Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I

MK PRODUKSI TANAMAN UBI & POLONG

Penyebab Kebutuhan Air pada Vegetatif Aktif Harus Ditingkatkan Kemudia


Dikurangi Saat Menjelang Panen

KELAS A
KELOMPOK 3

Eko Tian N. 150510090155


Syaza Sakinah 150510100055
Ratu Deliyani R. 150510100163
Helmi S Ramadhan 150510100203

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
Maret 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan berkat,
rahmat dan anugerahNya penulis dapat menyusun makalah Penyebab Kebutuhan Air pada
Vegetatif Aktif Harus Ditingkatkan Kemudia Dikurangi Saat Menjelang Panen untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Ubi dan Polong.
Tidak sedikit kesulitan yang penulis alami dalam proses penyusunan laporan ini.
Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril
maupun materil, akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Tidak lupa pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga besar penulis atas segala dukungan dan doa yang tak pernah
putus.

2. Dosen-dosen fakultas pertanian, khususnya dosen mata kuliah Teknologi Produksi


Ubi dan Polong.

3. Rekan-rekan mahasiswa jurusan agroteknologi Angkatan 2010 yang secara tidak


langsung menjadi penyemangat bagi penulis untuk selalu berkompetensi menjadi
yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas laporan ini, penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Besar harapan
kami sebagai penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor, 6 Maret 2013

Penyusun ,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu,
dan singkong. Ketela pohon merupakan tanaman yang berasal dari amerika selatan
tepatnya berada di negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain:
afrika, madagaskar , tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negarayang terkenal
wilayah pertanianyadan msuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Pada siklus hidup tanaman ketela pohon, mulai dari perkecambahan hingga panen,
selalu membutuhkan air. Tidak ada satupun proses metabolisme tanaman yang dapat
berlangsung tanpa air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus
hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis,
morfologis dan kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan.
Kebutuhan air pada tanaman ketela pohon dapat dipenuhi melalui penyerapan oleh akar.
Besarnya air yang diserap oleh akar tanaman sangat bergantung pada kadar air dalam
tanah yang ditentukan oleh kemampuan partikel tanah menahan air dan kemampuan
akar untuk menyerapnya (Jumin, 1992).
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan
tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami mengapa kebutuhan air pada vegetatif aktif harus
ditingkatkan
2. Mengetahui penyebab apa kebutuhan air saat menjelang panen berkurang
1.3 Rumusan Masalah
1. Mengapa kebutuhan air pada vegetatif aktif harus ditingkatkan kemudian dikurangu
pada saat menjelang panen?
BAB II
PEMBAHASAN

Kebutuhan air untuk tanaman merupakan jumlah air yang digunakan unuk proses
transpirasi dan evaporasi bagi tanaman. Kebutuhan air pada tanaman pada awal
pertumbuhan rendah, meningkat pada fase vegetatif hingga mencapai puncaknya pada
fase generatif dan kemudian menurun pada akhir pertumbuhan hingga masa panen.
Fase vegetatif adalah awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih.
Pada fase vegetatif berhubungan dengan tiga proses yaitu diferensiasi, perpanjangan sel,
dan pembelahan sel. Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut.
Proses ini membutuhkan pemberian air yang banyak, adanya hormon tertentu yang
memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan adanya gula. Daerah pembesaran
sel-sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada daerah ini membesar,
vakuola-vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif mengisap air dalam
jumlah besar. Akibat dari absorpsi air ini dan adanya hormon perentang sel, sel-sel
memanjang. Sebagai tambahan dari pertambahan besar sel, dinding-dindingnya
bertambah tebal, karena menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula.
Gejala akibat kekurang air pada fase vegetatif adalah berkurangnya laju perluasan
batang dan cabang-cabang diikuti pembentukan daun-daun yang berwarna hijau tua,
sehat tapi relatif berukuran kecil. Ini diikuti terbentuknya batang-batang atau cabang-
cabang yang yang langsing, bunga yang kecil dan buah-buah yang kecil, serta berwarna
kurang menarik
Fase generatif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,
bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan
makanan, akar-akar dan batang yang berdaging. Fase ini berhubungan dengan beberapa
proses penting: pembuatan sel-sel yang secara relatif sedikit, pendewasaan jaringan-
jaringan, penebalan serabut-serabut, pembentukan hormon-hormon yang perlu untuk
perkembangan kuncup bunga (primordial), perkembangan kuncup bunga, bunga, buah,
dan biji; perkembangan alat-alat penyimpanan, dan pembentukan koloid-koloid
hidrofilik (bahan yang dapat menahan air).
Tanaman-tanaman yang lemah dan kerdil, dikarenakan akibat dari suhu atau
persediaan air atau suplai unsur-unsur esensial sehingga perlu penambahan air.
Pada saat menjelang panen kandungan air perlu diturunkan karena jumlah susut
pasca panen keseluruhan yang mungkin terjadi lebih rendah dari pemanenan pada kadar
air tinggi. Dan untuk proses penyimpanannya, ubi atau ketela pohon tidak menjadi
cepat busuk. Karena jika kandungan air tesebut tinggi dapat menyebabkan busuk dan
berjamur saat penyimpanan. Lebih baik hindari pemanenan saat musim hujan.
Kondisi lahan singkong dari awal tanam sampai umur lebih dari empat atau lima
bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang
kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat.
Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung, akan
tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang paling baik digunakan adalah sistem
genangan, sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan
dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya
diberikan berdasarkan kebutuhan.

Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan 150-200 mm


pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150 mm pada fase
menjelang dan saat panen. Berdasarkan karakteristik iklim di Indonesia dan kebutuhan
air tersebut, ubikayu dapat dikembangkan di hampir semua kawasan, baik di daerah
beriklim basah maupun beriklim kering sepanjang air tersedia sesuai dengan kebutuhan
tanaman tiap fase per tumbuhan.
BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan air pada tanaman ketela pohon ini bervariasi, dimana pada saat fase
vegetatif tanaman ini memerlukan peningkatan kebuituhan air. Saat singkong memasuki
fase generatif atau pematangan kebutuhan air harus dikurangi agar tidak terjadi
pembusukan atau terserang jamur karena kelembaban yang tinggi.
Penyiraman tanaman singkong ini sebaiknya di genangi agar tidak merusak tanah
dan juga dapat diserap sediki-sedikit oleh akar singkong tersebut. Penyiraman ini
diberikan selama dua minggu sekali dan seterusnya sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Abi Prabowo, C. Yusup Purwanta. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.


Harjadi, S.S. 1989. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas
Pertanian IPB.
Nio Song Ai, Sri Mariyati Tondais, Regina Butarbuotar. Program Studi Biologi FMIPA
Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai