Anda di halaman 1dari 2

NEKROSIS

Definisi :
Nekrosis adalah kematian sel
Penyebab :
1. Iskemia : kekurangan oksigen, metabolik lain
2. Infektif : bakteri, virus, dll
3. Fisiko-kimia : panas, sinas X, asam, dll

Terdapat 2 tipe :
a. Nekrosis koagulatif
Disebabkan oleh denaturasi protein sekular yang menimbulkan massa padar, menetap 
larut dan dikeluarkan dari lisisàberhari-hari/berminggu-minggu  enzimatik.
Tipe ini ditemukan setelah kehilangan pasokan darajh, contoh pada infark
b. Nekrosis kolikuatif
Terjadi pelaritan yang cepat dari sel yang mati. Terutama terjadi pada susunan saraf
pusat.
à pemecahan mielin à perlunakan otak
 likuefaksi, contoh: setelah sumbatan vaskularà

Penyebab Nekrosis
1. Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu alat
tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan akibat penyumbatan
pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan trombus. Penyumbatan
mengakibatkan anoxia. Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang terkena tidak
mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-
jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang sangat rentan terhadap
anoxia ialah otak.
2. Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan trombosis.
Toksin ini biasanya berasal dari bakteri-bakteri yang virulen, baik endo maupun
eksotoksin. Bila toksin kurang keras, biasanya hanya mengakibatkan radang. Virus dan
parasit dapat mengeluarkan berbagai enzim dan toksin, yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi jaringan, sehingga timbul nekrosis.
3. Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan juga
zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium dan glukose, tapi kalau
konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan
kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat
merupakan racun dan mematikan sel, sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan
jaringan bila konsentrasinya tinggi.
4. Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik, cahaya
matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan potoplasma
akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia potoplasma dan
inti.
5. Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara didapat (acquired) dan
menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-obatan sulfa
dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan obat-obatan sulfa. Juga
dapat timbul nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi dikenal reaksi
Schwartzman dan reaksi Arthus.

sumber :http://denfirman.blogspot.com

Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan :


1.Plasenta   -   vena umbilicalis   -  hati    -   ductus venosus /vena hepatica    -   vena cava
inferior     -    atrium kanan      -      foramen ovale   -   Atrium kiri     -  ventrikel kiri     -   
aorta      -    kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki   -     arteri umbilicalis    -   plasenta.
Ini aliran darah yg kaya oksigen.

2.Dari kepala dan tangan     -   vena cava superior      -    atrium kanan    -     ventrikel
kanan  -    arteri pulmonalis/ductus arteriosus    -     paru/aorta dorsalis     -     abdomen,
thorax, kaki    -    arteri umbilicalis     -   plasenta
Ini adalah peredaran darah yang miskin oksigen. Darah miskin oksigen yang datang ke
plasenta mendapat oksigenasi pada villus, sehingga jadi kaya oksigen.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan
demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan
seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus Botalli tidak
berfungsi lsgi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen
ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

Darah dari vena cava inferior, bersama dari vena cava superior sama-sama masuk atrium
kanan dan sama-sama masuk semua ke ventrikel kanan pula. Dari ventrikel kanan semua
darah dioksigenasi ke paru, dan tak ada lagi sebagian masuk aorta langsung. Kembali dari
paru semua darah masuk atrium kiri, terus ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri semua
darah keluar jantung lewat aorta.

Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilicalis dan duktus venosus arantii
akan mengalami obiliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi
oleh makanan yang dicerna dengan system pencernaan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai