Anda di halaman 1dari 1

Anjar Priandoyo

Mie sedap vs Indomie


with 52 comments

Apa kata mereka tentang persaingan Mie Sedap vs Indomie

Rhenald Kasali, pakar pemasaran: “Manajemen Indomie harus meningkatkan


kewaspadaan karena Mie Sedap melakukan promosi sangat agresif. Gebrakannya luar
biasa, harganya pun di bawah Indomie, ditambah keunggulan-keunggulan lain. Saya rasa
persaingan pasar mi instan akan semakin ketat” Dikutip Media Indonesia 12 Januari
2005.

Eva Riyanti Hutapea, Dirut & CEO Indofood: “Meski terjadi penurunan penguasaan
pasar, namun divisi mi instan tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6%
menjadi Rp4,5 triliun dibanding Rp4,2 triliun pada periode yang sama 2002. Kenaikan itu
antara lain dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata. Selain itu, hingga saat ini
divisi mi instan tetap dapat mempertahankan volume penjualannya sebesar 7,3 miliar
bungkus. Masih dikutip oleh media yang sama

Pakar Kuliner*): “Hmmm, rasa Mie Sedap yang maknyes bergairah mantep di lidah
orang Jawa Timur. Mie Sedap #1 di Jatim, Indofood baru merajai di Jabotabek aja,
daerah Timur kita yang pegang”

Advertising Agency*): “Boleh boleh mau pake Band Jawatimur (red: Padi) -yang dah ga
laku itu-, boleh-boleh aja mau pake Titi Kamal juga boleh. Lihat aja, next marketingnya
campaignnya diadu deh!”

Om liem think**): Alah ribut lu pade, profit Indomie tuh cuman 3% dari profit
Indofood Group. Mau Mie Sedap kek, mau Kare kek, mau apaan kek. Terigunya lu ambil
dari mane, minyak gorengnya lu ambil dari mana?

Auditor think: Tenang Om Liem, tenang, CPO lagi naek nih. Biarin aja mereka ribut-
ribut analisa, kita mau nanem lagi nih di Afrika. Tanah aluvial di Sumatra kita termasuk 3
besar yang pegang. Gimana Om, lagian Indofood tower di Sudirman kan dah mau buka
juga Om.

Anda mungkin juga menyukai