Anda di halaman 1dari 1

KOMPONEN BIAYA JUAL BELI TANAH

Komponen biaya jual beli tanah boleh jadi merupakan salah satu hal yang membuat beberapa orang
kesulitan atau kurang terbiasa dengan jual beli properti ini. Ketika kita hendak membeli sebuah
kendaraan bermotor, kita tinggal membawa uang sesuai harga motor tersebut dan besoknya bisa
mengendarai motor tersebut alias dalam beberapa menit saja motor tersebut sudah menjadi milik
kita. Tapi lain motor lain pula tanah. Untuk melakukan jual beli tanah, kita tidak cukup hanya
membayarkan harga tanahnya saja, karena ada biaya2 dan pajak-pajak yang menyertainya.
Setidaknya ada beberapa komponen biaya yang harus terpenuhi ketika kita melakukan jual beli
tanah. Komponen biaya dan pajak tersebut antara lain;

1. Pajak Penjual

Pajak penjual adalah pajak yang dipungut oleh negara kepada penjual tanah. Besarnya pajak penjual
ini adalah 5% dari nilai transaksi atau dari NJOP (lihat pengertian NJOP) tanah yang sedang dijual,
diambil mana yang tertinggi.

2. Pajak Pembeli

Hampir sama dengan pajak penjual, hanya saja pajak pembeli ini dikenakan kepada pembeli dan
besarnya pajak yang musti diberikan oleh pembeli adalah 5% x (nilai transaksi atau NJOP (diambil
mana yang tertinggi) - NJOPTKP)
Catatan = NJOPTKP adalah singkatan dari Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak. Besarnya NJOPTKP
di beberapa daerah menurut sebagian kantor notaris yang saya temui berbeda-beda.

3. PBB

Pajak Bumi dan Bangunan dari tanah yang bersangkutan harus lunas sebelum dilakukan transaksi.

4. Biaya notaris / biaya balik nama

Ini adalah biaya jasa bagi notaris yang membantu menguruskan proses balik nama ini. Di notaris
yang saya temui menetapkan besarnya biaya notaris adalah Rp 1juta jika transaksi dibawah 100juta.
Atau 1% dari nilai transaksi jika transaksi diatas Rp 100juta.
Terkadang dalam transaksi jual beli, terjadi kesepakatan untuk membebankan biaya-biaya diatas
kepada salah satu pihak. Biasanya kata-kata yang cukup populer dalam hal ini adalah "saya bayar
segitu sudah bersih". Artinya si pembeli tidak ingin menanggung keempat komponen biaya diatas
(alias dibebankan kepada penjual). Atau "saya pengin terimanya segini, bersih" artinya penjual ingin
membebankan biaya-biaya diatas kepada pembeli. Atau yang terkadang dianggap menjadi jalan
tengah adalah biaya-biaya dibagi dua. Apakah hal-hal diatas legal? Well, sejauh pengalaman saya
dalam bertransaksi tanah, tidak ada notaris yang memperingatkan atau melarang. Lagipula,
bukankah jual beli itu atas dasar "keridhoan" dari kedua belah pihak?
Informasi diatas saya rangkum dari berbagai buku dan kantor notaris yang saya temui. Jika anda
mempunyai "temuan" yang berbeda, mohon dituliskan di bagian komentar dibawah ini untuk
menambah wawasan kita bersama. Saya berharap semoga ulasan mengenai komponen-komponen
biaya jual beli tanah diatas dapat berguna bagi anda.

Anda mungkin juga menyukai