PENDAHULUAN
Steam (27%)
Condensate 34,73 %
STERILISATION exchaust steam (4,5%)
DIGESTION
BOILER
Diges fruits (64,82%)
PRESSING
Press cake (27,24%)
SCREENING DEPERICARPER
Crude Oil Fat oil (8%)
(24,80%)
SETTLING TANK NUT HOPPER
Sludge Moisture
Oil (23,56%) (12%) Dry Nut
PURIFIER DESANDER RIPPLE MILL
WINNOWING LS + Shell
WASHING &
SPILLAGE Kernel
Effluent (54,53%)
Gambar 2. Skema Pengolahan Kelapa Sawit
Proses pengolahan kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) yang
dilakukan di PTPN XIII terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
2.2.1 Sterilisation ( Proses Perebusan)
Sterilisation (perebusan) berfungsi untuk mengurangi peningkatan asalm
lemak bebas, mempermudah proses pembrondolan pada threser, menurunkan
kadar air dan melunakkan daging nuah sehingga buah mudah lepas dari biji. Lori
yang telah diisi dengan TBS pada stasiun loading rame dimasukkan ke dalam
sterilizer dengan menggunakan capstand. Kapasitas lori yang digunakan sebesar
25 ton. Proses perebusan ini menggunakan sistem uap basah dengan tekanan
perebusan 3 kg/cm3 dalam waktu perebusan selama 110 menit. Pada proses ini
kendala yang biasa terjadi adalah packing pada lori jebol sehingga harus diganti
dan proses perebusan kurang optimal.
Gambar 6. Pressing
2.2.5 Settling Tank
Minyak mentah hasil pressing masih mengandung padatan sehingga
dilakukan proses screening untuk memisahkan padatan dalam minyak. Setelah itu
minyak dialirkan ke settling tank yang berfungsi untuk mengendapkan minyak
dalam tangki pengendap (klarifikasi). Tangki ini berbentuk silinder vertical
dengan kerucut terbalik dibawahnya tempat menampung sementara endapan sisa
serabut halus, pasir, tanah dan kotoran yang lainnya.
Gambar 8. Screening
2.2.6 Purifier dan Vacuum Drier
Purifier merupakan proses yang berfungsi untuk memisahkan dan
menurunkan kadar air dan lumpur dalam minyak. Sedangkan vacuum drier
merupakan proses pengeringan lebih lanjut yang dilakukan untuk mengurangi
kadar air yang ada di dalam minyak. Pengeringan yang dilakukan dengan
pengeringan vacuum pada suhu yang relatif rendah agar minyak tidak teroksidasi
saat pengeringan dengan suhu yang tinggi.
2.2.7 Deperciper
Deperciper merupakan proses pemisahan ampas (fiber) dengan biji dan
membawa ampas untuk menjadi bahan bakar mesin boiler. Fungsi kerjanya adalah
tergantung pada berat massa yang massanya lebih ringan (ampas) akan terhisap
oleh fan tan sedangkan yang massanya lebih berat akan masuk ke Nut Hopper.
Gambar 7. Deperciper
2.2.8 Nut Hopper
Fungsi dari Nut Hopper ini adalah sebagai tempat penmapungan
sementara biji sebelum diolah pada proses berikutnya. Selain itu Nut Hopper
berfungsi untuk membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat,
membawa biji dari deperciper ke ripple mill, dan memisahkan gradasi biji.
3.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan kuliah lapangan yang dilakukan di PT Perkebunan
Nusantara XIII (Persero), dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Proses pengolahan kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara XIII
(Persero) dimulai dari pengangkutan TBS dari kebun, penimbangan,
sortasi, loading ramp, perebusan, perontokan, pengadukan, pengepresan,
penyaringan, pengendapan, pemurnian, pengeringan dan penyimpanan
CPO. Sedangkan untuk kernel dilakukan proses selanjutnya setelah
pengepresan yaitu pemisahan ampas, pengeringan, pemecahan, pemisahan,
pengeringan dan penyimpanan kernel.
2. Sistem pengolahan limbah cair di PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
masih belum memenuhi standar yang ditetapkan. Sistem pengolahan di
PKS tersebut memiliki 14 kolam (7 kolam cadangan) yang terdiri dari
Deoling Pond, Acidification Pond, Primary An Aerobic Pond, Secondary
An Aerobic Pond, Facultatif Pond, Algae Pond I dan Algae Pond II.
3. Limbah padat yang dihasilkan di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) berupa
cangkang, tandan kosong, tandan buah segar yang mentah/busuk, dan
serat. Cangkang dan serat digunakan sebagai bahan bakar diesel uap,
tandan kosong dijadikan sebagai pupuk organik dan tandan buah segar
yang mentah/busuk dibakar/dimusnahkan di tempat yang telah disiapkan.
4. Limbah gas yang berasal dari pabrik sangat mencemari kualitas udara
sekitar baik itu asap, bau, debu dan kebisingan. Asap yang berasal dari
pabrik belum diolah dengan baik.