Anda di halaman 1dari 37

KPKNL PAREPARE

LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …..………......…………………………………………………………….....….... i

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………….. ii


DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………….....…………………………….......… 1

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi .………….…………………………… 1

B. Peran Strategis KPKNL Parepare ................................................................. 6

C. Sistematika Laporan ………………………...……….………………………..... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA ......... ………………………...……….…………..... 9

A. Rencana Strategis ………………………………………………..……………... 9

B. Penetapan Kinerja ....………………………….…................……………….... 10

C. Pengukuran Kinerja ……………………………………………………………. 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .………................................................................ 17

A. Capaian Kinerja Organisasi ..……….……….……….……….……………….. 17

B. Evaluasi dan Analisis Kinerja ....………………..….…….….……………….... 18

C. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................... 29

BAB IV PENUTUP ……………………..……….……….………...........….……….…….… 31

LAMPIRAN :

Pengukuran Kinerja KPKNL Parepare Tahun 2012

Rencana Kinerja Tahunan KPKNL Parepare Tahun 2013

i
DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HAL.

Tabel 1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Gender Tiap Golongan 3


Tabel 2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur 4
Tabel 3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dan Golongan 5
Tabel 4 Tenaga Fungsional 5
Tabel 5 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama tahun 2018 12
Tabel 6 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama 2018 17
Tabel 7 Uraian Utilisasi Kekayaan Negara 24
Tabel 8 Penyerapan DIPA Tahun 2018 29

ii
DAFTAR GRAFIK

GRAFIK JUDUL HAL.

Grafik 1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Gender Tiap Golongan 3


Grafik 2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur 4
Grafik 3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dan Golongan 5
Grafik 4 Tenaga Fungsional 6

iii
Bab I: Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Parepare merupakan unit
Eselon III di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
170/PMK.01/2012 tanggal 06 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tanggal 30 Desember 2016. Sesuai dengan pasal
30 Peraturan Menteri Keuangan tersebut, KPKNL Parepare mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan di bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, Penilaian, Piutang Negara dan Lelang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPKNL Parepare berdasarkan pasal 31 Peraturan
Menteri Keuangan tersebut di atas menyelenggarakan fungsi yang meliputi :

a. inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan negara;


b. registrasi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan
kekayaan negara;
c. registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang jaminan,
eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang/penjamin hutang;
d. penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu dan/atau
jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin
hutang, serta penyiapan data usul penghapusan piutang negara;
e. pelaksanaan pelayanan penilaian;
f. pelaksanaan pelayanan lelang;
g. penyajian informasi di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara, dan lelang;
h. pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan
penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan;
i. pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang
serta harta kekayaan lain;
j. pelaksanaan bimbingan kepada Pejabat Lelang;
k. inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan;
l. pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang negara dan
lelang;
m. verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang; dan
n. pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

1
Bab I: Pendahuluan

Adapun susunan organisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Parepare berdasarkan pasal 32 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 170/PMK.01/2012
tanggal 06 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 263/PMK.01/2016 tanggal 30 Desember 2016, terdiri atas:

a. Subbagian Umum;

b. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara;

c. Seksi Pelayanan Penilaian;

d. Seksi Piutang Negara;

e. Seksi Pelayanan Lelang;

f. Seksi Hukum dan Informasi;

g. Seksi Kepatuhan Internal;


h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Parepare saat ini
dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

BAGAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG PAREPARE

KEPALA
KPKNL PAREPARE

FREDY HIMARWANTO

KASUBBAG UMUM

IDAWATI

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI Plt. KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KELOMPOK
PENGELOLAAN PELAYANAN PIUTANG PELAYANAN HUKUM DAN KEPATUHAN JABATAN
KEKAYAAN PENILAIAN NEGARA LELANG INFORMASI INTERNAL FUNGSIONAL
NEGARA
SYARIFUDDIN
ARIP BUDIYANTO HUSNAENI ANDI A. RIVAI ANDI A. RIVAI RACHMAT EKA S. SUMIATI HADRI
ASDAR SAHLIN

Sumber: Lampiran III-2 PMK Nomor 170/PMK.01/2012 tanggal 06 November 2012, diolah

2
Bab I: Pendahuluan

Adapun wilayah kerja KPKNL Parepare berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 170/PMK.01/2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 263/PMK.01/2016, meliputi Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng
Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone dan Kabupaten Pinrang.

Dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan dan sasarannya, KPKNL


Parepare sampai dengan periode 31 Desember 2020 didukung oleh 30 orang pegawai dengan
komposisi berdasarkan gender, umur, tingkat pendidikan, golongan dan jabatan fungsional
adalah sebagai berikut :

1. Komposisi berdasarkan Gender:

Tabel 1:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN
Per 31 Desember 2020

Unit
Golongan Jumlah
Kerja

IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a
KPKNL
- - - 2 3 3 6 4 7 5 - - 30
Parepare
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.

Grafik 1:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN PANGKAT/GOLONGAN
Per 31 Desember 2020

7
6
5
4
3 Jumlah Pegawai

2
1
0
IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a

3
Bab I: Pendahuluan

2. Komposisi berdasarkan Umur:

Tabel 2:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN UMUR
Per 31 Desember 2020

Kelompok Golongan Ruangan


Jumlah
Umur I II III IV

18 – 30 7 1 8

31 – 40 4 6 10

41 – 50 1 8 2 11

Di atas 50 1 1

Total 30
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.

Grafik 2:
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN UMUR
Per 31 Desember 2020

4
Bab I: Pendahuluan

3. Komposisi berdasarkan Pendidikan dan Golongan:

Tabel 3
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN
PENDIDIKAN DAN GOLONGAN
Per 31 Desember 2020

Tingkat Pendidikan JUMLAH


Unit Kerja
S2 S1 D III D1 ≤ SMA

KPKNL Parepare 6 13 10 - 1 30
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.

Grafik 3
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN
PENDIDIKAN DAN GOLONGAN
Per 31 Desember 2020

14

12

10

6 Jumlah Pegawai

0
S2 S1 S2 S1 D III SMA

4. Komposisi Tenaga Fungsional Pelelang, Pejabat Lelang (belum Jabfung), Penilai, Jurusita,
Pemeriksa PN, PBJ.

Tabel 4
TENAGA FUNGSIONAL KPKNL PAREPARE
Per 31 Desember 2020

Unit Pelelang Pejabat Penilai Pemeriksa Jurusita PBJ Jumlah


Kerja Lelang

KPKNL
2 7 1 - 4 6 20
Parepare
Sumber: data kepegawaian KPKNL Parepare diolah.

5
Bab I: Pendahuluan

Grafik 4
TENAGA FUNGSIONAL KPKNL PAREPARE
Per 31 Desember 2020

7
6
5
4
3 Jabatan Fungsional
2
1
0
Pelelang Pemeriksa

B. Peran Strategis KPKNL Parepare

Sebagai organisasi yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Pengelolaan


Kekayaan Negara, Penilaian, Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang, KPKNL
Parepare memiliki peran strategis sebagai berikut :

a. Pengelolaan Kekayaan Negara

Sebagai pengelola kekayaan negara, KPKNL Parepare memiliki peran strategis untuk
mengoptimalkan pengelolaan kekayaan negara yang bertujuan untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna kekayaan negara. Peningkatan daya guna dan hasil guna terutama
difokuskan pada utilisasi kekayaan negara, pengamanan kekayaan negara, penyusunan
dan penyempurnaan peraturan, pembinaan dan penatausahaan kekayaan negara. Sebagai
manajer aset, KPKNL Parepare mengemban tugas untuk menata manajemen aset negara
dan menjadikan aset sebagai salah satu indikator peningkatan efektivitas APBN melalui
optimalisasi aset dalam peningkatan pendapatan negara, penghematan belanja modal dan
belanja pemeliharaan.

b. Melakukan penilaian kekayaan negara dan barang jaminan hutang

Penilaian terhadap kekayaan negara merupakan langkah awal dari proses pengelolaan
kekayaan negara menuju optimalisasi pengelolaan kekayaan negara. Kegiatan penilaian
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh estimasi atau perkiraan nilai wajar dari setiap

6
Bab I: Pendahuluan

kekayaan negara berupa tanah, bangunan, kendaraan, dan barang milik negara lainnya
yang digunakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L). Hasil penilaian barang milik negara
tersebut antara lain akan digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP), pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara, penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) sedangkan penilaian barang jaminan hutang digunakan
dalam rangka proses pengurusan piutang negara. Dengan demikian hasil penilaian dapat
membantu mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang optimal, efektif dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip The Highest and Best Use.

c. Memberikan pelayanan pengurusan piutang negara

Pengurusan piutang negara bertujuan untuk mengamankan keuangan negara dengan


melakukan penagihan dan pengelolaan piutang macet yang berasal dari instansi
pemerintah dan badan-badan usaha yang dikuasai oleh negara baik secara langsung
maupun tidak langsung berdasarkan perjanjian, peraturan perundangan dan sebab apapun.
Sejak berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006, piutang macet yang berasal
dari BUMN/Perbankan tidak diserahkan lagi pengurusannya kepada PUPN/KPKNL,
sehingga fokus pengurusan dilakukan terhadap piutang negara yang telah diserahkan dan
piutang negara yang berasal dari instansi pemerintah. Hal ini diperkuat oleh Putusan
Mahkamah Konstitusi nomor 77/PUU-IX/2011 yang menyatakan bahwa piutang BUMN
bukan termasuk piutang negara, sehingga KPKNL Parepare praktis secara aktif hanya
mengurusi piutang negara yang berasal dari instansi pemerintah.

d. Memberikan pelayanan lelang

Pelayanan lelang bertujuan untuk menyediakan sarana transaksi penjualan aset dan lelang
Hak Tanggungan secara umum. Dalam memberikan pelayanan lelang, KPKNL Parepare
secara terus-menerus mengupayakan penggalian potensi lelang baik lelang eksekusi
maupun non eksekusi sehingga lelang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana jual beli
yang diminati oleh masyarakat (sales means auction). Selain itu, lelang merupakan
pelaksanaan suatu putusan/penetapan pengadilan maupun PUPN. Dalam pelaksanaan
lelang terdapat beberapa keuntungan dibandingkan dengan transaksi jual beli biasa, yaitu
lebih transparan, akuntabel, kompetitif efisien dan lebih menjamin kepastian hukum dengan
adanya risalah lelang yang merupakan akta otentik. Risalah Lelang berfungsi sebagai akta
van transport untuk kepentingan peralihan hak. KPKNL Parepare diharapkan menjadi
akselerator agar lelang lebih diminati masyarakat seperti pelaksanaan jual beli biasa dan
dapat berperan dalam menggerakkan perekonomian masyarakat.

7
Bab I: Pendahuluan

e. Memberikan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Dalam memberikan pelayanan pengurusan piutang negara, KPKNL Parepare memperoleh
hasil berupa biaya administrasi (Biad) Pengurusan Piutang Negara. Sedangkan dalam
memberikan pelayanan lelang, KPKNL Parepare memperoleh hasil bea lelang termasuk
Biad balai lelang yang selanjutnya disetorkan ke kas negara sebagai Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Disamping itu, optimalisasi Barang Milik Negara dapat pula
menghasilkan manfaat ekonomi yang merupakan bagian dari Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).

C. SISTEMATIKA LAPORAN

Untuk memudahkan dalam memahami isi laporan, maka digunakan sistematika


pelaporan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

BAB II Perencanaan Kinerja

BAB III Akuntabilitas Kinerja

BAB IV Penutup

Sesuai dengan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan, selama tahun
2020, KPKNL Parepare telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan dalam Bab II
laporan ini. Dengan disusunnya Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020 dan Kontrak
Kinerja 2020 diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan untuk meningkatkan kinerja KPKNL
Parepare di tahun yang akan datang.

8
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPKNL Parepare berusaha memberikan


pelayanan di bidang pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara, dan
pelayanan lelang yang profesional dan bertanggung jawab kepada masyarakat sesuai dengan
visi KPKNL Parepare, yaitu ”Menjadi Pengelola Kekayaan Negara yang profesional dan
akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat di wilayah kerja KPKNL Parepare”.
Pengertian profesional dalam visi tersebut bermakna bahwa tugas-tugas pengelolaan kekayaan
negara, penilaian, pengurusan piutang negara, dan pelayanan lelang dilaksanakan sesuai
standar profesi dan standar keilmuan yang telah ditetapkan. Akuntabel memiliki arti bahwa
pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara, dan pelaksanaan lelang
dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
merupakan cita-cita dan arah dari tujuan akhir pengelolaan kekayaan negara sesuai dengan
jiwa Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

Sebagai wujud penjabaran visi yang telah dirumuskan tersebut, KPKNL Parepare
menetapkan 6 (enam) misi, yaitu:

1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan


kekayaan negara.
2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.
3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah
4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai
keperluan.
5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel.
6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai
instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Untuk mengimplementasikan atau menjabarkan misi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu tertentu dan menggambarkan arah strategik organisasi sesuai dengan tugas
dan fungsi, maka perlu menetapkan suatu tujuan. Tujuan yang hendak dicapai oleh KPKNL
Parepare untuk periode 2020 adalah terselenggaranya pengelolaan kekayaan negara,

9
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

pelayanan penilaian, penyelesaian pengurusan piutang negara, dan pelayanan lelang yang
profesional, tertib, tepat guna, dan optimal serta mampu membangun citra baik bagi stakeholder.
Pada dasarnya sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara
spesifik, dalam jangka pendek dan terukur. Sasaran yang hendak dicapai KPKNL Parepare
meliputi :

1. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;

2. Pelayanan publik yang prima;

3. Kepatuhan publik yang tinggi atas kebijakan pengelolaan kekayaan negara;

4. Manajemen pelayanan yang berkualitas;

5. Tata kelola kekayaan negara yang akuntabel;

6. Tata kelola piutang negara dan lelang yang akuntabel;

7. Edukasi yang efektif;

8. Pengawasan dan pengendalian mutu yang efektif;

9. Sumber Daya Manusia yang kompeten;

10. Organisasi yang fit-for-purpose;

11. Sistem manajemen informasi yang andal;

12. Pengelolaan anggaran yang berkualitas;

B. PENETAPAN KINERJA

Penetapan kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014


tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sementara itu dokumen Penetapan Kinerja/perjanjian
kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber
daya yang dimiliki oleh instansi.

Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu, visi dan
misi KPKNL Parepare harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi
dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran strategis KPKNL Parepare. Sasaran Strategis
(SS/KNL) KPKNL Parepare Tahun 2020 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana

10
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

tertuang dalam Peta Strategi KPKNL Parepare. Peta Strategi KPKNL Parepare Tahun 2020
mempunyai 4 perspektif, yaitu: stakeholders perspective, customer perspective, internal process
perspective, dan learning and growth perspective yang memuat 12 Sasaran Strategis. Sasaran-
sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pengelolaan kekayaan negara yang
optimal; (2) Pelayanan publik yang prima; (3) Kepatuhan publik yang tinggi atas kebijakan
pengelolaan kekayaan negara; (4) Manajemen pelayanan yang berkualitas; (5) Tata kelola
kekayaan negara yang akuntabel; (6) Tata kelola piutang negara dan lelang yang akuntabel; (7)
Edukasi yang efektif; (8) Pengawasan dan pengendalian mutu yang efektif; (9) Sumber Daya
Manusia yang kompeten; (10) Organisasi yang fit-for-purpose; (11) Sistem manajemen informasi
yang andal; (12) Pengelolaan anggaran yang berkualitas. Sebagaimana tergambar dalam peta
strategis berikut ini:

Peta Strategi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Parepare
Tahun 2020

Dalam melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, KPKNL Parepare
perlu membuat suatu penetapan kinerja yang merupakan ikhtisar dari rencana kerja yang akan
dicapai pada satu waktu tertentu. Penetapan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020 sesuai dengan
peta strategis Kemenkeu Three Tahun 2020 terdiri dari 12 Sasaran Strategis (SS) dan 20
Indikator Kinerja Utama (IKU). Selanjutnya, keterkaitan antara sasaran strategis dan IKU dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

11
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

Tabel 5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tahun 20120
SASARAN STRATEGIS KNL 1
Pengelolaan Kekayaan Negara yang Optimal

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase pengukuran tingkat % N/A 100


kesesuaian penggunaan BMN
dengan SBSK

2 Persentase Penerimaan Negara % 120 100


dari pengelolaan kekayaan
negara dan lelang

3 Persentase penyelesaian % N/A 100


penurunan outstanding piutang
Negara

SASARAN STRATEGIS KNL 2


Birokrasi dan layanan public yang agile, efektif dan efisien

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Indeks kepuasan pengguna Indeks 4,46 4,46


layanan pada kantor pelayanan

SASARAN STRATEGIS KNL 3


Pengeolaan Lelang yang optimal

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase pencapaian hasil % 102,68 100


lelang (Pokok lelang)

SASARAN STRATEGIS KNL 4


Manajemen Pelayanan Yang Berkualitas

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Rata-rata indeks ketepatan Indeks 95,77 87


waktu penyelesaian layanan
kekayaan negara

SASARAN STRATEGIS KNL 5


Tata Kelola Kekayaan Negara yang Akuntabel

12
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase bidang tanah BMN % 100 100


yang disertifikatkan

2 Persentase efektifitas % N/A 100


penyelesaian BKPN

3 Persentase Objek BMN yang % N/A 100


telah direvaluasi

4 Persentase implementasi % N/A 100


evaluasi kinerja BMN (portofolio
asset)

SASARAN STRATEGIS KNL 6


Penilaian yang berkualitas

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Deviasi ketergunaan hasil % N/A 100


penilaian

SASARAN STRATEGIS KNL 7


Tata kelola lelang yang efektif

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase produktifitas lelang % 30,63 34

2 Presentase pelaksanaan lelang % 100 90


e-auction dan e-conventional
auction

SASARAN STRATEGIS KNL 8


Edukasi yang Efektif

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Tingkat efektivitas edukasi dan Indeks 87,56 87


komunikasi

SASARAN STRATEGIS KNL 9


Pengawasan dan Pengendalian yang Efektif

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

13
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

1 Persentase tindak lanjut % 91 80


Pengelolaan Aset

2 Persentase Tindak Lanjut % N/A 100


penyelesaian/perbaikan atas sisa
aset objek penilaian kembali BMN

SASARAN STRATEGIS KNL 10


SDM yang Kompeten

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase pengembangan % 100 100


kompetensi pegawai

SASARAN STRATEGIS KNL 11


Organisasi yang Fit-For-Purpose

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

2 Nilai hasil review pengelolaan % N/A 70


kinerja berbasis BSC

3 Indeks efektivitas penyelenggaraan % N/A 80


FGD Kode Etik Pegawai

SASARAN STRATEGIS KNL 12


Pengelolaan Keuangan dan BMN yang optimal

Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2019 Target 2020

1 Persentase Kualitas Pelaksanaan % 98 95


Anggaran

C. PENGUKURAN KINERJA

Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja DJKN Tahun 2020, DJKN berpedoman
kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%;
2. Indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding dengan
yang lainnya;
3. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh
Indeks Capaian IKU;
4. IKU yang ditetapkan diupayakan realisasi pencapaiannya memungkinkan melebihi target;

14
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

5. Untuk IKU yang capaiannya tidak memungkinkan melebihi target, maka capaiannya
ditetapkan sebagai berikut:
a. Apabila realisasi pecapaiannya sama dengan target, maka indeks capaian IKU
tersebut dikonversi menjadi 120%;
b. Apabila realisasi pencapaiannya tidak memenuhi target, maka indeks capaian IKU
tersebut tidak dilakukan konversi
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator
kinerja terdiri dari tiga (3) jenis, yaitu:

1. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Maximize

Realisasi
Indeks Capaian IKU = --------------- X 100%
Target

Pada polarisasi maximize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih
tinggi dari target.

2. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Minimize

Indeks Capaian IKU = [1 + (1 – Realisasi/Target)] X 100

Pada polarisasi minimize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih
kecil dari target.

3. Perhitungan untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang memiliki polarisasi Stabilize
I n+1 – In-1
In = In-1 + ------------- (Cn – Cn-1)
Cn+1 - Cn-1

15
Bab II: PERENCANAAN KINERJA

Pada polarisasi stabilize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam
suatu rentang tertentu dibandingkan target.

16
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

I. Capaian Indikator Kinerja Utama


Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2020, terhadap 20 (dua puluh) Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kemenkeu Three KPKNL Parepare Tahun 2020, Empat Belas IKU memperoleh
hasil hijau dengan status kinerja memenuhi ekspektasi atau capaian kinerja 100 ≤ X ≥ 120.
Adapun rincian capaian kinerja atas 20 (dua puluh) IKU Kemenkeu Three KPKNL Parepare
Tahun 2020, dapat dijelaskan sebagai berikut ini :

Tabel 6
PERBANDINGAN DATA
TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA
KPKNL PAREPARE TAHUN 2020
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Adjust.

1 2 3 4 5 6
KPKNL. Pengelolaan 1a-N Persentase pengukuran
01 Kekayaan Negara tingkat kesesuaian
100 % 140 % 100 100
Yang Optimal penggunaan BMN dengan
SBSK
1b-CP Persentase Penerimaan
Negara dari pengelolaan 100 % 63,41 % 63,41 63,00%
kekayaan negara dan lelang
1c-CP Persentase penyelesaian
penurunan outstanding 100 % 560,08 % 560,08 120%
piutang Negara
KPKNL. Birokrasi dan 2a-CP Indeks Kepuasan
02 layanan public Pengguna Layanan
yang agile, KPKNL
4,46 4,62 103,58 103.58
efektif dan
efisien

KPKNL. Penglolaan 3a-CP Persentase pencapaian


03 Lelang yang hasil lelang (Pokok
100 % 72,96 % 72,96 72,96
optimal lelang)

KPKNL. Manajemen 4a-CP Rata-rata indeks ketepatan


04 Pelayanan yang waktu Penyelesaian
Berkualitas Layanan Kekayaan Negara 87 97,64 112,23 112,23
dan Lelang

KPKNL. Tata Kelola 5a-CP Persentase Bidang Tanah


05 Kekayaan Negara BMN yang Disertifikatkan 100 % 100 % 100,00 100,00%
yang Efektif
5b-CP Persentase efektifitas
penyelesaian BKPN 100 % 153,85 % 153,85 120%

5c-CP Persentase nilai kekayaan


negara yang diutilisasi 100 % 174,89 % 174,89 120 %

17
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Adjust.

1 2 3 4 5 6
5d-CP Persentase implementasi
evaluasi kinerja BMN 100 % 333,33 % 333,33 120 %
(portofolio asset)
KPKNL. Penilaian yang 6a-CP Deviasi ketergunaan hasil
06 berkualitas penilaian
30 % 11,05 % 163,18 120,00%

KPKNL. Tata kelola 7a-CP Persentase produktifitas


07 lelang yang llelang 34 % 35,23 % 103,62 103,62 %
efektif
7b-CP Presentase pelaksanaan
lelang e-auction dan e- 90 % 100 % 111,11 111,11 %
conventional auction
KPKNL. Edukasi yang 8a-N Tingkat efektifitas edukasi
08 efektif dan komunikasi 87 91,34 104,98 104,98 %

KPKNL. Pengawasan dan 9a-CP Persentase tindak lanjut


09 pengendalian persetujuan pengelolaan
80% 96,43 % 120,53 120 %
yang efektif asset

9b-CP Persentase tindak lanjut


penyelesaian/perbaikan
100 % 101,83 % 101,83 101,83 %
atas sisa asset objek
penilaian kembali BMN
KPKNL. SDM yang 10a-N Persentase
10 kompeten pengembangan 100 % 120 % 120 120,00%
kompetensi pegawai
KPKNL. Organisasi yang 11a-N Nilai hasil review
11 fit for purpose pengelolaan kinerja 70 81,41 116,3 116,3 %
berbasis BSC
11b-N Indeks efektivitas
penyelenggaraan FGD 80 99,20 124 120 %
Kode Etik Pegawai
KPKNL. Pengelolaan 12a-CP Persentase Kualitas
12 Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran
95% 98,02% 105.22 105.22 %
BMN yang
optimal

B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Dari hasil evaluasi kinerja terhadap 20 (dua puluh) IKU Kemenkeu Three KPKNL
Parepare Tahun 2020 diperoleh hasil analisis kinerja atas pencapaian Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja Utama Kemenkeu Three Tahun 2020 sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis KPKNL.01: Pengelolaan Kekayaan Negara yang Optimal, dengan 3


(tiga) IKU yaitu:

a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 1a-N: Persentase Pengukuran Tingkat


Kesesuaian Penggunaan BMN dengan SBSK

Merupakan Penggunaan Barang Milik Negara yang sesuai dengan Standar Barang dan
Standar Kebutuhan Barang Milik Negara atas pengelolaan asset negara termasuk
existing luasan BMN satuan kerja yang sedang dimanfaatkan dengan persetujuan
Pengelola barang. Pada tahun 2020, realiasasi persentase pengukuran tingkat

18
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

kesesuaian penggunaan BMN dengan SBSK sebesar 140 atau sebesar 100 % dari
target yang ditetapkan sebesar 140.

b. Indikator Kinerja Utama KPKNL 1b-CP: Persentase Penerimaan Negara


dari Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang

1) Capaian PNBP Kekayaan Negara


Merupakan penerimaan dari hasil pemanfaatan asset Barang Milik Negara (BMN)
dan hasil pemindahtanganan asset yang dikelola oleh KPKNL yang sudah
dikonfirmasi eksekusinya kepada Kementerian/Lembaga yang bersangkutan dan
Ditjen Perbendaharaan. Realisasi pada tahun 2020 tercapai sebesar Rp.
2.443.236.690,00 atau sebesar 59,56 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp.
4.102.040.101,00.
2) Capaian PNBP Pengurusan Piutang Negara
Merupakan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara (Biad PPN) yang
diupayakan oleh KPKNL. Biad PPN adalah biaya administrasi yang berhasil dipungut
dengan tarif sesuai PP No.3/2018. Realisasi jumlah Biaya Administrasi Piutang
Negara pada tahun 2020 dapat tercapai sebesar Rp. 8.617.861,00 atau sebesar
287,26 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 3.000.000,00. Jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2019 yaitu sebesar Rp. 14.490.196,00, maka jumlah PNBP
Biad PPN mengalami penurunan sebesar Rp. 5.872.335,00 (59,47%). Namun
demikian, penurunan tersebut bukan merupakan penurunan kinerja, tetapi terkait
dengan potensi PNBP yang ada.
3) Capaian PNBP Lelang
Merupakan nilai hasil pelayanan lelang yang diupayakan oleh KPKNL berupa Bea
Lelang, Bea lelang pegadaian, denda keterlambatan penyetoran bea lelang oleh
Pejabat Lelang kelas II/balai lelang, biaya permohonan lelang, penerimaan dari uang
jaminan pembeli wanprestasi, penerbitan kutipan risalah lelang pengganti karena
rusak atau hilang. Realisasi Jumlah PNBP Lelang pada tahun 2020 dapat tercapai
sebesar Rp. 1.774.920.214,00 atau sebesar 69,30 % dari target yang telah
ditetapkan sebesar Rp. 2.561.000.000,00. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2019 yaitu Rp. 1.937.518.557,00, maka capaian PNBP Lelang mengalami
penurunan sebesar Rp. 162.598.343,00 (91,60%).

c. Indikator Kinerja Utama KPKNL 1c-CP: Persentase Penyelesaian Penurunan


Outstanding Piutang Negara

Persentase penyelesaian penurunan outstanding piutang negara menggambarkan


aspek kinerja pengurusan piutang negara dari penagihan piutang negara. Tingkat

19
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

penutunan outstanding piutang negara diperoleh dari penurunan outstanding piutang


negara yang SP3N nya dibuat maksimal tanggal 31 Desember 2016. Untuk mengukur
tingkat penurunan tersebut, terdapat beberapa kriteria yang dijadikan dasar yaitu

1. Penjumlahan Piutang Negara Dapat Ditagih (PNDT) yang terdiri dari:


a. Angsuran;
b. Penarikan/pengembalian;
c. Pelunasan;
d. PSBDT.
2. Keringanan hutang terhadap BKPN dengan SP3N per 31 Desember 2016.

Realisasi Persentase penyelesaian penurunan outstanding piutang negara pada tahun


2020 sebesar Rp. 198.039.897,00 atau sebesar 560,08 % dari target yang ditetapkan
sebesar Rp. 35.359.000,00.

2. Sasaran Strategis KPKNL.02 : Birokrasi dan layanan Publik yang agile, efektif dan
efisien dengan satu IKU yaitu:

Indikator Kinerja Utama KPKNL 2a-CP : Indeks Kepuasan Pengguna Layanan KPKNL

Indeks kepuasan pelanggan diukur untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan


terhadap pelayanan yang diberikan KPKNL Parepare di bidang pengelolaan kekayaan
negara, pengurusan piutang negara, pelayanan penilaian, dan pelayanan lelang. Indeks
kepuasan diukur melalui survei yang dilakukan oleh internal KPKNL Parepare.

Unsur-unsur yang diteliti (atribut) dalam survei opini pelanggan tersebut meliputi:
a. Prosedur pelayanan.
b. Waktu pelayanan.
c. Biaya pelayanan.
d. Staf kantor.
e. Kondisi kantor.
Berdasarkan hasil survei diperoleh skor tingkat kepuasan yang diperoleh KPKNL Parepare
pada tahun 2020 ini sebesar 4,62 atau tercapai 103,58 % dari yang ditargetkan sebesar
4,46. Jika dibandingkan dengan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan tahun 2019 yaitu
sebesar 4,46, maka Indeks Kepuasan Pengguna Layanan mengalami kenaikan sebesar
0,07 (3,58 %). KPKNL Parepare senantiasa bertekad untuk selalu meningkatkan kualitas
layanan antara lain dengan mengikutkan pelatihan-pelatihan layanan prima yang
diselenggarakan DJKN maupun menumbuhkan kesadaran pribadi untuk berkomitmen
memberikan layanan terbaik kepada pemangku kepentingan.

20
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

3. Sasaran Strategis KPKNL.03: Pengelolaan Lelang yang optimal, dengan 1 (satu) IKU
yaitu:

Indikator Kinerja Utama KPKNL 3a-CP: Persentase Pencapaian Hasil Lelang


(Pokok Lelang)

Persentasi hasil lelang diperoleh dari hasil realisasi jumlah pokok lelang terhadap target.
Pokok lelang adalah harga lelang yang belum termasuk Bea Lelang Pembeli dalam lelang
yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara eksklusif atau harga lelang
dikurangi Bea Lelang Pembeli dalam lelang yang diselenggarakan dengan penawaran
harga secara inklusif. Harga lelang adalah harga penawaran tertinggi yang diajukan oleh
peserta lelang yang telah disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat Lelang dalam
suatu pelaksanaan lelang. Jumlah pokok lelang merupakan penjumlahan atas pokok
lelang dari pelaksanaan yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang Kelas I/Jabatan
Fungsional Pelelang, Pejabat Lelang Kelas II, dan pegadaian dalam periode tertentu.
Sementara untuk bea lelang diperhitungan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang Berlaku pada Kemenkeu. Secara
keseluruhan, realisasi capaian pokok lelang tahun 2020 sebesar Rp 74.051.524.817,00
atau sebesar 72,96 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp 101.500.000.000,00. Jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 yaitu sebesar Rp 96.139.546.674,00 maka
jumlah pokok lelang yang diselesaikan mengalami penurunan sebesar
Rp 22.088.021.857,00 (22,97 %).

4. Sasaran Strategis KPKNL. 04: Manajemen Pelayanan yang Berkualitas, dengan satu
IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 4a-CP : Rata-Rata Indeks Ketepatan Waktu
Penyelesaian Layanan Kekayaan Negara dan lelang.

Kriteria layanan kekayaan negara dan lelang dapat diukur dengan beberapa indicator,
diantaranya:

1. Persetujuan atau penolakan permohonan sewa BMN berupa tanah dan/atau bangunan
(integrase layanan) pada KPKNL;
2. Penetapan status penggunaan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan
pada KPKNL;
3. Persetujuan atau penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau bangunan pada
KPKNL;
4. Penetapan jadwal lelang;
5. Pelayanan pengembalian uang jaminan penawaran lelang;
6. Pelayanan pemberian kuitansi pembayaran harga lelang;

21
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

7. Pelayanan pemberian Kutipan Risalah Lelang dan dokumen kepemilikan barang;


8. Penyetoran hasil bersih lelang (kas negara);
9. Penyetoran hasil bersih lelang (selain ke kas negara);
10. Pelayanan permohonan keringanan utang pada KPKNL;
11. Pelayanan permohonan penarikan pengurusan piutang negara;
12. Pelayanan permohonan penebusan barang jaminan senilai/diatas nilai pengikatan;
13. Penerbitan Surat Pernyataan Piutang Negara Lunas;
14. Penerbitan Surat Pernyataan Piutang Negara Selesai.

Realisasi rata-rata Indeks ketepatan waktu penyelesaian layanan kekayaan negara dan
lelang atas permohonan layanan pengelolaan kekayaan negara dan lelang tepat waktu
pada tahun 2020 dapat tercapai sebesar 97,46 atau 112,23% dari target yang ditetapkan
sebesar 87 atau 100%. Jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2019 yaitu 95,77
maka Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Layanan Kekayaan Negara ini mengalami
kenaikan sebesar 1,69 (1,76%).

5. Sasaran Strategis KPKNL.05: Tata Kelola Kekayaan Negara yang Efektif, dengan 3
(tiga) IKU yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 5a-CP: Persentase Bidang Tanah BMN yang
Disertifikatkan.

Pelaksanaan sertipikasi tanah BMN merupakan tindak lanjut dari Peraturan Bersama
Menteri Keuangan dan Kepala BPN Nomor 186/PMK.06/2009 dan Nomor 24 Tahun
2009 tentang Pensertipikatan BMN berupa tanah. Realisasi jumlah BMN berupa bidang
tanah pada K/L yang sudah disertifikatkan tahun 2020 adalah sebesar 110 bidang tanah
atau 100% dari total 110 bidang tanah yang ditargetkan pada KPKNL Parepare. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2019 yaitu 54 bidang tanah, maka terdapat
kenaikan sebesar 56 bidang tanah (103.70 %). Tidak termasuk bidang tanah belum
bersertifikat yang masih dalam sengketa, bidang tanah belum bersertifikat yang tidak
dikuasai, dan bidang tanah yang masuk dalam kawasan hutan lindung. Adapun target
persentase sertifikasi ini sebesar 100% dari seluruh bidang tanah yang telah
teridentifikasi oleh KPKNL. Identifikasi merupakan proses pemetaan BMN berupa
bidang tanah pada Kementerian/Lembaga melalui Sistem Informasi Manajemen
Pendataan Tanah Pemerintah (SIMANTAP). Pemetaan tanah dilakukan berdasarkan
lokasi, luas tanah, batas-batas,nilai BMN dan nama pemilik tanah.
Jumlah BMN berupa bidang tanah pada K/L yang diidentifikasi sudah dan belum
bersertifikat merupakan Jumlah bidang tanah yang telah dilakukan proses
identifikasi/pemetaan sehingga menghasilkan data bidang tanah yang sudah
bersertifikat maupun yang belum bersertifikat s.d. tahun berjalan.

22
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

b. Indikator Kinerja utama KPKNL 5b-CP : Persentase Efektifitas Penyelesaian BKPN

IKU persentase efektifitas penyelesaian BKPN menggambarkan aspek kinerja


pengurusan piutang negara dari sisi penyelesaian piutang negara dengan prioritas
penyelesaian berkas BKPN yang sudah lama pengurusannya di PUPN. Terdapat 3
(tiga) kriteria dalam IKU tersebut, yaitu:
1. BKPN dengan SP3N s.d tanggal 31 Desember 2010 (Kategori I);
2. BKPN dengan SP3N tanggal 1 Januari 2011 s.d. 31 Desember 2019 (Kategori II);
3. BKPN dengan SP3N tahun 2020 (Kategori III);
Dalam hal ini kriteria pengakuan capaian atas masing-masing komponen yaitu
penyelesaian BKPN diukur dengan penjumlahan BKPN Lunas, BKPN Penarikan, BKPN
dikembalikan, dan BKPN piutang negara sementara belum dapat ditagih (PSBDT).
Realisasi persentase efektifitas penyelesaian BKPN pada tahun 2020 adalah sebesar
18 berkas BKPN (153,85 %) dari target sebesar 13 berkas BKPN.
c. Indikator Kinerja Utama KPKNL 5c-CP : Persentase Nilai Kekayaan Negara yang
Diutilisasi

Utilisasi kekayaan negara merupakan optimalisasi pendayagunaan Barang Milik


Negara/Kekayaan Negara (BMN/KN) pada Kementerian Lembaga (K/L) dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan kekayaan negara yang optimal. Kekayaan negara yang
diutilisasi meliputi:
1) pemanfaatan kekayaan negara melalui sewa, Kerja Sama Pemanfaatan (KSP),
pinjam pakai, Bangun Serah Guna (BSG), Bangun Guna Serah (BGS);
2) penetapan status penggunaan kekayaan negara yang meliputi penetapan status
penggunaan, hibah masuk, dan penetapan aset yang berasal dari aset Kontraktor
Kontrak Kerjasama (KKKS), aset eks. kelolaan PT. Perusahaan Pengelola Aset
(PPA), dan aset eks. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN);
3) tukar menukar dan penyertaan modal pemerintah dari konversi aset.

Berdasarkan Kontrak Kinerja Kepala KPKNL Parepare dengan Kepala Kanwil DJKN
Sulseltrabar, target IKU “Persentase Nilai kekayaan negara yang diutilisasi” tahun 2020
ditetapkan sebesar Rp. 320.532.000.000,00. Dari hasil evaluasi kinerja sampai
dengan triwulan IV tahun 2020 target tersebut telah terealisasi sebesar Rp
560.586.609.613 atau 174,89 % dari target tahun 2020. Jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2019 yaitu Rp. 1.017.876.446.412,00 maka nilai kekayaan negara yang
diutilisasi mengalami penurunan senilai Rp 457.289.836.799,00 (44,92 %). Realisasi
utilisasi kekayaan negara diperoleh dari:

23
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

Tabel 7
URAIAN UTILISASI KEKAYAAN NEGARA

No. Uraian Utilisasi Kekayaan Negara Nilai (Rp)


1 Pemanfaatan aset 839.454.150
2 Penetapan status penggunaan aset 559.747.155.463
3 Persetujuan tukar menukar BMN 0
4 Penyertaan modal pemerintah 0
Jumlah 560.586.609.613

Pencapaian IKU yang melampaui target tersebut didominasi oleh adanya permohonan
penetapan status penggunaan barang milik negara (BMN) oleh satuan kerja
Kementerian/Lembaga. Persetujuan penetapan status penggunaan BMN Kementerian/
Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.

Keberhasilan pencapaian target tersebut juga didukung dengan upaya-upaya dalam


rangka mendukung pengelolaan kekayaan negara yang optimal, antara lain:

1) penertiban barang milik negara melalui kegiatan inventarisasi dan penilaian BMN;
2) penyelesaian permohonan penilaian atas kekayaan negara yang akan diutilisasi;
3) peningkatan kesadaran pengguna barang agar melaksanakan pengelolaan BMN
sesuai dengan ketentuan, melalui kegiatan:

a) bimbingan teknis mengenai pengelolaan BMN kepada satuan kerja K/L;


b) sosialisasi peraturan terkait dengan pengelolaan BMN kepada satuan kerja K/L;

c) pembinaan kepada satuan kerja K/L yang berkelanjutan.


d. Indikator Kinerja Utama KPKNL 5d-CP : Persentase Implementasi Evaluasi
Kinerja BMN (Portofolio Aset)

Evaluasi kinerja BMN merupakan kegiatan pengukuran kinerja suatu asset BMN yang
dilakukan secara sistematis dan terukur dengan mempertimbangkan 6 indikator yaitu
kepentingan umum, manfaat social, kepuasan pengguna, potensi penggunaan masa
mendatang, kelayakan finansial dan kondisi teknis. Evaluasi ini nantinya bertujuan
agar terwujud struktur portofolio asset negara yang memberikan manfaat ekonomi dan
social pada public melalui rekomendasi skema pengelolaan asset yang lebih baik bagi
pengguna dan pengelola barang. Realisasi persentase implementasi evaluasi kinerja
BMN (portofolio asset) tahun 2020 adalah sebesar 10 portofolio asset (333,33 %) dari
target sebesar 3 portofolio asset.

24
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

6. Sasaran Strategis KPKNL.06: Penilaian yang berkualitas, dengan 1 (satu) IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 6a-CP : Deviasi Ketergunaan Hasil Penilaian.
Ruang lingkup hasil penilaian yang diukur adalah hasil penilaian dalam rangka
pemindahtanganan dan pemafaatan yang digunakan dalam persetujuan dengan objek
berupa Barang Milik Negara (BMN). Nilai yang digunakan sebagai dasar dalam
persetujuan merupakan nilai yang menjadi basis/dasar perhitungan dalam pemberian
persetujuan/penolakan pemanfaatan/pemindahtanganan BMN oleh pengelola barang.
Jika terdapat persertujuan yang nilainya telah diberikan factor penyesuaian oleh pengelola
barang berdasarkan peraturan atau kebijakan dengan dasar nilai perhitungan yang dipakai
adalah hasil penilaian maka nilai ketergunaannya adalah 100 % dan deviasinya 0 %.
Deviasi ketergunaan hasil penilaian ini digunakan untuk mengukur selisih antara nilai yang
digunakan sebagai dasar dalam persetujuan yang ditetapkan oleh pengelola barang
dibandingkan dengan nilai hasil penilaian yang disampaikan kepada pengelola barang
terhadap objek BMN yang sama. Realisasi deviasi ketergunaan hasil penilaian tahun 2020
adalah sebesar 11,5 % (163,18 %) dari target sebesar 30%.

7. Sasaran Strategis KPKNL.07: Tata Kelola Lelang yang Efektif, dengan 2 (dua) IKU
yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 7a-CP: Persentase Produktifitas Lelang

Lelang semakin dikenal dan digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu media
transaksi jual beli yang akuntabel, efisien, dan efektif. Produktifitas lelang dinilai dari
intesitas frekuensi lelang yang laku. Apabila dalam satu frekuensi lelang terdapat
barang yang laku dan tidak laku, maka tetap diperhitungkan sebagai satu frekuensi
lelang laku.

Realisasi produktifitas lelang pada tahun 2020 tercapai sebesar 35,23 % atau mencapai
103,62% dari target yang ditetapkan sebesar 34 %. Jika dibandingkan realisasi Tahun
2019 sebesar 30,63 %, presentase produktifitas lelang mengalami kenaikan sebesar 4,6
% atau sebesar 15,61 %.

b. Indikator Kinerja Utama KPKNL 7b-CP: Persentase Pelaksanaan E-Auction dan e-


Conventional Auction.

Realisasi dari implementasi e-auction terhadap pelaksanaan lelang (Target Lelang)


mencapai 100% dari target 90%, dimana capaian ini sama dengan realisasi tahun 2019.
IKU ini dihitung dengan membagikan jumlah frekuensi lelang yang dilakukan melalui e-
auction dengan target frekuensi lelang yang sudah ditetapkan.

25
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

E-auction adalah pelaksanaan lelang oleh KPKNL dengan memanfaatkan teknologi


internet. E-auction ini bersifat real time dan terbuka, di mana terdapat dua jenis
penawaran pada E-Auction yaitu closed bidding, yang artinya penawaran dan
persaingan yang dilakukan peserta lelang bersifat tertutup (sesama peserta lelang tidak
saling mengetahui penawaran peserta lain), dan open bidding yang artinya penawaran
yang dilakukan peserta lelang bersifat terbuka (sesama peserta lelang saling
mengetahui penawaran peserta lain).

e-Conventional Auction adalah lelang dengan kehadiran peserta lelang yang


memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam pengelolaan infrastruktur
pendukung lelang (pembayaran uang jaminan menggunakan virtual account).

Pemanfaatan teknologi internet dalam pelaksanaan lelang ini diharapkan dapat


menghasilkan lelang yang lebih optimal dan transparan. Ini karena e-auction dapat
menjaring peserta dari seluruh pelosok (peserta tidak diwajibkan hadir di tempat
pelaksanaan lelang) dan dapat meminimalisasi kontak antar peserta lelang, maupun
antara KPKNL dengan peserta lelang.

8. Sasaran Strategis KPKNL.08: Edukasi yang Efektif, dengan 1 (satu) IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 8a-N : Tingkat Efektifitas Edukasi dan Komunikasi.

Realisasi tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi tahun 2020 sebesar 91,34 (sangat
efektif) atau sebesar 104,98% dari target 87 (sangat efektif). Jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2019 yaitu sebesar 87,31, maka tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi
mengalami kenaikan sebesar 4,03 (4,61 %). Efektivitas edukasi dan komunikasi
merupakan bentuk pengukuran tingkat keberhasilan peserta (stakeholders) dalam hal
pemahaman substansi/materi yang disampaikan melalui pelatihan/ sosialisasi yang
dilaksanakan. IKU ini lebih mengutamakan kualitas edukasi dan komunikasi yang
dilakukan. Efektitas edukasi dan komunikasi diukur melalui kuisioner yang memuat 4
Indikator yaitu: tingkat pemahaman peserta (bobot 70%), kualitas materi (bobot 15%),
kualitas fasilitator (bobot 10%), dan kualitas fasilitas pelatihan (bobot 5%).
Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Indeks diukur dalam skala 1-100 dengan
rincian:

i. 0 ≤ x ≤ 20 = sangat tidak efektif


ii. 20 < x ≤ 40 = tidak efektif
iii. 40 < x ≤ 60 = kurang efektif
iv. 60 < x ≤ 80 = efektif
v. 80 < x ≤ 100 = sangat efektif

26
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

9. Sasaran Strategis KPKNL.09: Pengawasan dan Pengendalian yang Efektif, dengan 2


(dua) IKU yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 9a-CP: Persentase Tindak Lanjut Persetujuan
Pengelolaan Aset

Tindak lanjut pengelolaan Aset dilakukan dalam rangka menjamin terselenggaranya


pengelolaan BMN yang baik. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan BMN meliputi
kegiatan pemantauan atas pengelolaan BMN pada K/L terutama terkait aspek utilitas.
Berdasarkan realisasi persentase tindak lanjut pengawasan dan pengendalian
pengelolaan BMN pada tahun 2020 tercapai sebesar 96,43 % atau mencapai 120,53%
(capaian setelah penyesuaian 120%) dari target yang ditetapkan sebesar 80%. Jika
dibandingkan realisasi Tahun 2019 sebesar 91 %, presentase tindak lanjut persetujuan
pengelolaan aset mengalami kenaikan sebesar 5,43 % atau sebesar 5,96 %.

b. Indikator Kinerja Utama KPKNL 9b-CP: Persentase Tindak Lanjut


Penyelesaian/perbaikan atas sisa asset objek penilaian kembali BMN

Ruang lingkup persentase tindak lanjut penyelesaian/perbaikan atas sisa asset objek
penilaian kembali BMN adalah sisa asset objek penilaian kembali BMN yang harus
ditindaklanjuti (objek BMN K1) yang wajib diselesaikan sampai dengan 31 desember
2020. Realisasi persentase tindak lanjut penyelesaian/perbaikan atas sisa asset objek
penilaian kembali BMN pada tahun 2020 adalah sebesar 1778 NUP atau sebesar
101,83 dari target yang ditetapkan sebesar 1.746 NUP.

10. Sasaran Strategis KPKNL.10: Sumber Daya Manusia yang Kompeten, dengan satu
IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 10a-N: Persentase Pengembangan Kompetensi
Pegawai
Realisasi Persentase pegawai yang memenuhi standar Jamlat pada tahun 2020 adalah
sebesar 120% atau tercapai sebesar 114,94% dari target yang ditetapkan sebesar 120 %.
Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 yaitu sebesar 114,94%, maka presentase
pengembangan kompetensi pegawai ini mengalami kenaikan sebesar 5,06% dari tahun
sebelumnya.
Pengembangan pegawai untuk memenuhi standar kompetensi salah satunya ditunjukkan
untuk penyesuaian antara penempatan dengan diklat yang telah diikuti. Pendidikan dan
Pelatihan (diklat) meliputi pendidikan gelar Diploma I, Diploma III, S1/ DIV, atau gelar
akademik lainnya; maupun pendidikan non-gelar yang meliputi seminar, sosialisasi,
internship/on the job training, basic training (DTSD, Semapta), workshop, bimbingan teknis,
sharing session, in-house training terkait bidang teknis. Adapun perbedaan dengan tahun

27
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

2019 dimana komponen IKU ini terdapat komponen berupa pemenuhan standar soft
competency, pada tahun 2020 capaian ini terbagi menjadi jumlah bawahan yang
memenuhi kriteria dan jumlah bawahan yang telah memenuhi kriteria.
11. Sasaran Strategis KPKNL.11: Organisasi yang Fit for Purpose, dengan 2 (dua) IKU
yaitu:
a. Indikator Kinerja Utama KPKNL 11a-N: Nilai Hasil Review Pengelolaan Kinerja
Berbasis BSC.

Untuk memastikan keberhasilan pencapaian tujuan reformasi birokrasi dan keberhasilan


pencapaian perencanaan strategis, maka diperlukan system penilaian kinerja sebagai
bagian dari system pengelolaan kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan. Sejak
tahun 2007 Kementerian Keuangan telah menetapkan penggunaan metode BSC dalam
pengelolaan kinerja yang bertujuan agar kinerja menjadi terukur dan terarah. Peraturan
terkait pengelolaan kinerja berbasis BSC ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan. Realisasi nilai hasil review pengelolaan kinerja berbasis BSC
pada tahun 2020 tercapai sebesar 81,41 atau mencapai 116,3% dari target yang
ditetapkan sebesar 80.

b. Indikator Kinerja Utama KPKNL 11b-N: Indeks Efektifitas Penyelenggaraan FGD


Kode Etik Pegawai.
Tingkat efektifitas FGD kode etik merupakan instrument penilaian untuk mengukur
keaktifan pejabat Adminsitrator dalam melakukan komunikasi internal melalui FGD
kepada pegawai dilingkungannya termasuk mengukur mengenai feedback peserta
terhadap kegiatan FGD yang dilaksanakan.
Parameter yang diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu delivery (cara penyampaian
materi oleh pejabat administrator), understanding (pemahaman peserta terhadap materi
FGD), Learning enthusiasm 9antusiasme pegawai terhadap kegiatan FGD), contribution
to learning (dampak kegaiatan FGD kepada peningkatan kapasitas pegawai). Realisasi
indeks efektifitas penyelenggaraan FGD Kode etik pegawai pada tahun 2020 tercapai
sebesar 99,20 atau mencapai 124% dari target yang ditetapkan sebesar 80.

12. Sasaran Strategis KPKNL.12: Pengelolaan Keuangan dan BMN yang Optimal,
dengan satu IKU yaitu:
Indikator Kinerja Utama KPKNL 12a-CP: Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

Realisasi persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja Tahun 2020
sebesar 99,96 % (105,22 %) dari yang ditargetkan sebesar 95%. Jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2019 yaitu 98 %, maka IKU ini mengalami kenaikan sebesar 1,96%.

28
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

Unsur yang diukur terdiri dari penyerapan anggaran, efisiensi, dan pencapaian keluaran.
1) Penyerapan anggaran adalah realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja
modal, tidak termasuk belanja pegawai, yang mengacu pada Sistem Akuntansi
Umum.
2) Efisiensi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan
dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya
telah dicapai (pencapaian Output-nya lebih besar atau sama dengan 100%).
Apabila pencapaian Output tidak mencapai 100% maka unsur efisiensi tidak diukur.
Hasil lebih atau sisa dana adalah selisih lebih pagu kontrak dengan realisasi
kontrak.
3) Pencapaian keluaran adalah pencapaian atas barang/jasa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran serta
tujuan program dan kebijakan.

Pengukuran mengikuti SE-32/MK.1/2015 tentang Tata Cara Pengukuran Indikator


Kinerja Utama Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja di Lingkungan
Kemenkeu.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Untuk membiayai kinerja Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Parepare selama Tahun 2020 telah dialokasikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) 2020. Dari keseluruhan anggaran yang tersedia dengan jumlah sebesar Rp.
3.593.745.000,00 pada tahun 2020 terealisasi sebesar Rp. 3.550.665.342,00 atau sebesar
98,80% dari pagu yang telah ditetapkan yang dapat dirinci menjadi beberapa komponen
sebagai berikut:

Tabel 8
PENYERAPAN DIPA KPKNL PAREPARE TAHUN 2020 PER OUTPUT KEGIATAN

No Uraian Pagu Dalam DIPA Realisasi Belanja Persen


(Rp) (Rp) (%)

1 2 3 4 5

1. Layanan Pengelolaan 81.396.000 78.444.064 96,37%


Kekayaan Negara sesuai
Kewenangan KPKNL
2. Layanan Pengurusan Piutang 8.148.000 8.147.483 99,99%
Negara sesuai Kewenangan
KPKNL

29
Bab III: Akuntabilitas Kinerja

3. Layanan Lelang sesuai 40.044.000 39.894.400 99,62%


Kewenangan KPKNL

4. Layanan Internal (Overhead) 804.647.000 783.811.550 97,41%

5. Layanan Perkantoran 2.659.510.000 2.640.367.845 99,28%

Jumlah 3.593.745.000 3.550.665.342 98,80%

Sumber data : SPAN, Tahun Anggaran 2020

Penyerapan DIPA yang telah dilaksanakan di atas target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan adanya perencanaan penggunaan anggaran yang akurat. Adapun masih
adanya sisa anggaran hal ini disebabkan karena efisiensi penggunaan anggaran.

30
Bab IV: Penutup

BAB IV
PENUTUP

Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020 merupakan bentuk


pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2020. Laporan Kinerja
KPKNL Parepare tahun 2020 memuat capaian-capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak kinerja yang dapat diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2020.
Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah.
Berdasarkan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja
KPKNL Parepare berhasil melampaui target sebagaimana yang telah ditetapkan. Dari capaian
target 12 (dua belas) Sasaran Strategis yang menjadi tanggung jawab KPKNL Parepare
yaitu:
1. Pengelolaan kekayaan negara yang optimal;
2. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif dan efisien;
3. Pengelolaan lelang yang optimal;
4. Manajemen pelayanan yang berkualitas;
5. Tata kelola kekayaan negara yang efektif;
6. Penilaian yang berkualitas;
7. Tata Kelola Lelang yang efektif
8. Edukasi yang efektif;
9. Pengawasan dan pengendalian yang efektif;
10. SDM yang kompeten;
11. Organisasi yang Fit-For-Purpose;
12. Pengelolaan keuangan dan BMN yang optimal.

Terdapat satu Sasaran Strategis yang belum mencapai target yaitu Pengelolaan
Lelang yang Optimal dengan IKU Persentase pencapaian hasil lelang (pokok lelang). Selain
itu Seluruh Sasaran Strategis lainnya telah memenuhi target namun terdapat satu IKU di
dalam Sasaran Strategis Pengelolaan Kekayaan Negara yang Optimal yang masih belum
memenuhi target, yaitu IKU Persentase Penerimaan Negara dari pengelolaan kekayaan
Negara dan lelang. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kedua IKU
tersebut antara lain dikarenakan oleh pandemi COVID-19. Namun untuk memitigasi supaya
tidak terjadi lagi di tahun 2021, Seksi terkait telah menyiapkan tindak lanjut untuk
mendongkrak IKU tersebut diantaranya dengan penggalian potensi lelang, sosialisasi terkait

31
Bab IV: Penutup

sewa BMN, dan menggandeng UMKM untuk turut berpartisipasi dalam menjual barangnya
secara lelang.
Selanjutnya, dengan disusunnya Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020,
diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada pimpinan
Kementerian Keuangan Republik Indinesia, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, maupun
kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi KPKNL Parepare sehingga dapat
memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal
Laporan Kinerja Parepare tahun 2020 harus menjadi motivasi bagi peningkatan kinerja
organisasi, sedangkan secara eksternal Laporan Kinerja KPKNL Parepare tahun 2020
menjadi indikator dalam menyesuaikan perkembangan tuntutan pelaksanaan tugas dan
fungsi, sehingga pada akhirnya keberadaan KPKNL Parepare dapat memberikan kontribusi
yang optimal dalam rangka pemberian pelayanan kepada para pemangku kepentingan.

Kepala KPKNL Parepare

Fredy Himarwanto
NIP 19740316 199503 1 001

32
KPKNL Parepare
Jl. Jenderal Sudirman No. 49, Parepare
Telp: (0421) 26678 Fax: (0421) 28068

kpknl.parepare kpknl.parepare @KPKNL_Parepare

Anda mungkin juga menyukai