LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2020
DAFTAR ISI
LAMPIRAN :
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GRAFIK
iii
Bab I: Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Parepare merupakan unit
Eselon III di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
170/PMK.01/2012 tanggal 06 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tanggal 30 Desember 2016. Sesuai dengan pasal
30 Peraturan Menteri Keuangan tersebut, KPKNL Parepare mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan di bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, Penilaian, Piutang Negara dan Lelang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPKNL Parepare berdasarkan pasal 31 Peraturan
Menteri Keuangan tersebut di atas menyelenggarakan fungsi yang meliputi :
1
Bab I: Pendahuluan
Adapun susunan organisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Parepare berdasarkan pasal 32 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 170/PMK.01/2012
tanggal 06 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 263/PMK.01/2016 tanggal 30 Desember 2016, terdiri atas:
a. Subbagian Umum;
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Parepare saat ini
dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
KEPALA
KPKNL PAREPARE
FREDY HIMARWANTO
KASUBBAG UMUM
IDAWATI
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI Plt. KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KELOMPOK
PENGELOLAAN PELAYANAN PIUTANG PELAYANAN HUKUM DAN KEPATUHAN JABATAN
KEKAYAAN PENILAIAN NEGARA LELANG INFORMASI INTERNAL FUNGSIONAL
NEGARA
SYARIFUDDIN
ARIP BUDIYANTO HUSNAENI ANDI A. RIVAI ANDI A. RIVAI RACHMAT EKA S. SUMIATI HADRI
ASDAR SAHLIN
Sumber: Lampiran III-2 PMK Nomor 170/PMK.01/2012 tanggal 06 November 2012, diolah
2
Bab I: Pendahuluan
Tabel 1:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN
Per 31 Desember 2020
Unit
Golongan Jumlah
Kerja
IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a
KPKNL
- - - 2 3 3 6 4 7 5 - - 30
Parepare
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.
Grafik 1:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN
Per 31 Desember 2020
7
6
5
4
3 Jumlah Pegawai
2
1
0
IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a
3
Bab I: Pendahuluan
Tabel 2:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN UMUR
Per 31 Desember 2020
18 – 30 7 1 8
31 – 40 4 6 10
41 – 50 1 8 2 11
Di atas 50 1 1
Total 30
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.
Grafik 2:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN UMUR
Per 31 Desember 2020
4
Bab I: Pendahuluan
Tabel 3
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN
PENDIDIKAN DAN GOLONGAN
Per 31 Desember 2020
KPKNL Parepare 6 13 10 - 1 30
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.
Grafik 3
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN
PENDIDIKAN DAN GOLONGAN
Per 31 Desember 2020
14
12
10
6 Jumlah Pegawai
0
S2 S1 S2 S1 D III SMA
4. Komposisi Tenaga Fungsional Pelelang, Pejabat Lelang (belum Jabfung), Penilai, Jurusita,
Pemeriksa PN, PBJ.
Tabel 4
TENAGA FUNGSIONAL KPKNL PAREPARE
Per 31 Desember 2020
KPKNL
2 7 1 - 4 6 20
Parepare
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.
5
Bab I: Pendahuluan
Grafik 4
TENAGA FUNGSIONAL KPKNL PAREPARE
Per 31 Desember 2020
7
6
5
4
3 Jabatan Fungsional
2
1
0
Pelelang Pemeriksa
Sebagai pengelola kekayaan negara, KPKNL Parepare memiliki peran strategis untuk
mengoptimalkan pengelolaan kekayaan negara yang bertujuan untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna kekayaan negara. Peningkatan daya guna dan hasil guna terutama
difokuskan pada utilisasi kekayaan negara, pengamanan kekayaan negara, penyusunan
dan penyempurnaan peraturan, pembinaan dan penatausahaan kekayaan negara. Sebagai
manajer aset, KPKNL Parepare mengemban tugas untuk menata manajemen aset negara
dan menjadikan aset sebagai salah satu indikator peningkatan efektivitas APBN melalui
optimalisasi aset dalam peningkatan pendapatan negara, penghematan belanja modal dan
belanja pemeliharaan.
Penilaian terhadap kekayaan negara merupakan langkah awal dari proses pengelolaan
kekayaan negara menuju optimalisasi pengelolaan kekayaan negara. Kegiatan penilaian
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh estimasi atau perkiraan nilai wajar dari setiap
6
Bab I: Pendahuluan
kekayaan negara berupa tanah, bangunan, kendaraan, dan barang milik negara lainnya
yang digunakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L). Hasil penilaian barang milik negara
tersebut antara lain akan digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP), pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara, penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) sedangkan penilaian barang jaminan hutang digunakan
dalam rangka proses pengurusan piutang negara. Dengan demikian hasil penilaian dapat
membantu mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang optimal, efektif dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip The Highest and Best Use.
Pelayanan lelang bertujuan untuk menyediakan sarana transaksi penjualan aset dan lelang
Hak Tanggungan secara umum. Dalam memberikan pelayanan lelang, KPKNL Parepare
secara terus-menerus mengupayakan penggalian potensi lelang baik lelang eksekusi
maupun non eksekusi sehingga lelang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana jual beli
yang diminati oleh masyarakat (sales means auction). Selain itu, lelang merupakan
pelaksanaan suatu putusan/penetapan pengadilan maupun PUPN. Dalam pelaksanaan
lelang terdapat beberapa keuntungan dibandingkan dengan transaksi jual beli biasa, yaitu
lebih transparan, akuntabel, kompetitif efisien dan lebih menjamin kepastian hukum dengan
adanya risalah lelang yang merupakan akta otentik. Risalah Lelang berfungsi sebagai akta
van transport untuk kepentingan peralihan hak. KPKNL Parepare diharapkan menjadi
akselerator agar lelang lebih diminati masyarakat seperti pelaksanaan jual beli biasa dan
dapat berperan dalam menggerakkan perekonomian masyarakat.
7
Bab I: Pendahuluan
C. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I Pendahuluan
BAB IV Penutup
Sesuai dengan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan, selama tahun
2020, KPKNL Parepare telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan dalam Bab II
laporan ini. Dengan disusunnya Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020 dan Kontrak
Kinerja 2020 diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan untuk meningkatkan kinerja KPKNL
Parepare di tahun yang akan datang.
8
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Sebagai wujud penjabaran visi yang telah dirumuskan tersebut, KPKNL Parepare
menetapkan 6 (enam) misi, yaitu:
Untuk mengimplementasikan atau menjabarkan misi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu tertentu dan menggambarkan arah strategik organisasi sesuai dengan tugas
dan fungsi, maka perlu menetapkan suatu tujuan. Tujuan yang hendak dicapai oleh KPKNL
Parepare untuk periode 2020 adalah terselenggaranya pengelolaan kekayaan negara,
9
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
pelayanan penilaian, penyelesaian pengurusan piutang negara, dan pelayanan lelang yang
profesional, tertib, tepat guna, dan optimal serta mampu membangun citra baik bagi stakeholder.
Pada dasarnya sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara
spesifik, dalam jangka pendek dan terukur. Sasaran yang hendak dicapai KPKNL Parepare
meliputi :
B. PENETAPAN KINERJA
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu, visi dan
misi KPKNL Parepare harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi
dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran strategis KPKNL Parepare. Sasaran Strategis
(SS/KNL) KPKNL Parepare Tahun 2020 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana
10
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
tertuang dalam Peta Strategi KPKNL Parepare. Peta Strategi KPKNL Parepare Tahun 2020
mempunyai 4 perspektif, yaitu: stakeholders perspective, customer perspective, internal process
perspective, dan learning and growth perspective yang memuat 12 Sasaran Strategis. Sasaran-
sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pengelolaan kekayaan negara yang
optimal; (2) Pelayanan publik yang prima; (3) Kepatuhan publik yang tinggi atas kebijakan
pengelolaan kekayaan negara; (4) Manajemen pelayanan yang berkualitas; (5) Tata kelola
kekayaan negara yang akuntabel; (6) Tata kelola piutang negara dan lelang yang akuntabel; (7)
Edukasi yang efektif; (8) Pengawasan dan pengendalian mutu yang efektif; (9) Sumber Daya
Manusia yang kompeten; (10) Organisasi yang fit-for-purpose; (11) Sistem manajemen informasi
yang andal; (12) Pengelolaan anggaran yang berkualitas. Sebagaimana tergambar dalam peta
strategis berikut ini:
Peta Strategi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Parepare
Tahun 2020
Dalam melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, KPKNL Parepare
perlu membuat suatu penetapan kinerja yang merupakan ikhtisar dari rencana kerja yang akan
dicapai pada satu waktu tertentu. Penetapan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020 sesuai dengan
peta strategis Kemenkeu Three Tahun 2020 terdiri dari 12 Sasaran Strategis (SS) dan 20
Indikator Kinerja Utama (IKU). Selanjutnya, keterkaitan antara sasaran strategis dan IKU dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
11
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
Tabel 5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tahun 20120
SASARAN STRATEGIS KNL 1
Pengelolaan Kekayaan Negara yang Optimal
12
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
13
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
C. PENGUKURAN KINERJA
Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja DJKN Tahun 2020, DJKN berpedoman
kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%;
2. Indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding dengan
yang lainnya;
3. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh
Indeks Capaian IKU;
4. IKU yang ditetapkan diupayakan realisasi pencapaiannya memungkinkan melebihi target;
14
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
5. Untuk IKU yang capaiannya tidak memungkinkan melebihi target, maka capaiannya
ditetapkan sebagai berikut:
a. Apabila realisasi pecapaiannya sama dengan target, maka indeks capaian IKU
tersebut dikonversi menjadi 120%;
b. Apabila realisasi pencapaiannya tidak memenuhi target, maka indeks capaian IKU
tersebut tidak dilakukan konversi
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator
kinerja terdiri dari tiga (3) jenis, yaitu:
1. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Maximize
Realisasi
Indeks Capaian IKU = --------------- X 100%
Target
Pada polarisasi maximize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih
tinggi dari target.
2. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Minimize
Pada polarisasi minimize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih
kecil dari target.
3. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Stabilize
I n+1 – In-1
In = In-1 + ------------- (Cn – Cn-1)
Cn+1 - Cn-1
15
Bab II: PERENCANAAN KINERJA
Pada polarisasi stabilize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam
suatu rentang tertentu dibandingkan target.
16
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 6
PERBANDINGAN DATA
TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA
KPKNL PAREPARE TAHUN 2020
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Adjust.
1 2 3 4 5 6
KPKNL. Pengelolaan 1a-N Persentase pengukuran
01 Kekayaan Negara tingkat kesesuaian
100 % 140 % 100 100
Yang Optimal penggunaan BMN dengan
SBSK
1b-CP Persentase Penerimaan
Negara dari pengelolaan 100 % 63,41 % 63,41 63,00%
kekayaan negara dan lelang
1c-CP Persentase penyelesaian
penurunan outstanding 100 % 560,08 % 560,08 120%
piutang Negara
KPKNL. Birokrasi dan 2a-CP Indeks Kepuasan
02 layanan public Pengguna Layanan
yang agile, KPKNL
4,46 4,62 103,58 103.58
efektif dan
efisien
17
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
1 2 3 4 5 6
5d-CP Persentase implementasi
evaluasi kinerja BMN 100 % 333,33 % 333,33 120 %
(portofolio asset)
KPKNL. Penilaian yang 6a-CP Deviasi ketergunaan hasil
06 berkualitas penilaian
30 % 11,05 % 163,18 120,00%
Dari hasil evaluasi kinerja terhadap 20 (dua puluh) IKU Kemenkeu Three KPKNL
Parepare Tahun 2020 diperoleh hasil analisis kinerja atas pencapaian Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja Utama Kemenkeu Three Tahun 2020 sebagai berikut:
Merupakan Penggunaan Barang Milik Negara yang sesuai dengan Standar Barang dan
Standar Kebutuhan Barang Milik Negara atas pengelolaan asset negara termasuk
existing luasan BMN satuan kerja yang sedang dimanfaatkan dengan persetujuan
Pengelola barang. Pada tahun 2020, realiasasi persentase pengukuran tingkat
18
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
kesesuaian penggunaan BMN dengan SBSK sebesar 140 atau sebesar 100 % dari
target yang ditetapkan sebesar 140.
19
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
2. Sasaran Strategis KPKNL.02 : Birokrasi dan layanan Publik yang agile, efektif dan
efisien dengan satu IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 2a-CP : Indeks Kepuasan Pengguna Layanan KPKNL
Unsur-unsur yang diteliti (atribut) dalam survei opini pelanggan tersebut meliputi:
a. Prosedur pelayanan.
b. Waktu pelayanan.
c. Biaya pelayanan.
d. Staf kantor.
e. Kondisi kantor.
Berdasarkan hasil survei diperoleh skor tingkat kepuasan yang diperoleh KPKNL Parepare
pada tahun 2020 ini sebesar 4,62 atau tercapai 103,58 % dari yang ditargetkan sebesar
4,46. Jika dibandingkan dengan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan tahun 2019 yaitu
sebesar 4,46, maka Indeks Kepuasan Pengguna Layanan mengalami kenaikan sebesar
0,07 (3,58 %). KPKNL Parepare senantiasa bertekad untuk selalu meningkatkan kualitas
layanan antara lain dengan mengikutkan pelatihan-pelatihan layanan prima yang
diselenggarakan DJKN maupun menumbuhkan kesadaran pribadi untuk berkomitmen
memberikan layanan terbaik kepada pemangku kepentingan.
20
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
3. Sasaran Strategis KPKNL.03: Pengelolaan Lelang yang optimal, dengan 1 (satu) IKU
yaitu:
Persentasi hasil lelang diperoleh dari hasil realisasi jumlah pokok lelang terhadap target.
Pokok lelang adalah harga lelang yang belum termasuk Bea Lelang Pembeli dalam lelang
yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara eksklusif atau harga lelang
dikurangi Bea Lelang Pembeli dalam lelang yang diselenggarakan dengan penawaran
harga secara inklusif. Harga lelang adalah harga penawaran tertinggi yang diajukan oleh
peserta lelang yang telah disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat Lelang dalam
suatu pelaksanaan lelang. Jumlah pokok lelang merupakan penjumlahan atas pokok
lelang dari pelaksanaan yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang Kelas I/Jabatan
Fungsional Pelelang, Pejabat Lelang Kelas II, dan pegadaian dalam periode tertentu.
Sementara untuk bea lelang diperhitungan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang Berlaku pada Kemenkeu. Secara
keseluruhan, realisasi capaian pokok lelang tahun 2020 sebesar Rp 74.051.524.817,00
atau sebesar 72,96 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp 101.500.000.000,00. Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 yaitu sebesar Rp 96.139.546.674,00 maka
jumlah pokok lelang yang diselesaikan mengalami penurunan sebesar
Rp 22.088.021.857,00 (22,97 %).
4. Sasaran Strategis KPKNL. 04: Manajemen Pelayanan yang Berkualitas, dengan satu
IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 4a-CP : Rata-Rata Indeks Ketepatan Waktu
Penyelesaian Layanan Kekayaan Negara dan lelang.
Kriteria layanan kekayaan negara dan lelang dapat diukur dengan beberapa indicator,
diantaranya:
1. Persetujuan atau penolakan permohonan sewa BMN berupa tanah dan/atau bangunan
(integrase layanan) pada KPKNL;
2. Penetapan status penggunaan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan
pada KPKNL;
3. Persetujuan atau penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau bangunan pada
KPKNL;
4. Penetapan jadwal lelang;
5. Pelayanan pengembalian uang jaminan penawaran lelang;
6. Pelayanan pemberian kuitansi pembayaran harga lelang;
21
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Realisasi rata-rata Indeks ketepatan waktu penyelesaian layanan kekayaan negara dan
lelang atas permohonan layanan pengelolaan kekayaan negara dan lelang tepat waktu
pada tahun 2020 dapat tercapai sebesar 97,46 atau 112,23% dari target yang ditetapkan
sebesar 87 atau 100%. Jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2019 yaitu 95,77
maka Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Layanan Kekayaan Negara ini mengalami
kenaikan sebesar 1,69 (1,76%).
5. Sasaran Strategis KPKNL.05: Tata Kelola Kekayaan Negara yang Efektif, dengan 3
(tiga) IKU yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 5a-CP: Persentase Bidang Tanah BMN yang
Disertifikatkan.
Pelaksanaan sertipikasi tanah BMN merupakan tindak lanjut dari Peraturan Bersama
Menteri Keuangan dan Kepala BPN Nomor 186/PMK.06/2009 dan Nomor 24 Tahun
2009 tentang Pensertipikatan BMN berupa tanah. Realisasi jumlah BMN berupa bidang
tanah pada K/L yang sudah disertifikatkan tahun 2020 adalah sebesar 110 bidang tanah
atau 100% dari total 110 bidang tanah yang ditargetkan pada KPKNL Parepare. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 54 bidang tanah, maka terdapat
kenaikan sebesar 56 bidang tanah (103.70 %). Tidak termasuk bidang tanah belum
bersertifikat yang masih dalam sengketa, bidang tanah belum bersertifikat yang tidak
dikuasai, dan bidang tanah yang masuk dalam kawasan hutan lindung. Adapun target
persentase sertifikasi ini sebesar 100% dari seluruh bidang tanah yang telah
teridentifikasi oleh KPKNL. Identifikasi merupakan proses pemetaan BMN berupa
bidang tanah pada Kementerian/Lembaga melalui Sistem Informasi Manajemen
Pendataan Tanah Pemerintah (SIMANTAP). Pemetaan tanah dilakukan berdasarkan
lokasi, luas tanah, batas-batas,nilai BMN dan nama pemilik tanah.
Jumlah BMN berupa bidang tanah pada K/L yang diidentifikasi sudah dan belum
bersertifikat merupakan Jumlah bidang tanah yang telah dilakukan proses
identifikasi/pemetaan sehingga menghasilkan data bidang tanah yang sudah
bersertifikat maupun yang belum bersertifikat s.d. tahun berjalan.
22
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan Kontrak Kinerja Kepala KPKNL Parepare dengan Kepala Kanwil DJKN
Sulseltrabar, target IKU “Persentase Nilai kekayaan negara yang diutilisasi” tahun 2020
ditetapkan sebesar Rp. 320.532.000.000,00. Dari hasil evaluasi kinerja sampai
dengan triwulan IV tahun 2020 target tersebut telah terealisasi sebesar Rp
560.586.609.613 atau 174,89 % dari target tahun 2020. Jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2019 yaitu Rp. 1.017.876.446.412,00 maka nilai kekayaan negara yang
diutilisasi mengalami penurunan senilai Rp 457.289.836.799,00 (44,92 %). Realisasi
utilisasi kekayaan negara diperoleh dari:
23
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Tabel 7
URAIAN UTILISASI KEKAYAAN NEGARA
Pencapaian IKU yang melampaui target tersebut didominasi oleh adanya permohonan
penetapan status penggunaan barang milik negara (BMN) oleh satuan kerja
Kementerian/Lembaga. Persetujuan penetapan status penggunaan BMN Kementerian/
Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.
1) penertiban barang milik negara melalui kegiatan inventarisasi dan penilaian BMN;
2) penyelesaian permohonan penilaian atas kekayaan negara yang akan diutilisasi;
3) peningkatan kesadaran pengguna barang agar melaksanakan pengelolaan BMN
sesuai dengan ketentuan, melalui kegiatan:
Evaluasi kinerja BMN merupakan kegiatan pengukuran kinerja suatu asset BMN yang
dilakukan secara sistematis dan terukur dengan mempertimbangkan 6 indikator yaitu
kepentingan umum, manfaat social, kepuasan pengguna, potensi penggunaan masa
mendatang, kelayakan finansial dan kondisi teknis. Evaluasi ini nantinya bertujuan
agar terwujud struktur portofolio asset negara yang memberikan manfaat ekonomi dan
social pada public melalui rekomendasi skema pengelolaan asset yang lebih baik bagi
pengguna dan pengelola barang. Realisasi persentase implementasi evaluasi kinerja
BMN (portofolio asset) tahun 2020 adalah sebesar 10 portofolio asset (333,33 %) dari
target sebesar 3 portofolio asset.
24
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
6. Sasaran Strategis KPKNL.06: Penilaian yang berkualitas, dengan 1 (satu) IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 6a-CP : Deviasi Ketergunaan Hasil Penilaian.
Ruang lingkup hasil penilaian yang diukur adalah hasil penilaian dalam rangka
pemindahtanganan dan pemafaatan yang digunakan dalam persetujuan dengan objek
berupa Barang Milik Negara (BMN). Nilai yang digunakan sebagai dasar dalam
persetujuan merupakan nilai yang menjadi basis/dasar perhitungan dalam pemberian
persetujuan/penolakan pemanfaatan/pemindahtanganan BMN oleh pengelola barang.
Jika terdapat persertujuan yang nilainya telah diberikan factor penyesuaian oleh pengelola
barang berdasarkan peraturan atau kebijakan dengan dasar nilai perhitungan yang dipakai
adalah hasil penilaian maka nilai ketergunaannya adalah 100 % dan deviasinya 0 %.
Deviasi ketergunaan hasil penilaian ini digunakan untuk mengukur selisih antara nilai yang
digunakan sebagai dasar dalam persetujuan yang ditetapkan oleh pengelola barang
dibandingkan dengan nilai hasil penilaian yang disampaikan kepada pengelola barang
terhadap objek BMN yang sama. Realisasi deviasi ketergunaan hasil penilaian tahun 2020
adalah sebesar 11,5 % (163,18 %) dari target sebesar 30%.
7. Sasaran Strategis KPKNL.07: Tata Kelola Lelang yang Efektif, dengan 2 (dua) IKU
yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 7a-CP: Persentase Produktifitas Lelang
Lelang semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu media
transaksi jual beli yang akuntabel, efisien, dan efektif. Produktifitas lelang dinilai dari
intesitas frekuensi lelang yang laku. Apabila dalam satu frekuensi lelang terdapat
barang yang laku dan tidak laku, maka tetap diperhitungkan sebagai satu frekuensi
lelang laku.
Realisasi produktifitas lelang pada tahun 2020 tercapai sebesar 35,23 % atau mencapai
103,62% dari target yang ditetapkan sebesar 34 %. Jika dibandingkan realisasi Tahun
2019 sebesar 30,63 %, presentase produktifitas lelang mengalami kenaikan sebesar 4,6
% atau sebesar 15,61 %.
25
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
8. Sasaran Strategis KPKNL.08: Edukasi yang Efektif, dengan 1 (satu) IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 8a-N : Tingkat Efektifitas Edukasi dan Komunikasi.
Realisasi tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi tahun 2020 sebesar 91,34 (sangat
efektif) atau sebesar 104,98% dari target 87 (sangat efektif). Jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2019 yaitu sebesar 87,31, maka tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi
mengalami kenaikan sebesar 4,03 (4,61 %). Efektivitas edukasi dan komunikasi
merupakan bentuk pengukuran tingkat keberhasilan peserta (stakeholders) dalam hal
pemahaman substansi/materi yang disampaikan melalui pelatihan/ sosialisasi yang
dilaksanakan. IKU ini lebih mengutamakan kualitas edukasi dan komunikasi yang
dilakukan. Efektitas edukasi dan komunikasi diukur melalui kuisioner yang memuat 4
Indikator yaitu: tingkat pemahaman peserta (bobot 70%), kualitas materi (bobot 15%),
kualitas fasilitator (bobot 10%), dan kualitas fasilitas pelatihan (bobot 5%).
Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Indeks diukur dalam skala 1-100 dengan
rincian:
26
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Ruang lingkup persentase tindak lanjut penyelesaian/perbaikan atas sisa asset objek
penilaian kembali BMN adalah sisa asset objek penilaian kembali BMN yang harus
ditindaklanjuti (objek BMN K1) yang wajib diselesaikan sampai dengan 31 desember
2020. Realisasi persentase tindak lanjut penyelesaian/perbaikan atas sisa asset objek
penilaian kembali BMN pada tahun 2020 adalah sebesar 1778 NUP atau sebesar
101,83 dari target yang ditetapkan sebesar 1.746 NUP.
10. Sasaran Strategis KPKNL.10: Sumber Daya Manusia yang Kompeten, dengan satu
IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 10a-N: Persentase Pengembangan Kompetensi
Pegawai
Realisasi Persentase pegawai yang memenuhi standar Jamlat pada tahun 2020 adalah
sebesar 120% atau tercapai sebesar 114,94% dari target yang ditetapkan sebesar 120 %.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 yaitu sebesar 114,94%, maka presentase
pengembangan kompetensi pegawai ini mengalami kenaikan sebesar 5,06% dari tahun
sebelumnya.
Pengembangan pegawai untuk memenuhi standar kompetensi salah satunya ditunjukkan
untuk penyesuaian antara penempatan dengan diklat yang telah diikuti. Pendidikan dan
Pelatihan (diklat) meliputi pendidikan gelar Diploma I, Diploma III, S1/ DIV, atau gelar
akademik lainnya; maupun pendidikan non-gelar yang meliputi seminar, sosialisasi,
internship/on the job training, basic training (DTSD, Semapta), workshop, bimbingan teknis,
sharing session, in-house training terkait bidang teknis. Adapun perbedaan dengan tahun
27
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
2019 dimana komponen IKU ini terdapat komponen berupa pemenuhan standar soft
competency, pada tahun 2020 capaian ini terbagi menjadi jumlah bawahan yang
memenuhi kriteria dan jumlah bawahan yang telah memenuhi kriteria.
11. Sasaran Strategis KPKNL.11: Organisasi yang Fit for Purpose, dengan 2 (dua) IKU
yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 11a-N: Nilai Hasil Review Pengelolaan Kinerja
Berbasis BSC.
12. Sasaran Strategis KPKNL.12: Pengelolaan Keuangan dan BMN yang Optimal,
dengan satu IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 12a-CP: Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran
Realisasi persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Tahun 2020
sebesar 99,96 % (105,22 %) dari yang ditargetkan sebesar 95%. Jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2019 yaitu 98 %, maka IKU ini mengalami kenaikan sebesar 1,96%.
28
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Unsur yang diukur terdiri dari penyerapan anggaran, efisiensi, dan pencapaian keluaran.
1) Penyerapan anggaran adalah realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja
modal, tidak termasuk belanja pegawai, yang mengacu pada Sistem Akuntansi
Umum.
2) Efisiensi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan
dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya
telah dicapai (pencapaian Output-nya lebih besar atau sama dengan 100%).
Apabila pencapaian Output tidak mencapai 100% maka unsur efisiensi tidak diukur.
Hasil lebih atau sisa dana adalah selisih lebih pagu kontrak dengan realisasi
kontrak.
3) Pencapaian keluaran adalah pencapaian atas barang/jasa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran serta
tujuan program dan kebijakan.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Untuk membiayai kinerja Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Parepare selama Tahun 2020 telah dialokasikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) 2020. Dari keseluruhan anggaran yang tersedia dengan jumlah sebesar Rp.
3.593.745.000,00 pada tahun 2020 terealisasi sebesar Rp. 3.550.665.342,00 atau sebesar
98,80% dari pagu yang telah ditetapkan yang dapat dirinci menjadi beberapa komponen
sebagai berikut:
Tabel 8
PENYERAPAN DIPA KPKNL PAREPARE TAHUN 2020 PER OUTPUT KEGIATAN
1 2 3 4 5
29
Bab III: Akuntabilitas Kinerja
Penyerapan DIPA yang telah dilaksanakan di atas target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan adanya perencanaan penggunaan anggaran yang akurat. Adapun masih
adanya sisa anggaran hal ini disebabkan karena efisiensi penggunaan anggaran.
30
Bab IV: Penutup
BAB IV
PENUTUP
Terdapat satu Sasaran Strategis yang belum mencapai target yaitu Pengelolaan
Lelang yang Optimal dengan IKU Persentase pencapaian hasil lelang (pokok lelang). Selain
itu Seluruh Sasaran Strategis lainnya telah memenuhi target namun terdapat satu IKU di
dalam Sasaran Strategis Pengelolaan Kekayaan Negara yang Optimal yang masih belum
memenuhi target, yaitu IKU Persentase Penerimaan Negara dari pengelolaan kekayaan
Negara dan lelang. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kedua IKU
tersebut antara lain dikarenakan oleh pandemi COVID-19. Namun untuk memitigasi supaya
tidak terjadi lagi di tahun 2021, Seksi terkait telah menyiapkan tindak lanjut untuk
mendongkrak IKU tersebut diantaranya dengan penggalian potensi lelang, sosialisasi terkait
31
Bab IV: Penutup
sewa BMN, dan menggandeng UMKM untuk turut berpartisipasi dalam menjual barangnya
secara lelang.
Selanjutnya, dengan disusunnya Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020,
diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada pimpinan
Kementerian Keuangan Republik Indinesia, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, maupun
kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi KPKNL Parepare sehingga dapat
memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal
Laporan Kinerja Parepare tahun 2020 harus menjadi motivasi bagi peningkatan kinerja
organisasi, sedangkan secara eksternal Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020
menjadi indikator dalam menyesuaikan perkembangan tuntutan pelaksanaan tugas dan
fungsi, sehingga pada akhirnya keberadaan KPKNL Parepare dapat memberikan kontribusi
yang optimal dalam rangka pemberian pelayanan kepada para pemangku kepentingan.
Fredy Himarwanto
NIP 19740316 199503 1 001
32
KPKNL Parepare
Jl. Jenderal Sudirman No. 49, Parepare
Telp: (0421) 26678 Fax: (0421) 28068