Anda di halaman 1dari 7

Motivasi Berorganisasi Kita (bagian 2)

Senin, 1 Januari 2007 - Sorotan

oleh : Ubedilah Badrun*

Islam Memandang Motivasi

Jika motivasi dipahami sebagai dorongan dalam diri seseorang dalam menjalani
hidup di muka bumi ini maka Islam sangat jelas memberi koridor bagi segala aktivitas
umatnya, termasuk dalam hal berorganisasi. Dalam Alqur’an Alkarim Allah
subhanahuwata’ala berfirman :
"Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
kepada Allah."(Al-An'aam 162-163). Ayat ini menggambarkan dengan jelas bahwa
segala aktivitas seorang muslim seharusnya didasari atas motivasi pada pencapaian
hanya untuk Allah, termasuk dalam berorganisasi.

Bagaimana jika dalam perjalanan organisasi para aktivisnya dihadapkan dengan


berbagai persoalan yang bisa jadi membuat turunnya motivasi dan berakibat pada
stagnasi organisasi. Dalam sebuah hadis diriwayatkan, “Jika kalian berada dalam
perkara yang besar, maka katakanlah Hasbunallaahu wa ni’mal wakiil.” Adalah
Nabi Ibrahim a.s. juga melantunkan ucapan ini ketika dilempar ke dalam api. Ini
artinya apa? Sejauh yang dapat kita tangkap, dari hadis tersebut digambarkan betapa
optimisme dengan cara bertawakal pada Allah menjadi hal yang penting ketika segala
upaya menyelesaikan masalah sudah kita lakukan. Islam juga melarang berputus asa
atas rahmat Allah sebagaimana Allah berfirman dalam kisah Nabi Yusuf :"Hai anak-
anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah , melainkan kaum yang kafir" (QS 12: 87). Pada ayat lain juga
dikemukakan "Ibrahim berkata, Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat
Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat" (QS 15:56).

Dari gambaran sebagaimana yang termaktub dalam AlQur’an maka kita


disadarkan kembali bahwa sesungguhnya Islam memandang Motivasi begitu penting.
Dari beberapa ayat diatas setidaknya dapat disimpukan tiga hal penting. Pertama,
Islam menegaskan bahwa motivasi utama manusia menjalankan aktivitas apapun
adalah semata-mata untuk Allah (lillahirobbil a’lamiin).Kedua, Islam melarang rasa
putus asa, dengan demikian Islam menempatkan semangat untuk terus berjuang dan
tidak kenal lelah betatapun beratnya masalah itu. Ketiga, Islam memposisikan orang
yang tidak memiliki motivasi (berputus asa) sebagai orang-orang yang sehat dan kafir.
Dari ketiga gambaran tersebut sudah cukup bagi seorang muslim untuk terus menjaga
motivasinya dalam segala aktivitas.

Manusia Mahluk Sosial yang Membutuhkan Orang lain Dan Bagaimana Islam
memandang Organisasi ?

Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani pernah menyebutkan bahwa manusia


itu mahluk sosial dan mahluk politik (zoon politicon). Manusia tidak bisa hidup
sendiri, ia selalu membutuhkan kebreadaan orang lain. Aristoteles tentu saja
mendasari pemikirannya dari analisisnya terhadap realitas manusia di zamannya.
Bahwa memang manusia secara fitrahnya membutuhkan keberadaan manusia lain.

Allah Ta'ala berfirman:"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu


yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-
laki dan wanita yang banyak ..." (An Nisaa' [4]: 1). Firman-Nya yang lain:"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal ..." (Al Hujuraat [49]: 13). Kemudian di ayat yang lain Allah Ta'ala
juga berfirman:"... Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (An Nisaa'
[4]: 1).

Dari ayat di atas tergambarkan dengan jelas bahwa keberadaan manusia


sesungguhnya diciptakan tidak sendirian tetapi kemudian berkembang biak dan
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Selain itu realitas
keberagaman dan banyaknya manusia itu juga ditegaskan bahwa manusia
sesungguhnya sebagai makhluk yang saling meminta satu sama lain. Ini artinya dalam
menjalankan kehidupannya manusia tidak bisa sendirian, ia harus bersama orang lain
dan membutuhkan orang lain. Disinilah pentingnya berorganisasi atau berkumpul
bersama orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Bahkan hatta setelah
berorganisasi pun manusia tetap membutuhkan pertolongan orang lain dalam
menyelesaikan masalah-masalah organisasionalnya. Dalam kajian organisasi modern
inilah yang kemudian disebut team work atau dalam bahasa Islam yang lebih cocok
disebut amal jama’i. Maka kebersamaan, kepercayaan dan keterbukaan untuk
menjalankan amanah berorganisasi menjadi sesuatu yang penting bagi jalanya roda
organisasi. Dalam kaitanya dengan motivasi maka motivasi adalah ruh organisasi
sedangkan amal jama’i adalah operasionalisasi bagi bergeraknya organisasi. Penulis
membayangkan betapa indahnya berorganisasi jika motivasi para aktivisnya sudah
selaras sebagaimana Islam memandang motivasi dan jalannya organisasi bergerak
dengan jalan amal jama’i. Maka menjadi aneh jika sebuah organisasi yang
mendasarkan dirinya berbasis Islam tetapi ia mengalami stagnasi. Jika hal ini terjadi
maka problemnya bisa jadi pada salahnya memahami motivasi dan salah dalam
memahami pentingnya memerlukan bantuan orang lain.

Di penghujung tulisan ini penulis mengingatkan betapa kita semua


mengharapkan sejatinya cinta yakni cinta Allah pada kita, dan di medan organisasi ini
betapa Allah mencintai orang-orang yang berorganisasi yang berjalan di jalan-Nya
dengan barisan atau organisasi yang teratur. Semoga para aktivis organisasi yang
berbasis Islam selalu berusaha keras agar Allah mencintai kita yang berorganisasi
dijalan Allah dimanapun aktivitas kita dalam berorganisasi. Mari kita mencari
cinta_nya Allah dengan berorganisasi sebagaimana Allah SWT
berfirman :“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang
tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4).
Pentingnya Berorganisasi di Kampus

Tahun ajaran baru udah dimulai kembali dan banyak ABG2 baru yang sedang hepi-
hepinya menikmati kebebasan berkuliah karena mereka dapat mengatur sendiri jadwal
kapan mau ikut kuliah dan kapan mau mabal tanpa perlu takut-takut lagi.
Di kampus baru mereka, dimanapun itu mereka juga akan banyak mendapat tawaran-
tawaran agar mau bergabung dengan salah satu organisasi yang ada.
Sejauh sepengetahuan saya banyak dari mereka yang langsung menolak bergabung
dengan alasan takut nilai IP-nya jeblok, padahal menurut saya di kampus itu hanya
ada 3 kegiatan utama yang seharusnya dilakukan oleh para mahasiswa/mahasiswi.
[list=1][*]Mencari nilai
Untuk point ini saya rasa sudah sangat jelas bahwa setiap mahasiswa ingin mendapat
nilai sebaik-baiknya dengan cara apapun ( sebaiknya halal agar tidak menambah
dosa ) karena kebanyakan orang lebih percaya dengan pembuktian apakah seseorang
mampu atau tidak biasanya dilihat dari statistik nilai yang diperolehnya
[*]Mencari ilmu
Di sini harus ditelaah dengan agak mendalam karena ilmu yang seharusnya dicari oleh
para mahasiswa/mahasiswi tidak melulu hanya teori dari buku, nah disinilah
pentingnya mengikuti organisasi kemahasiswaan karena banyak ilmu tambahan
terutama prakteknya yang tidak bisa didapatkan bila hanya belajar text book saja di
dalam kelas, contohnya adalah bagaimana caranya membuat suatu rapat menjadi
efektif.
[*]Mencari rekan
Dalam point ini berorganisasi juga sangat penting karena dengan bergabung di satu
atau lebih organisasi maka akses yang dipunyai untuk berhubungan dengan orang lain
akan bertambah berlipat-lipat karena dalam organisasi biasanya akan banyak
kerjasama-kerjasama lintas kampus bahkan daerah, salah satu contohnya adalah studi
banding dengan universitas lain.
[/list=1]

Jadi bila para mahasiswa/mahasiswi baru masih juga menolak ikut berorganisasi
dengan alasan IP takut jeblok sangatlah salah, bukankah mengatur waktu juga
termasuk salah satu pembelajaran? Bila mengatur waktu saja masih serabutan, masih
pantaskah menyebut dirinya mahasiswa yang berarti lebih dari siswa (SMA,SMP,SD).

Bila Anda telah memutuskan untuk bergabung dengan salah satu organisasi yang
berada di kampus Anda, disini ada beberapa tips agar organisasi yang anda ikuti
bermanfaat dan sesuai bagi Anda.

• Lihat dahulu visi dan misi dari organisasi tersebut, hal ini dapat Anda
tanyakan pada kakak-kakak pengurus disana atau dengan melihat anggaran
dasar / anggaran rumah tangga organisasi yang bersangkutan.
• Cari tahu kegiatan-kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan dan apa saja
kegiatan yang akan dilakukan organisasi tersebut. Bandingkan apakah
kegiatan tersebut sudah sesuai dengan minat Anda, kemampuan, dan waktu
luang yang tersedia ( time management )
• Posisi apa saja yang ada dalam organisasi tersebut, sesuaikan posisi yang
Anda inginkan, lihat apakah posisi tersebut bisa Anda masuki atau tidak.
• Setelah Anda bergabung lakukan pekerjaan, baik itu hak maupun kewajiban
Anda dengan sepenuh hati. Cobalah dahulu minimal 3 bulan.
• Bila lewat 3 bulan Anda merasa banyak mendapatkan sesuatu yang baik dan
membuat skill Anda bertambah lanjutkan, bila tidak segeralah mengundurkan
diri agar tidak menjadi beban bagi Anda maupun organisasi yang anda masuki.
Coba cari organisasi lain dan ulangi langkah-langkah diatas.

Selamat Berorganisasi !

rganisasi itu penting lohhh

PENTINGNYA BERORGANISASI DIKAMPUS

Semester baru udah dimulai kembali dan banyak ABG2 baru yang sedang hepi-
hepinya menikmati kebebasan berkuliah karena mereka dapat mengatur sendiri jadwal
kapan mau ikut kuliah dan kapan mau mabal tanpa perlu takut-takut lagi.Di kampus
baru mereka, dimanapun itu mereka juga akan banyak mendapat tawaran-tawaran
agar mau bergabung dengan salah satu organisasi yang ada.Sejauh sepengetahuan
saya banyak dari mereka yang langsung menolak bergabung dengan alasan takut nilai
IP-nya jeblok, padahal menurut saya di kampus itu hanya ada 3 kegiatan utama yang
seharusnya dilakukan oleh para mahasiswa/mahasiswi.

1. Mencari NILAI. Untuk point ini saya rasa sudah sangat jelas bahwa setiap
mahasiswa ingin mendapat nilai sebaik-baiknya dengan cara apapun ( sebaiknya halal
agar tidak menambah dosa ) karena kebanyakan orang lebih percaya dengan
pembuktian apakah seseorang mampu atau tidak biasanya dilihat dari statistik nilai
yang diperolehnya

2. Mencari ILMU. Di sini harus ditelaah dengan agak mendalam karena ilmu yang
seharusnya dicari oleh para mahasiswa/mahasiswi tidak melulu hanya teori dari buku,
nah disinilah pentingnya mengikuti organisasi kemahasiswaan karena banyak ilmu
tambahan terutama prakteknya yang tidak bisa didapatkan bila hanya belajar text book
saja di dalam kelas, contohnya adalah bagaimana caranya membuat suatu rapat
menjadi efektif.

3. Mencari REKAN. Dalam point ini berorganisasi juga sangat penting karena dengan
bergabung di satu atau lebih organisasi maka akses yang dipunyai untuk berhubungan
dengan orang lain akan bertambah berlipat-lipat karena dalam organisasi biasanya
akan banyak kerjasama-kerjasama lintas kampus bahkan daerah, salah satu contohnya
adalah studi banding dengan universitas lain.

Jadi bila para mahasiswa/mahasiswi baru masih juga menolak ikut berorganisasi
dengan alasan IP takut jeblok sangatlah salah, bukankah mengatur waktu juga
termasuk salah satu pembelajaran? Bila mengatur waktu saja masih serabutan, masih
pantaskah menyebut dirinya mahasiswa yang berarti lebih dari siswa (SMA,SMP,SD).
Bila Anda telah memutuskan untuk bergabung dengan salah satu organisasi yang
berada di kampus Anda, disini ada beberapa tips agar organisasi yang anda ikuti
bermanfaat dan sesuai bagi Anda.
Lihat dahulu visi dan misi dari organisasi tersebut, hal ini dapat Anda tanyakan pada
kakak-kakak pengurus disana atau dengan melihat anggaran dasar / anggaran rumah
tangga organisasi yang bersangkutan.
Cari tahu kegiatan-kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan dan apa saja kegiatan
yang akan dilakukan organisasi tersebut. Bandingkan apakah kegiatan tersebut sudah
sesuai dengan minat Anda, kemampuan, dan waktu luang yang tersedia ( time
management )
Posisi apa saja yang ada dalam organisasi tersebut, sesuaikan posisi yang Anda
inginkan, lihat apakah posisi tersebut bisa Anda masuki atau tidak.
Setelah Anda bergabung lakukan pekerjaan, baik itu hak maupun kewajiban Anda
dengan sepenuh hati. Cobalah dahulu minimal 3 bulan.
Bila lewat 3 bulan Anda merasa banyak mendapatkan sesuatu yang baik dan membuat
skill Anda bertambah lanjutkan, bila tidak segeralah mengundurkan diri agar tidak
menjadi beban bagi Anda maupun organisasi yang anda masuki. Coba cari organisasi
lain dan ulangi langkah-langkah diatas.

Selamat Berorganisasi ! Kami Tunggu keberanian Anda bergabung dengan kami


hanya di Penerimaan Anggota Baru Caravan Mountaineering Club.

Rasa takut adalah naluri, rasa berani adalah kemenangan; kemauan dapat
membungkam rasa takut dan menyembunyikannya dibawah rasa berani.

Contence Diane

Islam Memandang Motivasi

Jika motivasi dipahami sebagai dorongan dalam diri seseorang dalam


menjalani hidup di muka bumi ini maka Islam sangat jelas memberi koridor bagi
segala aktivitas umatnya, termasuk dalam hal berorganisasi. Dalam Alqur’an Alkarim
Allah subhanahuwata’ala berfirman :
"Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
kepada Allah."(Al-An'aam 162-163). Ayat ini menggambarkan dengan jelas bahwa
segala aktivitas seorang muslim seharusnya didasari atas motivasi pada pencapaian
hanya untuk Allah, termasuk dalam berorganisasi.

Bagaimana jika dalam perjalanan organisasi para aktivisnya dihadapkan


dengan berbagai persoalan yang bisa jadi membuat turunnya motivasi dan berakibat
pada stagnasi organisasi. Dalam sebuah hadis diriwayatkan, “Jika kalian berada
dalam perkara yang besar, maka katakanlah Hasbunallaahu wa ni’mal wakiil.”
Adalah Nabi Ibrahim a.s. juga melantunkan ucapan ini ketika dilempar ke dalam api.
Ini artinya apa? Sejauh yang dapat kita tangkap, dari hadis tersebut digambarkan
betapa optimisme dengan cara bertawakal pada Allah menjadi hal yang penting ketika
segala upaya menyelesaikan masalah sudah kita lakukan. Islam juga melarang
berputus asa atas rahmat Allah sebagaimana Allah berfirman dalam kisah Nabi
Yusuf :"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah , melainkan kaum yang kafir" (QS 12: 87). Pada ayat
lain juga dikemukakan "Ibrahim berkata, Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat" (QS 15:56).
Dari gambaran sebagaimana yang termaktub dalam AlQur’an maka kita
disadarkan kembali bahwa sesungguhnya Islam memandang Motivasi begitu penting.
Dari beberapa ayat diatas setidaknya dapat disimpukan tiga hal penting. Pertama,
Islam menegaskan bahwa motivasi utama manusia menjalankan aktivitas apapun
adalah semata-mata untuk Allah (lillahirobbil a’lamiin).Kedua, Islam melarang rasa
putus asa, dengan demikian Islam menempatkan semangat untuk terus berjuang dan
tidak kenal lelah betatapun beratnya masalah itu. Ketiga, Islam memposisikan orang
yang tidak memiliki motivasi (berputus asa) sebagai orang-orang yang sehat dan kafir.
Dari ketiga gambaran tersebut sudah cukup bagi seorang muslim untuk terus menjaga
motivasinya dalam segala aktivitas.

Manusia Mahluk Sosial yang Membutuhkan Orang lain Dan Bagaimana Islam
memandang Organisasi ?

Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani pernah menyebutkan bahwa manusia


itu mahluk sosial dan mahluk politik (zoon politicon). Manusia tidak bisa hidup
sendiri, ia selalu membutuhkan kebreadaan orang lain. Aristoteles tentu saja
mendasari pemikirannya dari analisisnya terhadap realitas manusia di zamannya.
Bahwa memang manusia secara fitrahnya membutuhkan keberadaan manusia lain.

Allah Ta'ala berfirman:"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu


yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-
laki dan wanita yang banyak ..." (An Nisaa' [4]: 1). Firman-Nya yang lain:"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal ..." (Al Hujuraat [49]: 13). Kemudian di ayat yang lain Allah Ta'ala
juga berfirman:"... Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (An Nisaa'
[4]: 1).

Dari ayat di atas tergambarkan dengan jelas bahwa keberadaan manusia


sesungguhnya diciptakan tidak sendirian tetapi kemudian berkembang biak dan
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal. Selain itu realitas
keberagaman dan banyaknya manusia itu juga ditegaskan bahwa manusia
sesungguhnya sebagai makhluk yang saling meminta satu sama lain. Ini artinya dalam
menjalankan kehidupannya manusia tidak bisa sendirian, ia harus bersama orang lain
dan membutuhkan orang lain. Disinilah pentingnya berorganisasi atau berkumpul
bersama orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Bahkan hatta setelah
berorganisasi pun manusia tetap membutuhkan pertolongan orang lain dalam
menyelesaikan masalah-masalah organisasionalnya. Dalam kajian organisasi modern
inilah yang kemudian disebut team work atau dalam bahasa Islam yang lebih cocok
disebut amal jama’i. Maka kebersamaan, kepercayaan dan keterbukaan untuk
menjalankan amanah berorganisasi menjadi sesuatu yang penting bagi jalanya roda
organisasi. Dalam kaitanya dengan motivasi maka motivasi adalah ruh organisasi
sedangkan amal jama’i adalah operasionalisasi bagi bergeraknya organisasi. Penulis
membayangkan betapa indahnya berorganisasi jika motivasi para aktivisnya sudah
selaras sebagaimana Islam memandang motivasi dan jalannya organisasi bergerak
dengan jalan amal jama’i. Maka menjadi aneh jika sebuah organisasi yang
mendasarkan dirinya berbasis Islam tetapi ia mengalami stagnasi. Jika hal ini terjadi
maka problemnya bisa jadi pada salahnya memahami motivasi dan salah dalam
memahami pentingnya memerlukan bantuan orang lain.

Di penghujung tulisan ini penulis mengingatkan betapa kita semua


mengharapkan sejatinya cinta yakni cinta Allah pada kita, dan di medan organisasi ini
betapa Allah mencintai orang-orang yang berorganisasi yang berjalan di jalan-Nya
dengan barisan atau organisasi yang teratur. Semoga para aktivis organisasi yang
berbasis Islam selalu berusaha keras agar Allah mencintai kita yang berorganisasi
dijalan Allah dimanapun aktivitas kita dalam berorganisasi. Mari kita mencari
cinta_nya Allah dengan berorganisasi sebagaimana Allah SWT
berfirman :“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang
tersusun kokoh.” (Ash-Shaf: 4).

Anda mungkin juga menyukai