07 GelagarApril2005-2
07 GelagarApril2005-2
Marwan Effendy
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMS
Jl.A.Yani Pabelan-Kartasura, Tromol Pos 1 Surakarta
email : effendy@ums.ac.id
ABSTRAK
51
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58
udara ruangan. Sistem refrigerasi yang udara di kondensor serta temperatur dan
paling sederhana memiliki komponen tekanan di tiap titik masuk dan keluar
utama evaporator, kompresor, kondensor komponen utama mesin pendingin untuk
dan alat ekspansi. (Arismunandar, 1995). mengetahui kondisi refrigeran. Data
Dalam kehidupan sehari-hari sering kemudian diplot pada diagram entalphi
dijumpai banyak pemilik mobil ber-AC refrigeran sehingga didapat nilai enthalphi.
memodifikasi pendingin kondensor dengan Dari analisis data diperoleh kesimpulan
menambahkan kipas tambahan (extra fan). bahwa penurunan temperatur evaporator
Penambahan kipas tersebut diharapkan diikuti peningkatan koefisien prestasi.
akan mendapatkan suhu ruangan yang COP akan mengecil jika terjadi penurunan
lebih sejuk. Fenomena ini menarik untuk beban di evaporator. Penelitian dengan R-
dikaji apakah penambahan peralatan akan 22 dapat diperoleh informasi bahwa
mempengaruhi kinerja sistem pendingin. refrigeran mempunyai sifat temperatur
Secara analitis muncul dugaan bahwa kerja evaporator lebih rendah, dampak
penambahan kipas akan mempercepat laju refrigerasi lebih besar, kerja kompresor
aliran udara yang melewati kondensor se- lebih rendah, dan koefisien prestasi lebih
hingga terjadi pertukaran kalor lebih cepat. kecil.
Menurut Adi (2000) bahwa penambahan
aliran udara pendingin pada kondensor Prinsip Kerja Mesin Pendingin
akan mempengaruhi kapasitas kondensor. Dalam sebuah mesin pendingin
Berkaitan dengan hal di atas selanjutnya refrigeran dialirkan dalam saluran pipa-
akan dikaji pengaruh laju aliran udara pipa. Sebelum masuk kompresor,
pendingin kondensor terhadap unjuk kerja refrigeran dengan kondisi uap jenuh
mesin refrigerasi. Unjuk kerja didefinisi- dikompresikan sehingga uap keluar
kan sebagai koefisien prestasi. kompresor menjadi uap panas lanjut. Uap
tersebut mengalir pada bagian kondensor
TINJAUAN PUSTAKA untuk melepaskan kalor ke lingkungan
Studi eksperimen mengenai sistem sehingga terjadi proses kondensasi. Uap
pendingin telah banyak dilakukan berbagai berubah menjadi cair jenuh kemudian
ilmuwan. Adi(2000) melakukan penelitian melewati dryer, selanjutnya menuju katup
tentang pengaruh kecepatan udara ekspansi dan mengalami penurunan sampai
pendingin terhadap unjuk kerja mesin pen- tekanan evaporator. Pada evaporator cairan
dingin water chiller dengan menggunakan dari katup ekspansi mengalami evaporasi
refrigeran R12. Berdasarkan penelitiannya sehingga berubah menjadi uap jenuh dan
tinggi laju aliran udara di kondensor akan masuk ke dalam kompresor untuk
menyebabkan kenaikan kapasitas dikompresikan. Siklus berjalan terus
kondensor. Aliran udara kondensor juga menerus sehingga di dapat temperatur
menyebabkan terjadinya kenaikan daya yang diinginkan.
kompresor.
Cahyo (2003) melakukan penelitian Siklus Kompresi Uap Standar
dengan tema analisis sistem mesin Proses-proses yang membentuk siklus
pendingin water chiller dengan kompresi standar adalah :
membandingkan fluida R-12 dan R-22. 1. Kompresi adiabatik dan reversibel, dari
Data yang diambil antara lain kecepatan uap jenuh menuju tekanan kondensor.
52
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi
3 2
4 1
53
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58
54
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi
Instalasi Penelitian
udara
Kipas
ORIFICE
KONDENSOR
Kerja
Kompresor
P3 , T3
P5 , T5 P2 , T2
Katup ekspansi
blower
P1 , T1
P4 , T4
EVAPORATOR DRYER
Udara dingin
T6
Cabin
55
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58
nya perpindahan kalor dari refrigeran ke dingin udara. Variasi kecepatan ini
udara. Untuk satu variasi kecepatan udara diperoleh dari perubahan rpm pada kipas
pendingin menghasilkan variasi laju aliran yang dipasang. Setiap perubahan rpm,
massa refrigeran, efek refrigerasi, kerja kecepatan udara yang lewat diukur dengan
kompresi dan koefisien prestasi. Kecepatan anemometer. Di sini percobaan dilakukan
udara pendingin diekspresikan dalam untuk variasi kecepatan udara pendingin
bilangan Reynolds. Untuk menghitungnya antara 0.2–2.98m/s. Selanjutnya kecepatan
v.D diekspresikan dalam bilangan Reynolds
dipergunakan rumus Re = dengan
υ (Re) dengan mengasumsikan dimensi
v = kecepatan udara, D = diameter kipas perhitungan diambil dari dimensi kipas dan
dan υ = viskositas kinematik udara saat dimensi kondensor.
percobaan. Beban di dalam ruangan yang di-
isolasi akan memberikan kalornya kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN refrigeran pada evaporator. Refrigeran
Efek Refrigerasi akan mengalami proses penguapan yang
Dalam Gambar 4 ditunjukkan hasil akan mengakibatkan perubahan entalpi
penelitian untuk 3 kondisi temperatur dari sebelum masuk evaporator dan setelah
ruangan cabin yang berbeda. Dalam keluar. Perubahan enthalpi ini mere-
penelitian ini ruangan yang didinginkan presentasikan efek refrigerasi. Efek
dikondisikan dengan menjaga agar supaya refrigerasi ada kecederungan naik dengan
mendekati konstan untuk 3 variasi adanya kenaikan kecepatan udara
temperatur yang berbeda yaitu 300C, pendingin pada kondensor. Kecenderungan
29.20C dan 27.50C. Untuk masing masing kenaikan dampak refrigerasi ini ditunjuk-
kondisi ini kemudian dilakukan penelitian kan untuk ketiga kondisi temperatur
dengan merubah kecepatan aliran udara ruangan yang berbeda. Dampak refrigerasi
yang dilewatkan kondensor sebagai pen- untuk kabin ruangan yang temperaturnya
170
Dampak Refrigerasi (kJ/kg)
T ruang=30 C
165
T ruang=29.2 C
T ruang=27.5 C
160
Linear (T ruang=30 C)
Linear (T ruang=29.2 C)
155
Linear (T ruang=27.5 C)
150
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Re udara pendingin
56
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi
5,5
T ruang=30 C
5 T ruang=29.2 C
T ruang=27.5 C
COP
4,5
Linear (T ruang=30 C)
4 Linear (T ruang=29.2 C)
Linear (T ruang=27.5 C)
3,5
3
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Re udara pendingin
57
JURNAL TEKNIK GELAGAR Vol. 16, No. 01, April 2005 : 51 - 58
DAFTAR PUSTAKA
Adi, 2000, Kaji Ekperimental Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Performansi Mesin
Pendingin Water Chiller dengan Menggunakan Refrigeran R12, Tugas Akhir S-1
Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Semarang.
Arismunandar, W. dan Saito, H., 2002, Penyegaran Udara, Cetakan ke-6, PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Boentarto, 2003, Teknik AC Mobil, Penerbit Aneka. Solo
Cahyo., 2003, Analisa Sistem Pendingin Water Chiller dengan Membandingkan Fluida
Kerja R12 dan R22, Universitas Diponegoro, Semarang.
58