Penatalaksanaan Nyeri Bahu
Penatalaksanaan Nyeri Bahu
1. Istirahat/terapi dingin
Pada nyeri bahu yang bersifat akut, dimana proses pembengkaan masih bekerja,
diperlukan dimmobilisasi sampai proses pembengkaan berhenti. Selama bahu tidak digerakkan
utnuk menghentikan pembengkaan, diberikan kompres dingin atau es dan obat anti bengkak dan
nyeri.
2. Terapi panas
Diberikan beberapa hari sesudah proses pembengkaan berhenti atau pada bahu yang nyeri
tanpa pembengkaan pada jaringan otot yang spasme. Terapi panas bertujuan :
a. Memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme setempat
b. Mengurangi rasa nyeri
c. Relaksasi terutama untuk otot yang spasme
Terapi panas yang digunakan adalah :
a. Terapi panas superficial : HCP,sinar infra merah
b. Terapi panas dalam: SWD, MWD, USD
Terapi panas superfisial ; sinar infra merah
- macam sinar infra merah
a. luminous ( diberikan pada penderitadengan kondisi akut)
b. non luminous ( diberikan pada penderita dengan kondisi kronis )
- dosis :
a. jarak lampu dengan punggung bawah antara 50-75 cm
b. pada kondisi akut durasi dan frekuensinya 10-15 menit/1 x 1/hari.
Terapi panas dalam
a. MWD ( Micro Wave Diathermy )
Terapi modalitas dimana sumber energinya menggunakan gelombang
elektromagnetik, dengan panjang gelombang 12,25 cm dan frekuensinya
2.450 mc/detik.
Dosis : jarak emitor dengan kulit pada punggung bawah antara 10 – 20
cm, intensitas 200 watt, tetapi untuk semua kasus tergantung toleransi
penderita. Durasi dan frekuensinya 10 – 30 menit/hari ( kondisi akut
kurang dari 10 menit ).
3. Traksi leher
Tujuan traksi ialah relaksasi spasme otot, meluruskan lordosis dari leher, melebarkan
foramen intervertebral,melepaskan permukaan fasetsdan ligamen-ligamen. Traksi yang
digunakan adalah traksi leher statik dan intermitten dari listrik. Beban traksi diberikan mulai dari
sepertujuh sampai dengan sepersepuluh dari berat badan total atau sesuai dengan toleransi
penderita. Waktu yang diberikan 10 – 20 menit. Pada kondisi akut, traksi diberikan 1x/hari/seri
(7-10 x). Apabila nyeri bertambah pemberian beban dikurangi atau traksi ditunda pemberiannya.
4. Massage sendi bahu
Tujuannya adalah memperbaiki sirkulasi darah dan permukaan metabolisme setempat,
melemaskan otot-otot yang spasme, mengurangi nyeri, melepaskan perlengketan antar otot dan
kapsuler.
a. Latihan pasif
Sebelum program latihan dimulai perlu diberikan penjelasan kepada penderita tentang
tujuan pelaksanaan latihan agar terjalin kerjasama yang baik antara penderita dengan fisioterapis.
Arah gerakan ke semua arah gerak sendi bahu dan terutama pada arah gerak yang
terhambat karena nyeri atau faktor lain. Luas gerak sendi disesuaikan dengan toleransi penderita
sampai batas nyeri yang tertahan oleh penderita. Latihan pasif juga dapat dilakukan dengan
latihan anjuran yang sangat populer (codman pendular exercise). Penderita berdiri didepan meja
dan membungkuk ke depan. Lengan yang sakit tergantung bebas (rileks) pada sendi bahu
(glenohumeracle) tanpa adanya kontraksi otot. Badan digerakkan sehingga lengan terayun bebas
ke depan dan ke belakang, ke samping dan rotasi lengan yang sakit terayun pasif. Pemberat
beban harus digantungkan pada pergelangan tangan seberat 1- 2 kg.
Gerakan pasif harus dikerjakan dengan perlahan-lahan, makin meningkat dan
dipertahankan selama mungkin dalam batas toleransi penderita. Gerakan dengan kuat kejut dan
cepat merupakan kontraindikasi karena dapat merusak kapsul sendi. Dengan cara tersebut,
pengukuran yang berlebihan dapat dihindarkan dan penambahan luas gerak sendi dapat tercapai
sedikit demi sedikit.
b. Latihan dengan bantuan (active assisted)
Latihan ini biasanya lebih menguntungkan daripada latihan pasif karena adanya kontraksi
secara sadar yang berarti penderita ikut mengontrol gerakan yang terjadi sampai batas
toleransinya, sehingga penderita merasa lebih aman dan memungkinkan timbulnya ketegangan
otot karena takut, dapat dihindari serta gerakan lebih mudah dilakukan. Arah gerakan dan luas
gerak sendi serupa dengan saat latihan pasif.
c. Kontraksi Isometrik
Diberikan pada otot sekitar sendi bahu yang terkena terutama otot-otot yang bila
dikontrkasikan tidak menimbulkan nyeri. Intensitas kontraksi disesuaikan dengan toleransi
penderita. Latihan dapat dikerjakan kira-kira 3 – 4 menit tiap jam dan disesuaikan juga dengan
keadaan penderita untuk memungkinkan latihan dapat dikerjakan dengan baik. Setelah diberikan
tindakan pengobatan dengan obat-obatan atau modalitas fisioterapi yang lain untuk mengurangi
nyeri dan apasme otot. Modalitas yang digunakan pada stadium akut ini antara lain adalah :
terapi USD (Ultra Sound Diatermy)yang mengurangi spasmeyang diberikan dalam waktu 10 –
30 menit.
2. Latihan aktif
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan luas gerak sendi. Latihan harus dikerjakan
dengan teknik yang benar, berulang-ulang teratur dan berkesinambungan. Untuk itu perlu
penderita diberikan pengertian dan memahami tujuan dari latihan serta cara melakukannya.
Penderita harus menyadari pentingnya program latihan yang diprogramkan untuknya.
a. ShoulderAbduction (gambar 9)
Penderita berdiri dengan bahu sakit disamping shoulder abduction ladder atau dinding.
Gerakan lengan abduksi dibantu oleh gerakan jari II dan III yang memanjat dinding.
Penderita menghadap dinding/Wall Climbing Exercise. Gerakan bahu fleksi dibantu oleh
3. Clinning Bar
Penderita berdiri dengan keduia tangan memegang Clinning Bar (Palng antara dua
bingkai pintu) bar berada di atas dan belakang kepala kemudian kedua lutut ditekuk, badan turun
ke bawah.
4. Overhead Exercise
Dengan katrol ditempatkan di atas kepala, lengan mengalami kelainan secara pasif dan
Penderita berdiri menghadap sudut dinding, kedua siku ditekuk. Kedua lengan masing-
masing memang dinding (push-up) anterior kapsuldan pektoralis akanterulur. Permulaan latihan
dengan kedua tangan lurus dengan dada kemudian kedua tangan naik sampai lengan ekstensi
Latihan A : Penderita tidur terlentang dengan siku di sisi tubuh dan tangan mengarah ke atas.
Eksternal rotasi secara aktif oleh pasien dan secara pasif oleh terapis. Tahanan boleh diberikan
jika lingkup gerak memungkinkan. Latihan ini dapat dilakukan dengan posisi melawan dinding.
Latihan B : Sama dengan latihan A dengan peningkatan abduksi lengan
Latihan C : Lengan di belakang kepala, gerakan siku ke belakang, kearah lantai jika berbaring
terlentang ; ke dinding jika berdiri.