuk mencegah
sludge meluap
 Ditempatkan di tempat
yang lebih tinggi dari
Buffer Tank sludge separator
Stasiun Klarifikasi
 Memurnikan minyak
dari pengotor
 Memperingan kerja
sludge centrifuge
 Pemisahan sistem
saring
 Terdapat sikat berputar
di dalam strainer
Brush Strainer
Stasiun Klarifikasi
 Alat untuk melakukan separasi
minyak dan sludge
 Memanfaatkan gaya sentrifugal
pada perbedaan massa jenis
 Menghasilkan heavy phase dan
light phase
 Heavy phase berupa sludge yang
masih mengandung pengotor dan
minyak
 Light phase berupa crude oil
 Heavy phase akan dialirkan menuju
sludge pit sedangkan light phase
dipompakan menuju COT melalui
Brush Strainer recycle oil tank untuk dilakukan
klarifikasi karena masih
mengandung minyak
Stasiun Klarifikasi
 Menampung minyak dari
sludge centrifuge
 Menampung drain dari wet
oil tank
 Menampung overflow dari
sand tank
 Mengalirkan crude oil ke COT
 Memiliki limit switch untuk
mengatur permukaan level
minyak pada tanki sehingga
tidak ada minyak yang
Recycle Oil Tank melimpah keluar atau pompa
bekerja tanpa minyak
Stasiun Klarifikasi
• Sebagai tempat
penampungan heavy phase
pada sludge centrifuge,
drain dari stasiun klarifikasi
atau press, serta air rebusan
• Terdapat 4 bak
• Sludge dialirkan secara
underflow dan dari bak 1,2,
dan 3 dan mengalir secara
overflow pada bak 4
• Pengutipan secara manual
pada bak 1 dan 2.
Sludge Pit
Stasiun Kernel
Stasiun Kernel
DEPERICARPER
 Melakukan pemisahan fibre
dan nut melalui perbedaan
berat dalam kondisi hisapan
pneumatic
 Hisapan 22.400 cfm
 Fibre menuju below fuel
conveyor sebagai bahan
bakar boiler
 Nut akan jatuh ke polishing
drum
 Dikatakan berhasil apabila
Separating Column losses <2 %
and Fibre Cyclone
Stasiun Kernel
DEPERICARPER
 Membersihkan serabut
yang melekat pada nut
dengan memanfaatkan
gesekan nut pada drum
dan sesama nut
 Drum berongga, mulai
dari kecil hingga besar
sesuai ukuran nut
Nut Polishing Drum  Tujuan rongga untuk
meloloskan pengotor
kasar selain nut
Stasiun Kernel

 Memisahkan material
yang lebih berat dari
nut (batu,logam, dll)
Destoner dengan prinsip
pneumatic.
 Nut akan terhisap dan
tertangkap oleh airlock
Stasiun Kernel
 Pengutipan nut
berdasarkan ukurannya
 Terdiri dari drum yang
memiliki rongga berbeda
 Nut akan jatuh ke nut
hopper sesuai fraksi
ukurannya
 Membantu efisiensi
pemecahan cangkang
Nut Grading Drum nut
Stasiun Kernel
 Penampungan
sementara nut
sebelum dipecah di
unit pemecah
 Terbagi tiga fraksi,
besar, sedang, kecil
 Membantu efisiensi
Nut Hopper pemecahan nut
Stasiun Kernel
 Memecahkan
cangkang
 Keberhasilan
pemecahan cangkang
tergantung pada
proses perebusan dan
pemeraman pada nut
Ripple Mill hopper
Stasiun Kernel
 Berfungsi untuk memisahkan
cangkang, fibre, abu halus
dengan kernel
 Memanfaatkan perbedaan
densitas komponen-
komponen yang menjadi
umpan (cracker mixture).
 Losses kernel pada LTDS 1
maksimum 2% dan pada
LTDS 2 maksimum 5%.
Light Tenera Dust  Penangkapan material
Separator dengan sistem air lock
Stasiun Kernel
 Memisahkan kernel dengan
cangkang
 Pemisahan cangkang dan
kernel dalam pusaran air yang
kuat
 Kernel yang berat jenis lebih
rendah terkumpul ditengah dan
keluar melalui vortex finder ke
vibrating screen
 Cangkang yang berat terlempar
ke pinggir tabung dan keluar
Hydro Cyclone melalui cones ke vibrating
screen
Stasiun Kernel

• Menimbun sementara
dan mengeringkan kernel
sesuai kadar air di dalam
kernel yang tepat
• Kadar air kernel
maksimum 8 %

Kernel Silo Drier


Stasiun Kernel

 Penampung kernel
produksi sebelum
dijual
 Kapasitas 200 ton
 FIFO
 Dilakukan
pembersihan satu
tahun sekali
Kernel Bunker
STASIUN PENDUKUNG
MAINTENANCE
 Preventive  Predictive Maintenance  Breakdown
Maintenance bertujuan untuk Maintenance
adalah maintenace mengetahui lebih dini
merupakan
rutin untuk kemungkinan terjadinya
kerusakan pada suatu perbaikan yang
mencegah mesin dilakukan pada suatu
unit. Dengan
atau alat mengalami unit yang terhenti
diketahuinya kondisi
kerusakan sebelum peralatan tersebut operasinya akibat
usia pakai mesin atau dapat dilakukan kerusakan pada alat
alat tersebut habis. tindakan untuk tersebut. Pada
Kegiatan secara garis mencegah peralatan
dasarnya breakdown
besar meliputi tersebut breakdown
pada saat maintenance sangat
pemeliharaan,
beroperasiyang dapat tidak diinginkan,
Kegiatan ini meliputi
menyebabkan karena akan
pemeliharaan rutin terjadinya stagnasi mengganggu proses
dan berkala. proses produksi. produksi.
Stasiun Pendukung
 Turbin generator mengubah tenaga uap
Power House menjadi tenaga gerak/putar melalui sudu-
• Pada stasiun power house terdapat diesel sudnya yang selanjutnya memutar poros as
generator, turbin generator, back pressure generator sehingga menghasilkan energi
vessel dan capasitor bank. Stasiun power listrik
house berfungsi sebagai pembangkit  Diesel generator mengkonversi energi bahan
tenaga yang bertugas memenuhi bakar solar menjadi energi gerak/putar yang
kebutuhan tenaga POM serta office. selanjutnya memutar poros generator
sehingga menghasilkan energi listrik

• Pada alat ini terjadi proses  . Generator digunakan di awal proses


produksi sebelum suplai steam yang akan
pengubahan steam kering menggerakkan turbin dikirim ke kamar
mesin.
(superheated steam) yang keluar
 Back Pressure Vessel berfungsi sebagai
dari turbin menjadi steam basah akumulator untuk mengumpulkan uap
(saturated steam) dengan tekanan 3 keluaran exhaust turbin sekaligus untuk
kg/cm2, mempertahankan tekanan balik (back
pressure).
Stasiun Pendukung
• Boiler merupakan instalasi
penghasil uap yang berfunsi
menghasilkan uap yang akan
dimanfaatkan dalam proses
produksi pabrik.
• 35 ton uap per jam dengan
tekanan kerja 26-27
• Jenis uap yang dihasilkan adalah
superheated steam (uap kering)
dengan temperatur 2600-3200C.
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Manajemen Lingkungan

KEBIJAKAN

PERENCANAAN

STRUKTUR DAN
TANGGUNG JAWAB
KEBIJAKAN
•Meninjau ulang kebijakan mutu Mengkomunikasikan kebijakan mutu dan
dan lingkungan untuk menjaga lingkungan beserta sasaran-sasaran dan
target-target kepada semua tingkat
kesesuaiannya. dalam organisasi/karyawan, supplier dab
•Membuat sasaran-sasaran yang pelanggan dimanapun dapat dilakukan.
mungkin tercapai, yang akan Bekerja sama dan berkomunikasi secara
ditinjau secara periodic dalam terbuka dengan masyarakat, pemerintah,
pihak yang berwenang terhadap
kerangka waktu tertentu.
peraturan dan pihak-pihak lain untuk
Menetapkan target-target mendapatkan penyelesaian yang layak
kuantitatif untuk menunjukkan dan tepat terhadap maslah-masalah
perbaikan berkesinambungan dari mutu dan lingkungan.
system mutu dan lingkungan. Melatih dan mendidik karyawan dan
supplier untuk meningkatkan kesadaran
•Meninjau ulang dan mengevaluasi
mutu dan lingkungan.
sasaran dan target secara periodic.  
STRUKTUR ORGANISASI BAKORTIBA

Ketua

Sekretaris

Wakil Ketua

Seksi Seksi Seksi


Seksi P3K/ Seksi
Penanggulangan Penanggulangan Perlengkapan dan Seksi Penghubung Seksi Evakuasi
Kesehatan Pengamanan
Kebakaran Kecelakaan Peralatan
PENGOLAHAN LIMBAH
150 m 180 m

124 m 154 m

35 m

55 m
29 m
35 m

29 m

55 m
25 m Kolam 6
Kolam 4 Secondary Anaerobic Pond
Primary Anaerobic Pond
25 m

Kolam 2
Cooling Pond

Pompa
Sirkulasi Pompa LA

Ke Area
18 ha
Pompa Pompa LA
Sirkulasi Strainer Flow mater
Ke Area
54 ha

Kolam 1
Cooling Pond 29 m

55 m

29 m

55 m
25 m

Kolam 3 Kolam 5
Primary Anaerobic Pond Secondary Anaerobic Pond
35 m

25 m
35 m

124 m 154 m

150 m
180 m

Gbr. Kolam Limbah Kisaran Palm Oil Mill

Volume Kolam 1 & 2 = 2.275 m3 Inlet Rata-Rata/hari = 400 m3


3
Volume Kolam 3 & 4 = 35.538 m Outlet Rata-Rata/hari = 420 m3
Volume Kolam 5 & 6 = 49.098 m3
Pengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
1. Limbah Cair  Primary Anaerobic Pond (Kolam 3 &
• Pengolahan secara anaerobik 4) - proses perombakan limbah cair
• Cooling Pond (kolam1) - mendinginkan suhu oleh mikroba secara anaerobic ,
limbah cair tersebut dari 70 - 800C menjadi
bahan organic dirubah pada kondisi
sekitar 40 - 450C, sehingga bakteri mesofilik
hidup dan berkembang biak dengan baik anaerobic ke beberapa produk
• Seeding Pond (Kolam 2) - pembiakan antara lain methan dan CO2,
bakteri yang akan digunakan merombak  Secondary Anaerobic Pond (Kolam
limbah dengan memberikan nutrisi dari air
limbah dan lingkungan yang sesuai dengan
5 & 6) - Secondary Anaerobic Pond
kebutuhan bakteri. adalah kolam penampungan untuk
• Bak Kontrol - . Fungsi dari bak kontrol dialirkan ke Land Application
adalah sebagai tempat proses pra kondisi dengan menggunakan pompa ,
limbah sebelum masuk ke Primary BOD yang baik untuk Land
Anaerobic Pond. Pencampuran ini bertujuan
Application adalah 3000 – 5000
agar bakteri yang telah aktif dari Secondary
Anaerobic Pond dapat bercampur dengan ppm.
limbah cair tersebut sehingga proses
pengaktifan bakteri bisa lebih cepat.
Pengolahan Limbah
2. Limbah Padat 3. Penanganan Polusi Udara, Debu, dan
Limbah padat yang dihasilkan antara lain Kebisingan
tandan kosong (tankos) dan cangkang inti.  Pemantauan emisi buangan
Tankos yang dihasilkan pabrik diangkut dilakukan oleh laboratorium pabrik
setiap hari menggunakan truk keluar setiap enam bulan sekali untuk emisi
pabrik dan dibawa ke kebun dengan buangan, kebauan dan mutu udara
tujuan land application sebagai pupuk. ambien setiap tiga bulan sekali.
Namun, tidak dilakukan treatment Selain itu, pemantauan juga
terlebih dahulu pada tankos, dengan kata
dilakukan terhadap kebisingan dan
lain, tankos langsung dibiarkan
getaran pada pabrik setiap tiga bulan
membusuk di kebun dengan harapan
sekali, kebauan 3 bulan
dapat menjadi kompos penyubur tanah
karena telah dibusukkan oleh bakteri. sekali,sampel tanah setiap satu
tahun sekali, dan kualitas air minum
Fibre dan cangkang dijadikan bahan bakar
satu tahun dilakukan dua kali.
boiler, sedangkan sisanya dijual.
 
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Saran
 Limbah berupa tankos
• Perusahaan sudah
merupakan limbah yang
mengaplikasikan potensial untuk dijadikan pupuk.
manajemen lingkungan Sebaiknya perusahaan mengolah
dengan baik – Aspek-aspek terlebih dahulu tankos menjadi
pupuk daripada menjadikannya
ISO 14000 mulsa di perkebunan. Tankos
• Proses produksi amat baik, tersebut dapat menjadi sarang
mikroorganisme maupun hama
dibuktikan dengan losses yang dapat menyerang pohon
yang kecil serta rendemen kelapa sawit
yang cukup baik yaitu 23%  
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai