PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok ekonomi
deskriptif, kelompok teori ekonomi (teori ekonomi mikro dan teori ekonomi
makro) dan kelompok ekonomi terapan. Ekonomi deskriptif adalah ilmu ekonomi
yang mengumpulkan dan menggambarkan keterangan-keterangan tentang
peristiwa ekonomi yang sebenarnya terjadi. Misalnya analisis mengenai
keadaan petani di Sulawesi Tenggara berdasarkan kenyataan yang terjadi.
Teori ekonomi menerangkan tentang bekerjanya sistem-sistem
perekonomian. Dalam hal ini menerangkan sifat-sifat hubungan yang terjadi
dalam perekonomian dan membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi
tentang perubahan suatu variabel akibat berubahnya variabel yang
mempengaruhinya.
Ekonomi terapan adalah bidang ilmu ekonomi yang biasa disebut ilmu
ekonomi kebijaksanaan. Ekonomi terapan menggunakan hasil-hasil pemikiran
dalam teori ekonomi untuk menerangkan deskripsi fakta-fakta yang dikumpulkan
oleh ekonomi deskriptif. Ekonomi terapan menelaah tentang kebijaksanaan yang
perlu ditempuh untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi.
Salah satu peranan teori ekonomi adalah dapat dijadikan landasan dalam
merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi. Bagaimana bentuk
kebijaksanaan yang harus ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi (yang sebenarnya terjadi).
Teori ekonomi mikro (microeconomic theory) atau biasa disebut juga
teori harga (price theory) merupakan pemecahan (disaggregation) dari variabel-
variabel ekonomi makro seperti konsumsi, investasi dan tabungan. Dengan
demikian ekonomi mikro merupakan ilmu ekonomi yang mengkaji bekerjanya
B. Asumsi-asumsi
C. Soal-soal Latihan
1. Sebut dan jelaskan pembagian kelompok ilmu ekonomi!
A. Permintaan
1. Pengertian permintaan dan jumlah barang yang diminta
Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari pada
hubungan di antara harga dan jumlah barang yang diminta konsumen. Atau
dengan kata lain permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta
konsumen pada berbagai tingkat harga.
Jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya barang
yang diminta konsumen pada tingkat harga tertentu.
Untuk membedakan pengertian permintaan dan jumlah barang yang
diminta amatilah tabel dan gambar berikut di bawah ini.
Tabel II.1 : Daftar harga dan permintaan gula pasir
Harga Jumlah Gula Pasir
Rp. 4.000 4 Kg
Rp. 3.000 6 Kg
Rp. 2.000 8 Kg
Rp. 1.000 10 Kg
Berdasarkan daftar harga dan permintaan gula pasir pada tabel II.1
selanjutnya dapat digambarkan kurva permintaannya sebagaimana pada
gambar II.1 di bawah ini.
Pada gambar II.1 tampak bahwa terdapat beberapa titik yaitu titik A
yang menunjukkan jumlah gula pasir yang diminta sebanyak 4 kg pada harga
tertentu yaitu Rp.4.000 per kg. Titik B jumlah gula pasir yang diminta
sebanyak 6 kg pada harga Rp.3.000 per kg. Titik C jumlah gula pasir yang
diminta sebanyak 8 kg pada harga Rp.2.000 per kg. Pada titik D jumlah gula
pasir yang diminta sebanyak 10 kg pada harga Rp.1.000 per kg. Dengan
4.000 A
3.000 B
2.000 C
1.000 D
4 6 8 10 Q
c. Pendapatan konsumen
Secara umum hubungan antara penmdapatan konsumen dengan
permintaan terhadap suatu barang bersifat positif, yaitu makin tinggi
pendapatan, maka permintaan terhadap suatu barang semakin bertambah.
Hal ini dapat berlaku untuk barang yang sifatnya esensial (sangat dibutuhkan
seperti bahan makanan pokok), barang normal (seperti pakaian, sepatu,
berbagai jenis makanan), barang mewah. Namun demikian untuk barang
inferior, misalnya ubi kayu yang inferior terhadap beras jika pendapatan
meningkat, maka permintaan terhadap ubi kayu menurun karena konsumen
akan beralih mengkonsumsi beras.
d. Selera
Selera atau cita rasa konsumen merupakan faktor yang turut
menentukan permintaan terhadap suatu barang. Contohnya, pada awalnya
banyak konsumen yang menyenangi sup ubi, tetapi karena adanya
perubahan selera di mana sebahagian konsumen menyenangi bakso, maka
permintaan terhadap sup ubi berkurang, sedangkan permintaan terhadap
bakso bertambah.
e. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk dapat menentukan permintaan terhadap suatu
barang. Jika jumlah penduduk sedikit, maka kebutuhan beras misalnya,
tentunya relatif sedikit, tetapi jika jumlah penduduk bertambah yang
kemudian diikuti pula dengan peningkatan kesempatan kerja, maka
kebutuhan beras meningkat sehingga permintaan terhadap beras juga
meningkat.
3. Jenis permintaan :
a. Permintaan absolut atau permintaan potensial adalah
permintaan yang didasarkan pada kebutuhan. Jadi permintaan absolut
menggambarkan jumlah barang yang dibutuhkan
b. Permintaan efektif adalah permintaan yang didukung
oleh daya beli. Daya beli seseorang ditentukan oleh dua unsur pokok
yaitu pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang yang
dikehendaki.
Q1 Q4 Q0 Q3 Q2 Q
Selanjutnya, jika harga naik dari P0 menjadi P1, jumlah barang yang
meningkat menjadi Q3 yang ditunjukkan oleh titik B, dan jika harga turun dari
P0 menjadi P2, maka jumlah barang yang diminta turun dari Q0 menjadi Q4
yang ditunjukkan oleh titik C. (Pergeseran kurva permintaan).
B. Penawaran
1. Pengertian penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan
Penawaran menggambarkan keadaan keseluruhan dari pada
hubungan di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan produsen.
Atau dengan kata lain penawaran adalah berbagai jumlah barang yang
dirawarkan produsen pada berbagai tingkat harga.
Jumlah barang yang ditawarkan dimaksudkan sebagai banyaknya
barang yang ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu.
Amatilah tabel dan gambar berikut, kemudian tentukanlah pengertian
penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan.
P S
4.000 D
3.000 C
2.000 B
1.000 A
2 4 6 8 Q
d. Tujuan perusahaan
Pada hakekatnya tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
keuntungan. Namun demikian bisa jadi ada perusahaan yag tidak terlalu
berorientasi pada keuntungan yang terlalu besar, yang perusahaan yang
sudah memperoleh keuntungan, sehingga akan selalu berusaha berproduksi
e. Tingkat teknologi
Penggunaan teknologi yang lebih maju atau modern dapat mengurangi
biaya produksi (efisiensi perusahaan dapat ditingkatkan), produktivitas
meningkat, kualitas barang dapat ditingkatkan dan dapat menciptakan produk
baru, sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan dan penawaran bertambah.
P S1
S0 S2
P1 E3 E1
P0 E0
P2 E2 E4
C. Keseimbangan Pasar
Setelah kita membahas tentang konsep permintaan dan penawaran,
selanjutnya akan dibahas tentang terbentuknya harga pasar (keseimbangan
pasar). Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual secara bersama,
dan keseimbangan tercapai pada harga di mana jumlah barang/jasa yang
diminta konsumen sama dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan produsen.
Pengertian bertemunya pembeli dan penjual adalah kapan saja, di mana saja
dan bertemu secara langsung ataupun tidak langsung, yang penting pada saat
itu telah terjadi kesepakatan harga dan kuantitas antara pembeli dan penjual,
sehingga terjadi transaksi.
3.000 E
2.000 I J
1.000 K L
2 4 6 8 10 Q
Jawab :
a) Fungsi permintaan
Q −Q1 P −P1
=
Q2 −Q1 P2 −P1
Q −121 P −3.000
=
−30 1.000
Q −100 P −3.000
=
35 1.000
3.600 E
167
103 211 Q
D. Soal-soal Latihan
1. Berikan contoh dalam bentuk angka-angka dan buatlah grafiknya guna
membedakan pengertian permintaan dan jumlah barang yang diminta!
2. a. Jelaskan bagaimana hubungan antara harga barang yang bersangkutan
dengan permintaannya!
b. Jelaskan pula bagaimana hubungan antara harga barang yang
bersangkutan dalam kasus pengecualian. Berikan contohnya!
3. Sebut dan jelaskan faktor-faktor non harga yang menentukan permintaan
atas suatu barang!
4. Kemukakan pengertian : a. Permintaan absolut; b. Permintaan efektif.
∆Q / Q ∆Q P
Eh = atau Eh = :
∆P / P ∆P Q
Keterangan :
Q : kuantitas barang yang diminta
P : harga barang yang bersangkutan
∆ : perubahan
Contoh 1 :
Pada saat harga beras (P) Rp.3.000 per kg, jumlah berasr (Q) yang
diminta konsumen sebanyak 20 kg. Ketika harga beras naik menjadi Rp.4.000
per kg (P1), jumlah beras yang diminta turun menjadi 15 kg (Q1). Berdasarkan
data tersebut, maka elastisitas harganya dapat dihitung sebagai berikut :
∆ Q = Q1 – Q
= 15 – 20 = –5
∆ P = P1 – P
= 4.000 – 3.000 = 1.000
− 5 / 20 − 0,25
Eh = 0,33 = − 0,76
1.000 / 3.000
Koefisien elastis harga (Eh) = -0,76 mengandung makna bahwa jika harga
barang naik sebesar 1 satuan, maka permintaan terhadap barang tersebut turun
P1
P0
D
Q1 Q0 Q
Pada gambar kurva permintaan di atas menunjukkan bahwa jarak
antara Q0 ke Q1 sama dengan jarak dari P0 ke P1, artinya bahwa perubahan
kuantitas permintaan sama besarnya dengan perubahan harga.
P1
P0
D
Q1 Q0 Q
Pada gambar kurva permintaan di atas menunjukkan bahwa jarak
antara Q0 ke Q1 lebih lebar dari pada jarak dari P0 ke P1, artinya bahwa
perubahan kuantitas permintaan lebih besar dari pada perubahan harga.
P1
P0
D
Q1 Q0 Q
Pada gambar kurva permintaan di atas menunjukkan bahwa jarak
antara Q0 ke Q1 lebih sempit dari pada jarak dari P0 ke P1, artinya bahwa
perubahan kuantitas permintaan lebih kecil dari pada perubahan harga.
P0 D
Q0 Q
Pada gambar menunjukkan bahwa kurva permintaan berbentuk vertikal
sejajar dengan sumbu P, artinya jika harga naik atau turun kuantitas
permintaan tidak mengalami perubahan atau tetap sebesar Q0.
Elastisitas permintaan sangat penting dalam penentuan kebijakan
ekonomi perusahaan maupun pemerintah. Bagi perusahaan apabila diketahui
sifat kepekaan atau elastisitas permintaan terhadap produksi barang, maka
perusahaan dapat menentukan apakah perlu menambah produksi atau justru
mengurangi produksi dalam kaitannya dengan peningkatan hasil penjualan.
Untuk lebih jelasnya bandingkan hasil penjualan dalam tiga elastisitas di bawah
ini.
Kondisi A
Harga Kuantitas Nilai Elastisitas
(Rp) Permintaan Penjualan
1.000 90 90.000
1,125
1.500 57 85.500
Teori Ekonomi Mikro I 27
Kondisi B
Harga Kuantitas Nilai Elastisitas
(Rp) Permintaan Penjualan
1.000 90 90.000
0,925
1.500 62 93.000
Kondisi C
Harga Kuantitas Nilai Elastisitas
(Rp) Permintaan Penjualan
1.000 90 90.000
1
1.500 60 90.000
Kondisi B
Harga Kuantitas Nilai Elastisitas
(Rp) Permintaan Penjualan
1.000 90 90.000
Kondisi C
Harga Kuantitas Nilai Elastisitas
(Rp) Permintaan Penjualan
1.000 90 90.000
1
600 150 90.000
Keterangan :
Qx : kuantitas barang X yang diminta
Py : harga barang Y
Elastisitas silang dapat dibedakan atas dua jenis barang yaitu elastisitas
silang untuk barang substitusi dan elastisitas silang untuk barang komplementer.
Koefisien elastisitas barang substitusi bernilai positif, sedangkan koefisien
elastisitas silang barang komplementer bernilai negatif.
Koefisien elastisitas sebesar 1,25 mengandung arti bahwa jika harga beras
kepala naik sebesar 1 satuan, maka kuantitas beras dolog yang diminta naik
sebesar 1,25 satuan.
Koefisien elastisitas sebesar 1,2 mengandung arti bahwa jika harga beras
kepala naik sebesar 1 satuan, maka kuantitas beras dolog yang diminta naik
sebesar 1,2 satuan. Demikian sebaliknya.
Semakin besar koesien elastisitas silang, maka semakin dekat
hubungan saling mengganti atau hubungan substitusi antara kedua jenis
barang.
Koefisien elastisitas sebesar 1,6 mengandung arti bahwa jika harga gula
pasir naik sebesar 1 satuan, maka kuantitas teh celup yang diminta turun
sebesar 1,6 satuan. Demikian sebaliknya.
Q1 Q1
Q0 Q0
I0 I1 I I0 I1 I
Kurva Engel pada gambar (a) mempunyai kemiringan yang lebih datar.
Hal ini mengandung arti bahwa perubahan pendapatan konsumen tidak
merubah konsumsi atau permintaan konsumen secara mencolok. Kurav ini
menunjukkan bahwa barang akan tetap dibeli konsumen walaupun pendapatan
rendah, dan ketika pendapatan naik, permintaan ikut naik tetapi kenaikannya
tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan (kenaikannya lebih kecil dari
kenaikan pendapatan). Pada umumnya barang-barang jenis ini adalah berupa
barang kebutuhan pokok.
Selanjutnya pada gambar (b) kurva Engel mempunyai kemiringan yang
agak tegak. Hal ini mengandung arti bahwa kenaikan pendapatan konsumen
Teori Ekonomi Mikro I 35
mengakibatkan kenaikan permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Atau
dengan kata lain bahwa kenaikan permintaan lebih besar dari kenaikan
pendapatan. Pada umumnya barang-barang jenis ini adalah barang-barang
yang termasuk barang mewah bagi konsumen.
B. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran mengukur derajat kepekaan jumlah barang/jasa
yang ditawarkan produsen akibat adanya perubahan harga. Untuk menghitung
koefisien elastisitas penawaran sama dengan rumus yang digunakan dalam
menghitung elastisitas permintaan-harga barang yang bersangkutan.
Perbedaannya terletak pada nilai koefisien elastisitas. Jika koefisien elastisitas
permintaan-harga barang yang bersangkutan bernilai negatif, maka koefisien
elastisitas penawaran bernilai positif. Nilai koefisien elastisitas penawaran yang
positif mengandung arti bahwa jika harga barang/jasa mengalami kenaikan,
maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan produsen juga mengalami kenaikan.
P1
P0
Q0 Q1 Q
P1
P0
Q0 Q1 Q
P1
P0
Q0 Q1 Q
P0 S
Q0 Q
Adapun faktor yang menentukan elastisitas penawaran adalah :
a. Sifat perubahan biaya produksi.
Jika kenaikan penawaran mengakibatkan meningkatnya biaya
produksi dengan sangat tinggi, maka kecenderungan produsen
meningkatkan penawarannya terbatas, sehingga penawarannya tidak elastis.
Sebaliknya jika pertambahan penawaran hanya menaikkan biaya produksi
dalam jumlah yang kecil, maka penawaran akan semakin elastis.
C. Soal-soal Latihan
1. Jika diketahui data harga dan permintaan suatu barang sebagaimana
tabel di bawah ini :
Kasus I Kasus II Kasus III
Harga Jumlah Harga Jumlah Harga Jumlah
(Rp) diminta (unit) (Rp) diminta (unit) (Rp) diminta (unit)
6.000 15 10.000 90 5.000 12
9.000 10 20.000 60 6.300 8
Berdasarkan data di atas :
a. Tentukanlah koefisien elastisitas permintaannya dan kemukakan arti
koefisien tersebut!
b. Bagaimana hubungan elastisitas tersebut dengan hasil penjualan pada
masing-masing kasus?
BAB IV
Teori Perilaku Konsumen
Q
Q3 Q1 Q2
79 - TU
35 -
1 2 3 4 5 6 7 Q
MU
MU
35 -
26 -
18 -
11 -
5-
0 Q
1 2 3 4 5 6 7
B. Pendekatan Indifference Curve
U3
U1 U2
B X
Pada gambar di atas kepuasan konsumen ditunjukkan oleh kurva
indiferensi U1, U2, U3. Kurva indeferensi yang semakin jauh dari titik nol
menunjukkan tingkat kepuasan konsumen yang semakin tinggi. Dengan
demikian kepuasan konsumen pada U2 lebih tinggi dari pada U1, dan kepuasan
konsumen pada U3 lebih tinggi dari pada U2. Setiap titik yang ada pada kurva
indiferensi tersebut menunjukkan kombinasi konsumsi atas barang X dan Y yang
dapat memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen.
Konsumen di dalam mencapai kepuasan maksimum tersebut dibatasi oleh
anggaran (pendapatan) yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam menganalisis
kepuasan konsumen dalam kurva indeferensi perlu ditambah garis anggaran
konsumen (Budget Line) sebagaimana yang ditunjukkan oleh garis BB. Jadi
Kepuasan maksimum bagi konsumen ketika kurva indiferensi menyinggung
garis anggaran BB, yaitu pada U2.
Pada kurva U1 konsumen memiliki kepuasan yang sama dalam
mengkonsumsi berbagai kombinasi X dan Y, tetapi konsumen belum mencapai
kepuasan maksimum, karena masih ada kepuasan yang lebih tinggi yang dapat
dicapainya berdasarkan anggaran yang tersedia baginya pada U2 (garis
anggaran BB). Sedangkan pada U3, konsumen tidak mencapai kepuasan
maksimum walaupun kurva U3 tersebut menunjukkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi, karena anngaran konsumen (BB) tidak dapat mencapai U3.
By’
By
a c
Y1
b
U2
U1
X 1 X2 X3 Bx Bx’ X
Y
’
By
By
a b
U2
U1
Teori Ekonomi Mikro I 47
X 1 X2 Bx X
U1
X1 X2 Bx X
Y2 b
U2
Y1 a
U1
’
X 1 X2 Bx Bx X
3. Perubahan harga barang Inferior (non giffen)
Gambar IV.8 : Pengaruh perubahan harga barang inferior (non giffen)
terhadap kepuasan konsumen
Y
By
c
a
b U2
U1
’
X 1 X3 X2 Bx Bx X
By
c
U2
a
b
U1
’
X 3 X1 X2 Bx Bx X
4. Perubahan pendapatan
Gambar IV.10 : Pengaruh perubahan pendapatan terhadap kepuasan
konsumen (barang normal)
Y
’
By
U2
U1
’
X1 X2 Bx Bx X
By
U2
U1
’
X 1 X2 Bx Bx X
Bila barang X merupakan barang inferior terhadap Y, maka kenaikan
pendapatan mengakibatkan turunnya permintaan terhadap X, dan sebaliknya
permintaan terhadap Y mengalami kenaikan. Kepuasan konsumen akan
bergeser dari U1 ke U2.
C. Fungsi Produksi
Dalam membahas teori produksi masalah yang sering mendapat
perhatian adalah jumlah output selalu ditentukan oleh faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dan tingkat (dan kombinasi) faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi. Dalam
bentuk persamaan, suatu fungsi produksi dapat dinyatakan dengan : Q = f(X1,
X2, X3, ..........., Xn)
Di mana Q adalah tingkat produksi, sedangkan X1, X2, X3, ........, Xn adalah
berbagai faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Sifat dari suatu fungsi produksi diasumsikan tunduk pada hukum : The Law of
Diminishing return, yang menyatakan bahwa bila satu macam faktor produksi
ditambah penggunaannya, sedangkan faktor produksi lainnya adalah tetap,
maka tambahan produksi yang dapat dihasilkan dari setiap tambahan satu unit
faktor produksi, pada awalnya akan meningkat, akan tetapi bila faktor produksi
variabel tersebut ditambah terus menerus, maka tambahan produksi akan
mengalami penurunan.
32
27
TP
16
I II III
X
Q
12
AP
2 3 4 X
E. Soal-soal Latihan
1. Jelaskan dan berikan contoh pengertian :
a. Faktor produksi, Faktor produksi tetap, faktor produksi variabel
b. Produksi
c. Fungsi produksi.
2. Jelaskan apa yang dimaksud :
a. Produksi dengan proporsi tetap
b. Produksi dengan proporsi yang berubah-ubah
3. Bila diketahui fungsi produksi perusahaan XYZ adalah : Q = 15X2 – 2X3
Di mana Q adalah jumlah produksi dan X adalah tenaga kerja.
Tentukanlah :
a. Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat marginal product
maximum, serta besarnya marginal product, average product dan total
product.
b. Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat average product
maximum, serta besarnya average product, marginal product dan total
product.
c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada saat total product
maximum, serta besarnya total product, marginal product dan average
product.
d. Gambarkan grafiknya.
Inti dari teori biaya sebenarnya merupakan kumpulan dari penalaran dan
penjelasan lain yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menjelaskan
perilaku biaya. Yang dimaksud dengan biaya dalam pengertian ekonomi adalah
semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang/jasa agar siap
dikonsumsi konsumen. Dalam analisis kita, tidak perlu dibedakan antara biaya
produksi dan biaya pemasaran, karena dua alasan : pertama, fokus
1. Klasifikasi biaya
Biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah biaya variabel total
(TVC) dibagi dengan jumlah produksi (Q) yang dihasilkan perusahaan, atau :
TVC
Average variable cost (AVC) =
Q
Biaya total rata-rata (average cost) adalah biaya total (TC) dibagi dengan
jumlah produksi (Q) yang dihasilkan perusahaan, atau :
Teori Ekonomi Mikro I 64
TC
Average cost (AC) =
Q
3
3 9 10.000 19.000 29.000 1.111,1 2.111,11 3.222,22 1.500
1
4 14 10.000 25.000 35.000 714,29 1.785,71 2.500 1.200
5 18 10.000 31.000 41.000 555,56 1.722,22 2.277,78 1.500
6 21 10.000 37.000 47.000 476,19 1.761,90 2.238,09 2.000
7 23 10.000 43.000 53.000 434,78 1.869,57 2.304,35 3.000
8 24 10.000 49.000 59.000 416,67 2.041,67 2.458,33 6.000
FC
Output
Rp.
MC
AC
AVC
Rp.
SRAC0 SRAC4
SRAC3 LRAC
SRAC1 SRAC2
Jadi penggunaan input (X) akan optimum bila MVP = MIC atau MR = MC.
Bila Produksi telah mencapai produksi optimal, maka yang perlu dilakukan
oleh produsen bukanlah hanya menambah input X, tetapi juga menambah input-
input lainnya yang dianggap konstan, misalnya menambah mesin atau luas
areal tanah (untuk sektor pertanian).
Gambar VI.3 : Hubungan nilai produksi, biaya input dan keuntungan
TIC
Rp.
32
TVP
3 FC
4 5 6 X
Ari Sudarman, 1994. Teori Ekonomi Mikro Jilid I. BPFE- UGM, Yogyakarta.
C.E. Ferguson and JP. Gould, 1997. Microeconomic Theory. Homewood, Illinois.
Roger LeRoy Miller dan Roger E. Meiner, 1997, Teori Ekonomi Mikro
Intermadiate, Erlangga, Jakarta.