Anda di halaman 1dari 2

PADI OH PADI……

PALEMBANG, Maret 2011.

Di Sumatera Selatan, tanaman padi identik dengan lahan rawa lebak. Dengan adanya masalah
ketidakjelasan musim yang tidak bisa diprediksi, maka produksi tanaman padi rawa lebak sidikit
menurun. Misalnya saja di kota Palembang, Lahan rawa lebak seluas 8.133 ha di wilayah kota
Palembang, hasil produksinya cenderung mengalami sedikit penurunan baik dari segi kuantitas
maupun kualitas hasil panen. Rata-rata produksi padi di lahan rawa lebak di kota Palembang ±
3,9 ton/ha.

Cuaca yang ekstrim di kota Palembang menjadi penyebab utama penurunan produksi padi,
pasalnya lahan yang berpotensi untuk ditanami padi berkurang akibat banjir yang mengenangi
areal pertanaman padi di lahan rawa lebak, walapun genangan air pasang surut tersebut tidak
merata, tetapi secara tidak langsung akan tetap mempengaruhi kegiatan pertanian di lahan
tersebut.

Untuk mengakali masalah tersebut, kebanyakan petani padi di daerah kota Palembang memilih
jenis bibit padi dari varietas padi yang lumayan tahan akan genangan yang tinggi akibat banjir
seperti Ciherang, Ciliwung, IR64, IR42, serta padi jenis lokal seperti Siam yang lebih cenderung
tahan terhadap pengaruh genangan air selama masa pertumbuhan dan perkembangannya,
sehingga penurunan kualitas padi dapat teratasi dan produksi padi akan tetap stabil di kota
Palembang.

Selain masalah lahan yang tak kunjung surut di daerah rawa leabak, ada beberapa masalah lain
yang terkadang menjadi kendala yang dihadapi petani padi di kota Palembang yaitu sering terjadi
ketidaktepatan dalam penebaran benih atau bibit di lahan lebak dan pemakaian benih yang
kurang bagus sehingga secara otomatis akan berpengaruh terhadap hasil panen padi nantinya.

Melihat air yang tak kunjung surut ini, memaksa petani di lahan yang lebih menjorok ke daerah
pedalaman, lebih dominan melakukan penanaman benih pada pertengahan tahun.
Petani mulai menanam dalam satu tahun pada bulan Maret di lebak depan/pematang dan tengah,
lalu dipenghujung Juni, petani melakukan penanam padi di lebak dalam, lebak dalam inilah
kondisi airnya masih tergenang air. Banyak permasalahan yang dihadapi petani lokal di
lapangan, mulai dari hama, hingga hewan pengerat yang merusak tanam tumbuh padi tersebut.
Tekerpaksaan menanam padi pada saat air pasang akan berdampak pada kualitas padi itu, karena
tikus dan hama mudah sekali berjangkit dengan kondisi sisa air yang tidak kunjung surut ini.

Pemerintah daerah dengan DP2P (Dinas Pertanian,Perternakan,Perkebunan) terus melakukan


terobosan dengan cara melakukan penyuluhan berupa arahan dan bantuan alat seadanya kepada
petani untuk membantu tetap berupaya meningkatkan produksi padi di kota Palembang.

Endang Ayu Windari

(Mahasiswa Double Degree Food Production And Management


Planning, PPS UNSRI)

Anda mungkin juga menyukai