REPUBLIK INDONESIA
Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.3/10/2005
Tanggal : Oktober 2005
DAFTAR ISI
Halaman
NERACA .......................................................................................................... 3
1. Umum ……………………………………………………………........... 7
LAMPIRAN 2 ………………………………………………………………... 30
Kepada Yth.
1. Badan Pengawas PDAM
Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang
2. Direksi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang
di
Pandeglang
Kami telah mengaudit neraca PDAM Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang tanggal
31 Desember 2004 serta Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Laba Rugi Ditahan dan
Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami juga melakukan
undangan dan sistem pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami.
Laporan Keuangan PDAM Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang per tanggal 31 Desember
2003 di audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
Provinsi DKI Jakarta II dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian sesuai Laporan Auditor
1
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanankan audit agar kami
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sperti dijelaskan pada catatan 6 (aktiva tetap) atas laporan keuangan, PDAM Tirta Dharma
Kabupaten Pandeglang telah mengakui/mencatat penyerahan aset dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Kebupaten Pandeglang berupa Instalasi Sumber dan Instalasi Transmisi
senilai RP 19.522.380.170,00 yang dilaksanakan pada tahun 1997 s.d 2002. Aset-aset
Pemerintah Kabupaten Pandeglang dibangun melalui Proyek Pengadaan Sarana Air Bersih
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pandeglang dalam tiga paket pekerjaan senilai
Rp232.806.000,00 yang dilaksanakan pada tahun 1999 s.d 2002. Atas aset yang diserahkan
tersebut tidak dilakukan penilaian (appraisal) oleh pihak independen dan belum ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah (PP) tentang penyertaan Modal Pemerintah (PMP) dan Perda
Menurut pendapat kami, kecuali mengenai dampak tidak dilakukannya penilaian yang
memadai atas nilai aset penyertaan modal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah oelh
lembaga independen dan belum ditetapkannya dengan PP tentang PMP dan Perda tentang
PMD, laporan keuangan yang kami sebut di atas telah disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, posisi keuangan PDAM Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang tanggal 31
Desember 2004, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern, kami sampaikan
secara terpisah kepada manajemen dengan surat kami Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.3/12/2005
Desember 2005.
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta,
3
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PANDEGLANG
NERACA
PER 31 DESEMBER 2004
I PENDAPATAN USAHA
Pendapatan Air 2.444.733.150,00 2.219.206.882,00
Pendapatan Non Air 440.846.176,00 416.137.709,00
Jumlah Pendapatan Usaha 2.885.579.326,00 2.635.344.591,00
II BIAYA USAHA
Biaya Instalasi Sumber 383.696.685,00 432.362.279,20
Biaya Instalasi Pengolahan 345.744.480,00 298.304.267,00
Biaya Instalasi Transmisi dan Distribusi 729.525.327,00 653.188.814,42
Biaya Umum dan Administrasi 4.101.938.938,69 1.571.318.251,57
Jumlah Biaya Usaha 5.560.905.430,69 2.955.173.612,19
III Dikurangi :
Pembagian Laba untuk :
Dana Pembangunan Daerah 0,00 0,00
Cadangan Sumbangan dan Jasa Produksi 0,00 0,00
Jumlah (3) 0,00 0,00
1. Umum
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nomor 2 Tahun
1980 tanggal 7 Mei 1980 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Pandeglang Nomor 1 Tahun 1980 tanggal 24 Februari 1980.
Tujuan perusahaan adalah turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan
pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka meningkatkan income daerah
menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Kegiatan perusahaan adalah mengusahakan penyediaan air minum yang bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi masyarakat daerah Kabupaten Pandeglang dan
daerah lainnya.
2. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang dilaksanakan oleh PDAM Tirta Dharma Kabupaten Pandeglang
didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000
tanggal 10 Agustus 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Beberapa kebijakan dan perlakuan akuntansi yang penting diantaranya :
1) Dasar Akuntansi
Dasar akuntasi yang digunakan dalam perhitungan hasil usaha (laba/rugi) periodik
dan penentuan posisi keuangan (neraca) dilakukan dengan metode akrual basis.
2) Pengakuan Pendapatan
Seluruh pendapatan baik pendapatan usaha maupun non-usaha diakui pada saat
timbulnya transaksi dan atau pada saat prestasi dinikmati, yaitu :
(1) Pendapatan penjualan air diakui, dicatat dan dilaporkan tiap-tiap bulan
berdasarkan rekening tagihan air yang diterbitkan pada bulan yang bersangkutan
(walaupun penerimaan uangnya baru terjadi kemudian), atau pada saat
penerimaan uang untuk penjualan air secara tunai.
(2) Pendapatan sambungan baru dan pendapatan non-air lainnya diakui dan dicatat
sebagai pendapatan pada saat diterbitkannya tagihan rekening non-air termasuk
denda meter/segel yang timbul akibat kecurangan yang dilakukan oleh pelanggan.
4
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
(3) Denda atas keterlambatan pembayaran rekening air, diakui sebagai pendapatan
pada saat denda tersebut diterima secara tunai. Untuk memenuhi pengakuan
pendapatan secara akrual, pada akhir tahun dilakukan penyesuaian dengan cara
dimunculkan piutang denda dengan lawan perkiraan ke pendapatan non-air
(pendapatan denda) dan pada awal tahun berikutnya dilakukan jurnal balik
(reversing entry)
3) Pengakuan Biaya
Biaya diakui, dicatat, dan dilaporkan dalam periode terjadinya transaksi atas biaya
tersebut. Untuk biaya-biaya yang sifatnya perodik seperti gaji, listrik, sewa, asuransi,
dan lain-lain, pembebanannya dikaitkan dengan periode tersebut, walaupun
pembayarannya belum dilakukan ataupun telah dibayar dimuka.
4) Penilaian Piutang
Dalam laporan keuangan ini, piutang disajikan dengan nilai tunai dengan
kemungkinan dapat direalisasi.
Khususnya untuk piutang usaha yang mempunyai kemungkinan tak tertagih, dibentuk
penyisihannya dalam jumlah yang layak sesuai dengan kelompok umur dari piutang
tersebut, yaitu :
(1) Di atas 3 bulan sampai dengan 6 bulan = 30%
(2) Di atas 6 bulan sampai dengan 1 tahun = 50%
(3) Di atas 1 tahun sampai dengan 2 tahun = 75%
(4) Di atas 2 tahun, besarnya penyisihan piutang dihitung sebesar 100% dari jumlah
piutang yang masuk dalam kelompok tersebut.
(5) Untuk piutang tak tertagih dari instansi pemerintah dan ABRI tidak dilakukan
penyisihan.
5
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Pemebanan pemakaian bahan operasi ke dalam pos biaya dicatat dengan metode First
In First Out (FIFO), yaitu pembebanan ke dalam biaya atas pemakaian persediaan
didasarkan pada harga beli awal (pertama) dari sisa persediaan yang ada.
6
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
10) Aktiva Lain-lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak
dapat digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan maupun aktiva tidak
berwujud, seperti aktiva yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham,
beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lainnya disajikan dalam kelompok aktiva
lain-lain.
7
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
3. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
1) Penjelasan Pos-Pos Neraca
31 Desember 2004 31 Desember 2003
9
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Piutang pada PDAM Pelabuhan Ratu belum dapat ditagih karena tidak terdapat bukti-
bukti pendukungnya.
10
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
1086A/DP3/1998 tanggal 24 Desember 1998 sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian
pinjaman yang belum digunakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dikenakan
denda berupa commitment charge.
11
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Bantuan IN-GUB Tahun 2000 Rp 174.805.890,00 Rp 174.805.890,00
Bantuan Penyertaan Modal Pemda Rp 100.000.000,00 Rp 100.000.000,00
Koreksi Nomor 25 Rp 58.000.000,00 Rp 0,00
Koreksi Nomor 26 Rp 174.806.000,00 Rp 0,00
Jumlah Rp 1.046.271.315,00 Rp 813.465.315,00
Pada Tahun Buku 2004 perusahaan telah mengakui/mencatat aktiva tetap sebesar
Rp232.806.000 yang merupakan penyerahan aset dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Pandegalng.
Aset yang diserahkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pandegalng merupakan aset
yang dibangun oleh Proyek Pengadaan Sarana Air Bersih pada Dinas PU Kabupaten
Pandeglang sebanyak 3 Paket Pekerjaan yang dikerjakan pada Tahun 1999, dan 2002.
Atas penyerahan aset tersebut tidak dilakukan penilaian aset (apraisal) dari pihak
independen dan belum ditetapkan dalam Perda Kabupaten Pandeglang tentang
Penyertaan Modal Daerah (PMD)
12
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Bantuan jaringan pipa penghantar
distribusi air bersih dan assesories
dari PT Desakuasri Griya Bangun
Tahun 1996 Rp 39.500.000,00 Rp 39.500.000,00
Instalasi Transmisi Distribusi dari
Dephankam/ABRI Tahun 1996 Rp 36.185.000,00 Rp 36.185.000,00
Bantuan Proyek WJ-UDSP II berupa
bahan pipa dan assesories Tahun
2001 Rp 390.180.000,00 Rp 390.180.000,00
Jumlah Rp 633.194.985,00 Rp 633.194.985,00
15
Perwakilan III BPK-RI di Jakarta