Anda di halaman 1dari 8

Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN


KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI
AIR CONDITIONING

Marwan Effendy
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS
Jl.A.Yani Pabelan-Kartasura, Tromol Pos 1 Surakarta
email : effendy@ums.ac.id

ABSTRAK

Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang


berfungsi untuk melepas kalor ke lingkungan. Bagian kondensor biasanya
diberi kipas untuk menghisap udara yang melewati celah alat penukar kalor.
Modifikasi terkadang dilakukan dengan menambahkan kipas udara.
Penambahan perangkat tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan laju
aliran udara sehingga mempercepat proses pelepasan kalor ke lingkungan.
Penelitian ini akan mengungkap pengaruh peningkatan laju aliran massa
udara di kondensor terhadap koefisien prestasi sistem pendingin AC.
Koefisien prestasi yang tinggi sangat diharapkan dalam daur refrigerasi.
Dalam melakukan penelitian dirakit sistem pendingin AC yang terdiri dari
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Refrigeran yang
dipergunakan adalah freon-12. Bagian kondensor dipasang kipas angin
yang bisa diatur putarannya. Untuk keperluan pengambilan data
ditambahkan alat ukur seperti orifice, manometer, dan termometer yang
menyatu dengan sistem, sedangkan kecepatan udara yang dihisap diukur
dengan anemometer.
Dalam penelitian berhasil mengukur data tekanan, temperatur, dan laju
aliran massa refrigeran dengan variasi kecepatan udara pendingin di
kondensor. Kecepatan udara pendingin kondensor diatur dengan
menambahkan putaran motor listrik penggerak kipas. Variasi kecepatan
udara pendingin antara 0,2 – 2,98m/s yang dihasilkan dari putaran kipas
60-309rpm. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar laju aliran udara
untuk mendinginkan kondensor maka besarnya koefisien prestasi semakin
meningkat. Pada kecepatan udara pendingin di atas 2,98m/s pengaruh
perubahan terhadap koefisien prestasi relatif kecil.

Kata kunci : kondensor, koefisien prestasi, refrigeran

PENDAHULUAN peningkatan yang sangat pesat. Banyaknya


Perkembangan dan penerapan sistem mobil yang dilengkapi dengan AC (air
refrigerasi pada otomobil mengalami conditioner) bertujuan untuk menyegarkan

51
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58

udara ruangan. Sistem refrigerasi yang udara di kondensor serta temperatur dan
paling sederhana memiliki komponen tekanan di tiap titik masuk dan keluar
utama evaporator, kompresor, kondensor komponen utama mesin pendingin untuk
dan alat ekspansi. (Arismunandar, 1995). mengetahui kondisi refrigeran. Data
Dalam kehidupan sehari-hari sering kemudian diplot pada diagram entalphi
dijumpai banyak pemilik mobil ber-AC refrigeran sehingga didapat nilai enthalphi.
memodifikasi pendingin kondensor dengan Dari analisis data diperoleh kesimpulan
menambahkan kipas tambahan (extra fan). bahwa penurunan temperatur evaporator
Penambahan kipas tersebut diharapkan diikuti peningkatan koefisien prestasi.
akan mendapatkan suhu ruangan yang COP akan mengecil jika terjadi penurunan
lebih sejuk. Fenomena ini menarik untuk beban di evaporator. Penelitian dengan R-
dikaji apakah penambahan peralatan akan 22 dapat diperoleh informasi bahwa
mempengaruhi kinerja sistem pendingin. refrigeran mempunyai sifat temperatur
Secara analitis muncul dugaan bahwa kerja evaporator lebih rendah, dampak
penambahan kipas akan mempercepat laju refrigerasi lebih besar, kerja kompresor
aliran udara yang melewati kondensor se- lebih rendah, dan koefisien prestasi lebih
hingga terjadi pertukaran kalor lebih cepat. kecil.
Menurut Adi (2000) bahwa penambahan
aliran udara pendingin pada kondensor Prinsip Kerja Mesin Pendingin
akan mempengaruhi kapasitas kondensor. Dalam sebuah mesin pendingin
Berkaitan dengan hal di atas selanjutnya refrigeran dialirkan dalam saluran pipa-
akan dikaji pengaruh laju aliran udara pipa. Sebelum masuk kompresor,
pendingin kondensor terhadap unjuk kerja refrigeran dengan kondisi uap jenuh
mesin refrigerasi. Unjuk kerja didefinisi- dikompresikan sehingga uap keluar
kan sebagai koefisien prestasi. kompresor menjadi uap panas lanjut. Uap
tersebut mengalir pada bagian kondensor
TINJAUAN PUSTAKA untuk melepaskan kalor ke lingkungan
Studi eksperimen mengenai sistem sehingga terjadi proses kondensasi. Uap
pendingin telah banyak dilakukan berbagai berubah menjadi cair jenuh kemudian
ilmuwan. Adi(2000) melakukan penelitian melewati dryer, selanjutnya menuju katup
tentang pengaruh kecepatan udara ekspansi dan mengalami penurunan sampai
pendingin terhadap unjuk kerja mesin pen- tekanan evaporator. Pada evaporator cairan
dingin water chiller dengan menggunakan dari katup ekspansi mengalami evaporasi
refrigeran R12. Berdasarkan penelitiannya sehingga berubah menjadi uap jenuh dan
tinggi laju aliran udara di kondensor akan masuk ke dalam kompresor untuk
menyebabkan kenaikan kapasitas dikompresikan. Siklus berjalan terus
kondensor. Aliran udara kondensor juga menerus sehingga di dapat temperatur
menyebabkan terjadinya kenaikan daya yang diinginkan.
kompresor.
Cahyo (2003) melakukan penelitian Siklus Kompresi Uap Standar
dengan tema analisis sistem mesin Proses-proses yang membentuk siklus
pendingin water chiller dengan kompresi standar adalah :
membandingkan fluida R-12 dan R-22. 1. Kompresi adiabatik dan reversibel, dari
Data yang diambil antara lain kecepatan uap jenuh menuju tekanan kondensor.

52
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi

Gambar 1. Sirkuit sistem pendinginan AC (Boentarto, 2003)

3 2

4 1

Gambar 2. Diagram Mollier dan siklus refrigerasi (Arismunandar, 2002)

2. Pelepasan kalor reversibel pada tekanan 4. Penambahan kalor reversibel pada


konstan, menyebabkan penurunan tekanan tetap, yang menyebabkan
panas lanjut (desuperheating) dan penguapan menuju uap jenuh.
pengembunan refrigeran. Kapasitas laju aliran kalor kondensasi
3. Ekspansi tidak reversibel pada entalpi Q kon = m &ref [h2 - h3] (1)
konstan, dari cairan jenuh menuju
tekanan evaporator. Kapasitas laju aliran kalor evaporasi,

53
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58

&ref [h1 - h4]


Q evap = m (2) Kipas yang digunakan berpenggerak
motor listrik 3 phasa.
Kerja kompresor, Win [W]
7. Ruangan Penyekat
W in = m &ref [h2 - h1] (3) Agar waktu yang dibutuhkan untuk
Dampak refrigerasi, RE [kJ/ kg] pendingin ruangan lebih cepat maka
RE = h1 - h4 (4) perlunya ruangan terbatas. Ruangan
nantinya dibuat dari triplek dengan
Koefisien prestasi, COP
isolator aluminium foil
h1 − h 4 8. Orifice
COP = (5)
h 2 − h1 Orifice digunakan untuk mencari laju
aliran refrigeran, dengan menerapkan
dimana :
persamaan kontinuitas aliran dan
h1 = Entalpi keluar evaporator [kJ/kg]
persamaan Bernoulli
h2 = Entalpi masuk kondensor [kJ/kg]
9. Motor Listrik
h3 = Entalpi keluar kondensor [kJ/kg]
Motor listrik yang digunakan adalah
h4 = Entalpi masuk evaporator [kJ/kg]
motor 2 fase dengan daya 2 HP. Motor
m&ref = Laju aliran massa refrigeran [kg/s] listrik sebagai penggerak kompresor
10. Pompa Vakum
METODE PENELITIAN Berfungsi untuk mengisikan refrigeran
Bahan dan Alat ke dalam sistem mesin pendingin
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah peralatan dari mesin Alat Ukur
refrigerasi dengan pendingin udara, tetapi 1. Termokopel
peralatan ini mempunyai kapasitas yang Untuk mengukur temperatur
lebih kecil bila dibandingkan dengan 2. Pengukur tekanan (pressure gauge)
ukuran sebenarnya. Untuk mengukur tekanan beroperasinya
1. Kompresor AC mobil merk sanden sistem pendingin
Kompresor digunakan untuk meng- 3. RH-meter
kompresikan refrigeran. Untuk mengukur kelembaban udara
2. Kondensor AC ruangan 4. Anemometer
Kondesor berfungsi untuk melepas Untuk mengukur kecepatan udara pada
kalor refrigeran ke lingkungan. isapan kipas dan blower
3. Katup Ekspansi termostatik 5. Rotameter
Katup ekspansi digunakan untuk me- Untuk melakukan kalibrasi alat ukur
nurunkan tekanan dari kompresor orifice
hingga mencapai tekanan evaporator. 6. Manometer air raksa
4. Evaporator AC mobil
Evaporator berfungsi untuk menyerap Jalannya Penelitian
panas atau untuk proses evaporasi. Setelah instalasi berhasil dirakit,
5. Filter Dryer selanjutnya perlu melakukan penyetelan
Digunakan untuk menyaring kotoran alat dan tes kebocoran. Mula–mula dilaku-
halus agar tidak menyumbat katup kan pemvakuman untuk memastikan tidak
ekspansi. adanya udara di dalam sistem. Setelah itu
6. Kipas Udara Pendingin pengisian refrigeran dilakukan secara

54
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi

perlahan-lahan dengan menghidupkan dari 60 rpm berakibat kerja kompresor


kompresor. Pengisian refrigeran ini sampai menjadi sangat panas, sedangkan putaran
dianggap cukup, keadaan ini ditandai bila di atas 309 rpm perubahan parameter
refrigeran pada filter dryer tidak ada tekanan dan temperatur relatif kecil,
gelembung uap, hal ini menunjukkan sehingga untuk kondisi ini tidak dilakukan
bahwa fase uap seluruhnya berubah pengambilan data.
menjadi fase cair setelah keluar kondensor.
Pengambilan data dilakukan setelah Analisis Data
mesin berjalan selama sekitar satu jam atau Data dari hasil pengujian berupa tekanan
setelah bekerja pada kondisi tunak. Data- dan temperatur selanjutnya diplot pada
data yang dicatat yaitu suhu, tekanan dan diagram P-h untuk refrigeran Freon 12.
perbedaan tekanan pada orifice dengan Dari pembacaaan ini diketahui besarnya
variasi kecepatan udara pada kondensor harga entalpi pada setiap titik yaitu h1, h2,
melalui perubahan rpm motor. Variasi h3, h4 (kJ/kg), dan laju aliran massa
dilakukan untuk putaran 60-309 rpm, yang refrigeran (kg/s). Harga enthalpi ini
jika diekspresikan dalam kecepatan setara selanjutnya dengan mempergunakan per-
dengan 0,2-2,98m/s. Untuk putaran kurang samaan 1) sampai 5) dapat dihitung besar-

Instalasi Penelitian

udara

Kipas

ORIFICE
KONDENSOR
Kerja
Kompresor
P3 , T3
P5 , T5 P2 , T2
Katup ekspansi
blower
P1 , T1

P4 , T4

EVAPORATOR DRYER

Udara dingin
T6
Cabin

Gambar 3. Skema instalasi pengujian

55
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58

nya perpindahan kalor dari refrigeran ke dingin udara. Variasi kecepatan ini
udara. Untuk satu variasi kecepatan udara diperoleh dari perubahan rpm pada kipas
pendingin menghasilkan variasi laju aliran yang dipasang. Setiap perubahan rpm,
massa refrigeran, efek refrigerasi, kerja kecepatan udara yang lewat diukur dengan
kompresi dan koefisien prestasi. Kecepatan anemometer. Di sini percobaan dilakukan
udara pendingin diekspresikan dalam untuk variasi kecepatan udara pendingin
bilangan Reynolds. Untuk menghitungnya antara 0.2–2.98m/s. Selanjutnya kecepatan
v.D diekspresikan dalam bilangan Reynolds
dipergunakan rumus Re = dengan
υ (Re) dengan mengasumsikan dimensi
v = kecepatan udara, D = diameter kipas perhitungan diambil dari dimensi kipas dan
dan υ = viskositas kinematik udara saat dimensi kondensor.
percobaan. Beban di dalam ruangan yang di-
isolasi akan memberikan kalornya kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN refrigeran pada evaporator. Refrigeran
Efek Refrigerasi akan mengalami proses penguapan yang
Dalam Gambar 4 ditunjukkan hasil akan mengakibatkan perubahan entalpi
penelitian untuk 3 kondisi temperatur dari sebelum masuk evaporator dan setelah
ruangan cabin yang berbeda. Dalam keluar. Perubahan enthalpi ini mere-
penelitian ini ruangan yang didinginkan presentasikan efek refrigerasi. Efek
dikondisikan dengan menjaga agar supaya refrigerasi ada kecederungan naik dengan
mendekati konstan untuk 3 variasi adanya kenaikan kecepatan udara
temperatur yang berbeda yaitu 300C, pendingin pada kondensor. Kecenderungan
29.20C dan 27.50C. Untuk masing masing kenaikan dampak refrigerasi ini ditunjuk-
kondisi ini kemudian dilakukan penelitian kan untuk ketiga kondisi temperatur
dengan merubah kecepatan aliran udara ruangan yang berbeda. Dampak refrigerasi
yang dilewatkan kondensor sebagai pen- untuk kabin ruangan yang temperaturnya

170
Dampak Refrigerasi (kJ/kg)

T ruang=30 C
165
T ruang=29.2 C
T ruang=27.5 C
160
Linear (T ruang=30 C)
Linear (T ruang=29.2 C)
155
Linear (T ruang=27.5 C)

150
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Re udara pendingin

Gambar 4. Hubungan kecepatan udara pendingin kondensor dengan dampak


refrigerasi

56
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi

5,5
T ruang=30 C
5 T ruang=29.2 C
T ruang=27.5 C
COP

4,5
Linear (T ruang=30 C)
4 Linear (T ruang=29.2 C)
Linear (T ruang=27.5 C)
3,5

3
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Re udara pendingin

Gambar 5. Hubungan kecepatan udara pendingin kondensor dengan koefisien


prestasi

dipertahankan 27,50C menunjukkan angka diharapkan. Harga koefisien prestasi yang


yang lebih tinggi dibandingkan kondisi semakin besar menunjukkan bahwa kerja
temperatur di atasnya. Namun di sini mesin tersebut semakin baik. Koefisien
belum bisa memastikan apakah perubahan prestasi yang tinggi akan memperkecil
ini berlaku untuk setiap kondisi. Ini biaya operasional. Pada Gambar 5 me-
diperlukan proses penelitian lanjut untuk nunjukkan pengaruh kecepatan udara
mampu menjawabnya. Bahkan untuk bisa pendingin kondensor terhadap COP.
menyimpulkan dampak refrigerasi untuk Terlihat bahwa kenaikan COP seiring
daerah bilangan Re yang lebih tinggi dengan kenaikan kecepatan udara
diperlukan penelitian serupa pada pendingin kondensor. Besarnya COP
jangkauan kecepatan udara yang lebih dipengaruhi oleh efek refrigerasi dan kerja
tinggi, mengingat variasi kecepatan udara kompresi. Kenaikan kecepatan udara
pendingin kondensor yang diteliti hanya pendingin kondensor menyebabkan efek
terbatas antara 0.2 – 2.98m/s. refrigerasi meningkat, sedangkan kerja
kompresi mengalami penurunan. Seperti
Daya Kompresor analisis hubungan bilangan Reynolds
Daya kompresor akan mengalami terhadap efek refrigerasi, bahwa fenomena
penurunan seiring dengan kenaikan ke- apa yang terjadi apabila kecepatan udara
cepatan udara pendingin pada kondensor. yang dilewatkan kondensor dinaikan terus
Analisis ini berdasarkan grafik untuk menerus melebihi dari yang telah diteliti?
ketiga variasi kondisi temperatur ruangan Untuk menjawabnya tentunya diperlukan
(lihat Gambar 4). penelitian lanjut pada daerah yang lebih
tinggi kecepatannya. Menurut dugaan
Koefisien Prestasi bahwa pada kondisi tertentu akan terjadi
Koefisien prestasi adalah bentuk kejenuhan dimana COP akan bernilai sama
penilaian dari suatu mesin refrigerasi. untuk penambahan kecepatan kipas
Koefisien prestasi yang tinggi sangat tertentu.

57
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58

KESIMPULAN Koefisien prestasi akan meningkat


Semakin besar kecepatan udara dengan adanya kenaikan kecepatan udara
pendingin pada kondensor laju aliran pendingin pada kondensor. Apabila
refrigeran semakin menurun. Kenaikan kecepatan dinaikkan terus maka akan
kecepatan udara pendingin pada kondensor mencapai optimal pada kondisi tertentu,
menyebabkan kenaikan efek refrigerasi, dan selanjutnya kenaikan kecepatan udara
sedangkan kerja kompresi dan daya efeknya relatif kecil terhadap prestasi
kompresor ada kecenderungan menurun. mesin pendingin.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2000, Kaji Ekperimental Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Performansi Mesin
Pendingin Water Chiller dengan Menggunakan Refrigeran R12, Tugas Akhir S-1
Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Semarang.
Arismunandar, W. dan Saito, H., 2002, Penyegaran Udara, Cetakan ke-6, PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Boentarto, 2003, Teknik AC Mobil, Penerbit Aneka. Solo
Cahyo., 2003, Analisa Sistem Pendingin Water Chiller dengan Membandingkan Fluida
Kerja R12 dan R22, Universitas Diponegoro, Semarang.

58

Anda mungkin juga menyukai