PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum adalah untuk menguji pengaruh racun yang
terkandung pada getah tanaman Biduri (Calotropis gigantean L.) terhadap keong
Pomacea dan mengamati reaksi keong Pomacea.
1.3. Manfaat
Praktikum ini memberikan informasi baru tentang cara pemanfaatan
tanaman Biduri sebagai moluskosida bagi keong Pomacea..
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Tanaman biduri termasuk ke dalam Kingdom Plantae, Subkingdom
Tracheobionta, Superdivision Spermatophyta, Division Magnoliophyta, Class
Magnoliopsida, Subclass Asteridae, Order Gentianales, Family Asclepiadaceae,
Genus Calotropis, Species Calotropis gigantea (L.)
(http://en.wikipedia.org).
3
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
4
2. Getah dicampurkan dengan alkohol, perbandingan 1 : 1.
3. Aduk larutan hingga membentuk gum.
4. Pisahkan gum. Larutan yang tersisa dicampur dengan air, bagi menjadi
dua bagian.
BAB IV
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1.1. Perbandingan respon antara keong betina dan jantan terhadap
getah Biduri
4.2. Pembahasan
Tanaman Biduri (Calotropis gigantean L.) merupakan tumbuhan liar yang
telah banyak dikaji. Tanaman ini mengandung senyawa moluskosida yang dapat
menghambat aktivitas keong Pomacea. Getah Biduri (Calotropis gigantean L)
mengandung glikosida, protease, taraxasterol, kalotropin, kardenolida, flavonoid,
gigantisin, kalaktin, kalotoksin, uscharidin, gigantin, uscharin, kalotropain,
alkaloid, polifenol, tannin, saponin, sterol, triterpenoid, terpene, pregnana, asam
amino nonprotein, α-amirin, β-amirin, ψ-taraxasterol, lupeol, kalatropogenin,
asam amino, klorofil, amida, karbohidrat, lignin, dan zat tepung (Musman, 2010).
Untuk memisahkan larutan dan gum, getah tanaman Biduri yang
dikumpulkan dari alam kemudian dicampurkan dengan alkohol. Semakin kuat
diaduk maka gum yang terbentuk pun akan semakin banyak. Larutan cair yang
tersisa kemudian ditambahkan air, dan dibagi menjadi dua bagian.
Pengujian yang dilakukan dalam skala lab menunjukkan bahwa larutan
tersebut aktif menghambat pergerakan dan pernapasan keong Pomacea yang
telah diaklimasi sebelumnya. Zat tersebut menyebar ke dalam tubuh dengan
6
segera dan menyebabkan reaksi spontan pada keong. Perbedaan konsentrasi
sangat berpengaruh terhadap lama pajanan.
Respon yang diberikan keong betina dan jantan ketika diberikan larutan
getah tanaman Biduri :
o Menarik kaki ke dalam cangkang untuk mengurangi kadar zat
terserap,
o Menaiki dinding atas agar sifon mudah mendapatkan udara bersih.
o Mengeluarkan kotoran sebagai reaksi zat tersebut telah masuk ke
tubuh keong.
o Mengeluarkan lendir melalui operculum dan operculum menjadi
kaku.
Jantung merupakan organ yang paling vital pada tubuh makhluk hidup.
Jantung keong Pomacea berwarna jingga cerah. Bila zat racun terserap dan
menghambat pernapasan si keong, maka jantungnya akan berwarna jingga pudar.
Semakin tinggi zat racun yang terserap maka warna jantung akan semakin pudar.
Pembedahan tubuh keong betina menunjukkan jantung yang berwarna jingga,
sedangkan jantung keong jantan berwarna jingga pudar.
Kematian keong betina membutuhkan waktu ± 14 menit, sedangkan
keong jantan membutuhkan waktu ± 15 menit. Perbedaan ini dipengaruhi oleh
ketahanan tubuh masing – masing keong dan konsentrasi zat yang diberikan juga
berbeda.
BAB V
PENUTUP
7
5.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum adalah
1. Getah tanaman Biduri (Calotropis gigantean L) memiliki efek toksik
terhadap keong Pomacea.
2. Konsentrasi larutan getah mempengaruhi lama pajanan dan perubahan
warna pada jantung keong Pomacea.
3. Perbedaan waktu kematian antara keong jantan dan betina tidak
berbeda jauh.
5.2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan dapat menguji tanaman liar lain
yang diduga bersifat toksik terhadap keong atau mengandung senyawa
moluskosida.
DAFTAR PUSTAKA
8
__________, 1995. Pengendalian Hama Keong Mas. Liptan. Loka Pengkanjian
Teknologi Pertanian (LPTP). Banda Aceh.
Sumber Lain :
http://www.ciptapangan.com/files/downloadsmodule/@random4413d85398188/1
213849556_buletin_service.pdf diakses pada tanggal 18 Juni 2010.