B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah ”Adakah hubungan pijat bayi terhadap kenaikan berat
badan bayi di RB Ida, Kecamatan Andong, Boyolali ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi
di RB Ida, Kecamatan Andong, Boyolali
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui frekuensi pijat bayi di RB Ida, Kecamatan Andong,
Boyolali
b. Mengetahui kenaikan berat badan bayi setelah dipijat di RB Ida,
Kecamatan Andong, Boyolali
c. Menganalisis hubungan pijat bayi dengan kenaikan berat badan bayi
di RB Ida, Kecamatan Andong, Boyolali
d. Manfaat Penelitian
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian di harapkan dapat menambah wawasan mengenai
pijat bayi hubungannya dengan kenaikan berat badan bayi di RB Ida,
Kecamatan Andong, Boyolali
4. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan tambahan referensi,
khususnya mengenai hubungan pijat bayi dengan kenaikan berat badan
bayi di RB Ida, Kecamatan Andong, Boyolali mengingat masih
terbatasnya referensi yang tersedia.
5. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dengan penelitian ini di harapkan dapat menambah masukan bagi
pelayanan kesehatan terutama kebidanan untuk dapat menambah
pengetahuan dan ketrampilan dalam hal pemijatan bayi.
D. Keaslian Penelitian
Nama Judul Metode dan Hasil Perbedaan
variabel penelitian
Ajeng Faizati Hubungan Jenis Hasil Perbedaan
Frekuensi penelitiain penilitian tempat diteliti
Pijat Bayi menggunakan menunjukkan yaitu di RB
dengan Berat survay adanya Ida, Desa
Badan Bayi analitik 35 hubungan Andong,
Usia 4 – 6 bayi, teknik yang Kabupaten
bulan di BPS pengambilan signifikan Boyolali, dan
Lestari, sampel frekuensi pijat juga waktu
Boyolali menggunakan bayi dengan penelitian
teknik total kenaikan berat Maret 2010
sampling, badan bayi
metode usia 4-6
pendekatan bulan, dimana
cross nilai x = 7,420
sectional dengan p
analisa data value 0,029
menggunakan lebih kecil
uji statistik dari nilai
chi square α 0,05
pada taraf
signikansi 95
%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pertumbuhan Berat Badan Bayi
Bayi-bayi yang lahir dengan berat badan rendah, akan lebih cepat
bertambah berat badannya, seakan mengejar ketinggalannya, dan pada
saat usianya mencapai 5 bulan maka beratnya mencapai 6 kg. Bayi bayi
yang besar pada waktu lahir sering tumbuh lambat, selama 3 bulan
pertama berat badan bayi rata-rata 70 gram/bulan. Pada usia 4-6 bulan
berat badannya bertambah 600 gram/bulan. Pada usia 7-9 bulan
pertambahan berat badannya hanya 400 gram saja perbulan. Pada usia 10-
12 bulan pertambahan berat badannya rata-rata 300 gram perbulan atau 3
kali berat badan saat lahir. Pertambahan berat badan pada tahun kedua
hanya 200-250 gram/bulan saja. Pertambahan ini akan sangat dipengaruhi
oleh banyaknya makanan dan keaktifan pencernaan, jenis makanan dan
lain-lain4
Menurut beberapa peneliti, seorang bayi yang waktu kecilnya sangat
gemuk cenderung tetap gemuk seumur hidup mereka. Jika seorang
menjadi gemuk, bukan berarti sel-sel tubuhnya penuh lemak, tetapi karena
sel sel lemaknya yang bertambah dan berlipat ganda. Sebagian masyarakat
berpendapat, bahwa bayi yang gemuk sangat lucu, menarik dan
menggemaskan. Padahal anggapan seperti ini keliru, Anak yang terlalu
gemuk tidak selalu anak yang sehat. Segera setelah bayi menunjukkan
tanda-tanda ia terlalu gemuk, dokter mungkin akan membatasi diet lemak
dan karbohidratnya serta menggantinya dengan buah dan sayuran. Lemak
dan susu bisa dikurangi dengan mengganti susu yang dikonsumsi dengan
susu rendah lemak5
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan atau secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang
optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju masih sering
diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor
genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh
kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat
menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. 6
Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom, seperti Sindrom Down, sindrom Turner, dll.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan yang berperan pada proses pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak dapat beraneka ragam, antara lain tempat
tinggal, lingkungan pergaulan, sinar matahari yang di terima,tinngkat
kesehatan orang tua, tingkat emosi, latihan fisik dan yang paling
utama adalah status gizi (BB/U) 7
Bayi yang mendapat asupan gizi yang seimbang baik kualitas
dan kuantitasnya, meliputi air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral, akan memperoleh energi yang cukup untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Bayi yang bersangkutan akan memperoleh
protein yang sangat berguna untuk pembelahan sel tubuh, memperoleh
vitamin yang cukup untuk kelancaran metabolisme tubuh, dan akan
memperoleh cukup mineral untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kecukupan gizi ini secara keseluruhan akan membuat pertumbuhan
anak menjadi optimal. 8
Berat badan merupakan salah satu tolok ukur untuk menentukan
tingkat kesehatan anak. Oleh karena itu, setiap bayi yang lahir harus
ditimbang. Berat badan akan menggambarkan komposisi tubuh bayi
secara keseluruhan melalui dari kepala, leher, dada, perut, tangan, dan
kaki. Berat badan bayi yang rendah sejak lahir menunjukkan kondisi
bayi yang kurang sehat. Sebaliknya, jika berat badan bayi
menunjukkan kisaran pola standar, dapat dipastikan bayi dalam
keadaan sehat.
Jika berat badan bayi kurang dari kisaran standar, makanan yang
diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun kandungan gizinya
(untuk anak berumur 4 atau 6 bulan ke atas). Selain itu, orang tua
harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan
memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat
mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin
diderita anak. Menurut Standar berat badan bayi usia 0-12 bulan dapat
dilihat pada tabel.1 dibawah ini : 9
Tabel 1
Panduan Perkembangan Anak 0-1 Tahun seperti:
Usia Bayi ( Bulan ) Berat Badan ( Kg )
0 2,7 - 3,0
1 3,4 - 4,0
2 4,0 - 4,7
3 4,5 - 5,4
4 5,0 - 6,0
5 5,5 - 6,5
6 6,0 - 7,0
7 6,5 - 7,5
8 6,8 - 8,2
9 7,3 - 8,5
10 7,6 - 9,0
11 8,0 - 9,5
12 8,2 - 9,7
3. Pijat Bayi
a. Pengertian pijat bayi
Pijat adalah seni Perawatan Kesehatan dan Pengobatan yang di
praktekkan sejak berabad-abad silam.10 Pijat adalah terapi sentuhan
paling tua dan warisan tradisional yang turun temurun. Pada bayi,
pemijatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jalinan
komunikasi dan kedekatan dengan orang tua. Seni sentuhan ini dapat
memberikan rasa nyaman dan relaksasi bagi si kecil.11 Sedangkan
definisi pijat ditinjau dari segi kesehatan yaitu sentuhan tangan
manusia yang merupakan salah satu alat yang sangat efektif dalam
menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi stress dan memacu
12
relaksasi. Pijat bayi adalah kebersamaan dan saling bersentuhan
secara fisik dan emosi. 13
b. Manfaat pijat bayi pada bayi
Manfaat pijat bayi antara lain : 14
1). Meningkatkan berat badan bayi dan pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat
badan 1.280 dan 1.176 gram ) yang di pijat 3 x 15 menit selama 10
hari, mengalami kenaikan berat badan perhari 20 %- 47 % lebih
banyak dari yang di pijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang
berusia 1 sampai 3 bulan, yang di pijat 15 menit, 2 kali seminggu
selama 6 minggu di dapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari
kontrol. Dr. Jenny Swcliffe dalam Roesli (2007) mengemukakan
bahwa bayi-bayi yang di pijat secara teratur sejak lahir sering
memperoleh peningkatan berat badan yang lebih cepat dari lainnya
mungkin karena pijatan merangsang produksi hormon-hormon
pertumbuhan. 15
2). Meningkatkan daya tahan tubuh
Pemijatan dapat meningkatkan kekebalan tubuh, dan dengan
pijat dapat meningkatkan toksisitas sel pembunuh alami.
Penelitian terhadap penderita HIV yang di pijat sebanyak 5 kali
dalam seminggu selama 1 bulan, menunjukkan terjadinya
peningkatan jumlah dantoksisitas sel pembunuh alami (natural
killer cells). Hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS. 16
3). Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap
Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak.
Umumnya bayi yang di pijat akan tertidur lebih lelap,
meningkatkan alertness atau konsentrasi. Perubahan ini terjadi
dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan
gelombang beta serta tetha yang dapat di buktikan dengan
penggunaan EEG (Elektro Enchepalogram). 17
4). Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua dan anak (bonding)
akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang di antara
keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah
dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih
secara timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak
untuk secara potensial menjadi anak berbudi pakerti baik dan
percaya diri. 18
5). Meningkatkan produksi ASI
Teknik pemijatan bayi yang tepat akan meningkatkan
beberapa hormon saluran cerna. Oleh sebab itu bayi akan cepat
lapar dan sering minum ASI. Ibu yang memijat bayinya mampu
memproduksi ASI peras lebih banyak di bandingkan kelompok
kontrol (Cynthia Mersmann). Pada saat menyusui bayinya, mereka
merasa kewalahan karena ASI terus menerus menetes dari
payudara yang tidak di susukan. Jadi, pijat bayi dapat
meningkatkan volume ASI peras sehingga periode waktu
pemberian Asi secara eksklusif dapat di tingkatkan. 19
Kini para pakar telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat
pada bayi banyak manfaatnya. Terapi sentuh, terutama pijat
menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat di
ukur secara ilmiah, antara lain pengukuran kadar ludah, kadar
hormon/eatecholamine air seni, dan pemeriksaan EEG (Electro
Enchepalogram/ gambaran gelombang otak). Walau masih perlu
penelitian lebih lanjut, namun penemuan-penemuan yang telah di
hasilkan sudah menjadi dasar di lakukannya pijat bayi secara rutin
untuk mempertahankan kesehatan bayi. Apalagi karena pijat bayi
murah, mudah dan sudah biasa di lakukan di Indonesia sehingga
bukan merupakan hal yang baru bagikultur kita. Pijat bayi ini
mempunyai efek biokimia dan efek fisik atau klinis bagi tubuh bayi . 20
Efek biokimia yang positif dari pijat bayi antara lain : 21
1). Menurunkan hormon kadar stres ( catecholamine )
2). Meningkatkan kadar serotonin
Efek fisik atau klinis dari pijat bayi antara lain :
1). Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas ( sel
pembunuh alami )
2). Mengubah gelombang otak secara positif
3). Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan
4). Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
5). Meningkatkan kenaikan berat badan
6). Mengurangi depresi dan ketegangan
7). Meningkatkan kesiagaan
8). Membuat tidur lelap
9). Mengurangi rasa sakit
10). Mengurangi kembung dan kolik dan sakit perut
11). Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya
(bonding)
12). Meningkatkan volume ASI
g. Memencet kuping
Pegang bagian luar telinga bagian atas dengan jari
telunjuk dan ibu jari. Dari posisi ini, buat gerakan memutar
ke bawah ke arah ujung luar cuping telinga.
h. Memencet dagu
Dimulai di tengah dagu, pegang daging di tengah
dagu dengan ibu jari dan telunjuk, tekan lembut. Ulangi
sepanjang garis rahang bawah ke telinga, kemudian di sisi
lain dagu. Alternatifnya, pijat lembut kedua sisi dagunya
bergantian menggunakan dua tangan.
i. Membelai kepala
Ulangi langkah pijat kepala untuk mengakhiri pijat
kepala dan wajah.
Bagian depan tubuh bayi
1. Lengan dan tangan
a. Usapkan sejajar di bagian dada
Letakkan telapak tangan anda di bagian perutnya
dengan jari-jari menunjuk ke atas. Urutkan ke dua
tangan ke bagian atas dada terus ke bahu. Putarlah jari-
jari anda di atas bahu dan usap ke arah luar memegang
bagian atas lengan.
b. Usapkan sepanjang tangan
Usap lengan dan tangan, kemudian tariklah jari-
jarinya. Pastikan ke dua tangan anda bekerja bersamaan.
Terkadang bayi anda tidak dapat meregangkan
tangannya. Ketika ototnya rileks anda dapat
menambahkan tekanan usapan untuk menguatkan
lengannya. Lakukan langkah 1 dan 2 sebanyak tiga
sampai 4 kali atau sampai lengannya lurus sebentar.
c. Melenturkan tangan
Buatlah lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari
anda memutar di lengan kanan bayi anda. Pada bayi
yang lebih tua, letakkan tangan andapada bagian atas
tangannya dan genggam seluruhnya. Tekan lembut
dengan arah berlawanan. Pergunakan minyak
secukupnya agar memudahkan jari atau tangan anda
bergerak lembut di seluruh tangannya. Lakukan gerakan
ini dan tariklah dengan lembut pada waktu bersamaan.
Berhenti pada pergelangan dan tariklah tangannya
dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri anda.
Kemudian pindahlah ke bagian kiri tangannya. Lakukan
ini 2 kali pada setiap lengan.
d. Meregangkan tangan
Pegang telapak tangan bayi anda menghadap ke
atas. Usap telapak tangannya dari bagian dasr terus ke
jari-jari dengan ibu jari anda secara bergantian. Lakukan
hal ini sekali lagi kemudian ulangi pada tangan satunya.
e. Menarik jari-jari
Peganglah pergelangan tangan bayi dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Anda dapat meletakkan ibu
jari dan telunjuk secara bebas di bagian dasar jari-
jarinya. Tariklah jarinya sampai ke ujung kuku dan
remas dengan lembut.Tarik lembut jari satu kali dan
ulangi pada tangan yang lainnya.
2. Dada
a. Bergerak melingkar puting susu
Letakkan dua jari pertama setiap tangan anda di
bagian tengah dadanya, yakni antara putingnya. Gerakan
ke dua jari ke atas dada dan ke luar puting, memutari
puting kemudian kembali ke posisi semula. Lakukan
beberapa kali.
A. Kerangka Teori
Diagram 1
Kerangka Teori
Kenaikan berat badan bayi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik
dan lingkungan. Faktor genetik tidak akan bisa dirubah dengan perlakuan
apapun karena sifatnya adalah bawaan atau carier dari orang tua atau nenek
moyangnya. Faktor yang bisa dirubah atau direkayasa adalah faktor
lingkungan/ fatkor lingkugan dalam peningkatan berat badan bayi ada
berbagai macam salah satunya adalah dengan perlakuan pijat bayi untuk
memebrikan efek relaksasi dan melancarkan peredaran darah sehingga
pertumbuhan bayi akan meningkat.
B. Kerangka Konsep
Diagram 2
Kerangka Konsep
Penimbangan
bayi untuk
- Pijat Bayi Berat Badan Bayi
mengetahui
tumbuh kembang
Pada kerangka konsep di atas bahwa pijat bayi merupakan salah
satu cara dalam usaha meningkatkan berat badan bayi yang diketahui
melalui penimbangan bayi. Hasil penimbangan bayi tersebut setelah
melakukan pijat bayi adalah besarnya peningkatan berat badan bayi
setelah dilakukan pijat bayi.
B. Hipotesis
Ha : Ada hubungan pijat bayi dengan pertambahan berat badan bayi
Ho : Tidak ada hubungan pijat bayi dengan pertambahan berat badan bayi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, yaitu
meneliti hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan
suatu gejala atau keadaan. Metode pendekatan menggunakan cross sectional
yaitu metode pengambilan data yang dilakukan pada waktu yang bersamaan.
Tujuan metode ini diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif
cepat.34.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu35.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel , yaitu variable bebas
dan variable terikat sebagai berikut :
- Variabel bebas : pijat bayi
- Variabel terikat : kenaikan berat badan bayi
C. Definisi Operasional
1. Pijat Bayi :
a. Definisi Operasional :
Kegiatan yang di lakukan responden dalam memberikan terapi
sentuhan dari tangan manusia pada bayinya dengan maksud
menghilangkan sakit pada tubuh atau yang dapat memberikan rasa
nyaman pada bayi yang dilakukan berulang – ulang
b. Metode pengukuran : wawancara
c. Alat pengukuran : Kuesioner
d. Kategori : Ambil data Januari –
Maret 2010 (3 bulan)
Aturan yang baik pijat bayi minmal 1 bulan
sekali. Jadi kategori pijat bayi pada
penelitian ini adalah
- - Tidak pernah (3 bulan tidak melakukan
pijat bayi)
- Kadang-kadang (< 2 kali dalam bulan
Januari – Maret 2010)
- Rutin/ sering (tiap bulan yaiu Januari –
Maret 2010)
e. Skala pengukuran : Ordinal
2. Kenaikan Berat badan Bayi
a. Definisi Operasional
Jumlah atau ukuran pada bayi hasil penimbangan yang dinyatakan
dalam ukuran berat (kg) dibandingkan dengan standar berat badan
bayi berdasarkan usia sebagai berikut :
o Usia 4 bulan = 5,0 - 6,0 Kg
o Usia 5 bulan = 5,5 - 6,5 Kg
o Usia 6 bulan = 6,0 - 7,0 Kg
b. Metode yang digunakan : observasi
c. Alat yang digunakan `: kuesioner, timbangan anak/
bayi
d. Kriteria pengukuran :
o Baik, bila berat kenaikan badan bayi sesuai standar
o Kurang baik, bila kenaikan berat badan bayi tidak sesuai standar
e. Skala pengukuran : Nominal
X2 =∑
k
( fo − fh ) 2
i =1 fh
Keterangan :
X2 = chi square
fo = frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Untuk memudahkan dalam perhitungan dengan chi square, maka
digunakan Komputer program SPSS for window versi 16.0 Taraf
signikansi yang digunakan adalah 95 % dengan tingkat kesalahan α 0,05.
Apabila hasil perhitungan didapatkan nilai X2hitung lebih kecil dari
X2tabel dan p value > dari alpha, maka hipotesa nol (Ho) diterima dan Ha
ditolak. Interpretasinya adalah tidak ada hubungan antara pijat bayi,
dengan kenaikan berat badan bayi di Desa Duwet, Kecamatan Andong,
Kabupaten Boyolali.
Sebaliknya bila X2hitung lebih besar dari X2tabel dan p value < dari alpha,
maka hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.
Interpretasinya adalah ada hubungan antara pijat bayi, dengan kenaikan
berat badan bayi di Desa Duwet, Kecamatan Andong, Kabupaten
Boyolali.
DAFTAR PUSTAKA
1
Roesli, U. 2004. Pedoman Pijat Bayi, Trubus Agrowida. Jakarta.
2
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
3
Roesli, U. 2004. Pedoman Pijat Bayi, Trubus Agrowida. Jakarta.
4
Anonim. 2008. Pertumbuhan Berat Badan Bayi, www. Info- Bunda. com posting 04/13/2009 ; 12 :
43 WIB
8
Departemen Kesehatan RI. 2005. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun ( Balita ), Jakarta.
9
Anonim. 2008. Pertumbuhan Berat Badan Bayi, www. Info- Bunda. com posting 04/13/2009 ; 12 :
43 WIB
10
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
11
Anonim. 2006. Sehatnya Dipijat, www.medicastore. com. Posting 17/06/2007 ; 05.45 WIB
12
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
13
Bainbridge, N. & Heath, A. 2007. Baby Massage ( Kekuatan Menenangkan Dari Sentuhan, Dian
Rakyat, Jakarta.
14
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
15
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
16
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
17
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
18
Bainbridge, N. & Heath, A. 2007. Baby Massage ( Kekuatan Menenangkan Dari Sentuhan, Dian
Rakyat, Jakarta.
19
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
20
Bainbridge, N. & Heath, A. 2007. Baby Massage ( Kekuatan Menenangkan Dari Sentuhan, Dian
Rakyat, Jakarta.
21
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
22
Rosalina, I. 2007. Fisioligi Pijat Bayi, Trikarsa Multi Media dan Johnson & Johnson Indonesia,
Bandung.
23
Sutcliffle, J. 2002. Baby Bonding Berikan Permulaan Yang Aman Untuk Awal Kehidupan Anak Balita,
Tatramedia Dan Restu Agung, Jakarta.
25
Roesli, U. 2005. Pedoman Pijat Bayi Prematur Dan Bayi Usia 0 – 3 Tahun, Trubus Agrowida,
Jakarta.
27
Roesli, U. 2005. Pedoman Pijat Bayi Prematur Dan Bayi Usia 0 – 3 Tahun, Trubus Agrowida,
Jakarta.
33
Roesli, U. 2005. Pedoman Pijat Bayi Prematur Dan Bayi Usia 0 – 3 Tahun, Trubus Agrowida,
Jakarta.
34
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta. Jakarta.
35
37
Notoadmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
38
Notoadmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.