Anda di halaman 1dari 28

VOLVULUS KOLON

Definisi :

Volvulus kolon digambarkan sebagai puntiran atau rotasi segmen mobil kolon sekitar
mesenteriumnya.

Derajat rotasi dapat bervariasi dari 180 derajat sampai sebanyak empat sampai lima
revolusi lengkap. Tergantung pada derajat rotasi, maka dihasilkan obstruksi sebagian atau
lengkap yang bisa berlanjut ke iskemia usus dan gangren. Kolon sigmoideum merupakan
tempat tersering, yang membentuk sekitar 80% dari yang terlibat. Sekum adalah tempat
tersering kedua yang menyebabkan sekitar 15% obstruksi. Volvulus mungkin merupakan
tempat terlazim obstruksi kolon strangulata.

Volvulus Sekum :

Volvulus sekum terjadi karena kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak
retroperitoneal, tetapi tergantung pada perpanjangan mesenterium usus halus. Jadi ada
faktor mesenterium yang panjang dan sekum yang mobile karena tidak terfiksasi. Sumbu
rotasi volvulus terletak sekitar a.ileokolika. Rotasi bisa mencapai 720 derajat, torsio yang
paling mungkin dalam arah sesuai jarum jam, oblik ke arah kuadaran kiri atas dan rotasi
360 derajat bersifat khas. Biasanya dimulai oleh distensi mendadak sekum oleh trauma,
tekanan, konstipasi atau obstruksi kolon distal terhadap sekum. Volvulus sekum jarang
ditemukan dibandingkan volvulus sigmoid hanya 10%.

Gambaran klinis :

Gejala klinis sama dengan obstruksi usus halus. Serangan nyeri perut yang bersifat kolik
makin hebat disertai mual dan muntah yang timbul lebih cepat daripada gejala obstipasi.
Nyeri biasanya ditemukan di sekitar pusat. Distensi abdomen tidak mencolok, tetapi
gambaran hiperperistalsis amat jelas dan terdengar borborigmi. Gambaran klinis ini
berlangsung singkat.

Bisa terjadi tiga komplikasi besar. Dengan puntiran ketat mendadak pada mesenterium,
volvulus bersifat akut dan dapat menyebabkan gangren dini dengan gambaran yang tak
berbeda dari gambaran kedaruratan abdomen lain manapun. Jenis obstruksi volvulus
tanpa gangren dini bisa menyebabkan obstruksi gelung tertutup yang ditandai oleh
distensi jelas sekum. Akhirnya volvulus sekum berulang atau intermiten serta kolon
kanan, bermanifestasi sendiri dengan berulangnya serangan nyeri, nyeri tekan dan
distensi kuadran kanan bawah.

Pasien merasa lebih nyaman dengan mengambil posisi menungging atau menggunakan
enema. Nyeri abdomen kronis timbul dalam banyak pasien karena kecenderungan
volvulus sekum sembuh spontan, tetapi kemudian kambuh dimasa yang akan datang.

Diagnosis :
Foto polos perut dapat memberikan gambaran patognomonis berupa gambaran segmen
sekum yang amat besar, berbentuk ovoid di tengah perut, selain itu, terdapat dilatasi usus
halus dengan permukaan air yang jelas, dan gambaran kolon sama sekali tidak terlihat.
Volvulus sekum dapat dikenali pada foto abdomen oleh distensi hebat pada sekum, yang
secara klasik timbul dari kuadran kanan bawah abdomen. Dengan Ba Enema
memperlihatkan gambaran penyempitan klinis pada puntiran yang disebut deformitas
paruh burung.

(à) gambaran paruh burung

Pada gambar diatas, colon sigmoid yang dilatasi amat besar ini terjadi karena adanya
volvulus. Usus amat teregang sehingga pola haustra yang normal menghilang. Volvulus
colon sigmoid merupakan jenis obstruksi usus besar yang paling sering dijumpai; bagian
yang teregang naik dan keluar dari pelvis, sering dengan suatu striktur yang terlihat dan
akhirnya seluruh colon dilatasi.

Terapi :

Reposisi volvulus oleh barium enema dan kolonoskopi telah dilaporkan, tetapi
melibatkan resiko bahwa usus yang gangren akan terbuka puntirannya. Disamping itu
kolonoskopi bisa membahayakan usus iskemik yang terdistensi. Jika operasi tertunda
lama maka mortalitas 30% – 60%; sehingga operasi dini umumnya dilakukan.
Keadaan usus dan keadaan pasien menentukan tindakan bedah. Jika sekum dapat hidup
dan tidak terdistensi tegang, maka detorsio dan fiksasi sekum di kuadran bawah bisa
dicapai. Jika sekum tegang dan ruptura tampak mengancam, seperti dinyatakan oleh
robekan serosa, maka dekompresi dengan jarum atau trokar harus dilakukan sebelum
dilakukan detorsio. Jika sekum gangrenosa maka perlu dilakukan hemikolektomi kanan.

Terapi lain biasanya adalah reseksi ileosekal dengan ileokolostomi terminolateral.


Reseksi ini dianjurkan untuk mencegah kekambuhan.

Volvulus Sigmoid :

Volvulus sigmoid kurang lazim di amerika serikat dan eropa barat, tempat volvulus
mungkin bertanggung jawab bagi kurang dari 1% obstruksi usus, sedangkan di eropa
timur dan afrika seperlima dari semua pasien obstruksi menderita volvulus sigmoideum.
Salah satu alasan mengusulkan hal ini adalah perbedaan anatomi dalam sigmoideum,
karena mesenterium sigmoideum yang panjang hampir selalu berlebihan, telah terlihat
dalam pasien dari negara ini.

Diet tinggi serat juga jelas mempredisposisi ke perkembangan volvulus sigmoideum.


Kebiasaan buang air besar diabaikan bersama konstipasi kronis, penyalahgunaan laksatif
kronis dan kehamilan, juga menjadi keadaan penyerta. Sebanyak 40% kasus sigmoideum
timbul bersama berbagai penyakit saraf, yang mencakup penyakit psikiatri, sindrom otak
kronis, parkinsonisme, penyakit serebrovaskular dan distrofi otot. Sehingga keadaan ini
timbul dengan indeks sangat tinggi dalam lembaga seperti barak dan lembaga perawatan
kronis bagi orang tua. Banyak pasien dalam lembaga ini juga menerima transkuilizer dan
obat bagi penyakit parkinson yang bisa merupakan faktor penyebab.

Volvulus terjadi karena faktor predisposisi mesenterium yang terlalu panjang dengan
basis yang sempit. Konstipasi yang kronik berat sebagian besar dialami penderita vovulus
sigmoid. Volvulus sigmoid sering mengalami strangulasi bila tidak dilakukan
dekompresi.

Volvulus sigmoid ditemukan jauh lebih banyak daripada volvulus sekum, yaitu sekitar
90%. Kelainan ini terutama ditemukan pada orang yang lebih tua dan lebih banyak pada
laki-laki daripada perempuan. Volvulus juga ditemukan pada orang dengan gangguan
vaskuler, penyakit paru kronik yang berat, pengaruh obat neuroleptik, dan gangguan
kardiovaskuler.

Gambaran klinis :

Volvulus sigmoideum timbul bila gelung sigmoideum berlebihan dan mempunyai basis
sempit, yang disebut gelung omega. Gelung ini mudah terpuntir dan bila gelung atas
turun di depan gelung bawah, maka bisa timbul obstruksi tertutup. Jika valva ileosekalis
kompeten, maka timbul obstruksi gelung tertutup ganda. Gejala tidak dapat dibedakan
dari obstruksi usus lain dan bisa akut atau subakut. Gejala akut lebih mungkin timbul
dalam pasien yang lebih muda. Pada orang yang lebih tua, bentuk penyakit progresif
subakut bisa menyebabkan gejala kronis dalam beberapa bulan dan gangren usus yang
berkembang pelan-pelan bersama gejala yang menggambarkan obstruksi kolon kiri
kronis, yang sering dikelirukan dengan karsinoma yang mengobstruksi.

Pasien volvulus sigmoideum memperlihatkan distensi jelas pada abdomen. Gelung


sigmoideum bisa dapat dipalpasi dan nyeri tekan akut, tetapi bila tidak, tak ada gambaran
bermakna yang terlihat. Tak ada pemeriksaan fisik atau data laboratorium yang biasanya
membedakan vovulus dari akut abdomen lain, walaupun kadang-kadang segmen
berdilatasi yang infark bisa dapat dipalpasi sebagai massa timpani.

Pada anamnesis umunya penderita sudah berulang-ulang mengalami serangan nyeri perut
yang samar dengan kolik usus dan perut gembung. Gejala dan tanda ini hilang setelah
penderita flatus berulang kali.

Nyeri perut volvulus bersifat intermitens disertai kejang perut bagian bawah yang
berlangsung cepat disertai obstipasi total. Mual dan muntah kadang timbul lambat sekali.
Distensi abdomen berlangsung lebih cepat karena distensi sigmoid berlebihan. Biasanya
kontur sigmoid tampak di dinding perut seperti ban mobil yang juga kelihatan pada foto
perut bersama dengan tanda paruh burung pada dasar volvulus.

Syok dan tanda toksis lain juga sangat mendukung adanya strangulasi sigmoid.

Diagnosis :

Banyak pasien menghubungkan episode distensi abdomen sebelumnya yang telah


dihilangkan dengan enema atau posisi menungging yang diikuti oleh pengeluaran banyak
flatus dan feses. Hitung leukosit bisa normal atau meningkat sedang dalam pasien tanpa
strangulasi. Pemeriksaan rektum biasanya menunjukkan usus kosong atau terisi feses
cair.

Dari pemeriksaan fisik tampak adanya distensi perut yang mencolok. Pada perkusi
terdengar timpani karena sigmoid yang besar sekali.

Pada foto polos perut terlihat jelas distensi usus besar yang berjalan diagonal mengisi
separuh perut kiri dari pelvis dengan efek pembengkokan ”tuba dalam”, tempat bayangan
gas terlihat dibengkokkan dengan sendirinya dengan dua batas cairan, satu terletak dalam
tiap batas gelung yang terobstruksi, dengan kedua ujung segmen usus pada dasarnya
berbentuk tapal kuda atau paruh burung. Sering gambaran ini cukup untuk membuat
diagnosis. Tetapi jika diperlukan, enema barium harus dilakukan dan akan
memperlihatkan penyempitan pada tempat yang terpuntir, yang disebut gambaran paruh
burung atau bentuk sekop pada kartu as, yaitu konfigurasi obstruksi akibat torsi.

Tanda vital dan parameter klinis sperti hitung leukosit dan elektrolit dapat bervariasi luas,
tetapi bisa normal, terutama tanpa sepsis. Sigmoidoskopi harus mendahului pemeriksaan
barium dan sering puntiran khas terlihat pada ujung sigmoidoskop.

Diagnosis volvulus sigmoid :

- Biasanya pada orang lanjut usia

- Nyeri kolik

- Antara serangan kolik terdapat nyeri perut menetap

- Perut besar sekali karena distensi sigmoid

- Kadang mual dan muntah

- Gambaran Foto rontgen khas :

• Ban mobil karena belokan besar


• Dengan bubur barium rektal terlihat tanda paruh burung

volvulus sigmoid

Terapi :

Sigmoidoskopi harus dilakukan untuk menilai apakah ada strangulasi. Gambaran


strngulasi mencakup mukosa hemoragik atau berwarna ungu kebiruan, cairan berdarah
dalam rektum serta ulserasi jelas dan nekrosis usus pada titik puntiran. Keadaan klinis
pasien juga harus dievaluasi dengan akurat. Tetapi jika ada bukti layak bahwa tidak ada
strangulasi, maka reposisi sigmoidoskopi pada sigmoid harus diusahakan.

Sigmoidoskop dimajukan ke titik obstruksi serta dimasukkan secara lembut dan cermat
ke dalam gelung yang terobstruksi. Pada waktu ini bisa timbul pelepasan feses dan flatus
yang projektif masif. Kemudian pipa yang sudah dilumasi dimasukkan ke dalam
sigmoidoskop dan diteruskan ke dalam gelung sigmoideum. Gelung ini bertindak sebagai
stent untuk mencegah kekambuhan volvulus serta secara kuat diamankan dan dibiarkan
ditempatnya selama beberapa hari. Reposisi sigmoidoskopik yang berhasil pada volvulus
dapat dicapai dalam sekitar 80% pasien. Kadang-kadang bila reposisi sigmoidoskopi tak
berhasil maka barium enema bisa mereposisi volvulus dan pipa kolon harus dipasang
untuk mencegah kekambuhan.

Yang paling penting dalam penatalaksanaan volvulus sigmoid adalah dekompresi


lengkung sigmoid yang dapat dilakukan dengan rektoskop, endoskop, atau pipa lentur
yang besar. Dengan dekompresi ini, diharapkan terjadi detorsi atau reposisi spontan
dengan setelah usus menjadi menjadi kempes kembali. Dekompresi cara ini berhasil pada
80% penderita bila belum ada strangulasi. Setelah gelung ini tidak terpuntir, maka pipa
kolon dimajukan dari bawah dan diteruskan ke dalam gelung sigmoideum untuk
mencegah kekambuhan pasca bedah.Kalau dekompresi berhasil, dianjurkan
sigmoideskopi elektif setelah beberapa minggu untuk mencegah kekambuhan.

Tindakan bedahnya berupa sigmoidektomi dengan anastomosis termino-terminal. Bila


keadaan umum atau keadaan lokal pasien tidak mengizinkan untuk melakukan
anstomosis primer, dapat dilakukan prosedur Hartmann. Prosedur Hartmann ini terdiri
dari reseksi sigmoid dan kolokutaeostomi ujung kolon oral dan penutupan ujung kolon
anal. Setelah keadaan umum pasien mengizinkan, baru dilaksanakan anastomosis
kolokolostomi dengan meniadakan kolokutaneostomi.

Bila keadaan umum tidak mengizinkan, cukup dilakukan detorsi, kemudian dilakukakan
fiksasi sigmoid (sigmoidopeksi). Tindakan semacam ini menimbulkan kekambuhan 90%.
Angka kambuh tinggi juga terjadi pada dekompresi dengan rektoskop, kolonoskop, atau
pipa fleksibel. Oleh karena itu, sebaiknya direncanakan sigmoidektomi elektif setelah
keadaan umum pasien membaik.

Jika strangulasi dicurigai atau jika reposisi sigmoidoskopi tak mungkin dilakukan, maka
harus dilakukan laparotomi, dilakukan reseksi gelung sigmoideum gangrenosa yang
disertai dengan kolostomi double-barrel atau kolostomi ujung bersama penutupan tunggal
rektum (kantung hartman) harus dilakukan. Pembentukan kembali kesinambungan usus
bisa dicapai dikemudian hari. Tetapi mortalitas akibat volvulus strangulata dengan
gangren adalah tinggi, mendekati 50%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sabiston, buku ajar bedah bagian 2, Penerbit buku kedoteran EGC, jakarta, 1994
2. Schawrtz, Shires, Spencer, intisari prinsip-prinsip ilmu bedah, Penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta, 1994
3. De jong Wim, Sjamsuhidajat R, Buku ajar ilmu bedah edisi 2, Penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta, 1997.
4. Diagnostic radiology. A Text book of medical imaging (3-volume set). Pdb.
5. Juhl-paul and juhl’s essentials of radiologic imaging 7th. Pdb.

Konsultan Gastroenterohepatologi anak

Sebetulnya nama yang umum digunakan adalah intususepsi. Intususepsi atau invaginasi
adalah bagian usus masuk ke dalam usus di bagian belakangnya, terjadi jepitan usus,
menyebabkan hambatan aliran usus dan mengganggu aliran darah yang melalui bagian
usus yang mengalami intususepsi.

Intususepsi sering ditemukan pada anak usia berapa?

Usia terbanyak terkena intususepsi adalah antara 4 dan 14 bulan.

Apakah hanya anak-anak yang terserang?

Tidak, walaupun jarang, orang dewasa juga dapat mengalami intususepsi. Pada orang tua
biasanya ada kelainan yang menjadi penyebabnya misalnya tumor ganas atau polip.
Pasien biasanya merasa seperti keram perut dan buang air besar berdarah.

Apa penyebab intususepsi?

Kebanyakan intususepsi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), walaupun pembesaran


jaringan limfoid usus (peyer patches) akibat peningkatan paparan terhadap antigen baru
mungkin berperan sebagai tempat awal terjadinya intususepsi. Pada anak yang lebih
besar, tempat awal mungkin divertikulum Meckel atau limfoma usus halus.

Apakah ada ciri khusus untuk mengenali gejala intususepsi usus ini?

Gejala yang khas adalah bayi akan mengalami sakit perut yang bersifat kolik, bayi akan
menjerit-jerit kesakitan kemudian diam, menjerit-jerit kesakitan dan diam kembali, dan
biasanya diikuti muntah berwarna hijau (cairan empedu). Selanjutnya akah terjadi
pengeluaran lendir dan darah melalui anus. Pada anak dapat juga terjadi gejala yang tidak
khas yaitu tampak lemah tetapi tidak menderita kolik, nyeri perut ringan dan pengeluaran
lendir dan darah dari anus.

Bagaimana pertolongan pertama untuk penyakit ini?

Untuk masyarakat awam, yang penting adalah memeriksakan bayi/anaknya secepat


mungkin bayi atau anaknya menunjukkan gejala seperti di atas. Makin cepat keadaan ini
dikenali, akan makin baik kemungkinannya untuk memperbaiki keadaan ini dan dapat
mempertahankan usus dari kematian/pembusukan, sehingga bagian usus dapat
diselamatkan dari kemungkinan dipotong.

Apa bahayanya jika intususepsi terlambat ditangani?

Bila terlambat tertangani bagian usus yang terjepit dapat menderita kekurangan oksigen,
yang lama-lama usus dapat rusak, bagian usus yang terjepit dapat mengalami kematian
jaringan, bocor, peradangan usus menyeluruh, bahkan dapat menimbulkan kematian pada
bayi/anak.

Apakah ada jalan lain untuk pengobatan selain operasi?

Ada, selain operasi dapat dicoba pengembalian usus yang masuk ke bagian belakang
tersebut dengan menggunakan tekanan udara atau tekanan air dengan metode tertentu
yang dapat dilakukan oleh ahli radiologi yang telah berpengalaman. Tentu saja ada
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum tindakan ini dilakukan. Tindakan ini
tidak dapat dilakukan anak yang mengalami syok atau telah ada tanda-tanda peradangan
menyeluruh di perut (peritonitis) Pada sebagian kecil anak, tindakan ini dapat pula gagal
memperbaiki keadaan, dalam hal ini, tindakan operasi perlu dilakukan.

Bagaimana pencegahan penyakit ini agar tidak terkena?

Vaksin rotavirus generasi lama diketahui dapat menimbulkan intususepsi pada bayi/anak
yang mendapatkannya. Akibatnya pemakaian vaksin ini kemudian dilarang. Vaksin
rotavirus generasi yang baru telah diantisipasi untuk tidak menyebabkan hal yang sama
sebelum dipakai secara massal pada bayi/anak.
Tidak ada obat atau cara untuk mencegah terjadinya intususepsi yang diketahui sampai
saat ini.
Mungkin tidak penyakit ini bisa kambuh?

Bisa saja bila penyebabnya tidak dihilangkan pada saat memperbaiki keadaan
intususepsi, terutama pada perbaikan non-operasi. Karena itu pada anak usia di atas 2
tahun yang dapat diperbaiki intususepsinya dengan cara non-operasi misalnya, anak perlu
diperiksa lebih lanjut untuk menyingkirkan keadaan-keadaan yang mendasari terjadinya
intususepsi ini, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologi menggunakan zat
kontras atau dengan cara meneropong usus besar (kolonoskopi).

Invaginasi
II.1. Definisi
Intususepsi atau invaginasi adalah suatu keadaan masuknya segmen usus ke segmen
bagian distalnya yang umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus strangulasi
(Mansjoer. R. 2000)

Saat invaginasi terjadi, akan terbentuk obstruksi pada usus besar dimana dinding usus
akan menekan bagian lainnya (kidshealth. org, 2001)

II.2. Insidensi

Intutusepsi kebanyakan terjadi pada bayi, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak
antara 5 bulan sampai 1 tahun.

Intususepsi terjadi pada 1-4 bayi dari 1000 bayi kelahiran hidup.

Intususepsi juga menyebabkan kegawat daruratan pada abdomen, kebanyakan terjadi


pada anak usia dibawah 2 tahun. (kidshealth. org, 2001).

Intususepsi lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan (Mansjoer. R. 2000).
Angka kejadian pada anak laki-laki 3 kali lebih besar bila dibandingkan anak perempuan
(kidshealth. org, 2001). Seiring dengan pertambahan umur, perbedaan kelamin menjadi
bermakna. Pada anak usia lebih dari 4 tahun, rasio insidensi anak laki-laki dengan anak
perempuan adalah 8 : 1. (emedicine, 2001)

II.3. Etiologi

Penyebab pasti intususepsi belum diketahui. Ini mungkin berhubungan dengan infeksi
pada anak, pengaruh dari pweubahan diet, pemberian makanan padat (www.gosh, 2002)

Infeksi virus pada anak-anak menyebebkan pembesaran kelenjar cerna, yang pada
akhirnya menyebabkan intususepsi (www.pediatrik.com, 2003). Inveksi virus bisa
menimbulkan perlawanan jaringan limphe terhadap infeksi sehingga mukosa usus tidak
rata. Ini membuka peluang usus untuk memasuki bagian usus itu sendiri selama proses
mencerna. kidshealth.org, 2001).

Pemberian makanan selain susu ketika umur kurang dari 4 bulan akan berakibat buruk
terhadap bayi, karena sistem pencernaan bayi pada usia ini belum tumbuh kembang
sempurna. Pemberian makanan pada usia itu berpeluang terjadinya invaginasi usus halus.
groups.yahoo.com, 2003).

Pada bayi lebih dari 3 tahun, bisa disebabkan faktor mekanik, seperti :

- Meckel diverticulum

- Polip pada untestinum

- Lymposarcoma intestinum
- Trauma tumpul pada abdominal dengan hematom

- Hemangioma emedicine.com, 2003).

Baru-baru ini diduga ada hubungan antara rotavirus dan intususepsi, walaupun laporan
kasus terjadinya intususepsi selama bayi difaksin sangat kecil. emedicine.com, 2003).

Rotavirus merupakan penyebab gastroenteritis berat pada bayi dan anak usia di bawah 5
tahun di USA. Selama 1 September 1998 sampai 7 Juli 1999, dilaporkan ke VAERS
(Vaccine Adverse Event Reporting System) 15 kasus intususepsi pada bayi yang
menerima vaksin Rotavirus.

Pada studi Prelisensi, 5 kasus intususepsi terjadi pada 10.054 penerima vaksin dan 1
kasus pada 4.633 kontrol. Secara statistik perbedaannya tidak signifikan. 3 dari 5 kasus
pada anak dengan vaksinasi terjadi selama 6-7 hari setelah divaksinasi Rotavirus
(www.cdc.gov, 1999)

II.4. Gejala Klinis

Gejala yang tampak adalah nyeri perut yang hebat, mendadak dan hilang timbul dalam
waktu beberapa detik hingga menit dengan interval waktu 5-15 menit. Diluar serangan,
anak tampak sehat. (www.pediatrik.com, 2003). Bayi dengan intususepsi akan
mengalami nyeri abdomen yang sangat mendadak sehingga mereka menangis dengan
sangat kesakitan dan keras. Bayi tersebut akan menarik lututnya ke dada. kidshealth.org,
2001)

Anak sering muntah dan dalam feses sering ditemukan darah dan lendir. Secara bertahap
anak akan pucat dan lemas, bisa menjadi dehidrasi, merasa demam, dan perut
mengembung. (www.gosh, 2002).

Selain itu, ada gejala-gejala seperi anak menjadi cepat marah, nafas dangkal,
mendengkur, konstipasi kidshealth.org, 2001).

II.5. Diagnosis

Anamnesa dengan keluarga dapat diketahui gejala-gejala yang timbul dari riwayat pasien
sebelum timbulnya gejala, misalnya sebelum sakit, anak ada riwayat dipijat, diberi
makanan padat padahal umur anak dibawah 4 bulan. kidshealth.org, 2001).

Pemeriksaan fisik, pada palipasi diperoleh abdomen yang mengencang, massa seperti
sosis kidshealth.org, 2001).

Pemeriksaan penunjang dilakukan X-ray abdomen untuk melihat obstruksi


kidshealth.org.2001).
Pemeriksaan ultrasound bisa melihat kondisi secara umum dengan menggunakan
gelombang untuk melihat gambaran usus di layar monitor (www.gosh, 2002).

II.6. Penatalaksanaan

Pertama kali dibawa ke runak sakit, bayi kemungkinan mengalami dehidrasi dan
memerlukan terapi cairan intravena secepatnya. NGT bisa digunakan pada bayi dengan
perut yang kosong (www.gosh, 2002). Reduksi invaginasi dilakukan dengan barium
enema yang menggunakan prinsip hidrostatik. Reduksi dengan barium enema hanya
dilakukan bila tidak ada distensi yang hebat, tanda peritonitis, dan demam tinggi. Akan
tampak gambaran cupping dan coiled spring yang menghilang bersamaan dengan
terisinya ileum oleh barium. Reduksi dengan barium enema dikatakan berhasil bila
barium cukup jauh mengisi ileum atau tampak jendela kolon. (Mansjoer. R, 2000).

Selain barium enema, terdapat metode udara enema, cara kerja kedua metode ini sama.
(kidshealth,org, 2001)

Jika metode ini berhasil, bayi sudah bisa minum dan bisa pulang dalam beberapa hari
(www.gosh, 2002).

Jika metode ini tidak berhasil perlu dilakukan operasi (www.gosh, 2001). Invaginasi
cenderung menyumbat usus dan menghentikan aliran darah ke usus, sehingga perlu
dilakukan pembedahan darurat (www.medicastore.com, 2003)

Kebanyakan anak yang dirawat sebelum dari 24 jam sembuh dari intususepsi tanpa
komplikasi kidshealth.org, 2001)

Dalam 48 jam setelah operasi anak akan dimonitor, anak akan menggunakan mesinuntuk
memonitor temperatur, denyut jantung dan respirasi.

Setidaknya selama 48 jam pertama, anak tidak bisa makan atau minum agar ususnya
istirahat. Anak akan mendapatkan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi.

Anak juga akan mendapat NGT untuk mengambil cairan di dalam perut. Saat cairan dari
NGT bersih dan jumlah cairan berkurang, anak bisa mulai makan sesuatu (www.gosh,
2002).

II.7. Komplikasi

Jika invaginasi terlambat atau tidak diterapi, bisa timbul beberapa komplikasi berat,
seperti kematian jaringan usus, perforasi usus, infeksi dan kematian kidshealth.org,
2001).

II.8. Diagnosis
Invaginasi dengan terapi sedini mungkin memiliki prognosis yang baik. Terdapat resiko
untuk kambuh lagi familidoctor.org, 2003)

II.9. Differensial Diagnosis

- Trauma Abdomen

- Appendisitis Akut

- Hernia

- Gastroenteritis

- Torsi testis

- Perlengketan jaringan

- Volvulus

- Meckel diverticulum

- Perdarahan G 1

- Proses-proses yang menumbuhkan nyeri abdomen emedicine.com, 2003).

Invaginasi merupakan suatu keadaan dimana bagian usus masuk ke bagian usus (www.
Pediatric .com, 2003).

Invaginasi merupakan suatu kegawat daruratan medis. Jika tidak diatasi secepatnya. Bisa
menyebabkan komplikasi yang berat seperti infeksi bahkan kematian familydoctor.org,
1999)

Kebanyakan pasien bisa pulih jika dirawat sebelum 24 jam. Kematian dengan terapi
sekitar 1-3 %. Jika tanpa terapi, 2-5 hari akan berakibat fatal emedicine.com.inc, 2003).

Keluarga khususnya orang tua. Selaku pihak pertama yang mengetahui adanya kelainan
pada anak dan tim medis serta paramedis, sebaiknya mengetahui lebih banyak tentang
invaginasi dan gejala-gejala yang tampak, serta apa saja yang menyebabkan invaginasi.
Sehingga baik orang tua maupun tim medis, paramedis, dapat menentukan tin
dakan yang harus diambil secara cepat dan tepat. Pengambilan tindakan yang cepat dan
tepat dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan terapi dan mengurangi
kemungkinan komplikasi dan efek fatal yang lain.
Definisi

volvulus usus adalah memutar dari segmen usus mengakibatkan iskemia obstruksi dan
kadang-kadang. Kolon sigmoid dan sekum adalah daerah yang paling sering terlibat,
tetapi volvulus usus besar melintang dan lentur lienalis dapat terjadi. Rotasi aksial dari
volvulus dapat berkisar 180-540 derajat. Terlepas dari lokasi, volvulus diwujudkan
dengan distensi usus progresif proksimal kolon memutar. Seiring waktu, peristaltik dapat
memaksa kotoran dan gas ke dalam loop tertutup. Karena ini distends loop tertutup,
tekanan luminal dapat meningkat melebihi tekanan vena diastolik. Ini kongesti vena,
ditambah dengan aliran arteri berkurang dari torsi mesenterika, dapat mengakibatkan
iskemia, gangren, dan perforasi usus besar.

Epidemiologi

Volvulus bisa terjadi pada orang yang memiliki segmen kolon bawaan atau diperoleh
mobile yang dapat twist pada mesenterium nya. Sigmoid volvulus biasanya terjadi pada
orang dengan kolon sigmoid berlebihan dengan mesenterium sempit. volvulus Cecal
terjadi pada orang dengan sekum mobile dan usus hak yang tidak tetap terhadap
peritoneum parietalis dan retroperitoneum. Meskipun berbagi volvulus sigmoid dan cecal
beberapa fitur, presentasi dan perawatan yang sangat berbeda sehingga mereka akan
dibahas secara individual.

Sigmoid volvulus

Insidensi

Meskipun jarang tampak nya, volvulus sigmoid adalah penyebab utama ketiga setelah
kanker kolon obstruksi dan divertikulitis di Amerika Serikat, mewakili 2% -5% dari
semua hambatan usus besar (1,2). Hal ini jauh lebih umum di bagian lain dunia, yang
mewakili sampai 50% dari semua penghalang usus di beberapa negara (3).

Faktor risiko

Memajukan umur

Meskipun volvulus sigmoid telah dijelaskan di hampir semua umur, usia lanjut
tampaknya menjadi salah satu faktor risiko terkuat. Di Amerika Serikat, usia rata-rata
untuk penyajian volvulus sigmoid adalah antara 62-72 tahun (6). Hal ini mendalilkan
bahwa sebagai salah satu usia, sembelit kronis dan distensi kolon memberikan kontribusi
pada pemanjangan kolon sigmoid dan risiko yang lebih tinggi berikutnya volvulus dari
waktu ke waktu (5). Ketika kasus yang sangat jarang volvulus sigmoid terjadi pada anak-
anak, faktor yang menyebabkan suatu pemanjangan awal usus besar sigmoid, seperti
penyakit Hirschsprung, megacolon, fibrosis kistik, sembelit kronis, dan kelainan bawaan,
harus dipertimbangkan (7).

Neurologis dan penyakit kejiwaan


Di Amerika Serikat (AS) dan Inggris (Inggris), 40% sampai 45% dari semua pasien
dengan volvulus sigmoid berasal dari lembaga jiwa atau panti jompo (8,9). Diperkirakan
bahwa pasien dilembagakan dengan neurologis atau penyakit jiwa seperti penyakit
Parkinson, penyakit sumsum tulang belakang, dan skizofrenia mengalami penurunan
gerak peristaltik dan meningkatkan distensi kolon karena, sebagian, untuk imobilitas.
Neurologis dan obat psikotropika juga dapat berkontribusi untuk motilitas kolon diubah.
Hal ini dapat mengakibatkan pemanjangan kolon sigmoid, membuat pasien tersebut
rentan terhadap perkembangan volvulus sigmoid (1,8).

Geografi / Etnis

Di luar AS dan Inggris, volvulus sigmoid adalah sangat umum. The "sabuk volvulus"
meliputi Afrika, India, Iran, Rusia, dan Brazil di mana 30% sampai 80% dari penghalang
usus besar karena volvulus sigmoid (9). Mayoritas mereka yang terkena adalah laki-laki
antara usia 40-51 (9). Di AS, Amerika Afrika memiliki risiko lebih tinggi mengalami
02:01 volvulus sigmoid dari Kaukasus Amerika (6). Hal ini sebagian besar diketahui
mengapa perbedaan-perbedaan geografis dan etnis yang ada di risiko mengembangkan
volvulus sigmoid. Di Afrika, India, dan Iran, sayur dan diet serat tinggi telah terlibat
dalam pengembangan usus berlebihan, yang menyebabkan volvulus sigmoid. Sebuah
contoh yang menarik ada di Brazil, di mana penyakit Chagas 'atau trypanosomiasis
adalah endemik menyebabkan degenerasi neuron di pleksus myenteric dari usus besar
pada individu yang terkena. Sebagai penyakit berlangsung, megacolon dapat hasil,
akhirnya menyebabkan risiko 27% dari mengembangkan volvulus sigmoid. Di Andes,
Bolivia, dataran tinggi ini diyakini akan meningkatkan tekanan intra-kolon mengarah
pada insiden yang lebih tinggi volvulus sigmoid. Dengan demikian, serat makanan lebih
tinggi, dataran tinggi, racun, dan gangguan motilitas mungkin semuanya memainkan
peran dalam distribusi geografis di seluruh dunia volvulus sigmoid (10).

Gender

Di seluruh dunia, dua kali lebih banyak pria daripada wanita mengembangkan sigmoid
volvulus (6). Perbedaan gender telah dihubungkan dengan, panggul luas perempuan lebih
santai memungkinkan untuk pengurangan spontan dari volvulus sigmoid. Selain itu,
penelitian lain telah menemukan bahwa laki-laki memiliki polip sigmoid lebih tinggi dan
lebih tipis dari perempuan, sehingga kecenderungan laki-laki untuk rotasi aksial dari
kolon sigmoid.

Kehamilan

Setelah adhesi, volvulus sigmoid adalah penyebab paling umum kedua obstruksi usus
pada kehamilan, terdiri dari 25% sampai 44% dari semua kasus (6). Hal ini mendalilkan
bahwa selama kehamilan, rahim yang membesar dapat menggantikan sebuah kolon
sigmoid berlebihan keluar dari panggul, kadang-kadang menghasilkan memutar dari usus
besar (6). Akibatnya, mayoritas (75%) ini terjadi selama trimester ketiga. Para distensi
perut dan sembelit yang berhubungan dengan kehamilan dikombinasikan dengan
keengganan umum untuk melakukan x-ray pada ibu hamil sering mengakibatkan
keterlambatan dalam diagnosis volvulus sigmoid.

Diagnosa

Manifestasi Klinis

Sebagian besar pasien dengan volvulus sigmoid hadir dengan gejala akut atau kronis sakit
perut, kembung, dan sembelit. Biasanya, pasien akan memiliki 3 sampai 4 hari gejala
sebelum menyajikan ke rumah sakit (20). Sekitar 50% dari pasien akan melaporkan
mengalami serangan, sebelumnya serupa (6). Mual dan muntah dapat terjadi terlambat
distensi progresif. Temuan Pemeriksaan fisik meliputi, perut buncit tympanitic dan
rektum kosong pada pemeriksaan digital. Pada pasien dilembagakan dan orang tua
dengan volvulus sigmoid, presentasi ke rumah sakit sering tertunda dan sejarah yang
akurat mengambil-agak menantang. Diagnosis diferensial untuk temuan ini non-spesifik
termasuk menghalangi kanker usus, diverticulitis, iskemia mesenterika, pseudo-obstruksi,
dan obstruksi usus kecil. Sebuah presentasi yang lebih dramatis volvulus sigmoid adalah
nyeri perut yang parah dan shock dari gangren atau perforasi usus besar, yang
memerlukan laparotomi bedah segera. Untungnya, presentasi dengan gangren terjadi
hanya 10% sampai 20% dari pasien.

Radiografi studi

Sebuah film polos perut tegak dapat menyarankan diagnosis volvulus sigmoid pada
sekitar 60% sampai 70% kasus. A, melebar gas diisi, ahaustral, kolon sigmoid
membentang dari panggul ke kuadran kanan atas menciptakan tampilan klasik dari
sebuah "inner tube bengkok". U ini terbalik-bentuk kolon sigmoid membesar memiliki
kaki diarahkan panggul. The "biji kopi" merupakan tanda edema dinding kolon yang
berdekatan membentuk garis putih padat dikelilingi oleh lumen lengkung dan gas-diisi.
Kehadiran udara bebas merupakan tanda menyenangkan. Dalam 30% sampai 40%
pasien, film biasa tidak akan diagnostik volvulus, dan mungkin menyarankan obstruksi
usus besar atau divertikulum sigmoid raksasa.

Sebuah barium tunggal-kontras atau enema hypaque dapat dilakukan jika diagnosis
diragukan. Hal ini dapat menunjukkan "paruh burung itu" khas atau "as sekop"
penampilan volvulus sigmoid benar-benar terhalang. Tes ini kontraindikasi bila usus
gangren dicurigai atau pneumoperitoneum terlihat di film perut biasa. Selanjutnya,
meskipun tes ini bisa diagnostik, tidak mungkin untuk mengurangi volvulus dan perforasi
oleh tekanan yang berlebihan telah dilaporkan.

CT scan perut dan panggul biasanya konfirmasi dari volvulus sigmoid dicurigai.
Kehadiran "tanda berputar" dari mesenterium bengkok dengan dilatasi kolon sigmoid
merupakan diagnostik volvulus sigmoid. CT scan juga dapat menunjukkan tanda-tanda
iskemia seperti mural penebalan dan edema mesenterika. Makam tanda prognostik hasil
CT scan termasuk gas vena intramural atau portal dan udara bebas dan cairan dalam
rongga peritoneal. Dengan penggunaan liberal hasil CT scan oleh dokter darurat dan
perbaikan teknis terakhir di kecepatan dan pencitraan, sebagian besar pasien hari ini akan
memiliki CT scan mengkonfirmasikan kehadiran volvulus sigmoid. Keuntungan
tambahan CT scan adalah kemampuannya untuk menentukan penyebab sakit perut jika
sumber tidak sigmoid volvulus.

Pengobatan

Volume resusitasi

Perlakuan ideal volvulus sigmoid termasuk relief obstruksi kolon dan pencegahan
serangan berikutnya. Tujuan awal dari pengobatan untuk volvulus sigmoid adalah
resusitasi volume pasien biasanya substansial dehidrasi. Penempatan tabung nasogastrik
mungkin berguna untuk mencegah aspirasi. Hal ini dilakukan dalam persiapan untuk
sigmoidoskopi mungkin dan / atau perawatan bedah.

Sigmoidoscopic dekompresi

Jika pasien dengan volvulus sigmoid tidak memiliki peritonitis atau gangrene dicurigai,
pengurangan oleh sigmoidoskopi harus dicoba. Sigmoidoskopi dapat detorse kolon
sigmoid memutar, menilai usus besar untuk kelangsungan hidup, dan mengurangi distensi
kolon. Endoskopi, area memutar diidentifikasi sebagai daerah, spiral sempit usus pada 15
sampai 25 cm dari ambang anal. endoskopi secara perlahan dan dengan lembut maju
melalui ini menyempit ketat, biasanya menghasilkan penegakan kolon twisted. Luas
melebar, usus besar yang dipenuhi gas biasanya ditemui, menunjukkan mukosa dari
"closed loop". Viabilitas mukosa bisa dinilai dan dekompresi proksimal dapat dilakukan.
Penempatan tabung dubur luar titik hambatan bagi 48 sampai 72 jam dapat
memungkinkan untuk dekompresi lebih lanjut, memfasilitasi pembersihan kolon, dan
untuk sementara mencegah volvulus berulang. Jika volvulus tidak dapat dikurangi
endoskopi atau ada tanda-tanda iskemia mukosa, operasi langsung ditunjukkan. Secara
keseluruhan, pengurangan sigmoidoscopic dan dekompresi volvulus sigmoid berhasil
dalam 70% sampai 90% kasus (4,10). pengobatan bedah definitif dari volvulus sigmoid
dianjurkan segera setelah dekompresi berhasil karena tingkat kekambuhan tinggi spontan
dari 70% dikombinasikan dengan waktu tak terduga untuk kekambuhan (rata-rata 3
bulan) (4,11,20). Pengecualian untuk rekomendasi ini termasuk wanita hamil pada
trimester awal mereka ketika detorsion saja dapat memungkinkan mereka untuk maju ke
trimester kemudian atau istilah penuh, ketika tingkat keguguran lebih rendah dan operasi
lebih aman bagi ibu.

Sigmoid volvulus kolektomi untuk gangren

Pasien dengan perut akut atau gangrene diduga dari volvulus sigmoid harus menjalani
laparotomi segera. Dalam situasi darurat, irisan garis tengah panjang mungkin diperlukan
untuk mengakomodasi kolon sigmoid buncit melalui luka untuk mencegah pecahnya
segmen, gas penuh kolon gangren. Sigmoid kolektomi dilakukan dan margin reseksi
didasarkan pada kelayakan dari usus besar. Gangren dapat terjadi pada leher volvulus,
loop sigmoid memutar, atau sigmoid distal atau rektum bagian atas dari trombosis
mesenterika retrograde (1). Apakah bukan lavage intraoperatif kolon dan / atau
mengalihkan stoma dilakukan setelah kolektomi sigmoid adalah kasus dan ahli bedah
tergantung. Jika pasien dilembagakan, bergerak, atau tdk bertarak, penciptaan stoma
mungkin bijaksana. Meskipun kolektomi langsung, angka kematian dengan volvulus
sigmoid gangren masih 31% menjadi 52% (4).

Sigmoid kolektomi setelah dekompresi colonoscopic

Setelah detorsion colonoscopic sukses dan dekompresi dari volvulus sigmoid non-
iskemik, suatu resusitasi menyeluruh dan persiapan usus penuh dapat dicapai. Pada
kebanyakan kasus ini, sebuah kolektomi sigmoid semi-elektif dapat dilakukan dengan
aman tanpa perlu stoma. Operasi ini biasanya tidak secara teknis sulit atau memakan
waktu karena kolon sigmoid adalah mobile dan reseksi mesenterika luas tidak diperlukan.
Minimal proksimal, lateral, atau medial mobilisasi diperlukan untuk direseksi kolon
sigmoid untuk volvulus. Karena itu anatomi bedah menguntungkan, advokat beberapa
mini-laparotomi atau pendekatan laparoskopi untuk sigmoid volvulus kolektomi untuk,
menganugerahkan keuntungan tambahan irisan yang lebih kecil, nyeri kurang, dan
pemulihan lebih cepat (12-14). Apakah itu dilakukan terbuka atau laparoskopi, kolektomi
sigmoid setelah pengurangan colonoscopic tetap menjadi "standar emas" pengobatan
untuk volvulus sigmoid non-iskemik. Angka kematian dari reseksi kolon sigmoid layak
dalam pengaturan ini adalah 6% sampai 12% dengan tingkat kekambuhan 1% sampai 4%
(4). Pengecualian untuk rekomendasi ini adalah volvulus sigmoid dalam pengaturan
megacolon, di mana tingkat kekambuhan setelah kolektomi sigmoid adalah tinggi 36%
sampai 66% (15). Karena risiko tinggi kambuh, sebuah kolektomi subtotal dalam
pengaturan megacolon harus dipertimbangkan (15).

Non-resectional teknik untuk volvulus sigmoid

Karena morbiditas dan kematian terkait dengan reseksi sigmoid untuk volvulus,
pendekatan non-beberapa resectional telah diusulkan. Semua teknik ini dirancang untuk
mencegah memutar berulang dari usus besar tanpa reseksi atau colotomy. Sebagian dari
teknik ini non-resectional telah diterapkan mengambil risiko tinggi atau pasien tua yang
kandidat bedah miskin. jahitan Sigmoidopexy menggunakan, strip Gore-Tex, atau
extraperitonealization untuk jangkar kolon sigmoid berlebihan telah dijelaskan dengan
tingkat mortalitas 11% dan tingkat kekambuhan 22%. Penerapan teknik laparoskopi
untuk melakukan sigmoidopexy telah menganjurkan pada pasien dengan volvulus
sigmoid kronis (16). Sebuah teknik baru menggunakan T-kancing untuk memperbaiki
usus ke dinding perut anterior menggunakan pedoman colonoscopic, mirip dengan teknik
penempatan gastrostomy tabung endoskopi perkutan. Teknik lainnya menggunakan
staples untuk melakukan sigmoidopexy laparoskopi atau endoskopi. Akhirnya,
mesosigmoidoplasty, teknik bedah pencegahan memutar dengan memperluas
mesenterium sigmoid ini telah diadvokasi. Ini, menarik minimal invasif, teknik non-
resectional secara substansial dapat mengurangi rasa sakit, resiko infeksi, dan morbiditas,
bagaimanapun, kekambuhan tarif dan ketahanan mereka masih belum terbukti.

Cecal volvulus
Insidensi

Di AS, volvulus cecal mewakili sekitar 40% dari semua volvulus kolon, kedua hanya
untuk volvulus sigmoid (50%). Dua jenis volvulus cecal dapat terjadi. Dalam volvulus
cecal aksial (90%), kolon kanan dan usus kecil biasanya memutar berlawanan sekitar
arteri mesenterium dan ileocolic, mengakibatkan halangan. Dalam bascule cecal (10%),
sekum mobile lipatan horizontal ke atas, mengakibatkan obstruksi kolon. Kedua jenis ini
memerlukan sekum mobile dan usus hak untuk terjadi. Hal ini mendalilkan bahwa
mobilitas ini adalah bawaan: hasil dari kegagalan fusi perkembangan mesenterium dari
usus besar tepat dengan peritoneum parietal posterior (6). Beberapa studi otopsi
menunjukkan bahwa 10% sampai 25% dari populasi memiliki sekum mobile cukup untuk
mengembangkan volvulus atau bascule (17). Mengingat prevalensi anatomis, tidak
diketahui mengapa volvulus cecal tidak terjadi lebih sering daripada secara klinis diamati.

Faktor Risiko

Karena predisposisi bawaan nya, usia lanjut bukan merupakan faktor risiko yang
signifikan dalam mengembangkan volvulus cecal. Di AS, usia rata-rata untuk volvulus
cecal adalah 53 tahun, jauh lebih muda dari yang terlihat untuk volvulus sigmoid (6). Di
bagian lain dunia, bahkan usia muda, sebuah studi dari India menemukan rata-rata usia
33 tahun untuk volvulus cecal. Namun, tidak seperti volvulus sigmoid, tidak ada faktor
risiko yang pasti geografis atau etnis diketahui, dan perempuan mungkin sedikit lebih
mungkin dibandingkan laki-laki untuk mengembangkan volvulus cecal (18). faktor risiko
potensial untuk pengembangan volvulus cecal meliputi adhesi dari operasi sebelumnya,
atonia kolon, kehamilan, colonoscopy pos, dan obstruksi kolon distal.

Diagnosa

Presentasi Klinis

Pasien dengan volvulus cecal dapat hadir dengan durasi variabel gejala, dari 2 jam
sampai 10 hari, dengan rata-rata 2 hari (18). Kebanyakan hadir dengan onset bertahap
rasa sakit perut, kram, kembung, sembelit, dan muntah, mirip dengan gejala untuk
obstruksi usus distal kecil. Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan perut asimetris
menggelembung dengan timpani di-perut pertengahan atau kuadran kiri atas. Lain,
bagaimanapun, dapat menyajikan tiba-tiba mengalami sakit perut parah dan distensi,
menandakan kompromi pembuluh darah akut. Sebagai volvulus cecal biasanya
mempengaruhi populasi yang lebih muda, usus buntu, pecah kista ovarium, infeksi
saluran kencing, cecal diverticulitis, penyakit usus inflamasi, dan gangguan usus kecil
termasuk dalam diagnosis diferensial. Presentasi ini umumnya mengarah pada evaluasi
radiografi.

Radiografi studi
Dalam volvulus cecal, film, polos perut tegak dapat menunjukkan penampilan klasik dari
"koma" atau "biji kopi" sekum membesar berbentuk dengan tingkat udara-cairan terlihat.
Sekum membesar biasanya pengungsi medial dan superior. Sayangnya, penampilan ini
hadir hanya 25% kasus. Sebuah kolon distal didekompress dan usus kecil melebar
mungkin ada. film Dataran volvulus cecal dapat menjadi bingung dengan distensi
lambung, gangguan usus kecil, dan volvulus sigmoid. bascule Cecal dapat menunjukkan
temuan yang sama dengan posisi yang lebih sentral dari sekum melebar. Biasanya
melanjutkan studi radiografi diperlukan untuk mengkonfirmasikan diagnosis.

Sebuah barium tunggal-kontras atau enema hypaque dapat menunjukkan "paruh burung"
meruncing atau penyempitan di usus besar kanan, mengkonfirmasikan volvulus cecal.
Dalam bascule cecal, pengakhiran kontras bulat sebagai akibat dari sekum melintang
dilipat. Studi-studi retrograde adalah kontraindikasi bila usus gangren dicurigai atau
pneumoperitoneum terlihat di film perut biasa. Selain itu, karena obstruksi berada di usus
besar yang tepat, pemeriksaan ini dapat pembangkitan berangsur-angsur sangat tidak
nyaman dan lembut kontras dianjurkan untuk menghindari perforasi.

Banyak pasien dengan volvulus cecal akan menjalani CT scan dalam hasil pemeriksaan
sakit perut mereka. CT scan biasanya diagnostik, menunjukkan dilatasi sekum massal
terkait dengan pelebaran usus kecil. The twisted atau "berputar" konfigurasi mesenterika
sekitar arteri ileocolic adalah pathognomonic dari volvulus cecal aksial. Dalam bascule
cecal, CT scan dapat menampilkan sekum lipat ke atas mengakibatkan obstruksi, tanpa
twist di mesentery. Serupa dengan volvulus sigmoid, CT scan juga dapat menunjukkan
tanda-tanda iskemia kolon atau usus kecil seperti penebalan mural dan edema
mesenterika. Secara keseluruhan, penelitian radiografi mengkonfirmasikan diagnosis dari
volvulus cecal 90% dari waktu. Sisanya didiagnosis di operasi.

Pengobatan volvulus Cecal

Colonoscopic dekompresi volvulus cecal tidak dianjurkan

Tidak seperti volvulus sigmoid, detorsion colonoscopic dari volvulus cecal secara teknis
sulit dan berhubungan dengan kegagalan yang tinggi dan tingkat perforasi. Selain itu,
volvulus cecal gangren hadir 20% sampai 25% dari waktu. Dengan demikian, intervensi
bedah disarankan segera setelah diagnosis dibuat, dan upaya untuk detorse sebuah
volvulus cecal tidak dianjurkan.

Hak hemicolectomy untuk volvulus cecal gangren

Pada operasi, langkah awal adalah menentukan kelangsungan hidup ileum usus dan
terminal. Jika usus gangren, hemicolectomy benar dilakukan tanpa menguraikan
mesentery. Menghindari menguraikan sekum gangren adalah penting untuk mencegah
bakteremia reperfusi dan sepsis berikutnya. Reseksi usus gangren semua mungkin
melibatkan sebagian besar dari ileum terminal. Tergantung pada kondisi pasien, seorang
anastomosis primer atau ileostomy dapat dilakukan. Rapid diagnosis, resusitasi, dan
operasi yang penting sebagai kematian pada volvulus cecal gangren adalah 17% sampai
40%.

Hak hemicolectomy untuk volvulus cecal non-gangren

Bila usus layak di laparotomi, detorsion operasi dapat dilakukan, biasanya dalam mode
searah jarum jam. Detorsion tanpa reseksi tidak disarankan karena dikaitkan dengan
tingkat kekambuhan tinggi (75%). Hak hemicolectomy adalah standar emas karena
menghilangkan sekum mobile dan mencegah kambuh masa depan. Hal ini dapat
dilakukan oleh salah satu pendekatan yang terbuka atau laparoskopi. Dalam kebanyakan
kasus, sebuah anastomosis kolon primer ileo-melintang dapat dilakukan dengan aman.
Jika pasien sangat buncit dari pelebaran usus proksimal kecil, pendekatan laparoskopi
tidak dianjurkan karena kurangnya ruang kerja operasi. Tingkat Kekambuhan volvulus
cecal setelah hemicolectomy kanan pada dasarnya adalah nol, bagaimanapun, angka
kematian setelah reseksi tetap 9% sampai 18%.

Non-resectional teknik untuk volvulus cecal

Untuk volvulus cecal non-gangren teknik non-beberapa resectional telah diusulkan.


Cecostomy dilakukan dengan menempatkan tabung dalam sekum dan membawanya
keluar melalui dinding perut. Ini sekum mengamankan di tempat, mencegah memutar
berulang, dan memungkinkan dekompresi usus besar kanan melebar. Cecostomy
memiliki keuntungan untuk menghindari risiko reseksi dan anastomosis. Tabung
cecostomy pada akhirnya dihapus dan pelekatan bedah diperkirakan untuk mengamankan
sekum ke kuadran kanan bawah. Beberapa telah menganjurkan penambahan cecopexy
untuk fiksasi lebih definitif. Namun, aspek teknis menempatkan sebuah tabung dan
jahitan dalam sekum berdinding tipis, melebar bisa sulit dan tidak memuaskan. Selain itu,
kontaminasi berkelanjutan dari tabung cecostomy dapat terjadi dan berhubungan dengan
tingginya insiden infeksi luka, fistula kotoran, dan kontaminasi intraperitoneal. Meskipun
tingkat kekambuhan untuk cecostomy rendah (2% sampai 14%), hal ini terkait dengan
angka kematian yang besar (0% sampai 33%).

Alternatif lain non-resectional untuk volvulus cecal adalah cecopexy. Cecopexy


dilakukan dengan menetapkan usus hak untuk peritoneum parietalis kanan dan
retroperitoneum, paling sering oleh jahitan. Sebuah flap peritoneal panjang yang berasal
dari talang paracolic yang tepat dapat digunakan untuk jangkar usus besar kanan dan
sekum ke kuadran kanan bawah, mencegah memutar berulang. Namun, seperti
cecostomy, menempatkan jahitan di sekum, dilatasi berdinding tipis bisa teknis
menantang. Meskipun demikian, cecopexy adalah pilihan yang menarik dengan
menghindari reseksi atau colotomy, penurunan tingkat infeksi dan morbiditas.
Pendekatan laparoskopi untuk cecopexy memiliki keuntungan tambahan dari sayatan
kecil dan mungkin bermanfaat pada pasien tertentu (19). Secara keseluruhan, cecopexy
memiliki tingkat kematian lebih rendah daripada baik hemicolectomy atau kanan
cecostomy (0% sampai 14%), namun memiliki tingkat kekambuhan lebih tinggi 13%
sampai 28%. Mungkin sebagai teknik bedah dan instrumentasi berkembang dan
meningkatkan, tingkat kekambuhan setelah cecopexy dapat dikurangi ke tempat itu akan
menjadi prosedur pilihan untuk volvulus cecal non-gangren.
Transverse Colon dan volvulus lentur limpa, dan Ileosigmoid knotting

Volvulus usus besar melintang (4%) dan lentur lienalis (2%) terdiri dari minoritas kecil
volvulus kolon. Pasien-pasien ini memiliki kolon melintang mobile atau lentur limpa
sebagai akibat dari kerugian bawaan atau yang diperoleh dari lampiran kolon, termasuk
omentum gastrocolic, lienocolic, splenocolic, dan ligamen phrenocolic. Faktor risiko
untuk pengembangan volvulus pada pasien ini meliputi obstruksi kolon distal, sembelit
kronis, adhesi, dan mobilisasi bedah dari omentum atau usus besar. Meskipun pengolahan
dengan reduksi colonoscopic dan colopexy melintang telah diuraikan, entitas ini jarang
yang paling sering dirawat oleh hemicolectomy kanan diperpanjang untuk volvulus usus
besar melintang dan kolektomi berangkat volvulus lentur limpa. Terakhir, knotting
ileosigmoid adalah entitas yang sangat langka di mana ileum membungkus sendiri sekitar
dasar dari usus besar sigmoid mengakibatkan obstruksi kolon dengan loop tertutup.
Kondisi ini sangat jarang di AS, dan dilaporkan terutama di Asia, Afrika, dan Timur
Tengah. Meskipun segera dioperasi, gangren ditemukan dalam 75% dari pasien dan
berhubungan dengan angka kematian yang sangat tinggi (31%).

Kesimpulan

Di AS, volvulus kolon adalah kondisi relatif jarang, tetapi insiden yang kemungkinan
akan meningkat selama 10 tahun berikutnya sebagai meningkatkan harapan hidup dan
campuran etnis perubahan populasi kita. Rapid diagnosis, resusitasi, dan reseksi bedah
terbuka untuk volvulus kolon telah menjadi andalan pengobatan selama beberapa dekade,
namun morbiditas dan mortalitas dari pembedahan tetap substansial. Mudah-mudahan,
inovasi lebih lanjut dalam laparoskopi, endoskopi, instrumentasi bedah, dan farmakologi
akan menghasilkan alat-alat baru untuk memungkinkan ahli bedah untuk mengurangi
infeksi, sakit, cacat, tingkat kambuh, dan kematian terkait dengan volvulus kolon dalam
waktu dekat.

Referensi

1. Mangiante EC, MA Croce, TC Fabian, et al. Sigmoid volvulus: pengalaman empat


dekade. Am Surg 1989; 55:41-4.
2. Ian Jones-T, VS Fazio. Kolon volvulus, etiologi dan manajemen. Penyakit Dig 1989;
7:203-9.
3. Asbun HJ H, Castellano, Balderama B, et al. Sigmoid volvulus di ketinggian tinggi
Andes. Review dari 230 kasus. Dis Colon Rektum 1992; 35:350-3.
4. Ballantyne GH. Review sigmoid volvulus: sejarah dan hasil pengobatan. Dis Colon
Rektum 1982; 25:494-501.
5. Friedman JD Odland MD, MP Bubrick. Pengalaman dengan volvulus kolon. Dis
Colon Rektum 1989; 32:409-16.
6. GH Ballantyne, Brander MD, Jr RW Beart, DM Ilstrup. Volvulus usus besar.
Kejadian dan kematian. Ann Surg 1985; 202:83-92.
7. Tom MN, C Ruzal-Shapiro, C Stolar, PG Kazlow. Berulang sigmoid volvulus pada
anak laki-laki berusia enam belas tahun: laporan kasus dan kajian literatur. J Pediatr Surg
2004; 39:1434-6.
8. Baker DM, Wardrop PJ, H Burrell, et al. Pengelolaan volvulus sigmoid akut di
Nottingham. J R Edinb Coll Surg. 1994; 39:304.
9. Lal SK, Morgenstern R, Vinjirayer EP, Matin A. sigmoid volvulus: pembaruan.
Gastrointest Clin N Am 2006:16:175-187 Endoskopi.
10. MadibaTE, SR Thomson. Manajemen volvulus sigmoid. J R Coll Surg Edinb 2000;
45:74-80.
11. Chiulli RA, Swantkowski TM. Sigmoid volvulus diobati dengan sigmoidpexy
endoskopi. Gastrointest Endosc. 1993; 39:194-6.
12. Sundin JA, Wasson D, McMillen MM, GH Ballantyne. Laparoskopi sigmoid
volvulus sigmoid kolektomi untuk. Surg Endosc Laparosc. 1992; 2:353-8.
13. Targarona EM, D'Ambra M, Agusti AG, M. Trias perlaparoskopi pengobatan
volvulus sigmoid kronis pada orang dewasa muda. Surg 2005 Endosc; 19:1155.
14. Chung, CC, SP Kwok, Leung KL, et al. Laparoskopi-dibantu sigmoid volvulus
sigmoid kolektomi untuk. Surg 1997 Endosc Laparosc; 7:423-5.
15. Chung YF, Eu KW, Nyam DC, Leong AF, Ho YH, Seow-Choen F. Meminimalkan
kekambuhan setelah volvulus sigmoid. Br J Surg. 1999; 86:231-33.
16. Miller, R, Roe AM, Eltringham WK, Espiner HJ. Laparoskopi fiksasi volvulus
sigmoid. Br J Surg 1992; 79:435.
17. Donhauser JL, Atwell S. volvulus dari usus buntu tersebut. Arch Surg. 1949;
58:129-48.
18. Anderson MJ, GH Welch. Volvulus akut dari usus besar kanan: analisis terhadap 69
pasien. World J Surg 1986; 10:336-342.
19. Shoop SA, JM Sackier. Laparoskopi cecopexy untuk volvulus cecal. Laporan kasus
dan kajian literatur. Surg Endosc. 1993; 5:450-4.
20. Hiltunen KM, Syrja H, Matikainen M. kolon volvulus: diagnosis dan hasil pada 82
pasien. Eur J Surg 1992; 158:607-11.
Penyakit Hernia, Gejala dan Cara Mengatasinya

Hernia atau turun berok selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya
kaum pria yang mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi
alat kelaminnya. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi
hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya,
hernia dibedakan menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih
banyak lagi nama lainnya.

Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus,
ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari
lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya,
yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar.
Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia
terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri
yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika
sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus segera ditangani oleh dokter karena dapat
mengancam nyawa penderita.Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua maupun
muda. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar.
Biasanya yang sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa,
hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena faktor usia.

Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah
buang air besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering
mengangkut barang-barang berat.Penyakit hernia akan meningkat sesuai dengan
penambahan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga
usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.
Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia,
namun seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh
penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila
berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan
keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.

Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh
darah di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun.
Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut
sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi di dalam tubuh.

Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat
dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau
korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi,
reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah
tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui
operasi.

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya
buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang
kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan
nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu
aktif.

Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan
ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk
suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut
dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar.
Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut
dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang
notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas tersebut
membutuhkan stamina yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan
maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

• hernia bawaan (kongenital)


• hernia yang didapat (akuisita)
Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi

• hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui
lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
• inguinal
• umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
• femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia

• reponibel ; bila isi hernia dapat keluar masuk.


• hernia irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga
• hernia akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
akibat perlekatan tersebut.

Hernia berasal dari kata dalam bahasa latin yang secara harfiah berarti robekan. Dalam
dunia medis, hernia diartikan sebagai pemburutan suatu alat atau terjadinya bagian alat
atau oragan tubuh yang keluar dari tempat yang semestinya. Terdapat dua jenis hernia
yang paling umum menyerang bayi. Pertama hernia inguinal yang terjadi di daerah
genital (kelamin) dan yang kedua hernia umbilikal alias hernia pusar yang terjadi di
daerah pusar. Hernia inguinal terutama terjadi di kalangan bayi laki-laki. Suatu ketika
mungkin saja Anda mendapati gumpalan yang berukuran sebesar ibu jari si sekitar
kantung buah pelir bayi. Anda mendapati gumpalan itu selama beberapa minggu atau
beberapa bulan lamanya.

Biasanya gumpalan itu hilang namun kemudian kerap muncul ketika bayi sedang aktif
atau menangis. Jika mendapati hal tersebut pada bayi Anda, segera bawa bayi ke dokter
untuk mendapatkan pemeriksaan. Kalau kemudian diketahui bahwa ia memang benar
mengidap hernia, pembedahan kecil perlu dilakukan. Hernia inguinal sendiri sangat
jarang terjadi pada bayi perempuan. Namun demikian, pada kasus tertentu, bayi
perempuan dapat saja menderita hernia ini. Gumpalan terjadi di sekitar bibir vagina luar.

Sekitar 20 persen bayi yang dilahirkan (terutama bayi perempuan) mengidap hernia
umbilikal. Secara umum, hernia jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan
membahayakan. Anda dapat melihat bengkakan di sekitar pusar bayi pada saat bayi
menangis atau menegang. Jenis hernia ini biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika
usia bayi mencapai 12 hingga 18 bulan. Namun, bila bengkakan tersebut tidak juga sirna,
sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum
pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya
menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki
paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama
kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering
daripada sisi kiri (2: 1). 25% pasien menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden
tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak
yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat
diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka
sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada anak dengan Hernia Inguinalis
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit hernia inguinalis
b. Mengetahui pengertian pada penyakit hernia inguinalis
c. Mengetahui Etiologi, gejala, tindakan yang tepat untuk mengatasi hernia inguinalis
d. Mengetahui evaluasi yang di harapkan

C. RUANG LINGKUP
Makalah ini pada dasarnya membahas mengenai Asuhan Keperawatan Hernia inguinalis
dan berbagai masalah yang berkaitan dengan Hernia inguinalis

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Hernia adalah masuknya lapisan perut (kadang-kadang disertai dengan isi perut, seperti
usus) ke dalam kantong kemaluan atau lipat paha. Hal tersebut karena ada gangguan
dalam pembentukan alat genetalia eksterna.
Hernia pada umumnya berbentuk lonjong, tidak terbatas tegas, kenyal-kenyal dan karena
isinya lebih padat, maka tidak tembus bila disorot sinar. Pada umumnya, hernia
merupakan benjolan yang hilang timbul.
Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia x’usus,
ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagianlemah dari lapisan otot
dinding perut, maka usus det keluar ke tempat yang tidak seharusnya yakni bisa
diafragma, lipatan paha, atau di pusar. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri namun
akan terasa bila hernia terjadi pada cincin hernia.
B. KLASIFIKASI
1. Hernia ke ducible / reversible
Dimana jaringan yang keluar mudah dikembalikan ke dalam rongga abdomen.
2. Hernia irreducible
Dimana jaringan yang keluar tidak dapat dikembalikan dengan mudah ke dalam rongga
abdomen karena adanya perlekatan pada kantung.
3. Hernia strangulata
Leher kantong yang bekerja sebagai penahan menyumbat aliran darah, lumen usus
tersumbat dan usus sendiri akan menjadi gangrene dalam waktu beberapa jam.
4. Hernia insisional
Kantung hernia memasuki celah bekas sayatan operasi. Biasanya luka yang pernah
terkena infeksi.
5. Hernia igninalis
Kantung hernia memasuki celah inguinalis. Hernia ini mengikuti funikulus spermatikus
atau ligamentum teres uteri. Hernia dapat dimulai pada cincin inghinalis yang lemah
(direct) tanda-tandanya ada benjolan pada region inguinalis.

C. PATOFISIOLOGI
Pemijatan ke arah atas dapat menyebabkan isi benjolan tersebut pecah atau membengkak,
sehingga menyebabkan keadaan berbahaya. Hernia dilipat paha pada umumnya
memerlukan tindakan operasi. Biasanya luka operasi akan sembuh dalam beberapa hari
saja.
Infeksi akibat hernia menjadikan penderita merasakan nyeri yang hebat dan infasi
tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti
itu, maka harus sangat ditangani dan dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.
Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia atau cincin hernia. Pembuluh
darah di daerah tersebut lama kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun.
Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh darah perut sehingga
dapat menyebabkan terjadi infeksi di dalam tubuh.

D. PENYEBAB / ETIOLOGI
Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua atau muda. Pada kanak-kanak atau bayi,
lebih sering disebabkan kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring
dengan turunnya fetus atau buah zakar. Biasanya sering terkena hernia adalah bayi atau
anak laki-laki. Pada orang dewasa hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi
dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia.
Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan batuk yang kronik, susah buang
air besar, adanya pembesaran prostate pada pria serta orang yang sering mengangkut
barang-barang berat.
Hernia akan meningkat seiring dengan penambahan umur. Disebabkan oleh melemahnya
jaringan penyangga usus atau karena adanya penyangga yang menyebabkan tekanan di
dalam perut meningkat.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Menangis terus
2. Muntah
3. Distensi abdomen
4. Feces berdarah
5. Nyeri bila sudah ditemukan komplikasi
6. Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin,
atau mengedan dan menghilang setelah berbaring
7. Gelisah, kadang-kadang perut kembung
8. Konstipasi
9. Tidak ada flatus

F. PENATALAKSANAAN
Sebenarnya tidak semua hernia harus diOP. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan
kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak/bayi, reposisi spontan dapat
terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah tidak dapat direposisi,
maka satu-satunya tindakan harus dilakukan adalah melalui operasi.
Tindakan bedah pada hernia adalah herniotomi dan herniorafi. Pada bedah efektif, kanalis
dibuka, isi hernia dimasukkan kantong diikat dan dilakukan Bassiny Plasty atau teknik
yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

G. PATHWAY
Terlampir.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka op
2. Resti kurang volume cairan berhubungan dengan input yang kurang adekuat dan
output yang berlebih (muntah setelah op)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka op
4. Resti infeksi berhubungan dengan luka op
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan luka operasi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentang penyakit

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, L.J. 1997. Buku Saku Keperawatan. Edisi VI. Jakarta: EGC.
2. Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta: EGC.
3. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. Jakarta: EGC.
4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai